You are on page 1of 9

ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP


PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli
DENGAN METODE DIFUSI DISK

Oleh

ANANG HERMAWAN
060213089

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2007
PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP PERTUMBUHAN
Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli DENGAN METODE DIFUSI DISK

INFLUENCE OF LEAF EXTRACT OF SIRIH ( Piper betle L.) TO GROWTH Staphylococcus aureus
AND Escherichia coli WITH DISK DIFFUSION METHOD

Anang Hermawan 1), Hana Eliyani 2), Wiwiek Tyasningsih 3)

1) Mahasiswa, 2)Bagian Anatomi Veteriner, 3) Bagian Mikrobiologi Veteriner


Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

ABSTRACT
Bakterisidal effect had been known in sirih plant ( Piper betle L.). This research was to know
bakterisidal effect and the effectivity of leaf extract of sirih ( Piper Betle L.) based on in-vitro test to
bacteria of Staphylococcus aureus and Escherichia coli. This Research had used diffusion methode that
sensitivity knowledgeable Kirby-Bauer test with five treatment and seven times restating. Five
treatment were consisted of negatif control 10 % DMSO, leaf extract of sirih was 2,5; 5, 10% and
antibiotic as positif control. Paper disk sterile soaked in 10% DMSO and in leaf extract of sirih with
concentration of 2,5; 5 and 10% respectively. Paper disk have been soaked to be evaporated in
incubator till the disk to dry, then put down at media Mueller Hinton Agar that has been inoculated
Staphylococcus aureus. At the sametime oxacillin was also lied on the surface of media Mueller Hinton
Agar, this procedure was used to Escherichia coli wich sulfonamide as antibiotic then incubation at
temperature of 37°C for 24 hours. The result of research shown at concentration 2,5; 5 and 10% of leaf
extract of sirih and also antibiotic can inhibited growth of Staphylococcus aureus and Escherichia coli.
Based on double distance test of Duncan, indicate that highest result of antibacterial effect of leaf
extract of sirih to Staphylococcus aureus is concentration at 10% that not different significant with
concentration of 2,5 and 5%, while antibiotic of oxacillin show lower result than third concentration of
leaf extract of sirih. Highest result Escherichia coli shown by sulphonamide antibiotic, comparated with
third concentration of leaf extract of sirih. Control 10% DMSO don’t have effect to both bacteria.

Key word : Extract leaf of sirih, Staphylococcus aureus bacteria, Escherichia coli bacteria, Disk diffusion
method
Surabaya, 02 Agustus 2007

Mahasiswa Menyetujui Menyetujui


Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Anang Hermawan) (Hana Eliyani, M.Kes., drh.) (Wiwiek Tyasningsih, M.Kes., drh.)
NIM. 060213089 NIP. 131 475 862 NIP. 131 760 369
Menyetujui Menyetujui Menyetujui
Dosen Terkait I Dosen Terkait II Dosen Terkait III

(Rochmah Kurnijasanti, M.Si., drh.) (Suryanie Sarudji, M.Kes., drh.) (Hj. Lilik Maslachah, M.Kes., drh.)
NIP. 132 149 139 NIP. 131 576 467 NIP. 132 061 818
PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP PERTUMBUHAN
Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli DENGAN METODE DIFUSI DISK

INFLUENCE OF LEAF EXTRACT OF SIRIH ( Piper betle L.) TO GROWTH Staphylococcus aureus
AND Escherichia coli WITH DISK DIFFUSION METHOD

Anang Hermawan 1), Hana Eliyani 2), Wiwiek Tyasningsih 3)

1) Mahasiswa, 2) Bagian Anatomi Veteriner, 3) Bagian Mikrobiologi Veteriner


Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

ABSTRACT
Bakterisidal effect had been known in sirih plant ( Piper betle L.). This research was to know
bakterisidal effect and the effectivity of leaf extract of sirih ( Piper Betle L.) based on in-vitro test to
bacteria of Staphylococcus aureus and Escherichia coli. This Research had used diffusion methode that
sensitivity knowledgeable Kirby-Bauer test with five treatment and seven times restating. Five
treatment were consisted of negatif control 10 % DMSO, leaf extract of sirih was 2,5; 5, 10% and
antibiotic as positif control. Paper disk sterile soaked in 10% DMSO and in leaf extract of sirih with
concentration of 2,5; 5 and 10% respectively. Paper disk have been soaked to be evaporated in
incubator till the disk to dry, then put down at media Mueller Hinton Agar that has been inoculated
Staphylococcus aureus with oxacillin and also Escherichia coli with sulfonamide, then incubation at
temperature of 37°C for 24 hours. The result of research shown at concentration 2,5; 5 and 10% of leaf
extract of sirih and also antibiotic can inhibited growth of Staphylococcus aureus and Escherichia coli.
With double distance test of Duncan indicate that highest result of antibacterial effect of leaf extract of
sirih to Staphylococcus aureus is by concentration at 10% that not different significant with
concentration of 2,5 and 5%, while antibiotic of Oxacillin show lower result than third concentration of
leaf extract of sirih. Highest result Escherichia coli shown by sulphonamide antibiotic, comparated with
third concentration of leaf extract of sirih. Control 10% DMSO don’t have effect to both bacteria.

Key word : Extract leaf of sirih, Staphylococcus aureus bacteria, Escherichia coli bacteria, Disk diffusion
method

----------------------------------------------------
Pendahuluan
Menurut Sastroamidjojo (1997), Indonesia serak, hidung berdarah, keputihan, wasir, tetes
memiliki jenis tanaman obat yang banyak mata, gangguan lambung, gatal-gatal, kepala
ragamnya. Jenis tanaman yang termasuk pusing, jantung berdebar dan trachoma
dalam kelompok tanaman obat mencapai lebih (Syukur dan Hernani, 1999).
dari 1000 jenis, salah satunya yaitu sirih (Piper Kriteria agen obat kimia yang digunakan
betle L.). Daun sirih dapat digunakan untuk sebagai kemoterapi adalah sebagai berikut
pengobatan berbagai macam penyakit toksisitas obat terhadap sel inang harus rendah
diantaranya obat sakit gigi dan mulut, dalam memusnahkan atau menghambat agen
sariawan, abses rongga mulut, luka bekas penyakit, inang tidak menjadi alergi (sangat
cabut gigi, penghilang bau mulut, batuk dan peka) terhadap obat, organisme tidak mudah

1
resisten terhadap obat yang digunakan dan tali pusat, infeksi persendian, cervicitis,
obat itu harus mencapai tempat infeksi mastitis dan metritis sedangkan pada ayam
(Schlegel, 1994). dapat menimbulkan penyakit seperti Hjarre’s
disease, Omphalitis, air sac disease, Peritonitis,
Daun sirih dapat digunakan sebagai
Salpingitis dan Colibacillosis (Quinn, 2002).
antibakteri karena mengandung 4,2% minyak
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
atsiri yang sebagian besar terdiri dari betephenol
tertarik untuk melakukan uji sensitifitas
yang merupakan isomer Euganol
ekstrak daun sirih pada bakteri Staphylococcus
allypyrocatechine, Cineol methil euganol,
aureus dan bakteri Escherichia coli. Pada
Caryophyllen (siskuiterpen), kavikol, kavibekol,
prinsipnya terdapat tiga metode uji sensitifitas
estragol dan terpinen (Sastroamidjojo, 1997).
terhadap bakteri yaitu Tube dilution test, Agar
Hasil uji farmakologi menunjukkan plate dilution test dan Disk diffusion test. Hasil
bahwa infusa daun sirih dapat menghambat ekstraksi tersebut diuji dengan metode Disk
pertumbuhan bakteri penyebab pneumonia diffusion test atau uji difusi disk dengan
dan Gaseus gangrene. mengukur diameter zona terang (Clear zone)
Air rebusan daun sirih dapat digunakan untuk yang merupakan petunjuk adanya respon
mengobati batuk maupun berfungsi sebagai penghambatan pertumbuhan bakteri oleh
bakteriosid terutama terhadap Haemophylus ekstrak daun sirih.
influenzae, Staphylococcus aureus dan
Streptococcus haemoliticus (Mursito, 2002). Metode Penelitian
Pada uji antibakteri dengan metode dilusi Penelitian dilaksanakan pada bulan
air rebusan daun sirih jawa dapat menghambat April sampai Mei 2006 di Balai Besar
pertumbuhan Staphylococcus aureus pada Laboratorium Kesehatan Surabaya. Proses
konsentrasi 60% (Irmasari, 2002). ekstraksi daun sirih (Piper betle L.) dilakukan di
Keberhasilan dalam penanganan Laboratorium Fitokimia Bagian Ilmu Bahan
penyakit yang menyerang ternak merupakan Alam Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
kunci utama keberhasilan suatu peternakan. Surabaya.
Penyakit yang menyerang ternak dapat
disebabkan oleh virus, jamur, parasit dan juga Bahan penelitian
bakteri (Subronto, 1989). Bahan yang digunakan dalam
Bakteri yang dapat menyebabkan penelitian ini adalah : daun sirih jawa (Piper
penyakit pada ternak antara lain Staphylococcus betle L.), Isolat kuman Staphylococcus aureus
aureus dan Escherichia coli. Staphylococcus aureus strain ATCC 25923, Escherichia coli strain ATCC
dapat menyebabkan infeksi supuratif pada 25922, media MHA dan NA, antibiotik disk,
hewan maupun manusia dan sering kertas disk kosong, Dimethyl Sulfoxide (DMSO),
menimbulkan mastitis pada sapi dan kambing, aquades dan PZ steril, alkohol 70 dan 96 %.
pioderma pada anjing maupun kucing serta
menimbulkan abses pada semua spesies Tahap pelaksanaan penelitian
hewan termasuk unggas sedangkan Escherichia
Ekstraksi daun sirih
coli dapat menyebabkan penyakit pada pedet
Daun sirih dicuci bersih lalu diangin-
antara lain Calf disentri, White scours (mencret
anginkan, kemudian dikeringkan dengan oven
putih) atau Colibacillosis. Pada babi, Escherichia
dengan suhu 40°C sampai kering, kemudian
coli yang tergolong dalam haemolitik strain
diremas dan dihaluskan sampai menjadi
merupakan penyebab penyakit Oedema yang
serbuk menggunakan blender. Serbuk
ditunjukkan dengan adanya penebalan
kemudian dimaserasi dengan larutan metanol
dinding lambung dan saluran pencernaan.
dan diambil filtratnya dengan penyaringan.
Pada sapi menunjukkan pyelonephritis, infeksi
Hasil saringan diuapkan dalam rotary vacum

2
evaporator dengan suhu 40°C. Pada akhir kekeruhan yang setara dengan standart
proses ini didapatkan ekstrak murni dengan Mc Farland 1 dengan konsentrasi bakteri
cairan kental, berwarna coklat, dengan bau 3 x 108 / ml. Jumlah bakteri telah
khas aromatik. Ekstrak dari daun diencerkan memenuhi syarat untuk uji kepekaan
dengan DMSO (Dimethil Sulfoxide) 10 % yaitu : 105 – 108 / ml (Biesher, 1983;
sesuai dengan konsentrasi yang diharapkan Kingscote, 1989; Carter dan Cole, 1990).
(Poeloengan dan Soeripto, 1998).
2. Escherichia coli
Pembuatan beberapa stok konsentrasi Bakteri E.coli dibiakkan terlebih
ekstrak daun sirih dan pengisian kertas dahulu pada media NA dan diinkubasi
disk. pada suhu 37°C selama 24 jam. Empat
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih yang akan sampai lima koloni E.coli hasil biakan
divariasikan adalah mulai dari 2,5., 5 dan 10% diambil dengan ose steril kemudian
dengan cara: dimasukkan dalam tabung reaksi yang
telah berisi lima mililiter PBS. Inkubasi
1. Konsentrasi 10 % : 0,5 ml ekstrak pada suhu 37°C selama dua jam, maka
daun sirih + 4,5 ml DMSO 10 % terbentuklah kekeruhan yang setara
2. Konsentrasi 5 % : 0,25 ml ekstrak dengan standart Mc Farland 1 dengan
daun sirih + 4,75 ml DMSO 10% konsentrasi bakteri 3 x 108 / ml. Jumlah
3. Konsentrasi 2,5 % : 0,125 ml bakteri telah memenuhi syarat untuk uji
ekstrak daun sirih + 4,875 ml kepekaan yaitu : 105 – 108 / ml (Biesher,
DMSO 10 % 1983; Kingscote, 1989; Carter dan Cole,
4. Kontrol pelarut : 0 ml ekstrak 1990).
daun sirih + 5 ml DMSO 10 %
Setelah larutan di vortex dibiarkan Peubah yang diamati
selama 30 menit kemudian dituangkan dalam Peubah yang diamati pada penelitian ini
cawan petri yang telah diberi kertas disk steril yaitu terbentuknya daerah hambatan
( 1 cawan petri berisi 20 kertas disk kosong ) pertumbuhan bakteri yang ada di sekeliling
yang direndam selama 10 menit atau sampai kertas disk berupa ukuran diameter daerah
menjadi jenuh lalu pindahkan kertas disk jernih. Pengukuran dilakukan dengan
dalam cawan petri steril sesuai variabel menggunakan mistar palstik. Interpretasi
konsentrasi masing-masing kemudian inkubasi daerah hambatan pertumbuhan bakteri
selama 18 jam dengan suhu ± 30°C. (Capuccino mengacu pada standart umum obat asal
and Sherman, 2001). tanaman yakni diameter daya hambat
berukuran 12 – 24 mm (Departemen
Kesehatan, 1988).
Pembuatan Suspensi Bakteri
Analisis Data
1. Staphylococcus aureus Data hasil penelitian pengaruh ekstrak
Bakteri S.aureus dibiakkan terlebih daun sirih (Piper betle L.) pada Staphylococcus
dahulu pada media NA dan diinkubasi aureus dan Escherichia coli yang terdiri dari lima
pada suhu 37°C selama 24 jam. Empat perlakuan yaitu kontrol pelarut, ekstrak daun
sampai lima koloni S.aureus hasil biakan sirih konsentrasi 2,5%; 5%, 10% dan antibiotik
diambil dengan ose steril dimasukkan uji dengan tujuh kali ulangan dianalisis secara
kedalam tabung reaksi yang telah berisi statistik dengan One Way Anova dengan
lima mililiter PBS . Inkubasi pada suhu menggunakan program SPSS 12.0 (Santoso,
37°C selama dua jam, maka terbentuklah 2001) bila terdapat perbedaan atau pengaruh

3
pada tiap perlakuan dilanjutkan dengan Uji Tabel 2. Rataan dan simpangan baku diameter
Duncan multiple Range Test (DMRT) dengan daya hambat ekstrak daun sirih
taraf kepercayaan satu persen untuk melihat terhadap bakteri E. coli
perlakuan yang memberikan hasil tertinggi.
Perlakuan Rata-rata ± SD
Hasil dan Pembahasan 1 P0 0,00c ± 0,00
2 P1 10,00b ± 0,50
1. Staphylococcus aureus
3 P2 9,420b ± 1,17
Data hasil penelitian bakteri S.aureus
yang dianalisis secara statistik dapat dilihat 4 P3 10,57b ± 0,61
pada tabel 1. 5 P4 26,21a ± 3,15

Tabel 1. Rataan dan simpangan baku diameter Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama
daya hambat ekstrak daun sirih menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (p <
terhadap bakteri S. aureus. 1%)

Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama Hasil analisis statistik dengan One Way
menunjukkan perbedaan yang Anava menunjukkan terdapat perbedaan yang
sangat nyata diantara perlakuan (P < 0,01), dari
Perlakuan Rataan ± SD
uji Duncan Multiple Range Test dapat diketahui
1 P0 0,00c ± 0,00 bahwa diameter daya hambat tertinggi
2 P1 27,14a ± 3,72 diperoleh pada perlakuan P4 yang
3 P2 28,28a ± 3,87 menunjukkan perbedaan sangat nyata dengan
4 P3 29,28a ± 3,41 perlakuan P1, P2, P3 dan P0. Hasil terendah
diperoleh pada perlakuan P0 sebagai kontrol
5 P4 20,50b ± 0,91 yang berbeda sangat nyata (P < 0,01) dengan
sangat nyata (p < 1%) perlakuan P1, P2, P3 dan P4.

Hasil analisis statistik dengan One Way Hasil uji antibakteri ekstrak daun sirih
Anava menunjukkan terdapat perbedaan yang (Piper betle L.) terhadap bakteri Staphylococcus
sangat nyata diantara perlakuan (P < 0,01), dari aureus tampak bahwa perlakuan P1, P2
uji Duncan Multiple Range Test dapat diketahui maupun P3 menghasilkan diameter daya
bahwa diameter daya hambat tertinggi hambat masing-masing sebesar 27,14; 28,28
diperoleh pada perlakuan P3 yang tidak dan 29,28 mm. Sedangkan diameter daya
berbeda nyata dengan P1 dan P2 dan hambat P4 adalah 20,29 mm namun pada
menunjukkan perbedaan yang sangat nyata perlakuan P0 tidak menunjukkan respon
dengan perlakuan P4 dan P0. Hasil terendah penghambatan. Hal ini membuktikan bahwa
diperoleh pada perlakuan P0 sebagai kontrol konsentrasi ekstrak daun sirih 2,5; 5 dan 10 %
pelarut yang berbeda sangat nyata (P < 0,01) dapat digunakan sebagai bahan antibakteri
dengan perlakuan P1, P2, P3 dan P4. terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Mengacu pada standart umum yang
2. Escherichia coli dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan
Data hasil penelitian bakteri E.coli yang (1988) disebutkan bahwa mikroba dinyatakan
dianalisis secara statistik dapat dilihat pada peka terhadap antimikroba asal tanaman
tabel 2. apabila mempunyai ukuran diameter daya
hambatannya 12 - 24 mm. Hasil pengamatan
tersebut menunjukkan bahwa ekstrak daun

4
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan (Syukur dan Hernani, 1997). Selain itu didalam
bakteri Staphylococcus aureus dengan diameter daun sirih juga terdapat flavanoid, saponin,
daya hambat yang dihasilkan lebih dari dan tannin. Menurut Mursito (2002) saponin
standart yang ditentukan oleh Departemen dan tannin bersifat sebagai antiseptik pada
Kesehatan yaitu berdiameter 12 sampai 24 luka permukaan, bekerja sebagai bakteriostatik
milimeter. yang biasanya digunakan untuk infeksi pada
kulit, mukosa dan melawan infeksi pada luka.
Hasil uji antibakteri ekstrak daun sirih
Flavanoid selain berfungsi sebagai
(Piper betle L.) terhadap bakteri Escherichia coli
bakteriostatik juga berfungsi sebagai anti
tampak bahwa perlakuan P4 (antibiotika
inflamasi. Kartasapoetra (1992) menyatakan
Sulfonamide) menghasilkan diameter daya
daun sirih antara lain mengandung kavikol
hambat sebesar 26,21 milimeter, sedangkan
dan kavibetol yang merupakan turunan dari
pada perlakuan P1, P2 maupun P3
fenol yang mempunyai daya antibakteri lima
menghasilkan diameter daya hambat masing-
kali lipat dari fenol biasa terhadap
masing sebesar 10,00; 9,420 dan 10,57 mm
Staphylococcus aureus.
namun pada perlakuan P0 tidak menunjukkan
respon penghambatan. Kemampuan Cara kerja fenol dalam membunuh
menghambat dari ekstrak daun sirih terhadap mikroorganisme yaitu dengan cara
Escherichia coli tampaknya lebih lemah mendenaturasi protein sel (Pelczar dan Chan,
dibandingkan dengan antibiotika Sulfonamide. 1981). Dengan terdenaturasinya protein sel,
Namun demikian berdasarkan standart umum maka semua aktivitas metabolisme sel
yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan dikatalisis oleh enzim yang merupakan suatu
(1988) angka diameter daya hambat yang protein (Lawrence dan Block, 1968).
ditunjukkan kurang memenuhi standart
Perbedaan diameter daya hambat yang
minimal yang ditentukan. Hasil pengamatan
ditunjukkan daun sirih pada bakteri S. aureus
menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih
dan E. coli karena perbedaan struktur dinding
berpengaruh terhadap bakteri Escherichia coli
sel yang dimiliki oleh masing – masing bakteri.
meskipun diameter daya hambat yang
Diameter daya hambat ekstrak daun sirih pada
dihasilkan kurang dari standart yang
S. aureus lebih lebar daripada E. coli karena
ditentukan oleh Departemen Kesehatan yaitu
dinding sel S. aureus hanya terdiri dari
berdiameter 12 sampai 24 milimeter.
beberapa lapis peptidoglikan tanpa adanya
Daun sirih (Piper betle L.) secara umum tiga polimer pembungkus yang terletak diluar
telah dikenal masyarakat sebagai bahan obat lapisan peptidoglikan yaitu lipoprotein,
tradisional. Seperti halnya dengan antibiotika, selaput luar dan lipopolisakarida seperti yang
daun sirih juga mempunyai daya antibakteri. dimiliki oleh E. coli karena S.aureus hanya
Kemampuan tersebut karena adanya berbagai memiliki lapisan peptidoglikan maka selnya
zat yang terkandung didalamnya. Daun sirih akan mudah terdenaturasi oleh bethel phenol
mengandung 4,2 % minyak atsiri yang yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
sebagian besar terdiri dari Chavicol sehingga diameter daya hambatnya lebih lebar
paraallyphenol turunan dari Chavica betel. Isomer (Jawetz et al., 1986)
Euganol allypyrocatechine, Cineol methil euganol Berdasarkan uraian diatas, membuktikan
dan Caryophyllen, kavikol, kavibekol, estragol, bahwa daun sirih mempunyai dasar kuat
terpinen (Sastroamidjojo, 1997). digunakan sebagai bahan obat karena
mengandung minyak atsiri dengan komponen
Karvakol bersifat sebagai desinfektan dan
fenol alamnya yang dapat memepengaruhi
antijamur sehingga bisa digunakan sebagai
pertumbuhan bakteri S.aureus dan E.coli .
antiseptik, euganol dan methyl-euganol dapat
digunakan untuk mengurangi sakit gigi

5
Kesimpulan dan Saran Pengembangan Kesehatan. Departemen
Kesimpulan Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Dari hasil penelitian tentang pengaruh
Duguid, J.P., B.P. Marmion and R.H.A. Swain.
ekstrak daun sirih (Piper betle L.) terhadap
1987. Medical Microbiology Vol I
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
Microbial Infection Thirteeth Edition.
dan Escherichia coli dengan metode difusi
ELBS/ Churchiil Livingstone
disk diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak
Edinburgh. 327-331
daun sirih (Piper betle L.) berpengaruh
terhadap pertumbuhan bakteri Dalimartha, S. 2000. 36 resep Tumbuhan Obat
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Untuk Menurunkan Kolesterol,
yang ditunjukkan dengan adanya daerah PT.Penebar Swadaya, Jakarta
jernih (clear zona) yang terbentuk pada Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan.
media uji. PAU Pangan dan Gizi Institut Pertanian
Saran Bogor. PT. Rapi Grafindo Persada.
Setelah dilakukan penelitian tentang Jakarta
pengaruh ekstrak daun sirih (Piper betle L.)
Greenwood.1995. Antibiotics Susceptibility
terhadap pertumbuhan bakteri
(Sensitivity) Test, Antimicrobial and
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
Chemoterapy.
dengan metode difusi disk, maka
disarankan ekstrak daun sirih (Piper betle L.) Heyne, K. 1987. Pertumbuhan Berguna
dapat dijadikan bahan alternatif dalam Indonesia. Jilid II. Cetakan I. Yayasan
pengobatan penyakit pada ternak yang Sarana Wana Jaya Jakarta: 622-627.
disebabkan oleh bakteri Staphylococcus Holt, J.G., N.R. Kreig., P.H.A. Sneath., J.T.
aureus dan Escherichia coli. Staley and St. Williams. 1994. Bergeys
Manual Of Determination Bacteriology.
9th ed. Williams and Wilkins.
DAFTAR PUSTAKA
Maryland.
Biesher. 1983. Microbiology in Practice.
Irmasari, A.2002. Perbandingan Daya
Individualized Introduction for The
Antibakteri Antara Gerusan Daun Sirih
Allied Heath Science. 3rd ed. Harper
Hitam, Sirih Jawa Dengan
and Row Publisher. New York
Oksitetrasiklin Terhadap
Breed, R.S., E.G.D Murray and N.R Smith. Staphylococcus aureus Secara In Vitro.
1957. Bergey’s Manual of Determinative Fakultas Kedokteran Hewan
Bacteriology. 7th ed. Williams and Universitas Airlangga. Surabaya
Walkins.
Jawetz. E., J.L. Melnick and E.A. Adelberg.
Capucinno, J.G and N. Sherman. 2001. 1984. Edisi XVI. Microbiology Untuk
Microbiology: A Laboratory Manual. Profesi Kesehatan. Penertbit Buku
6th ed. Benjamin Cummings. San Kedokteran EGC. Jakarta.
Fransisco.
Jawetz. E., J.L. Melnick and E.A. Adelberg.
Carter, G.R. and J.R. Cole, Jr. 1990. Diagnostic 1986. Edisi XVI. Microbiology Untuk
Procedures in Veterinary Bacteriology Kesehatan. Penertbit Buku Kedokteran
and Micology. 5th ed. Academic Press. EGC. Jakarta.
Inc. San Diego California. 108-123
Jhonson, T.R. and C.L. Case. 1989. Laboratory
Departemen Kesehatan. 1988. Inventaris Obat Experiments in Microbiology. 2nd ed.
Indonesia Jilid I. Badan Penelitian dan

6
The Benjamin/coming Publishing Media Komputindo Kelompok
Company California. 151-156. Gramedia. Jakarta
Kartasapoetra,G. 1992. Budidaya Tanaman Schlegel, H.G., 1994. Mikrobiologi Umum,
Berkhasiat Obat, Rineka Cipta, Jakarta. Edisi keenam, Gadjah Mada University
25-26 Press, Yogyakarta.
Kingscote, B. 1989. Veterinary Microbiology Subronto. 1989. Ilmu Penyakit Ternak 1.
Introduction to Bacteria and Virology. Gadjah Mada University Press.
7th ed. The Iowa State University Press. Yogyakarta.
Ames. Iowa. USA.
Syukur, C. dan Hernani. 1999. Budidaya
Kelser, R.A and H.W. Scoening. 1948. Manual Tanaman Obat Tradisional. PT.Penebar
of Veterinery Bacteriology. 5th ed. Swadaya, Jakarta
Bailliere Tindall Cox. London. 273-277
Todar, K. 2005. Todar’s Online Textbook of
Lawrence, C.A. and S.S. Block. 1968. Bacteriology. University of Winconsin -
Desinfection, Sterilization and Madison Department of Bacteriology.
Preservation. Lea and Febiger. http://www.who.int. [19-04-2007]
Philadelphia.
Tortora, G.J. 2002, Microbiology an
Mursito, B. 2002. Ramuan Tradisional Untuk Introduction, Addison Wesley
Penyakit Malaria. PT. Penebar Longman Inc., San Fransisco, USA.
Swadaya, Jakarta
Volk, W.A., 1992. Basic Microbiology. 7th ed.
Merchant. I. A. and R. A. Packer. 1971. Harper Collins Publisher Inc. New
Veterinari Bacteriology and Vorology. York.
7th ed. The lowa University Press.
Volk, W.A. 1993. Mikrobiologi Dasar, Edisi
Ames. Iowa. USA.
kelima, Jilid I, Penerbit Erlangga,
Pelczar, M. J., dan E. S. Chan. 1988. Dasar- Jakarta.
dasar Microbiologi. Edisi ke-2. Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta.
Poeloengan dan Soeripto. 1998. Pengaruh
Putih Telur Terhadap Pertumbuhan
Gram Positif Dan Gram Negatif Secara
In Vitro. Media kedokteran Hewan
Institute Pertanian Bogor. Bogor.
Quinn, P.J. 2002. Veterinary Microbiology and
Microbial Disease. Blackwell Publishing
Company. USA
Ratnasari, R.,Sudarno dan S. Suryanie. 1993.
Diktat Ilmu Penyakit Bakterial. Fakultas
Kedoketeran Hewan. Universitas
Airlangga. Surabaya. 28-37.
Sastroamidjojo, S. 1997. Obat Asli Indonesia,
Dian Rakyat, Jakarta
Santoso, S. 2001. Mengolah Data Statistik
Secara Profesional dengan SPSS. PT

You might also like