Professional Documents
Culture Documents
Variasi Waktu Terhadap Penyerapan Merkuri Oleh Eceng Gondok
Variasi Waktu Terhadap Penyerapan Merkuri Oleh Eceng Gondok
Abstrack. Illegal Gold Mining (PETI) is an activity that individuals, groups, etc. that do not
have official permission from the government. The PETI was preceded by the presence of
traditional miners, who then evolved towards the use of heavy equipment which all happened
due to various factors one of which was the weakness of government supervision and law
enforcement. Activities that continue to change the regional topography result in
environmental pollution and natural disasters. As for the problem in the study where Gold
mining without permission is a gold mining that does not comply with environmental
regulations state minister No. 23 of 2008 concerning the technical guidelines and the
prevention of pollution or environmental damage as a result of gold mining. One of the former
PETI lakes in Jorong Jujutan, Nagari Lubuk Gadang, Sangir District, South Solok Regency
mg
has Mercury (Hg) levels of 0.0076 above the quality standard based on West Sumatra
L
mg
Governor's regulation No. 5 of 2008 which is 0.002 . Meanwhile there was no attempt to
L
reduce levels of Mercury (Hg) in the area. Therefore, the use of Eceng Gondok (Eichornia
Crassipes) plants that are able to absorb heavy metals so that this research is experimental
where the sample is treated based on time variations.Based on the results of Eceng Gondok
(Eichornia Crassipes) is able to absorb Mercury (Hg) well where successively 0-3 days
mg
85.85%, 0-6 days 84.21% and 0-9 days 90.78%. Where 0 days as control time 0,0076 ,
L
0-3 days is the first treatment with four replications , 0-6 days of the second treatment with
four replications, and 0-9 days of the third treatment with four replications. The first treatment
of 0-3 days is taken as a basis to find out how much Eceng Gondok is able to absorb mercury
in 1 liter of sample. From the test results obtained 1 gram of Eceng Gondok is able to absorb
mg
Hg of 2.15 x10 -5 in 3 days. But there was no time variation on the absorption of Mercury
L
(Hg) by Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) reinforced by the kruskal wallis test with the
results (H = 4.2738) < (X 2 0.05 (3) = 7.815). Then H 0 d iterima means no
pen ga spirit miscellany of the time on the absorption of mercury (Hg) by Eceng Gondok
(Eichornia Crassipes) .
Keywords: Eichornia Crassipes, Experimental, Mercury (Hg), Absorption, and Polution
2.4.1 Deskripsi Eceng gondok 2.4.2 Ciri Kusus Tanaman Eceng Gondok
Eceng gondok memiliki ciri khusus, habitat, dan 2.4.2.1 Akar Eceng Gondok
fungsi dalam kehidupan. Eceng Gondok adalah
jenis tumbuhan yang hidup dengan cara Ciri khusus yang pertama tanaman Eceng Gondok
mengapung di air. Tanaman dengan nama ilmiah adalah akarnya. Eceng Gondok memiliki akar jenis
Eichhornia Crassipes ini sangat mudah ditemukan serabut tetapi tidak bercabang. Akar ini berfungsi
hidup di rawa-rawa atau sungai di berbagai daerah untuk menjerat lumpur dan segala partikel yang
di Indonesia. Masing-masing daerah pun memiliki terlarut dalam air. Pada akar ini terdapat tudung
beberapa nama khusus untuk tanaman Eceng yang sering disebut juga sebagai tudung akar.
Gondok ini, misalnya di Lampung dinamakan Eceng Gondok juga memiliki bulu-bulu yang
Ringgak, di Dayak dinamakan Ilung-ilung, di tumbuh pada akarnya yang dapat berfungsi sebagai
Manado dinamakan Tumpe, dan di Palembang jangkar pada tanaman. Di ujungnya, terdapat
dinamakan Kelipuk. kantung akar yang jika terkena sinar matahari akan
berwarna kemerahan.
Tanaman Eceng Gondok dapat
tumbuh dengan sangat cepat sehingga
2.4.2.2 Daun Eceng Gondok
tidak membutuhkan waktu lama bagi
Eceng Gondok untuk menyebar dan Ciri khusus tanaman Eceng Gondok selanjutnya
menutupi seluruh permukaan sungai atau adalah daunnya. Eceng Gondok memiliki daun
rawa. Tumbuhan Eceng Gondok secara yang terletak di atas permukaan air dan termasuk
tidak sengaja pertama kali ditemukan pada ke dalam jenis makrofita. Eceng Gondok memiliki
tahun 1824 oleh Carl Friedrich Philipp daun tunggal, bentuk oval dengan pangkal runcing
Von Martius, seorang ahli Botani (acumintus), berwarna hijau, bertangkai, dan
berkebangsaan Jerman saat dirinya sedang permukaan mengkilat yang tersusun di atas roset
melakukan ekspedisi di Sungai Amazon, akar. Tepi daunnya rata (tidak bergerigi) dengan
Brazil. panjang sekitar 7 cm - 25 cm. Daun Eceng Gondok
memiliki lapisan rongga udara sehingga dengan
mudah membuatnya mengapung di atas permukaan
Para ahli menempatkan tanaman eceng gondok
air.
dalam klasifikasi:
Kingdom : Plantae 2.4.2.3 Bunga Eceng Gondok
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida Ciri khusus tanaman Eceng Gondok yang ketiga
Ordo : Commelianales adalah bunganya. Tanaman Eceng Gondok
Famili : Pontederiaceae memiliki bunga majemuk yang jumlahnya dapat
Genus : Eichornia, Kunth mencapai 7 - 36 buah. Bungai ini berwarna hijau,
Spesies : E. Crassipes beruang tiga, dan berbentuk kotak sejati (capsula).
Eceng gondok yang tumbuh semakin banyak Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen
akan memicu timbulnya habitat-habitat baru. dimana sampel diberikan perlakuan berdasarkan
Hal yang paling ditakutkan dari kondisi adalah variasi waktu. Variasi waktu 0 hari sebagai kontrol
dapat menjadi faktor penyebab munculnya (K). Perlakuan masing-masing X 1 = 3 hari, X 2 = 6
penyakit. hari, dan X 3 = 9 hari. Semua kontrol dan perlakuan
diulang empat kali.
2.5.2 Uji Statistik Non Parametrik Selatan dengan cara mengambil sampel air 2 L.
Statistika nonparametrik adalah statistika bebas Tabel 1. Hasil Pengujian Kadar Merkuri (Hg)
sebaran (tdk mensyaratkan bentuk sebaran N Para Sat Sa Baku Spesi
parameter populasi, baik normal atau tidak).
o. meter uan mp MutuM fikasi
Statistika non-parametrik biasanya digunakan
untuk melakukan analisis pada data berjenis el enurut Meto
Nominal atau Ordinal. Data berjenis Nominal dan Peratur de
Ordinal tidak menyebar normal. L.8 an
Contoh metode Statistika non-parametrik: Gubern
580
ur
a. Binomial test
Sumate
b. Chi-square test
c. Median test ra
d. Kruskall Wallis dll Barat
No. 5
Uji Kruskall Wallis, disebut juga uji Th.
H Kruskall Wallis, merupakan generalisasi 2008)
uji dua-contoh Wilcoxon untuk k> 2
contoh. Uji ini digunkan untuk menguji
hipotesis nol Ho bahwa k contoh bebas itu
1. Raksa mg 0,00 0,002 SNI
berasal dari populasi yang identik. L
(Hg) 76 6989.
Diperkenalkan pada tahun 1952 oleh W.
H. Kruskal dan W. A. Wallis, uji 78:20
nonparametrik ini merupakan alternatif
bagi uji F untuk pengujian kesamaan 11
beberapa nilaitengah dalam analisis ragam
bila kita ingin menghindar dari asumsi
bahwa contoh diambil dari populasi
normal.
k 2 Didapatkan nilai sampel 0,0076 mg/L jauh dari
12 ri
H= ∑ −3 ( n+1 ) .[5]
n(n+1) i=1 n i baku mutu menurut peraturan Gubenur Sumatera
membuat sampel di laboratorium BAPELKES Tabel 4. Nilai (z), F(z), s(z) dan ‖F ( z ) −s (z)‖
(z) F(z) s(z) ‖F ( z ) −s (z)‖
Sumatera Barat UPTD Laboratorium Kesehatan
-0,72119 0,235398 0,062500 0,172898
Kota Padang sebanyak 32 L dengan kadar 0,0076
-0,68754 0,24587 0,125000 0,12087
mg/L. Sampel dibagi 2 perlakuan.
-0,62026 0,267543 0,187500 0,080043
. Hasil Uji Kandungan Merkuri (Hg) dari Sampel -0,58662 0,278729 0,500000 0,221271
Tabel 2
Eksperimen -0,51934 0,301763 0,562500 0,260737
Waktu Kontak
Hari Hari Hari Hari -0,41841 0,337822 0,625000 0,287178
Ulangan ke-0 ke-3 ke-6 ke-9
Ulangan 1 0,0076 0,0014 0,0008 0,0008
-0,41841 0,337822 0,687500 0,349678
Ulangan 2 0,0076 0,0009 0,0008 0,0009 -0,28385 0,388263 0,750000 0,361737
Ulangan 3 0,0076 0,0009 0,0014 0,0005
Ulangan 4 0,0076 0,0011 0,0018 0,0006 1,667348 0,952277 0,812500 0,139777
Jumlah 0,0304 0,0043 0,0048 0,0028 1,667348 0,952277 0,875000 0,077277
0,0010
Rata-Rata 0,0076 75 0,0012 0,0007
1,667348 0,952277 0,937500 0,014777
4.1.2 Persentase Penurunan Kadar Hg 1,667348 0,952277 1,000000 0,047723
Tabel 3. Rerata kadar Hg dan Persentase Penurunan
No Hari Rerata Kadar Persentas
Hg e 4.1.4 Uji Kruskal Wallis
Penuruna
n Uji hipotesis dengan uji Kruskall Wallis:
1. H0 = Tidak ada pengaruh variasi waktu terhadap
penyerapan Merkuri (Hg) oleh Eceng Gondok
(Eichornia Crassipes).
2. H1 =Ada pengaruh variasi waktu terhadap
penyerapan Merkuri (Hg) oleh Eceng Gondok
(Eichornia Crassipes).
4.2 Pembahasan
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
[19]
Vinolia. 2016. “Menyelisik Tambang
Emas Ilegal di Solok Selatan.”
https://www.mongabay.co.id, diakses
diakses tanggal 10 Desember 2017.
[20]
Wahyuni, Ermita. 2016. ”Pengaruh
Kegiatan Penambangan Emas
Tradisional Terhadap Kualitas Air
Sungai Sangir (TSS, TDS, Mangan,
Besi, pH dan Merkuri) di Nagari X
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2016.”
Strata Satu. UNP.
[[6 ]
Yani S. 2009. “Pemanfaatan Algae
Chlorella sp dan Eceng Gondok Untuk
Menurunkan Tembaga (Cu) Pada
Industri Pelapisan Logam.”
https://eprints.undip.ac.id, diakses 12
Desember 2018.