You are on page 1of 10

Volume 3 No.

1 Maret 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta

Analisis Penilaian Kinerja Pegawai Pada Bagian Kepegawaian dan Umum


Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan
Chusminah SM1 , R. Ati Haryati2
1
Universitas Bina Sarana Informatika/Administrasi Bisnis
e-mail: chusminah.csn@bsi.ac.id
2
Universitas Bina Sarana Informatika/Administrasi Perkantoran
e-mail: r.ati.rah@bsi.ac.id

Cara Sitasi: Chusminah, & Haryati, R. A. (2019). Analisis Penilaian Kinerja Pegawai Pada Bagian Kepegawaian
dan Umum Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan. Widya Cipta, 3(1), 61–70.

Abstract - Managing human resources is one of the important elements in any company organization or institute
activities. On scope of human resources management there are various human resources activities were an act of
taken to provide and maintaining performance adequate for the organization. Through performance assessment
be used as a stage of work evaluation that can enhance the quality of employees and produces accurate information
behavior and performance of members of the organization. This research is a qualitative descriptive study with
method of observation, interviews, and method of documentation. Implementation of performance assessment at
Human Resources and General Affair conducted at the end of the year with calculate the element of SKP and work
behavior as well as two additional elements, additional duties and creativity. Based on the result of research
concerning the performance assessment results period of January-December 2017, for the highest SKP
performance assessment is 96 and the lowest is 83 and the highest assessment of work behavior 90 and the lowest
76, the highest average value is 89.84. The method used in performance assessment is rating scale.

Keywords: Performance, Appraisal, Employee

PENDAHULUAN Kinerja menggambarkan sejauh mana aktivitas


seseorang dalam melaksanakan tugas dan berusaha
Mengelola sumber daya manusia merupakan salah dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Tingkat
satu elemen penting dalam setiap kegiatan organisasi kinerja pegawai sangat tergantung pada dua faktor,
perusahaan ataupun instansi. Artinya sumber daya yaitu kemampuan pegawai dan motivasi kerja.
manusia memiliki peranan penting untuk Kemampuan pegawai seperti tingkat pendidikan,
mewujudkan tujuan perusahaan. Pentingnya peran pengetahuan, dan pengalaman. Manajemen kinerja
sumber daya manusia dalam mencapai tujuan dapat memberikan keuntungan kepada berbagai
perusahaan harus pula diimbangi dengan pihak, baik pimpinan, pegawai, maupun organisasi.
kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya Manajemen kinerja memerlukan kegiatan penilaian
manusianya dan harus benar-benar teruji sehingga kinerja secara objektif dan berkala karena dapat
mampu mengerjakan semua pekerjaan yang memberikan informasi mengenai produktivitas
dibebankan kepadanya secara benar dan pegawai.
menghasilkan hasil yang sempurna, baik kuantitas
maupun kualitas. Penilaian kinerja merupakan tahap evaluasi kerja
yang dapat meningkatkan kualitas pegawai bagi
Pada hakikatnya, manajemen sumber daya manusia kelangsungan aktivitas perusahaan didalamnya.
merupakan gerakan pengakuan terhadap pentingnya Penilaian kinerja dilakukan meliputi hasil kerja,
unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup jangka waktu serta perilaku pegawai. Penilaian
potensial dan sangat dominan pada setiap organisasi. kinerja meliputi beberapa hal, sesuai yang telah
Dalam ruang lingkup manajemen sumber daya ditetapkan perusahaannya. Tujuan pokok sistem
manusia terdapat berbagai aktivitas sumber daya penilaian kinerja adalah menghasilkan informasi
manusia (SDM) yang merupakan tindakan yang yang akurat tentang perilaku dan kinerja anggota-
diambil untuk memberikan dan mempertahankan anggota organisasi. Informasi penilaian kinerja
kinerja yang memadai bagi organisasi. Salah satu memberikan juga dasar bagi perencananaan,
aktivitas sumber daya manusia yaitu penilaian pelatihan, dan pengembangan.
kinerja.
Penilaian kinerja diartikan pula sebagai mekanisme

Diterima: 18-02-2019 Direvisi: 20-02-2019 Disetujui: 24-02-2019 61


Analisis Penilaian Kinerja Pegawai Pada Bagian Kepegawaian dan Umum Direktorat Jenderal P2P Kementerian
Kesehatan

yang baik untuk mengendalikan pegawai, membuat adanya program pelatihan untuk meningkatkan
keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kemampuan mereka.
kenaikan gaji, pemberian bonus, dan promosi. Untuk 4. Penyesuaian kompensasi.
itu, metode penilaian kinerja menjadi penting untuk 5. Keputusan promosi dan demosi.
diperhatikan, mengingat bagus tidaknya penilaian 6. Mendiagnosis kesalahan desain pekerjaan.
kinerja yang dilakukan akan dipengaruhi oleh tepat Kinerja yang buruk mungkin suatu tanda
tidaknya metode penilaian yang dipilih dan kesalahan dalam desain pekerjaan.
diimplementasikan. 7. Menilai proses rekrutmen dan seleksi.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Menurut Zainal (2015:408) tujuan penilaian kinerja
penerapan penilaian kinerja pegawai yang dilakukan atau prestasi kinerja karyawan pada dasarnya
di Bagian Kepegawaian dan Umum pada Direktorat meliputi:
Jenderal P2P Kementerian Kesehatan RI yang 1. Untuk mengetahui tingkat prestasi karyawan
berlokasi di Jakarta. selama ini
2. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk
1. Penilaian Kinerja pemberian kenaikan gaji berkala, gaji pokok, dan
Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai insentif.
oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu 3. Pengembangan SDM yang masih dapat dibedakan
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung lagi ke dalam:
jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan a. Penugasan kembali, seperti diadakannya mutasi
organisasi menurut Prawirosentono dalam atau transfer, rotasi pekerjaan
(Sinambela, 2016). b. Promosi, kenaikan jabatan.
c. Training atau latihan.
Menurut Mathis dan Jackson dalam (Tangkuman, 4. Meningkatkan motivasi kerja dan etos kerja
Tewal, & Trang, 2015) penilaian kinerja 5. Sebagai salah satu sumber informasi untuk
(performance appraisal) adalah “proses perencanaan SDM, karir dan keputusan
mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan perencanaan sukses
pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan 6. Sebagai alat untuk menjaga tingkat kinerja serta
seperangkat standar, dan kemudian membantu dan mendorong karyawan untuk
mengkomunikasikan informasi tersebut pada mengambil inisiatif dalam rangka memperbaiki
karyawan”. kinerja.

Bernardin dan Russel yang dikutip oleh Ruky dalam Menurut Sutrisno (2016:186-187) ada beberapa
Zainal (2015:406) “performance is defined as the proses penilaian kinerja dilakukan melalui:
record of outcomes produced on a specified job 1. Menyusun rencana kerja
function or activity during time period”. Rencana kerja merupakan tahap dalam
menyepakati sasaran kerja yang harus dicapai dan
Menurut Werner dalam (Erwin & Prabowo, 2015) juga sikap serta perilaku yang mesti ditampilkan
menyimpulkan bahwa penilaian kinerja sangat pegawai dalam satu periode penilaian ke depan.
dibutuhkan dalam mengevaluasi suatu perusahaan 2. Pelaksanaan
agar organisasi sukses, penting bahwa manajer Pelaksanaan merupakan pengerjaan atas rencana
menetapkan tujuan yang jelas secara keseluruhan, yang dilaksanakan oleh pegawai dengan sebaik-
nilai-nilai inti, visi masa depan, dan juga baiknya, sesuai dengan yang telah direncanakan
mengembangkan strategi yang bisa diterapkan untuk sebelumnya.
mencapai hal-hal ini 3. Pembinaan
Pembinaan merupakan tahap untuk memantau
Menurut Sedarmayanti dalam (Ainnisya & pencapaian sasaran kerja selama periode
Susilowati, 2018) bahwa banyak manfaat yang penilaian.
didapat dari penilaian kinerja, yaitu: 4. Pengawasan atau peninjauan
1. Meningkatkan prestasi kerja. Dengan adanya Peninjauan merupakan tahap untuk mengukur
penilaian, baik pimpinan atau karyawan pencapaian sasaran dan perilaku kerja bawahan,
memperoleh umpan balik dan mereka dapat serta menarik kesimpulan tentang apa yang telah
memperbaiki pekerjaannya atau prestasinya. berjalan dengan efektif dan yang belum efektif
2. Memberi kesempatan kerja adil. Penilaian akurat dari sebelumnya.
dapat menjamin karyawan memperoleh 5. Mengendalikan
kesempatan menempati posisi pekerjaan sesuai Kegiatan pengendalian dilakukan jika dalam
kemampuannya pelaksanaan terjadi penyimpangan atas
3. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Melalui pelaksanaan yang dilakukan
penilaian kinerja, terdeteksi karyawan yang
kemampuannya rendah sehingga memungkinkan

62 Chusminah SM, R. Ati Haryati


Widya Cipta, Volume 3 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791

Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang dikutip kinerja harus dijalankan secara benar dan konsisten,
dalam jurnalnya (Januari, Utami, & Ruhana, 2015), sehingga hasil yang diharapkan dapat
bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dipertanggungjawabkan.
proses penilaian kinerja, yaitu:
1. Indikator penilaian kinerja Dalam praktiknya asas-asas penilaian untuk
Kriteria kinerja menurut Schuker dan Jackson melakukan penilaian kinerja harus dilakukan:
dalam Mulyana adalah, kriteria berdasarkan sifat, 1. Secara objektif
kriteria berdasarkan perilaku, dan kriteria Objektif artinya melakukan penilaian harus
berdasarkan hasil. dilakukan apa adanya sesuai dengan kriteria yang
2. Metode penilaian kinerja telah ditetapkan. Artinya penilai dalam menilai
Menurut Casio dalam Soeprihanto metode jangan terpengaruh oleh hal-hal di luar yang telah
penilaian kinerja harus mencakup lima hal, yaitu ditentukan. Untuk melakukan penilaian yang
relevance (kesesuaian hasil dan tujuan), dilakukan secara objektif biasanya dilakukan
acceptability (dapat diterima), reliability (dapat secara:
dipercaya), sensitivity (dapat membedakan hasil a. Realistis, artinya menilai apa adanya sesuai
kerja), dan practically (meningkatkan dengan yang telah dilakukan
produktivitas). b. Terukur, artinya setiap pekerjaan dapat
3. Penilai menggunakan standar tertentu sebagai alat ukur
Menurut Hasibuan penetapan penilaian sangat pencapaian kinerjanya.
erat hubungannya dengan persoalan apakah hasil c. Menantang, artinya pekerjaan yang diberikan
penilaian obyektif atau tidak. dapat memberikan motivasi bagi karyawan untuk
4. Pelaksanaan penilaian kinerja mengerjakan.
Hasibuan berpendapat bahwa pelaksanaan d. Berdasarkan skala prioritas, artinya dalam
penilaian kinerja harus mencakup dua hal, yaitu: mengerjakan suatu pekerjaan dibuatkan lebih dulu
waktu pelaksanaan dan konteks penilaian. mana yang harus dikerjakan yang pertama dan
yang selanjutnya.
2. Prinsip Penilaian Kinerja 2. Secara adil
Menurut (Sari, Setiawan, & Adilah, 2017) terdapat Adil artinya dalam menilai harus memberikan
beberapa prinsip pengukuran kinerja yakni: kesempatan yang sama kepada setiap karyawan.
1. Seluruh aktivitas kerja yang signifikan harus Memberikan peluang yang sama untuk dinilai
diukur sehingga tidak menimbulkan kecemburuan di
2. Pekerjaan yang tidak dapat diukur atau dinilai antara karyawan.
tidak dapat dikelola karena darinya tidak ada Adapun keadilan dapat dilakukan berdasarkan:
informasi yang bersifat obyektif untuk a. Pembagian tugas disesuaikan dengan posisi
menentukan nilainya. dan kompetensi yang dimiliki
3. Kerja yang tak diukur selayaknya diminimalisir b. Penilaian disesuaikan dengan kontribusi
atau bahkan ditiadakan. karyawan terhadap keberhasilan unit kerja
4. Keluaran kinerja yang diharapkan harus atau organisasi.
ditetapkan untuk seluruh kerja yang diukur c. Penilaian dilakukan secara objektif dengan
5. Hasil keluaran menyediakan dasar untuk didukung data dan informasi yang ada
menetapkan akuntabilitas hasil alih-alih sekedar d. Pemberian balas jasa didasarkan kepada
mengetahui tingkat usaha kontribusi dan kompetensi yang berlaku.
6. Mendefinisikan kinerja dalam artian hasil kerja 3. Secara transparan
semacam apa yang diinginkan adalah cara Disamping objektif dan adil dalam melaksanakan
manajer dan pengawas untuk membuat penugasan penilaian, juga perlu diperhatikan adalah faktor
kerja dari mereka menjadi operasional transparansi. Artinya dalam melakukan penilaian
7. Pelaporan kinerja dan analisis variansi harus harus dengan adanya keterbukaan, baik dalam
dilakukan secara kerap proses menilai serta memberikan hasil penilaian.
8. Pelaporan kerap memungkinkan adanya tindakan Transparan dalam melakukan penilaian kinerja
korektif yang segera dan tepat waktu karyawan artinya dalam hal:
9. Tindakan korektif yang tepat waktu begitu a. Adanya parameter untuk mengukur kinerja
dibutuhkan untuk manajemen kendali yang efektif serta sumber data yang digunakan
b. Mengumumkan hasil penilaian secara terbuka,
Menurut Sutrisno (2016:201-202) agar memperoleh jangan sampai ada yang disembunyikan
hasil kinerja seperti yang diinginkan, maka penilaian c. Pemberian balas jasa atas kinerja yang
kinerja harus dilakukan sesuai dengan asas-asas dihasilkan harus jelas, sehingga tidak
penilaian kinerja. Jika melanggar dari asas-asas menimbulkan kecurigaan
tersebut, maka dapat dipastikan bahwa hasil
penilaiannya tidak akan berjalan baik, termasuk hasil Menurut Kasmir dalam (Ainnisya & Susilowati,
penilaian kinerjanya. Artinya asas-asas penilaian 2018) penilaian kinerja dilakukan dengan melalui

63
Analisis Penilaian Kinerja Pegawai Pada Bagian Kepegawaian dan Umum Direktorat Jenderal P2P Kementerian
Kesehatan

beberapa komponen penilaian kinerja. Untuk dari yang paling rendah sampai yang paling
memudahkan pemahaman komponen penilaian yang tinggi. Penilaian didasarkan pada pendapat
umum diberikan sebagai berikut: para penilai. Pada umumnya penilai diberi
1. Absensi formulir, yang berisi sejumlah sifat dan ciri-
Absensi merupakan keberadaan atau bukti ciri hasil kerja yang harus diisi. Penilaian pada
kehadiran karyawan pada saat masuk kerja sampai umumnya diisi oleh atasan yang memutuskan
dengan pulang kerja. pendapat apa yang paling sesuai untuk setiap
2. Kejujuran tingkatan hasil kerja.
Kejujuran merupakan perilaku karyawan selama b. Daftar Pertanyaan (Checklist)
berkerja dalam suatu periode. Nilai kejujuran Penilaian berdasarkan metode ini terdiri dari
seorang karyawan biasanya dinilai berdasarkan sejumlah pertanyaan yang menjelaskan
ukuran yang telah ditetapkan sebelumnya. beraneka macam tingkat perilaku bagi suatu
3. Tanggung jawab pekerjaan tertentu. Penilai tinggal memilih
Karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan yang kata atau pernyataan yang menggambarkan
dilakukannya. Tanggung jawab tersebut dapat karakteristik dan hasil kerja karyawan. Selain
berupa kerugian langsung akibat dari itu, sebagai penilai biasanya atasan langsung.
perbuatannya atau kerugian tidak langsung. c. Tes dan Observasi Prestasi Kerja
4. Kemampuan (hasil kerja) Metode ini didasarkan pada tes pengetahuan
Penilaian terhadap kemampuan karyawan dan keterampilan, berupa tes tertulis dan
biasanya didasarkan kepada waktu untuk peragaan.
mengerjakan, jumlah pekerjaan dan kualitas d. Pendekatan Evaluasi Komparatif
pekerjaan itu sendiri. Metode ini mengutamakan perbandingan
5. Loyalitas prestasi kerja seseorang dengan karyawan lain
Loyalitas merupakan kesetiaan seseorang yang menyelenggarakan kegiatan sejenis. Dua
karyawan terhadap perusahaan. Seorang metode yang biasa digunakan dari sekian
karyawan harus setia membela kepentingan banyak metode dalam penerapan pendekatan
perusahaan. komparatif sebagai berikut:
6. Kepatuhan 1) Metode Peringkat
Merupakan suatu ketaatan karyawan dalam Metode ini berarti seorang atau beberapa
mengikuti seluruh kebijakan atau peraturan penilai menentukan peringkat bagi
perusahaan dan ketaatan untuk tidak melanggar sejumlah karyawan, mulai dari yang paling
yang sudah diperintahkan. berprestasi hingga kepada yang paling
7. Kerjasama tidak berprestasi.
Saling membantu diantara karyawan baik antar 2) Distribusi Terkendali
bagian atau bagian lain bertujuan untuk Suatu metode penilaian dimana penilai
mempercepat atau memperlancar kegiatan. menggolongkan karyawan yang dinilai ke
8. Kepemimpinan dalam klasifikasi yang berbeda-beda
Kepemimpinan artinya yang dinilai adalah berdasarkan berbagai faktor kritikal yang
kemampuan seseorang dalam memimpin. berlainan seperti prestasi kerja, ketaatan,
9. Prakarsa disiplin, dan lain sebagainya.
Merupakan seseorang yang selalu memiliki ide-ide 2. Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan
atau pendapat perbaikan atau pengembangan atas Metode penilaian berorientasi masa depan
kualitas suatu pekerjaan. menggunakan asumsi bahwa karyawan tidak lagi
sebagai objek penilaian yang tunduk dan
Menurut Zainal (2015:416-427) bahwa metode atau tergantung pada penyelia, tetapi karyawan
teknik penilaian kinerja karyawan dapat digunakan dilibatkan dalam proses penilaian. Teknik-teknik
dengan pendekatan yang berorientasi masa lalu dan ini meliputi:
masa depan. Dalam praktiknya tidak ada satupun a. Penilaian Diri Sendiri (Self Appraisal)
teknik yang sempurna. Pasti ada saja keunggulan dan Penilaian diri sendiri adalah penilaian yang
kelemahannya. dilakukan oleh karyawan sendiri dengan
1. Metode Penilaian Berorientasi Masa Lalu harapan karyawan tersebut dapat lebih
Ada beberapa metode untuk menilai kinerja mengenal kekuatan-kekuatan dan
diwaktu yang lalu. Teknik-teknik penilaian ini kelemahannya sehingga mampu
meliputi: mengidentifikasikan aspek-aspek perilaku
a. Skala Peringkat (Rating Scale) kerja yang perlu diperbaiki pada masa yang
Merupakan metode yang paling banyak akan datang. Salah satu kebaikan dari metode
digunakan dalam penilaian kinerja, dimana ini adalah dapat mencegah terjadinya perilaku
para penilai diharuskan melakukan suatu membenarkan diri (defensive behavior).
penilaian yang berhubungan dengan hasil kerja b. Manajemen Berdasarkan Sasaran
karyawan dalam skala-skala tertentu, mulai (Management By Objective)

64 Chusminah SM, R. Ati Haryati


Widya Cipta, Volume 3 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791

Management by objective (MBO) yang berarti situasional yang membentuk penyelidikan. Peneliti
manajemen berdasarkan sasaran, artinya semacam itu menekankan sifat penyelidikan yang
adalah satu bentuk penilaian dimana karyawan sarat nilai. Dalam penelitian ini peneliti mencocokkan
dan penyelia bersama-sama menetapkan antara realita empiris yang dilakukan saat penilaian
tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran kinerja di Bagian Kepegawaian dan Umum Dirjen
pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang. P2P Kementerian Kesehatan RI dengan teori yang
Pemakaian metode ini terutama ditujukan berlaku dalam ranah akademik. Metode pengumpulan
untuk keperluan pengembangan karyawan. data yang peneliti gunakan meliputi:
Metode ini lebih mengacu pada pendekatan 1. Observasi
hasil. Observasi merupakan pengamatan langsung pada
c. Penilaian Secara Psikologis obyek penelitian. Tujuan menggunakan metode
Penilaian secara psikologis adalah proses ini untuk mencatat hal-hal, perilaku,
penilaian yang dilakukan oleh para ahli perkembangan, dan sebagainya tentang penerapan
psikologi untuk mengetahui potensi seseorang penilaian kinerja di Bagian Kepegawaian dan
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan Umum Dirjen P2P Kementerian Kesehatan RI.
seperti kemampuan intelektual, motivasi, dan 2. Wawancara
lain-lain yang bersifat psikologis. Wawancara mendalam sangat optimal untuk
mengumpulkan data tentang sejarah perusahaan
3. Kesalahan dalam Penilaian Kinerja atau organisasi, pengalaman dan praktek terbaik
Menurut Sutrisno (2016:210-212) dalam praktiknya perusahaan terutama ketika topik-topik sensitif
penilaian kinerja memliki banyak kelemahan, sedang dieksplorasi. Hasil wawancara sebagai
sekalipun telah dilakukan dengan benar. Berikut ini sumber data primer yang digunakan untuk
beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
penilaian kinerja yaitu: Pertanyaan diajukan kepada Kepala Subbagian
1. Kesamaan dengan penilai Kepegawaian dan Umum Dirjen P2P
Dalam hal ini penilai memberikan nilai yang Kementerian Kesehatan RI.
memiliki efek kesamaan tertentu dengan si 3. Studi Pustaka
penilai. Biasanya kesamaan dapat berupa asal- Merupakan salah satu metode pengumpulan data
usul, alumni, suku, ras, agama, domisili, dan dari arsip, dokumen, peraturan perundangan,
kesamaan lainnya. buku, jurnal dan sumber referensi lainnya yang
2. Bias mendukung penelitian ini.
Bias merupakan kepribadian seseorang yang
dalam memberikan nilai yang biasa dengan nilai
terlalu lunak (leniency bias), atau sebaliknya HASIL DAN PEMBAHASAN
pemberian nilai terlalu ketat (strickness bias).
3. Hallo effect Pegawai negeri sipil (PNS) merupakan pegawai yang
Hallo effect merupakan penilaian kepada bekerja dalam lingkungan pemerintahan, di
seseorang yang didasarkan pada perasaan lingkungan kementerian maupun pemerintah daerah.
sipenilai. Artinya, jika perasaan lagi senang, Pegawai negeri sipil merupakan abdi negara yang
maka nilainya baik, namun jika perasaannya menjalankan roda pemerintahan, sehingga perlu
kurang senang maka penilaiannya menjadi adanya penilaian kinerja. Penilaian kinerja pegawai
sebaliknya. dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan kinerja
4. Hubungan jabatan dengan cara membandingkan antara rencana kerja
Artinya penilaian dilakukan dengan hubungan dan hasil kerjanya.
jabatan tertentu. Seorang penilai yang memiliki
hubungan dengan suatu jabatan tertentu akan Dalam pelaksanaan penilaian kinerja pegawai negeri
menilai dengan baik, demikian pula sebaliknya. sipil diatur dalam peraturan perundang-undangan
5. Penilaian rata-rata pemerintah yang berlaku untuk seluruh pegawai
Yaitu penilai dalam melakukan penilaian yang negeri sipil di seluruh Indonesia. Berikut ini beberapa
cenderung memberi nilai rata-rata. Orang peraturan mengenai penilaian kinerja pegawai negeri
seperti ini cenderung berprasangka pribadi. sipil yang diterapkan juga oleh Bagian Kepegawaian
Artinya penilaian kepada seseorang cenderung dan Umum Direktorat Jenderal Pencegahan dan
kepada sesuatu yang dianggapnya benar. pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian
Kesehatan:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
METODOLOGI PENELITIAN tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri
Sipil
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif 2. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara
kualitatif. Peneliti kualitatif menekankan sifat realitas Nomor 1 tahun 2013 tentang Ketentuan
yang dikonstruksi secara sosial, hubungan intim
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46
antara peneliti dan apa yang dipelajari, dan kendala

65
Analisis Penilaian Kinerja Pegawai Pada Bagian Kepegawaian dan Umum Direktorat Jenderal P2P Kementerian
Kesehatan

Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja 3) Waktu (target waktu)


Pegawai Negeri Sipil. 4) Biaya

Dalam melakukan penilaian kinerja, peran sebagai Contoh: Pada sasaran kerja pegawai dengan
penilai sangatlah penting karena tanpa adanya jabatan pengolah data terdapat beberapa
penilai, penilaian kinerja tidak akan berjalan secara kegiatan tugas pokok jabatan seperti
efesien. Penilaian kinerja pada Bagian mengelola ISO cuti yang memiliki target
Kepegawaian dan Umum Direktorat Jenderal kuantitas 1 laporan, kualitas 100, dan waktu 12
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) bulan serta melakukan verifikasi dan validasi
Kementerian Kesehatan dilakukan oleh pejabat kenaikan pangkat yang memiliki target
penilai yang berwenang dan atasan pejabat penilai. kuantitas 200 data, kualitas 100, dan waktu 12
Pejabat penilai yang melakukan penilaian antara bulan.
lain yang paling rendah golongan Eselon IV dan
2. Perilaku Kerja
yang paling tinggi golongan Eselon I. Setiap
Penilaian perilaku kerja memiliki bobot sebesar
pejabat penilai wajib melaksanakan penilaian
40%. Penilaian perilaku kerja meliputi aspek:
kinerja dilingkungan unit kerjanya.
a. Orientasi pelayanan
Sikap dan perilaku pegawai dalam
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 46 tahun memberikan pelayanan terbaik kepada yang
2011 tentang penilaian prestasi kerja pegawai negeri dilayani antara lain meliputi masyarakat,
sipil terdapat dua unsur yang menjadi bahan penilaian atasan, rekan sekerja, unit kerja terkait, atau
kinerja, yaitu: instansi lain.
1. Sasaran Kerja Pegawai (SKP) b. Integritas
Sasaran kerja pegawai (SKP) merupakan kontrak Kemampuan pegawai untuk bertindak sesuai
kerja yang harus disusun oleh pegawai pada awal dengan nilai, norma dan etika dalam
tahun. bobot penilaian untuk sasaran kerja berorganisasi.
pegawai sebesar 60%. Dalam penyusunan sasaran c. Komitmen
kerja pegawai terdapat unsur-unsur yang harus Kemauan dan kemampuan untuk
dipenuhi, yaitu: menyelaraskan sikap dan tindakan pegawai
a. Kegiatan tugas jabatan untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan
Setiap kegiatan tugas jabatan yang akan mengutamakan kepentingan dinas daripada
dilakukan harus didasarkan pada uraian tugas, kepentingan diri sendiri, seseorang, atau
tanggung jawab dan wewenang yang secara golongan.
umum telah ditetapkan dalam struktur d. Disiplin
organisasi dan tata kerja. Kesanggupan pegawai untuk menaati
b. Angka kredit kewajiban dan menghindari larangan yang
Satuan nilai dari tiap butir kegiatan yang harus ditentukan dalam peraturan perundang-
dicapai oleh pejabat fungsional dalam rangka undangan atau peraturan kedinasan yang
pembinaan karier yang bersangkutan apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi
ditetapkan dengan jumlah angka kredit yang hukuman disiplin.
akan dicapai. e. Kerjasama
Contoh: Kemauan dan kemampuan pegawai untuk
Seorang pegawai negeri sipil dengan jabatan bekerja sama dengan rekan sekerjanya, atasan,
analis kepegawaian didalam sasaran kerja bawahan dalam unit kerjanya serta instansi
pegawai (SKP) terdapat kegiatan tugas jabatan lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan
yang dilaksanakan dan angka kreditnya seperti tanggung jawab yang ditentukan, sehingga
membuat konsep surat pengantar permintaan mencapai daya guna dan hasil guna yang
pertimbangan pengangkatan dalam jabatan sebesar-besarnya.
fungsional (0.003/surat) serta membuat f. Kepemimpinan
konsep surat ijin / keterangan belajar Kemampuan pegawai untuk memotivasi dan
(0.005/surat). Untuk memperoleh angka kredit mempengaruhi bawahan atau orang lain yang
dengan cara mengalikan satuan angka kredit berkaitan dengan bidang tugasnya demi
dengan target kuantitas (output). Misalnya tercapainya tujuan organisasi.
0.003 X 100 = 0.3.
c. Target Selain 2 unsur diatas, terdapat dua unsur penunjang
Rencana capaian kegiatan dari tugas jabatan lain yang dapat dijadikan penilaian yaitu penilaian
yang akan diwujudkan secara jelas sebagai tugas tambahan dan penilaian kreativitas. Bagi
ukuran prestasi kerja. Dalam menetapkan pegawai yang melaksanakan tugas yang diberikan
target meliputi aspek sebagai berikut: oleh atasan langsungnya akan diberikan nilai tugas
1) Kuantitas (target output) tambahan paling rendah 1(satu) dan paling tinggi 3
2) Kualitas (target kualitas)

66 Chusminah SM, R. Ati Haryati


Widya Cipta, Volume 3 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791

(tiga) dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 1. Pedoman Nilai Tambahan


No Tugas Tambahan Nilai

1 Tugas tambahan yang dilakukan 1


dalam 1 (satu) tahun sebanyak 1
(satu) sampai 3 (tiga) kegiatan
2 Tugas tambahan yang dilakukan 2
dalam 1 (satu) tahun sebanyak 4
(empat) sampai 6 (enam)
kegiatan
3 Tugas tambahan yang dilakukan 3
dalam 1 (satu) tahun sebanyak 7
(tujuh) kegiatan atau lebih
Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum Direktorat Jenderal
P2P Kementerian Kesehatan

Untuk unsur penilaian kreativitas, apabila


pegawai menemukan sesuatu yang baru dan
berkaitan dengan tugas pokoknya serta dibuktikan
dengan surat keterangan dari unit kerja setingkat
Eselon II, Pejabat Pembina Kepegawaian atau
Presiden. Maka pada akhir tahun yang Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum Direktorat Jenderal
bersangkutan berhak mendapatkan nilai P2P Kementerian Kesehatan (2017)
kreativitas paling rendah 3 (tiga) dan paling tinggi Gambar 1. Proses Penilaian Kinerja Bagian
12 (dua belas) dengan ketentuan sebagai berikut: Kepegawaian & Umum P2P Kemenkes

Tabel 2. Pedoman Nilai Kreativitas Keterangan gambar 1 di atas, adalah:


No Kreativitas Nilai 1. Pada awal tahun pegawai diwajibkan untuk
1 Apabila hasil yang ditemukan 3 menyusun sasaran kerja pegawai (SKP) . Sasaran
merupakan sesuatu yang baru dan kerja pegawai memuat kegiatan tugas jabatan
bermanfaat bagi unit kerjanya dan dan target yang harus dicapai dalam kurun waktu
dibuktikan dengan surat keterangan
yang ditandatangani oleh kepala unit
setahun.
kerja setingkat eselon II. 2. Setelah penyusunan, pegawai akan meminta
2 Apabila hasil yang ditemukan 6 tanda tangan atau persetujuan dari pejabat penilai
merupakan sesuatu yang baru dan sebagai kontrak kerja. Apabila sasaran kerja
bermanfaat bagi organisasinya serta pegawai tidak disetujui oleh pejabat penilai,
dibuktikan dengan surat keterangan maka keputusannya diserahkan kepada atasan
yang ditandatangani oleh Pejabat pejabat penilai.
Pembina Kepegawaian (PPK) 3. Setelah pejabat penilai mengesahkan sasaran
3 Apabila hasil yang ditemukan 12 kerja pegawai, formulir penyusunan sasaran
merupakan sesuatu yang baru dan kerja pegawai akan dikembalikan kepada
bermanfaat bagi negara dengan
penghargaan yang diberikan oleh
pegawai sebagai kontrak kerja yang harus
Presiden dijalani selama setahun.
Sumber: Biro Kepegawaian dan Umum Direktorat Jenderal P2P 4. Menjelang akhir tahun, pegawai akan membuat
Kementerian Kesehatan laporan realisasi capaian SKP atau dengan
menyerahkan beberapa dokumen yang telah
Berikut ini proses penilaian kinerja pada Bagian dikerjakan selama setahun.
Kepegawaian dan Umum Direktorat Jenderal P2P 5. Pejabat penilai akan melakukan penilaian
Kementerian Kesehatan: capaian Sasaran Kerja Pegawai dan menilai
perilaku kerja melalui pengamatan terhadap
pegawai yang dinilai. Formulir penyusunan
sasaran kerja pegawai, penilaian perilaku kerja
dan penilaian kinerja dapat disusun melalui
sistem penilaian prestasi kerja pegawai
kementerian kesehatan.
6. Setelah melaksanakan penilaian sasaran kerja
pegawai dan perilaku kerja, pejabat penilai akan
menandatangani atau mengesahkan hasil
penilaian tersebut.

67
Analisis Penilaian Kinerja Pegawai Pada Bagian Kepegawaian dan Umum Direktorat Jenderal P2P Kementerian
Kesehatan

7. Selanjutnya hasil penilaian yang telah disahkan penilaian. Berikut ini cara penghitungan untuk unsur
pejabat penilai akan diberikan kepada atasan sasaran kerja pegawai (SKP) dan perilaku kerja:
pejabat penilai untuk ditandatangani atau
ditetapkan. Hasil penilaian kinerja mulai berlaku 1. Perhitungan Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
sesudah ada tanda tangan dari atasan pejabat Berikut cara penghitungan aspek penilaian capaian
penilai. Formulir penilaian kinerja yang telah SKP:
dibuat akan diberikan secara langsung kepada Realisasi Output
a. Aspek kuantitas = x 100
pegawai yang bersangkutan. Setelah diberikan Target Output
Realisasi Kualitas
akan disimpan dalam sebuah folder dan b. Aspek kualitas = x 100
Target Kualitas
disimpan selama 3 (tiga) tahun. c. Aspek waktu =
1.76 x Target Waktu−Realisasi Waktu
x 100
Pengajuan keberatan atas hasil penilaian dapat Target Waktu
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pegawai yang dinilai merasa keberatan atas nilai Untuk mengetahui nilai capaian SKP dengan
yang tertuang dalam formulir penilaian kinerja, menjumlahkan ketiga aspek tersebut dibagi 3 (tiga)
baik secara keseluruhan maupun sebagian, dapat aspek yang ada.
mengajukan keberatan secara tertulis disertai Contoh :
dengan alasan-alasannya kepada atasan pejabat Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang telah disusun ibu
penilai. Melati Suci Siregar memiliki nilai realisasi output
2. Keberatan tersebut dituliskan pada formulir sebesar 65, target output sebesar 65, realisasi kualitas
penilaian kinerja pada kolom yang telah sebesar 80, target kualitas sebesar 100, target waktu
disediakan, serta mengembalikan formulir dan realisasi waktu selama 12 bulan.
penilaian kepada pejabat penilai paling lama 14
RO
(empat belas) hari terhitung mulai pegawai yang Aspek kuantitas = x 100
TO
dinilai menerima formulir penilaian kinerja. 65
3. Keberatan yang diajukan melebihi batas waktu x 100 = 100
65
RK
14 (empat belas) hari tidak dapat Aspek Kualitas = x 100
TK
dipertimbangkan lagi. 80
4. Pejabat penilai wajib membuat tanggapan x 100 = 80
100
1.76 x TW −RW
secara tertulis atas keberatan pegawai yang Aspek Waktu = x 100
TW
dinilai. 1.76 x 12 −12
x 100 = 76
5. Setelah pejabat penilai memberikan tanggapan, 12
wajib menyampaikan kepada atasan pejabat Jumlah ketiga aspek tersebut= 100 + 80 +76 = 256 :
penilai. Serta atasan pejabat penilai wajib 3 = 85.33. Maka hasil capaian SKP ibu Melati Suci
memeriksa dengan seksama hasil penilaian Siregar yaitu 85.33. Namun untuk mengetahui rata-
kinerja yang disampaikan kepadanya. rata nilai capaian SKP perlu menghitung jumlah
6. Atasan pejabat penilai meminta penjelasan keseluruhan nilai capaian SKP dibagi jumlah kontrak
kepada pejabat penilai dan pegawai yang dinilai kerja yang telah disusun.
terhadap keberatan yang diajukan.
7. Berdasarkan penjelasan pegawai dan pejabat 2. Perilaku Kerja
penilai, atasan pejabat penilai wajib menetapkan Perhitungan penilaian perilaku kerja dengan cara
hasil penilaian kinerja dan bersifat final serta menjumlahkan seluruh aspek perilaku kerja yaitu
dapat melakukan perubahan nilai kinerja orientasi pelayanan, komitmen, integritas, disiplin,
pegawai. kerjasama dan kepemimpinan dibagi 6 (jumlah aspek
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan penilaian perilaku kerja).
kinerja menggunakan metode rating scale yang Contoh:
dinyatakan dengan sebutan dan angka, sebagai Ibu Melati Suci Siregar memperoleh penilaian
berikut: perilaku kerja sebagai berikut:
Tabel 3. Angka Penilaian Kinerja Orientasi pelayanan: 85
Kriteria Angka Integritas : 80
Sangat Baik 91- keatas Komitmen: 80
Baik 76 – 90 Disiplin: 80
Cukup 61-75 Kerjasama: 83
Kurang 51 – 60 Kepemimpinan: -
Buruk 50 – kebawah
Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum Direktorat Jenderal P2P Jadi, hasil rata-rata
perilaku kerjanya yaitu:
Kementerian Kesehatan 85 + 80 +80+80+83
= 81.6
5
Untuk menentukan angka/kriteria penilaian kinerja Sementara itu untuk mengetahui penilaian kinerja
tersebut, perlu dihitung rata-rata dari semua unsur keseluruhan, menggabungkan unsur SKP dan
perilaku kerja. Sehingga jumlah rata-rata capaian

68 Chusminah SM, R. Ati Haryati


Widya Cipta, Volume 3 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791

SKP dikalikan 60% dan hasil rata-rata perilaku kerja KS = Kerja Sama
dikalikan 40%. Hasil dari rata-rata SKP dan perilaku K = Kepemimpinan
kerja yang telah dikalikan akan dijumlahkan sehingga NA = Nilai Akhir
akan diketahui jumlah penilaian kinerja pegawai NK = Nilai Keterangan
selama setahun. Angka dari penilaian kinerja tersebut
dapat menjadi kriteria kinerja pegawai tersebut Berdasarkan tabel .4., semua pejabat Eselon IV
selama setahun baik atau buruk. Para pejabat penilai (Kepala Subbagian) maupun pegawai pada Bagian
atau atasan pejabat penilai saat ini melakukan Kepegawaian dan Umum periode 2017 memiliki nilai
penilaian kinerja melalui sistem penilaian prestasi berkisar 76-90 yang dikategorikan “baik”. Pada
kerja pegawai. Sistem tersebut dapat digunakan untuk penilaian capaian SKP semua pegawai memiliki nilai
menilai pegawai, sehingga penilai hanya perlu berkisar 76-90 dan termasuk kategori “baik”. Nilai
memasukan nilai capaian SKP dan perilaku pegawai, capaian SKP yang paling tinggi yaitu 96 dan yang
hasil rata-rata dan kriteria penilaian akan otomatis paling rendah 83. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terhitung. baik pegawai, kepala bagian dan sub bagian memiliki
tanggung jawab yang baik terhadap tugas yang
Adapun penilaian kinerja pegawai telah dilaksanakan diberikan oleh atasan. Untuk unsur penilaian perilaku
pada Bagian Kepegawaian dan Umum Direktorat kerja dari ke enam aspek yang ada rata-rata nilai
Jenderal P2P Kementerian Kesehatan, maka penulis pegawai berkisar antara 76-90 yang masih
menyimpulkan hasil penilaian kinerja pegawai dikategorikan baik. Nilai perilaku yang paling tinggi
selama setahun sebagai berikut: yaitu 90 dan yang paling rendah 76, yang berarti para
pegawai mampu memenuhi aspek perilaku kerja
Tabel 4. Daftar Rekapitulasi Hasil Penilaian dengan baik.
Kinerja Periode Januari-Desember 2017
Pada unsur kepemimpinan, para kepala bagian atau
sub bagian memiliki nilai yang dikategorikan baik,
tetapi yang memperoleh nilai kepemimpinan yang
paling tinggi yaitu kepala sub bagian kepegawaian
dengan nilai 90 hal ini menunjukkan bahwa kepala
sub bagian kepegawaian mampu mempengaruhi dan
memimpin bawahannya dengan baik serta dapat
memotivasi bawahannya. Kepala sub bagian yang
memiliki nilai kepemimpinan rendah, antara lain
kepala sub bagian tata usaha dengan nilai 80. Salah
satu diantara 23 orang pegawai tersebut yang
memiliki nilai rata-rata tertinggi dibandingkan
dengan pegawai yang lain, antara lain kepala bagian
kepegawaian, kepala sub bagian kepegawaian, dan
pegawai analis kepegawaian dan pegawai
pengelolaan barang/jasa yaitu dengan rata-rata 88.87,
88.84, 89.84, dan 88.93. Ada salah satu diantara 23
pegawai yang memiliki rata-rata penilaian yang
paling rendah, antara lain pegawai analisis
kepegawaian dengan nilai 82.4. Walaupun masih
dikategorikan “baik”, jika diteliti dari semua unsur
nilai yang diperoleh masih sangat jauh dibandingkan
pegawai yang lain. Maka dari itu, tugas pejabat
kepala sub bagian untuk memotivasi dan memberikan
pembinaan kepada para pegawainya agar mampu
meningkatkan kualitas kinerja agar dapat
memperoleh penilaian kinerja yang jauh lebih baik.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa


kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian
Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum Direktorat Jenderal P2P
kinerja pegawai yaitu:
Kementerian Kesehatan 1. Kesulitan yang dihadapi pegawai dalam
Keterangan: menyusun SKP. Sehingga terdapat perbedaan
OP = Orientasi Pelayanan antara jabatan dengan tugas atau butir-butir
I = Integritas kegiatan yang harus dilakukan.
K = Komitmen 2. Pejabat penilai masih subjektif dalam menilai
D = Disiplin bawahannya, sehingga cenderung memberikan

69
Analisis Penilaian Kinerja Pegawai Pada Bagian Kepegawaian dan Umum Direktorat Jenderal P2P Kementerian
Kesehatan

nilai rata-rata atau ditengah-tengah yang dapat Analisis Penilaian Kinerja Organisasi Perangkat
menyebabkan ketidakadilan dalam penilaian. Daerah Di Kota Bandung ( Studi Kasus Pada
Dinas Pemakaman & Pertamanan ; Dinas
Kependudukan & Pencatatan Sipil dan Dinas
KESIMPULAN Pemuda dan Olahraga ) Endah Purnama Sari
Santy Setiawan Alif Rifky Adilah Pendahuluan,
Berdasarkan hasil analisa data pembahasan yang 9(2), 146–157.
telah disusun dalam penulisan laporan penelitian ini, Sinambela, L. P. (2016). Manajemen Sumber Daya
maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan Manusia: Membangun Tim Kerja yang Solid
sebagai berikut: untuk Meningkatkan Kinerja (Cetakan 1). Jakarta:
1. Pelaksanaan penilaian kinerja dilakukan satu Bumi Aksara. Retrieved from http://bacaan-
tahun sekali, pada periode Januari-Desember. indo.blogspot.com/2018/04/manajemen-sumber-
Pada awal tahun pegawai menyusun sasaran kerja daya-manusia-penulis.html
pegawai atau SKP dan dinilai pada akhir tahun Sutrisno, Edy. (2016). Manajemen Sumber Daya
pada bulan Desember serta penilaian dilakukan Manusia. Jakarta: Kencana
oleh pejabat penilai atau atasan pejabat penilai. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang
Unsur yang dinilai terdiri dari penilaian capaian Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil
SKP sebesar 60% dan perilaku kerja yang terdiri Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara
dari orientasi pelayanan, integritas, komitmen, Nomor 1 Tahun 2013 tentang Ketentuan
disiplin, kerjasama dan kepemimpinan sebesar Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46
40%. Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
2. Metode pelaksanaan penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil
menggunakan metode rating scale atau metode Tangkuman, K., Tewal, B., & Trang, I. (2015).
yang dinyatakan dengan sebutan dan angka. Penilaian Kinerja, Reward, Dan Punishment
3. Rata-rata hasil penilaian kinerja pegawai Bagian Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Pertamina
Kepegawaian dan Umum pada periode Januari- (Persero) Cabang Pemasaran Suluttenggo, 3(2),
Desember 2017 mempunyai hasil kinerja yang 884–895. Retrieved from
dapat dikategorikan “baik” dengan rata-rata nilai https://fe.ummetro.ac.id/ejournal/index.php/JS/ar
yang dicapai antara 76-90. ticle/view/231Penilaian
4. Dalam melaksanakan penilaian kinerja terdapat Zainal, Veithzal Rivai. (2015).Manajemen Sumber
kendala yang dihadapi seperti pegawai Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori
mengalami kesulitan dalam menyusun pembuatan ke Praktik. Jakarta: Rajawali Pers
SKP dan pejabat penilai masih bersifat subjektif.
PROFIL PENULIS
REFERENSI
Chusminah SM, SE, MSM, menyelesaikan S1 dari
Ainnisya, R. N., & Susilowati, I. H. (2018). Pengaruh Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Studi S2
Penilaian Kinerja Terhadap Motivasi Kerja Human Capital di Universitas Indonesia Depok.
Karyawan Pada Hotel Cipta Mampang Jakarta Pernah bekerja di perusahaan manufaktur dan LSM.
Selatan. Widya Cipta - Jurnal Sekretari Dan Sebelumnya aktif sebagai trainer di bidang
Manajemen, II(1), 133–140. Retrieved from manajemen dan pengembangan SDM dan mengajar
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyac di beberapa lembaga pendidikan dan perguruan
ipta/article/view/2989 tinggi. Saat ini mengajar di ASM BSI Jakarta untuk
Erwin, & Prabowo, H. (2015). Menggunakan Metode mata kuliah manajemen SDM, manajemen
Balanced Scorecard Pada Pt . Bahtera Utama. perkantoran, manajemen kearsipan, manajemen
Binus Business Review, 6(1 Mei 2015), 35–45. operasi dan produksi, metode penelitian sosial,
Retrieved from metode penelitian bisnis dan lainnya. Penulis juga
http://journal.binus.ac.id/index.php/BBR/article/ pernah menulis pada tulisan ilmiah dan non ilmiah.
view/1438
R. Ati Haryati, SH, MH. merampungkan studi S1
Januari, I. I., Utami, H. N., & Ruhana, I. (2015).
dan S2 Hukum di Universitas Jayabaya Jakarta.
Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Kepuasan
Selain berkarir di dunia pendidikan di ASM BSI
Kerja dan Prestasi Kerja (Studi pada Karyawan
Jakarta, juga menekuni bidang hukum dan terlibat
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Wilayah
aktif di beberapa organisasi sosial yang berkaitan
Malang). Administrasi Bisnis (JAB), 24(2), 1–8.
dengan bidang hukum. Adapun mata kuliah yang
Retrieved from
diampu antara lain: KNBI dasar, KNBI lanjut,
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/i
Hukum dan Etika Bisnis.
ndex.php/jab/article/view/968
Sari, E. P., Setiawan, S., & Adilah, A. R. (2017).

70 Chusminah SM, R. Ati Haryati

You might also like