You are on page 1of 13

Ecodemica. Vol III. No.

2 September 2015

ANALISIS PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK TERHADAP


HARGA JUAL PRODUK PADA UKM DI WILAYAH SUKABUMI

Yuri Rahayu
AMIK BSI Sukabumi
Jalan Cemerlang No.8 Sukakarya Kota Sukabumi
yuri.yru@bsi.ac.id

Abstract - Knowledge of the classification of costs on the perpetrators of Small


and Medium Enterprises (SMEs) is very minimal, they average only know and
understand that the elements of the cost of production only raw material costs and
labor costs alone, even if such costs exist, they regard it as another charge -
Other, when it goes into the category of Factory Overhead so they are often
mistakenly treated and taken of the Factory Overhead. The aim of this study was
to menganalsisi and provide an overview and input on what and how to treat
seharusnnya Factory Overhead against Selling price of the product. Quantitative
research methods with the Technical Descriptive analysis of the population is a
sub-sector of Small and Medium Enterprises (SMEs) located in the city of
Sukabumi. Sample used by purposive sampling. The conclusion from this study
showed that the need for step-by-step in the determination of loading Factory
Overhead ranging from understanding the categories included in the Factory
Overhead Costs, Making Budget, Select base load, so that the company knows
how Overhead factory that has been absorbed by the unit of product that
produced that effect to the determination of Product Sales Price is Right so the
survival of the company could be maintained.

Keywords: BOP, SMEs, Caculation, Treatment

Abstraksi - Pengetahuan akan penggolongan biaya pada pelaku Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) memang sangat minim, mereka rata-rata hanya mengetahui
dan paham bahwa unsur dari biaya produksi hanya Biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja saja, sekalipun biaya tersebut ada, mereka menganggapnya sebagai
biaya lain-lain, padahal itu masuk ke dalam katagori Biaya Overhead Pabrik
sehingga mereka sering keliru memperlakukan dan memperhitungan Biaya
Overhead Pabrik tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalsisi dan
memberikan gambaran dan masukan tentang apa dan bagaimana seharusnnya
memperlakukan Biaya Overhead Pabrik terhadap harga Jual produk. Metode
penelitian Kuantitatif dengan Teknis Deskriptif analisis dengan Populasi adalah
sub sector Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berada di wilayah Kota
Sukabumi. Sample yang digunakan berdasarkan Purposive Sampling. Kesimpulan
dari penelitian ini menunjukan bahwa perlu adanya Langkah-langkah dalam
Penentuan pembebanan Biaya Overhead Pabrik mulai dari memahami katagori
yang termasuk ke dalam Biaya Overhead Pabrik, Menyusun Anggaran , Memilih
dasar pembebanan, sehingga perusahaan mengetahui berapa Biaya Overhead
Pabrik yang sudah di serap oleh satuan produk yang di hasilkan
sehingga berefek kepada penentuan Harga Jual Produk yang Tepat sehingga
kelangsungan hidup perusahaan bisa dipertahankan.

Kata Kunci : BOP, UKM, Perlakuan dan Perhitungan

ISSN : 2355-0295 551


Ecodemica. Vol III. No.2 September 2015

I.PENDAHULUAN harga jual yang tidak tepat. Oleh


karena itu, menjadi suatu hal yang
Kalimat Biaya overhead pabrik (BOP) sangat menarik untuk dikaji dan
mungkin sebuah kalimat yang asing dianalisi tentang pembebanan Biaya
bagi kebanyakan pelaku usaha kecil Overhead Pabrik terhadap penentuan
sehingga perlakuan pembebanan atas harga jual produk yang tepat sehingga
biaya tersebut kadang di abaikan. perusahaan bisa menjaga kelangsungan
Padahal biaya tersebut pasti ada di hidup perusahaan (going concen).
setiap kegiatan usahannya.
Pengetahuan akan pengolongan biaya II. KAJIAN LITERATUR
memang sangat minim, mereka rata-
rata hanya mengetahui dan paham Biaya Overhead Pabrik
bahwa unsur dari biaya produksi hanya Definisi Biaya Overhead Pabrik banyak
Biaya bahan baku dan biaya tenaga dikemukakan oleh ahli di bidang
kerja saja., Sekalipun biaya tersebut Akuntansi salah satunya menurut Usry
ada, mereka menganggapnya sebagai & Hammer (2012:244) “Biaya
biaya lain-lain, padahal biaya tersebut Overhead Pabrik adalah biaya-biaya
itu masuk ke dalam katagori Biaya bahan tak langsung, buruh tak langsung
overhead Pabrik. Sehingga mereka dan biaya-baiya pabrik lainnya yang
keliru memperlakukan dan tidak secara mudah diidentifikasi atau
memperhitungan akan biaya tersebut. di bebankan langsung pada suatu
Pada dasarnya yang di maksud dengan pekerjaan, hasil produksi/tujuan biaya
BOP di perusahaan yang berdasarkan akhir”.
pesanan adalah biaya produksi selain Definisi hampir senada dikemukan oleh
biaya bahan baku dan biaya tenaga Dunia dan Abdullah (2012:244) Biaya
kerja langsung (Mulyadi, 2009:67). Overhead Pabrik adalah :
Sementara Menurut data Statistik a. Secara konsep dasar adalah “biaya-
seperti yang dilansir (Gamawan Fauzi: biaya yang harus terjadi meskipun
Kompas 31 Des 2010) di Indonesia biaya tersebut secara langsung
jumlah usaha Mikro mencapai 98,77 tidak mempunyai hubungan yang
% , Usaha kecil 1.13%, Usaha dapat diukur dan diamati terhadap
menengah 0,09% dan Usaha Besar satuan-satuan aktivitas tertentu
sebanyak 0,01%. Jelas terlihat bahwa atau tujuan-tujuan biaya (cost
perekonomian kita di dominasi oleh objectives)”.
para pelaku Mikro seperti yang b. Definsi Aplikasi adalah meskipun
diperkuat oleh Guru Besar Fakultas berhubungan dengan pencapaian
Ekonomi Universitas Indonesia atas tujuan perusahaan, biaya
mengemukakan “bagi Indonesia peran overhead pabrik adalah biaya-
dan konrtibusi UKM dalam struktur biaya yang dari segi masalah
perekonomian nasional tidak hanya praktis tidak dapat dibebankan
menjadi salah satu prioritas nasional kepadatujuan-tujuantersebut
tetapi salah satu bantalan yang menjaga secara langsung. Suatu metode
pertumbuhan ekonomi nasional”. Dari alokasi yang konsisten harus
hasil riset penulis ke ke lima pelaku digunakan yang mana dengan
usaha di wilayah Sukabumi rata-rata beberapa ukuran menaksir
mereka tidak memperlakuan BOP pengorbanan ekonomi yang terjadi.
sesuai dengan kaidah Akuntansi yang Dari urai di atas dapat disimpulkan
benar sehingga berakibat kepada bahwa Biaya Overhead Pabrik
perhitungan Harga Pokok produksi dan merupakan semua biaya-biaya diluar

ISSN : 2355-0295 552


Ecodemica. Vol III. No.2 September 2015

biaya bahan langsung dan biaya tenaga demi keamanan. Yang tergolong ke
kerja langsung yang sulit diteluri atau dalam kelmpok biaya ini adalah
diidentifikasi dalam produk akhir. Biaya asuransi Gedung, kendaraan,
Asuransi kecelakaan karyawan dll.
Penggolongan BOP
BOP Lainnya.
Elemen–Elemen yang termasuk ke
dalam BOP menurut sifatnya Penggolongan BOP Berdasarkan
(Mulyadi:2006:208) : Perilakunya Dalam Hubungannya
a. Biaya Bahan Penolong dengan Perubahan Volume Produksi :
Biaya yang sesacara kasat mata a. Biaya Overhead Pabrik Tetap
komposisinya kecil jika di telusuri Adalah BOP yang tidak berubah
di akhir produk yang dihasilkan dalam kisaran tertentu.
tetapi berperan dalam b. Biaya Overhead Variable
menyelesaikan proses produksi Adalah BOP yang berubah
produk tersebut. Misalnya lem sebanding voleme perubahan
dalam perusahaan percetakan, pernis voleme kegiatan.
dan paku dalam perusahaan mebel. c. Biaya Overhead Pabrik Semi
Pengembang dan pelembut roti Variable
dalam perusahaan kue atau roti. Adalah BOP Campuran dari BOP
b. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan tetap dan variabel.
Adalah biaya yang dikeluarkan
untuk perbaikan dan perawatan / Penggolongan BOP Berdasarkan
pemeliharaan mesin, kendaraan, Hubungannya dengan Departemen,
perkakas ( contoh suku cadang), seperti di perjelas oleh Hendru
bangunan pabrik dan peralatan (2005:2)
pabrik lainnya. a. BOP Langsung Departemen
c. Biaya Tenaga Kerja Tidak Penggunaan tarif BOP
Langsung perdepartemen untuk mengestimasi
Adalah upah yang dibayarkan biaya yang terjadi dalam
kepada karyawan pabrik yang secara departemen tertentu (misalnya
fisik tidak berhubungan dengan departemen produksi) untuk
proses pembuatan produk. penyesuian dalam tahun anggaran
Termasuk dalam kelompok ini dan penggunaan tarif BOP per
antara lain upah mandor, gaji departemen digunakan dari jam
pegawai administrasi pabrik dll. kerja langsung aktual tahunan.
d. Biaya yang Timbul sebagai Contoh Biaya gaji mandor
Akibat Penilaian Terhadap departemen produksi.
Aktiva Tetap
Adalah biaya yang timbul karena b. BOP Tidak Langsung Departemen.
adanya depresiasi/penyusutan akibat BOP yang manfaatnya dinukmati
pengunaan danwaktu sehingga oleh lebih dari satu departemen.
aktiva tetap tersebut mengalami Contoh Asuransi Gedung Pabrik
penurunan penilaian akibat yang dinikmati oleh beberapa
pemakian. departemen.
e. Biaya yang Timbul sebagai
Akibat Berlalunya Waktu
Adalah Biaya yang terjadi karena
kesengajaan untuk memprotecsi

ISSN : 2355-0295 553


Ecodemica. Vol III. No.2 September 2015

Perhitungan Tarif BOP Karakteristik Biaya Overhead


a. Satuan Produk Pabrik
Metode ini merupakan metode yang Menurut Dunia dan Abdullah
paling sederhana dan langsung (2012:245) adalah :
membebankan BOP kepada produk 1) Tidak proporsional dengan
baban BOP untuk setiap produk volume produksi
dihitung dengan rumus sebagai 2) Sulit ditelusur dan diidentifikasi
berikut: langsung ke produk atau pesanan
3) Jumlahnya tidak material.
Taksiran BOPTT
Penentuan Tarif BOP
Taksiran Unit Produk yang dihasilkan
Dalam menyusun anggaran BOP harus
diperhatikan tingkat kegiatan kapasitas
b. Biaya Bahan Baku yang akan dipakai sebagai dasar
Basis alokasi ini dapat digunakan penaksiran BOP. Ada tiga macam
apabila terdapat hubungan antara kapasitas yang dapat dipakai sebagai
biaya bahan langsung dan biaya dasar pembuatan anggaran
overhead pabrik BOP (Dunia dan Abdullah, 2012:248)
adalah :
Taksiran BOP
1. Kapasitas Teoritis
Taksiran Biaya Bahan Langsung merupakan kapasitas untuk
memproduksi pada kecepatan penuh
c. Jam Tenaga Kerja Langsung (JTKL) tanpa berhenti (100%) dari
Oleh karena ada keterkaitan yang aktivitas/kapasitas yang
sangat erat antara biaya tenaga kerja ditetapkan. Perusahaan dianggap
langsung dengan jumlah jam kerja mampu pada tingkatan yang
langsung, maka BOP di bebankan maksimun tanpa memperhitungkan
atas dasar jam tenaga kerja langsung adanya hambatan baik yang berasal
Dengan rumus sebagai berikut: dari internal maupun eksternal
perusahaan.
Taksiran BOP 2. Kapasitas Praktis

Kapasitas teoritis dikurangi dengan


Taksiran Jam TKL
kerugian-kerugian waktu yang tidak
dapat dihindari karena hambatan-
d. Jam Mesin hambatan intern
Apabila BOP berpariasi dengan perusahaan.Penetapan kapasitas
waktu penggunaan mesin (contoh praktis ini perlu dilakukan karena
bahan bakar atau listrik dipakai sangat tidak mungkin suatu pabrik
untuk menjalankan mesin), maka dijalankan pada kapasitas
dasar yang dipakai untuk teoritis.Dengan demikian perlu
membebankan nya adalah jam diperhitungkan kelonggaran-
mesin. Dengan rumus sebagai kelonggaran waktu dalam penentuan
berikut: kapasitas seperti penghentian pabrik
yang tidak dapat dihindari karena
Taksiran BOP
kerusakan mesin.
Taksiran Jumlah Jam Mesin 3. Kapasitas Normal
Karakteristik BOP menurut Dunia Adalah kemampuan perusahaan
untuk memproduksi dan menjual
produknya dalam jangka
ISSN : 2355-0295 554
Ecodemica. Vol III. No.2 September 2015

panjang.Jika dalam penentuan dimiliki, dikuasai atau menjadi


kapasitas praktis hanya bagian baik langsung maupu tidak
diperhitungkan kelonggaran- langsung dari usaha menengah
kelonggaran waktu akibat faktor- atau usaha besar yang memiliki
faktor intern perusahaan, maka kekayaan bersih lebih dari
dalam penentuan kapasitas normal Rp.50.000.000,- hingga
diperhitungkan pula kecenderungan Rp.500.000.000,- tidak termasuk
penjualan dalam jangka panjang. tanah dan bangunan tempat usaha”
4. Kapasitas Sesungguhnya 3. Sedangkan usaha menengah adalah
Kapasitas sesungguhnya yang “ Usaha ekonomi produktif yang
diperkirakan akan dapat dicapai berdiri sendiri yang dilakukan oleh
dalam tahun yang akan datang. orang perorangan atau badan
Untuk kelemahanya yaitu akan Usaha yang bukan merupakan
berakibat terjadinya perbedaan yang anak perusahaan atau bukan
besar pada tarif Biaya Overhead cabang perusahaan yang dimiliki,
Pabrik dari tahun ke tahun dan dikuasai atau menjadi bagian baik
sebagai akibat perubahan yang besar langsung maupun tidak langsung
pada tarif Biaya Overhead Pabrik dari usaha menengah atau usaha
dari periode ke periode. besar dengan jumlah kekayaan
bersih lebih dari Rp. 500.000.000,-
Langkah-langkah Penentuan Tarif hingga 10.000.000.000,-(Sepuluh
Biaya Overhead Pabrik Milyar) tidak termasuk tanah dan
Menurut Mulyadi (2006:212) banguna tempat usaha.
langkah-langkah dalam penentuan tarif
BOP sebagai berikut : Hasil Penelitian Relevan
1. Menyusun anggaran Biaya Hasil Penelitian yang pernah dilakukan
Overhead Pabrik. sebelumnya yang dianggap relevan
2. Memilih dasar pembebanan Biaya dengan penulis diantaranya :
Overhead Pabrik kepada produk. 1. Hendru Setiawan (2004) “Evaluasi
3. Menghitung tarif Biaya Overhead Atas Metode Penerapan Alokasi
Pabrik. BOP menurut Departemen terhadap
penetapaan Harga Pokok
Usaha kecil Menengah (UKM) Produksi," Jurnala
Usaha kecil dan Menengah menurut RANGGAGADING, vol. V No.1,
Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 pp. 22-28. Kesimpulan : Penentuan
dalam Warjiono (2013: A-1) bahwa : tarif Biaya Overhead Pabrik yang
1. UsahaMikro adalah Usaha ditentukan dengan anggaran dasar
Produktif milik orang perorangan jam tenaga kerja langsung
dan atau badan usaha perorangan merupakan langkah yang tepat
yang memiliki kekayaan bersih karena perusahaan hanya memiliki 2
paling banyak Rp50.000.000 tidak departemen produksi.
termasuk tanah dan bangunan 2. Martusa Riki dan Nasa Ade Lim
tempat usaha. (2012)”Penerapan Biaya Standar
2. Usaha Kecil adalah “ Usaha terhadap Pengendalian Biaya
ekonomi produktif yang berdiri Produksi” AKURAT Jurnal Ilmiah
yang dilakukan oleh orang Akuntansi No.1 Tahun ke 3 Bulan
perorangan atau Badan Usaha yang Januari- April 2012 ISSN:2086-
bukan merupakan anak perusahaan 4159. Kesimpulan : Perana Biaya
atau cabang perusahaan yang standar yang terdiri dari BBB,BTK

ISSN : 2355-0295 555


Ecodemica. Vol III. No.2 September 2015

dan BOP ternyata sangat membantu


manajemen dalam usaha
meningkatkan efektif dan efisien
pengendalian biaya produksi.
perhitungan penbebanan BOP terhadap
III. METODE PENELITIAN Metode produk yang dihasilkannya. Untuk itu
penelitian yang dilakukan dengan Metode penulis berusaha memberikan
Kuantitatif atau sering disebut sebagai metode gambaran pengolongan dan
tradisional atau disebut sebagai metode perhitungan pembebanan BOP. Penulis
positivistik sengaja menyajikan perhitungan yang
karena berlandaskan filsafat sederhana karena obyek penelitian
positivisme yang telah memenuhi penulis adalah Usaha kecil dan
kaidah-kaidah ilmiah yaitu menengah yang kurang sekali
konkrit/empiris, obyektif, terukur, pemahaman tentang BOP sehingga
rasional dan sistematis (Sugiono, mudah-mudah karya ini bisa
2012:7) dengan Teknis Deskriptif memberikan kontribusi yang positif
Analisis yaitu Teknis dengan cara dan inovatif terhadap kemajuan
mendeskripsikan atau menggambarkan perusahan mereka.
data yang telah terkumpul
sebagaimanan adanya tanpa membuat Menyusun Anggaran Biaya
kesimpulan yang berlaku untuk umum Overhead Pabrik
atau generalisasi (Sugiono, 2012:147) Sebagai gambaran dari hasil ke lima
di dukung dengan study pustaka dan obyek penelitian yaitu Usaha Makanan
rujukan referensi yang kuat sehingga kue PIA HM, Classic Advertaising
bisa memperkuat hasil penelitian atau (desain advertaising, percetakan,
riset yang telah dilakukan penulis. merchandise) Konveksi Baden Bordir,
Populasi adalah sub sector Usaha Kecil Percetakan Alam Printing dan Kawani
dan Menengah (UKM) yang berada di Flowers. Penulis memilih salah satu
wilayah Kota Sukabumi yang kegiatan dari perusahaan yang ada yang
utamanya usaha produksi berdasarkan mewakili ke lima jenis usaha yang lain
pesanan. Sample yang digunakan yaitu usaha Kue HM (makanan kering).
berdasarkan Purposive Sampling yang Berikut Rincian Biaya-Biaya yang di
diwakili oleh lima pelaku usaha di keluarkan selama bulan Julii 2015 :
wilayah Sukabumi.
1. Biaya Bahan Baku (Terigu, gula,minyak
IV. HASIL PEMBAHASAN goreng, kacang, coklat, keju)
Rp 279.600.000/bulan
Idealnya suatu perusahaan harus mem-
2. Biaya Tenaga kerja Langsung
perlakukan dan membebankan BOP -Bagian Adonan: Rp .75.000/hari =
sesuai dengan prinsip dan kaidah yang Rp.1.800.000,-
benar, baik itu untuk perusahaan yang -Bagian Open : Rp. 70.000/hari =
berdasarkan pesanan maupun proses. Rp. 1.680.000,-
-Bagian Packing: Rp. 25.000/hari =
Tapi kenyataannya tidak semua
Rp. 600.000,- +. Sehingga Total =
perusahaan mampu memperlakukan Rp. 4.080.000,-
BOP sesuai dengan kaedah yang benar,
terlebih lagi untuk perusahaan kecil
dan menengah (UKM) yang pelaku
usahanya kurang paham akan
pengolongan, perlakukan dan 556
ISSN : 2355-0295
Ecodemica. Vol III. No.2 September 2015

3. Biaya Overhead Pabrik :


Tabel 1. Hasil Riset Unsur Biaya Overhead Pabrik

UNSUR BIAYA Perilaku JUMLAH


Biaya PEMAKAIAN
Bahan Bakar Gas V Rp. 31.200.000,-
Tenaga Kerja Tidak Langsung :
Bagian mesin T Rp. 1.680.000,-
Supir merangkap Satpam Rp. 1.500.000,-
Reparasi dan pemeliharaan mesin V Rp. 20.000,-
cetak kue dan pisau
Penyusutan mesin cetak T Rp. 200.000,-
Listrik dan air V Rp. 1.400.000,-
Pengobatan karyawan V Rp. 300.000,-
Bahan Penolong (pengembang kue) V Rp. 30.000,-
Bensi untuk antar jemput karyawan T Rp. 1.050.000,-
TOTAL BOP Rp. 37.380.000,-
Ket : V = Variabel dan T = Tetap
Sumber : Diolah dari data primer UKM Pia Sukabumi

Memilih Dasar Pembebanan Biaya Rp. 37.380.000


Overhead Pabrik Kepada produk
Secara ringkas data biaya dan 6.5000 = Rp. 5.751
kegiatan produksi bulan Juni 2015
sebagai berikut : Dari perhitungan di atas bahwa Biaya
1. Dengan jumlah BOP sebesar Rp. Overhead Pabrik yang di serap dalam
37.380.000,- dalam satu bulan satuan produk sebesar Rp. 5.751,-
2. Perusahaan mampu memproduksi ( Rp. 5.751 x 6.500 = Rp.37.381,500,-
sebanyak 6500 dus, dengan isi 15 pack , perbedaan akibat pembulatan)
3. menggunakan mesin selama 156
jam dan jam tenaga kerja langsung selama 192 B. Biaya Bahan
jam (8 jam x 24 hari kerja). Baku Taksiran BOP
4. Karyawan bekerja selama 6 hari x 100%
selama 8 jam .
5. Tiga variasi rasa kue yang di Taksiran BBB Produk Yang Dipakai
hasilkan : Kacang, Coklat dan keju
dengan harga perdus Rp. 50.000. Rp. 33.380.000
= 0,119
Maka Perhitungan BOP bisa di Rp. 279.600.000 X 100% = 11.93%
lakukan dengan Dasar : A. Satuan
Produk Dari perhitungan di atas terlihat bahwa
Taksiran BOP Biaya Overhead Pabrik yang sudah di
Tarif BOP/sat = Taksiran Unit Produk serap sebesar 11,93% oleh masing-
Yang dihasilkan masing produk yang dihasilkan
(11,93%xRp.279.600.000 =
Rp.33.356.280,- (perbedaan akibat
pembulatan)
ISSN : 2355-0295 557
Ecodemica. Vol III. No.2 September 2015

Dari perhitungan di atas terlihat bahwa


C. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead pabrik yang sudah di
Taksiran BOP serap sebesar
= x 100% = Rp. 173.854 oleh masing-masing
% Taksiran BTKL produk yang dihasilkan (Rp. 173.854 x
192 jam = Rp. 33.379.967,- perbedaan
Rp. 33.380.000 akibat pembulatan)
= 8,2%
Rp.4.080.000 E. Jam Mesin

Dari perhitungan di atas terlihat bahwa BOP Yang Dibudget


Biaya Overhead Pabrik yang sudah di = Tarif BOP
serap sebesar 8,2% oleh masing- Taksiran Jam Mesin
masing produk yang dihasilkan
(8,2%xRp.4.080.000,-= Rp. 33.380.000
Rp.33.456.000,- perbedaan akibat 156 = Rp. 213.974,-
pembulatan)
Dari perhitungan di atas terlihat bahwa
D. Jam Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead pabrik yang sudah di
serap sebesar Rp. 213.974 oleh masing-
Taksiran BOP = BOP/jam kerja masing produk yang dihasilkan (Rp.
213.974 x 156 = Rp. 33.379.944,,-
Taksiran Jam TKL (perbedaan akibat pembulatan).

Rp. 33.380.000 V. KESIMPULAN


= Rp. 173.854 Jika perusahaan menetapkan harga jual
192 jam sebesar Rp. 50.000 / Dus maka
perhitungan Laba Ruginya akan
nampak seperti berikut :

Tabel 2
Perusahaan KUE PIA HM
LAPORAN LABA RUGI
PER 31 JULI 2015

- Pendapatan Penjualan Rp, 325.000.000,-


(Rp. 50.000 x 6.500)

- Biaya Operasional :
1. BBB Rp. 279.600.000,-
2. BTKL Rp. 4.080.000,-
3. BOP Rp. 37.380.000,- +

Total Biaya ( Rp. 321.060.000,-)


Profit/Laba Rp. 3.900.000,-

ISSN : 2355-0295 558


Ecodemica. Vol III. No.2 September 2015

Dari perhitungan Income Statement 5. Diharapkan dengan mengetahui dan


(Laporan Laba Rugi) diatas, bisa paham atas perlakuan perhitungan
ditarik kesimpulan bahwa: tarif BOP perusahaan bisa dengan
1. Perusahaan hanya bisa memperoleh Tepat menetapkan harga Jual
laba sebesar Rp. 3.900.000/bulan produk sehingga perusahaan bisa
atau sebesar Rp.162.500/hari. menjaga kelangsungan hidup

Minim sekali keuntungan yang perusahaan (konsep going


diperoleh perusahaan, Keuntungan concern) untuk bisa bertahan hidup
itu biasanya diperlakukan sebagai lama di tengah keadaan ekonomi
Prive pemilik untuk memenuhi yang sulit dan persaingan yang
kebutuhan hidup keluarga. Padahal ketat.
perusahaan harus bisa saving untuk 6. Meningkatkan kompetensi dan
pembelian mesin cetak baru sebagai keilmuan penting bagi pelaku usaha
antisipasi jika mesin lama benar- UKM agar bisa mengatasi
benar rusak dan sudah tidak bisa permasalahan intern maupun
dipakai lagi, perbaikan gedung ekteren, Penguasaan Teknologi
pabrik bahkan jika memungkinan informasi wajib untuk dilakukan
untuk Ekspansi (Perluasan usaha). sehingga pemasaran/marketing bisa
2. Idealnya Laba usaha ditetapkan dilakukan secara online sehingga
minimal 10% dari Total Biaya yang memperluas relasi dan konsumen.
dikeluarkan sehingga peluang untuk 7. Menjaga kualitas produk yang
bisa saving dan pengembangan dihasilkan perlu terus ditingkatkan
usaha bisa direncanaka,, tetapi sehingga konsumen akan setia dan
dengan keadaan pereknomian kita loyal terhadap produk kita.
yang sedang terpuruk yang
berakibat pada daya beli masyarakat Saran
yang menurun, ditambah dengan Untuk penelitian dengan judul/ tema
banyaknya kompetisi dari yang sama diharapkan untuk
kompetetor sejenis, maka laba kita melakukan penelitian yang lebih
tetapkan hanya 10 % dari total beragam jenis usahanya sehingga
Biaya produksi atau sebesar Rp. pengolongan dan katagori BOP bisa
32.106.000,- (10%x RP. lebih diketahui secara nyata.

321.060.000,-).
3. Pembebanan BOP harus dimasukan REFERENSI
ke dalam perhitungan Harga Jual Dunia Ahmad Firdaus dan Abdullah
produk. Wasilah (2012). Akuntansi Biaya.
4. Disarankan perusahaan untuk Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
memakai perhitungan berdasarkan Fauzi Gamawan: Kompas 31 Des 2010
Satuan Produk karena lebih Martusa Riki dan Nasa Ade Lim
sederhana dan mudah dikenali dan (2012) ”Penerapan Biaya
ditelusuri, sehingga Penetapan harga Standar Terhadap Pengendalian
jual Produk menjadi Rp. 55.151 Biaya Produksi” AKURAT

(Rp.49.000 + 5.751) atau Jurnal Ilmiah Akuntansi No.1


dibulatkan menjadi Rp. 55.000/Dus. Tahun ke 3 Bulan Januari- April
sehingga dalam satu bulan 2012. ISSN:2086-4159.
perusahaan bisa memperoleh laba : Mulyadi. (2006) Akuntansi Biaya.
Rp. 36.440.000,- {Rp. 357.500.000 Edisi 6. Yogyakarta. Aditya
(Rp.55.000 x 6.500) – Rp. Media. 559
321.060.000}.
ISSN : 2355-0295
Ecodemica. Vol III. No.2 September 2015

Setiawan Hendru. (2004) “Evaluasi ISBN:978-602-99213-4-2 Hal.


Atas Metode Penerapan Alokasi A-1.
BOP menurut Departemen
terhadap penetapaan Harga http://sites.google.com/site/penggangga
Pokok Produksi," nperusahaan/anggaran-biaya-
RANGGAGADING, vol. V overhead-pabrik-
No.1, pp. 22-28. bop/menghitung-tarif-biaya-
Sugiono. (2012) Metode penelitian overhead
kuantitatif dan kualilatif dan R & (http://srtkab.go.id/artikel-1037/
D. Bandung, Alpabeta. indonesia-prakarsai-pembahasan-
Usry MFA dan LM Hammer (1992) penguatan-UKM-di-KTT-APEC-
Akuntansi Biaya Perencanaan 2013
dan Pengendalian, Jilid II, edisi
ke 9 alih bahasa oleh Alfonsus Riwayat Penulis : Yuri Rahayu,SE.MM
Sirait dan Herman Wibowo:. lahir di Sukabumi tanggal 28 Agustus
Erlangga Jakarta. 1972, saat ini aktif mengajar dan
Undang-Undang No. 20, UMKM, menjadi Dosen Tetap AMIK BSI
2008. Sukabumi, tercatat sebagai anggota
Konsorsium Komputer Akuntansi dan
Warjiyono. (2013) "Perancangan pembina Himpunan Mahasiswa
Sistem Informasi UKM Kab. Jurusan Komputer Akuntansi dengan
Tegal guna meningkatkan Daya JFD Asisten Ahli.
saing Usaha," Prosiding SNIT
(Seminar Nasional Inovasi dan
Trent. Jakarta.LPPM BSI,

ISSN : 2355-0295 560

You might also like