Professional Documents
Culture Documents
Abstract
DOI:
Bureaucratic reform is faced with the challenges of the digital
10.21787/mp.3.2.2019.99-108
age, where the government apparatus is required to be able to work in
accordance with the development of information technology. Central
Keywords: Bureaucratic Reform, -governance
Java Provincial Government develops digital applications in order to
Innovation, GRMS,
Reformasi Birokrasi, support bureaucratic reform, namely the Government Resources
Management System (GRMS). The purpose of this study is to analyze
KataKunci : the use of the application, what are the constraints and how the
Inovasi GRMS, e-governance
development is needed. This research is in the form of descriptive,
*
qualitative approach. Primary data comes from system users, and
KorespondensiEmailPhone::01arifsofianto@gmail.+6285227001825 secondary data comes from the application system used. Data analysis
com was performed with a simultaneous model developed by Miles and
Huberman. The existence of the GRMS application system so far has
been enough to contribute to improving government performance,
which is easier for local government administrators. The existence of
the application changes the way it works but has not been able to
MATRA PEMBARUAN change the mindset to encourage a change in work culture completely,
Jurnal Inovasi Kebijakan
which contributes to bureaucratic reform. On the other hand,
application usage is hampered by user readiness, there is no
synchronization between applications, and application performance is
not optimal. The conclusion of the research is that government
management innovation in the form of GRMS applications has been
carried out in helping the administration of government. The obstacle
faced is the readiness of the authorities because they are not
e-ISSN: 2549-5283
Matra Vol 3 No 2 Hlm 99-108 Jakarta,
Pembaruan November 2019 p-ISSN: 2085-5151
DAN
Another obstacle is the still not optimal role of the application system
BDAN PENELITIAN to sustain all the needs of government management activities, as well
PENGEMBANGAN
as the integration between applications. The change needed is to build
(BPP) KEMENTERIAN
integration between applications, work culture reform as well as a
DALAM NEGERI system of incentives and disincentives for ASN and regional
Jl. Kramat Raya No 132, Jakarta Pusat,
apparatuses.
Creative Commons Attribution pengembangan yang diperlukan. Penelitian ini berbentuk deskriptif, dengan
Non Commercial Share Alike pendekatan kualitatif. Data primer bersumber dari pengguna sistem, dan data sekunder
4.0 International License. berasal dari sistem aplikasi yang digunakan. Analisis data dilakukan dengan model
99
simultan yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. prinsip utama yang melandasi pelaksanaan
Keberadaan sistem aplikasi GRMS selama ini sudah cukup
memberikan sumbangan bagi perbaikan kinerja yaitu akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi
Kota Surakarta. Prinsip tersebut
good
belum optimal. Kesimpulan dari penelitian adalah inovasi Incremental Strategy Compreh nsive St ategy
manajemen pemerintahan berupa aplikasi GRMS telah anggaran, dan organisasi dan sangat ditentukan
dijalankan di dalam membantu penyelenggaraan
pemerintahan. Kendala yang dihadapi adalah kesiapan Str tegy
political
kepala daerah. Adapun birokrasi will
adalah pendekatan reformasi
Incremental
aparat karena belum terbiasa menggunakan sistem digital, secara bertahap dan berurutan, karena reformasi
perilaku dan kebiasaan kerja mereka. Kendala lain adalah
masih belum optimalnya peran sistem aplikasi untuk dianggap sebagai salah satu proses (Ahmad, 2018).
menopang semua kebutuhan aktivitas manajemen Salah satu cara mengatasi masalah birokrasi
pemerintahan, serta belum terintegrasinya antar-aplikasi. adalah dengan “inovasi” (Andhika, 2017, p. 50).
Perubahan yang diperlukan adalah membangun integrasi Pasalnya, inovasi dipandang sebagai kebutuhan
antar aplikasi, reformasi budaya kerja serta sistem insentif karena dapat mengatasi masalah patologi
dan disinsentif bagi ASN dan perangkat daerah. birokrasi, meningkatkan kualitas pelayanan
publik, memaksimalkan potensi aparatur, serta
I. Birokrasi identik dengan kinerja yang mengembalikan kepercayaan publik. Inovasi juga
Pendahuluan dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi
berbelit-belit, struktur yang terlalu besar, penuh yang pesat. Aparatur pemerintah dituntut mampu
bekerja sesuai dengan perkembangan teknologi
dengan kolusi, korupsi dan nepotisme, serta tidak tersebut. Teknologi menjadi hal cukup penting
ada standar yang pasti (Yusriadi & Misnawati, sebagai instrumen dalam pelaksanaan tugas-tugas
2017, p. 100). Saat ini birokrasi harus mampu pemerintahan. Hal ini didorong oleh tumbuhnya
melaksanakan kebijakan publik yang efektif, efisien model komunikasi baru yang berkembang seiring
dan cepat, bermuara pada kualitas dan kecepatan pesatnya penetrasi internet dan media sosial.
pelayanan dan peningkatan daya saing (Cahyono, Data menunjukkan bahwa 132,7 juta orang
2017). Salah satu isu penting dalam proses (51,5%) penduduk Indonesia telah menggunakan
reformasi di Indonesia adalah perwujudan tata internet, mayoritas pengguna internet di pulau
pemerintahan yang baik ( ) melalui
reformasi birokrasi, di mana rekam jejak birokrasi good governance Jawa mencapai 65 % (86,3 Juta orang). Diprediksi
dianggap tidak profesioal, tidak netral, dan sangat angka tersebut meningkat tajam pada tahun-tahun
mendatang (Cahyono, 2017). merupakan salah satu
paternalistik yang menjadi akar korupsi, kolusi, Penerapan
dan nepotisme (Firnas, 2007, p. 27). Birokrasi
upaya yang perlu dilakukan. Untuk menyikapi hal
-governance
juga harus melayani, sesuai paradigma tersebut, meskipun tidak semua jenis pelayanan
(NPS) yang menekankan pemerintah
New Public
(Mindset)
meningkatkan
publik (Indrajit,
-government
Adapun manfaat
pengawasan masyarakat terhadap kinerja birokrasi. nyata yang dirasakan seperti; 1) Memperbaiki
kualitas pelayanan pemerintah; 2) Meningkatkan
Salah satu indikator keberhasilan reformasi transparansi, kontrol, dan akuntabilitas, 3)
birokrasi adalah kecepatan birokrasi dalam Mengurangi secara signifikan total biaya
pelayanan dengan memangkas regulasi, peraturan,
administrasi, relasi, dan interaksi, 4) Memberikan
maupun sistem yang menghambat, serta penggunaan
sistem yang lebih tanggap. Hasil penelitian peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan
Nurbarani (2009) di Kota Surakarta menyatakan sumber-sumber pendapatan baru, 5) Menciptakan
keberhasilan reformasi birokrasi karena gagasan suatu lingkungan masyarakat baru yang cepat dan
program inovatif yang bertujuan untuk memenuhi tepat menjawab permasalahan, 6)
kebutuhan masyarakat, serta adanya prinsip- Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain
sebagai mitra pemerintah dalam proses
pengambilan berbagai kebijakan publik.
baik dalam
berbasis manual menjadi berbasis elektronik. Sistem
menyentuh
skala mikro maupun makro. juga yang semakin transparan, kontrol yang ketat
berbagai sektor, baik penyelenggaraan dan serta perubahan pola kerja harus
manajerial dan tata kelola pemerintahan, maupun dilakukanrealtimoleh, aparat pemerintah. Pola ini
tentu sangat berbeda dengan pola kerja sebelumnya
- vernment
berjalan karena merupakan pintu masuk menuju sesuai kajian Ombudsman, pelayanan Pemprov Jateng
menggunakan prinsip efektivitas sudah meningkat cukup baik (Huda, 2019). Namun
dan efisiensi, demokrasi, transparansi, taat hukum, meskipun sudah digunakan, masih muncul
assessi
menghargai HAM, responsif, representatif, dan pertanyaan apakah GRMS sudah optimal digunakan
government
akuntabel (Akhmaddhian,- 2012). Hasil dalam menjalankan pemerintahan di Jawa Tengah.
empat yang
terhadap pengembangan di Indonesia Apakah sistem tersebut memberi keuntungan
sejauh ini terdapat pemerintah daerah tertentu dibanding sistem sebelumnya. Perlu juga
sudah sampai pada tahapan pemanfaatan, yaitu dikaji kendala yang masih dihadapi, dan adakah
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten kekurangan atau kerugian ditetapkannya GRMS
Karanganyar, Kabupaten Gresik, dan Kota Surabaya dibanding menggunakan sistem konvensional.
(Yunita & Aprianto, 2018, p. 334). Pertanyaan penting lainnya adalah apakah GRMS
Jawa Tengah merupakan satu-satunya tersebut telah memberikan kontribusi bagi reformasi
provinsi di Indonesia yang telah menerapkan GRMS birokrasi di Jawa Tengah, apakah belum terdapat
sebagai wujud komitmen reformasi birokrasi. perubahan yang diharapkan, atau justru menurunkan
Berbagai kemudahan seperti kecepatan pelayanan, kinerja pemerintahan.
Government Res urces
Inovasi Manajemen Pemerintahan Berbasis Aplikasi Digital di Provinsi Jawa Tengah 101
Arif Sofianto
terkait implementasi kebijakan, maka penelitian ini
termasuk jenis penelitian deskriptif, dengan
Kedua
menggunakan pendekatan kualitatif. Data dalam bebas, pasar terbuka, dan lain sebagainya perlu
merealisasikan tata pemerintahan yang baik Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Tengah
( (Sedarmayanti, 2009). Upaya 2019-2023. Reformasi birokrasi yang diharapkan
melalui tiga dimensi utama yaitu pelayanan publik
reformasi birokrasiGood
dilakukan melalui perubahan Governance)
dan Surabaya, bahwa konsep kota cerdas kota riil masyarakat. Pelayanan publik yang dinamis
cerdas tidak lepas dari pengunaan sarana informasi memiliki prinsip pelayanan yang mudah, murah,
dan teknologi. Dibutuhkan peran regulasi dan kerja cepat, serta didukung inovasi dan teknologi
sama yang baik antar unsur dengan mengedepankan informasi.
prinisp kota cerdas dalam memberikan pelayanan Indikator kinerja tujuan misi tersebut adalah
Indeks Reformasi Birokrasi, dengan sasaran:
publik kepada masyarakat. utama 1) Meningkatnya kualitas pelayanan publik; 2)
Menurut - Indrajit (2009), pemicu
tumbuhnya dapat dirunut dari Meningkatnya efektivitas dan efisiensi manajemen
sejarah perkembangan global, yaitu: Pertama , era
government
globalisasi yang datang lebih cepat dari perkiraan pemerintahan; dan 3) Meningkatnya efisiensi
membuat banyak isu semacam demokratisasi, hak kelembagaan dan sistem manajemen sumber daya
asasi manusia, hukum, transparansi, korupsi, , perdagangan
manusia aparatur yang baik. Terkait dengan
society, good corporate governance civil
pemerintah daerah provinsi yang pertama kali Gove nment e-budgeting, e-project
menerapkan GRMS di sektor tata kelola manajemen planning, e-Standarisasi Harga Barang
dan e-Governor denganPlanning H ndbook
(SHB), (GPH). Sistem
notabene merupakan sistem pengelolaan keuangan government res urces man gement system
pemerintah dalam menyokong pelayanan publik melihat alur realisasi keuangan dan kinerja masing-
real time
E-planning
berbagai bentuk dengan melibatkan banyak pihak. rencaaan Pembangunan (Musrenbang), usulan ban-
Melalui sistem ini, baik pimpinan darah, aparatur,
maupun masyarakat memiliki kesempatan untuk tuan keuangan kabupaten/kota, usulan masa reses
berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan. kepada anggota DPRD, usulan bantuan sosial, usu-
Masyarakat dapat mengusulkan program/ lan hibah, dan usulan kepada gubernur. Sistem ini
kegiatan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memungkinkan proses perencanaan program dan
secara langsung. Provinsi Jawa Tengah berupaya kegiatan pembangunan oleh Pemerintah Provinsi
meningkatkan pemanfaatan Teknologi Informasi Jawa Tengah dapat dilakukan secara cepat dan ter-
dan Komunikasi (TIK) dalam mendukung Reformasi padu antar unit, dan melibatkan masyarakat. digunakan untuk merencanakan anggaran
geting bisa
transparansi. Gubernur menginstruksikan proses penyusunan APBD. Melalui
percepatan pembangunan infrastruktur TIK dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
diketahui secara cepat kebutuhan anggaran dalam -budgeting
pemerintahan yang transparan. Dalam konteks pada setiap kegiatan yang telah di anggarkan.
administrasi pemerintahan, GRMS di Jawa Tengah
Melalui sistem ini pelaksanaan kegiatan bisa
juga merupakan salah satu tindak lanjut dari
dipantau progresnya, serta dengan cepat diketahui
rekomendasi BPK terkait dengan standar akuntansi masalahnya. memuat data terkait
terbentuknya sebuah kontrak. Dengan demikian E-delivery
pemerintah berbasis akrual berdasarkan laporan perkembangan sebuah kontrak dapat dipantau
keuangan Provinsi Jawa Tengah 2014. GRMS Jawa .
secara mengakomodasi
Tengah ini juga merupakan pelopor sistem
proses penatausahaan keuangan daerah provinsi
online E-penatausahaan
integrasi manajemen pemerintahan.
Inovasi Manajemen Pemerintahan Berbasis Aplikasi Digital di Provinsi Jawa Tengah 103
Arif Sofianto
Jawa Tengah. Dengan sistem ini penatausahaan perangkat daerah merasa kesulitan dan keberatan,
keuangan bisa dipantau dan dievaluasi setiap saat. karena sistem dianggap belum siap. Selain itu,
kegiatan di
E-con rolling
mencatat pengendalian pelaksanaan pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
masih banyak ketidaksesuaian dengan sistem
pengangg aran yang konvensional, yang berakibat
Kegiatan di setiap unit kerja dapat dipantau dengan tersendatnya proses penganggaran.
seluruh SKPD. Dengan sistem ini, monitoring dan menjadi berbasis elektronik yang memerlukan
evaluasi pelaksanaan anggaran bisa dilakukan banyak penyesuaian. Masih banyak aparatur yang
dengan cepat dan tepat. e-Standarisasi Harga belum siap dengan penggunaan sistem digital karena
Begitu juga dengan ketidakmampuan teknis. Selain itu, hambatan non
Barang
memuat daftar, jenis, spesifikasi
teknis dan harga dari suatu barang/j asa. Melalui (SHB)
teknis seperti
tertentu yang
pegawai, adanya kepentingan tergang gu, mindset serta kebiasaan kerja
sistem ini pelaksana kegiatan dapat dengan mudah menghambat proses migrasi ini. Dengan demikian
menentukan besaran anggaran dengan tepat sesuai pada tahap awal terjadi guncangan bagi aparat
standar yang berlaku. E-GPH merupakan aplikasi pengampu kegiatan atau tugas pemerintahan, yang
yang digunakan Gubernur untuk memantau usulan/ bila dilihat dari tersendatnya proses pengangaran
perencanaan dari seluruh elemen di Jawa Tengah. pada awal penerapan GRMS. Sistem yang semakin
Melalui sistem ini masyarakat memiliki kesempatan
untuk berpartisipas i dalam perencanaan
transparan, kontrol yang ketat dan
perubahan pola kerja harus dilakukan oleh aparat
serta
pembangunan, khususnya mengusulkan program/ pemerintah. real time,
kegiatan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Pola ini tentu sangat berbeda dengan pola
Tengah. Usulan masyarakat tersebut dilakukan kerja sebelumnya yang cenderung tertutup, lamban,
secara personal maupun kelompok dan langsung berbelit, sangat prosedural, dan rawan dengan
ditampung untuk dipertimbangkan. manipulasi. GRMS memaksa aparat untuk bekerja
Berdasarkan penjelasan di atas, GRMS dengan sistem yang tertata, terbuka/transparan
merupakan sebuah sistem layanan aplikasi dan kontrol yang ketat. Sebagaimana niat awal,
penyelenggaraan pemerintahan yang lengkap yang sistem GRMS juga meminimalisasi ruang gerak
memuat berbagai informasi dan layanan aduan, terjadinya korupsi di birokrasi dari berbagai
seperti program badan atau dinas, sampai pada lini, baik manajerial internal maupun hubungan
jumlah anggarannya. GRMS merupakan sebuah dengan pihak eksternal. Kendala tersebut secara
sistem aplikasi yang dianggap mampu memonitor teoritis sangat terkait dengan mentalitas aparatur
secara kinerja seluruh perangkat Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah. Tidak hanya para pejabat dan
update
yang masih memiliki ciri birokrasi model lama
(
Model ini diharapkan mampu meningkatkan pada sisi operator, pada sisi pengembangan
efektivitas dan efisiensi anggaran, meningkatkan aplikasi dan infrastruktur juga sempat terkendala.
pengawasan, serta meminimalisasi korupsi. Guna Aplikasi belum mampu mengantisipasi perubahan
melengkapi bangunan sistem, GRMS dilengkapi atau dinamisasi dalam penganggaran dan
dengan berbagai saluran aduan dan informasi yang pelaksanaannya sebagaimana sistem manual. Pada
memungkinkan masyarakat secara luas terlibat, sisi infrastruktur dasar juga sempat terkendala
melalui
satu kantor
dan
Jateng. di lantai lemahnya jaringan yang menopang kebutuhan arus
d ata.
Namun demikian, Pemerintah Provinsi Jawa
Gubernur
email, SMS cent complaint handling Tengah lambat laun berhasil menyiasati kondisi
A. Kendala Penerapan Aplikasi
Sistem aplikasi ini dibangun mulai 2014, tersebut. Meskipun belum siap secara teknis GRMS
assessing
Indonesia
-Gover ment
masyarakat juga mendorong masifnya penggunaan pemanfaatan, yaitu Pemerintah Provinsi Jawa
GRMS ini, contohnya banyaknya usulan masyarakat
dalam proses pengajuan usulan perencanaan
e pla nning
pemerintahan daerah Jawa Tengah. Kecenderungan anggaran sesuai standar harga barang dan jasa yang
saat ini OPD Provinsi Jawa Tengah sudah mulai
terbuka dalam transparansi anggaran, kebijakan, berlaku.
maupun kinerja. Sesuai kajian Ombudsman, Dalam konteks implementasi kegiatan yang
pelayanan Pemprov Jateng sudah meningkat cukup sudah dianggarkan, aplikasi belum sepenuhnya
sudah digunakan meskipun
-project planning
baik, dengan nilai tujuh atau kuning. menjadi satu-satunya sistem, karena masih ada
Selain itu, kemudahan ini harus menjadi
bahan pembelajaran bagi masyarakat itu sendiri. saluran lain yang digunakan secara konvensional.
Sebagaimana dikemukakan Kepala Biro Humas Pelaksanaan kontrak kegiatan sudah menggunakan
Setda Provinsi Jateng, Sinoeng Nugroho Rachmadi, kegiatan yang memuat proses dan perkembangan
-delivery
yang dikerjakan melalui kontrak. Di dalam
menurutnya, dengan banyak kanal aduan dalam pengelolaan keuangan daerah, oleh perangkat
GRMS, organisasi perangkat daerah (OPD) sudah digunakan dengan baik
berbagai informasi, terutama yang sensitif. pelaksanaan kegiatan yang dijalankan oleh
Sebagaimana dikemukakan oleh Muhamad Junaidi perangkat daerah.
selaku dosen ilmu tata pemerintahan, Universitas Meskipun sudah digunakan dengan baik,
Semarang yang menyatakan, keterbukaan memang namun GRMS juga masih memiliki berbagai
berorientasi pada tatanan pemerintahan yang kekurangan, sehingga implementasinya belum
bersih, berwibawa, dan tetap menjaga marwah dan optimal. Kekurangan tersebut terutama terkait
martabat, namun akses yang terlalu luas memiliki dengan integrasi antar sistem di dalam GRMS.
kerawanan terhadap martabat pemerintah di mata Idealnya sebuah sistem akan bekerja simultan
masyarakat. Beberapa komplain yang mengolok- dan saling terkait satu sama lain. Di dalam GRMS,
olok pemerintah dapat mempengaruhi masyarakat terdapat sistem perencanaan, penganggaran,
lain, yang menjadikan wibawa pemerintah turun. monitoring dan evaluasi, pengadaan barang dan
Keterbukaan yang terlalu luas dapat menjadi jasa, serta beberapa sistem lainnya. Proses tersebut
bumerang apabila respons lambat, apalagi semestinya berjalan melalui sistem yang saling
tanggapan yang diberikan tidak sesuai harapan. terkait, namun implementasi di dalam GRMS belum
Terlepas dari potensi masalah tersebut, berjalan demikian. Antar aplikasi di dalam sistem
secara umum implementasi GRMS dalam konteks GRMS tersebut masih berjalan sendiri-sendiri
manajerial penyelenggaraan pemerintahan dapat dan tidak- saling terintegrasi. Antara perencanaan
dikatakan cukup baik dan lancar. Setiap perangkat melalui dan alokasi anggaran melalui
daerah dan perangkat terkait sudah menggunakan penatausahaan serta
-budgeting tidak terkoneksi.
pl ning
aplikasi dan mengikuti alur sesuai dengan Hal ini mengindikasikan, bangunan sistem GRMS
e-planning
ketentuan. Proses perencanaan menggunakan
aplikasi sebagai salah satu upaya yang dijalankan belum terintegrasi, namun hanya
menjaring masukan. Meskipun di luar itu metode kompilasi beberapa aplikasi menjadi satu ruang.
lain secara konvensional dalam menjaring masukan Dengan demikian, upaya integrasi sistem ini
masih dominan, namun penggunaan aplikasi yang masih perlu menjadi perhatian, agar kinerja
ini sudah cukup memperkaya masukan dan sistem menjadi optimal. Sistem yang terintegrasi
mempermudah partisipasi masyarakat. Di dalam ini nantinya juga dapat menjadi satu-satunya
saluran atau perangkat manajemen pemerintahan
proses penganggaran dan pelaporan pelaksanaan yang efisien. Karena dari proses perencanaan,
Inovasi Manajemen Pemerintahan Berbasis Aplikasi Digital di Provinsi Jawa Tengah 105
Arif Sofianto
penganggaran, monitoring dan evaluasi menjadi evaluasi, kembali ke perencanaan merupakan suatu
sistem lain terkait yang dapat diakses oleh
kalangan luas. Sistem ini juga memungkinkan siklus yang saling terhubung.
Dalam konteks kontribusi terhadap reformasi
kontrol publik menjadi lebih baik dan berkualitas mi dset
secara online, sangat memudahkan, lebih budaya kerja dan aparatur belum
bermanfaat. Dalam konteks inovasi kepegawaian, sepenuhnya terwujud. GRMS baru mengubah cara
segala urusan kepegawaian dapat diselesaiakan atau kebiasaan kerja, khusus dalam perencanaan
tanpa meninggalkan pekerjaan, adanya perbaikan penganggaran dan pelaksanaannya, belum
tunjangan penghasilan, menghemat pengeluaran, mampu mengubah mindset pegawai sebagaimana
lebih terkontrol. diharapkan dalam reformasi birokrasi, yaitu menjadi
Penggunaan aplikasi ini sudah berjalan baik birokrasi yang berintegritas, bersih, melayani, dan
dalam penyelenggaraan pemerintahan di Jawa akuntabel.
Tengah. Kecepatan, ketepatan, dan transparansi lebih Dengan demikian, upaya reformasi ini yang
baik dibanding dengan sistem konvensional, di mana masih perlu menjadi perhatian, agar kinerja
proses penganggaran, pelaksanan, pelaporan sistem menjadi optimal. Sistem yang terintegrasi
kegiatan sudah . Namun demikian, masih terdapat ini nantinya juga dapat menjadi satu-satunya
kekuranganrealtimedimana gabungan aplikasi yang saluran atau perangkat manajemen pemerintahan
ada dalam GRMS ternyata belum “menyatu” dalam yang efisien, karena dari proses perencanaan,
sebuah sinergi sistem yang saling terkoneksi. Saat ini, penganggaran, monitoring dan evaluasi menjadi
masing-masing proses seperti perencanaan sistem saling terkait yang dapat diakses oleh
melalui berjalan sendiri, tanpa terhubung dengan kalangan luas. Sistem ini juga diharakan mengubah
pola pikir dan budaya kerja, serta memungkinkan
esistemplanninglainnya. Pengelolaan pendapatan
kontrol publik menjadi lebih baik dan berkualitas
juga masih terpisah dengan pengelolaan keuangan, dalam mendorong pencapaian pembangunan.
Fungsi-fungsi tersebut perlu dioptimalkan agar
serta penganggaran. Sehingga meskipun sistem ini GRMS memberikan kontribusi optimal bagi
lengkap, namun belum terintegrasi, sehingga reformasi birokrasi.
Tentu saja untuk pengembangan yang lebih
belum berjalan ideal. Idealnya mulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan baik perlu dilakukan telaah terhadap jumlah, hasil,
article/view/37
Matra Pembaruan
mengubah cara kerja, tetapi belum mampu mengubah Cahyono, E. (2017). Manajemen Strategik
yang mendorong perubahan budaya
kerjamindsetsepenuhnya yang memberikan Komunikasi Publik di Era Digital. Retrieved
kontribusi pada reformasi birokrasi. Beberapa October 17, 2019, from https://setkab.go.id/
kendala yang dialami pada saat penerapannya manajemen -strategik- komunikasi-publik-di-
era-digital/ The New
adalah kesiapan aparat, dalam hal ini ASN atau PNS
Denhardt, J. V, & Denhardt, R. B. (2016). (revisi).
di dalam menggunakan sistem digital, perilaku dan New York City: Routledge.
1 Melalui
membangun integrasi antar aplikasi sebagai satu Holle, E. S. (2011). Pelayanan Publik
sistem yang saling terkait, serta menjadikan
digitalisasi sebagai satu-satunya sistem yang Electronic Government: Upaya Meminimalisir
dijalankan sehingga meningkatkan transparansi, Praktek Maladministrasi Dalam Meningkatan
efisiensi, responsibilitas dan memudahkan kontrol. Public Service. , (1), 21–30.
Retrieved from https://s3.ama zonaws.com/ Jurnal Sasi 17
Teknologi Informasi
Tengah yang telah memfasilitasi pelaksanaan penelitian ini. Retrieved Reformasi Birokrasi Pemerintah from http://eprints.undip.
Sedarmayanti. (2009).
telah berkontribusi dalam penelitian ini, terutama tim pengelola
Inovasi Manajemen Pemerintahan Berbasis Aplikasi Digital di Provinsi Jawa Tengah 107
Arif Sofianto
Aksara
Sururi, A. (2017). Inovasi Kebijakan dalam
Perspektif Administrasi Publik Menuju
Penelitian. Sosial (Edisi ke-2.). Jakarta:
Terwujudnya Good Public Policy Governance. Bumi Yunita, N. P., & Aprianto, R. D. (2018). No TitleKondisi
, (2), 14–31. Retrieved from Terkini Perkembangan Pelaksanaan
https://jurnalSpiritPublik.uns12.ac.id/spirit- E-Government Di Indonesia : Analisis Website.
publik/article/ download/16236/13050
(pp.
Taufan, T. (2017). mplementasi Reformasi In Seminar Nasional Teknologi Informasi
Birokrasi Dan Kualitas Pelayanan Publik Di 329dan–336)Komunikasi2018.Yogyakarta:
Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil (SENTIKAUniversitas2018)Atma Jaya
Kabupaten Sleman Tahun 2014-2016. Yogyakarta. Retrieved from https://fti.uajy.
Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah ac.id/sentika/publikasi/makalah/2018/40. pdf
Yogyakarta. Retrieved from http:// r e p o s i t Yusriadi, Y., & Misnawati, M. (2017). Reformasi
ory.umy.ac.id/bitstream/ Birokrasi Dalam Pelayanan Publik (Studi
handle/123456789/11892/Naskah Publikasi. Pelayanan Terpadu Satu Pintu).
, (2), 99–Jurnal108.https://Ilmiah
pdf?sequence=14&isAllowed=y
Usman, H., & Akbar, P. S. (2008). Metodologi doiIlmu.org/10Administrasi.26858/JIAPPublik.V7I2.4954