You are on page 1of 21

1

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI


MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA
KELAS VIII-B SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
WIYATAMA BANDAR LAMPUNG

Oleh :
Widdy Guntur Bawono, Bambang Sumitro, Sudirman Husin
FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
Email : gunturwiddy@gmail.com
085286796116

Abstract : Increasing acheivement studied of physical education using


demonstration method at the eighth class of wiyatama junior high school
bandar lampung. This research was to describe (1) the lesson plan using
demonstration method, (2) the implementation of learning sports using
demonstration method, (3) evaluation system using demonstration method, (4) to
increase the studentV¶ achievement using the demonstration method .This
classroom action research was conducted in SMP Wiyatama Bandar Lampung in
2008-2009, the research subjects 40 students of VIII-B. This research was
conducted in three cycles, The first cycle using demonstration by a video, the
second cycle using a demonstration with a modified
RIOHDUQLQJ¶VWRROVWKHthird cycle using learning tools with video
demonstration and learning tools modification. The data were collected
using observation sheet, written test and practical test.The results of this
research that: (1) Lesson plan of the first cycles scored 2.35. the second
cycle 3.25 and third cycle scored 4.7. (2) The
percentage of active students are classified the first cycle 62.5%, the second
cycle increased 75%, the third cycle increased 90%. (3) The evaluation system
the first cycles using descriptions test obtained validity 0.45, medium category,
reliability 0.50, medium category , level of difficulty 0.80, easy category, and
distinguishing features 0.25, medium category, The second cycle using the
acquired skills test the validity 0.65 high category, the reliability of instrument
0.55 sufficient category, the level of difficulty 0.25 difficulty categories, and
distinguishing features 0.43 high category, the third cycle using
problem descriptions and acquired skills test the validity 0.79 high category, the
reliability 0.89 high category, the level of difficulty 0.70 in the medium
category, and distinguishing features 0.68 high category. (4) Student achievement
are increased at the first cycle obtained 25%, the second cycle obtained 67.5% ,
the third cycle obtained 92.5%.
Keywords: Achievement, evaluation systems, demonstration method,
VWXGHQWV¶ activity, classroom action research

Abstrak : Peningkatan prestasi belajar pendidikan jasmanimenggunakan


metode demonstrasi pada siswa Kelas viii-b sekolah menengah pertama
wiyatama bandar lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1)
perencanaan pembelajaran dengan menggunakakan metode demonstrasi, (2)
proses pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, (3) sistem evaluasi
pembelajaran pendidikan jasmani dengan menggunakan metode demonstrasi, (4)
peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi.
2

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang
dilaksanakan di SMP Wiyatama Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2008-
2009 dengan subjek kelas VIII-B sebanyak 40 siswa. Penelitian ini dilaksanakan
dalam tiga siklus, Siklus kesatu dengan menggunakan demonstrasi dengan video
pembelajaran, siklus kedua menggunakan demonstrasi dengan modifikasi alat
pembelajaran siklus ketiga menggunakan demonstrasi dengan video pembelajaran
dan modifikasi alat pembelajaran. Pengunpulan data menggunakan lembar
observasi, tes tertulis dan tes praktik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:
(1) Perencanaan pembelajaran pada siklus kesatu mendapat nilai 2,35 siklus kedua
3,25 dan siklus ketiga 4,7. (2) Persentase siswa yang tergolong aktif dalam
pembelajaran di kelas VIII-B pada siklus kesatu 62,5%, untuk siklus kedua
meningkat menjadi 75%, untuk siklus ketiga diperoleh persentase siswa yang
tergolong aktif sebesar 90%. (3) Sistem evaluasi siklus kesatu menggunakan soal
uraian diperoleh nilai validitas sebesar 0,45 termasuk kategori cukup, reliabilitas
sebesar 0,50 dalam kategori cukup, tingkat kesukaran sebesar 0,80 dalam kategori
mudah, dan daya beda 0,25 dalam kategori cukup, siklus kedua menggunakan tes
keterampilan diperoleh validitas sebesar 0,65 termasuk kategori tinggi, reliabilitas
sebesar 0,55 dalam kategori cukup, tingkat kesukaran sebesar 0,25 dalam kategori
sukar, dan daya beda 0,43 dalam kategori baik, siklus ketiga menggunakan soal
uraian dan tes keterampilan diperoleh validitas sebesar 0,79 termasuk kategori
tinggi, reliabilitas sebesar 0,89 dalam kategori sangat tinggi, tingkat kesukaran
sebesar 0,70 dalam kategori sedang, dan daya beda 0,68 dalam kategori baik. (4)
Prestasi belajar siswa yang tergolong tuntas pada siklus pertama diperoleh
persentase sebesar 25%, pada siklus kedua diperoleh persentase sebesar 67,5%
untuk siklus ketiga diperoleh persentase hasil sebesar 92,5%.
Kata kunci : Prestasi belajar, sistem evaluasi, metode demonstrasi. aktivitas
siswa, penelitian tindakan kelas

PENDHULUAN sekolah identik dengan mutu


1. Latar Belakang pendidikan sekolah.
Pendidikan adalah salah satu modal Upaya peningkatan mutu pendidikan,
pembangunan. Pelayanannya pemerintah telah berupaya
dilaksanakan oleh lembaga melakukan pengembangan dan
pendidikan. Salah satu lembaga yang pembinaan. Hal ini bisa kita lihat
berperan adalah sekolah. Melalui dari berbagai kebijakan yang diambil
sekolah diharapkan dapat dihasilkan seperti penyempurnaan kurikulum,
Sumber Daya Manusia (SDM) yang peningkatan kualitas
pengajar, berkualitas, sesuai dengan tuntutan sampai pada
penyediaan sarana dan era globalisasi, informasi, dan
prasarana. Oleh sebab itu, kemajuan teknologi.
Keberhasilan diharapkan semua komponen
2

pendidikan tersebut dapat tinggi terhadap tugas-tugas belajar


difungsikan dengan optimal untuk (learning task) yang harus dikuasai
mencapai tujuan pendidikan yang dengan tujuan dan sasaran
tercantum dalam Undang-Undang pendidikan, diantaranya hasil belajar
Sisdiknas No. 23 tahun 2003 yang akademik yang dinyatakan dalam
merupakan tujuan pendidikan prestasi belajar (kualitas internal); 2)
nasional yang berbunyi bahwa Hasil pendidikan sesuai
dengan pendidikan nasional berfungsi untuk kebutuhan peserta
didik dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan kehidupan, sehingga
dengan belajar mengembangkan potensi peserta peserta didik
bukan hanya didik agar menjadi manusia yang mengetahui sesuatu,
tetapi dapat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan melakukan sesuatu yang
fungsional Yang Maha Esa dan berbudi pekerti dalam kehidupannya
(learning and luhur, memiliki pengetahuan dan learning); 3) Hasil
pendidikan sesuai keterampilan, kesehatan jasmani dan atau relevan dengan
tuntutan rohani, kepribadian yang mantap dan lingkungan khususnya
dunia kerja. mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Pendidikan jasmani
dapat disampaikan secara sistematis dan
Menurut Manullang terukur, kurikulum perlu
(http://www.hariansib.com) mutu dikembangkan secara cermat dan
pendidikan dapat ditinjau dari segi hati-hati (Suherman, 2001:1). Proses
proses dan produk. Pendidikan pembelajaran pendidikan jasmani di
disebut berkualitas dari segi proses, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
jika proses pembelajaran harus mengacu pada kurikulum yang
berlangsung secara efektif, dan berlaku, materi yang diajarkan pada
peserta didik mengalami setiap jenjang pendidikan
harus pembelajaran yang bermakna.benar-benar dipilih dan disesuaikan
Pendidikan berkualitas dari segi dengan tahap perkembangan dan
produk, jika mempunyai ciri-ciri pertumbuhan anak. Mata pelajaran
sebagai berikut : 1) Peserta didik pendidikan jasmani
membahas menunjukkan penguasaan yang materi tentang
aktivitas psikomotor,
3

dengan demikian pada dasarnya mata diklarisifikasikan dalam lima


aspek, pelajaran pendidikan jasmani yaitu: 1) Perkembangan
kesehatan, merupakan pembelajaran tentang jasmani atau organ-
organ tubuh, 2) aktivitas psikomotor. Untuk itulah Perkembangan
mental emosional, 3) perlu dilakukan suatu strategi
Perkembangan neuromuscular, 4) pembelajaran yang tepat sehingga
Perkembangan sosial, 5) siswa dapat lebih aktif dan
Perkembangan intelektual. menyenangkan sehingga siswa dapat
Selanjutnya dalam Depdiknas lebih bugar dalam pembelajaran
(2003:4) Sebagai mata pelajaran pendidikan jasmani melalui metode
yang menitik beratkan pada ranah demonstrasi.
jasmani dan psikomotor, tetapi tidak Pendidikan jasmani diberikan di
mengabaikan ranah kognitif dan sekolah karena keunikan, dalam
afektif dengan perbandingan 60% pelaksanaan pembelajaran siswa
dan 40%, materi pelajaran memiliki kemampuan psikomotor
pendidikan jasmani mencakup 1) sendiri-sendiri dalam pembelajaran
Pengalaman mempraktikan latihan gerak sesui dengan kemampuan
untuk mempertahankan dan setiap siswa. Dalam intensifikasi
meningkatkan kebugaran jasmani, penyelenggaraan pendidikan sebagai
pengalaman mempraktikan suatu proses pembinaan manusia
keterampilan atletik, senam, yang berlangsung seumur hidup,
permainan, beladiri dan renang, 2) peranan pendidikan jasmani yang
Pengetahuan yang berkaitan dengan sangat penting yakni memberikan
manfaat kebugaran jasmani, kesempatan kepada siswa untuk
penilaian kebugaran jasmani, terlibat langsung dalam pengalaman
masalah kesehatan karena tingkat belajar untuk membina sekaligus
kebugaran jasmani yang jelek, membentuk gaya hidup sehat dan
praktik yang aman dalam latihan aktif sepanjang hayat.
kebugaran jasmani, nilai-nilai psikologis, pengaturan stres,
Bucher (1983) dalam Abdoellah dan pengaturan gizi, dan isu
Agusmanadji (1994:17), menjelaskan konsumerisme untuk
kebugaran tujuan-tujuan pendidikan jasmani itu jasmani, peraturan,
strategi/taktik,
4

teknik penyelenggaraan pertandingan pembelajaran pendidikan


dan praktik yang aman dalam jasmani dengan menggunakan
pelaksanaan kegiatan atletik, senam, metode demonstrasi.
permainan, beladiri, dan renang, 3) 2. Proses pelaksanaan
Perilaku yang menggambarkan jiwa pembelajaran
pendidikan sportivitas, dan gaya hidup yang jasmani dengan
menggunakan aktif. metode
demonstrasi.
3. Sistem evaluasi pembelajaran
Berdasarkan dari masalah-masalah pendidikan jasmani dengan
yang telah dikemukakan di atas, menggunakan metode
maka peneliti bermaksud melakukan demonstrasi.
penelitian berupa penelitian 4. Peningkatan prestasi belajar
tindakan. Penelitian tindakan pendidikan jasmani dengan
dipandang berdampak langsung menggunakan metode
dalam bentuk perbaikan dan demonstrasi.
peningkatan profesionalisme guru
dalam mengelola proses II. KAJIAN PUSTAKA
pembelajaran di kelas secara Aktivitas sangat diperlukan dalam
berkesinambungan atau terus belajar. Pada prinsipnya belajar
menerus. Penelitian ini bertujuan adalah berbuat, untuk mengubah
untuk melihat Peningkatan Prestasi tingkah laku, agar dapat melakukan
Belajar Pendidikan Jasmani kegiatan. Tidak ada belajar kalau
Menggunakan Metode Demonstrasi tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya
Pada Siswa Kelas VIII-B Sekolah aktivitas merupakan prinsip atau asas
Menengah Pertama Wiyatama yang sangat penting di dalam
Bandar Lampung. interaksi pembelajaran.
Menurut
Sardiman A.M, dalam bukunya
2. Tujuan Penelitian Interaksi dan Motivasi Belajar
Tujuan penelitian adalah Mengajar (2006:93) menyatakan
mendiskripsikan: EDKZD ·3DGD SULQVLSQ\D
EHODMDU
1. Perencanaan pembelajaran yang adalah berbuat, berbuat
untuk dapat diimplementasikan dalam mengubah tingkah laku
menjadi
5

melakukan kegiatan. Tidak ada Activities, seperti menaruh minat,


EHODMDUNDODXWLGDNDGDDNWLYLWDV· merasa bosan,
gembira, bersemangat, Paul B. Diedrich dalam Sardiman bergairah,
berani, tenang, gugup. (2006:101) membuat suatu daftar Kegiatan
pembelajaran memegang yang berisi jenis-jenis aktivitas siswa peranan
penting dalam dalam pembelajaran, antara lain
mempersiapkan Sumber Daya digolongkan sebagai berikut:
Manusia (SDM) yang berkualitas, 1) Visual Activities, yang termasuk
di karena berhasil tidaknya pencapaian dalamnya, membaca,
memperhatikan tujuan pendidikan sebagian besar gambar demonstrasi,
percobaan tergantung pada bagaimana proses pekerjaan orang lain; 2)
Oral pembelajaran yang dilakukan guru Activities, seperti,
menyatakan, dan yang dialami oleh siswa sebagai merumuskan,
bertanya, memberi peserta didik. Dimyati dan
saran, mengeluarkan pendapat, Mudjiono dalam Sagala (2006: 13)
mengadakan wawancara, diskusi, mengemukakan: siswa
adalah intruksi; 3) Listening Activities, penentu terjadinya
atau tidak sebagai contoh : mendengarkan terjadinya proses
belajar. Berhasil uraian, percakapan, diskusi, musik, atau gagalnya
pencapaian tujuan pidato; 4) Writing Activities, seperti pendidikan
tergantung pada proses menulis cerita, karangan, laporan, pembelajaran
yang dialami siswa dan angket, menyalin; 5) Drawing guru, baik
ketika siswa tersebut Activities, misalnya : menggambar, berada di
sekolah maupun di membuat grafik, peta, diagram; 6)lingkungan keluarga.
Motor Activities, yang termasuk di
dalamnya antara lain : melakukan Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono
percobaan, membuat kontrusi, model (2006: 10), belajar merupakan
mereparasi, bermain, berkebun, kegiatan yang kompleks, hasil
beternak; 7) Mental Activities, belajar berupa kapabilitas.
Setelah sebagai contoh menanggapi, belajar orang memiliki
keterampilan, mengingat, memecahkan soal, pengetahuan, sikap
dan nilai. menganalisis, melihat hubungan, Timbulnya kapabilitas
tersebut mengambil keputusan; 8) Emotional adalah dari stimulasi
yang berasal
6

dari lingkungan, dan proses kognitif dikembangkan oleh Kemmis, S. dan


yang dilakukan oleh pebelajar. MC. Taggart yang meliputi empat
Dengan demikian belajar adalah tahapan (siklus) yaitu perencanaan
seperangkat proses kognitif yang (planning), tindakan
(acting), mengubah sifat stimulasi lingkungan, pengamatan
(observing) dan refleksi melewati pengolahan informasi
(reflecting).
menjadi kapabilitas baru.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMP
1. Jenis Penelitian Wiyatama bandar lampung.
Penelitian ini adalah penelitian Penelitian ini dilakukan selama tiga
tindakan, yaitu penelitian yang bulan, meliputi perencanaan,
dimaksudkan untuk memberikan pelaksanaan, perhitungan data dan
informasi bagaimana tindakan yang analisis data dimulai April sampai
tepat untuk meningkatkan aktivitas Juli 2009.
siswa dalam prosess dan kualitas,
yang dilaksanakan dalam bentuk 3. Indikator Keberhasilan
siklus-siklus. Indikator keberhasilan
pada penelitian tindakan kelas difokuskan
Penelitian tindakan merupakan pada dua jenis aspek, yaitu : proses
kegiatan pemecahan masalah dan produk. Pada aspek proses
(problem solving) yang dimulai dari : menekankan pada proses
(a) perencanaan (planning); (b) pembelajaran dengan menggunakan
pelaksanaan (action); (c) strategi demonstrasi dilihat
dari pengamatan/pengumpulan data banyaknya siswa aktif
dalam (observing); dan (d) refleksi pembelajaran, dan
aspek produk
(reflecting). Pengumpulan data atau yang menenkankan pada peningkatan
informasi untuk memutuskan sejauh prestasi belajar dalam pembelajaran
mana kelebihan dan kelemahan pendidikan jasmani yang diterapkan
tindakan tersebut. Dalam penelitian secara persiklus dengan klasifikasi
ini penulis menggunakan penelitian indikator keberhasilan dalam
model action research yang penelitian ini adalah :
7

1. RPP dikatakan berhasil jika nilai siklus dan dihentikan jika


Alat Penilaian Kemampuan Guru reliabilitas mencapai dalam
(APKG) ada peningkatan kategori tinggi
persiklus dan dapat dihentikan c. Tingkat Kesukaran
jika telah mendapatkan nilai 4 Sistem evaluasi
dikatakan (baik). berhasil jika
diukur
2. Proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan soal dan
dikatakan berhasil jika ada keterampilan tingkat
peningkatan persentase siswa kesukaran antar siklus terjadi
yang tergolong aktif antar siklus perubahan tes yang tidak
dan dapat dihentikan jika siswa semakin sukar dan
tidak yang tergolong aktif mencapai semakin mudah, dan siklus
80 %. dihentikan bila tingkat
3. Sistem evaluasi diukur kesukaran telah mencapai
menggunakan soal dan kategori sedang.
keterampilan bila: d. Daya Beda
a. Validitas Sistem evaluasi dikatakan
Sistem evaluasi dikatakan berhasil jika
diukur berhasil jika diukur menggunakan soal dan
menggunakan soal dan keterampilan
ada keterampilan terjadi peningkatan daya beda antar
peningkatan validitas antar siklus dan dihentikan jika
siklus dan siklus dan daya beda mencapai dalam
dihentikan jika validitas kategori baik.
mencapai dalam kategori 4. Prestasi belajar siswa
berhasil tinggi. jika terjadi
peningkatan
b. Reliabilitas persentase ketuntasan jumlah
Sistem evaluasi dikatakan siswa yang tergolong
tuntas berhasil jika diukur disetiap siklusnya,
dan
menggunakan soal dan dihentikan jika persentase siswa
keterampilan ada yang tergolong tuntas mencapai
peningkatan reliabilitas antar 80% siswa tuntas dalam belajar
8

dengan kriteria ketuntasan kali tatap muka, meliputi proses


minimal 60. pembelajaran dan latihan sedangkan
pada pertemuan kedua dilaksanakan
IV. HASIL PENELITIAN DAN evaluasi kegiatan hasil pembelajaran.
PEMBAHASAN Setiap siklus merupakan tahapan
1. Hasil Penelitian yang berkesinambungan dari
Pelaksanaan penelitian di SMP merencanakan proses pembelajaran,
Wiyatama Bandar Lampung, dibantu mengevaluasi dan menganalisis
oleh satu guru mitra pendidikan peningkatan prestasi belajar siswa.
jasmani. Guru mitra berfungsi Kegiatan akhir setiap
siklus membantu dan mengevaluasi peneliti dilakukan penilaian
dengan dalam proses pembelajaran di kelas, memberikan siswa tes
tertulis dan tes memberikan masukan serta saran keterampilan tentang
materi pada perencanaan, prosesmempraktikan berbagai teknik dasar
pengumpulan data selama proses permainan dan olahraga dan nilai-
pembelajaran berlangsung, baik dari nilai yang terkandung didalamnya.
segi kemajuan maupun kekurangan Tahapan pelaksanaan siklus dalam
yang terjadi selama pembelajaran penelitian ini terdiri dari atas
pendidikan jasmani menggunakan perencaanaan, pelaksanaan tindakan,
metode demonstrasi. Fungsi guru pengamatan, refleksi
dan mitra yang lain adalah mencatat rekomendasi. Perencanaan dilakukan
aktivitas siswa dalam proses sebagai langkah awal
untuk pembelajaran dan data lain yang merancang pembelajaran serta
mendukung hasil belajar siswa. menentukan media belajar
yang
digunakan. Pelaksanaan tindakan
Penelitian ini dilaksanakan sampai dilakukan di kelas/lapangan dengan
dengan tercapainya seluruh indikator melibatkan teman guru dalam satu
yang ditetapkan yaitu tiga siklus. tim atau guru mitra untuk
Penelitian dihentikan sampai pada memberikan masukan
terhadap siklus ketiga karena pada siklus lembar pengamatan dari
lembar tersebut seluruh siswa dianggap observasi yang
disediakan. Refleksi tuntas. Setiap siklus terdiri atas duadilakukan sebagai
langkah perbaikan
9

pelaksanaan tindakan pada siklus Emotional Activities, berminat dan


berikutnya dengan melihat kelebihan bersemangat dalam mengikuti proses
atau kekurangan dalam proses pembelajaran.
pembelajaran, sedangkan
rekomendasi merupakan saran-saran Pada siklus pertama
penilaian perbaikan yang harus dilakukan pada perencanaan
pembelajaran siklus selanjutnya apakah siklus mendapatkan nilai
2,35 kemudian tersebut perlu diteruskan atau tidak. pada siklus kedua
meningkat dan mendapatkan nilai sebesar 3,25, dan
Proses pembelajaran dilakukan pada siklus ketiga hasil yang
dengan menggunakan pendekatan diperoleh meningkat lagi dengan
dengan metode demonstrasi, meliputi nilai sebesar 4,7. Sehingga dapat
penerapan pembelajaran pada semua dikatakan perencanaan pembelajaran
aspek kemampuan siswa, yaitu yang dibuat semakin membaik dan
bagaimana guru mengkonstruksi pada siklus ketiga penelitian sudah
pengetahuan siswa tentang dapat dihentikan karena indicator
mempraktikan berbagai teknik dasar keberhasilan yang diharapkan dalam
permainan dan olahraga dan nilai- perencanaan pembelajaran telah
nilai yang terkandung didalamnya. tercapai yaitu pada perencanaan
Bentuk aktivitas siswa di dalam mencapai nilai 4,7.
penelitian ini meliputi keaktifan
siswa dalam Visual Activities, yaitu Berdasarkan aktifitas siswa aktif
memperhatikan demonstrasi dalam dalam setiap siklusnya terjadi
pembelajaran, Oral Activities, yaitu peningkatan aktifitas siswa. Pada
bertanya kepada guru tentang materi siklus pertama rata-rata persentase
yang sedang dipelajari, Motor siswa aktif diperoleh hasil sebesar
Activities, yaitu mempraktikan 62,5% kemudian pada siklus kedua
kegiatan pembelajaran, Mental meningkat dengan persentase sebesar
Activities, yaitu mengingat praktik 75%, dan pada siklus ketiga hasil
yang harus dilaksanakan dan yang diperoleh meningkat
lagi menganalisis hambatan, kemudian dengan persentase sebesar 90%.
memecahkan hambatan tersebut, Sehingga dapat dikatakan
10

perencanaan pembelajaran yang rata-rata kelas meningkat menjadi


58 dibuat semakin membaik dan pada dengan persentase ketuntasan
sebesar siklus ketiga penelitian sudah dapat 52,5% dan pada siklus
ketiga hasil dihentikan karena indikator yang diperoleh
meningkat lagi keberhasilan yang diharapkan dalam dengan rata-rata
kelas meningkat perencanaan pembelajaran telah menjadi 72,5
dengan persentase tercapai yaitu pada perencanaan ketuntasan
sebesar 92,5%. Sehingga mencapai 80% siswa tergolong aktif pada
siklus ketiga sudah mencapai dalam pembelajaran pendidikan
indikator keberhasilan yang jasmani.
diharapkan, yaitu 92,5% siswa tuntas dengan kriteria ketuntasan minimal
Sistem evaluasi yang dilakukan 60. Pada penelitian siklus ketiga
dalam penelitian ini yaitu dengan tes diperoleh rata-rata sebesar 72,5.
tertulis dan tes keterampilan,
hasilnya dilakukan analisis untuk 2. Pembahasan
melihat tingkat Validitas, A. Perencanaan Pembelajaran
Reliabilitas, Tingkat kesukaran, Berdasarkan hasil perhitungan
Daya beda tes yang digunakan. Dari terhadap alat penilaian
kemampuan hasil penelitian didapat bahwa terjadi guru (APKG) pada
perencanaan perbaikan sistem evaluasi yang pembelajaran
menggunakan metode dilakukan sehingga adanya demonstrasi,
diperoleh hasil peningkatan dan perbaikan nilai Perencanaan
pembelajaran secara sistem evaluasi pada setiap rata-rata
mengalami peningkatan dari siklusnya.
perencanaan siklus pertama sebesar
2,35 siklus kedua sebesar 3,25 dan
Prestasi belajar siswa mengalami siklus ketiga sebesar 4,7. Pada siklus
peningktan setiap siklusnya. 3 skor telah mencapai kriteria nilai
Berdasarkan hasil penelitian seperti keberhasilan, maka pada siklus 3
tabel di atas diperoleh bahwa rata- penilaian RPP dihentikan.
rata prestasi belajar sebesar 52 sesuai dengan teori Rusman
dengan persentase ketuntasan sebesar (2010:149) yang menyatakan bahwa
25%, kemudian pada siklus kedua tujuan pembelajaran dirumuskan
11

dengan jelas dan oprasional secara saling membantu dalam memahami


lengkap dan terukur, sehingga dapat materi yang diberikan, artinya siswa
diamati dan dievaluasi. tersebut sudah mulai mengerti tujuan
dari pembelajaran menggunakan
B. Pelaksanaan Pembelajaran metode demonstrasi.
Berdasarkan hasil penelitian di atas,
aktivitas siswa selama proses C. Sistem Evaluasi Pembelajaran
pembelajaran dengan menggunakan Evaluasi yang digunakan oleh
guru metode demonstrasi, diperoleh hasil dengan menggunakan
komponen-pada siklus pertama persentase siswa komponen yang tepat
untuk menilai yang tergolong aktif dalam alat ukur prestasi
siswa meliputi : (1) pembelajaran sebanyak 25 dengan validitas, (2)
reliabilitas, (3) tingkat persentase sebesar 62,5%, untuk kesukaran,
(4) daya beda. siklus kedua meningkat dengan
Berdasarkan hal tersebut, dari hasil jumlah siswa tergolong aktif
penelitian dapat disimpulkan bahwa sebanyak 30 siswa dengan persentase
sistem penilaian yang digunakan sebesar 75% sehingga terjadi
dalam evaluasi pembelajaran kenaikan sebesar 12,5%, untuk siklus
pendidikan jasmani mengalami ketiga diperoleh persentase siswa
peningkatan pada setiap siklusnya tergolong aktif sebesar 90% dengan
yaitu pada siklus kesatu dengan tes jumlah siswa sebanyak 36, antara
menggunakan soal uraian diperoleh siklus kedua ke siklus ketiga terjadi
validitas sebesar 0,45 termasuk kenaikan sebesar 15%. Berdasarkan
kategori cukup, reliabilitas sebesar hasil yang diperoleh dapat diketahui
0,50 dalam kategori cukup, tingkat bahwa persentase siswa yang
kesukaran sebesar 0,80 dalam tergolong aktif setiap siklusnya
kategori mudah, dan daya beda 0,25 mengalami peningkatan. Adanya
dalam kategori cukup.
peningkatan jumlah siswa yang Dari tes keterampilan dengan 10
tergolong aktif dikarenakan siswa butir tes yang harus dilaksanakan
mulai memahami pembelajaran siswa diperoleh nilai Pada siklus
menggunakan video pembelajaran kedua dengan menggunakan tes
dan modifikasi alat pembelajaran dan keterampilan diperoleh validitas
12

sebesar 0,65 termasuk kategori sebesar 80 dan terendah sebesar 40.


tinggi, reliabilitas sebesar 0,55 dalam Pada siklus ketiga ini persentase
kategori cukup, tingkat kesukaran siswa tuntas mengalami peningkatan
sebesar 0,25 dalam kategori sukar, menjadi sebesar 92,5% dengan rata-
dan daya beda 0,43 dalam kategori rata sebesar 72,75, dengan jumlah
baik. siswa tuntas sebanyak 37
siswa, Pada dengan penggabungan kedua dengan nilai tertinggi sebesar 90 dan
bentuk soal ini ternyata diperoleh terendah sebesar 50.
nilai validitas sebesar 0,79 termasuk
kategori tinggi, reliabilitas sebesar V. SIMPULAN DAN SARAN
0,89 dalam kategori sangat tinggi, 1. Simpulan
tingkat kesukaran sebesar 0,70 dalam Berdasarkan analisis dan
kategori sedang, dan daya beda 0,68 pembahasan hasil penelitian di SMP
dalam kategori baik. Wiyatama Bandar Lampung, maka
dapat disimpulkan :
D. Peningkatan Prestasi Belajar 1. RPP mengalami peningkatan dari
Pendidikan Jasmani siklus kesatu hingga siklus ketiga
Berdasarkan hasil penelitian, prestasi yakni pada siklus kesatu
belajar siswa selama proses mendapat nilai 2,35 siklus
kedua pembelajaran 3,25. Pada siklus
ketiga
Siklus kesatu diperoleh rata-rata meningkat menjadi 4,7.
sebesar 52, dengan jumlah siswa 2. Pelaksanaan proses pembelajaran
tuntas sebanyak 10 siswa, dengan pada siklus pertama
persentase persentase ketuntasan sebesar 25%, siswa yang tergolong
aktif dalam dengan nilai tertinggi sebesar 70 dan pembelajaran
sebesar 62,5%, terendah sebesar 40. Banyaknya
untuk siklus kedua meningkat siswa yang tidak tuntas adalah 30
menjadi 75% sehingga terjadi siswa. Pada siklus kedua diperoleh
kenaikan sebesar 12,5%, untuk rata-rata sebesar 58, dengan jumlah
siklus ketiga diperoleh siswa tuntas sebanyak 21 siswa,
persentase hasil aktivitas belajar dengan persentase ketuntasan
siswa sebesar 90%, antara siklus sebesar5 ,25%, dengan nilai tertinggi
13

kedua ke siklus ketiga terjadi kesukaran sebesar 0,70 dalam


kenaikan sebesar 15%. kategori sedang, dan daya beda
3. Sistem evaluasi yang telah 0,68 dalam kategori baik.
dilakukan telah terjadi perbaikan 4. Prestasi belajar siswa siklus
penilaian dari siklus pertama pertama diperoleh persentase
hingga siklus ketiga. Siklus sebesar 25%, pada siklus kedua
pertama menggunakan soal diperoleh persentase
sebesar uraian diperoleh validitas sebesar 52,5% berarti pada siklus
0,45 termasuk kategori cukup, pertama dan kedua
terjadi reliabilitas sebesar 0,50 dalam peningkatan sebesar 27,5%,
kategori cukup, tingkat sedangkan untuk siklus ketiga
kesukaran sebesar 0,80 dalam diperoleh persentase hasil belajar
kategori mudah, dan daya beda sebesar 92,5%,
0,25 dalam kategori cukup.
Siklus kedua bentuk evaluasi 2. Saran
dengan tes keterampilan Berdasarkan analisis dan
mendekati hasil yang diharapkan pembahasan hasil penelitian di SMP
tetapi masih belum mencapai Wiyatama Bandar Lampung, maka
hasil yang diharapkan yaitu dapat disimpulkan :
diperoleh validitas sebesar 0,65 1. Siswa hendaknya memperbanyak
termasuk kategori tinggi, latihan menggunakan media
reliabilitas sebesar 0,55 dalam pembelajaran yang sesuai
kategori cukup, tingkat dengan materi
pembelajaran, kesukaran sebesar 0,25 dalam semakin banyak
siswa berlatih kategori sukar, dan daya beda maka siswa
akan memiliki 0,43 dalam kategori baik. Siklus pengetahuan
dan pengalaman ketiga dengan bentuk tes soal yang
cukup untuk meningkatkan uraian dan tes keterampilan
kemampuannya dalam diperoleh validitas sebesar 0,79
pembelajaran pendidikan termasuk kategori tinggi,
jasmani.
reliabilitas sebesar 0,89 dalam 2. Guru dapat
menggunakan kategori sangat tinggi, tingkat metode
demonstrasi untuk
14

menciptakan suasana belajar Anderson, Jhon R. 2000. Learning


and Memory. New York. Jhon
yang melibatkan siswa sehingga
Willy & Sons, Inc.
siswa menjadi aktif. Untuk itu
Arikunto, Suharsimi. 1996.
guru perlu
Pengelolaan Kelas dan Siswa.
mengembangkan pembelajaran Jakarta.
dengan menggunakan
Arikunto, Suharsimi. 2003.
pendekatan menggunakan Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta.
metode demonstrasi sebagai
salah satu alternatif untuk Arikunto, Suharsimi. 2004. Evaluasi
Program Pendidikan. PT
meningkatkan proses
Bumi Aksara. Jakarta. Dasar.
pembelajaran pendidikan Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta.
jasmani, pada semua
aspek pembelajaran Arikunto, Suharsimi. 2005. Evaluasi
Program Pendidikan. PT
pendidikan jasmani, dan Bumi Aksara. Jakarta. Bumi
memberi dorongan kepada Aksara.
guru dalam
mengembangkan pendekatan
menggunakan metode
Arikunto, Suharsimi. 2006. Evaluasi
demonstrasi. Program Pendidikan. PT
Bumi Aksara. Jakarta. Bumi
3. Untuk pihak sekolah
Aksara.
memperbanyak sarana
Depdiknas. 2003. Pedoman
pembelajaran pendidikan khusus pengembangan silabus
jasmani untuk menunjang berbasis kompetensi. Jakarta:
Depdiknas.
penerapan pendekatan
memerlukan fasilitas dan sarana Kebuydayaan.
yang benar-benar baik, dan
memenuhi standar proses
pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA
Abdoellah, Arma dan Agusmanadji.
1994. Dasar-
dasar Pendidikan
Jasmani. Yogyakarta:
Departemen Pendidikan dan
Dimyati dan Mudjiono.
1999. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta:
Rhineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono.


2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta:
Rhineka Cipta.

Dimyati. 1991. Belajar


dan Pembelajaran.
Jakarta: Rhineka Cipta.

Djamarah dan Zein. 2010.


Strategi Belajar
Mengajar.
Rineka Cipta.
Jakarta
15

Djojonegoro dalam Manullang : Mulyasa. 2004. Kurikulum


(http://www.hariansib.com). 6 Juli Berbasis Kompetensi.
2009. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Gagne, Robert N. 1982. Mulyasa. 2005. Implementasi


The Condition of
Learning. Third Edition. Kurikulum 2004. Bandung: PT.
Holt, Rinehart and Remaja Rosdakarya
Winston, Inc. New York
FIP IKIP Semarang
Gagne, Robert N. 1988.
The Condition of
Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis
Learning. Third Edition.
Kompetensi. Bandung: PT.
Holt, Rinehart and Remaja Rosdakarya.
Winston, Inc. New York

Gagne, Robert N. 1992.


The Condition of
Learning. Third Edition.
Holt, Rinehart and
Winston, Inc. New York

Hamalik, O. 2004.. Metoda


Belajar dan
Kesulitan Belajar.
Tarsito. Bandung

J.J. Hasibuan dan Mujiono. (1993).


Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Koger, Robert. 2004. Latihan dasar


Sepak Bola Remaja. Jakarta:
Sarana Mitra Kompetensi

Lutan, Rusli. 2000. Strategi


Belajar Mengajar Penjaskes.
Jakarta. Depdiknas

Marpadi, D. 2003. Pola Induk


Sistem Pengujian
Hasil
KBM Berbasis
Kemampuan

Martensi, K. DJ. 1999.


Identifikasi Kesulitan Belajar.
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep Yogyakarta.
dan Makna

Pembelajaran. Bandung.
Alfabeta

Sardiman. 2006. Interaksi


Motivasi Belajar
Mengajar.
Raja Grafindo
Persada Jakarta
Sardiman. 2004. Interaksi
Motivasi Belajar
Mengajar.
Raja Grafindo
Persada Jakarta

Slameto .2003. Belajar dan


Faktor-faktor

Yang Mempengaruhinya.
Jakarta. Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2001.


Penelitian Hasil
Proses
Belajar
Mengajar. Bandung.
Remaja Rosdakarya

Suherman, Wawan S.
2001.
Pengembangan
Kurikulum Pendidikan
Jasmani. Yogyakarta: FIK
UNY.

Suparman, M.A. 2005.


Desain
Instruksional.
Universitas Terbuka.
Jakarta

Sukimin.2005.Seni Rupa dan


Desain (Kelas 2
SMP).
Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri. Solo.

Suryobroto, Agus S. 2001.


Teknologi Pembelajaran
Pendidikan
Jasmani. Yogyakarta.
FIK UNY
16

Wiriaatmadja, Rochiati. 2007.


Metode Penelitian Tindakan
Kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Yasa, D. 2008. Aktivitas dan Prestasi


Belajar
http://ipotes.wordpress.com/2
008/05/24/prestasi-belajar/(25o
ktober2009)

You might also like