You are on page 1of 26

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DEWAN KOMISARIS,

KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN


TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

Oleh

ANNISA
2008/05243

PRORGAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Maret 2013
PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DEWAN KOMISARIS,
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)
Annisa
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email : annisa0707@gmail.com

Abstract
This research aimed to examine: 1). Influence of educational background commissioner to
financial statement integrity 2). Influence institutional ownership to financial statement
integrity 3). Influence the size of firm to financial statement integrity.
This research considered causative research. The population in this research is
manufacturing company that listed on the Indonesia stock exchange from 2008 to 2010.
Sampling was done by purposive sampling method,and obtained 38 samples of
manufacturing company. Analysis of the data used multiple linear regresion.
The result of the test showed that: 1) educational background commissioner have impact
positive significant to financial statement integrity. 2) institutional ownership has not positive
significant to financial statement integrity, 3) the size of firm does not positive significant
effect to financial statement integrity
In this research suggested: 1). Company should rekruit the employee and direction are expert
in their jobs, so that the financial statement integrity can be achieved and matc with investor
needs, and other users of financial statement 2). For investor are advise to gather all the
information and relating references with the condition of company that will be the place to
invest. In this case important to do, so the risk of the investment can be minimized and the
benefit can be optimized 3). For the next researcher suggested to doing research about other
influence, such as the audit quality and the commissioner work experience.

Keywords: Financial Statement Integrity, Educational Background Commissioner,


Institutional Ownership, and The Size of Firm

1. PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan catatan


mengenai informasi keuangan suatu
Setiap proses pengambilan keputusan perusahaan pada suatu periode akuntansi
selalu menggunakan informasi sebagai yang dapat digunakan untuk menggambarkan
bahan pengolahan keputusan. Informasi kinerja suatu perusahaan (Kasmir, 2011).
yang digunakan dalam pengambilan Laporan keuangan yang disusun berdasarkan
keputusan tergantung pada kedudukan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri
pengambilan keputusan. Bila pengambil dari laporan laba rugi, neraca, laporan
keputusan adalah pihak intern (manajemen) perubahan modal dan laporan arus kas.
perusahaan, informasi dominan yang Kasmir (2011) mengemukakan bahwa
digunakan adalah informasi akuntansi laporan keuangan yang berkualitas yaitu
manajemen sebaliknya pengambilan laporan keuangan yang sesuai dengan
keputusan oleh pihak ekstern, informasi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
yang dominan digunakan adalah informasi dan bebas dari tindakan atau kegiatan yang
akuntansi keuangan. Informasi akuntansi dilakukan dan disengaja oleh pihak
keuangan disampaikan kepada pihak ekstern manajemen perusahaan agar laporan
perusahaan dalam bentuk laporan keuangan.

1
keuangan tersebut memiliki integritas yang komisaris dalam bidang akuntansi atau
tinggi. keuangan merupakan salah satu karakteristik
Integritas laporan keuangan dewan komisaris. Dewan komisaris
menunjukkan informasi yang benar, jujur, seharusnya memiliki kemampuan dalam
akurat serta bebas dari tindakan atau kegiatan akuntansi atau keuangan yang memadai agar
yang dilakukan dan disengaja oleh pihak mereka bisa melakukan pengawasan yang
manajemen perusahaan dalam memanipulasi lebih efektif dalam proses pembuatan laporan
angka-angka akuntansi yang terdapat dalam keuangan, dewan komisaris yang memiliki
laporan untuk menyesatkan pemakai laporan latar belakang pendidikan akuntansi atau
keuangan dalam menilai perusahaannya keuangan dapat meningkatkan hasil
(Mayangsari, 2003). Informasi akuntansi kinerjanya karena komisaris tersebut paham
harus memenuhi tiga karakteristik kualitatif terhadap akuntansi dan tidak mudah
informasi akuntansi yaitu relevance, dikelabui oleh pihak manajemen sehingga
objectivity, dan reliability. diharapkan dapat menghasilkan laporan
Integritas laporan keuangan dapat keuangan yang memiliki integritas tinggi
dicapai apabila laporan keuangan mampu (Herlin, 2009).
memberikan informasi yang memiliki Kepemilikan institusional adalah
karakteristik-karakteristik tersebut. Integritas persentase hak suara yang dimiliki institusi
laporan keuangan dapat diukur dengan (Beiner et al, 2003). Pihak institusional
konservatisma dan manajemen laba, tersebut seperti perusahaan investasi, bank,
konservatisme adalah prinsip dalam lembaga asuransi dan institusi lainnya.
pelaporan keuangan yang dimaksudkan Menurut Gidion (2005) persentase saham
untuk mengakui serta mengukur aktiva dan tertentu yang dimilki institusi dapat
laba dilakukan dengan penuh kehati-hatian mempengaruhi proses penyusunan laporan
oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis keuangan yang tidak menutup kemungkinan
yang dilingkup ketidakpastian (Wibowo, terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak
2002). manajemen. Untuk menjamin integritas
Dewan komisaris merupakan suatu laporan keuangan diperlukan proses
badan atau dewan yang bertugas melakukan monitoring secara efektif melalui
pengawasan secara umum dan/atau khusus kepemilikan institusional terhadap pihak
sesuai dengan anggaran dasar serta memberi manajemen, Jama’an (2008). Dalam
nasehat kepada direksi, dewan komisaris penelitian Susiana dan Arleen (2007)
yang efektif dalam melakukan tugasnya akan mekanisme corporate governance yang
mengurangi kesalahan atau kelalaian, diukur dengan persentase saham yang
sehingga efektifitas dari dewan komisaris dimiliki institusional berpengaruh signifikan
sebagai suatu mekanisme pengawasan, akan terhadap integritas laporan keuangan.
menentukan efektifitas dari penerapan Ukuran perusahaan adalah suatu skala
corporate governance. Penerapan corporate dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya
governance yang baik akan memberikan perusahaan dan digunakan untuk mewakili
dampak terhadap laporan keuangan yang karakteristik keuangan perusahaan (Indriani,
dihasilkan, perusahaan atau manajemen akan 2005). Menurut Bapepam No 9 tahun 1995,
sulit untuk melakukan manipulasi akuntansi ukuran perusahaan dapat digolongkan atas
karena adanya pengawasan dari dewan dua kelompok, perusahaan menengah/kecil
komisaris sehingga laporan keuangan yang dan perusahaan menengah/besar. Perusahaan
dihasilkan sesuai dengan keadaaan yang yang besar lebih diperhatikan oleh
sebenarnya dan berintegritas (Nuryanah, masyarakat sehingga perusahaan akan lebih
2005). Latar belakang pendidikan dewan berhati-hati dalam melakukan pelaporan

2
keuangan, hal ini akan memberi dampak dewan komisaris di bidang akuntansi atau
positif bahwa perusahaan akan melaporkan keuangan terhadap integritas laporan
kondisinya dengan lebih akurat, benar dan keuangan 2). Pengaruh kepemilikan
jujur sehingga laporan keuangan yang institusional terhadap integritas laporan
dihasilkan memiliki integritas yang tinggi. keuangan 3). Pengaruh ukuran perusahaan
Pada era globalisasi saat ini banyak terhadap integritas laporan keuangan
terjadi kasus-kasus hukum yang disebabkan
oleh manipulasi akuntansi. Di Indonesia, 2. TELAAH LITERATUR DAN
seperti kasus PT. Lippo Tbk dimana PENGEMBANGAN HIPOTESIS
ditemukannya laporan keuangan ganda. A. Integritas Laporan Keuangan
Skandal PT Lippo Tbk dimulai kasus laporan Laporan keuangan yang berkualitas
keuangan ganda yang semua berkategori adalah laporan keuangan yang memiliki
“audited” oleh Bank Lippo pada September integritas dalam penyajiannya. Penyajian
2002 dan Desember 2003. laporan keuangan yang memiliki integritas
www.tempointeraktik,com dan akan melindungi hak-hak stakeholder, karena
www.bpkp.go.id. Terjadinya skandal mereka bisa mengetahui keadaan perusahaan
manipulasi akuntansi ini menunjukkan yang sebenarnya bukan laporan keuangan
kegagalan laporan keuangan untuk yang telah dimanipulasi dan menyesatkan.
memenuhi kebutuhan informasi para Selain itu, laporan keuangan yang memiliki
pengguna laporan keuangan. Laba sebagai integritas tinggi juga membantu mereka
bagian dari laporan keuangan tidak mengambil keputusan - keputusan yang
menyajikan fakta yang sebenarnya tentang terkait dengan investasi (Herlin, 2009)
kondisi ekonomi perusahaan sehingga laba Laporan keuangan merupakan media
yang diharapkan dapat memberikan komunikasi yang digunakan manajemen
informasi untuk mendukung pengambilan kepada pihak luar perusahaan. Kualitas
keputusan menjadi diragukan kualitasnya komunikasi ini bergantung kepada kualitas
(Gideon, dalam Jamaan, 2008). laporan keuangan yang disajikan. Untuk
Adanya beberapa penelitian terdahulu mendukung tercapainya kualitas laporan
mengenai integritas laporan keuangan, keuangan yang baik, diperlukan aturan yang
diantaranya penelitian yang dilakukan dibuat oleh badan profesi (dewan pembuat
Mayangsari (2003), Herlin (2009), Susiana standar) dan pemerintah.
dan Arleen (2007), Jama’an (2008), Shintia Menurut penyusunan Standar
(2010) dan Rahmi (2009). Adanya banyak Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1, laporan
perbedaan terhadap hasil penelitian yang keuangan yang lengkap terdiri dari neraca,
dilakukan oleh peneliti terdahulu, dan belum laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
banyaknya penelitian yang meneliti pengaruh keuangan, dan catatan atas laporan
karakteristik dewan komisaris seperti pada keuangan, laporan keuangan harus disusun
penelitian Herlin (2009) serta integritas sesuai dengan SAK disertai dengan
laporan keuangan yang sangat penting untuk pengungkapan wajar yang diharuskan dalam
dijadikan penelitian bagi stakeholder dalam catatan atas laporan keuangan. Informasi
pengambilan keputusan, dan bagi lain tetap diungkap untuk menghasilkan
pemerintah untuk pedoman suatu pekerjaan penyajian yang wajar walaupun
dan bagi pihak-pihak lain yang pengungkapan tersebut tidak oleh Standar
berkepentingan. Akuntansi (IAI:2009)
Berdasarkan uraian diatas maka Laporan keuangan dikatakan memiliki
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : integritas bila laporan keuangan tersebut
1). Pengaruh latar belakang pendidikan memenuhi prinsip dan syarat kualitas laporan

3
keuangan. Laporan keuangan harus memiliki merupakan salah satu komponen corporate
integritas agar semua orang yang memiliki governance. Pasal 1 butir 6 dalam UU
kepentingan terhadap informasi yang tentang perseroan terbatas menjelaskan
terkandung dalam laporan keuangan bahwa Dewan Komisaris adalah organ
mendapatkan informasi yang jujur dan perseroan yang bertugas melakukan
handal. pengawasan secara umum dan/atau khusus
Mulyadi (2002) mendefinisikan sesuai dengan anggaran dasar serta memberi
integritas sebagai prinsip moral yang tidak nasehat kepada direksi. Dewan komisaris
memihak, jujur, seseorang yang berintegritas yang efektif dalam melakukan tugasnya akan
tinggi memandang fakta seperti apa adanya mengurangi kesalahan atau kelalaian,
dan mengemukakan fakta tersebut seperti apa sehingga efektifitas dari dewan komisaris
adanya. Dalam penelitian Mayangsari (2003) sebagai suatu mekanisme pengawasan, akan
integritas laporan keuangan didefinisikan menentukan efektifitas dari penerapan
sejauh mana laporan keuangan yang corporate governance.
disajikan menunjukkan informasi yang benar Di Indonesia dewan komisaris
dan jujur. ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Sahan
Jadi, integritas laporan keuangan (RUPS). Salah satu anggota dewan komisaris
menunjukkan informasi yang benar, jujur, adalah komisaris independen. Komisaris
akurat serta bebas dari tindakan atau kegiatan independen adalah anggota dewan komisaris
yang dilakukan dan disengaja oleh pihak yang tidak memiliki hubungan keuangan,
manajemen perusahaan dalam memanipulasi kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau
angka-angka akuntansi yang terdapat dalam hubungan keluarga dengan anggota dewan
laporan untuk menyesatkan pemakai laporan komisaris lainnya, direksi dan/atau pemegang
keuangan dalam menilai perusahaannya saham pengendali atau hubungan dengan
Ukuran integritas laporan keuangan bank, yang dapat mempengaruhi
secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua, kemampuannya untuk bertindak independen.
yaitu diukur dengan konservatisma serta Pembentukan Dewan Komisaris Menurut UU
keberadaan manipulasi laporan keuangan No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
yang biasanya diukur dengan manajemen Terbatas
laba. Konservatisma akuntansi merupakan 1. Jumlah, Komposisi dan Kriteria Dewan
prinsip penting yang telah lama Komisaris
mempengaruhi pelaporan keuangan. Konsep Berdasarkan pasal 110 ayat (1)
konservatisma menyatakan bahwa dalam menyatakan bahwa yang dapat menjadi
keadaan yang tidak pasti perusahaan akan anggota dewan komisaris adalah orang
menentukan pilihan akuntansi yang perseroan yang cakap perbuatan hukum,
didasarkan pada keadaaan yang kurang kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum
menguntungkan. Konservatisma dikenal pengangkatan pernah :
sebagai prinsip kehati-hatian dengan a. Dinyatakan pailit
mengakui rugi secepatnya dan tidak mau b. Menjadi anggota direksi atau
mengakui pendapatan sebelum benar-benar anggota dewan komisaris yang
terjadi. dinyatakan bersalah menyebabkan
suatu perseroan dinyatakan pailit
B. Latarbelakang Pendidikan Dewan 2. Tugas dan Tanggung jawab Dewan
Komisaris Komisaris
Dewan komisaris bertugas melakukan Pasal 108 ayat (1) mencantumkan
pengawasan dan memberikan nasihat kepada bahwa dewan komisaris melakukan
direktur suatu perusahaan. Dewan komisaris pengawasan atas kebijakan pengurusan,

4
jalannya pengurusan pada umumnya, baik komisaris, berasal dari lulusan manakah
mengenai perseroan maupun usaha mereka dahulunya atau jurusan apa yang
perseroan, dan memberi nasehat kepada mereka ambil saat menduduki perkuliahan.
direksi. Dewan komisaris seharusnya memiliki
Pasal 114 ayat (2) menyatakan bahwa kemampuan dalam bidang akuntansi atau
setiap anggota dewan komisaris wajib keuangan yang memadai agar mereka bisa
dengan itikad baik, kehati-hatian, dan melakukan pengawasan yang lebih efektif
bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dalam proses pembuatan laporan keuangan.
pengawasan dan pemberian nasehat kepada Dewan komisaris yang memiliki latar
direksi sebagaimana dimaksudkan dalam belakang pendidikan akuntansi atau
pasal 108 ayat (1). Pasal 114 ayat (3) keuangan seharusnya dapat meningkatkan
menyatakan bahwa setiap anggota dewan hasil kerjanya karena dewan komisaris
komisaris ikut bertanggung jawab secara tersebut paham terhadap akuntansi dan tidak
pribadi atas kerugian perseroan apabila yang mudah dikelabuhi oleh pihak manajemen.
bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan Selain itu, dengan kemampuan akuntansi
tugasnya sebagaimana dimaksudkan dalam yang dimilikinya, dewan komisaris tersebut
ayat (2). lebih kompeten untuk memberikan saran-
Tugas – Tugas Utama Dewan Komisaris saran terkait strategi perusahaan dimasa yang
Berdasarkan FCGI (2002) yaitu : akan datang dan diharapkan dapat
1. Menilai dan mengarahkan strategi menghasilkan laporan yang memiliki
perusahaan, garis-garis besar rencana integritas tinggi. Herlin (2009)
kerja, kebijakan pengendalian risiko,
anggaran tahunan dan rencana usaha, C. Kepemilikan Institusional
menetapkan sasaran kerja, mengawasi Kepemilikan institusional adalah
pelaksanaan dan kinerja perusahaan, persentase hak suara yang dimiliki oleh
serta memonitor penggunaan modal institusi (Beiner et al., 2003). Persentase
perusahaan, inverstasi dan penjualan saham tertentu yang dimiliki institusi dapat
asset. mempengaruhi proses penyusunan laporan
2. Menilai sistem penetapan penggajian keuangan yang tidak menutup kemungkinan
pejabat pada posisi kunci dan penggajian terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak
anggota dewan direksi, serta menjamin manajemen (Gidion, 2005). Kepemilikan
suatu proses pencalonan anggota dewan institusional diperoleh dari penjumlahan atas
direksi yang transparan dan adil. persentanse saham yang dimiliki perusahaan
3. Memonitor dan mengatasi dari total saham yang beredar. Cornet et al,
masalah benturan kepentingan pada (2006) menyimpulkan bahwa tindakan
tingkat manajemen, anggota dewan pengawasan perusahaan oleh pihak investor
direksi dan anggota dewan komisaris, institusional dapat mendorong manajer untuk
termasuk penyalahgunaan asset lebih menfokuskan perhatiannya terhadap
perusahaan dan manipulasi transaksi kinerja perusahaan sehingga akan
perusahaan. mengurangi perilaku opportunistic atau
4. Memonitor pelaksanaan mementingkan diri sendiri sehingga laporan
governance, dan mengadakan keuangan yang dihasilkan pihak manajemen
perubahan. akan lebih berintegritas.
5. Memantau proses keterbukaan dan Investor institusional perusahaan publik
efektifitas komunikasi dalam perusahaan antara lain terdiri dari dana pensiun,
Latarbelakang pendidikan merupakan perusahaan asuransi, perusahaan dana reksa,
background yang dimiliki oleh dewan dan investment fund yang dibentuk

5
perusahaan-perusahaan asuransi. Jama’an institusional ownership dari pasif menjadi
(2008) Peranan investor institusional antara aktif dapat meningkatkan akuntabilitas
lain berbentuk ; manajerial sehingga manajer akan bertindak
1. Mengarahkan dan memonitor kegiatan lebih hati-hati dalam pengambilan keputusan
bisnis perusahaan (directing and dan mempengaruhi integritas laporan
control). keuangan yang dihasilkan (Vina, 2010).
Jumlah saham yang diinvestasikan oleh
investor institusi cukup besar. Mereka D. Ukuran Perusahaan
mempunyai kemampuan untuk Menurut Soemarso (2002) perusahaan
memonitor kegiatan bisnis perusahaan. adalah suatu organisasi yang didirikan oleh
Banyak investor institusional dilengkapi seseorang atau sekelompok orang atau badan
dengan sarana (termasuk keahlian dan lain yang kegiatannya adalah melakukan
dana) untuk ikut mengendalikan operasi produksi dan distribusi gunanya untuk
bisnis perusahaan dimana mereka memenuhi kebutuhan ekonomi manusia.
mengivenstasikan dananya. Jadi, bila ukuran dikaitkan dengan
2. Sumber Informasi Perusahaan (source of perusahaan atau organisasi. Maka ukuran
company’s information) perusahaan dapat diartikan sebagai suatu
Peranan investor institusional yang lain skala pengklasifikasian besar kecilnya
adalah berfungsi sebagai sumber perusahaan atau organisasi yang didirikan
informasi perusahaan bagi investor lain seseorang atau lebih untuk mencapai tujuan.
yang mempunyai hubungan dekat Ukuran perusahaan merupakan karakteristik
dengan mereka. Hal tersebut dapat suatu perusahaan dalam hubungannya
bermanfaat bagi pemegang saham lain dengan struktur perusahaan
atau investor lain yang ingin memebeli Menurut keputusan BAPEPAM Nomor 9
saham. tahun 1995, berdasarkan ukurannya
3. Pengajuan suara dalam rapat pemegang perusahaan dapat digolongkan atas dua
saham (voting) kelompok :
Pada tahun tahun terakhir investor 1. Perusahaan Menengah/Kecil
institusional yang berminat Perusahaan menengah/kecil merupakan
mempergunakan hak memberikan suara badan hokum yang diartikan di Indonesia
meningkat tajam. Investor institusional yang :
mulai menyadari bahwa voting terhadap a. Memiliki total asset tidak lebih dari
keputusan penting, yang dapat Rp 20 Milyar
mempengaruhi kelangsungan hidup b. Bukan merupakan afiliasi atau
perusahaan. Dan merupakan salah satu dikendalikan oleh suatu perusahaan
sarana untuk memonitor kegiatan Board yang bukan perusahaan
of Director dan manajemen perusahaan. menengah/kecil
c. Bukan merupakan reksadana
Adanya kepemilikan institusional akan 2. Perusahaan Menengah/Besar
mendorong peningkatan pengawasan yang Perusahaan menengah/besar merupakan
optimal. Singnifikansi institusional kegiatan ekonomi yang mempunyai
ownership sebagai agen pengawas kegiatan ekonomi yang mempunyai
ditekankan melalui investasi mereka yang kriteria kekayaan bersih atau hasil
cukup besar dalam pasar modal. Apabila penjualan tahunan. Usaha ini meliputi
institusional merasa tidak puas atas kinerja usaha nasional (milik Negara atau
manajemen maka mereka akan menjual swasta) dan usaha asing yang melakukan
sahamnya ke pasar. Perubahan perilaku kegiatan di Indonesia.

6
ukuran perusahanan terhadap integritas
E. Penelitian Terdahulu laporan keuangan dengan studi empiris pada
Mayangsari (2003), meneliti indepen- perusahaan perbankan yang terdaftar dari
densi auditor eksternal, mekanisme corporate tahun 2006-2008, dengan hasil karakteristik
governance, dan kualitas audit terhadap dewan komisaris dan komite audit dan
integritas laporan keuangan. Dalam ukuran perusahaan berpengaruh positif
pengukuran corporate governance terhadap integritas laporan keuangan.
Mayangsari (2003) hanya melihat Rahmi (2009) melakukan penelitian
keberadaan dewan komisaris independen dan mengenai pengaruh ukuran perusahaan, good
komite audit. Hasil penelitian Mayangsari corporate governance, dan kualitas audit
(2003) menunjukkan bahwa corporate terhadap intergritas laporan keuangan dengan
governance dan independensi berpengaruh menggunakan konservatisme sebagai alat
negatif terhadap integritas keuangan. ukur, hasil penelitian Rahmi (2009) ukuran
Sedangkan kualitas audit memiliki pengaruh perusahaan dan good corporate governance
positif terhadap integritas keuangan. tidak berpengaruh terhadap integritas laporan
Penelitian Herlin (2009) mengenai keuangan dan kualitas audit berpengaruh
pengaruh karakteristik dewan komisaris, terhadap integritas laporan keuangan.
komite audit, independensi auditor eksternal
dan kualitas audit terhadap integritas laporan F. Pengembangan Hipotesis
keuangan yang diukur dengan menggunakan 1). Pengaruh Latarbelakang Pendidikan
indeks konservatisme dan juga manajemen Dewan Komisaris terhadap Integritas
laba. Dari pengujian Susiana dan Arleen Laporan Keuangan
(2007), meneliti pengaruh independensi, Keberadaan dewan komisaris penting
mekanisme corporate governance, dan untuk melakukan pengawasan terhadap
kualitas audit. independensi diukur dengan jalannya perusahaan. Dengan dilakukannya
besarnya fee audit dan mekanisme corporate pengawasan maka perusahaan akan berjalan
governance yang diukur dengan keberadaan sesuai dengan tujuan dan mencapai target
dewan komisaris dan komite audit dalam yang telah ditetapkan perusahaan. Selain itu,
perusahaan, hasil penelitian Susiana dan pihak manajemen perusahaan memiliki
Arleen (2007) menunjukkan hasil yang kesempatan yang kecil untuk melakukan
berbeda untuk tahun sampel yang berbeda kecurangan seperti manipulasi laba karena
dengan alat ukur menggunakan adanya pengawasan yang dilakukan oleh
konservatisma. dewan komisaris, sehingga laporan keuangan
Penelitian Jama’an (2008) mengenai yang dihasilkan memiliki integritas tinggi.
pengaruh mekanisme corporate governance, Pada penelitian ini, karakteristik
dan kualitas kantor akuntan publik terhadap dewan komisaris dinyatakan dengan latar
integritas laporan keuangan dengan belakang pendidikan dan pengalaman di
menggunakan indeks konservatisme bidang akuntansi atau keuangan yang
menunjukkan hasil Mekanisme corporate dimiliki oleh dewan komisaris. Dewan
governance, yang dilihat dari kepemilikan komisaris seharusnya memiliki kemampuan
institusional, komisaris independen, dan dalam akuntansi atau keuangan yang
komite audit berpengaruh signifikan positif memadai agar mereka bisa melakukan
terhadap integritas laporan keuangan, namun pengawasan yang lebih efektif dalam proses
tidak pada kualitas kantor KAP. pembuatan laporan keuangan. Dewan
Shintia (2010) melakukan penelitian komisaris yang memiliki latar belakang
mengenai pengaruh karakteristik dewan pendidikan akuntansi atau keuangan
komisaris, komite audit, kualitas audit dan seharusnya dapat meningkatkan hasil

7
kinerjanya karena komisaris tersebut paham perusahaan dan industri dimana perusahaan
terhadap akuntansi dan tidak mudah beroperasi akan menjelaskan ruang lingkup
dikelabui oleh pihak manajemen. Selain itu, suatu kultur perusahaan. Ukuran dari suatu
dengan kemampuan akuntansi yang perusahaan serta posisi pasar merupakan
dimilikinya, komisaris tersebut lebih faktor yang menjadi karakteristik atau
kompeten untuk memberikan saran-saran gambaran tentang perusahaan. Perusahaan
terkait strategi perusahaan di masa yang akan besar lebih diperhatikan oleh masyarakat
datang dan diharapkan dapat menghasilkan sehingga mereka akan lebih berhati-hati
laporan keuangan yang memiliki integritas dalam melakukan pelaporan keuangan. Hal
tinggi. ini memberi dampak positif bahwa
perusahaan akan melaporkan kondisinya
2). Pengaruh Kepemilikan Institusional dengan lebih akurat, benar dan jujur.
terhadap Integritas Laporan
Keuangan 3. METODE PENELITIAN
Kepemilikan institusional adalah A. Populasi dan Sampel
persentase hak suara yang dimiliki oleh Populasi dalam penelitian ini adalah
institusi yang merupakan salah satu seluruh perusahaan manufaktur yang
mekanisme dari corporate governance. terdaftar di bursa efek Indonesia.
Penerapan dari mekanisme corporate
governace yang baik akan memberikan B. Jenis dan Sumber Data
dampak tehadap integritas laporan keuangan Jenis data yang dipakai dalam penelitian
yang dihasilkan. Gidion (2005) persentase ini adalah data dokumenter. Sumber data
saham tertentu yang dimiliki institusi dapat dalam penelitian ini adalah data sekunder
mempengaruhi proses penyusunan laporan yaitu data yang diperoleh seluruh perusahaan
keuangan yang tidak menutup kemungkinan yang tercatat di BEI tahun 2008-2010.
terdapat akrualisasi sesuai kepentingan
manajemen. C. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Bushee (1998) dalam Rani Teknik pengumpulan data dalam
(2009) kepemilikan institusional memiliki penelitian ini yaitu menggunakan tekhnik
kemampuan untuk mengurangi insentif para dokumentasi dari data-data yang
manajer yang mementingkan diri sendiri dipublikasikan oleh seluruh perusahaan yang
melalui tingkat pengawasan yang intens terdaftar di bursa efek Indonesi melalui situs
sehingga laporan keuangan yang dihasilkan resmi BEI : www.idx.com dan IDX statistic
dapat menunjukkan keadaan yang Book dan dengan cara mempelajari literatur-
sebenarnya dan jauh dari tindak manipulasi literatur terkait permsalahan penelitian.
yang dilakukan oleh pihak manajemen.
D. Variabel Penelitian
3). Pengaruh Ukuran Perusahaan 1). Variabel terikat (Y)
terhadap Integritas Laporan Variabel terikat dalam penelitian ini
Keuangan adalah integritas laporan keuangan.
Ukuran perusahaan dapat digunakan
untuk mewakili karakteristik keuangan 2). Variabel bebas (X)
perusahaan dan juga akan menentukan Dalam penelitian ini yang menjadi
laporan keuangan yang dihasilkan. Gordon variabel bebas adalah :
(1985) dan Effendy (2005), menyatakan a.
bahwa beberapa faktor penentu seperti atar belakang pendidikan dewan
karakteristik dari suatu organisasi atau

8
komisaris dalam bidang akuntansi atau tidak memiliki kualifikasi sebagai sarjana
keuangan di bidang akuntansi atau keuangan.
3.
b. epemilikan KInstitusional diukur dengan
epemilikan Institusional penjumlahan atas persentase saham yang
c. dimiliki perusahaan
U dari total saham yang
kuran Perusahaan beredar
4.
E. kuran Perusahaan
P diukur dengan total
engukuran Variabel asset perusahaan
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda t
1. Integritas laporan keuangan F.
Dalam penelitian ini integritas laporan ji Asumsi Klasik
keuangan diukur dengan menggunakan 1) Uji Normalitas Residual
indeks conservatism yang dikemukan Pengujian normalitas dilakukan dengan
Penmanm dan Zhang (2002) dalam Kolmogorov Smirnov test dengan taraf
Jama’an (2008) yang menjelaskan signifikan 0.05 atau 5%. Jika signifikan yang
akuntansi konservatif dan kualitas laba dihasilkan > 0.05, maka distribusi datanya
bergantung pada pertumbuhan investasi dikatakan normal. Sebaliknya jika signifikan
perusahaan. Rumusnya adalah : yang dihasilkan < 0,05 maka data tidak
terdistribusi secara normal. Hasil perhitungan
C it = (RP res it + DEPR res it) nilai Kolmogorov-Smirnov Test sebesar 0,880
NOA it dengan signifikan 0,421. Berdasarkan hasil
tersebut dinyatakan data yang digunakan
dalam penelitian ini berdistribusi normal
Dimana :
RP = jumlah biaya riset dan 2) Uji Multikolinieritas
pengembangan yang ada Untuk menguji adanya multikolinearitas
dalam laporan keuangan dapat dilihat melalui nilai Variance
DEPR = biaya depresiasi yang Inflantion Factor (VIF) dan tolerance value
terdapat dalam laporan untuk masing-masing variabel independen.
keuangan. Apabila tolerance value besar dari 0,10 dan
NOA = net operating assets, yang VIF kurang dari 10 maka dikatakan tidak
diukur dengan rumus terdapat gejala multikolinearitas.
kewajiban keuangan Hasil nilai VIF yang diperoleh dalam
bersih lampiran tersebut menunjukkan variabel
: (total hutang + total saham + bebas dalam model regresi tidak saling
total deviden) – (kas + total berkolerasi. Diperoleh nilai VIF untuk
investasi) masing-masing variabel bebas kurang dari 10
2. dan tolerance value
L besar dari 0,10. Hal ini
atar Belakang Pendidikan Dewan menunjukkan tidak adanya korelasi antara
Komisaris dalam Bidang Akuntansi sesama variabel bebas dalam model regresi
diukur dengan variabel dummy yang dan disimpulkan tidak terdapat masalah
diberi nilai 1 jika dewan komisaris multikolinearitas diantara sesama variabel
memiliki kualifikasi sebagai sarjana bebas dalam model regresi yang dibentuk.
dibidang akuntansi atau keuangan (SE,
MM, Ak) , dan nilai 0 jika perusahaan 3) Uji Heteroskedastisitas

9
Pengujian ini membandingkan mengenai masalah yang terkait dengan
signifikan dari uji ini apabila hasilnya sig > akuntansi.
0,05 atau 5%. Jika signifikan di atas 5% c. Kepemilikan Institusional
maka disimpulkan model regresi tidak Kepemilikan isntitusional adalah
mengandung adanya heteroskedastisitas. kepemilikan saham dari pihak institusional
Variabel latarbelakang pendidikan dewan seperti perusahaan investasi, bank, lembaga
komisaris dengan nilai sig =0,816, variabel asuransi dan institusi lainnya.
kepemilikan institusional dengan nilai sig =
0,975, dan ukuran perusahaan dengan nilai d. Ukuran Perusahaan
sig =0,217. Hal ini berarti tidak terjadi Ukuran perusahaan adalah suatu skala
heterokedastisitas pada model regresi, dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya
sehingga model regresi ini layak digunakan perusahaan dan digunakan untuk mewakili
untuk menguji Perilaku etis auditor dengan karakteristik keuangan perusahaan.
variabel independennya.
4. TEMUAN DAN PEMBAHASAN
4) Uji Autokolerasi A. Tekhnik Analisis Data
Pengujian ini merupakan pengujian 1) Uji Koefisien Determinasi
asumsi dalam regresi dimana variabel terikat Dari tampilan output SPSS model
tidak berkolerasi dengan dirinya sendiri. summary pada lampiran tabe koefisien
Pengujiannya ini menggunakan Durbin- determinasi besarnya Adjusted R Square
Watson (DW). adalah 0,374. Hal ini mengindikasi bahwa
Nilai DW sebesar 1,763 berada pada kontribusi variabel latarbelakang pendidikan
kisaran 1,55 – 2,46 yang berarti bahwa dewan komisaris, kepemilikan institusional
variabel terbebas dari autokorelasi dan ukuran prusahaan sebesar 37,4%,
sedangkan 62,6% di tentukan oleh faktor lain
G. Definisi Operasional diluar model yang tidak terdeteksi dalam
Untuk menghindari penafsiran yang penelitian ini.
berbeda maka perlu dijelaskan istilah pokok
yang akan digunakan dalam pembahasan 2) Hasil Analisis Regresi Berganda
selanjutnya, yaitu: Analisis regresi berganda dilakukan
a. Integritas Laporan Keuangan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel
Integritas laporan keuangan adalah suatu dan nilai sig dengan α yang diajukan yaitu
laporan keuangan yang dapat menyajikan 95% atau α = 0,05
informasi keuangan secara benar, jujur dan Y i,t =-2,794 + 3,389 X1 i,t + 0,003 X2 i,t + 0,014 X3 i,t
transparan. Jauh dari tindak manipulasi
akuntansi dan kecurangan yang ada serta 3) Uji F (F-Test)
mampu memenuhi kebutuhan pemakai Hasil pengolahan data SPSS pada uji F
informasi tesebut. untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh
b. Latar Belakang Pendidikan Dewan variabel bebas secara bersama-sama terhadap
Komisaris variabel terikat serta untuk menguji apakah
Merupakan salah satu karakteristik model yang digunakan sudah fix atau tidak.
dewan komisaris yang dapat mempengaruhi Patokan yang digunakan adalah dengan
kinerja dewan komisaris tersebut. Dewan membandingkan nilai singnifikansi yang
komisaris yang mempunyai latar belakang didapat dengan derajat singnifikansi
pendidikan di bidang akuntansi atau (α=0,05). Apabila singnifikansi F lebih kecil
keuangan tidak akan mudah dikelabuhi oleh dari derajat singnifikansi, maka persamaan
pihak manajemen dan akan lebih memahami regresi yang diperoleh dapat di handalkan.

10
Berdasarkaan lampiran tabel uji F dapat tabel yaitu 0,267>1,987 maka ukuran
dilihat bahwa singnifikansi adalah 0,000 atau perusahaan tidak berpengaruh signifikan
kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terhadap integritas laporan keuangan. Dan
persamaan regresi yang digunakan sudah fix. jika dilihat dari β yang positif maka ukuran
perusahaan mempunyai hubungan positif
4) Uji Hipotesis (t-test) terhadap integritas laporan keaungan.
a. Pengujian Hipotesis 1 Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh ukuran perusahaan tidak mempunyai
latarbelakang pendidikan dewan komisaris pengaruh signifikan terhadap integritas
terhadap integritas laporan keuangan laporan keuangan. Dengan demikian
menunjukkan sig sebesar 0,000 (sig < 0,05) hipotesis 3 ditolak
atau nilai t hitung> t tabel yaitu 4,453>1,987 Pembahasan
maka latarbelakang pendidikan dewan 1. Pengaruh latarbelakang Pendidikan
komisaris mempunyai pengaruh yang Dewan Komisaris Terhadap
signifikan terhadap integritas laporan Integritas Laporan Keuangan
keuangan. Dan jika dilihat dari β yang positif Hipotesis pertama menyatakan bahwa
maka latarbelakang pendidikan dewan latar belakang pendidikan dewan komisaris
komisaris mempunyai hubungan positif berpengaruh signifikan terhadap integritas
terhadap integritas laporan keuangan. laporan keuangan. Hal tersebut juga dapat
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa berarti bahwa latar belakang pendidikan
latarbelakang pendidikan dewan komisaris dewan komisaris dalam bidang akuntansi
mempunyai pengaruh signifikan dan positif atau keuangan mempengaruhi integitas
terhadap integritas laporan keuangan. laporan keuangan yang dihasilkan oleh
Dengan demikian hipotesis 1 diterima. perusahaan.
Dari hasil penelitian sesuai dengan teori
b. Pengujian Hipotesis 2 yang memperlihatkan hubungan yang positif
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh dan signifikan antara latarbelakang
variabel kepemilikan institusional terhadap pendidikan dewan komisaris terhadap
integritas laporan keuangan menunjukkan sig integritas laporan keuangan. Hal ini berarti
sebesar 0,274 (sig > 0,05) atau nilai t hitung> t latarbelakang pendidikan dewan komisaris
tabel yaitu 1,113<1,987 maka kepemilikan cukup berarti terhadap pencapaian suatu
institusional tidak berpengaruh signifikan laporan keuangan yang benar, jujur dan dapat
terhadap integritas laporan keuangan. Dan dipercaya. Dengan adanya kemampuan
jika dilihat dari β yang positif maka dewan komisaris dalam bidang akuntansi
kepemilikan institusional mempunyai atau keuangan dewan komisaris bisa
hubungan positif terhadap integritas laporan melakukan pengawasan yang lebih efektif
keaungan. Sehingga dapat diambil dalam proses pembuatan laporan keuangan
kesimpulan bahwa kepemilikan institusional dan akhirnya memberikan dampak terhadap
tidak mempunyai pengaruh signifikan integritas laporan keuangan. Hasil penelitian
terhadap integritas laporan keuangan. ini sejalan dengan hasil penelitian yang
Dengan demikian hipotesis 2 ditolak. dilakukan Shintia (2009) yang menyatakan
bahwa latar belakang pendidikan dan
c. Pengujian Hipotesis 3 pengalaman dewan komisaris berpengaruh
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh signifikan positif terhadap integritas laporan
variabel ukuran perusahaan terhadap keuangan.
integritas laporan keuangan menunjukkan sig Dengan adanya skandal manipulasi
sebesar 0,791 (sig > 0,05) atau nilai t hitung> t akuntansi yang terjadi, yang melibatkan

11
banyak pihak internal maupun eksternal, latar signifikan terhadap integritas laporan
belakang pendidikan dewan komisaris sangat keuangan, namun hanya untuk tahun 2000
diperlukan untuk mengurangi manipulasi dan 2001 yang memiliki pengaruh signifikan
akuntansi tersebut, karena adanya pihak yang sedangkan 2002 dan 2003 tidak. Namun
melakukan pengawasan secara efektif bertentangan dengan penelitian yang
terhadap jalannya proses pembuatan laporan dilakukan oleh Jama’an (2009).
keuangan. Jika dilihat dari fenomena yang terjadi,
adanya skandal manipulasi akuntansi
menunjukkan kegagalan laporan keuangan
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional untuk memenuhi informasi bagi para
Terhadap Integritas Laporan penggunanya. Seharusnya kepemilikan
Keuangan institusional mampu mengurangi skandal
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan manipulasi akuntansi yang terjadi karena
teori yang menyatakan kepemilikan kepemilikan institusional merupakan bagian
insitusional berpengaruh terhadap integritas dari penerapan good corporate governance.
laporan keuangan. Dari hasil analisis data
statistik dapat dilihat bahwa kepemilikan 3. Pengaruh Ukuran Perusahaan
institusional tidak berpengaruh terhadap Terhadap Integritas Laporan
integritas laporan keuangan yang diukur Keuangan
dengan konservatisme. Hal ini dapat dilihat Hasil penelitian ini tidak mendukung
pada perusahaan sampel PT. Fajar Surya teori yang ada, dimana ukuran perusahaan
Wisesa, Tbk, dimana perusahaan ini mempengaruhi integritas laporan keuangan.
memiliki kepemilikan institusional tahun Perusahaan yang lebih besar lebih
2008 sebanyak 75.75% dan indeks diperhatikan oleh masyarakat dan investor
konservatisme 0.4203, pada tahun 2009 sehingga mereka akan lebih berhati-hati
sebanyak 75.74% dan indeks konservatisme dalam penyusunan laporan keuangan, dan
meningkat menjadi 0.5223, dan untuk tahun memberikan dampak terhadap laporan
2010 kepemilikan institusionalnya tetap sama keuangan yang dihasilkan, perusahaan akan
namun indeks konservatisme kembali melaporkan kondisinya dengan lebih akurat,
meningkat menjadi 0.5846. Dengan demikian benar, dan jujur. Dari hasil analisis data
kepemilikan institusional yang tinggi, tidak statistik dapat dilihat bahwa ukuran
berarti bahwa perusahaan tersebut lebih perusahaan tidak berpengaruh terhadap
konservatif dalam penyusunan laporan integritas laporan keuangan yang diukur
keuangan. Atau semakin rendah kepemilikan dengan konservatisme. Hal ini dapat dilihat
institusional tidak berarti perusahaan tersebut pada perusahaan sampel PT. Akra
menerapkan prinsip konservatisme. Corporindo, Tbk, dimana perusahaan ini
Hasil penelitian ini mendukung penelitian memiliki total asset tahun 2008 sebesar Rp.
terdahulu yang dilakukan oleh Vina (2010), 4.874.850.950 dan indeks konservatisme
yang menyatakan bahwa mekanisme 0.4243, pada tahun 2009 sebesar Rp.
corporate governanve yang diukur dengan 6.059.070.429 dan indeks konservatisme
persentase kepemilikan institusional untuk meningkat menjadi 0.4666, dan untuk tahun
tahun penelitian 2006 dan 2007 tidak 2010 total asset meningkat menjadi sebesar
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Rp. 7.665.590.356 namun indeks
integritas laporan keuangan. Dan Susiana dan konservatisme menurun menjadi 0.3592.
Arleen (2007) dimana penelitian yang Dengan demikian semakin besar total asset
dilakukannya untuk tahun 2000 sampai 2003 yang menunjukkan semakin besar ukuran
tidak semuanya yang memiliki pengaruh perusahaan tidak berarti bahwa perusahaan

12
tersebut semakin konservatif dalam
penyusunan laporan keuangan sehingga tidak B. Keterbatasan masalah
mencerminkan perusahaan dapat 1. Masih adanya variabel lain yang belum
menunjukkan kondisi keuangan yang digunakan pada penelitian yang
sebenarnya. mempengaruhi integritas laporan
Hasil penelitian ini mendukung penelitian keuangan pada perusahaan manufaktur
terdahulu yang dilakukan oleh Rahmi (2009), yang terdaftar di BEI, diantaranya
yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan kualitas audit, dan pengalaman kerja
tidak berpengaruh signifikan positif terhadap dewan komisaris.
integritas laporan keuangan. Namun, 2. Penelitian yang dilakukan hanya pada
bertentangan dengan penelitian yang perusahaan manufaktur, dengan periode
dilakukan oleh Shintia (2010). hanya 3 tahun.
Jika dilihat dari fenomena yang terjadi, 3. Metode pemilihan sampel dalam
adanya skandal manipulasi akuntansi penelitian ini adalah purposive sampling.
menunjukkan kegagalan laporan keuangan Keunggulan metode ini adalah peneliti
untuk memenuhi informasi bagi para dapat memilih sampel yang tepat,
penggunanya, yang disebabkan oleh pihak sehingga peneliti akan memperoleh data
internal salah satunya yaitu ukuran yang memenuhi kriteria untuk diuji.
perusahaan, seharusnya ukuran perusahaan Namun penggunaan metode purposive
berpengaruh terhadap integritas laporan sampling berakibat pada lemahnya
keuangan, namun tidak sesuai dengan validitas eksternal atau kurangnya
penelitian ini yang menyatakan ukuran kemampuan generalisasi dari hasil
perusahaan tidak mempengaruhi integritas penelitian.
laporan keuangan.
C. Saran
5. SIMPULAN KETERBATASAN DAN Adapun saran-saran yang dapat penulis
SARAN berikan sehubungan dengan keterbatasan
A. Simpulan yang terdapat dalam penelitian ini adalah
Berdasarkan temuan hasil penelitian dan sebagai berikut :
hipotesis yang telah diajukan dapat 1. Bagi perusahaan hendaknya merekrut
disimpulkan bahwa: dewan direksi dan juga karyawan yang
1. Latar belakang pendidikan dewan ahli di bidangnya agar integritas laporan
komisaris dalam bidang akuntansi atau keuangan dapat tercapai dan memenuhi
keuangan berpengaruh signifikan positif kebutuhan investor dan pengguna
terhadap integritas laporan keuangan laporan keuangan lainya.
pada perusahaan manufaktur yang 2. Bagi investor disarankan agar terus
terdaftar di BEI periode 2008-2010. mengumpulkan segala informasi dan
2. Kepemilikan institusional tidak referensi yang berhubungan dengan
berpengaruh signifikan terhadap kondisi perusahaan yang akan dijadikan
integritas laporan keuangan pada tempat berinvestasi. Dalam hal ini
perusahaan manufaktur yang terdaftar di penting dilakukan agar resiko yang
BEI periode 2008-2010. ditimbulkan dari investasi dapat
3. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh diminimalisasikan dan keuntungan yang
signifikan terhadap integritas laporan diperoleh dapat dioptimalkan.
keuangan pada perusahaan manufaktur 3. Bagi peneliti berikutnya disarankan
yang terdaftar di BEI periode 2008- melakukan penelitian tentang pengaruh
2010.

13
lain, seperti dari kualitas audit dan Effendi. 2008. “Komisaris Independen
pengalaman kerja dewan komisaris. Bukan Sebagai Pelengkap.
http://muharieffendi.wordpress.com

Era (2008). Peranan Dewan Komisaris


Dalam Good Corporate Governance.
http//www.wordpress.com.

Forum for Corporate Governance in


Indonesia (FCGI). (2002). Corporate
DAFTAR PUSAKA Governance Tata Kelola Perusahaan,
http://www.fcgi.or.id
Bapepam Nomor 9 tahun 1995
Ghozali, Imam. (2001). Statistik Multivariat.
Beiner. S., W. Drobetz, F. Schmid dan H. Semarang :Badan Penerbit
Zimmermann (2003). Is Board zise Universitas Diponegoro.
An Independent Corporate
Governance Mechanism. Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis
http://www.wwz.unibaz.ch/cofi/publi Multivariat Dengan SPSS. Semarang
cations/papers/2003/06.03.pdf. :Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Bursa Efek Jakarta (2001). Keputusan
Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No: Gidion SB Boediono (2005). Kualitas Laba :
Kep-339/BEJ/07-2001. Jakarta Studi Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance dan Dampak
Basu. 1997. Dalam Mayangsari, S. dan Manajemen Laba Dengan
Wilopo. 2002. “Konservatisme Menggunakan Analisis Jalur. SNA.
Akuntansi, Value-Relevance dan VIII. IAI. 2005
Desecretionary Accruals: Implikasi
Empiris Model Feltham Ohlsan Herlin, Qomara Sari. (2009), “Pengaruh
(1996)”. Jurnal Riset Akuntansi Karakteristik Dewan Komisaris,
Indonesia 3. Komite Audit, Independensi Auditor
Eskternal dan Kualitas Audit
Defond, M., “The Association Between Terhadap Integritas Laporan
Changes in Client Firm Agency Cost Keuangan” Skripsi Program S-1,
and Auditor Switching”, Auditing : A Universitas Andalas, Padang.
Journal of Practice and Theory,
1992, pp.1-15. Ikatan Akuntansi Indonesia.(2009). Standar
Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Eisenberg, T. Sundgren, S., Wells, M.T. Salemba Empat.
(1998). DalamUjiyantho, Arief. 2007.
Mekanisme Corporate Governance, Jama’an. (2008). Pengaruh Mekanisme
Manajemen Laba dan Kinerja Corporate Governance, dan Kualitas
Keuangan. Simposium Nasional Kantor Akuntan Publik Terhadap
Akuntansi X. Makasar. Integritas Laporan Keuangan. Tesis
universitas diponegoro.

14
Kasmir,S.E.,M.M, ”Analisis Laporan between Corporate Governance
Keuangan”, Edisi 4, PT Raja Practice and Performance of Listed
Grafindo Persada, 2011 Companies.www.google.com

Komite Nasional Kebijakan Good Corporate Permana Sari, Dewi. 2005. “Faktor – faktor
Governance (2002). Pedoman Good Yang Mempengaruhi Perusahaan
Corporate Governance. Jakarta Dalam Memilih Akuntan Publik.
Skripsi Program S-1. Universitas
Mudrajad, Kuncoro. (2003). Metode Riset Widiyatama. www.google.com
Untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga
Penman, S.H, dan Zhang, X.J. 2002.
Kartika Tri, Perwisari. (2010). Pengaruh “Accounting Conservatism, the
Kepemilikan Manajerial, Quality of Earning, and Stock
Kepemilikan Institusional, Komite Returns.” The Accounting Review,
Audit, Dewan Direksi, Dewan 77:237-264
Komisaris, Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Integritas Laporan Rudianto. (2009). PengantarAkuntansi.
Keuangan. Skripsi Program S-1, Erlangga. Jakarta
Universitas Gunadarma, Jakarta.
Rahmi, Mardhiyah. (2009), “Pengaruh
KNKG.(2006). Pedoman Umum Good Ukuran Perusahaan, Good Corporate
Corporate Governance Indonesia. Governance, dan Kualitas Audit
Jakarta Terhadap Integritas Laporan
Keuangan” Skripsi Program S-1,
Lasdi, Ludovicus. (2008). “Determinan Universitas Andalas, Padang.
Konservatisma Akuntansi” The 2nd
National Conference UKWMS. Ratna, Dewi A.A.A (2003). “Pengaruh
Surabaya konservatisme laporan keuangan
terhadap earning response
Muhammad, Arief Efendi. (2009) “The cooeficient”. Simposium Nasional
Power of Good Corporate Akuntansi VI.
Governance”, Salemba Empat
Rani, Fitria. (2009), “Pengaruh Kepemilikan,
Mayangsari. (2003) . “Analisis Pengaruh Dewan Komisaris, dan Komite Audit
Independensi, Kualitas Audit, serta Terhadap Manajemen Laba, Kinerja,
Mekanisme Corporate Governance, dan Nilai Perusahaan” Skripsi
Terhadap Integritas Laporan Program S-1, Universitas Andalas,
Keuangan” Simposium Nasional Padang
Akuntansi IV.
Suwardjono. (1989). Teori Akuntansi:
Munawir, S. (2004). Analisis Laporan Perekayasaan Akuntansi Keuangan.
Keuangan. Edisi Ke-4. Yogyakarta: Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta.
Liberty
Susiana dan Arleen (2007). “Pengaruh
Nuryanah, Siti. 2005. Corporate Governance Independensi, Mekanisme Corporate
Practice in Indonesia, Status Quo? An Governance, dan Kualitas Audit
Empirical Study of the Relationship Terhadap Integritas Laporan

15
Keuangan” Simposium Nasional Kebijakan Publik Terhadap
Akuntansi X, Makassar. Hubungan Antara Pengetahuan
Dewan Tentang Anggaran Dengan
Shintia, Anastasia putri. (2010). “Pengaruh Pengawasan Keuangan Daerah
Karakteristik Dewan Komisaris, (APBD)”, Simposium Nasional
Komite Audit, Kualitas Audit dan Akuntansi X. Makasar.
Ukuran Perusahaan Terhadap
Integritas Laporan Keuangan.”Skripsi Wikipedia. (2008). Dewan Komisaris.
Program S-1, Universitas Andalas, www.wikpedia.com
Padang.
Wibowo. (2002). Implikasi konservatisma
Sutojo dan Aldridge, E John. (2005). Good dalam hubungan laba-return dan
Corporate Governance: Tata Kelola faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Perusahaan Yang Sehat. Jakarta: PT. Tesis S-2 UGM : Yogyakarta
Damar Mulia Pustaka.
Wydia. (2004). “Analisis Faktor-Faktor yang
Scott, William. (2000). Financial Accounting Mempengaruhi Pilihan Perusahaan
Theory 2 Edition. Prentice-Hall, New Jersey Terhadap Akuntansi Konservatif.”
Tesis S2 Program Pasca Sarjana
Vina Purnamasari. (2010). “Pengaruh UGM. Yogyakarta
mekanisme Corporate Governance
dan Kualitas Audit Terhadap Welvin I Guna dan Arleen Herawati. (2010).
Integritas Laporan Keuangan”. Pengaruh Mekanisme Corporate
Skripsi Program S-1, Universitas Governance, Independensi Auditor,
Andalas. Padang. Kualitas Audit dan Faktor Lainnya
Terhadap Manajemen Laba. Jurnal
Wolk, Tearney dan Dodd (2000).Dalam Bisnis dan Akuntansi.
Werimon, Simson dan Ghazali
(2007). “Pengaruh Partisipasi
Masyarakat Dan Transparasi

16
Data Tabulasi Sampel

Kriteria pemilihan sampel


Listing Publikasi AR Biaya riset
No Kode
2008 2009 2010 2008 2009 2010 2008 2009 2010
Food and beverage
1 INDF √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 SMART √ √ √ √ √ √ X
3 DAVO √ √ √ X
4 TBLA √ √ √ √ X
5 ULTJ √ √ √ √ √ √ X
6 SIPD √ √ X
7 AISA √ √ √ √ √ X
8 AQUA √ √ √ √ X
9 MLBI √ √ √ X
10 FAST √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 DLTA √ √ √ √ √ √ √ √ √
12 STTP √ √ √ X X
13 CEKA √ √ √ √ √ √ X
14 PSDN √ √ √ √ √ √ X
15 SKLT √ √ √ √ √ X
16 SKBM √ √ X
17 ADES √ √ √ √ √ √ X
18 PTSP √ √ √ √ √ √ X
19 NIPON X
20 SUBA X
21 MYOR √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tobacco manufaktur
22 RMBA √ √ √ √ √ √ X
23 GGRM √ √ √ √ X
24 HMSP √ √ √ √ √ √ √ √ √
25 BAT √ √ X
Textille mile products
26 ARGO √ √ √ √X √ √ √ √ √
27 CNTX √ √ √ X
28 ERTX √ √ √ X
29 PAFI √ √ √ √ √ X
30 HDTX √ √ √ X
31 RDTX √ √ √ X
32 SSTM √ √ √ √ X
33 TIFICO √ √ √ √ X
34 UNTX √ √ √ √ √ √ X
35 TEJA √ X
17
Apparel and other textile product
36 MYTX √ √ √ X
37 ESTI √ √ √ √ √ √ √ √ √
38 MYRX √ √ √ √ √ √ X
39 SRSN √ √ √ √ √ √ X
40 INDR √ √ √ √ X
41 KARW √ √ √ √ X
42 PBRX √ √ √ X
43 BIMA √ √ √ X
44 RICY √ √ √ √ √ √ X
45 BATA √ √ √ √ √ √ X
46 SIMM √ √ √ √ √ √ X
47 DOID √ X
48 FMII √ X
Lumber and wood products
49 BRPT √ √ √ √ √ √ X
50 SULI √ √ √ √ X
51 TIRT √ √ √ √ X
52 PSUC √ √ X
53 SUDI X
Paper and allied products
54 FASW √ √ √ √ √ √ √ √ √
55 INKP √ √ √ √ √ √ √ √ √
56 KBRI X
57 TKIM √ √ √ X
58 SPMA √ √ √ √ √ X
59 INRU √ √ √ √ √ X
Chemical and allied products
60 AKRA √ √ √ √ √ √ √ √ √
61 POLY √ √ √ √ √ √ X
62 BUDI √ √ √ √ √ √ X
63 CLPI √ √ √ √ √ √ √ √ √
64 ETWA √ √ √ √ √ √ √ √ √
65 LTLS √ √ √ √ √ √ √ √ √
66 SOBI √ √ √ √ √ √ X
67 TPIA X
68 UNIC √ √ √ √ X
Adhesive
69 DPNS √ √ √ √ X
70 EKAD √ √ √ √ √ √ X
71 INCI √ √ √ √ √ √ X

18
72 KKGI √ √ √ √ √ √ X
Plastics and glass products
73 AKKU √ √ √ √ √ √ X
74 AKPI √ √ √ √ √ √ √ √ √
75 AMFG √ √ √ √ X
76 APLI √ √ √ √ √ √ X
77 BRNA √ √ √ √ √ √ √ √ √
78 DYNA √ √ √ √ √ √ X
79 IGAR √ √ √ √ √ √ √ X
80 LMPI √ √ √ √ √ √ X
81 LAPD √ √ √ √ √ X
82 SIAP X
83 FPNI √ √ √ √ √ X
84 TRST √ √ √ √ √ √ X
85 TALF √ √ X
86 YPAS √ √ √ √ √ √ X
87 SIMA √ √ √ √ √ √ X
Cement
88 INTP √ √ √ √ √ √ √ √ √
89 SMCB √ √ √ √ √ √ X
90 SMGR √ √ √ √ √ √ √ √ √
Metal allied and products
91 ALMI √ √ √ √ X
92 BTON √ √ √ √ √ √ X
93 CTBN √ √ √ √ √ X
94 GDJS X
95 INAI √ √ √ √ √ √ √ √ √
96 ITMA √ √ √ X
97 JKSW √ √ √ √ X
98 JPRS √ √ √ X
99 LION √ √ √ √ √ √ √ √ √
100 LMSH √ √ √ √ √ √ X
101 PICO √ √ √ √ √ √ X
102 PELAT X
103 TBMS √ √ √ √ √ √ X
104 TIRA √ √ √ √ √ √ √ √ √
Fabricated metal products
105 KICI √ √ √ √ X
106 KDSI √ √ √ √ √ √ X
Stone clay glass and concrete products
107 ARNA √ √ √ √ √ √ √ √ √

19
108 IKAI √ √ √ √ √ √ √ √ √
109 KIAS √ √ √ X
110 MITI X
111 MLIA √ √ √ √ √ √ √ √ √
112 TOTO √ √ √ √ √ √ √ √ √
Cables
113 JECC √ √ √ √ √ √ √ √ √
114 KBLM √ √ √ √ √ √ √ √ √
115 KBLI √ √ √ √ √ √ X
116 IKBI √ √ √ √ √ X
117 SCCO √ √ √ √ √ X
118 VOKS √ √ √ √ X
Electronic and office equipment
119 ASGR √ √ √ √ √ √ √ √ √
120 MTDL √ √ √ √ √ √ √ √ √
121 MLPL √ √ √ √ √ √ X
122 MYOH √ √ √ √ √ √ X
123 PTSN √ √ √ √ √ X
Automotive and allied products
124 ASII √ √ √ √ √ √ X
125 AUTO √ √ √ √ √ √ X
126 GJTL √ √ √ √ √ √ X
127 GDYR √ √ √ √ √ √ √ √ √
128 HEXA √ √ √ √ √ √ √ √ √
129 BRAM √ √ √ √ √ X
130 IMAS √ √ √ √ X
131 INDS √ √ √ √ √ X
132 INTA √ √ √ √ √ √ √ √ √
133 LPIN √ √ √ √ √ √ X
134 MASA √ √ √ √ √ √ X
135 NIPS √ √ √ √ √ √ X
136 ADMG √ √ √ √ √ X
137 PRAS √ √ √ √ √ √ X
138 SMSM √ √ √ √ X
139 TURI √ √ √ √ √ √ X
140 UNTR √ √ √ √ √ √ X
141 SQMI √ √ X
142 SUGI √ √ √ X
Photographic equipment
143 INTD √ √ √ √ √ √ √ √ √
144 MDRN √ √ √ √ √ X

20
145 KONI √ √ √ √ √ √ √ √ X
Pharmaceutical
146 DVLA √ √ √ √ X
147 INAF √ √ √ √ √ √ √ √ √
148 KLBF √ √ √ √ √ √ √ √ √
149 KAEF √ √ √ √ √ √ √ √ √
150 MERK √ √ √ √ √ √ √ √ √
151 PYFA √ √ √ √ √ √ X
152 SCPI √ √ √ √ X
153 SQBI √ √ √ √ √ √ X
154 TSPC √ √ √ √ √ √ X
Consumer goods
155 TCID √ √ √ √ √ √ X
156 MRAT √ √ √ √ √ √ √ √ √
157 UNVR √ √ √ √ √ √ √ √ √
158 PROD √ √ X
Sumber : www.idx.co. id

21
Hasil Pengolahan Data Statistik dengan Program SPSS
Descriptive Statistic
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Integritas laporan keuangan 91 -1.5860 2.6544 .641359 .6263198
Latarbelakang pendidikan dewan
91 0 1 .84 .373
komisaris
Kepemilikan Institusional 91 29 98 72.74 14.760
Ukuran perusahaan 16572918 31420687 435530379677
91 1724241
34312 8237.68 .112
Valid N (listwise) 91

Uji normalitas residual


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 36
a
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .22049738
Most Extreme Differences Absolute .147
Positive .147
Negative -.066
Kolmogorov-Smirnov Z .880
Asymp. Sig. (2-tailed) .421
a. Test distribution is Normal.

Uji multikolenearitas
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1(Constant) -2.794 .762 -3.666 .001

Latar Belakang Pendidikan


Dewan Komisaris 3.839 .862 .609 4.453 .000 .955 1.047

Kepemilikan Institusional .003 .003 .152 1.113 .274 .959 1.043


Ukuran Perusahaan .014 .054 .036 .267 .791 .990 1.010
a. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan

22
Uji heteroskedastisitas
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .278 .417 .666 .510
Latar Belakang Pendidikan
-.111 .471 -.041 -.235 .816
Dewan Komisaris
Kepemilikan Institusional 4.602E-5 .001 .006 .032 .975
Ukuran Perusahaan -.037 .030 -.219 -1.261 .217
a. Dependent Variable: ABSRES_1

Uji autokerelasi
b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .654 .428 .374 .23060 1.763
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Latar Belakang
Pendidikan Dewan Komisaris
b. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan

Uji koefesien determinasi


b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .654 .428 .374 .23060
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Latar Belakang
Pendidikan Dewan Komisaris
b. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan

Uji F

b
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 1.273 3 .424 7.978 .000
Residual 1.702 32 .053
Total 2.974 35
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Latar Belakang
Pendidikan Dewan Komisaris
b. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan

23
Persamaan regresi atau uji T
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2.794 .762 -3.666 .001
Latar Belakang Pendidikan
3.839 .862 .609 4.453 .000
Dewan Komisaris
Kepemilikan Institusional .003 .003 .152 1.113 .274
Ukuran Perusahaan .014 .054 .036 .267 .791
a. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan

24

You might also like