You are on page 1of 10

TEKNIK PEMBIBITAN, PEMUPUKAN, DAN PENGENDALIAN HAMA

PENYAKIT TANAMAN KOMODITI JERUK SIAM (Citrus nobilis var. microcarpa)


DI KECAMATAN SIMPANG EMPAT DAN KECAMATAN PAYUNG, KABUPATEN
KARO, SUMATRA UTARA, INDONESIA

Endang Christine Purba1* dan Bambang S. Purwoko2


1
Puri Kintamani Blok C6/8, Cilebut-Bogor, Indonesia
2
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Indonesia
* Corresponding author : endang.christine@yahoo.com

Abstract

Citrus is one of the horticultural commodities that has been a focus of development in 2018. Citrus is the fourth
largest commodity in the percentage of Indonesia fruit production in 2014. In 2014, citrus fruit production in
Indonesia was 1,785,256 tons or around 9.01% of national fruit production. Karo Regency is a citrus
production center in North Sumatra, Indonesia. According to the Direktorat Jendral Hortikultura (2015) the
production of citrus commodities was 173.921 tons (53,30%). In 2014, there were 3,150,060 productive citrus
trees with a harvested area of 7,875 ha and a production of 500,243 tons in North Sumatra. One of the varieties
grown by farmers in Karo Regency is Siam. High productivity of siam is certainly also influenced by seedlings,
fertilization and controlling the pests. To determine this, research has been conducted on farmers in Simpang
Empat and Payung Districts, Karo Regency, North Sumatra, Indonesia. To get quality Siam seeds, farmers in
two research locations used Japansche citroen plants as rootstock because they were resistant to disease and
drought. Fertilization of siam uses inorganic fertilizer as much as 3-4 months, while organic fertilizer as much
as 10 months. The control of pests of siam citrus is done mechanically and chemically. Pests and diseases that
usually attack siam are Bractocera spp, black lice, fruit borers, fungus and powdery mildew.

Keywords: cultivation, seedling, fertilizer, pest, productivity, orange, Citrus nobilis

PENDAHULUAN jeruk meningkat dari tahun 2013 sampai 2014


Jeruk merupakan salah satu komoditas yaitu sebesar 48,154 Ha menjadi 51,098 Ha.
hortikultura yang menjadi fokus Pada perbandingan tahun yang sama, jumlah
pengembangan di 57 kabupaten/kota kawasan produksi jeruk meningkat dari 1.548.394 ton
pengembangan untuk peningkatan menjadi 1.785.256 ton.
diversifikasi pangan pada tahun 2018 (Balai Jeruk termasuk salah satu komoditas
Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah unggul buah-buahan di Indonesia. Terdapat
Subtropika, 2017). Jeruk merupakan komoditi beberapa varietas jeruk komersial yang sudah
keempat terbesar dalam persentase produksi dikembangkan dan dikenal baik masyarakat
buah di Indonesia pada tahun 2014. Hal ini Indonesia antara lain Siam Pontianak, Siam
menyebabkan tanaman jeruk banyak Medan, Siam Sambas dan Keprok SoE
diusahakan di Indonesia. Pada tahun 2014, (Ashari, 2014). Lebih lanjut lagi, sektor usaha
produksi buah jeruk di Indonesia adalah tani untuk buah jeruk di Indonesia masih
1.785.256 ton atau sekitar 9,01% terhadap didominasi 80% oleh jeruk Siam karena
produksi buah nasional (Direktorat Jendral produktivitasnya yang tinggi (Ashari, 2014).
Hortikultura, 2015). Perbandingan luas panen
66
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 6 Nomor 1, Maret 2019

Penyebaran jeruk siam tersebar dari dataran penggunaan bibit yang kurang baik dan
rendah sampai dataran tinggi. gangguan hama penyakit tanaman. Bibit yang
Salah satu sentra produksi jeruk baik harus bebas dari penyakit, tinggi tanaman
Indonesia adalah Provinsi Sumatra Utara. ±75 cm dan perakaran yang tidak bengkok.
Pada tahun 2014, Sumatra Utara merupakan Hama dan penyakit yang menjadi penyebab
produsen jeruk terbesar di Indonesia setelah terbesar penurunan produksi jeruk secara
Jawa Timur, yaitu sebesar 28,02% dari total signifikan adalah lalat buah dan penyakit
produksi buah jeruk nasional Indonesia CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration).
(Direktorat Jendral Hortikultura, 2015). Pada Menurut Wijaya et al. (2017), lalat buah dapat
tahun 2014 terjadi peningkatan produksi menyebabkan pengurangan produksi buah,
sebesar 173.921 ton atau 53,30%. Peningkatan bercak pada buah, busuk dan berlubang.
disebabkan oleh adanya pengendalian lalat Untuk menunjang kebutuhan nutrisi tanaman
buah (Direktorat Jendral Hortikultura, 2015). maka ketersediaan hara dalam tanah haruslah
Pada tahun 2014, tercatat sebanyak 3.150.060 memadai. Untuk itu diperlukan pemupukan di
pohon jeruk yang produktif dengan luas panen kebun jeruk siam yang seimbang karena
sebesar 7.875 Ha dan produksi sebanyak pemupukan salah satu unsur hara yang
500.243 ton di Sumatra Utara. Sentra produksi berlebihan maka akan menyebabkan gangguan
jeruk di Sumatra Utara adalah Kabupaten pada penyerapan unsur hara lainnya.
Karo. Salah satu varietas jeruk yang ditanam Pemupukan yang tidak benar dapat
di Kabupaten Karo adalah siam. Jeruk siam menyebabkan kemunduran lahan yaitu
merupakan salah satu komoditas unggulan menurunnya kesuburan tanah, kerusakan sifat
yang dapat dikembangkan karena kondisi fisik dan biologis dan menipisnya ketebalan
tanah yang cocok. Jeruk siam berasal adri tanah (Rambe dan Ivanti, 2013). Lebih lanjut,
Siam dan memiliki kulit buah yang lebih tipis akan terjadi peningkatan dosis dan jenis unsur
dari jeruk lainnya, kulit buah berwarna hijau hara pupuk yang diberikan di saat semakin
kekuningan, daging buah yang tidak berongga lamanya budidaya jeruk siam di lahan. Untuk
dan memiliki kandungan air yang tinggi mengetahui teknik budidaya jeruk siam di
(Endarto dan Martini, 2016). Kabupaten Karo, maka dilakukan penelitian
Menurut Sutopo (2014), selain ini untuk mengungkap cara pembibitan,
pemilihan bibit jeruk unggul keberhasilan pemupukan dan pengendalian hama penyakit
budidaya jeruk juga dipengaruhi oleh di salah satu sentra produksi jeruk terbesar di
pemilihan lokasi, penyiapan lahan dan Indonesia.
pemeliharaan tanaman. Penyebab utama hasil
panen jeruk yang rendah disebabkan oleh
67
ISSN e-journal 2579-7557
Endang Christine Purba & Bambang S. Purwoko: Teknik Pembibitan, Pemupukan, dan Pengendalian Hama Penyakit
Tanaman Komoditi Jeruk Siam (Citrus Nobilis Var. Microcarpa) di Kecamatan Simpang Empat
dan Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Indonesia

METODE PENELITIAN terbesar di Desa Surbakti (6.000 ton), Desa


Lokasi Penelitian Berastepu (6.000 ton) dan Desa Lingga Julu
Penelitian dilakukan di bulan Februari- (7.000 ton).
Maret di Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan Simpang Empat memiliki
Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Sumatra luas 95,48 km2. Berdasarkan data dari Dinas
Utara, Indonesia. Secara geografis Kabupaten Pertanian Tingkat II Kabupaten Karo (2013),
Karo terletak diantara 2050’- 3019’ Lintang Kecamatan Simpang Empat merupakan sentra
Utara dan 97055’- 98038’ Bujur Timur dengan produksi buah jeruk di Kabupaten Karo,
2
luas 2.127,25 km (Pemerintah Daerah Sumatra Utara. Luas lahan jeruk sebesar 2.062
Kabupaten Karo, 2017). Wilayah Kabupaten ha. Jumlah pohon jeruk yang menghasilkan di
Karo merupakan dataran tinggi yang berada Kecamatan Simpang Empat mencapai 969.000
pada ketinggian 200-1.500 m dpl. Kabupaten pohon dengan jumlah produksi mencapai
Karo berbatasan dengan Kabupaten Langkat 2.348.977 kwintal dan produktivitas sebesar
dan Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara, 2,42 kwintal per pohon.
sebelah selatan dengan Kabupaten Dairi dan Kecamatan Payung memiliki luas 47,24
Toba Samosir, sebelah timur dengan km2. Luas lahan jeruk sebesar 175 ha.
Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Kecamatan Simpang Empat berjarak 20 km
Simalungun dan sebelah barat dengan Propinsi dari ibu kota Kabupaten Karo, Kabanjahe,
Daerah Istimewa Aceh. Sumtara Utara. Kecamatan Payung berbatas
Kecamatan Simpang Empat berjarak 7 dengan Kecamatan Kabanjahe dan Kecamatan
km dari ibu kota Kabupaten Karo, Kabanjahe, Simpang Empat sebelah timur, Kecamatan
Sumatara Utara. Kecamatan Simpang Empat Tiganderket dan Kecamatan Tiga Binanga
berbatas dengan Kecamatan Kabanjahe Brastagi sebelah barat, Kecamatan
sebelah timur, Kecamatan Namanteran Tiganderket dan Kecamatan Namanterann
sebelah barat, Kecamatan Brastagi sebelah sebelah utara dan Kecamatan Munthe sebelah
utara, dan Kecamatan Payung sebelah selatan. selatan. Kecamatan Payung memiliki 8 desa
Kecamatan ini memiliki 17 desa yaitu Desa yaitu Desa Batukarang, Desa Selandi, Desa
Tiga Pancur, Desa Surbakti, Desa Ndikum Rimokayu, Desa Payung, Desa Gurukinayan,
Siroga, Desa Gajah, Desa Nang Belawan, Desa Cimbang, Desa Ujung Payung, dan Desa
Desa Lingga, Desa Berastepu, Desa Lingga Sukameriah.
Julu, Desa Bulan Baru, Desa Gamber, Desa
Sirumbia dan Desa Kuta Tengah. Berdasarkan
data produksi jeruk tahun 2006 produksi jeruk

68
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 6 Nomor 1, Maret 2019

Gambar 1. Lokasi penelitian di Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan Payung, Kabupaten
Karo, Sumatra Utara, Indonesia.

Penarikan responden pemupukan dan pengendalian hama dan


Penelitian ini dilakukan di Kecamatan penyakit tanaman.
Simpang Empat dan Kecamatan Payung, HASIL DAN PEMBAHASAN
Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Pengambilan Para petani di Kecamatan Simpang
data dilakukan di tingkat petani. Petani yang Empat dan Kecamatan Payung menganggap
dijadikan responden adalah petani yang pembibitan, pemeliharaan tanaman dan
menanam buah jeruk siam yaitu 17 petani pemupukan merupakan faktor penting untuk
jeruk siam di Kecamatan Payung dan 20 mendapatkan produktivitas jeruk siam yang
petani jeruk siam di Kecamatan Simpang optimal. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan
Empat. Buah Subtropika (2015) memberikan
Pengumpulan dan analisis data rekomendasi untuk pengelolaan terpadu kebun
Data diperoleh melalui pengamatan jeruk sehat untuk menghasilkan produktivitas
langsung di lapangan dan wawancara di jeruk siam yang tinggi. Hal tersebut mencakup
masing-masing tingkat responden petani. 5 hal penting yaitu penggunaan bibit jeruk
Penelitian ini juga menggunakan data yang bebas penyakit, pengendalian hama
sekunder. Data primer dan sekunder dianalisis penular penyakit CVPD, sanitasi kebun,
secara deskriptif. Pengamatan dilakukan pemeliharaan tanaman dan konsolidasi
terhadap beberapa variabel budidaya jeruk pengelolaan kebun.
siam yang meliputi tentang pembibitan,
69
ISSN e-journal 2579-7557
Endang Christine Purba & Bambang S. Purwoko: Teknik Pembibitan, Pemupukan, dan Pengendalian Hama
Penyakit Tanaman Komoditi Jeruk Siam (Citrus Nobilis Var. Microcarpa) di Kecamatan
Simpang Empat dan Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Indonesia

Gambar 2. Kebun jeruk siam di Kabupaten Karo, Sumatra Utara.

Gambar 3. Buah jeruk siam (Citrus nobilis).

Pembibitan dengan menggunakan okulasi. Bibit yang


Pembibitan sangat mempengaruhi dihasilkan memalui okulasi dan ditanam di
keberhasilan dalam pelaksanaan budidaya polibag memiliki akar yang kuat jika
jeruk siam. Bibit jeruk siam dapat diperoleh dibanding dengan cangkok (Sutopo, 2014).
70
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 6 Nomor 1, Maret 2019

Tipe okulasi yang biasanya digunakan adalah kekeringan, tidak mudah mati saat dicabut
okulasi irisan. Menurut Balai Penelitian untuk dipindahkan pada saat penanaman dan
Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (2007) mampu menghasilkan buah yang tinggi (Balai
okulasi irisan adalah cara penempelan dengan Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah
mengikutsertakan sebagian kayu pada mata Subtropika, 2014) . Benih Japansche citroen
tunas dan sayatan batang bawah. Dengan disemai dalam polybag yang menggunakan
okulasi irisan, penyatuan dua jaringan hanya media tanam kompos, tanah dan pasir dengan
mungkin terjadi jika kedua jenis tanaman perbandingan 1:1:1. Bibit Japansche citroen
cocok (kompatibel), irisan luka rata dan dapat digunakan sebagai batang bawah apabila
pengikatan sambungan tidak terlalu lemah sudah berumur 6 bulan setelah persemaian.
atau tidak terlalu kuat sehingga tidak Mata tunas yang digunakan berasal dari jeruk
menyebabkan kerusakan karingan siam yang berumur 4 tahun. Mata tunas
(Sariningtias et al., 2014). Okulasi irisan dapat diambil dari yang masih berdaun, tidak layu,
dilakukan pada batang bawah yang sedang mata tunas dan tidak pipih.
tumbuh tunas baru, batang bawah yang Perawatan yang biasanya dilakukan
dorman dan mata tunas yang berukuran kecil. selama persemaian Japansche citroen adalah
Bibit jeruk yang digunakan untuk penyiraman 1-2 kali sehari pada pagi dan sore
usahatani jeruk siam harus bibit yang bebas hari. Pemeliharaan yang dilakukan pada bibit
penyakit dalam kondisi ideal siap tanam. Bibit okulasi adalah penyiraman 2-3 kali per
jeruk harus bebas dari patogen sistemik minggu. Pemupukan bibit okulasi hanya
(CVPD, CTV, Vein enation, Exocortis, menggunakan pupuk organik.
Psorosis, Xyloporosis dan Tatter leaf). Untuk Rata-rata lahan jeruk siam yang dimiliki
mendapatkan bibit yang bermutu, varietas oleh petani di Kecamatan Payung adalah 0,44
batang bawah dan batang atas harus dijamin ha dan di Kecamatan Simpang Empat adalah
kemurniannya serta proses produksinya 0,49 ha (Tabel 1). Petani di Kecamatan
berdasarkan program sertifikasi jeruk yang Simpang Empat umumnya menanam jeruk
berlaku. siam dengan jarak tanam 4 m x 5 m,
Jenis jeruk yang biasanya digunakan sedangkan petani di Kecamatan Payung
oleh petani responden sebagai batang bawah adalah 3 m x 4 m. Menurut Joesoef (1993)
adalah Japansche citroen karena jenis ini jarak tanam untuk jeruk siam yang sesuai
lebih tahan terhadap penyakit. Jeruk adalah 5 m x 5 m sampai dengan 6 m x 6 m
Japansche citroen memiliki sifat tahan dengan jumlah populasi 250-400 pohon/ha.

71
ISSN e-journal 2579-7557
Endang Christine Purba & Bambang S. Purwoko: Teknik Pembibitan, Pemupukan, dan Pengendalian Hama
Penyakit Tanaman Komoditi Jeruk Siam (Citrus Nobilis Var. Microcarpa) di Kecamatan
Simpang Empat dan Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Indonesia

Tabel 1. Karakteristik usahatani jeruk siam di Kecamatan Payung dan Kecamatan Simpang Empat,
Kabupaten Karo, Sumatra Utara
Jenis data Kecamatan Simpang Empat Kecamatan Payung
Kepemilikin lahan rata-rata oleh 0,49 0,44
petani jeruk (ha)
Rata-rata populasi/ha 358 345
Rata-rata umur tanaman 11 12

Pemupukan boron (B) dan molibdenum (Mo) (Sutopo,


Petani di Kecamatan Simpang Empat 2014).
dan Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Berdasarkan hasil rekomendasi Endarto
Sumatra Utara menggunakan pupuk anorganik dan Martini (2016), pemupukan jeruk dapat
dan organik. Pemupukan dilakukan dilakukan berdasarkan umur tanaman yaitu 0-
berdasarkan umur tanaman jeruk siam dan 5 tahun yaitu menggunakan pupuk kandang
kondisi pertumbuhan tanaman. Dosis pupuk dan pupuk Urea, SP36 dan ZK dan
akan terus meningkat bersamaan dengan berdasarkan jumlah produksi buah pada saat
meningkatnya umur tanaman. Petani biasanya tanaman berumur >5 tahun.
melakukan pemupukan 3-4 bulan sekali. Pemberian dosis pupuk ditentukan
Pemupukan akan lebih intensif apabila berdasarkan jenis/varietas, umur, hasil atau
tanaman jeruk sudah berumur ≥ 4 tahun. biomasa yang dihasilkan tanaman dan faktor
Jumlah masing-masing pupuk yang diperlukan lingkungan (Sutopo, 2009). Lebih lanjut lagi
dalam satu tahun di Kecamatan Simpang pemberian dosis pupuk N, P, dan K
Empat adalah urea 844 g/pohon, ZA 1.964 berdasarkan produksi buah lebih efektif
g/pohon, SP-36 488 g/pohon, ZK 840 g/pohon dibandingkan berdasarkan umur tanaman
dan pupuk organik 1.800 g/pohon. Sementara jeruk yaitu pemberian 10 N: 1 P2O5: 4K2O
itu para petani di Kecamatan Payung dengan dosis yang setara dengan 3% dari
menggunakan urea 972 g/pohon, ZA 2.080 produksi buah tanaman jeruk.
g/pohon, SP-36 560 g/pohon, ZK 940 g/pohon
dan pupuk organik 1.800 g/pohon. Petani juga Pengendalian hama dan penyakit
menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk Petani di Kecamatan Simpang Empat
organik setiap 10 bulan sekali. Pemupukan dan Kecamatan Payung mengendalikan hama
organik dapat memenuhi kebutuhan unsur dan penyakit tanaman secara kimiawi dan
mikro yang dibutuhkan oleh jeruk yaitu besi mekanis. Penyemprotan pestisida disesuaikan
9Fe), seng (Zn), mangan (Mn), tembaga (Cu), dengan hama dan penyakit yang menyerang
tanaman jeruk siam. Petani biasanya

72
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 6 Nomor 1, Maret 2019

melakukan penyemprotan pestisida sebanyak lokasi penelitian, petani melakukan pembiaran


satu kali dalam 10 hari. Hama dan penyakit tanman liar atau gulma tumbuh disekitar
yang biasanya menyerang jeruk siam adalah pohon jeruk siam karena dapat mengurangi
lalat buah Bractocera spp, kutu hitam, serangan hama
penggerek buah, jamur upas dan embun Serangan CVPD atau citrus greening
tepung. Petani menggunakan fungisida dengan atau huanglongbin dapat menurunkan
bahan aktif difenokonazol yang memiliki produktivitas jeruk siam di Kabupaten Karo.
konsentrasi 200 cc/100 liter air untuk 1.000 Penyakit ini disebabkan oleh Liberobacter
m2. Sedangkan insektisida yang digunakan asiaticum. Bakteri ini hidup dalam floem
mengandung karbosulfan yang memiliki tanaman jeruk dan menimbulkan gejala khas
konsentrasi 200 cc/100 liter air untuk 1.000 (Wijaya et al., 2017). Tanaman jeruk siam
m2. Konsentrasi pestisida yang digunakan dapat terserang CVPD dari bibit yang sudah
sesuai dengan tingkat serangan hama dan terinfeksi CVPD atau melalui penular (vektor)
penyakit di lahan jeruk siam. dari kutu loncat Diaphorina citri.
Petani juga menggunakan perangkap Pengendalian telur D. Citri dapat
kuning untuk pengendalian secara mekanis. menggunakan insektisida berbahan endosulfan
Perangkap kuning terbuat dari botol plastik 0.05% pada awal pertunasan. Selain dengan
bekas yang berwarna kuning dan pada bagian insektisida, kutu loncat jeruk dapat
permukaan botol diberi lem perekat. dikendalikan dengan menggunakan cendawan
Perangkap kuning digunakan untuk Beauveria bassina (Bals.) Vuill. Sebagai
memonitor keberadaan vektor CVPD (Ridwan miko-insektisida (Permadi et al., 2017).
et al., 2008). Dibandingkan dengan petani di Gejala yang muncul jika tanaman jeruk
Kabupaten Kambas, Kalimantan Barat, terserang CVPD adalah tulang daun berwarna
penggunaan perangkap kuning untuk hikau tua dan laminar daun berwarna lebih
pengendalian hama sangat terkenal di muda dan lama kelamaan akan menguning
kalangan para petani jeruk di Kabupaten Karo. (Sitorus et al., 2016).
Menurut para petani di Kambas, penerapan
perangkap kuning susah diterapkan di lahan KESIMPULAN
jeruk mereka karena kurangnya pengetahuan Para petani responden menganggap
dan keterampilan dalam aplikasi teknologi bahwa pembibitan paling penting saat
perangkap kuning dan juga karena bahan mengembangkan usaha tani jeruk siam. Jeruk
untuk membuat perangkap sulit diperoleh di Japansche citroen cocok digunakan sebagai
lokasi setempat (Ridwan et al., 2008). Di batang bawah untuk mendapatkan bibit jeruk

73
ISSN e-journal 2579-7557
Endang Christine Purba & Bambang S. Purwoko: Teknik Pembibitan, Pemupukan, dan Pengendalian Hama Penyakit
Tanaman Komoditi Jeruk Siam (Citrus Nobilis Var. Microcarpa) di Kecamatan Simpang Empat
dan Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Indonesia

siam yang bermutu terutama bebas penyakit. digunakan mengandung karbosulfan yang
Pembibitan dilakukan dengan menggunakan memiliki konsentrasi 200 cc/100 liter air
okulasi irisan. untuk 1.000 m2. Perangkap kuning untuk
Pemupukan dilakukan dengan pengendalian secara mekanis.
menggunakan pupuk anorganik dan organik.
Pupuk anorganik yang digunakan adalah urea, UCAPAN TERIMAKASIH
ZA, SP-36, dan ZK yang diterapkan sebanyak Penulis mengucapkan terimakasih
3-4 bulan sekali. Petani juga menggunakan kepada masyarakat di Kecamatan Payung dan
pupuk kandang sebagai pupuk organik setiap Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo,
10 bulan sekali. Sumatra Utara yang sudah banyak membantu
Pengendalian hama penyakit tanaman penulis selama penelitian. Penulis juga
jeruk siam dilakukan secara kimiawi dan mengucapkan terimakasih kepada
mekanis. Pestisida disemprot sebanyak satu pemerintahan setempat baik di Kabupaten
kali dalam 10 hari. Fungisida yang digunakan Karo, Kabanjahe, Sumatra Utara dan juga
adalah bahan aktif difenokonazol yang pemerintahan Kecamatan Simpang Empat dan
memiliki konsentrasi 200 cc/100 liter air Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Sumatra
untuk 1.000 m2. Sedangkan insektisida yang Utara.

DAFTAR PUSTAKA
Ashari H, Z Hanif, dan A Supriyanto. sehat/ [diunduh pada tanggal 1
2014. Kajian dampak iklim ekstrim Agustus 2018].
curah hujan tinggi (La-Nina) pada Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah
jeruk siam (Citrus nobilis var. Subtropika. 2017. Membangun
Microcarpa) di Kabupaten kebun jeruk. Online at
Banyuwangi, Jember dan Lumajang. http://balitjestro.litbang.pertanian.go.
Planta Tropika Journal of Agro id/membangun-kebun-jeruk/
Science, (2)1: 49-55 [diunduh pada tanggal 3 Agustus
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah 2018].
Subtropika. 2014. Prospek berkebun Direktorat Jendral Hortikultura. 2015.
jeruk JC (Japanche citroen). Online Statistik produksi hortikultura tahun
at 2014. Kementrian Pertanian, Jakarta,
http://balitjestro.litbang.pertanian.go. Indonesia. 286 hal
id/prospek-berkebun-jeruk-jc- Endarto O dan E Martini. 2016. Pedoman
japanche-citroen/ [diunduh pada budi daya jeruk sehat. Bogor,
tanggal 31 Juli 2018]. Indonesia: World Agroforestry
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Center (ICRAF) Southeast Asia
Subtropika. 2015. Pengelolaan Regional program. 99 hal
terpadu kebun jeruk sehat. Online at Pemerintah Daerah Kabupaten Karo. 2017.
http://balitjestro.litbang.pertanian.go. Gambaran umum Kabupaten Karo.
id/pengelolaan-terpadu-kebun-jeruk- Online at
74
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 6 Nomor 1, Maret 2019

http://www.karokab.go.id/id/profil/g Sitorus OF, IN Wijaya, dan NM


ambaran-umum [diunduh pada Puspawati. 2011. Deteksi
tanggal 31 Juli 2018]. keberadaan penyebab penyakit
Permadi M A, R Anwar, dan T Santoso. Citrus Vein Phloem Degenartion
2017. Pemanfaatan cendawan (CVPD) pada tanaman jeruk dengan
Beauveria bassina (Bals.) Vuill. gejala menyeluruh menggunakan
Sebagai miko-insektisida terhadap teknik Polymerase Chain Reaction
kutu loncat jeruk Diaphorina citri (PCR). E-Journal Agroekoteknologi
Kuw. (Hemiptera: Liviidae). Jurnal Tropika, 5(4): 354-362.
Biologi Lingkungan, Industri, Sutopo S. 2009. Rekomendasi pemupukan
Kesehatan, 4(1): 82-89. untuk tanaman jeruk. Online at
Rambe SSM dan L Ivanti. 2013. Pengaruh http://balitjestro.litbang.pertanian.go.
pemupukan dan pemangkasan id/rekomendasi-pemupukan-untuk-
terhadap kualitas buah jeruk Gerga tanaman-jeruk/ [diunduh pada
Lebong. Online at tanggal 15 Desember 2018].
http://bengkulu.litbang.pertanian.go.i Sutopo S. 2014. Dua belas macam unsur
d/ esensial yang dibutuhkan oleh
ind/images/dokumen/2014/prosiding tanaman jeruk. Online at
13/bddy-pertanian/jeruk.pdf http://balitjestro.litbang.pertanian.go.
[diunduh pada tanggal 10 Agustus id/12-macam-unsur-esensial-yang-
2018]. dibutuhkan-oleh-tanaman-jeruk/
Ridwan HK, A Ruswandi, Winarno, A [diunduh pada tanggal 7 Agustus
Muharam, dan Hardiyanto. 2008. 2018].
Sifat inovasi dan aplikasi teknologi Sutopo S. 2014. Panduan budidaya
pengelolaan terpadu kebun jeruk tanaman jeruk. Online at
sehat dalam pengembangan http://balitjestro.litbang.pertanian.go.
agrin=bisnis jeruk di Kabupaten id/panduan-budidaya-tanaman-jeruk/
Sambas, Kalimantan Barat. Jurnal [diunduh pada tanggal 7 Agustus
Hortikultura, 18(4): 477-490. 2018].
Sariningtias NW, R Poerwanto, dan E Wijaya IN, W Adiartayasa, IGP Wirawan,
Gunawan. 2014. Penggunaan Benzil M Sritamin, M Puspawati, dan IM
Amino Purin (BAP) pada okulasi Sudarma. 2017. Hama dan penyakit
jeruk keprok (Citrus reticulata). J. pada tanaman jeruk serta
Hort. Indonesia, 5(3): 158-167. pengendaliannya. Buletin Udayana
Mengabdi, 16(1): 51-57.

75
ISSN e-journal 2579-7557

You might also like