You are on page 1of 8

Psikoborneo, Vol 4, No 1, 2017:117-124 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN DUKUNGAN ORANG TUA


TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK
Khoirul Anam1

Program Studi Psikologi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Mulawarman Samarinda

ABSTRACT. The problem of procrastinaation or delay, according to some research results is one of the problems
that afflict the majority of members of the wider community such as in Indonesia, especially on students.
Procratination behavior in students a lot of negative consequences, including the students will get lower grades,
withdrew to higher education and attendance rates tend to be low in the classsroom. Based on that phenomenon,
this research was conducted to know the correlation of conformity and support parents against academic
procrastination in students SMPN 2 Samarinda. This research used likert scale which had been tried on 95 students
and took 95 students as the subject.Whole of data was analyzed by computation of SPSS 20 for windows. Data
analysis consisted of validity and reliability test, descriptive, linearity, normality, multicolinearity and regression.
The result of regressiontest showed that there was not correlation between conformity variable against academic
procrastination with scorebeta= -0.071, t = -0.671, t table = 1.966 and p = 0.504. Whereas there was significant
correlation between support parents variable against academic procrastination with scorbeta = -0.450, t = -4.226,
t table = 1.966 and p = 0.000. However, there was significant correlation between conformity and support parents
against academic procrastination with score f = 14.577, f table = 3.09, R = 0.491, R2 = 0.241 and p = 0.000.

Keywords: conformity, support parents, academic procrastination

ABSTRAK. Masalah prokrastinasi atau keterlambatan, menurut beberapa hasil penelitian adalah salah satu
masalah yang menimpa mayoritas anggota masyarakat luas seperti di Indonesia, terutama pada siswa. Perilaku
prokreasi pada siswa banyak akibat negatifnya, termasuk siswa akan mendapat nilai lebih rendah, mengundurkan
diri ke pendidikan tinggi dan tingkat kehadiran cenderung rendah di ruang kelas. Berdasarkan fenomena tersebut,
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kesesuaian dan dukungan orang tua terhadap prokrastinasi
akademik pada siswa SMPN 2 Samarinda. Penelitian ini menggunakan skala likert yang telah dicoba pada 95 siswa
dan mengambil 95 siswa sebagai subjek. Seluruh data dianalisis dengan perhitungan SPSS 20 for windows.
Analisis data terdiri dari uji validitas dan reliabilitas, deskriptif, linieritas, normalitas, multikolinearitas, dan regresi.
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara variabel konformitas terhadap prokrastinasi
akademik dengan scorebeta = -0,071, t = -0,671, t tabel = 1,966 dan p = 0,504. Sedangkan ada hubungan yang
signifikan antara variabel dukungan orang tua terhadap prokrastinasi akademik dengan scorbeta = -0,450, t = -
4,226, t tabel = 1,966 dan p = 0,000. Namun, ada korelasi yang signifikan antara kepatuhan dan dukungan orang
tua terhadap prokrastinasi akademik dengan skor f = 14,577, f tabel = 3,09, R = 0,491, R2 = 0,241 dan p = 0,000.

Kata kunci: kesesuaian, dukungan orang tua, prokrastinasi akademik

1
Email: khoirul_9096@yahoo.com

117
Psikoborneo, Vol 4, No 1, 2017:117-124 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

PENDAHULUAN bervariasi dan komplek. Salah satu hambatan yang


dapat muncul dalam bidang akademik ialah seperti
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting
kesulitan konsentrasi, kurangnya percaya diri dan
bagi suatu bangsa untuk menunjukan kualitas,
kejenuhan, sehingga dapat berujung pada keputusan
identitas serta kemajuan bangsa itu sendiri.
untuk menunda-nunda mengerjakan tugas sekolah.
Pendidikan pada umumnya dapat dilakukan secara
Perilaku menunda pekerjaan dikenal dengan
formal maupun informal. Salah satu cara formal
istilah prokrastinasi. Prokrastinasi berasal dari bahasa
untuk mendapatkan pendidikan yaitu melalui sekolah.
latin “procrastination” dengan awalan “pro” yang
Sekolah merupakan lingkungan kedua sebagai tempat
berarti mendorong maju atau bergerak maju dan
untuk membina dan membimbing anak selain di
akhiran “crastinus” yang berarti keputusan hari esok,
rumah. Individu dapat menerima pengalaman baru
yang jika digabungkan bermakna menunda sampai
serta dapat mengembangkan berbagai aspek yang
hari berikutnya (Van, 2005). Prokrastinasi pada siswa
dimiliki untuk menjadi lebih baik dan bermanfaat di
banyak berakibat negatif, diantaranya adalah siswa
sekolah. Sekolah merupakan kebutuhan pokok
akan mendapatkan nilai rendah, menarik diri terhadap
manusia yang wajib dipenuhi oleh setiap individu
pendidikan yang lebih tinggi dan tingkat kehadiran
(Gunarsa, 2003).
cenderung rendah di kelas.
Pendidikan pada umumnya dapat diberikan
Masalah prokrastinasi atau penundaan menurut
sedini mungkin, karena pada usia anak terdapat masa-
beberapa hasil analisis penelitian, merupakan salah
masa emas perkembangan anak. Pendidikan sejak
satu masalah yang menimpa sebagian besar anggota
dini telah diterapkan di berbagai belahan dunia, salah
masyarakat secara luas, dan pelajar pada lingkungan
satunya di Indonesia. (Gunarsa, 2003) pendidikan
yang lebih kecil, seperti sebagian pelajar diluar
sejak dini dan program wajib belajar sembilan tahun
negeri. Sekitar 25 persen sampai dengan 75 persen
telah menjadi program pemerintah indonesia untuk
dari pelajar melaporkan bahwa prokrastinasi
menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
merupakan salah satu masalah dalam lingkup
bekualitas.
akademis mereka (Ferrari dalam Ghufron, 2003).
Dalam menempuh upaya pendidikan untuk dapat
Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan
mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik
peneliti pada tanggal 9 Desember 2015 pada siswa
tidak selamanya terjadi sesuai dengan apa yang
SMP Negeri 2 Samarinda dengan menggunakan
diharapkan. Siswa SMP Negeri 2 Samarinda kadang
angket untuk mengetahui seberapa besar siswa yang
menghadapi berbagai hambatan dalam menempuh
melakukan prokrastinasi akademik. Hal tersebut
proses pendidikan. Hambatan seseorang dalam
dapat di lihat pada tabel persentase sebagai berikut :
mencapai kesuksesan dalam bidang akademik sangat
Tabel 1. Persentase Prokratinasi Akademik
SMP Negeri 2 Samarinda
No
Kelas Persentase
1. VII 60,93%
2. VIII 87,5%
3. IX 67,2%

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa siswa prokrastinsai maka individu siswa merasa harus
SMP Negeri 2 Samarinda masih banyak yang melakukannya juga. Menurut Shaw (dalam Gina,
melakukan Prokrastinasi Akademik, terlihat siswa 2006) untuk dapat diterima dan bergabung menjadi
yang paling banyak melakukan Prokrastinasi anggota kelompok sebaya, seorang siswa harus bisa
Akademik yaitu siswa kelas VIII dengan presentase menjalankan peran dan tingkah laku sesuai dengan
sebanyak 87,5 persen. harapan dan tuntutan kelompok sebaya. Siswa yang
sudah duduk di bangku SMP, pada umumnya
Berbagai alasan yang melatabelakangi
menghabiskan waktu sekitar tujuh jam sehari di
perilaku prokrastinasi akademik pada siswa salah
sekolahnya. Ini berarti bahwa hampir sepertiga dari
satunya solidaritas kelompok, apabila dalam suatu
waktunya setiap hari dihabiskan di sekolah (Sarwono,
kelompok siswa telah melakukan kegiatan
118
Psikoborneo, Vol 4, No 1, 2017:117-124 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

2006). Siswa yang mengikuti apa yang diinginkan terampil dalam memenuhi kebutuhan psikologi dan
suatu kelompok hanya ingin mendapat suatu memiliki sistem yang lebih tinggi, serta tingkat
pengakuan dari kelompok tersebut. Ketika individu prokrastinasi akademik yang lebih rendah,
meniru sikap atau tingkah laku orang lain mempertinggi interpersonal skill (keterampilan
dikarenakan tekanan yang nyata maupun yang interpersonal), memiliki kemampuan untuk mencapai
dibanyangkan oleh mereka disebut Konformias apa yang diinginkan dan lebih dapat membimbing
(Santrock, 2007). individu untuk beradaptasi dengan baik.
Keinginan siswa yang ingin diterima oleh Melihat fenomena tersebut, peneliti tertarik
kelompoknya akan membuat siswa melakukan apa untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2
saja dan dapat membuat siswa bersikap konformitas Samarinda, kasus prokrastinasi akademik juga terjadi
agar diterima oleh kelompoknya. Bila siswa sudah di salah satu SMP di Samarinda yaitu SMP Negeri 2
terikat dalam suatu kelompok pertemanan, biasanya Samarinda. Jadi, timbul pertanyaan apakah ada
siswa akan selalu mengikuti apa yang diinginkan hubungan antara konformitas dan dukungan orang tua
dalam kelompok tersebut (Santrock, 2007). Brown terhadap prokrastinasi akademik siswa SMP Negeri 2
(2006) menyebutkan Konformitas adalah suatu jenis Samarinda. Guna menjawab pertanyaan tersebut di
pengaruh sosial di mana individu mengubah sikap ajukan penelitian dengan judul hubungan antara
dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma konformitas dan dukungan orang tua terhadap
sosial yang ada. Seseorang melakukan Konformitas prokrastinasi akademik siswa SMP Negeri 2
karena kecenderungan untuk bergantung pada orang Samarinda.
lain sebagai sumber informasi dan agar terhindar dari
penolakan atau agar disukai oleh orang lain (Baron TINJAUAN PUSTAKA
dan Barney, 2005). Rahayu, D., & Adriansyah, M, A Prokrastinasi Akademik
(2014) pada mahasiswa, perubahan sosial yang Brown dan Holzman (dalam Gufron & Rini,
dialami menyebabkan terjadinya perubahan peran 2010), menyebutkan bahwa prokrastinasi adalah
sosial dan kegiatan sosial. Perubahan peran dan suatu kecenderungan untuk menunda-nunda dan
kegiatan ini menyebabkan mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Sedangkan
lebih bertanggung jawab atas peran dan kegiatannya Steel (dalam Gunawinata, 2008), juga menuliskan
di masyarakat. Keterlibatan pada peran baru dan definisi prokrastinasi sebagai “To voluntarily delay
kegiatan yang dilakukan inilah menyebabkan an intended course of action despite expecting to be
mahasiswa harus memecahkan sendiri masalah yang worse-off for the delay”. Dapat disimpulkan bahwa
dihadapi. prokrastinasi adalah perilaku menunda-nunda secara
Selain konformitas untuk memacu sukarela terhadaap pekerjaan yang sudah terjadwal
prokrastinasi akademik, prokratinasi juga dan penting untuk dilakukan sehingga menimbulkan
dipengaruhi dukungan orang tua. Dukungan orang tua konsekuensi secara emosional, fisik dan akademik.
adalah tugas orang tua memberikan arahan, Sependapat dengan Steel, Solomon (dalam Tondok,
bimbingan dan motivasi pada anak, agar dapat 2008), menyatakan bahwa perilaku menunda dapat
mengoptimalkan diri sesuai bakatnya, dan tentunya dikatakan sebagai prokrastinasi, apabila dilakukan
dapat meraih prestasi yang maksimal (Bow, 2009). pada tugas atau pekerjaan yang penting, continue atau
Dukungan orang tua dapat mencegah individu dari berulang-ulang, dilakukan secara sengaja dan
ancaman kesehatan mental dan dengan adanya menimbulkan perasaan tidak nyaman.
dukungan yang tinggi akan membuat individu lebih
optimis dalam menghadapi kehidupan saat ini dan Konformitas
akan datang, selain itu, individu dengan ikatan sosial Menurut Sarwono (2006) konformitas sebagai
lebih banyak cenderung memiliki usia yang lebih bentuk perilaku yang sama dengan orang lain yang
panjang (Bow, 2009). didorong oleh keinginan diri sendiri. Konformitas
Keuntungan individu yang memperoleh merupakan suatu situasi dimana seseorang berusaha
dukungan orang tua yang tinggi akan menjadi menyesuaikan dirinya dengan keadaan di dalam
individu lebih optimis dalam menghadapi kehidupan kelompok sosialnya karena individu merasa ada
saat ini maupun masa yang akan datang, lebih
119
Psikoborneo, Vol 4, No 1, 2017:117-124 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

tuntutan, tekanan atau desakan untuk menyesuaikan dukungan orang tua disusun berdasarkan empat aspek
diri. seseorang menampilkan perilaku tertentu yang dikemukakan oleh Hause dalam Suhita (Bow,
disebabkan karena orang lain menampilkan perilaku 2009), yaitu aspek; Emosional, Instrumental,
(Sears, 2005). Informatif, Penilaian.
Myers (2005) mnegungkapkan bahwa Analisis data yang dilakukan untuk pengolahan
konformitas pada kelompok mampu membuat data penelitian adalah dengan menggunakan analisis
individu berperilaku sesuai dengan keinginan regresi untuk mengetahui seberapa besar hubungan
kelompok dan membuat individu melakukan sesuatu dan kemampuan prediksi kedua variabel bebas
entah itu baik ataupun buruk yang berada di luar (konformitas dan dukungan orang tua) dengan
keinginan induvidu tersebut. variabel terikat (prokrastinasi akademik). Sebelum
dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji
Dukungan Orang Tua asumsi yang meliputi normalitas, sebaran linearitas
hubungan antara variabel bebas dan variabel
Dukungan ( support ) didefinisikan oleh Gottlieb
tergantung. Keseluruhan teknik analisis data akan
(dalam Utami, 2006) sebagai informasi, verbal atau
menggunakan program SPSS versi 20 for windows.
non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah
laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab
dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yang selalu ada kehadirannya dan hal-hal yang dapat Pada hasil uji normalitas, seluruh variabel dalam
memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh penelitian ini memiliki sebaran normal, dengan nilai
pada tingkah laku penerimanya. p yang didapatkan pada variabel konformitas yaitu
Menurut Hjelle dan Ziegler (dalam Mahastuti, sebesar p = 0.061 > 0.050. Lalu pada variabel
2004:69), dukungan orang tua merupakan bentuk dukungan orang tua memiliki nilai p = 0.200 > 0.050
perasaan cinta dan kasih sayang yang ditunjukkan dan pada variabel prokrastinasi akademik memiliki
dengan sikap dan prilaku dalam mengasuh dan nilai p = 0.094 > 0.050. Dengan demikian analisis
mendidik anak-anaknya sehari hari.
data dapat dilaksanakan karena tidak ada pelanggaran
atas asumsi normalitas sebaran data penelitian.
METODE PENELITIAN Hasil uji deskriptif dapat disimpulkan bahwa
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian prokrastinasi akademik pada siswa di SMPN 2
ini adalah dengan menggunakan penelitian Samarinda termasuk dalam kategori rendah, yaitu
kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah siswa berjumlah 53 orang atau sekitar 55.8 persen, siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Samarinda. Adapun jumlah tidak terlalu sering menunda mengerjakan tugas
sampel pada penelitian ini adalah 190 orang. Metode akademiknya, ini menunjukkan bahwa sebagian
yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam siswa melakukan perilaku penundaan mengerjakan
penelitian ini adalah metode skala. Cara pemberian tugas akademik di saat siswa merasakan kecemasan
skor pada skala ini adalah menggunakan metode dan perasaan gelisah yang ada dalam dirinya. Hal
pengembangan skala sikap model Likert (dalam tersebut sesuai dengan penuturan Watson (dalam
Azwar, 2010). Alat pengukuran atau instrument yang Ghufron & Rini, 2010) munculnya perilaku
digunakan ada tiga macam yaitu skala prokrastinasi prokrastinasi di dasari oleh adanya perasaan takut
akademik, konformitas dan dukungan orang tua. untuk gagal, perasaan cemas, tidak menyukai tugas
Skala prokrastinasi akademik disusun yang diberikan, menentang, melawan serta memiliki
berdasarkan empat aspek yang dikemukakan oleh sifat ketergantungan dan kesulitan dalam
Surijah & Tjanjung (2007), yaitu aspek; Perceived pengambilan keputusan.
time, Intention-action gap, Emotional distress, dan Hasil uji deskriptif konformitas dapat
Perceived ability. Skala konformitas disusun disimpulkan bahwa sebanyak 63 orang atau sekitar
berdasarkan empat aspek yang dikemukakan oleh 66.32 persen, termasuk dalam kategori tinggi.
Baron dan Barnye (2005), yaitu aspek ; Keinginan Artinya, pengaruh konformitas terhadap kelompok
untuk disukai, Rasa takut akan penolakan, Keinginan menghasilkan perubahan kepercayaan yang ada
untuk merasa benar, Konsekuensi kognitif. Skala dalam diri siswa, seperti yang dikatakan Myers
120
Psikoborneo, Vol 4, No 1, 2017:117-124 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

(2005) bahwa konformitas pada kelompok mampu akademik adalah suatu kecenderungan seseorang
membuat individu berperilaku sesuai dengan untuk melakukan penundaan terhadap tugas atau
keinginan kelompok dan membuat individu kewajiban yang bersifat akademik. Adapun menurut
melakukan sesuatu entah itu baik ataupun buruk yang pendapat Solomon (dalam Tondok, 2008) yang
berada di luar keinginan induvidu tersebut. merumuskan tugas yang menjadi sasaran
Selanjutnya berdasarkan hasil uji deskriptif, prokrastinasi akademik, yaitu seperti tugas yang
dapat disimpulkan bahwa siswa di SMPN 2 meliputi menulis makalah, laporan atau menulis tugas
Samarinda memiliki tingkat dukungan orang tua lainnya. Tugas belajar untuk menghadapi ujian,
tinggi, yaitu dengan jumlah 47 orang atau sekitar seperti menunda waktu belajar untuk menghadapi
49.47 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa ujian, menunda waktu untuk belajar saat akan
mendapatkan dukungan yang besar dari orang-orang menghadapi ujian (tengah semester, akhir semester
terdekat disekitarnya terutama orang tua, seperti yang maupun ulangan harian). Kinerja administratif,
dikatakan Hause dan Kahn dalam Suhita (Bow, 2009) seperti menyalin tugas, catatan, mengisi daftar hadir
mengemukakan bahwa dukungan sosial dapat praktikum dan sebagainya, kinerja akademik secara
dipenuhi dari teman atau persahabatan, keluarga, keseluruhan, yaitu menunda atau menyelesaikan
dokter, psikolog, psikiater. Hal senada juga semua pekerjaan akademik secara keseluruhan
diungkapkan oleh Thorst dalam Sofia (Bow, 2009) (Ghufron & Rini, 2010).
bahwa dukungan sosial bersumber dari orang-orang Hambatan-hambatan siswa dalam mengerjakan
yang memiliki hubungan berarti bagi individu seperti tugas akademik meliputi faktor internal dan eksternal.
keluarga, teman dekat, pasangan hidup, rekan kerja, Faktor internal adalah yang berasal dari dalam diri
tetangga, dan saudara. siswa sendiri, misalnya kecemasan dan
Berdasarkan hasil penelitian regresi model penuh ketidakmampuan mengatur waktu, sedangkan faktor
pada tabel menunjukkan bahwa terdapat hubungan eksternal berasal dari luar diri siswa, seperti
antara konformitas dan dukungan orang tua dengan kurangnya dukungan dan kurangnya sarana
prokrastinasi akademik pada siswa di SMPN 2 pendukung lain. Untuk itu, siswa dituntut lebih kreatif
Samarinda dengan nilai F hitung = 14.577 > F tabel = dan inofatif dalam hal mengerjakan tugas yang
3.09, R = 0.491, R2 = 0.241 dan p = 0.000, hal tersebut diberikan oleh guru. Hal tesebut tidak dapat datang
menunjukkan hipotesis diterima. Artinya variabel dengan sendirinya. Adapun cara untuk mengurangi
konformitas dan dukungan orang tua dengan tingkat prokrastinasi akademik, siswa memerlukan
prokrastinasi akademik memiliki hubungan. dukungan dari orang-orang terdekatnya. Heardman
Sumbangan efektif konformitas dan dukungan (dalam Bow, 2009) Sumber dukungan yang paling
orang tua terhadap prokrastinasi akademik siswa terpenting dan paling pertama di terima siswa adalah
memiliki nilai R = 0.491 dan kontribusi R2 = 0.241 dari keluarga, terutama dari orang tua, sebab orang
(24 persen). Artinya variabel konformitas dan tua merupakan yang paling dekat dengan siswa dan
dukungan orang tua memiliki hubungan terhadap memiliki kemungkinan yang besar untuk
perilaku prokrastinasi akademik siswa sebesar 24 memberikan dukungan.
persen. Dengan demikian masih terdapat 76 persen Hjelle dan Ziegler (dalam Mahastuti,
variabel lain yang mempengaruhi perilaku 2004:69), dukungan orang tua merupakan bentuk
prokrastinasi akademik. Banyak faktor-faktor yang perasaan cinta dan kasih sayang yang ditunjukkan
dapat mempengaruhi prokrastinasi akademik, salah dengan sikap dan perilaku dalam mengasuh dan
satunya adalah kontrol diri. Kontrol diri juga dapat mendidik anak-anaknya sehari hari. Dukungan dari
memberikan kontribusi terhadap terjadinya orang tua akan melindungi siswa dari perilaku
prokrastinasi pada diri seseorang, semakin rendah menunda-nunda mengerjakan tugas akademik, siswa
kontrol diri, maka akan semakin besar tingkat dengan dukungan orang tua yang tingggi akan
prokrastinasi yang dilakukan (Ghufron & Rini, 2010). mempunyai pikiran lebih positif terhadap situasi yang
Untuk usia siswa SMP, prokrastinasi akademik sulit, dibandingkan dengan siswa yang memiliki
yang sering dilakukan adalah prokrastinasi yang tingkat dukungan rendah.
terkait dengan bidang akademik atau yang biasa di Kemudian hasil dari uji regresi model bertahap
sebut sebagai prokrastinasi akademik. Prokrastinasi pada variabel konformitas dengan prokrastinasi
121
Psikoborneo, Vol 4, No 1, 2017:117-124 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

akademik tidak terdapat hubungan, dengan nilai beta untuk selalu merasa disukai oleh teman satu
= -0,071, t = -0.671, p = 0.504, Artinya, semakin kelompoknya. Semakin besar perhatian teman,
tinggi konformitas belum tentu semakin tinggi pula semakin besar pula pengaruhnya terhadap perilaku
prokrastinasi akademik. Sebaliknya semakin rendah prokrastinasi akademik individu. Hal tersebut
konformitas belum tentu semakin rendah pula didukung dengan teori (Janes dan Olson, 2000) yang
prokrastinasi akademik siswa. Data yang ditemukan mengatakan bahwa agar orang lain menerima diri
sebagaimana yang telah dikemukakan dalam hasil uji kita, menyukai kita dan memperlakukan kita dengan
regresi bertahap menunjukkan bahwa hipotesis (Ho) baik dalam kelompok, secara bersamaan, kita ingin
diterima, karena variabel independen dan dependen menghindari penolakan, pelecehan, atau ejekan.
yang dihipotesiskan tidak memiliki hubungan atau Selanjutnya, aspek kedua dari konformitas yang
korelasi. mempengaruhi prokrastinasi akademik adalah aspek
Hal tersebut dapat dikaitkan dengan penelitian rasa takut akan penolakan dengan nilai r = 0.475
Otten (dalam Rizvi, 2005) mengungkapkan ketika (kategori rendah). Siswa yang baru masuk dalam
kecemasan yang dirasakan oleh siswa dalam sebuah kelompok awalnya memiliki rasa kurang
kelompok sosialnya berlebihan, maka akan percaya diri serta memiliki rasa takut apakah
berpengaruh secara negatif terhadap prokrastinasi kelompok tersebut bersedia menerima dirinya atau
akdemiknya, karena siswa mengalami tekanan tidak.
psikologis sehingga siswa tersebut mendapatkan hasil Selanjutnya, aspek keinginan untuk merasa benar
belajar yang kurang baik dan lebih banyak dengan nilai r = 0.216 (kategori rendah). Banyak
menghindari tugas, hal ini disebabkan oleh penurunan keadaan menyebabkan siswa berada dalam posisi
rentang perhatian, konsentrasi, dan memori pada yang dilematis karena tidak dapat mengambil
siswa. keputusan. Jika ada orang lain dalam kelompok atau
Kemudian hasil dari uji regresi model bertahap kelompok tersebut ternyata mampu mengambil
pada variabel dukungan orang tua dengan keputusan yang dirasa benar maka dirinya akan ikut
prokrastinasi akademik terdapat hubungan negatif serta agar dianggap benar Baron dan Barnye (2005).
dan signifikan, dengan nilai beta = -0.450, t = -4.226, Terakhir adalah aspek konsekuensi kognitif
p = 0,000, Artinya, semakin tinggi dukungan orang menjadi aspek dengan pengaruh terendah terhadap
tua, maka semakin rendah perilaku prokrastinasi prokrastinasi akademik, yaitu dengan niali r = 0.138.
akademik pada siswa. Sebaliknya, semakin rendah Tidak sedikit individu yang berfikir ingin mempunyai
dukungan orang tua maka semakin tinggi perilaku sebuah kelompok di sekolah, melakukan konformitas
prokrastinasi akademik pada siswa. Data yang adalah konsekuensi kognitif akan keanggotaan
ditemukan sebagaimana yang telah dikemukakan mereka terhadap kelompok dan lingkungan di mana
dalam hasil uji regresi bertahap menunjukkan bahwa mereka berada.
hipotesis (Ha) dapat diterima, karena variabel Selanjutnya pada variabel dukungan orang tua,
independen dan dependen yang dihipotesiskan aspek emosional mendapat nilai r = 1.000 atau berada
memiliki hubungan atau korelasi. Hal ini sesuai dalam kategori tinggi terhadap korelasinya dengan
dengan pendapat (Bow, 2009) menerangkan apabila prokrastinasi akademik. Aspek emosional yang
individu kurang mendapatkan dukungan (support) dimaksud adalah ketika seseorang merasa
dari orang tuanya, individu cenderung melakukan memperoleh dukungan, secara emosional merasa lega
perilaku prokrastinasi akademik, sebaliknya bila karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang
individu mendapat dukungan yang baik dari orang tua menyenangkan pada dirinya. Sesuai yang dikatakan
dalam proses akademiknya, maka (support) yang oleh Rin Fibriana (2009) Apabila individu
diterima dapat mengurangi tingkat prokrastinasi memperoleh dukungan berupa perhatian emosional,
akademik individu tersebut. ia akan lebih mempunyai kemantapan diri yang baik
Kemudian pada analisis statistik korelasi partial serta memiliki sikap yang dapat menerima kenyataan,
diperoleh hasil aspek keinginan untuk disukai dari dapat mengembangkan kesadaran diri, berfikir
variabel konformitas memiliki keeratan hubungan positif, memiliki kemandirian, dan mempunyai
paling tinggi dengan prokrastinasi akademik dengan kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala
nilai r = 1.000. Artinya, sangat penting bagi siswa sesuatu yang diinginkan.
122
Psikoborneo, Vol 4, No 1, 2017:117-124 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Kemudian aspek kedua dari dukungan orang tua rendah konformitas belum tentu semakin rendah
yang mempengaruhi prokrastinasi akademik adalah pula prokrastinasi akademik siswa.
aspek instrumental dengan nilai r = 0.189. Aspek ini 3. Terdapat hubungan negatif dan signifikan antara
adalah aspek dengan pengaruh terendah terhadap dukungan orang tua dengan prokrastinasi
prokrastinasi akademik. Berbagai macam cara orang akademik pada siswa di SMPN 2 Samarinda.
tua memberikan dukungan kepada anaknya, Artinya, semakin tinggi dukungan orang tua, maka
dukungan yang diberikan tersebut meliputi semakin rendah tingkat prokrastinasi akademik
penyediaan sarana peralatan, perlengkapan, sarana pada siswa. Sebaliknya, semakin rendah
pendukung lain temasuk didalamnya memberikan dukungan orang tua, maka semakin tinggi
peluang waktu. prokrastinasi akademik siswa.
Selanjutnya, aspek informatif dengan nilai r =
0.467 (kategori rendah). Tidak sedikit siswa yang Saran
mempunyai masalah pribadi, disinilah peran orang Dalam skripsi ini, peneliti menyampaikan
tua memberikan informasi kepada anaknya untuk beberapa saran-saran yang berguna dan dapat
mengatasi masalh pribadinya tersebut. Aspek dijadikan pertimbangan bagi semua pihak yang
informatif yang di berikan orang tua terdiri dari terkait:
pemberian nasehat, pengarahan, dan keterangan lain 1. Bagi para siswa diharapkan agar tetap
yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan mengoptimalkan konformitas dan dukungan orang
Hause dalam Suhita (Bow, 2009). tua, sehingga dapat terus mencegah perilaku
Terakhir adalah aspek penilaian dengan prokrastinasi akademik.
prokrastinasi akademik didapatkan hasil r = 0.293 2. Bagi pihak sekolah diharapkan dapat membuat
(kategori rendah). Aspek penilaian diartikan sebagai program-program belajar secara berkelompok
dukungan sosial dari orang tua yang meliputi umpan untuk dapat membantu siswa bisa aktif belajar dan
balik, pebandingan sosial dan afimasi (persetujuan). selalu mengerjakan tugas, agar siswa diharapkan
Seperti yang di katakan (Bow, 2009) Dukungan orang dapat meningkatkan akademiknya.
tua dapat mencegah individu dari ancaman kesehatan 3. Bagi orang tua hendaknya orang tua dapat
mental dan dengan adanya dukungan yang tinggi memberikan dukungan terus menerus kepada
akan membuat individu lebih optimis dalam anaknya agar dapat menghindari perilaku
menghadapi kehidupan saat ini dan akan datang, prokrastinasi akademik. Dengan cara
selain itu, individu dengan ikatan sosial lebih banyak menyediakan fasilitas sekolah anak, mengawasi
cenderung memiliki usia yang lebih panjang. kegiatan dan penggunaan waktu belajar anak,
memberikan motivasi dan bimbingan, mengenal
KESIMPULAN DAN SARAN dan menolong anak dalam mengatasi kesulitan
belajar.
Kesimpulan
4. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan,
mengetahui lebih lanjut tentang prokrastinasi
peneliti menyimpulkan bahwa:
akademik siswa, diharapkan dapat
1. Terdapat hubungan signifikan antara konformitas
mempertimbangkan variabel-variabel lain yang
dan dukungan orang tua dengan prokrastinasi
mungkin berpengaruh, seperti motivasi belajar,
akademik pada siswa di SMPN 2 Samarinda.
pola asuh orang tua, pengaruh teman sebaya dan
Artinya, semakin tinggi tingkat konformitas dan
dapat melakukan penelitian dengan memperluas
dukungan orang tua maka akan semakin rendah
orientasi penelitian pada tingkat pendidikan lain
pula perilaku prokrastinasi akademik siswa.
dengan karakteristik subjek yang beragam.
2. Tidak terdapat hubungan antara konformitas
dengan prokrastinasi akademik pada siswa di
SMPN 2 Samarinda. Artinya, semakin tinggi
konformitas belum tentu semakin tinggi pula
prokrastinasi akademik. Sebaliknya semakin

123
Psikoborneo, Vol 4, No 1, 2017:117-124 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

DAFTAR PUSTAKA Rahayu, D., & Adriansyah, M. A. (2014). Hubungan


Antara Kemandirian dan Gaya Belajar
Azwar, Saifuddin. (2001). Reliabilitas dan Validitas.
Dengan Strategi Menyelesaikan Masalah
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pada Mahasiswa. Psikostudia: Jurnal
Baron, Robert. A dan Byrney, Donn. (2005).
Psikologi, 3(1), 1-11.
Psikologi Sosial. Jakarta:
Rin Fibriana, 2009, Prokrastinasi Akademik Ditinjau
Erlangga.
dari Motivasi Berprestasi dan Dukungan
Brown, J.D. (2006) The Self. New York: Mc Graw
Sosial, Skripsi, Fakultas Psikologi UMS,
Hill.
Surakarta, Indonesia.
Bow, Mas. (2009). (Diakses 17 Desember 2010 pukul
Rizvi, A. (2005). Pusat kendali dan efikasi diri
19:01).Apa itu Dukungan Sosial?,
sebagai prediktor terhadap prokrastinasi
http://www.masbow.com/2009/08/apa-itu-
akademik mahasiswa. Jurnal Psikologika
dukungan-sosial.html.
Universitas Gadjah Mada, 12 (2), 272-275.
Ghufron, N.M. & Risnawita, R. (2010). Teori-teori
Santrock, John W. (2007). Adolesecence;
psikologi. Jogjakarta:Ar- Ruz Media.
Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlanagga.
Ginna, M. (2006) remaja kelompok sebaya.
Sarwono, S. (2006). Psikologi remaja. Jakarta: Raja
http:/www. Pikiran-pikiran
Grafindo Persada.
rakyat.com/cetak/2006/05/hikmah/lain04.htm
Sears, David O., Freedman J.L and Peplau, L.A.
.
(2005). Psikologi Sosial. Jakarta: Balai
Gunarsa. S. (2003). Psikologi remaja. Jakarta: PT.
Pustaka.
BPK Gunung Mulia.
Surijah, E.A & Sia,T. (2007) Mahasiswa Versus
Gunawinata, V. A.R.Prefereksionise,dkk. (2008).
Tugas : Prokrastinasi Akademik dan
Prokrastinasi Akademik dan Penyesuaian
Conscientiousness. Anima, Indonesia
Skripsi Mahasiswa., Anima,Indonesia
Psychological Journal, vol. 22, No. 4,352-
Psychological journal, Vol. 23No.3,256-276.
374.
Mahastuti, D. (2004). Penyesuaian diri anak lambat
Tondok, M.S.,Steel. (2008). Prokrastinasi Akademik
relajar ditinjau dari dukungan social orang
dan Niat Membeli Skripsi.Anima,Indonesia
tua dan guru di Sekolah Dasar Galuh
Psychological journal, Vol. 24, No. 1, 76-87.
Handayani (Maria Montessori). Tesis (tidak
Utami, E.D. (2006). Hubungan antara dukungan
diterbitkan. Yogyakarta: Program Studi
sosial pengasuh dengan kemampuan menjalin
Psikologi Fakultas Ilmu-ilmu Sosial
persahabatan pada remaja panti asuhan.
Kelompok Bidang Ilmu-ilmu Sosial
Skripsi (tidak diterbitkan. Surabaya: Fakultas
Universitas Gadjah Mada).
Psikologi Universitas Surabaya).
Myers, David G (2005) social psychology: 8th
Van Wyk, L. (2005). The Relationship between
edition. New York: McGraw Hill.
Procrastination and Stress in The Life of The
Olson, Janes. (2000). Health Psychology
High School Teacher.
Buckingham: Open University Press.
http://www.upetd.up.ac.za/thesis/00disserttati
on.pdf/26/04/2012.

124

You might also like