Professional Documents
Culture Documents
Article Perbedaan RIght Issue Dan Private Placement
Article Perbedaan RIght Issue Dan Private Placement
Arvi Alvianda
ABSTRACT
One of the most important elements in the framework of the business development strategy
of public companies (issuers) is the addition of capital. The addition of capital can be done in two
ways, namely Capital Increase by providing Pre-emptive Rights and Capital Additions without
Giving Pre-emptive Rights. Providing Rights is the same as Rights Issue, while without giving
Rights can be equated with Private Placement. However, generally people are more familiar with
calling private placement with the term Right Issue without Preemptive Rights. Arrangements
regarding Preemptive Rights are regulated in POJK No.32/POJK.04/2015 concerning Addition
of Company Capital By Providing Pre-emptive Rights, while without providing Preemptive
Rights is regulated in POJK No.38/POJK.04/2014 concerning Capital Increase of Public
Companies without Giving Pre-emptive Rights. The research method is used a normative
juridical method. The research specifications are used descriptive-analytical. From the results of
the study it can be concluded that the Capital Increase without Giving Preemptive Rights is
carried out by PT. SLJ GLOBAL Tbk, by issuing new shares to creditors as a form of debt payment
is one of the best ways for the Company. This method proved to be able to reduce debt and increase
the paid up capital of the Company, as well as making the Creditor as a new shareholder. However,
corporate action through the issuance of new shares without giving HMETD, so that there are
additional new investors, resulting in a percentage share ownership of each of the existing
shareholders has decreased. (Dilution).
Keywords : Debt Payment, Creditor, Corporate Action, Dilution, PT. SLJ Global, Tbk.
215
P-ISSN: 2656-534X, E-ISSN: 2656-5358
Jurnal Suara Hukum, Vol. 2, No. 2, September 2020
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kebanyakan perusahaan – perusahan besar menyadari bahwa
persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahan–perusahaan
tersebut harus memperluas pasar mereka, namun permasalahan yang
sering kali dihadapi oleh perusahaan adalah kurangnya modal serta
manajemen yang lemah dari perusahaan itu sendiri. Pemecahan masalah
yang harus dihadapi adalah dengan melakukan go public yang dianggap
merupakan jalan keluar, pengertian go public itu sendiri adalah kegiatan
penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten
(perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau efek kepada
masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan
Peraturan Pelaksanaannya.
Dengan go public dianggap dapat membuat perusahaan menghimpun
modal yang besar dari pasar dengan biaya yang relatif murah, serta
mempermudah proses merger atau akuisi, dan memungkinkan perusahaan
untuk memiliki peluang pasar yang lebih luas karena perusahaan dan
produknya semakin dikenal oleh masyarakat, dengan berubahnya budaya
perusahaan karena tuntutan profesionalisme, yang semuanya itu
merupakan konsekuensi positif dari go public.1
Salah satu unsur terpenting dalam kerangka strategi pengembangan
usaha perusahaan publik (emiten) adalah penambahan modal.
Penambahan modal dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu Penambahan
Modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan
Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu. Dengan memberikan HMETD sama artinya dengan Rights Issue
atau Penawaran Umum Terbatas, sementara tanpa memberikan HMETD
dapat dipersamakan artinya dengan Private Placement.
216
Rencana Aksi Korporasi………215-233
217
P-ISSN: 2656-534X, E-ISSN: 2656-5358
Jurnal Suara Hukum, Vol. 2, No. 2, September 2020
2Surat Edaran Keterbukaan Informasi Kepada Para Pemegang Saham PT. SLJ Global Tbk., hlm. 4.
218
Rencana Aksi Korporasi………215-233
2. Metode Penelitian
Menurut Peter Mahmud Marzuki, penelitian hukum adalah suatu proses
untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-
doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi. 4 Penelitian ini
menggunakan metodologi penelitian yuridis normatif, yakni penelitian
hukum yang berbasis atau mengacu kepada kaidah-kaidah atau norma-norma
hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan.5 Dalam
kaitanya dengan pasar modal, khususnya yang berkaitan dengan HMETD dan
Tanpa HMETD, terdapat beberapa peraturan dari pemerintah serta otoritas
3Agus Riyanto, Penambahan Modal di Pasar Modal: Dengan atau Tanpa Hak HMETD, http://business-
law.binus.ac.id/2017/06/21/penambahan-modal-di-pasar-modal-dengan-atau-tanpa-hak-hmetd/
Diakses 17 Mei 2020.
4Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2005),hlm 35.
5 Sudikno Mertokusumo, Penelitian Hukum Suatu Pengantar, cet. II, (Yogyakarta: Liberty, 2001), hlm. 29.
219
P-ISSN: 2656-534X, E-ISSN: 2656-5358
Jurnal Suara Hukum, Vol. 2, No. 2, September 2020
6Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat), (Jakarta: Rajawali
Pers, 2001), hlm. 13-14.
220
Rencana Aksi Korporasi………215-233
221
P-ISSN: 2656-534X, E-ISSN: 2656-5358
Jurnal Suara Hukum, Vol. 2, No. 2, September 2020
7 Dikutip dari: http://business-law.binus.ac.id. (Penambahan Modal Di Pasar Modal: Dengan atau Tanpa
Hak HMETD) diakses tanggal 17 Mei 2020.
8Bella Ratna Syafierra, Paramita Prananingtyas, Sartika Nanda Lestari. Program Studi S1 Ilmu Hukum,
Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro. Analisa hukum aksi korporasi berupa Right Issue Tanpa Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2017. hlm. 5-6.
9 Munir Fuady, Pembiayaan Perusahaan Masa Kini, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997). hlm. 105-106
222
Rencana Aksi Korporasi………215-233
Dikutip dari: Av.sc.com. Rights Issue guide UK Ordinary shareholders. 2010. hlm 4
10
11Pascoe, GA, MJD Ward dan DJ MacKenzie. The Influence of Economic Factors on Right Issue
Announcement.Investment Analysts Journal, 61. 2005. hlm. 17-28
12Dikutip dari Peraturan OJK No. 38/POJK.04/2014. (pada Pasal 2 ayat 3)
223
P-ISSN: 2656-534X, E-ISSN: 2656-5358
Jurnal Suara Hukum, Vol. 2, No. 2, September 2020
Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui, bahwa tujuan dari aksi
korporasi baik dengan HMETD maupun tanpa HMETD adalah untuk
kemajuan suatu perusahaan yang dilakukan dengan cara memperkuat
struktur permodalan perusahaan dan juga untuk pelunasan kewajiban
utang perusahaan. Perusahaan yang melakukan aksi korporasi Right
Issue dan Private Placement dapat mengalami peningkatan jumlah kas,
jumlah asset, jumlah ekuitas, jumlah modal ditempatkan, dan jumlah
modal disetor. Namun, pada umumnya penambahan modal tanpa
HMETD yang dilakukan perseroan adalah guna memperbaiki struktur
keuangan perusahaan, terutama dalam pembayaran utang, yaitu dengan
cara debt to equity swap.
13Surat Edaran Keterbukaan Informasi Kepada Para Pemegang Saham PT. SLJ Global Tbk., op.cit., hlm. 4.
224
Rencana Aksi Korporasi………215-233
225
P-ISSN: 2656-534X, E-ISSN: 2656-5358
Jurnal Suara Hukum, Vol. 2, No. 2, September 2020
226
Rencana Aksi Korporasi………215-233
Gedung Balai Kartini lantai 2, Ruang Cempaka, Gatot Subroto Kav. 37, Jakarta
Selatan.
Dari skema restrukturisasi yang telah disepakati oleh PT. SLJ Global, Tbk
dengan Carriedo Limited, PT. SLJ Global, Tbk akan memperoleh beberapa
manfaat antara lain :15
1. Memperbaiki struktur keuangan Perseroan, yaitu dengan adanya
persetujuan untuk mengkonversi seluruh utang tersebut menjadi modal
saham, akan memperbaiki rasio solvabilitas seperti rasio utang terhadap
ekuitas Perseroan, baik dari perubahan utang ke saham, maupun dari
pendapatan komprehensif dari penghapusan bunga dan ke depan akan
menambah modal kerja.
2. Ekuitas perusahaan setelah dilakukannya konversi utang ke saham ini
menjadi positif, dimana sebelumnya mengalami ekuitas negatif sebesar
USD 15.442.281 menjadi positif sekitar USD 3 juta.
3. Konversi pada harga sebesar Rp. 238/saham, merupakan harga rata-rata
saham Perseroan di BEI selama 25 hari sebelum dilakukan kesepakatan
konversi utang menjadi saham pada tanggal 28 April 2017 dan juga
masih lebih tinggi dari harga penutupan pada tanggal 28 April 2017
yang seharga Rp. 226/saham, harga konversi tersebut cukup baik yang
dicapai oleh Perseroan, bila dibandingkan dengan nilai nominal saham
Perseroan yang adalah Rp. 100/saham, maupun harga rata-rata saham
Perseroan di BEI selama 25 hari sebelum dilakukan pengumuman akan
dilaksanakan RUPS-LB yang diumumkan pada tanggal 10 Mei 2017
yang adalah hanya sebesar Rp. 230/saham.
4. Harga Konversi Saham sebesar Rp. 238/saham telah memenuhi
ketentuan Butir V.1.1. Peraturan Bursa Efek Indonesia pada Pencatatan
Efek No. I-A dan ketentuan di dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang
tentang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, yang menyatakan
227
P-ISSN: 2656-534X, E-ISSN: 2656-5358
Jurnal Suara Hukum, Vol. 2, No. 2, September 2020
228
Rencana Aksi Korporasi………215-233
229
P-ISSN: 2656-534X, E-ISSN: 2656-5358
Jurnal Suara Hukum, Vol. 2, No. 2, September 2020
230
Rencana Aksi Korporasi………215-233
231
P-ISSN: 2656-534X, E-ISSN: 2656-5358
Jurnal Suara Hukum, Vol. 2, No. 2, September 2020
Daftar Pustaka
Buku
Abdul Halim, Analisis Investasi, Jakarta: Salemba Empat, 2005.
Fuady, Munir. Pembiayaan Perusahaan Masa Kini (Tinjauan Hukum Bisnis).
Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997.
Gunadi, “Restrukturisasi Perusahaan dalam Berbagai Bentuk Dan
Pemajakannya” Jakarta : Salemba Empat, 2001.
Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua,
Yogyakarta: BPFE, 1998.
Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum, (Jakarta : Kencana Prenada Media
Group, 2005),hlm 35.
Mertokusumo, Sudikno. Penelitian Hukum Suatu Pengantar, cet. II, (Yogyakarta:
Liberty, 2001), hlm. 29.
M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia,
Jakarta:Prenada Media, 2004.
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu
Tinjauan Singkat), (Jakarta: Rajawali Pers, 2001), hlm. 13-14.
Jurnal
Bella Ratna Syafierra, Paramita Prananingtyas, Sartika Nanda Lestari. Program
Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro. Analisa
hukum aksi korporasi berupa Right Issue Tanpa Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(2017). hlm. 5-6.
Pascoe, GA, MJD Ward dan DJ MacKenzie. The Influence of Economic Factors
on Right Issue Announcement.Investment Analysts Journal, 61. (2005).
hlm. 17-28.
Sudari, “Analisis Kandungan Informasi Pengumuman Right Issue, Deviden dan
Saham Bonus Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar
Di BEI, Jurusan Manajemen, STIE MDP
232
Rencana Aksi Korporasi………215-233
Website
Agus Riyanto, Penambahan Modal di Pasar Modal: Dengan atau Tanpa Hak
HMETD, http://business-law.binus.ac.id/2017/06/21/penambahan-
modal-di-pasar-modal-dengan-atau-tanpa-hak-hmetd/ Diakses pada
tanggal17 Mei 2020.
Av.sc.com. Rights Issue guide UK Ordinary shareholders.2010. [online] Available
at:https://av.sc.com/corp-en/content/docs/2010-Rights-Issue-guide-
UK Ordinary-shareholders.pdf Diakses pada tanggal17 Mei 2020.
Otoritas Jasa Keungan. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia
Nomor 38 Tentang Perizanan Perusahaan Pemringkat Efek [Ebook]
2018.(hlm.10-12). Jakarta. Retrieved from
https://ojk.go.id/id/regulasi/Documents/Pages/Perizinan-
Perusahaan-Pemeringkat-Efek/pojk%2038-2018.pdf. Diakses pada
tanggal 17 Mei 2020.
Penambahan Modal di Pasar Modal: Dengan Atau Tanpa HMETD. (2017).
Retrieved from http://businesslaw.binus.ac.id/2017/06/21/penambahan-
modal-di-pasar-modal dengan-atau-tanpa-hak hmetd/ Diakses pada tanggal 17
Mei 2020.
233