You are on page 1of 14

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan

Jurnal Teknologi Pendidikan


Vol: 06/01 Juni 2018/hal: 01 – 106
Online ISSN: 2622-4283 Print ISSN: 2338-9184

http://dx.doi.org/10.31800/jtp.kw.v6n1.p60--73

MEDIA LITERASI BAGI DIGITAL NATIVES:


PERSPEKTIF GENERASI Z DI JAKARTA
Media Literacy for Digital Natives: Perspective on Generation Z in
Jakarta
Ranny Rastati
Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI,
Widya Graha LIPI Jalan Gatot Subroto No 10 Jakarta Selatan

Pos-el: ranny.rastati@gmail.com

INFORMASI ARTIKEL ABSTRACT:

Riwayat Artikel: In 2017 the majority of internet users are 19-34 years old or
Diterima : 24 Januari 2018 49.52% (APJI, 2017). Almost half of the internet users in
Direvisi : 08 Maret 2018
Indonesia are digital natives who were born after 1980:
Disetujui : 23 Juni 2018
Generation Y (1980-1995) and Generation Z (1996-2009).
This research will be focused on Generation Z as the true
Keywords: generation of the internet. Generation Z was born when the
internet is available, a contrast to Generation Y who is still
Media literacy, Generation Z,
experiencing the transition of the internet. The purpose of
digital natives
this research is to find an effective way of providing
information about media literacy to Generation Z. Through
descriptive qualitative, the study was conducted with in-
Kata kunci: depth interview and observation toward 12 university
Media literasi, Generasi Z, students in Jakarta. The results showed that there are four
digital natives effective ways of providing information about media literacy
which is i) videos distributed to social media such as
Youtube and Instagram, ii) interesting memes in
communicative style, iii) through selebgram or micro-
celebrity in Instagram who is consider as a role model and
have a positive image, and iv) roadside billboards. Another
interesting finding is that male informants tend to like
media literacy information through videos and memes,
while female informants prefer campaigns conducted by
positive image selebgram and billboard.

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 60


ABSTRAK:

Pada tahun 2017 pengguna internet di Indonesia


mayoritas berusia 19-34 tahun yaitu sebanyak 49,52%
(APJI, 2017). Dari data tersebut terlihat bahwa hampir
sebagian pengguna internet di Indonesia adalah digital
natives atau penutur asli teknologi digital yaitu orang-
orang yang lahir setelah tahun 1980: Generasi Y (1980-
1995) dan Generasi Z (1996-2009). Penelitian ini akan
difokuskan kepada Generasi Z karena mereka
dianggap sebagai sebenar-benarnya generasi internet.
Generasi Z lahir saat teknologi tersebut sudah tersedia,
berbeda dengan Generasi Y yang masih mengalami
transisi teknologi hingga menuju internet. Tujuan
penelitian ini adalah mencari tahu cara yang efektif
dalam memberikan informasi mengenai media literasi
kepada generasi Z. Metode yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif dengan observasi dan wawancara
mendalam. Informan berjumlah 12 orang mahasiswa
di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
empat cara yang efektif dalam memberikan informasi
mengenai media literasi yaitu i) video yang disebarkan
ke media sosial seperti Youtube dan Instagram, ii)
meme menarik dengan bahasa yang mudah
dimengerti, iii) melalui selebgram yang menjadi
panutan dan berimage positif, dan iv) baliho di pinggir
jalan. Temuan menarik lainnya adalah informan laki-
laki cenderung menyukai informasi media literasi
melalui video dan meme yang disebarkan ke media
sosial, sementara perempuan lebih menyukai
kampanye yang dilakukan oleh selebgram berimage
positif dan baliho.

PENDAHULUAN jaringan 5G, yang disebut-sebut


Sejak diperkenalkan pada tahun sebagai teknologi yang tidak hanya
1960an dan masuk ke Indonesia pada menghubungkan manusia dengan
tahun 1990an, teknologi internet manusia tapi juga mesin dengan
mengalami perkembangan yang mesin, akan rilis pada tahun 2020.
signifikan. Teknologi jaringan yang Bank Dunia menyatakan bahwa
awalnya dari 1G kini sudah hanya 40% penduduk dunia yang
berkembang ke 4G. Bahkan saat ini

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 61


memiliki akses internet (Chakhoyan, tahun 1980. Lebih lanjut, hasil riset

2016). Negara-negara berkembang menunjukkan jenis layanan yang


paling banyak diakes adalah aplikasi
dianggap mendapatkan manfaat dari
obrol (89,35%), media sosial (87,13%),
akses internet. Menurut temuan riset mesin pencari (74,84%), lihat gambar
World Economic Forum, akses ter- atau foto (72,79%), dan unduh video
(70,23%). Untuk pemanfaatan bidang
hadap teknologi membantu mening-
edukasi, sebanyak 55,30% pengguna
katkan kualitas hidup dan percepatan internet membaca artikel, 49,87%
pembangunan di semua level seperti melihat video tutorial, dan 21,73%
membagikan artikel atau video
kesehatan (mHealth), pembelajaran (e-
edukasi.
learning), dan keuangan (mobile Sebelum berangkat pada model
financial service) (Chakhoyan, 2016). edukasi publik, perlu diketahui siapa
pengguna internet di Indonesia.
Hasil penelitian yang dilakukan
Secara garis besar, Prensky (2001)
Asosiasi Jasa Internet Indonesia
membagi pengguna internet ke dalam
(APJI) bekerjasama dengan Tekno-
dua kelompok besar yaitu digital
preneur Indonesia pada tahun 2017
natives dan digital immigrants. Digital
menunjukkan pertumbuhan penggu-
natives adalah generasi atau orang-
naan internet di Indonesia meningkat.
orang yang lahir sebelum teknologi
Jika tahun 2016 penetrasi pengguna
ditemukan. Mereka adalah penutur
internet di Indonesia sebesar 132,7
asli teknologi yang mampu
juta jiwa, pada tahun 2017 meningkat
menggunakan teknologi sama alami-
menjadi 143,26 juta jiwa yang berarti
nya dengan bernapas (Tapscott, 2013).
54,68% dari 262 juta penduduk Indo-
Sementara itu, digital immigrants
nesia (APJI, 2017). Dengan jumlah
adalah generasi atau orang-orang
sampel sebanyak 1.250, riset dilaku-
yang lahir setelah teknologi
kan di daerah urban, rural-urban, dan
ditemukan. Mereka adalah generasi
rural. Lebih lanjut, riset menunjukkan
yang terpesona oleh internet sekaligus
mayoritas pengguna internet berusia
mengadopsinya dalam berbagai
19-34 tahun atau sebanyak 49,52%.
aspek (Prensky, 2001). Inilah yang
Dari data tersebut terlihat bahwa
dikatakan oleh Alan Kay, seorang
hampir sebagian pengguna internet
visioner komputer, bahwa teknologi
di Indonesia adalah digital natives
adalah teknologi hanya bagi orang-
atau orang-orang yang lahir setelah

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 62


orang yang dilahirkan sebelum tek- sangat muda, yaitu kelahiran tahun
nologi itu ditemukan (Tapscott, 2013). 2010 sehingga belum banyak yang
Sebagai contoh, jika digital natives
bisa dieksplorasi dari mereka.
membeli gawai baru, mereka
Tabel 1. Pembagian Pengguna Internet
langsung menggunakannya. Berbeda
Digital - - - Gener Gene Gene
dengan digital immigrants yang perlu natives asi Y rasi Z rasiAl
membuka buku petunjuk atau berta- (1980- (1995- pha
1994) 2009) (2010-
nya pada orang lain sebelum mengo- …)

perasikan gawai tersebut. Selain itu, Digital Tradi- Baby Gener - - -


immi sionalis Boomer asi X
ada “aksen” tertentu yang dimiliki grants (sebe- (1946- (1965
digital immigrants yang tidak dite- lum 1964) -
1945) 1979)
mukan pada digital natives. Digital (Sumber: Diolah dari hasil lapangan)
immigrants lebih menyukai membaca
Karakteristik generasi Z, menurut
dalam bentuk cetak daripada digital
Grail Research (2011), adalah generasi
dan lebih menyukai pertemuan tatap
pertama yang sebenar-benarnya
muka daripada melalui aplikasi
generasi internet. Jika generasi
seperti Skype.
sebelumnya yaitu Y masih mengalami
Tapscott (2013) menyatakan bah-
transisi teknologi hingga menuju
wa, “Jika Anda memahami generasi internet, maka generasi Z lahir saat
internet, maka Anda akan memahami teknologi tersebut sudah tersedia. Hal
itulah yang membuat generasi ini
masa mendatang”. Untuk itu, dalam
memiliki karakter yang menggemari
tulisan ini saya akan fokus pada teknologi, fleksibel, lebih cerdas, dan
model edukasi publik bagi para toleran pada perbedaan budaya.
Mereka juga terhubung secara global
digital natives atau generasi internet.
dan berjejaring di dunia virtual.
Generasi yang disebut juga sebagai Meskipun demikian, generasi ini
generasi internet ini terbagi menjadi adalah generasi yang menyukai
budaya instan dan kurang peka
dua yaitu Generasi Y (disebut juga
terhadap esensi privat karena secara
Millenials) dan Generasi Z. Sebenar-
konstan mengunggah hidupnya di
nya ada satu generasi lagi setelah media sosial.
Generasi Z yaitu Generasi Alpha. Dibandingkan generasi lain,
generasi Z adalah generasi yang
Namun karena usia mereka masih
berpengaruh di komunitasnya. Ini

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 63


adalah akibat dari terpaan berbagai besar untuk mentrasfer keterampilan
hal yang ada di internet. Jika memi- seperti komunikasi interpersonal,
liki pengalaman baik atau buruk budaya kerja, berpikir kritis, dan
terhadap sesuatu, generasi ini tidak keterampilan teknis. Keempat, pola
akan diam saja; mereka akan meng- pikir global, realitas lokal. Mudahnya
ungkapkannya di media sosial berkomunikasi dengan berbagai
(Sladek dan Grabinger, 2014). Selain orang melalui dunia virtual, generasi
itu, generasi Z dikenal sebagai z disebut-sebut sebagai generasi tidak
generasi yang berpikiran global. banyak menjelajah secara geografis.
Mereka menggunakan media sosial Kelima, keragaman yang tak terbatas.
untuk berhubungan dengan orang- Pola pikir generasi Z yang terbuka
orang di seluruh dunia. Menurut dan menerima perbedaan di sisi lain
survey yang dilakukan Parent Survey membuat mereka kesulitan men-
(Sladek dan Grabinger, 2014), 34% definisikan dirinya sendiri. Jika ge-
generasi Z berhubungan dengan ber- nerasi sebelumnya mendefinisikan
bagai kenalan di kota lain dan 13% di dirinya berdasarkan gender, ras,
negara yang berbeda. Mereka saling agama, dan orientasi seksual, generasi
berbagi foto, video, pesan. Menyam- Z tidak menjadikan hal tersebut
paikan berbagai situasi yang sedang sebagai indikator. Mereka bahkan
terjadi di sekitarnya ke seluruh dunia. menggunakan selebgram sebagai
Inilah kemudian yang menjadi pembelajaran bagaimana cara men-
kekhawatiran berbagai pihak karena definisikan dirinya. Generasi ini
generasi ini dianggap rentan terha- kemudian lebih suka mengga-
dap kejahatan cyber. bungkan banyak hal seperti kom-
Penelitian yang dilakukan oleh ponen identitas dan pandangan yang
Tulgan (2013), menemukan lima kun- dianggap menarik. Dari hal itu kemu-
ci yang membentuk generasi Z. dian mereka membuat identitasnya
Pertama, media sosial adalah masa sendiri.
depan. Untuk itu perlu kemampuan Beberapa penelitian yang pernah
media sosial yang mumpuni dari dilakukan sebelumnya mengenai me-
orangtua untuk agar dapat mengon- dia literasi seperti budaya literasi de-
trol apa yang dilakukan para generasi ngan menciptakan generasi literat
z di dunia virtual. Kedua, koneksi melalui perpustakaan (Naibaho,
dengan orang lain adalah hal yang 2007), hubungan antara penggunaan
penting. Ketiga, kesenjangan ke- internet dengan media literasi (Adiar-
terampilan. Diperlukan usaha yang si dkk, 2015), dan digital native, literasi

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 64


informasi dan media digital (Pendit, Z. Berbagai data dan sumber yang
Tt). Namun demikian, belum banyak berhubungan dengan topik diperoleh
tulisan yang mengangkat mengenai dari buku, jurnal, internet, dan
generasi Z khususnya di Jakarta. pustaka. Berbagai data yang
Generasi Z yang mengakses media diperoleh lalu dianalisis untuk
sosial dan internet melalui gawai mendapatkan jawaban atas masalah
tentu harus mendapatkan pemaham- penelitian yang diajukan.
an tentang media literasi yang baik.
Yang kadang dilupakan oleh para HASIL DAN PEMBAHASAN
generasi internet ini adalah hal-hal Arus informasi digital yang bergerak
yang diunggah di media sosial dan tanpa henti dan kemudahan
internet tidak akan terhapus. mengakses data membuat seseorang
Meskipun dapat dihapus, itu perlu memiliki kecakapan dalam
memerlukan waktu dan usaha yang memilah informasi yang ada di
besar. Sebab semua data memiliki internet. Kemampuan dalam media
rekam jejak di jaringan internet. literasi membuat pengguna internet
Selain itu, selain memiliki banyak dapat mengantisipasi hal-hal yang
manfaat, internet juga memiliki menjadi efek terpaan internet.
banyak hal yang perlu diwaspadai se- Kemajuan teknologi internet bagaikan
perti kejahatan cyber dan pencurian dua sisi mata uang yang memiliki
informasi. Untuk itu yang menjadi dampak baik positif maupun negatif.
permasalahan dalam kajian ini adalah Tanpa adanya kemampuan mema-
bagaimana cara yang efektif dalam hami media literasi, dapat memun-
memberikan informasi mengenai culkan perilaku yang tidak menge-
media literasi kepada generasi Z. depankan moral, menghina, mencaci,
dan menyakiti orang lain seperti
METODE PENELITIAN cyberbullying (Rastati, 2016).
Penelitian mengenai media literasi ini Akhir-akhir ini marak kejadian
menggunakan metode deskriptif kua- memviralkan orang lain di media
litatif dengan observasi dan wawan- sosial. Berbekal smartphone atau
cara mendalam. Informan berjumlah telepon pintar, seseorang dapat mere-
12 orang mahasiswa Jakarta dengan kam tanpa izin sebuah tindakan
komposisi enam orang laki-laki dan orang lain yang dianggap tidak sesuai
enam orang perempuan. Usia respon- norma. Tanpa melakukan kroscek,
den berkisar antara 20 sampai 22 video diunggah disertai bumbu
yang masuk dalam kategori Generasi penyedap berupa komentar yang

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 65


menggiring opini. Seperti video yang
diunggah oleh SM di akun Facebook
pada Desember 2017. Dalam video
yang menjadi viral itu terlihat dua
laki-laki berboncengan motor dan
berhenti di pintu lintasan kereta.
Kedua laki-laki berperawakan Timur
Tengah itu terlihat berpelukan. SM
pun merekam aksi keduanya sambil
menegur dalam bahasa Inggris, “Hey,
Gambar 1. SM mengunggah video kedua laki-
sir. Don’t do that. Please. Please don’t do laki yang sedang berpelukan di motor
(Sumber: Facebook SM)
that. Ok, please. Thank you.” Yang
berarti “Hei, Tuan. Jangan lakukan Selain kasus di atas, ada pula
itu. Tolong. Tolong jangan lakukan tindakan yang meresahkan netizen
itu. Oke, tolong. Terima kasih.” Saat seperti membuat postingan yang me-
salah satu laki-laki di motor rendahkan orang lain. Seperti kasus
menjawab, “He is just kidding” atau penghinaan kepada anak autisme
“Dia hanya bercanda” dan “My yang dilakukan oleh akun DW pada
brother” atau “(Ini) saudara saya”, SM Januari 2018. DW menulis status di
berkata, “Yes, I know. Respect my Facebook yang berbunyi, “Masih
people. Thank you” yang berarti “Ya, terbayang dikira itu org 1 pesawat sama
saya tahu. Hormati orang-orang saya. kita, alhamdulillah tenyata ngga… Karna
Terima kasih.” Akibat video tersebut, klo 1 pesawat pasti terganggu banget
kedua laki-laki mendapat stigma penumpang yang lainnya jg (terutama
sebagai pasangan sejenis dan dgn anak sy)!!.#Nauzubillah-minzaliq
mendapatkan sanksi sosial. Namun, #AnakidiyotBerisikGaJelas #Anak
belakangan diketahui bahwa kedua- AutisBikinSakitKepala
nya adalah dua kakak beradik yang #NGOCEH2GAJE-
sudah lama tidak bertemu. Akibat- LAS!!*AstaghfirullahHalAdzim(Khilaf)”.
nya, sang adik dikabarkan trauma Postingan yang dilakukan perempuan
dan sang ibu menjadi sakit (BBC itu lalu viral dan banyak dikecam.
News, 26 Desember 2017). Dua hari Setelah menerima kecaman di media
berselang, SM pun membuat sosial, DW membuat video
postingan permintaan maaf yang permintaan maaf yang diunggah di
diunggah di Facebook. Facebook atas postingannya yang

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 66


dianggap menghina anak berkebu- negara. Sebuah kesadaran ini kemu-
tuhan khusus. dian digunakan untuk menganalisis
Sejak pertama diluncurkan, Face- pesan media sehingga memberikan
book sebagai salah satu media sosial pemahaman terhadap isinya.
dengan pengguna terbanyak di dunia Kehadiran media literasi umum-
dibuat untuk saling menghubungkan nya dikaitkan dengan efek negatif
satu orang dengan orang lain. Na- yang diberikan oleh internet. Generasi
mun, ketika manfaat media sosial Z yang memiliki penetrasi tinggi
tidak digunakan dengan bijak, maka terhadap teknologi mulai dianggap
akan menjadi bumerang bagi sebagai generasi yang terlalu lekat
penggunanya. Hal ini kemudian dengan gawai. Keprihatinan akan ke-
menimbulkan fenomena “viral dahu- giatan dunia maya yang dianggap
lu, minta maaf kemudian”. Penting- tidak aman, membuat orangtua beru-
nya pemahaman media literasi dapat paya menerapkan pembatasan peng-
membantu pengguna media sosial gunaan gawai dan pendampingan
agar bijak dalam menyebarkan dan dalam berselancar di dunia virtual.
membagikan informasi tanpa melang- Meskipun demikian, tetap saja ada
gar wilayah privasi orang lain. Selain hal-hal yang lepas dari kontrol
itu, perlu juga melakukan pengece- orangtua.
kan apakah informasi yang akan Menurut penelitian yang dilaku-
dibagikan adalah fakta atau hanya kan oleh American Psychological Asso-
hoax agar tidak merugikan orang lain. ciation, kemampuan mengelola stress
Menurut Rubin (1998) literasi dan meraih gaya hidup sehat semakin
media adalah pemahaman sumber, menurun di setiap generasi. Jika feno-
teknologi komunikasi, kode yang mena ini berlanjut maka beberapa
digunakan, pesan yang dihasilkan, tahun ke depan generasi Z akan men-
seleksi, interpretasi, dan dampak dari jadi generasi yang paling stres se-
pesan tersebut. Dengan demikian, panjang sejarah. Hal ini tidak menge-
pola komunikasi manusia berubah jutkan karena generasi Z dikelilingi
karena adanya internet. Pengguna oleh iklim kompetisi sejak mereka
tidak hanya menjadi konsumen, tapi bayi. Sebagai contoh, saat bayi gene-
dapat berperan sebagai produsen. rasi Z dibawa oleh orang-tuanya ke
Diharapkan melalui media literasi, berbagai les seperi les merangkak, les
seseorang menjadi sadar bahwa inter- berhitung, dan les bahasa Inggris.
net memiliki dampak bagi dirinya, Lalu ketika remaja, mereka dituntut
individu lain, masyarakat, dan untuk masuk ke sekolah bergengsi,

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 67


berprestasi, dan memiliki banyak media, sebuah tempat yang dapat
keterampilan. Kemudian setelah de- memperlihatkan identitas diri secara
wasa, mereka diharapkan menda- virtual dan menunjukkan siapa diri-
patkan pekerjaan yang stabil dengan nya kepada komunitasnya. Ketiga,
pemasukan yang menjanjikan. intergrasi dan interaksi sosial yaitu
Sejak kecil, ide-ide generasi Z pun motif menyesuaikan diri dengan ling-
sejak kecil dipengaruhi oleh berbagai kungan dengan cara tetap terhubung
pihak seperti keluarga, teman, sele- dengan teman baik di dunia nyata
britas, bahkan orang asing yang dan virtual dan mengikuti apa yang
ditemui secara online. Banyaknya ter- sedang terjadi di lingkungannya.
paan ini membuat generasi Z meng- Keempat, hiburan yaitu motif untuk
anggap bahwa opini semua orang bersantai, mengisi waktu, menya-
perlu dipertimbangkan dan semua lurkan emosi, bersenang-senang, dan
orang adalah sama. Tak jarang mere- melepaskan kepenatan untuk men-
ka lari ke internet untuk menemukan dapatkan kenikmatan jiwa.
jawaban dari kegundahannya melalui Informan 11 yang menyatakan
artikel, blog, dan video. Mereka menggunakan media sosial sesuai
bahkan aktif mengecek media sosial kadarnya dalam artian membagi
resmi pemerintahan dan polisi untuk informasi dirinya dan aktivitas sehari-
mendapatkan informasi terkini sepu- hari sesuai dengan motif kedua yaitu
tar kemacetan jalan, banjir, dan identitas pribadi. Bagi informan 11,
kecelakaan. hal itu adalah wajar karena media
Menurut McQuail (2010) ada sosial digunakan untuk merekam
empat motif penggunaan media. aktivitas harian. Ia pun tidak terlalu
Pertama, informasi yaitu dorongan mempertimbangkan soal pencurian
dalam diri seseorang untuk mencari identitas jika terlalu benyak meng-
dan mengetahui hal-hal baru yang unggah informasi dirinya di media
terjadi dalam hidupnya. Informasi sosial. Sebab, baginya segala yang ia
dapat berupa berita, keterampilan, bagikan adalah hal yang umum dan
dan informasi terbaru mengenai te- tidak perlu dirisaukan.
man, keluarga, selebritas, lingkungan “Pakai media sosial sesuai kadarnya
sekitar, dan dunia. Kedua, identitas aja. Seringnya share informasi aktivitas
pribadi yaitu dorongan untuk menge- sehari-hari, toh media sosial fungsinya
nal dirinya sebagai pribadi dan tidak begitu.” (Informan 11)
tenggelam dalam peran yang dimain- Sementara itu informan 7
kan. Untuk itu perlu dukungan menggunakan media sosial lebih ke

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 68


motif hiburan seperti mengakses lihat-lihat. Jadi silent reader.” (Infor-
video komedi, tingkah laku binatang man 2),
yang lucu, dan meme. Di lain pihak, Senada dengan informan 2, infor-
informan 7 tidak melakukan motif man 9 pun mengaku bahwa ia sangat
informasi seperti mengecek berita berhati-hati dalam menggunakan
yang sedang terjadi, politik, dan media sosial. Sebab, ia telah men-
sosial karena kurangnya rasa tertarik. dapat informasi mengenai media
“Yang di-share juga hal yang lucu- literasi melalui mata kuliah di univer-
lucu seperti video gags, binatang lucu, sitas. Informan 9 pun kerap melihat
meme. Kalau berita politik, berita video viral mengenai media literasi
demo, dan lain-lain gak terlalu suka, yang disebarkan di media sosial dan
jadi malas share.” (Informan 7) Youtube sehingga memiliki pemaha-
Mengenai pengecekan informasi man yang komprehensif dan lebih
sebelum membagikannya di media cerdas dalam bermedia sosial.
sosial, mayoritas responden menja- “Saya tipenya sangat berhati-hati.
wab bahwa mereka sebenarnya telah Sebelum belajar media literasi di
mengetahui perlunya melakukan kampus pun saya sudah hati-hati, gak
konfirmasi terhadap berita yang langsung share sesuatu di media
didapat. Informan 2 bahkan menjelas- sosial” (informan 9)
kan bahwa ia hanya membagikan hal Untuk cara efektif dalam edukasi
yang wajar dan tidak menyinggung media literasi, informan 1 menyata-
siapapun. Sebab ia tahu jika media kan lebih suka jika dibuat dalam
diawasi oleh polisi cyber dan ada bentuk visual yang menarik dan
konsekuensi yang diterima jika bahasa yang mudah dimengerti.
membagikan hal yang belum jelas Informan 5 menambahkan karena
kebenarannya. Informan 2 pada anak muda lebih mudah mencerna
akhirnya lebih banyak mengakses dan mengingat pesan yang disam-
informasi tanpa membagikannya ke paikan melalui video. Menurut
orang lain. informan 4, video tersebut pun lebih
“Saya kalau share hal yang wajar dan baik jika disebarkan secara viral
gak menyinggung siapapun karena melalui media sosial seperti Insta-
saya tahu kalau semua media telah gram dan grup Line. Selain video
diawasi oleh pihak berwajib. Kalau viral, bagi informan 6, meme mem-
share sembarangan saya takut masuk berikan banyak efisiensi karena lebih
penjara. Jadi lebih sering scroll aja, mudah untuk disebar dan tidak

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 69


menghabiskan banyak kuota jika lihan bahasa para selebgram
akan diakses. umumnya dianggap tidak menggu-
Berikut disajikan contoh meme rui, tidak memerintah, dan tidak
yang viral di media sosial facebook, mengadili. Informan merasa sedang
yang bernada peringatan bagi para mendengarkan temannya berbicara
pengguna media sosial. sehingga mem-buatnya merasa lebih
nyaman dan mau menyimak dengan
seksama.

Lebih lanjut, informan 8 dan 10

menambahkan perlu mensosialisasi-

kan media literasi melalui billboard

atau papan iklan yang berada di

sepanjang jalan strategis. Sebab

kemacetan jalanan membuat seseo-


Gambar 2. Contoh meme yang viral
di media sosial rang menjadi cenderung memper-
(Sumber: Facebook MRCI)
hatikan pemandangan sekitar jalan

Perbedaan cukup signifikan ter- untuk menghilangkan rasa bosan.


lihat dari informan perempuan yang Bentuk yang dianggap paling sesuai
mayoritas lebih memilih selebgram
adalah yang menampilkan foto dan
sebagai diseminator media literasi.
Sebab mereka banyak menghabiskan keterangan kecil di bawahnya berupa
waktu menonton dan mendengarkan sebuah pesan yang sederhana namun
ide-ide yang dimiliki para selebgram
memiliki kesan yang mendalam.
di Instagram. Para selebgram yang
disebut juga sebagai influencer ini Pengguna jalan yang membacanya
dianggap sebagai panutan dalam pun tidak merasa terganggu karena
bertingkah laku. Informan 12 misal-
masih dapat membaca sekilas tanpa
nya, menyatakan media literasi
baiknya disampaikan oleh para seleb- mengurangi konsentrasi mereka
gram berimage positif karena mereka dalam berkendara. Selain itu, yang
mampu menyampaikan sesuatu yang
menggunakan kata-kata menggelitik
rumit ke dalam bahasa yang mudah
dengan kalimat yang tidak terlalu
dimengerti oleh anak muda. Pemi-

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 70


panjang pun dianggap dapat menarik dimengerti anak

muda
perhatian. Informan Kemampuan Meme dan video

6 menerima dan dengan konten

mengolah pesan yang menarik

ada di media sosial

Perempuan

Informan Menggunakan media Campaign dari

7 digital dengan benar, selebgram

tidak menyebarkan terkenal berimage

hal yang belum tentu positif yang

benar, dan yang disebarkan

berdampak kurang melalui media

baik sosial (Youtube


Gambar 3. Baliho stop penggunaan ponsel
saat berkendara dan Instagram)
(Sumber:http://banjarmasin.tribunnews.com) Informan Sadar tentang media Video Youtube
8 yang dibagikan di
Secara garis besar, rangkuman media sosial,
baliho atau
jawaban informan dapat dilihat billboard
melalui tabel di bawah ini: Informan Cara menggunakan Selebgram
9 media digital yang berpengaruh
benar
Tabel 2. Simpulan Informan Informan Kemampuan Selebgram
Yang diketahui Cara efektif 10 seseorang dalam terkenal, billboard
menggunakan media pengingat
tentang media literasi edukasi media dengan baik agar
literasi dapat berdampak baik
Informan Melek media, cara Youtube, video
Laki-Laki 11 mengakses media animasi
Informan Cara menggunakan Dalam bentuk Informan Filterisasi apa yang Billboard di
12 akan dibagikan di pinggir jalan,
1 media sosial dengan visual yang media sosial selebgram
baik dan benar menarik dan berpengaruh dan
positif
bahasa yang (Sumber: data diolah dari hasil lapangan)

mudah dimengerti

Informan Cara agar berhati-hati Video Youtube


SIMPULAN
2 di media sosial
Sosialisasi media literasi merupakan
Informan Mengelola media Video dan meme

3 sosial dengan benar dengan konten


salah satu cara yang dapat membantu
dan berhati-hati dalam menarik dan asyik pemahaman digital natives dalam
mem-posting sesuatu bermedia sosial. Hasil penelitian
Informan Mengecek ulang apa Melalui media menunjukkan bahwa ada empat cara
4 yang dibagikan di social yang efektif dalam memberikan infor-
media sosial
masi mengenai media literasi yaitu: (i)
Informan Kesadaran individu Video yang audio
video yang disebarkan ke media
5 terhadap media sosial visualnya mudah

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 71


sosial seperti Youtube dan Instagram, www.bbc.com/ indonesia/ trenso-
()ii) meme menarik dengan bahasa sial-42482776
yang mudah dimengerti, iii) melalui Chakhoyan, Andrew. 2016. How will
selebgram yang menjadi panutan dan 5G internet change the world?.
berimage positif, dan (iv) papan iklan https://www.weforum.org/agend
a/2016/03/how-will-5g-internet-
di pinggir jalan. Selain itu temuan
change-the-world
yang menarik adalah informan laki-
laki cenderung menyukai informasi Grail Research. 2011. Consumers of
Tomorrow Insights and Observations
media literasi melalui video dan
About Generation Z. http://www.
meme yang disebarkan ke media
integreon.com/pdf/Blog/Consume
sosial, sementara perempuan lebih rs_of_Tomorrow_Insights_and_O
menyukai kampanye yang dilakukan bservations_About_Generation_Z
oleh selebgram berimage positif dan _246.pdf diakses pada 10 Agustus
papan iklan. Hal ini sepertinya dipe- 2016 Pk. 11.52 WIB
ngaruhi oleh kecenderungan perem- McQuail, Denis. 2010. Teori Komu-
puan yang lebih banyak menggu- nikasi Massa. Jakarta: Erlangga
nakan media sosial seperti Instagram Naibaho, Kalarensi. 2007. Menciptakan
daripada laki-laki Generasi Literat Melalui Perpus-
takaan.http://eprints.rclis.org/
Pustaka Acuan 12549/1/Menciptakan_Generasi_L
Adiarsi, Gracia Rachmi, dkk. 2015. Lite- iterat_Melalui_Perpustakaan.pdf
rasi Media Internet di Kalangan diakses pada 9 Mei 2018 Pk. 10.00
Mahasiswa. Humaniora Vol 6 No WIB
4, Oktober 2015, hal 470-482. Pendit, Putu Laxman. Tt. Digital Nati-
Available ve, Literasi Informasi dan Media
http://researchdashboard.binus.ac Digital-Sisi Pandang Kepusta-
.id/uploads/paper/document/publ kawanan.http://repository.uksw.ed
ication/Proceeding/Humaniora/V u/bitstream/123456789/4721/1/Put
ol.2No.4Oktober2015 u%20Laxman%20P_Digital%20Na
APJII. 2017. Penetrasi dan Perilaku tive,%20Literasi_Full%20text.pdf
Pengguna Internet Indonesia Survey diakses pada 20 Oktober 2016
2017. Jakarta: Asosiasi Penyeleng Prensky, Mark. 2001. Digital Natives,
gara Jasa Internet Indonesia Digital Immigrants. MCB Univer-
BBC News. 26 Desember 2017. Video sity Press, Vol. 9 No. 5, October
viral 'disangka gay' ternyata kakak- 2001
adik, pengunggah 'tak perhatikan Rastati, Ranny. 2016. Bentuk Perundu-
privasi'. Diakses pada 6 Januari ngan Siber dan Pencegahannya Bagi
2018. Tersedia pada http:// Korban dan Pelaku. Jurnal Sosiotek-

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 72


nologi, Vol 15, No 2, Agustus
2016, hal 169-186
Rubin, A. 1998. Media Literacy:
Editor’s note. Journal of Commu-
nication, 48(1), 3–4
Sladek, Sarah dan Alyx Grabinger.
2014. Gen Z: The first generation of
the 21st Century has arrived,
http://xyzuniversity.com/wpconte
nt/uploads/2014/02/GenZ_Final.p
df diakses pada 9 Agustus 2016
Pk. 10.44 WIB
Tapscott, Don. 2013. Grown Up
Digital: Yang Muda Yang
Mengubah Dunia. Jakarta: Grame-
dia Pustaka Utama
Tulgan, Bruce. 2013. Meet Generation
Z: The second generation within the
giant "Millennial" cohort. http://
rainmakerthinking.com/assets/uplo
ads/2013/10/Gen-Z-Whitepaper.pdf
diakses pada 11 Agustus 2016
Pk.09.48 WIB.

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 73

You might also like