You are on page 1of 11

Jurnal Teknik Sipil ISSN 2302-0253

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 11 Pages pp. 163- 173

PENGAMATAN KERUSAKAN JALAN DARI NILAI


SURFACE DISTRESS INDEX (SDI) DAN NILAI
INTERNATIONAL ROUGHNESS INDEX (IRI)
(Studi Kasus : Jalan Nasional Ruas Calang - Teunom Km.150 s/d Km.157)

Eka Minarti1, Sofyan M. Saleh 2, Renni Anggraini 3


1)
Mahasiswa Magister Teknik Sipil Pascasarjana, Universitas Syiah Kuala
2,3)
Dosen Program Studi Magister Teknik Sipil Pascasarjana, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk.Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111.
Email: Eka.minarti@gmail.com

Abstrack: The road that has been existed in Calang- Teunom is one of the roads that is located
in the Aceh west area which is has 5-6 metres in its wide. While the standard of the national
roads’ wide is 7 metres. Regarding this issue, the ministry of public works has an integrated
software system that is called IIRMS (Indonesian Integrated Road Management). The software
is able to support the planning in collecting the data and the program planning on the road
construction. In addition, the software also beneficial in the national and province roads’
maintenance. Moreover, IIRMS have Road Condition survey (RCS). However, this research
only focused on the use of the RCS application to get the SDI (Surface Distress Index) value
and to count the International Rougness Index (IRI) value based on its’ formula to detect the
levels and kinds of the road damage in order to handle every kinds of road damages and
roadwork based. The survey was done in one of the national road at the Km. 150- Km. 157 (7
m in length) in Calang- Teunom and measured the extent of damages based on the survey and
then I import the data from the form into RCS application. Based on the analysis, I got Sta.
25+200 up to Sta. 25+600, Sta. 25+800 up to 30+100 and 30+600 up to 32+000 were
counted as the routine maintenances’ handling. While Sta. 25+000 up to Sta. 25+200, 25+600
up to 25+700, Sta.30+300 up to 30+400 as the periodic maintenances’ handling. Finally, Sta.
25+700 up to 25+800 which were counted as the reconstructions’ handling. Meanwhile, the
other roads are still in a proper condition and there are no damages were found.

Key words: SDI, IRI, the extent of the road damages, improvements’ proposal

Abstrak: Ruas jalan Calang – Teunom adalah salah satu ruas jalan Nasional wilayah barat Aceh yang
masih mempunyai lebar badan jalan sekitar 5 - 6 meter dimana masih dibawah Standar jalan nasional (7
m). Kementerian Pekerjaan Umum mempunyai suatu sistem perangkat lunak terpadu yang digunakan
untuk membantu perencanaan jalan dalam menghimpun data dan merencanakan program pemeliharaan
jalan Nasional dan Provinsi yaitu IIRMS (Indonesian Integrated Road Management System). Salah satu
aplikasi IIRMS yaitu Road Condition survey (RCS). Penelitian ini menggunakan aplikasi RCS untuk
mendapatkan nilai SDI (surface distress index) dan menghitung nilai International Roughness Index
(IRI) berdasarkan rumus untuk mengetahui tingkat dan jenis kerusakan jalan dalam menentukan
penanganan tiap jenis kerusakan jalan dan menentukan upaya perbaikan yang akan dilakukan. Survei
pada penelitian ini dilakukan di salah satu ruas jalan nasional yaitu ruas Calang – Teunom tepatnya pada
Km.150 sampai dengan Km.157 sepanjang 7 kilometer dan memasukkan data dari hasil survei tersebut
ke aplikasi RCS. Berdasarkan analisis dihasilkan Sta.25+200 s/d Sta. 25+600, Sta. 25+800 s/d 30+100
dan 30+600 s/d 32+000 termasuk ke dalam jenis penanganan pemeliharaan rutin. Sta. 25+000 s/d STA
25+200, 25+600 s/d 25+700, Sta.30+300 s/d 30+400 termasuk ke dalam jenis penanganan
pemeliharaan berkala. Sta. 25+700 s/d 25+800 termasuk ke dalam jenis penanganan rekonstruksi,
sedangkan yang lainnya masih dalam kondisi baik dan tidak terjadi kerusakan.

Kata kunci : SDI, IRI, tingkat kerusakan jalan, usulan perbaikan.

163 - Volume 3, No. 3, Agustus 2014


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

PENDAHULUAN Surface Distress Index (SDI).


Panjang jalan nasional di Provinsi Aceh Aplikasi RCS tidak menghitung
mencapai 1803,36 KM berdasarkan Keputusan ketidakrataan permukaan oleh karena itu nilai IRI
Menteri Pekerjaan Umum No. 631/KPTS/M/2009, (Inernatioal Roughness Index) dihitung dengan
yang terbagi atas tiga wilayah yaitu wilayah Barat, menggunakan rumus. Tingkat dan jenis kerusakan
Tengah dan Timur. Ruas jalan Calang – Teunom jalan yang diketahui dapat menentukan upaya
adalah salah satu ruas jalan wilayah Barat Aceh perbaikan yang harus dilakukan, baik pemeliharaan
berada di daerah kabupaten Aceh Jaya. rutin, berkala ataupun rekonstruksi. seperti yang
Pada umumnya ruas jalan Calang – Teunom sudah direncanakan..
sudah hampir mencapai kondisi mantap, hanya Tujuan dari penelitian adalah Untuk
beberapa segmen ruas jalan yang masih dibawah mengetahui tingkat dan jenis kerusakan jalan
standar jalan nasional. Ruas jalan yang ditijau yaitu pada ruas jalan Calang – Teunom khususnya
ruas jalan Nasional Calang – Teunom tepatnya pada pada segmen Km. 150 s/d Km.157 dan Untuk
Km. 150 s/d Km. 157 (Sta.25+000 s/d 32+000). menentukan usulan perbaikan yang akan
Km. 150 dinyatakan dalam bentuk Sta. 25+000 dan dilakukan berdasarkan hasil nilai SDI dan nilai
Km.157 adalah Sta.32+000. Km.150 disebut juga IRI yang diperoleh
Sta. 25 + 000 karena Km. 150 sudah 25 kilometer
dari batas Calang – Teunom yaitu dari Km.125 – KAJIAN KEPUSTAKAAN
Km.180 dan kondisi jalannya banyak ditemui Volume Lalu Lintas
kerusakan-kerusakan yang dapat menggangu Volume lalu lintas adalah jumlah
pengguna jalan. kendaraan yang melewati suatu titik tertentu
Untuk menjaga agar tidak terjadi penurunan pada ruas jalan per satuan waktu, dinyatakan
kondisi pada segmen ruas jalan Calang – Teunom dalam kendaraan per jam atau satuan mobil
perlu dilakukan penanganan jalan sesuai dengan penumpang per jam (PP No.32 tahun 2011).
kondisi jalan seperti pemeliharaan rutin, Sebagai syarat pertama dari ketentuan
pemeliharaan berkaladan peningkatan/ rekonstruksi. perencanaan jalan adalah volume lalu lintas,
Kementerian Pekerjaan Umum mempunyai yang harus mencakup keterangan pada saat
suatu sistem perangkat lunak terpadu yang masa lalu dan untuk pada masa sekarang pada
digunakan untuk membantu perencanaan jalan tahun rencana dan akan diketahui pertumbuhan
dalam menghimpun data dan merencanakan lalu lintas yang merupakan salah satu faktor
program pemeliharaan jalan Nasional dan Provinsi pendukung dalam merencanakan jalan. Pradana
yaitu IIRMS (Indonesian Integrated Road (2011) menghitung pertumbuhan lalu lintas
Management System). Salah satu aplikasi dari rata-rata menggunakan Rumus 1 berikut :
perangkat lunak IIRMS adalah Road Condition
Survey (RCS) yang dapat menghasilkan nilai

Volume 3, No. 3, Agustus 2014 - 164


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

LHRn  LHRn 1
x100% …………(1)
i
- Lubang (Potholes);
LHRn 1

Karakteristik lalu lintas Indonesian Integrated Road Management


Berdasarkan MKJI (1997), penggolongan System (IIRMS)
kenderaan dapat kita lihat pada Tabel 1: IIRMS terdiri dari sistem pangkalan data,
sistem perencanaan pemeliharaan jalan, sistem
Tabel 1. Penggolongan kenderaan berdasarkan MKJI pemograman pemeliharaan jalan, dan sistem
N penganggaran pemeliharaan jalan. IIRMS
Tipe kenderaan Golongan
o
1
Sepeda motor, skuter dan
1
memilki 4 aplikasi survei kondisi jalan yaitu
kenderaan roda 3
2 Sedan, jeep dan station wagon 2 Road Network Inventory (RNI), Road
Pick-up, combi, oplet dan mini
3 3 Condition Survey (RCS), International
bus
Truk 2 as (L), micro truck, mobil
4
hantaran
4 Roughness Index (IRI) dan Road Inventory. Dan
5 Bus kecil 5a satu aplikasi untuk lalu lintas yaitu Traffic
6 Bus besar 5b
7 Truck 2 as (4 roda) 6a Survey. Pada penelitian ini khusus
8 Truck 2 as (6 roda)1 6b
9 Truck 3 as 7a menggunakan aplikasi RCS untuk
10 Trailer 4 as, truck gandengan 7b
11 Truck semi trailer 7c menghasilkan nilai SDI dan untuk memperoleh
Sumber : MKJI, 1997
nilai IRI dihitung menggunakan Rumus 2 :

Survei Kerusakan Jalan Aspal


RIt =0,98 e m t{ RI0 + 135(SNCK)-5 NEt]+0,143
Identifikasi kondisi jalan baik secara
RDSt +0,0068 CRXt
struktural maupun fungsional merupakan
+0,056PATt}...................................... (2)
langkah pertama dalam perencanaan program
pemeliharaan dan rekonstruksi pada jalan. Nilai SNC merupakan modifikasi nilai
Survey kondisi permukaan jalan dilakukan SN dari AASHTO (Paterson, 1987), seperti
untuk mendapatkan nilai Surface Distress Index Rumus 3 berikut ini :
(SDI), dimana nilai ini menggambarkan kondisi
jalan secara struktural dan sebagai salah satu SNC = {0.04 x ∑ (ai x hi)} + SNsg …….(3)

dasar untuk penentuan jenis penanganan jalan.


Nilai ESAL (Cummulative Standart Axle)
Nyoman (2011) menyatakan bahwa jenis-
dihitung besarnya nilai menggunakan Rumus 4:
jenis kerusakan perkerasan jalan aspal dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: Mopen

- Permukaan perkerasan (tambalan, CESAL   mx365xAExCxN …(4)


Traktor,Trailer
penurunan, susunan permukaan);
- Retak (Crack);
Dimana Nilai AE dihitung dengan Rumus
- Kerusakan di pinggir perkerasan;
5 & 6 berikut :
- Bekas roda;

165 - Volume 3, No. 3, Agustus 2014


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
4
Sumbu tunggal =  beban sumbu [kg]  …(5)
  Menurut Spesifikasi Umum Bina Marga
 8160 
Tahun 2010, tanah dasar pada setiap tempat
4 haruslah mempunyai daya dukung minimum
Sumbu ganda=0,08  beban sumbu [kg]  (6)
  sebagaimana yang diberikan dalam Gambar, atau
 8160 

Sedangkan Nilai SNsg dihitung menggunakan sekurang-kurannya mempunyai CBR minimum


Rumus. 7 6 % jika tidak disebutkan. Terdapat tiga kelas
yang berbeda dari lapis pondasi agregat yaitu
SNsg = -0,85(log CBR)^2 + 3,51 (log CBR) – kelas A, kelas B dan kelas S.
1,43…………………...(7)

Tabel 2. Sifat – Sifat Pondasi Lapisan Agregat


Sifat – sifat Kelas A Kelas B Kelas S
Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 2417:2008) 0 - 40 % 0 - 40 % 0 -40 %
Indek Plastisitas (SNI 1966:2008) 0-6 0 - 10 4 –15
Hasil kali Indek Plastisitas dng. % Lolos Ayakan No.200 maks. 25 - -
Batas Cair (SNI 1967:2008) 0 - 25 0 - 35 0 – 35
Bagian Yang Lunak (SNI 03-4141-1996) 0-5% 0-5% 0-5%
CBR (SNI 03-1744-1989) min.90 % min.60 % min.50 %
Sumber : Bina Marga (2010)

Kelas A adalah mutu lapis pondasi atas seperti:


untuk lapisan di bawah lapisan beraspal, dan a. Input data
kelas B adalah untuk lapis pondasi bawah, kelas RCS digunakan untuk memperbaharui
S digunakan untuk bahu jalan tanpa penutup dan memasukkan data kondisi jalan terkecuali
aspal. Dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 2 dan data ketidakrataan jalan. Pada tampilan
nilai SDI yang didapat dari pemasukan data pemasukan data Gambar 2.

Gambar 2. Tampilan pemasukan data pada tabel RCS


Sumber : Bina Marga (2010)

Volume 3, No. 3, Agustus 2014 - 166


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Langkah pengisian kemudian dilanjutkan 4. Klik Data Find Link untuk


dengan memasukkan data sesuai dengan urutan mencari data ruas jalan
yang akan di isi yaitu dimulai dengan kondisi 5. Gunakan fasilitas Audit untuk
permukaan perkerasan dan seterusnya. mengetahui tingkat kesalahan agar dapat
Setelah data terisi dengan benar dapat diperbaiki.
dilakukan perubahan ataupun perbaikan dengan
b. Output data
cara seperti berikut:
Hasil yang dikeluarkan dari aplikasi RCS
1. Klik Data Delete Data untuk
ini adalah dalam bentuk SDI (Surface Distress
menghapus data lama
Index). Menu ini dimaksudkan untuk
2. Klik Data Refresh Data untuk
memperlihatkan laporan tersebut baik pada
melihat tampilan baru
layar maupun mencetak ke printer. Seluruh
3. Klik Data Save Data untuk
jenis masukan data yang ada dalam SMD dapat
menyimpan data baru
di cetak melalui menu report,

Gambar 3. Tampilan hasil dari pengisian data RCS


Sumber : Bina Marga (2010)

Hasil dari input data hanya dapat di print ditentukan sesuai dengan kondisi jalan, jenis
langsung dari menu report tersebut. Tampilan dan tingkat kerusakan dinilai dari masing-
hasil dari pengisian data dapat dilihat pada masing kerusakan. Penilaian kondisi segmen
tampilan gambar 3. Dari gambar 2 dan 3 dapat jalan diperoleh dari hasil masing-masing jenis
kita lihat cara memasukkan data ke aplikasi kerusakan dengan melihat besaran nilai SDI dan
RCS yang menghasilkan nilai SDI. nilai IRI.
Berdasarkan Bina Marga (2011b), hasil
Penanganan Kerusakan pada Jalan
penilaian kondisi kerusakan jalan yang
Penentuan jenis penanganan jalan
diperoleh untuk menentukan jenis penanganan

167 - Volume 3, No. 3, Agustus 2014


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

jalan. Penentuan jenis penanganan jalan dari penilaian kondisi permukaan jalan dapat dilihat
hasil penilaian kondisi kerusakan jalan dan dalam Tabel 3 dan Tabel 4 berikut ini.

Tabel 3. Penilaian kondisi jalan berdasarkan Nilai IRI dan SDI


SDI
IRI (m/km)
< 50 50 – 100 100 – 150 > 150
<4 Baik Sedang Sedang Rusak Ringan
4–8 Sedang Sedang Rusak Ringan Rusak Ringan
8 – 12 Rusak Ringan Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Berat
> 12 Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat
Sumber : Bina Marga (2011b)

Tabel 4. Kriteria Jenis Penanganan


SDI
IRI (m/km)
< 50 50 – 100 100 – 150 > 150
<4 Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Berkala Rekonstruksi
4–8 Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Berkala Rekonstruksi
8 – 12 Pemeliharaan Berkala Pemeliharaan Berkala Pemeliharaan Berkala Rekonstruksi
> 12 Rekonstruksi Rekonstruksi Rekonstruksi Rekonstruksi
Sumber : Bina Marga (2011b)

METODE PENELITIAN
Konsep perancangan pelaksanaan
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1.1 Bagan air penelitian

Volume 3, No. 3, Agustus 2014 - 168


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Gambar 1.2. Bagan alir penelitian (lanjutan)

HASIL DAN PEMBAHASAN pertumbuhan lalu lintas (i). Pertumbuhan lalu


Berdasarkan permasalahan dan metode lintas ruas jalan Calang – Teunom yang
penelitian yang dikemukakan pada bab dihitung dengan Rumus 1, diperoleh besaran
sebelumnya, maka diperoleh hasil dari data nilai pertumbuhan lalu lintas selama tiga (3)
survei visual yang selanjutnya dilakukan tahun terakhir rata- rata adalah 125,02%.
pembahasan data sehingga dapat
Data survei kondisi jalan
diidentifikasikan jenis dan tingkat kerusakan
Data survei kondisi jalan dapat
sesuai dengan kondisi jalan.
menghasilkan nilai SDI berasal dari pemasukan
data ke aplikasi RCS dan nilai IRI.
Pertumbuhan lalu lintas
Ruas jalan Calang – Teunom merupakan
a. Nilai Surface Distress Index (SDI)
ruas jalan yang lalu lintas kendaraannya
Langkah – langkah pemasukan data dari
dilewati oleh berbagai golongan kenderaan
form ke aplikasi dapat dilihat pada Bab II
yaitu dari golongan 1 sampai golongan 7. Data
penelitian ini. Hasil dari pemasukan data ke
volume lalu lintas tahun 2010 sampai dengan
aplikasi RCS tersebut dapat dilihat
tahun 2012 merupakan data sekunder. Nilai
rekapitulasinya dapat dilihat pada Tabel 6.
International Roughness Index berhubungan
dengan lalu lintas harian jumah masing-masing
lalu lintas menurut jenis kendaraan, dan dari
data volume lalu lintas juga didapat nilai

169 - Volume 3, No. 3, Agustus 2014


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Tabel 6. Rekapitulasi Nilai SDI


STA NILAI SDI KONDISI JALAN
25+000 s/d 25+100 20 Baik
25+100 s/d 25+200 75 Sedang
25+200 s/d 25+400 15 Baik
25+400 s/d 25+500 75 Sedang
25+500 s/d 27+400 0 Baik
27+400 s/d 27+500 5 Baik
27+500 s/d 27+600 0 Baik
27+600 s/d 27+800 5 Baik
27+800 s/d 28+200 0 Baik
28+200 s/d 28+400 5 Baik
28+400 s/d 28+600 0 Baik
28+600 s/d 28+700 40 Baik
28+700 s/d 29+500 0 Baik
29+500 s/d 29+600 20 Baik

Dari Tabel 6 didapat data bahwa dari b. Nilai International Roughness Index
sepanjang 7 kilometer yang diteliti ada (IRI)
beberapa STA yang nilai SDI > 50 yang masuk Perhitungan nilai IRI menggunakan
dalam kategori berkondisi sedang yaitu STA rumus yang lebih jelas dapat dilihat pada
25+100 s/d 25+200 dan 25+400 s/d 25+500, tinjauan pustaka pada penelitian ini. Hasil
sedangkan yang lainnya memiliki STA < 50 rekapitulasi nilai International Roughness Index
masuk dalam kategori berkondisi baik. (IRI) dapat dilihat pada Tabel 7 :

Tabel 7. Rekapitulasi penilaian nilai IRI


STA Interval Nilai RI Kategori
25+000 s/d 25+200 8 - 12 Rusak ringan
25+200 s/d 25+600 4-8 Sedang
25+600 s/d 25+700 8 - 12 Rusak ringan
25+700 s/d 25+800 > 12 Rusak berat
25+800 s/d 30+200 4-8 Sedang

Sta. 25+700 s/d 25+800 mengalami rusak SDI dapat diperoleh nilai kondisi perkerasan
berat, dan hanya 100 meter dari 7000 meter jalan yang ditinjau dari sisi fungsional dan
yang dikategorikan rusak berat. Nilai IRI diatas struktural, kombinasi nilai SDI dan nilai RI
diperoleh setelah diketahui nilai ESAL. dapat dilihat pada Tabel 8.
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa yang
c. Kombinasi Nilai SDI dan IRI
mengalami rusak ringan ada beberapa Sta. yaitu
Dengan mengkombinasikan nilai IRI dan
Sta. 25+000 s/d 25+100, Sta. 25+100 s/d

Volume 3, No. 3, Agustus 2014 - 170


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

25+200, dan Sta. 25+600 s/d 25+700. Rusak 32+000. Sedangkan Sta. lain adalah dalam
berat hanya seratus meter yaitu Sta. 25+700 s/d kondisi baik. Tabel. 8 menerakan rekapitulasi
25+800. Dan yang dikategorikan sedang yaitu penilaian kombinasi nilai SDI dan IRI.
Sta. 25+000 s/d 25+600 dan Sta. 25+800 s/d

Tabel 8. Rekapitulasi penilaian kombinasi nilai SDI dan IRI


STA Interval Nilai SDI Interval Nilai RI Kategori
25+000 s/d 25+100 < 50 8 - 12 Rusak ringan
25+100 s/d 25+200 50 - 100 8 - 12 Rusak ringan
25+200 s/d 25+300 < 50 4-8 Sedang
25+400 s/d 25+500 50 - 100 4-8 Sedang
25+500 s/d 25+600 < 50 8 - 12 Rusak ringan
25+600 s/d 25+700 < 50 > 12 Rusak berat
25+700 s/d 25+800 < 50 4-8 Sedang
25+800 s/d 32+000 < 50 8 - 12 Rusak ringan

Analisis penanganan Tabel 9. Rekapitulasi jenis penanganan

Setelah nilai masing-masing kriteria Jenis


STA Kategori
Penanganan
diperoleh berdasarkan hasil penilaian dari
25+000 s/d Rusak Pemeliharaan
survei kondisi perkerasan jalan, maka
25+100 ringan Berkala
selanjutnya dilakukan analisis dengan
25+100 s/d Rusak Pemeliharaan
menentukan jenis penanganan untuk dapat 25+200 ringan Berkala
mengetahui usulan perbaikan yang akan 25+200 s/d Pemeliharaan
Sedang
dilakukan. Pada Tabel ini akan diperoleh jenis 25+400 Rutin

penanganan, dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 25+400 s/d Pemeliharaan


Sedang
dijelaskan bahwa pada ruas jalan Calang – 25+600 Rutin

Teunom bukan hanya pemeliharaan rutin saja 25+600 s/d Rusak Pemeliharaan
25+700 ringan Berkala
yang dilakukan tetapi juga ada pemeliharaan
25+700 s/d
berkala dan rekonstruksi. Pada Sta. 25+700 s/d Rusak berat Rekonstruksi
25+800
25+800 sepanjang 100 meter mengalami rusak
25+800 s/d Pemeliharaan
berat dan perlu di rekonstruksi. Sedangkan yang Sedang
30+100 Rutin
harus dilakukan pemeliharaan berkala yaitu sta. 30+300 s/d Rusak Pemeliharaan
25+000 s/d 25+200, 25+600 s/d 25+700 dan 30+400 ringan Berkala

sta.30+300 s/d 30+400, sedangkan Sta. yang 30+600 s/d Pemeliharaan


Sedang
lainnya mengalami pemeliharaan rutin. 32+000 Rutin

171 - Volume 3, No. 3, Agustus 2014


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Metode perbaikan kerusakan jalan dengan jenis penanganan pemeliharaan


Perbaikan yang dilaksanakan secara tepat rutin. Sta. 25+000 s/d 25+100, Sta.
dan cepat dapat mengurangi resiko kerusakan 25+100 s/d 25+200 dan Sta. 25+600 s/d
akan semakin berat lagi. Metode perbaikan 25+700 dikategorikan tingkat kerusakan
sesuai dengan jenis dan tingkat kerusakan rusak ringan dengan jenis penanganan
sepanjang segmen jalan yang ditinjau. Adapun pemeliharaan berkala, Sta. 25+700 s/d
metode yang diusulkan harus sesuai dengan Sta. 25+800 dikategorikan tingkat
ketentuan Bina Marga yang telah dijelaskan kerusakan rusak berat dengan jenis
pada tinjauan pustaka. penanganan rekonstruksi.
2. Hanya seratus meter (100 m) yang
Pembahasan
dengan jenis penanganan rekonstruksi.
Hal - hal yang dibahas adalah mengenai
3. Nilai SDI yang menunjukkan dalam
hasil dari penelitian ini yaitu jenis penanganan
kondisi baik belum tentu menunjukkan
dan usulan perbaikannya.
kondisi baik pula untuk nilai IRI, karena
a. Sta. 25+000 s/d sta. 25+100 yang
nilai SDI didapat dari kondisi permukaan
dikategorikan rusak ringan harus
jalan dan nilai IRI lebih mengarah pada
dilakukan pemeliharaan berkala.
kekasaran permukaan jalan.
b. Sta. 25+100 s/d sta. 25+200 yang
dikategorikan rusak ringan harus
Saran
dilakukan pemeliharaan berkala.
1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih
c. Sta. 25+600 s/d sta. 25+700 yang
detail dalam penentuan skala prioritas
dikategorikan rusak ringan harus
penanganan ruas jalan perlu adanya
dilakukan pemeliharaan berkala.
penambahan kriteria-kriteria yang
d. Sta. 25+700 s/d sta. 25+800 yang
berhubungan dengan penanganan ruas
dikategorikan rusak berat harus
jalan.
dilakukan rekonstruksi.
2. Diperlukan kebijaksanaan dan kearifan
dari pemerintah dalam hal ini Balai Besar
KESIMPULAN DAN SARAN
Pelaksananaan Jalan Nasional I dalam
Kesimpulan
penanganan ruas jalan agar benar-benar
Berdasarkan hasil analisis dan
memilih melaksanakan pemeliharaan
pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
pada jalan agar jalan tersebut mencapai
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
umur rencana yang sudah direncanakan.
1. Dari 7 (kilometer) yang ditinjau hanya
beberapa Sta. yang dikategorikan tingkat
kerusakan sedang yaitu dari Sta. 25+200
s/d 25+600, Sta. 25+800 s/d Sta. 32+000
Volume 3, No. 3, Agustus 2014 - 172
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

DAFTAR KEPUSTAKAAN Paterson, W.D.O. dan Attoh-Okine, B. 1992.


Summary Model of Paved Road
Deterioration Based on HDM-III,
Anonim, 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Transportation Research Record 1344, pp 99-
Tahun 2006 tentang Jalan, Lembaran Negara 105, TRB, National Research Council,
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 4655, Washington DC.
Jakarta. Pradana, 2011. Analisis Tebal Perkerasan Lentur
Anonim, 2011. Manajemen dan Rekayasa, Analisis Menggunakan Metode AASHTO 1993 dan
Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Program Elmod 6. Jurnal Magister Teknik
Lintas. Peraturan Pemerintah RI No. 32 Sipil. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Tahun 2011. Saleh, S. M., 2009. Kebijakan Sistem Transportasi
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997. Manual Barang Multimoda untuk Mengurangi
Kapasitas Jalan Indonesia No. Kerusakan Jalan Akibat Beban Berlebih.
3850\BM70225, Direktorat Bina Jalan Kota, Disertasi. Teknik sipil, Institut Teknologi
Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Bandung, Bandung.
Jenderal Bina Marga.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2010. IRMS User
Manual, Integrated Road Management
System, Buku 1, Kementerian Pekerjaan
Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2011a. Manual
konstruksi dan Bangunan, No.001-
02/M/BM/2011, Perbaikan Standar untuk
Pemeliharaan Rutin unuk Jalan, Kementerian
Pekerjaan Umum., Direktorat Jenderal Bina
Marga.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2011b. Pedoman
Konstruksi dan Bangunan. No. 001-
04/P/BM/2011, Survei Kondisi Jalan,
Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat
Jenderal Bina Marga.

173 - Volume 3, No. 3, Agustus 2014

You might also like