You are on page 1of 9

E-DIMAS: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 11(4), 405-413

ISSN 2087-3565 (Print) dan ISSN 2528-5041 (Online)


Available Online at http://journal.upgris.ac.id/index.php/e-dimas

Peningkatan Pengetahuan dan Kesadaran tentang Kesehatan Reproduksi


Remaja Perempuan Melalui Program Pendampingan Teman Sebaya di Wilayah
Kerja Puskesmas Cimalaka
Nunung Siti Sukaesih1, Hikmat Pramajati2, Popi Sopiah3, Emi Lindayani4
1,2,3,4
Universitas Pendidikan Indonesia
1
nunungss@upi.edu

Received: 12 Maret 2019; Revised: 3 September 2020; Accepted: 26 November 2020

Abstract
The unpreparedness of adolescents in dealing with physical and psychological
changes will lead to a variety of risk behaviours such as juvenile delinquency, drug
abuse, sexually transmitted diseases, unwanted pregnancies, and abortion.
Because during adolescence the reproductive system has been change both of
biologically and psychologically. Sufficient and direct information will avoid any
misperception of changes that occur in the teenagers. The methods of peer health
education are considered more effective than other sources of information and also
have a strategic role in the stages of adolescent psychosocial development. So as to
overcome this problem, as a preliminary stage for this program to run smoothly,
peer educator training will be carried out with the main focus on adolescent
reproductive health for all junior and senior high schools. In general, the stages of
peer education include introduction, investigation, interpretation, intervention and
evaluation. Peer education techniques that are trained in students are attending,
empathy, asking, genuine, confrontation, summarizing and problem-solving skills.
One of the indikators of success in this community service activities was the
enthusiasm of all the schools that became the target audience could involve 6
students to participate in peer educator training activities for 3 consecutive days in
accordance with a predetermined schedule with 100% attendance.
Keywords: adolescents; reproductive health; peer educators.

Abstrak
Ketidaksiapan remaja dalam menghadapi perubahan fisik maupun psikologis yang
terjadi akan menimbulkan berbagai perilaku yang berisiko seperti kenakalan
remaja, penyalahgunaan obat terlarang, penyakit menular seksual, kehamilan yang
tidak diinginkan, dan aborsi. Hal tersebut terutama dikarenakan pada masa remaja
terjadi perubahan baik biologis maupun psikologis pada sistem reproduksinya.
Informasi yang cukup dan terarah akan menghindari adanya kesalahan persepsi
terhadap perubahan yang terjadi pada diri remaja tersebut. Metode pendidikan
kesehatan dari teman sebaya dianggap lebih efektif dibandingkan dengan sumber
informasi lainnya dan juga sebaya mempunyai peran yang cukup strategis dalam
tahapan perkembangan psikososial remaja. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut
maka sebagai tahap awal agar program ini berjalan lancar maka di dilaksanakan
pelatihan pendidik sebaya dengan fokus utama adalah pada kesehatan reproduksi
remaja untuk seluruh SMP dan SMA. Secara umum tahapan pendidikan sebaya
meliputi introduction, investigation, interpretation, intervention, dan evaluation.
Teknik pendidikan sebaya yang dilatihkan pada siswa adalah keterampilan
attending, empathy, asking, genuine, confrontating, summarizing, dan problem

405
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 11 NOMOR 04 DES 2020

solving. Indikator keberhasilan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat


salah satunya adalah antusiasme dari seluruh sekolah yang menjadi khalayak
sasaran dapat mengikutsertakan 6 orang siswanya untuk mengikuti kegiatan
pelatihan pendidik sebaya selama 3 hari berturut-turut sesuai dengan jadwal yang
sudah ditentukan dengan 100% kehadiran.
Kata Kunci: remaja; kesehatan reproduksi; pendidik sebaya.

A. PENDAHULUAN Kesehatan tahun 2010 bahwa 47,8 % kasus


Remaja merupakan masa yang AIDS diduduki oleh kelompok usia muda,
penting dalam siklus kehidupan manusia yang artinya perilaku seks berisiko akan
(Shahhosseini, Simbar, Ramezankhani, & terjadi pada usia remaja (Miswanto, 2014).
Majd, 2012). Remaja merupakan individu Pada usia remaja juga terdapat
yang berusia antara 10-19 tahun, merupakan perilaku kesehatan yang berisiko yaitu
masa peralihan dari anak-anak menuju obesitas, aktivitas fisik yang kurang,
dewasa, serta terdapat perubahan fisik dan kehamilan pada usia remaja, perilaku seksual
psikologis yang signifikan terjadi pada usia yang berisiko, merokok, penyalahgunaan
remaja (World Health Organization, 2011). alcohol dan penggunaan obat terlarang
Perubahan fisik yang cukup signifikan pada (Centers for Disease Control and Prevention,
remaja terutama adalah perubahan pada 2012). Oleh karena itu untuk mengatasi
organ sistem reproduksi yang berkembang ketidaksiapan remaja dalam menghadapi
cukup pesat pada masa ini. Perubahan perubahan tersebut maka pendidikan tentang
tersebut dipengaruhi oleh hormon yang kesehatan reproduksi pada remaja menjadi
diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang penting untuk dilakukan. Remaja yang sehat
merangsang ovarium untuk memproduksi merupakan hal yang penting untuk masa
hormon estrogen dan progesterone sehingga depan dan kelangsungan hidup suatu bangsa.
secara fisik laki-laki akan jelas terlihat Hal tersebut terutama dikarenakan pada masa
berbeda antara perempuan dan laki-laki pada remaja terjadi perubahan baik biologis
usia remaja (Silverthorn, 2013). Perubahan maupun psikologis pada sistem
psikologis yang terjadi pada remaja di reproduksinya (Wartonah dan Tarwoto,
antaranya adalah perubahan emosi dan 2015).
kesadaran seksualitas serta adanya Pendidikan kesehatan remaja pada
ketertarikan pada lawan jenis (Paramita, saat ini lebih identik dengan penyakit
Widjiartini, & Soeparmanto, 2006) . menular seksual dan seks bebas, padahal
Ketidaksiapan remaja dalam pendidikan kesehatan reproduksi remaja
menghadapi perubahan fisik maupun termasuk di dalamnya adalah pendidikan
psikologis yang terjadi akan menimbulkan tentang fisiologi sistem reproduksi,
berbagai perilaku yang berisiko seperti kesadaran tentang alat kontrasepsi, kesadaran
kenakalan remaja, penyalahgunaan obat tentang penyakit menular seksual dan
terlarang, penyakit menular seksual, HIV/AIDS, perilaku terkait dengan
kehamilan yang tidak diinginkan, dan aborsi pernikahan serta perilaku pengalaman
(Miswanto, 2014). Berdasarkan Survei seksual (World Health Organization, 2005).
Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia Peningkatan pengetahuan dan
tahun 2007, didapatkan bahwa pengetahuan kesadaran tentang kesehatan reproduksi
remaja tentang kesehatan reproduksi remaja remaja perempuan, selain dapat menurunkan
masih sangat rendah, hampir setengahnya angka pernikahan dini dan kehamilan pada
remaja puteri tidak mengetahui perubahan usia yang sangat muda juga dapat
fisik yang terjadi pada tubuhnya, sementara mempersiapkan remaja perempuan untuk
itu berdasarkan data dari Kementerian menghadapi perubahan-perubahan fisik

406
Peningkatan Pengetahuan dan Kesadaran tentang Kesehatan Reproduksi
Remaja Perempuan Melalui Program Pendampingan Teman Sebaya di
Wilayah Kerja Puskesmas Cimalaka
Nunung Siti Sukaesih, Hikmat Pramajati, Popi Sopiah, Emi Lindayani

maupun psikologis yang terjadi pada masa RI, 2018), dapat diartikan bahwa rata-rata
remaja. Informasi yang cukup dan terarah tingkat pendidikan penduduk di Jawa Barat
akan menghindari adanya kesalahan persepsi adalah SMP (sederajat), dan setelah lulus
terhadap perubahan yang terjadi pada diri SMP bagi remaja puteri dan kemungkinan
remaja tersebut. Pengetahuan mengenai melakukan pernikahan dini menjadi cukup
kesehatan reproduksi pada remaja perempuan tinggi, hal tersebut juga didukung oleh data
pada saat ini didapatkan dari ibu, anggota bahwa terdapat kehamilan pada remaja
keluarga yang lain dan teman-temannya sangat muda (usia < 15 tahun) 0,03% dan
(Tork & Al Hosis, 2015). Berdasarkan SDKI kehamilan pada remaja (usia 15-19 tahun)
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) bahwa 1,97% (Kemenkes RI, 2017).
sekitar remaja 53,6 % perempuan Kecamatan Cimalaka, merupakan
mendapatkan informasi dan membicarakan salah satu kecamatan di Kabupaten
tentang kesehatan reproduksi remaja dari Sumedang, dengan wilayah geografis
teman mereka. Hal tersebut menjadi positif didominasi oleh wilayah pegunungan dengan
apabila orang yang memberikan informasi rata- rata ketinggian 600 meter DPL, dengan
adalah orang yang mengerti tentang jumlah penduduk 58.657 jiwa. Kecamatan
kesehatan reproduksi, tetapi apabila orang Cimalaka terdiri dari 14 desa, dengan
yang memberikan informasi adalah orang karakteristik 4 desa dengan status wilayah
yang tidak mengerti tentang kesehatan perkotaan dan 10 desa dengan status
reproduksi kemungkinan akan terjadi pedesaan.
kesalahan yang fatal. Jumlah penduduk usia SMP dan SMA
Metode pendidikan kesehatan dari 4.480 siswa atau 7,6% dari jumlah total
teman sebaya dianggap lebih efektif penduduk (Badan Pusat Statistik, 2013).
dibandingkan dengan sumber informasi Kecamatan dengan sebagian besar
lainnya. Karena metode pendidikan oleh merupakan wilayah pedesaan menjadikan
teman sebaya dapat membuat remaja merasa risiko terjadinya pernikahan usia muda
nyaman dan lebih terbuka menerima menjadi sangat tinggi. Oleh sebab itu maka
masukan sehingga informasi dapat diterima sangat penting untuk melakukan upaya
dan dilaksanakan (Hurlock, 2002). Sebaya peningkatan pengetahuan dan kesadaran
adalah seseorang yang mempunyai mengenai kesehatan reproduksi pada usia
kedudukan sama misalnya usia, latar remaja, karena permasalahan perempuan
belakang, status sosial dan kesenangan, berawal dari masih tingginya usia
sebaya mempunyai peran yang cukup perkawinan pertama di bawah usia 20 tahun,
strategis dalam tahapan perkembangan terutama masih tinggi di wilayah pedesaan.
psikososial remaja (Abdi & Simbar, 2013). Usia pernikahan di bawah 20 tahun
Oleh sebab itu perlu adanya pendampingan akan mempengaruhi derajat kesehatan ibu,
pembentukan pendidik sebaya untuk dikarenakan pada usia tersebut perempuan
menyampaikan informasi tentang kesehatan sudah mulai mengalami haid pertama
reproduksi remaja secara baik dan benar. (menarche) sebagai tanda bahwa perempuan
Sehingga diharapkan informasi tersebut lebih tersebut siap untuk bereproduksi, tetapi
dapat meningkatkan pengetahuan dan secara fisik organ tersebut belum matang,
kesadaran remaja akan kesehatan reproduksi. sehingga apabila terjadi kehamilan maka
Jumlah penduduk usia remaja akan meningkatkan risiko terjadinya penyulit
perempuan di Jawa Barat mencapai 9,1% kehamilan atau bahkan sampai dengan risiko
dari total jumlah penduduknya atau sekitar kematian ibu dan anak. Pada saat
3.921.592 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2013). pengetahuan dan kesadaran kesehatan
Dengan kecenderungan rata-rata lama reproduksi remaja baik maka diharapkan
sekolah di perkotaan 9,56 tahun dan di akan dapat mengurangi angka pernikahan
pedesaan 7,18 tahun (Kementerian Kesehatan dini, kehamilan dini dan penurunan angka

407
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 11 NOMOR 04 DES 2020

penyakit menular seksual. Dengan demikian konseling tentang perencanaan kehidupan


dapat menghasilkan generasi yang tangguh berkeluarga bagi remaja serta kegiatan-
sebagai penerus bangsa yang lebih sehat, kegiatan penunjang lainnya (BKKBN, 2008).
menyongsong masa depan Indonesia yang Tetapi ternyata pada hampir seluruh SMP
lebih baik. Berdasarkan hal tersebut maka dan SMA di Kecamatan Cimalaka Kabupaten
dirasakan perlu untuk melatih calon pendidik Sumedang program ini tidak berjalan, karena
sebaya agar dapat memberikan pendidikan pendidik sebaya yang pernah dibentuk telah
kesehatan reproduksi remaja pada teman lulus dan belum ada lagi pembentukan serta
sebayanya sesuai dengan pengetahuan yang pelatihan untuk pendidik sebaya selanjutnya.
di perlukan oleh remaja pada saat ini. Sehingga untuk mengatasi hal
Masa remaja merupakan masa tersebut maka sebagai tahap awal agar
peralihan dari anak-anak menuju dewasa. program ini berjalan lancar maka di
Terjadi perubahan fisik dan psikologis pada dilaksanakan pelatihan pendidik sebaya
masa remaja yang akan mempengaruhi dengan fokus utama adalah pada kesehatan
kehidupannya pada masa yang akan datang. reproduksi remaja untuk seluruh SMP dan
Berdasarkan hal tersebut maka ada beberapa SMA di wilayah kerja Puskesmas Cimalaka
permasalahan yang dihadapi oleh pihak mitra yang diwakili oleh 6-7 siswa/sekolah.
dalam masalah kesehatan reproduksi remaja 1. Kesehatan Reproduksi Remaja
yaitu: Pelatihan pendidik sebaya yang
1. Pendidikan kesehatan reproduksi remaja dilakukan adalah dengan memfokuskan pada
belum tersosialisasi dengan baik di peningkatan pengetahuan tentang kesehatan
lingkungan sekolah. reproduksi remaja. Hal ini penting
2. Belum terbentuknya pendidik sebaya disampaikan dengan baik dan benar serta
sebagai perpanjangan tangan dari guru BP menyeluruh agar para pendidik sebaya dapat
maupun petugas puskesmas dalam rangka menjadi pendidik yang baik bagi temannya.
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran Kesehatan reproduksi yang disampaikan
remaja mengenai kesehatan reproduksi dalam pelatihan ini adalah mengenai anatomi
remaja. dan fisiologi organ sistem reproduksi serta
3. Pendidikan kesehatan reproduksi remaja perubahan yang terjadi pada masa remaja,
masih merupakan hal yang tabu penggunaan alat kontrasepsi dan tujuan yang
dibicarakan karena masih menganggap sebenarnya penggunaan alat kontrasepsi,
bahwa pendidikan tersebut identik dengan penyakit menular seksual termasuk
pendidikan seks dan seksualitas. HIV/AIDS, perilaku terkait dengan
pernikahan, dan perilaku serta pengalaman
B. PELAKSANAAN DAN METODE seksual pada remaja.
Metode Penyelesaian Masalah 2. Pendidik Sebaya
Penyelesaian masalah kesehatan Peserta pelatihan juga dibekali
reproduksi yang terjadi pada remaja putri di dengan pengetahuan tentang konsep, peran
lingkungan wilayah kerja Puskesmas dan tanggung jawab pendidik sebaya. Hal ini
Cimalaka adalah dengan dibentuknya diberikan agar siswa pendidik sebaya tahu
kembali pendidik sebaya (peer educator). dan sadar tentang keberadaan dirinya sebagai
Program ini bukanlah merupakan hal yang pendidik sebaya di lingkungan sekolahnya
baru, tetapi sudah dikembangkan di sekolah- masing-masing. Materi yang diberikan
sekolah dengan adanya Pusat Informasi dan adalah meliputi tahapan konseling/pendidik
Konseling Remaja (PIK-Remaja). PIK- sebaya dalam melakukan konseling/
Remaja merupakan suatu wadah kegiatan pendidikan, prinsip-prinsip dalam pendidikan
program Generasi Berencana (Gen-Re) yang sebaya dan teknik pendidikan sebaya. Secara
di kelola dari, oleh dan untuk remaja guna umum tahapan pendidikan sebaya meliputi
memberikan pelayanan informasi dan introduction, investigation, interpretation,

408
Peningkatan Pengetahuan dan Kesadaran tentang Kesehatan Reproduksi
Remaja Perempuan Melalui Program Pendampingan Teman Sebaya di
Wilayah Kerja Puskesmas Cimalaka
Nunung Siti Sukaesih, Hikmat Pramajati, Popi Sopiah, Emi Lindayani

intervention, dan evaluation. Teknik komunikasi yang bertujuan untuk membantu


pendidikan sebaya yang dilatihkan pada menyelesaikan permasalahan teman-
siswa adalah keterampilan attending, temannya. Pada materi ini siswa dilatih agar
empathy, asking, genuine, confrontating, bisa paham dan terampil dalam melakukan
summarizing, dan problem solving (Sujarwo, teknik komunikasi sebagai gerbang awal
2010). dalam melakukan pendidikan sebaya.
3. Pemilihan Media yang Tepat Komunikasi yang efektif juga memudahkan
Pada era digital saat ini banyak sekali pendidik sebaya untuk dipercaya oleh
media yang dapat diakses oleh siswa dengan temannya sehingga tujuan pendidikan sebaya
gadgetnya masing-masing, karena saat ini dapat tercapai.
hampir semua siswa dan mahasiswa Pelaksanaan Program
mempunyai personal gadget masing-masing Secara garis besar metode yang
(Re:fuel, 2013). Fenomena tersebut di satu dilakukan dalam pengabdian masyarakat ini
sisi sangat menguntungkan karena dilakukan melalui tiga tahap yaitu: persiapan
memudahkan siswa untuk dapat mengakses kegiatan (yang di dalamnya mencakup
segala informasi dalam menunjang belajar introduction, investigation, interpretation),
dan hidupnya, tetapi di sisi lain apabila pelaksanaan kegiatan (mencakup
penggunaan gadget tidak diiringi oleh intervention) dan yang terakhir adalah
pengetahuan penggunaan media yang monitoring dan evaluasi, seperti yang tertera
mumpuni justru akan menjerumuskan remaja pada Gambar 1.
pada hal-hal yang tidak diinginkan seperti
misalnya mendapatkan informasi yang salah
atau kurang tepat. Oleh karena itu tim
pengabdian memberikan materi untuk dapat
menggunakan media yang tepat. Misalnya
untuk dapat mengakses tentang kesehatan
reproduksi remaja, siswa diarahkan untuk
membuka situs web yang terpercaya. Contoh
situs web yang dianjurkan untuk dibuka pada
saat pendidik sebaya memerlukan informasi Gambar 1. Metode Penyelesaian Masalah
adalah https://pustaka.bkkbn.go.id/, 1. Persiapan Kegiatan
http://www.depkes.go.id/folder/view/01/struc Pada tahap awal program pengabdian
ture-web-content-publikasi-data.html, kepada masyarakat ini adalah koordinasi
http://www.who.int/topics/adolescent_health/ program dengan Kepala Puskesmas
en/. Aplikasi tentang kesehatan reproduksi Cimalaka, dan dilanjutkan dengan koordinasi
remaja yang dapat diunduh di playstore atau dan sosialisasi kepada petugas penanggung
appstore adalah WHO Reproductive Health, jawab UKS di Puskesmas Cimalaka pada
Woman’s Health Issues, Adolescent Health tanggal 21-23 Agustus 2018. Setelah
Issues. koordinasi dengan Kepala Puskesmas
4. Teknik Komunikasi Terapeutik Cimalaka dan Petugas Penanggung Jawab
Teknik komunikasi terapeutik juga Program UKS dilanjutkan dengan sosialisasi
dilatihkan kepada siswa karena, komunikasi kepada guru penanggung jawab UKS di
yang baik dapat memudahkan pendidik setiap sekolah sasaran pada tanggal 27-31
sebaya untuk dapat diterima di lingkungan Agustus 2018.
sekolahnya sebagai pendidik sebaya. Fokus 2. Pelaksanaan Kegiatan
materi ini adalah komunikasi dengan teman Pemilihan/rekrutmen pendidik sebaya
sebaya meliputi pengertian komunikasi dari tiap-tiap sekolah dengan kriteria yang
sebaya, manfaat komunikasi, bentuk sudah ditetapkan oleh guru penanggung
komunikasi teknik komunikasi, serta teknik

409
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 11 NOMOR 04 DES 2020

jawab UKS, guru BK dan guru Wali sekolahnya masing-masing, dengan bekerja
sebanyak 6-7 orang remaja perempuan pada sama dengan pihak petugas puskesmas dan
tanggal 10-15 September 2018. Dilanjutkan dengan menggunakan media whatsapp
dengan persiapan pelatihan pendamping sebagai sarana komunikasi antara tim
sebaya, dari mulai tempat, metode, media, pengabdian, petugas puskesmas, dan
persiapan materi, jadwal, pada tanggal 17-19 pendidik sebaya yang telah dilatih.
September 2018.
Pelatihan pendidik sebaya pada C. HASIL DAN PEMBAHASAN
tanggal 5-7 Oktober 2018 dengan materi Indikator keberhasilan dalam kegiatan
sebagaimana tercantum pada Tabel 1. pengabdian kepada masyarakat ini yang
Tabel 1. Materi Pelatihan pertama adalah pada tahap persiapan
Hari
Materi
Alat dan
Waktu
didapatkan respon yang cukup baik dari
ke- Bahan seluruh sekolah yang menjadi khalayak
1 Peran, LCD 120 sasaran dengan indikator bahwa seluruh
Tanggung proyektor, menit sekolah mengikutsertakan 6 orang siswanya
Jawab laptop, materi untuk mengikuti kegiatan pelatihan pendidik
Konselor dan ajar, video
sebaya selama 3 hari berturut- turut sesuai
Penggunaan explainer
Media
dengan jadwal yang sudah ditentukan dan
Program LCD 120 kegiatan ini selalu dievaluasi oleh guru
Puskesmas proyektor, menit pendamping dengan adanya daftar presensi
tentang Unit laptop, materi siswa dari sekolah selain . Hal ini menjadi
Kesehatan ajar, modul penting disebabkan karena dengan adanya
Sekolah (UKS) partisipasi yang serius dari seluruh sekolah
2 Teori tentang LCD 240 sebagai khalayak sasaran adalah sebagai titik
Pendidik proyektor, menit awal bahwa sekolah merasa pentingnya
Sebaya laptop, materi kegiatan ini diikuti. Tahapan pembentukan
ajar, pendidik sebaya dalam kegiatan pengabdian
Infografis kepada masyarakat ini sesuai dengan tahapan
PPT
sebagai berikut: 1) persiapan kegiatan 2)
Teknik LCD 240
komunikasi proyektor, menit pelaksanaan kegiatan, 3) evaluasi dan
terapeutik laptop, materi monitoring (Elmansyah, Sutoyo, & Suwarjo,
ajar, modul, 2015), yaitu diawali dengan perekrutan dan
video pemilihan calon pendidik sebaya yang
3 Kesehatan LCD 240 dilakukan oleh guru UKS/BP di sekolah
reproduksi proyektor, menit masing-masing dengan kriteria karakteristik
remaja laptop, materi hangat, memiliki minat dibidang pemberian
ajar, motion bantuan, dapat diterima orang lain, toleran
grafis/animasi terhadap perbedaan sistem nilai, dan energik.
Masalah LCD 120 Kualitas humanistik tersebut penting bagi
kesehatan proyektor, menit
calon “pendidik” sebaya sebagai dasar untuk
reproduksi laptop, materi
remaja ajar, modul
menguasai keterampilan-keterampilan yang
akan dipelajari dalam pelatihan.
3. Monitoring dan Evaluasi
Tahap kedua yaitu dilaksanakannya
Setelah selesai pelaksanaan pelatihan
pendidik sebaya, dilanjutkan dengan pelatihan pendidik teman sebaya. Untuk
dapat menguasai berbagai kemampuan yang
pamantauan selama 1 bulan untuk
dipersyaratkan sebagai ”pendidik” teman
mengetahui sejauh mana pendidik sebaya
sebaya, materi pelatihan perlu didesain
yang telah di latih dapat mengaplikasikan
secara baik. Kegiatan pelatihan disusun
ilmu yang telah didapat dalam lingkungan
sedemikian rupa agar siswa antusias dan

410
Peningkatan Pengetahuan dan Kesadaran tentang Kesehatan Reproduksi
Remaja Perempuan Melalui Program Pendampingan Teman Sebaya di
Wilayah Kerja Puskesmas Cimalaka
Nunung Siti Sukaesih, Hikmat Pramajati, Popi Sopiah, Emi Lindayani

dapat mengikuti pelatihan dengan baik dan konvensional. Aplikasi ini adalah metode
gembira, sehingga disusun jadwal pelatihan evaluasi online, sehingga calon pendidik
dengan semenarik mungkin dengan sebaya bisa menggunakan smartphone yang
gabungan antara teori dan praktik serta dimilikinya untuk dapat mengisi berbagai
menggunakan media yang yang interaktif. jenis pertanyaan yang telah disiapkan. Para
peserta diberikan pin untuk dapat mengkases
program evaluasi ini, kemudian setelah
berhasil login maka nama peserta akan
muncul pada monitor tutor. Setelah semua
peserta berhasil login dan nama yang
bersangkutan sudah terdeteksi pada monitor
tutor maka selanjutnya program evaluasi
akan dimulai. Pada akhir program masing-
masing peserta akan tahu berapa skor yang
diperoleh dan menduduki peringkat berupa
skor yang mereka dapat.

Gambar 3. Tutor Melatih Calon Pendidik


Gambar 2. Contoh Kegiatan Pelatihan dalam Sebaya dengan Gembira
Bentuk Leaflet
Selain jadwal pelatihan di desain agar
lebih interaktif, materi pelatihan juga dibuat
dalam bentuk yang aplikatif tidak hanya
berisi teori atau konsep saja. Media
Pembelajaran dibuat dalam bentuk modul
dengan gambar yang mendukung terhadap Gambar 4. Suasana Belajar yang Interaktif
teori yang diberikan, video explainer dengan Berdasarkan hasil pelaksanaan
durasi singkat (5-7 menit), infografis dan kegiatan pelatihan calon pendidik sebaya
juga motion grafis. maka pada dasarnya pendidikan kesehatan
Proses pelaksanaan pelatihan di reproduksi harus merupakan bagian dari
desain agar siswa calon pendidik sebaya proses pendidikan yang mempunyai tujuan
diajak untuk dapat belajar aktif tidak untuk memperkuat dasar-dasar pengetahuan
berfokus pada tutor tetapi dapat dan pengembangan kepribadian. Melihat
mengekspresikan pengetahuan dan antusiasme calon pendidik sebaya tentang
pengalaman sebelumnya dengan baik dan kesehatan reproduksi mendasari bahwa
gembira. Tutor/pemberi materi berusaha remaja sangat memerlukan pendidikan
untuk menjadi teman bagi siswa. kesehatan reproduksi yang baik dan
Proses evaluasi dalam pelatihan yang mempunyai fasilitas untuk dapat
dilakukan pada calon pendidik sebaya adalah berkonsultasi dengan nyaman terhadap
dengan menggunakan aplikasi kahoot.it, hal perubahan fisik dan psikologis yang terjadi
ini dilakukan agar calon pendidik sebaya pada dirinya. Adapun hasil evaluasi pelatihan
tidak bosan dengan metode evaluasi yang tersaji pada Gambar 5.

411
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 11 NOMOR 04 DES 2020

sangat signifikan dan dapat mempengaruhi


kehidupannya di masa yang akan datang.
Perubahan organ reproduksi pada perempuan
akan berdampak terhadap siklus kehidupan
manusia. Karena remaja perempuan harus
dipersiapkan agar mereka bisa merawat dan
menjaga sistem reproduksinya dengan baik,
karena dalam perkembangannya perempuan
akan menikah, hamil dan melahirkan. Di sisi
lain banyak masalah yang dihadapi oleh
Gambar 5. Nilai Pre Test dan Post Test
remaja termasuk masalah kesehatan
Berdasarkan hasil evaluasi dengan
reproduksi remaja. Hal ini perlu
membandingkan nilai rata-ratanya maka
mendapatkan perhatian, agar remaja
terlihat seperti di Gambar 5 terdapat
memperoleh informasi yang benar tentang
peningkatan nilai rata-rata siswa soal-soal
segala sesuatu yang terjadi secara fisiologi
yang diberikan. Sebanyak 50 soal yang
dalam dirinya. Pemberian edukasi oleh teman
terdiri dari 20 soal tentang kesehatan
sebaya masih merupakan metode yang efektif
reproduksi remaja, 10 soal masing-masing untuk menggiring agar remaja mempunyai
untuk materi tentang pendidik sebaya, pemahaman yang baik terhadap
pemilihan media yang tepat, dan komunikasi permasalahan yang dihadapinya. Para
terapeutik pendidik sebaya juga harus dilatih dengan
Tahap terakhir dalam pengabdian baik dan benar agar mereka dapat menjadi
kepada masyarakat ini adalah pelaksanaan agen yang dapat meningkatkan pengetahuan
dan pengorganisasian pendidik sebaya di dan kesadaran remaja mengenai kesehatan
lingkungan sekolahnya masing-masing. Pada reproduksi remaja.
tahap ini kami menginisiasi untuk Ucapan Terima Kasih
menggunakan media whatsapp sebagai Terima kasih kepada Rektor
sarana untuk berkomunikasi antara pendidik Universitas Pendidikan Indonesia yang telah
sebaya dengan tim pengabdian kepada memberikan dana hibah program Pengabdian
masyarakat dan juga petugas kesehatan
kepada Masyarakat UPI, serta Ketua LPPM
reproduksi remaja di Puskesmas Cimalaka. UPI beserta jajarannya yang senantiasa
Dibuat grup whatsapp untuk memonitor membantu dan memfasilitasi dalam kegiatan
kegiatan yang sudah dilakukan oleh pendidik pengabdian kepada masyarakat ini.
sebaya. Sejauh ini respon pendidik sebaya
untuk mendidik temannya sangat baik dan E. DAFTAR PUSTAKA
mereka senang untuk berbagi cerita dan Abdi, F., & Simbar, M. (2013). The Peer
pengalaman mengenai kesehatan reproduksi Education Approach in Adolescents-
pada masa remaja yang mengalami Narrative Review Article. Iran J Public
perubahan yang cukup pesat. Selain dengan Health, 42(11), 1200-1206.
whatsapp para pendidik sebaya juga
Badan Pusat Statistik. (2013). Statistik
dilatihkan untuk mengisi log book kegiatan Indonesia 2013. Jakarta: Badan Pusat
mereka selama melakukan pendidikan pada Statistik.
teman sebaya di sekolahnya masing-masing. BKKBN. (2008). Kurikulum dan Modul
Pelatihan Pengelolaan Pusat Informasi
D. PENUTUP
dan Konseling Kesehatan Reproduksi
Masa remaja merupakan masa yang
Remaja (PIK-KRR). Jakarta: BKKBN-
penting dalam tahap pertumbuhan dan
DITREM.
perkembangan manusia. Pada masa ini Centers for Disease Control and Prevention.
terjadi perubahan fisik dan psikologis yang (2012). Sexually Transmitted Disease

412
Peningkatan Pengetahuan dan Kesadaran tentang Kesehatan Reproduksi
Remaja Perempuan Melalui Program Pendampingan Teman Sebaya di
Wilayah Kerja Puskesmas Cimalaka
Nunung Siti Sukaesih, Hikmat Pramajati, Popi Sopiah, Emi Lindayani

Surveillance 2011. Atlanta: U.S. Kementerian Kesehatan RI. (2018). Data dan
Department of Health and Human Informasi: Profil Kesehatan Indonesia
Services. 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Elmansyah, T., Sutoyo, A., & Suwarjo. RI.
(2015). Model Konseling Teman Shahhosseini, Z., Simbar, M.,
Sebaya Berbasis Humanistik Untuk Ramezankhani, A. & Majd, H.A.
Mneingkatkan Keterampilan (2012). An inventory for assessment of
Interpersonal Siswa. Jurnal Bimbingan the health needs of Iranian female
Konseling, 4(2), 109-113. adolescents. EMHJ - Eastern
Hurlock, E. B. (2002). Psikologi Mediterranean Health Journal, 18 (8),
Perkembangan: Suatu Pendekatan 850-856,
Sepanjang Rentang Kehidupan. https://apps.who.int/iris/handle/10665/1
Jakarta: Erlangga. 18545
Kemenkes RI. (2017). Survey Demografi dan Silverthorn, D. U. (2013). Human
Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Physiology: an Integrated Approach.
Kemenkes RI. Pearson Education, Inc.
Miswanto. (2014). Pentingnya Pendidikan Sujarwo. (2010). Peranan Guru dalam
Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Pendidikan Nilai pada Anak. Dinamika
Pada Remaja. Studi Pemuda, 3(2), 111- Pendidikan, 17(1), 127-143.
121. Tork, H. M. M., & Al Hosis, K. F. (2015).
Paramita, A., Widjiartini, W. & Effects of reproductive health
Soeparmanto, P. (2006). Pelayanan education on knowledge and attitudes
kesehatan reproduksi remaja oleh among female adolescents in Saudi
PUSKESMAS yang wilayah kerjanya Arabia. Journal of Nursing Research.
terdapat lokasi prostitusi (studi kota https://doi.org/10.1097/jnr.0000000000
malang dan kabupaten tulungagung). 000105
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Wartonah dan Tarwoto. (2015). Kebutuhan
9(3), 156-163. Dasar Manusia dan Proses
Re:fuel. (2013). Tech-Savvy College Keperawatan. Jakarta: Salemba
Students Are Gathering Gadgets, Medika.
Saying Yes to Showrooming and WHO (World Health Organization). (2005).
Rejecting Second-Screening. re:fuel’s Sexually transmitted and other
2013 College Explorer Study Outlines reproductive tract infections: a guide
the Latest in Student Spending, to essential practice. World Health
Technology Ownership, Online Organization.
Behavior and Media Usage. (Online). World Health Organization. (2011).
https://www.globenewswire.com/news- Maternal, Newborn, Child and
release/2013/06/13/554002/10036312/e Adolescent Health. Adolescent
n/Tech-Savvy-College-Students-Are- Development, World Health
Gathering-Gadgets-Saying-Yes-to- Organization.
Showrooming-and-Rejecting-Second-
Screening.html.

413

You might also like