Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The unpreparedness of adolescents in dealing with physical and psychological
changes will lead to a variety of risk behaviours such as juvenile delinquency, drug
abuse, sexually transmitted diseases, unwanted pregnancies, and abortion.
Because during adolescence the reproductive system has been change both of
biologically and psychologically. Sufficient and direct information will avoid any
misperception of changes that occur in the teenagers. The methods of peer health
education are considered more effective than other sources of information and also
have a strategic role in the stages of adolescent psychosocial development. So as to
overcome this problem, as a preliminary stage for this program to run smoothly,
peer educator training will be carried out with the main focus on adolescent
reproductive health for all junior and senior high schools. In general, the stages of
peer education include introduction, investigation, interpretation, intervention and
evaluation. Peer education techniques that are trained in students are attending,
empathy, asking, genuine, confrontation, summarizing and problem-solving skills.
One of the indikators of success in this community service activities was the
enthusiasm of all the schools that became the target audience could involve 6
students to participate in peer educator training activities for 3 consecutive days in
accordance with a predetermined schedule with 100% attendance.
Keywords: adolescents; reproductive health; peer educators.
Abstrak
Ketidaksiapan remaja dalam menghadapi perubahan fisik maupun psikologis yang
terjadi akan menimbulkan berbagai perilaku yang berisiko seperti kenakalan
remaja, penyalahgunaan obat terlarang, penyakit menular seksual, kehamilan yang
tidak diinginkan, dan aborsi. Hal tersebut terutama dikarenakan pada masa remaja
terjadi perubahan baik biologis maupun psikologis pada sistem reproduksinya.
Informasi yang cukup dan terarah akan menghindari adanya kesalahan persepsi
terhadap perubahan yang terjadi pada diri remaja tersebut. Metode pendidikan
kesehatan dari teman sebaya dianggap lebih efektif dibandingkan dengan sumber
informasi lainnya dan juga sebaya mempunyai peran yang cukup strategis dalam
tahapan perkembangan psikososial remaja. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut
maka sebagai tahap awal agar program ini berjalan lancar maka di dilaksanakan
pelatihan pendidik sebaya dengan fokus utama adalah pada kesehatan reproduksi
remaja untuk seluruh SMP dan SMA. Secara umum tahapan pendidikan sebaya
meliputi introduction, investigation, interpretation, intervention, dan evaluation.
Teknik pendidikan sebaya yang dilatihkan pada siswa adalah keterampilan
attending, empathy, asking, genuine, confrontating, summarizing, dan problem
405
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 11 NOMOR 04 DES 2020
406
Peningkatan Pengetahuan dan Kesadaran tentang Kesehatan Reproduksi
Remaja Perempuan Melalui Program Pendampingan Teman Sebaya di
Wilayah Kerja Puskesmas Cimalaka
Nunung Siti Sukaesih, Hikmat Pramajati, Popi Sopiah, Emi Lindayani
maupun psikologis yang terjadi pada masa RI, 2018), dapat diartikan bahwa rata-rata
remaja. Informasi yang cukup dan terarah tingkat pendidikan penduduk di Jawa Barat
akan menghindari adanya kesalahan persepsi adalah SMP (sederajat), dan setelah lulus
terhadap perubahan yang terjadi pada diri SMP bagi remaja puteri dan kemungkinan
remaja tersebut. Pengetahuan mengenai melakukan pernikahan dini menjadi cukup
kesehatan reproduksi pada remaja perempuan tinggi, hal tersebut juga didukung oleh data
pada saat ini didapatkan dari ibu, anggota bahwa terdapat kehamilan pada remaja
keluarga yang lain dan teman-temannya sangat muda (usia < 15 tahun) 0,03% dan
(Tork & Al Hosis, 2015). Berdasarkan SDKI kehamilan pada remaja (usia 15-19 tahun)
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) bahwa 1,97% (Kemenkes RI, 2017).
sekitar remaja 53,6 % perempuan Kecamatan Cimalaka, merupakan
mendapatkan informasi dan membicarakan salah satu kecamatan di Kabupaten
tentang kesehatan reproduksi remaja dari Sumedang, dengan wilayah geografis
teman mereka. Hal tersebut menjadi positif didominasi oleh wilayah pegunungan dengan
apabila orang yang memberikan informasi rata- rata ketinggian 600 meter DPL, dengan
adalah orang yang mengerti tentang jumlah penduduk 58.657 jiwa. Kecamatan
kesehatan reproduksi, tetapi apabila orang Cimalaka terdiri dari 14 desa, dengan
yang memberikan informasi adalah orang karakteristik 4 desa dengan status wilayah
yang tidak mengerti tentang kesehatan perkotaan dan 10 desa dengan status
reproduksi kemungkinan akan terjadi pedesaan.
kesalahan yang fatal. Jumlah penduduk usia SMP dan SMA
Metode pendidikan kesehatan dari 4.480 siswa atau 7,6% dari jumlah total
teman sebaya dianggap lebih efektif penduduk (Badan Pusat Statistik, 2013).
dibandingkan dengan sumber informasi Kecamatan dengan sebagian besar
lainnya. Karena metode pendidikan oleh merupakan wilayah pedesaan menjadikan
teman sebaya dapat membuat remaja merasa risiko terjadinya pernikahan usia muda
nyaman dan lebih terbuka menerima menjadi sangat tinggi. Oleh sebab itu maka
masukan sehingga informasi dapat diterima sangat penting untuk melakukan upaya
dan dilaksanakan (Hurlock, 2002). Sebaya peningkatan pengetahuan dan kesadaran
adalah seseorang yang mempunyai mengenai kesehatan reproduksi pada usia
kedudukan sama misalnya usia, latar remaja, karena permasalahan perempuan
belakang, status sosial dan kesenangan, berawal dari masih tingginya usia
sebaya mempunyai peran yang cukup perkawinan pertama di bawah usia 20 tahun,
strategis dalam tahapan perkembangan terutama masih tinggi di wilayah pedesaan.
psikososial remaja (Abdi & Simbar, 2013). Usia pernikahan di bawah 20 tahun
Oleh sebab itu perlu adanya pendampingan akan mempengaruhi derajat kesehatan ibu,
pembentukan pendidik sebaya untuk dikarenakan pada usia tersebut perempuan
menyampaikan informasi tentang kesehatan sudah mulai mengalami haid pertama
reproduksi remaja secara baik dan benar. (menarche) sebagai tanda bahwa perempuan
Sehingga diharapkan informasi tersebut lebih tersebut siap untuk bereproduksi, tetapi
dapat meningkatkan pengetahuan dan secara fisik organ tersebut belum matang,
kesadaran remaja akan kesehatan reproduksi. sehingga apabila terjadi kehamilan maka
Jumlah penduduk usia remaja akan meningkatkan risiko terjadinya penyulit
perempuan di Jawa Barat mencapai 9,1% kehamilan atau bahkan sampai dengan risiko
dari total jumlah penduduknya atau sekitar kematian ibu dan anak. Pada saat
3.921.592 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2013). pengetahuan dan kesadaran kesehatan
Dengan kecenderungan rata-rata lama reproduksi remaja baik maka diharapkan
sekolah di perkotaan 9,56 tahun dan di akan dapat mengurangi angka pernikahan
pedesaan 7,18 tahun (Kementerian Kesehatan dini, kehamilan dini dan penurunan angka
407
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 11 NOMOR 04 DES 2020
408
Peningkatan Pengetahuan dan Kesadaran tentang Kesehatan Reproduksi
Remaja Perempuan Melalui Program Pendampingan Teman Sebaya di
Wilayah Kerja Puskesmas Cimalaka
Nunung Siti Sukaesih, Hikmat Pramajati, Popi Sopiah, Emi Lindayani
409
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 11 NOMOR 04 DES 2020
jawab UKS, guru BK dan guru Wali sekolahnya masing-masing, dengan bekerja
sebanyak 6-7 orang remaja perempuan pada sama dengan pihak petugas puskesmas dan
tanggal 10-15 September 2018. Dilanjutkan dengan menggunakan media whatsapp
dengan persiapan pelatihan pendamping sebagai sarana komunikasi antara tim
sebaya, dari mulai tempat, metode, media, pengabdian, petugas puskesmas, dan
persiapan materi, jadwal, pada tanggal 17-19 pendidik sebaya yang telah dilatih.
September 2018.
Pelatihan pendidik sebaya pada C. HASIL DAN PEMBAHASAN
tanggal 5-7 Oktober 2018 dengan materi Indikator keberhasilan dalam kegiatan
sebagaimana tercantum pada Tabel 1. pengabdian kepada masyarakat ini yang
Tabel 1. Materi Pelatihan pertama adalah pada tahap persiapan
Hari
Materi
Alat dan
Waktu
didapatkan respon yang cukup baik dari
ke- Bahan seluruh sekolah yang menjadi khalayak
1 Peran, LCD 120 sasaran dengan indikator bahwa seluruh
Tanggung proyektor, menit sekolah mengikutsertakan 6 orang siswanya
Jawab laptop, materi untuk mengikuti kegiatan pelatihan pendidik
Konselor dan ajar, video
sebaya selama 3 hari berturut- turut sesuai
Penggunaan explainer
Media
dengan jadwal yang sudah ditentukan dan
Program LCD 120 kegiatan ini selalu dievaluasi oleh guru
Puskesmas proyektor, menit pendamping dengan adanya daftar presensi
tentang Unit laptop, materi siswa dari sekolah selain . Hal ini menjadi
Kesehatan ajar, modul penting disebabkan karena dengan adanya
Sekolah (UKS) partisipasi yang serius dari seluruh sekolah
2 Teori tentang LCD 240 sebagai khalayak sasaran adalah sebagai titik
Pendidik proyektor, menit awal bahwa sekolah merasa pentingnya
Sebaya laptop, materi kegiatan ini diikuti. Tahapan pembentukan
ajar, pendidik sebaya dalam kegiatan pengabdian
Infografis kepada masyarakat ini sesuai dengan tahapan
PPT
sebagai berikut: 1) persiapan kegiatan 2)
Teknik LCD 240
komunikasi proyektor, menit pelaksanaan kegiatan, 3) evaluasi dan
terapeutik laptop, materi monitoring (Elmansyah, Sutoyo, & Suwarjo,
ajar, modul, 2015), yaitu diawali dengan perekrutan dan
video pemilihan calon pendidik sebaya yang
3 Kesehatan LCD 240 dilakukan oleh guru UKS/BP di sekolah
reproduksi proyektor, menit masing-masing dengan kriteria karakteristik
remaja laptop, materi hangat, memiliki minat dibidang pemberian
ajar, motion bantuan, dapat diterima orang lain, toleran
grafis/animasi terhadap perbedaan sistem nilai, dan energik.
Masalah LCD 120 Kualitas humanistik tersebut penting bagi
kesehatan proyektor, menit
calon “pendidik” sebaya sebagai dasar untuk
reproduksi laptop, materi
remaja ajar, modul
menguasai keterampilan-keterampilan yang
akan dipelajari dalam pelatihan.
3. Monitoring dan Evaluasi
Tahap kedua yaitu dilaksanakannya
Setelah selesai pelaksanaan pelatihan
pendidik sebaya, dilanjutkan dengan pelatihan pendidik teman sebaya. Untuk
dapat menguasai berbagai kemampuan yang
pamantauan selama 1 bulan untuk
dipersyaratkan sebagai ”pendidik” teman
mengetahui sejauh mana pendidik sebaya
sebaya, materi pelatihan perlu didesain
yang telah di latih dapat mengaplikasikan
secara baik. Kegiatan pelatihan disusun
ilmu yang telah didapat dalam lingkungan
sedemikian rupa agar siswa antusias dan
410
Peningkatan Pengetahuan dan Kesadaran tentang Kesehatan Reproduksi
Remaja Perempuan Melalui Program Pendampingan Teman Sebaya di
Wilayah Kerja Puskesmas Cimalaka
Nunung Siti Sukaesih, Hikmat Pramajati, Popi Sopiah, Emi Lindayani
dapat mengikuti pelatihan dengan baik dan konvensional. Aplikasi ini adalah metode
gembira, sehingga disusun jadwal pelatihan evaluasi online, sehingga calon pendidik
dengan semenarik mungkin dengan sebaya bisa menggunakan smartphone yang
gabungan antara teori dan praktik serta dimilikinya untuk dapat mengisi berbagai
menggunakan media yang yang interaktif. jenis pertanyaan yang telah disiapkan. Para
peserta diberikan pin untuk dapat mengkases
program evaluasi ini, kemudian setelah
berhasil login maka nama peserta akan
muncul pada monitor tutor. Setelah semua
peserta berhasil login dan nama yang
bersangkutan sudah terdeteksi pada monitor
tutor maka selanjutnya program evaluasi
akan dimulai. Pada akhir program masing-
masing peserta akan tahu berapa skor yang
diperoleh dan menduduki peringkat berupa
skor yang mereka dapat.
411
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 11 NOMOR 04 DES 2020
412
Peningkatan Pengetahuan dan Kesadaran tentang Kesehatan Reproduksi
Remaja Perempuan Melalui Program Pendampingan Teman Sebaya di
Wilayah Kerja Puskesmas Cimalaka
Nunung Siti Sukaesih, Hikmat Pramajati, Popi Sopiah, Emi Lindayani
Surveillance 2011. Atlanta: U.S. Kementerian Kesehatan RI. (2018). Data dan
Department of Health and Human Informasi: Profil Kesehatan Indonesia
Services. 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Elmansyah, T., Sutoyo, A., & Suwarjo. RI.
(2015). Model Konseling Teman Shahhosseini, Z., Simbar, M.,
Sebaya Berbasis Humanistik Untuk Ramezankhani, A. & Majd, H.A.
Mneingkatkan Keterampilan (2012). An inventory for assessment of
Interpersonal Siswa. Jurnal Bimbingan the health needs of Iranian female
Konseling, 4(2), 109-113. adolescents. EMHJ - Eastern
Hurlock, E. B. (2002). Psikologi Mediterranean Health Journal, 18 (8),
Perkembangan: Suatu Pendekatan 850-856,
Sepanjang Rentang Kehidupan. https://apps.who.int/iris/handle/10665/1
Jakarta: Erlangga. 18545
Kemenkes RI. (2017). Survey Demografi dan Silverthorn, D. U. (2013). Human
Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Physiology: an Integrated Approach.
Kemenkes RI. Pearson Education, Inc.
Miswanto. (2014). Pentingnya Pendidikan Sujarwo. (2010). Peranan Guru dalam
Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Pendidikan Nilai pada Anak. Dinamika
Pada Remaja. Studi Pemuda, 3(2), 111- Pendidikan, 17(1), 127-143.
121. Tork, H. M. M., & Al Hosis, K. F. (2015).
Paramita, A., Widjiartini, W. & Effects of reproductive health
Soeparmanto, P. (2006). Pelayanan education on knowledge and attitudes
kesehatan reproduksi remaja oleh among female adolescents in Saudi
PUSKESMAS yang wilayah kerjanya Arabia. Journal of Nursing Research.
terdapat lokasi prostitusi (studi kota https://doi.org/10.1097/jnr.0000000000
malang dan kabupaten tulungagung). 000105
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Wartonah dan Tarwoto. (2015). Kebutuhan
9(3), 156-163. Dasar Manusia dan Proses
Re:fuel. (2013). Tech-Savvy College Keperawatan. Jakarta: Salemba
Students Are Gathering Gadgets, Medika.
Saying Yes to Showrooming and WHO (World Health Organization). (2005).
Rejecting Second-Screening. re:fuel’s Sexually transmitted and other
2013 College Explorer Study Outlines reproductive tract infections: a guide
the Latest in Student Spending, to essential practice. World Health
Technology Ownership, Online Organization.
Behavior and Media Usage. (Online). World Health Organization. (2011).
https://www.globenewswire.com/news- Maternal, Newborn, Child and
release/2013/06/13/554002/10036312/e Adolescent Health. Adolescent
n/Tech-Savvy-College-Students-Are- Development, World Health
Gathering-Gadgets-Saying-Yes-to- Organization.
Showrooming-and-Rejecting-Second-
Screening.html.
413