Professional Documents
Culture Documents
1 – Januari 2020
Abstract : Two types of sexually transmitted infections (STIs) that are very popular are infections of
Chlamydia trachomatis (CT) and Neisseria gonorrhoeae (NG) which have the highest prevalence with
the highest incidence in South Asia and Southeast Asia. STIs can be accompanied by clinical or
asymptomatic symptoms. CT is an STI that can cause urethritis, cervicitis, endometritis, salpingitis,
perihepitis, epididymitis, and lymphogranuloma venerium. NG infection generally attacks the vagina,
uterus, penis, urethra, rectum, and sometimes attacks the throat. Risk groups such as women sex
workers (WPS) transvestites and men who have sex with men (MSM) have a high risk of contracting
STIs. An examination is carried out to detect the presence of CT and NG infections in a population of
adult men and women who are at high risk of contracting STI diseases such as women sex workers
(WPS), transvestites and men who have sex with men (MSM). Detection was carried out using real-time
polymerase chain reaction (PCR) method using Cobas 4800 CT NG Test. The highest proportion of
positive CT results were Riau Islands, Maluku and Lampung. The three provinces that have the highest
proportion with positive NG are Maluku, DKI Jakarta and Lampung. While the three provinces with the
highest proportion and positive CT and NG (CT-NG) also include Maluku, DKI Jakarta and Lampung.
CT and NG detection in adult male and female population who are at high risk of contracting STI disease
using multiplex real-time polymerase chain reaction (PCR) method with Cobas 4800 CT NG Test tool is
a very efficient alternative.
Key words : STI, Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae, Cobas 4800 CT NG Test
Abstrak : Dua jenis infeksi menular seksual (IMS) yang sangat populer adalah infeksi Chlamydia
trachomatis (CT) dan Neisseria gonorrhoeae (NG) yang mempunyai prevalensi yang tertinggi dengan
kejadian terbanyak di Asia Selatan dan Asia Tenggara. IMS dapat disertai dengan gejala klinis ataupun
asimptomatis. CT merupakan IMS yang dapat meyebabkan uretritis, servisitis, endometritis, salpingitis,
perihepitis, epididimitis, dan limfogranuloma venerium. Infeksi NG umumnya menyerang vagina, rahim,
penis, uretra, rektum, dan terkadang juga menyerang tenggorokan. Kelompok berisiko seperti wanita
penjaja seks (WPS), waria dan lelaki seks dengan lelaki (LSL) mempunyai risiko yang tinggi dapat
tertular IMS. Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi CT dan NG pada populasi pria
dan wanita dewasa yang berisiko tinggi tertular penyakit IMS seperti wanita penjaja seks (WPS), waria
dan lelaki seks dengan lelaki (LSL) menggunakan Cobas 4800 CT NG Test di beberapa provinsi di
Indonesia. Deteksi dilakukan dengan metode real time polymerase chain reaction (PCR) menggunakan
alat dan kit Cobas 4800 CT NG Test.( (Roche Molecular Systems, Inc., Branchburg, USA?). Proporsi
tertinggi hasil pemeriksaan dengan CT positif adalah Kepulauan Riau, Maluku dan Lampung. Tiga
provinsi yang memiliki proporsi tertinggi dengan NG positif adalah Maluku, DKI Jakarta dan Lampung.
Sementara tiga provinsi dengan proporsi tertinggi dan positif CT dan NG (CT-NG) juga meliputi Maluku,
DKI Jakarta dan Lampung. Deteksi CT dan NG pada populasi pria dan wanita dewasa yang berisiko
tinggi tertular penyakit IMS menggunakan metode real-time polymerase chain reaction (PCR) multipleks
dengan alat Cobas 4800 CT NG Test menjadi alternatif yang sangat efisien.
Kata kunci : IMS, Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae, Cobas 4800 CT NG Test
Indonesia (Kusnan, 2013). Penularan utama lahir dapat menyebabkan kebutaan permanen
IMS terjadi melalui hubungan seksual antara bila tidak diobati. Kegagalan dalam
penderita dengan orang yang sehat (Daili, menegakkan diagnosis dan tata laksana yang
2010). Infeksi menular seksual dapat disertai tepat pada stadium awal dapat menimbulkan
dengan gejala klinis maupun tanpa gejala komplikasi yang berat dan berbagai gejala lain
(asimptomatis) (Agustini,2013). seperti fertilitas, akibat buruk pada bayi,
Dalam dekade terakhir IMS mengalami kehamilan ektopik, kanker anogenital, kematian
peningkatan insiden di banyak negara (Pirade, dini serta infeksi pada neonatus dan bayi
2012). World Health Organization (WHO) (Pirade, 2012).
memperkirakan penemuan 62 juta kasus baru Kelompok berisiko seperti wanita
setiap tahunnya. Berdasarkan data dari The penjaja seks (WPS), waria dan lelaki seks
Centers for Disease Control and Prevention dengan lelaki (LSL) mempunyai risiko yang
(CDC), di Amerika Serikat penyakit ini tinggi dapat tertular IMS. Perkembangan jumlah
menyerang hampir 700.000 orang setiap tahun kelompok berisiko ini cukup sulit untuk diketahui
(Arjani, 2015). Di Indonesia sendiri, telah karena mobilitas tempat operasinya sangat luas
banyak laporan infeksi menular seksual ini. Di (Nurcholis, 2008). Perilaku kelompok berisiko
Indonesia, beberapa laporan mengenai merupakan salah satu faktor yang
prevalensi IMS di beberapa tempat antara mempengaruhi kejadian infeksi IMS. Dalam
tahun 1999 sampai 2001 menunjukkan proses pembentukan dan atau perubahannya,
tingginya prevalensi infeksi gonore dan klamidia perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
yaitu antara 20%-35%. DKI Jakarta menjadi berasal dari dalam dan luar individu itu sendiri
tempat dengan prevalensi IMS tertinggi yakni seperti persepsi, emosi, motivasi, proses
klamidia 6,0%; gonore 1,3% dan sifilis 0,8%. belajar, lingkungan dan sebagainya. Perilaku
Surabaya menempati tempat kedua dengan manusia sangat berkaitan dengan status
klamidia 5,7%, gonore 1,2% dan sifilis 1,6%. kesehatan seorang manusia itu sendiri
Sementara itu, Medan memiliki prevalensi IMS (Purnamawati, 2013).
klamidia 5,3% dan sifilis 2,4% (Pirade, 2012). Diagnosis laboratoroium untuk deteksi
Chlamydia trachomatis merupakan IMS bakteri penyebab infeksi umumnya dilakukan
yang dapat meyebabkan uretritis, servisitis, secara konvensional dengan cara kultur dan uji
endometritis, salpingitis, perihepatitis, sifat biokimia. Metode ini merupakan baku
epididimitis, dan limfogranuloma venerium emas dalam deteksi bakteri dengan
(Rahmawan, 2009). Infeksi CTmasih menjadi sensitivitasnya yang sangat tinggi. Salah satu
masalah kesehatan masyarakat karena kelemahan metode konvensional antara lain
keluhan ringan, kesulitan fasilitas diagnostik, umumnya memerlukan waktu 5-7 hari untuk
mudah menjadi kronis dan residif, serta mendapatkan hasil yang positif. Oleh karena
kemungkinan untuk menyebabkan komplikasi itu, beberapa metode deteksi bakteri penyebab
yang serius, seperti infertilitas dan kehamilan infeksi telah dikembangkan salah satunya
ektopik. Bayi yang dilahirkan dari seorang ibu metode biomolekuler untuk diagnosis cepat
yang terinfeksi CT berisiko menderita bakteri. Metode molekuler menggunakan teknik
konjungtivitis dan atau pneumonia (Rahmawan, PCR telah terbukti lebih sensitif dan spesifik
2009; Agustini,2013). serta lebih cepat dalam mendiagnosis infeksi
Infeksi NG mudah menular karena bakteri. Alat Cobas 4800 CT NG Test
terjadinya kontak fisik melalui hubungan merupakan salah satu alat yang prinsip
seksual yang dilakukan secara genito-genital, kerjanya berdasarkan teknik real-time PCR
oro-genital, ataupun ano-genital (Puspita, (Radji, 2010).
2018). Infeksi ini umumnya menyerang vagina, Survei ini bertujuan untuk menentukan
rahim, penis, uretra, rektum, dan terkadang kecenderungan prevalensi infeksi Chlamydia
juga menyerang tenggorokan (Fitri, 2008). trachomatis dan Neisseria gonorrhoe di antara
Gonore pada wanita umumnya tidak populasi paling berisiko di beberapa kota di
menunjukkan gejala, apabila tidak segera Indonesia. Diagnosis laboratorium infeksi
diberikan penanganan, infeksi akan semakin Chlamydia trachomatis dan Neisseria
parah dan dapat menyebabkan terjadinya gonorrhoe dapat dilakukan dengan
radang panggul (Pelvic Infectious Diseases), pemeriksaan mikroskopik dan kultur bakteri
kehamilan ektopik, dan infertilitas ((Daili, 2010; yang merupakan baku emas dalam
Greer, 2008). Wanita mempunyai risiko besar pemeriksaan bakteri. Pemeriksaan
tertular gonore melalui hubungan seksual laboratorium dengan metode konvensional
dengan pria yang sudah terinfeksi (Priyanti, memerlukan tenaga laboratorium yang
2011; Putri,2012). Infeksi gonore pada pria mempunyai keterampilan khusus. Pemeriksaan
dapat mengakibatkan terjadinya epididimitis dengan metode molekuler menjadi alternatif
dan infertilitas, sedangkan pada bayi yang baru lain dalam diagnosis infeksi Chlamydia
trachomatis dan Neisseria gonorrhoe karena Jumlah sampel pada setiap kelompok
lebih sensitif. sasaran dirancang untuk menggambarkan ciri-
ciri perilaku setiap kelompok sasaran dan
II. METODE PENELITIAN diharapkan dapat mengukur perubahan
Lokasi yang dijadikan untuk perilaku pada survei berikutnya. Pada
pengambilan sampel adalah kabupaten/kota kelompok beresiko tinggi, besarnya sampel
yang berada di 10 provinsi yaitu Lampung, yang memadai untuk interpretasi perubahan
Sumatera Utara, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, adalah sebesar 250 responden. Sampling
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dilakukan dengan metode cluster sampling
Maluku dan Papua. Kriteria kabupaten/kota untuk WPSL, WPSTL, dan waria. Sedangakn
terpilih didasarkan pada situasi epidemi HIV untuk LSL menggunakan metode Respondent
pada sub populasi berisiko. Kabupaten/kota Driven Sampling (RDS).
terpilih merupakan kabuten/kota dengan situasi Sampel yang digunakan untuk
epidemi HIV yang diperkirakan lebih buruk pemeriksaan terdiri dari usap vagina untuk
dibanding kabupaten/kota lain di provinsi populasi WPSL dan WPSTL serta usap rektum
tersebut. Responden merupakan sampel acak untuk populasi waria dan LSL. Pengambilan
dari kelompok-kelompok sasaran yang tinggal sampel dilakukan oleh petugas yang sudah
dan bekerja di lokasi tersebut dan dipilih melalui terlatih atau telah dilatih sebelumnya. Sampel
lokasi tempat biasa mereka bekerja. Hasilnya usap dimasukkan ke dalam media transport dan
diharapkan dapat mewakili kondisi di lokasi dikirim ke Laboratorium Penelitian Penyakit
tersebut. Infeksi Prof. Dr. Sri Oemijati, Pusat Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi
pria dan wanita dewasa yang berisiko tinggi Dasar kesehatan untuk diperiksa. Metode
tertular penyakit IMS. Sampel penelitian wanita pemeriksaan yang digunakan adalah real-time
penjaja seks langsung (WPSL) adalah wanita Polymerase Chain Reaction (PCR)
yang melakukan kegiatan sebagai penjaja seks menggunakan Cobas 4800 CT NG Test.
komersial secara terbuka, sedang wanita Persetujuan etik untuk pelaksanaan
penjaja seks tidak langsung (WPSTL) adalah kegiatan ini telah didapatkan dari Komisi Etik
wanita yang bekerja pada bidang-bidang Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas
pekerjaan tertentu dan melakukan kegiatan Indonesia.
sebagai penjaja seks komersial secara
terselubung. Waria adalah pria yang berjiwa III. HASIL
dan bertingkah laku, serta mempunyai Metode PCR yang dilakukan adalah
perasaan seperti wanita. Lelaki seks dengan real time PCR multipleks yang mendeteksi
lelaki (LSL) adalah pria yang mengakui dirinya secara bersama-sama keberadaan CT dan NG
sebagai orang yang biseksual/homoseksual. pada suatu spesimen. Hasil pemeriksaan
Pengambilan spesimen dilakukan kepada dikelompokkan menjadi 4 yaitu negatif, positif
semua sampel yang terlibat dalam CT, positif NG serta positif CT dan NG. Hasil
pengumpulan data tanpa memperhatikan deteksi CT dan NG berdasarkan provinsi dapat
antara yang bergejala dan tidak. dilihat pada Tabel 1.
Dari empat populasi target yang dikumpulkan sampelnya, hasil pemeriksaan menunjukkan
bahwa populasi WPSL mempunyai proporsi hasil positif yang tertinggi disusul kemudian dengan
populasi WPSTL, LSL, dan terakhir waria dengan proporsi hasil positif terendah. Populasi WPSL
mempunyai aktivitas seksual lebih tinggi daripada kelompok lain sehingga risiko tertular IMS juga
semakin besar. Hasil pemeriksaan CT dan NG berdasarkan populasi target dapat dilihat pada Tabel 2.
pengiriman sampel yang membutuhkan waktu yang akurat menjadikan pemeriksaan dengan
sehingga perubahan suhu dan lingkungan metode PCR banyak digunakan dalam program
selama perjalanan sampel dapat mempengaruhi skrining (Chernesky, 2005).
hasil kultur. Metode kultur juga tidak mudah Pemeriksaan sampel menggunakan
dilakukan karena memerlukan petugas yang Cobas 4800 CT NG Test pada penelitian ini
mempunyai keahlian khusus sehingga sulit dapat mendeteksi CT dan NG dengan prisip
dilakukan di banyak layanan kesehatan. Teknik kerja real time PCR multipleks. Secara bersama-
ini merupakan satu-satunya metode untuk sama metode multipleks kualitatif ini akan
identifikasi bakteri yang viabel dengan mendeteksi keberadaan DNA target CT dan NG.
kemungkinan terjadinya kontaminasi yang Metode PCR dengan alat Cobas 4800 CT NG
sangat kecil (Kuypers, 2008). Test mempunyai beberapa kelebihan seperti
Metode pemeriksaan laboratorium pengoperasian alat yang cukup mudah,
untuk deteksi CT dan NG telah berkembang mengurangi biaya untuk tenaga kerja dan waktu
pesat dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun pelatihan, alat bekerja sesuai dengan
metode kultur masih menjadi gold standar untuk pengaturan, dan hasil pemeriksaan dapat dilihat
identifikasi bakteri, namun penggunaan kit secara langsung setelah seluruh proses alat
komersial telah banyak dilakukan. Hal ini banyak selesai bekerja. Hasil pemeriksaan yang
dilakukan di berbagai laboratorium pelayanan dikeluarkan alat berupa positif, negatif atau tidak
maupun laboratorium survey dan penelitian. valid. Untuk hasil yang tidak valid dapat
Pemeriksaan spesimen dalam jumlah banyak dilakukan pengulangan. Penelitian yang telah
seperti dalam kegiatan survey harus dilakukan sebelumnya menyebutkan bahwa
memperhatikan perubahan kualitas specimen Cobas 4800 CT NG Test dapat digunakan untuk
yang dapat terjadi selama proses transportasi identifikasi infeksi CT dan NG (Rebecca, 2003).
dari saat pengambilan sampai laboratorium Kinerja alat ini memiliki sistem yang semuanya
pemeriksa. Metode kultur yang dilanjutkan otomatis dan memberikan efisiensi laboratorium
dengan identifikasi bakteri dan metode non yang tinggi (Barbara, 2012). Kami memiliki
kultur mempunyai tingkat sensitivitas dan korelasi yang sangat baik antara sampel swab
spesifisitas yang berbeda-beda (WHO, 2013). dan urine yang dianalisis dengan c4800. Hasil
Teknik laboratorium dengan pewarnaan yang sama baiknya diperoleh untuk
Gram tidak dapat digunakan untuk pemeriksaan terhadap spesimen urin dan swab
mendiagnosis IMS non spesifik yang yang dilakukan pemeriksaan dengan Cobas
disebabkan oleh infeksi CT dan NG. Penelitian 4800 CT NG Test. Penggunaan metode PCR
yang pernah dilakukan sebelumnya dengan Cobas 4800 CT NG Test banyak
menyebutkan perbandingan hasil pewarnaan digunakan dalam skrining infeksi CT dan NG
Gram dengan jumlah PMN >30/LPB dan PCR. (Manuel, 2012).
Hasil pewarnaan Gram menunjukkan Penelitian yang telah dilakukan
sensitivitas sebesar 43,6% dan spesifisitas sebelumnya mencoba membandingkan Cobas
sebesar 84,4% dengan nilai p 0,032, tetapi 4800 CT NG Test dengan Roche Cobas
akurasinya hanya sebesar 67,3%. Dari hasil Amplicor CT/NG dan Cobas TaqMan CT assays.
penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan Pada pemeriksaan specimen swab didapatkan
bahwa metode pewarnaan Gram tidak dapat sensitivitas 92% dan spesifisitas 100% untuk
digunakan untuk identifikasi bakteri CT dan NG deteksi Chlamydia trachomatis. Untuk deteksi
(Dicker, 2007). Neisseria gonorrhoe didapatkan sensitivitas
Pengujian PCR multipleks memiliki 100% dan spesifisitas 99,4%. Penggunaan
potensi untuk meningkatkan kesehatan Cobas 4800 CT NG Test dianggap sebagai
masyarakat dengan menyediakan hasil yang metode pemeriksaan laboratorium secara
cepat, sensitif dengan menghasilkan amplifikasi molekuler yang cocok untuk deteksi infeksi
produk yang akurat, membutuhkan jumlah Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoe
sampel yang sedikit dan dapat diandalkan di di antara populasi paling berisiko di beberapa
dalam klinik atau laboratorium terdekat. Metode kota di Indonesia (Rockett, 2010).
ini juga dapat digunakan untuk melengkapi
kekurangan diagnosis dengan kultur dan V. SIMPULAN
identifikasi bakteri. Karena keunggulan ini, Deteksi CT dan NG pada populasi pria
metode ini sangat bermanfaat untuk mendeteksi dan wanita dewasa yang berisiko tinggi tertular
adanya organisme dalam konsentrasi rendah penyakit IMS seperti WPS, waria dan LSL di
dan pada pasien tidak menunjukkan gejala. beberapa propinsi di Indonesia menggunakan
Pemeriksaan dengan metode PCR metode real time PCR dengan alat Cobas 4800
menggunakan sampel yang noninvasif seperti CT NG Test menjadi alternatif yang sangat
apusan vagina memberikan hasil yang cukup efisien dibandingkan dengan metode
baik. Pengambilan spesimen yang noninvasif konvensional kultur dan pemeriksaan biokimia