You are on page 1of 9

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALI BIAYA PRODUKSI

(Studi pada Perusahaan Meubel “WIJAYANTI”, Ngadiboyo, Rejoso, Nganjuk Tahun


2013)
Afifah Lutfi Nurazizah
Topowijono
Dwiatmanto
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email : fifaziza@ymail.com

ABSTRACT

This research have the purpose to know the application of standard costs and analysis variants of the actual
cost and standard cost in enterprise.Result from this research is the determination of the cost of standard done
the company still under the terms of last year.Variant that happens in enterprise the is a variant of which are
Favourable and Unfavourable.Analysis of the costs of raw materials cause the differences in the price of the
raw materials Unfavourable of Rp.980.040 and effect from the difference of raw the quantity of material
experience Favourable Rp.1.049.580.Analysis of the costs directly labor tariff cause the difference in wages
Unfavourable Rp.929.000 and cause the differences in efficiency wages Favourable Rp.8.542.500.Analysys
of the costs factory overhead Favourable Rp.4.296.451 cause variant under control Rp.4.296.451 and cause
variant volume Rp.0.so, if totaled enterprise had the difference in production costs that are Unfavourable
Rp.1.978.580.The excistence of the difference in production costs Unfavourable means the enterprise still had
on of inefficiency of in controlling production costs.cause of that,with the applications of analysis standard
costs the enterprise can evaluate control production cost and can now the factor causing the forms of
deception which happened so as to prevent of extravagance to enterprise.

Keywords : Standard Cost, Application of Standard Costs, Analyze of Standard Costs.

ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan mengetahui penerapan biaya standar dan menganalisis varian biaya aktual dan
biaya standar pada perusahaan Meubel “Wijayanti”. Hasil dari penelitian ini adalah penetapan biaya standar
dilakukan perusahaan masih berdasarkan ketentuan tahun lalu.Varian yang terjadi di perusahaan terdapat
varian yang bersifat Favourable dan varian yang Unfavourable. Analisis biaya bahan baku akibat dari selisih
harga bahan baku mengalami Unfavourable sebesar Rp.980.040 dan akibat dari selisih kuantitas bahan baku
mengalami Favourable Rp.1.049.580. Analisis biaya tenaga kerja langsung karena selisih tarif upah
mengalami Unfavourable Rp.929.000 dan karena selisih efisiensi upah mengalami Favourable Rp. 8.542.500.
Analisis biaya overhead pabrik terjadi varian Favourable sebesar Rp.4.296.451 akibat dari varian terkendali
sebesar Rp. 4.296.451 dan karena varian volume sebesar Rp.0. jadi, jika dijumlahkan perusahaan memiliki
selisih biaya produksi yang bersifat Unfavourable sebesar Rp.1.978.580. Adanya selisih biaya produksi yang
Unfavourable berarti perusahaan masih mengalami ketidakefisienan dalam mengendalikan biaya produksi.
Oleh sebab itu , dengan penerapan analisis biaya standar perusahaan dapat mengevaluasi pengendalian biaya
produksi dan dapat mengetahui faktor penyebab penyimpangan yang terjadi sehingga dapat mencegah tindak
pemborosan pada perusahaan.

Kata Kunci : Biaya Standar, Penerapan Biaya Standar,Analisis Biaya Standar.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
I. PENDAHULUAN meningkat karena banyak yang meminati untuk
Pada umumnya dalam menjalani usaha membuat meubel di perusahaan Wijayanti, tetapi
bisnisnya setiap perusahaan pasti memiliki tujuan perusahaan harus dapat memperhatikan anggaran
yang ingin dicapai, salah satu tujuannya ialah biaya produksi yang akan dikeluarkan oleh
mendapatkan keuntungan yang maksimal. perusahaan agar laba yang didapatkan tidak
Perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut berkurang dan perusahaan dapat tetap berdiri dan
melakukan upaya alternatif diantaranya berkembang. Berdasarkan fenomena yang ada di
meningkatkan penjualan dan menghemat biaya- perusahaan meubel “Wijayanti”, perusahaan
biaya dalam pengolahan produk yang dihasilkan. masih menggunakan sistem biaya standar dengan
Meningkatkan pendapatan perusahaan metode satu selisih, sehingga perusahaan belum
dapat dengan cara menghemat biaya produksi yang dapat mengetahui dimana masih ada
lebih mudah dilakukan oleh perusahaan karena penyimpangan atau tidak ada dalam mengeluarkan
biaya produksi termasuk dalam unsur intern biaya produksi. Hal tersebut seharusnya
perusahaan yang dapat dikendalikan. Pengendalian perusahaan menggunakan sistem biaya standar
biaya ini juga dimaksudkan supaya penyimpangan dengan metode selain satu selisih, agar perusahaan
yang terjadi tidak terlampau jauh. Pengendalian dapat mengetahui adanya penyimpangan yang
biaya ini digunakan untuk mengukur kira-kira terjadi pada biaya produksinya. Setelah di analisis
berapa keuntungan yang diperoleh sehingga dapat dengan metode dua selisih dan tiga selisih
meningkatkan pendapatan perusahaan. akhirnya dapat diketahui bahwa perusahaan
Pengendalian biaya produksi akan lebih mudah mengalami penyimpangan pada biaya produksi
dilaksanakan dengan baik jika perusahaan yaitu yang terdapat di selisih harga dan selisih tarif
mempunyai suatu alat ukur yang dapat digunakan upah,sehingga perusahaan selanjutnya harus
sebagai bahan mengevaluasi dan mengukur tingkat melakukan pengendalian pada biaya produksinya.
keefisienan biaya produksi dimana untuk Pengendalian biaya tersebut sangat diperlukan
membandingkan hasil yang dicapai dengan yang untuk mengetahui apakah proses produksi berjalan
diharapkan. secara efisien.
Cara mengevaluasi dan mengukur tingkat Berdasarkan uraian tersebut maka
keefisienan biaya produksi untuk dibandingkan mendorong peneliti dalam membantu perusahaan
hasil yang dicapai dengan hasil yang diharapkan, dengan mengangkat topik yaitu dengan memilih
perusahaan melakukan penerapan biaya standar judul skripsi sebagai berikut : “Analisis Biaya
yang digunakan untuk mengukur efisiensi biaya Standar Sebagai Alat Pengendali Biaya Produksi
produksi. “Biaya standar ialah biaya yang telah (Studi Pada Perusahaan Meubel “Wijayanti” di
diatur sebelumnya untuk memproduksi satu unit Ngadiboyo, Rejoso, Nganjuk.)”
atau sejumlah unit tertentu produk selama suatu
periode tertentu. Usry dan Carter (2005 : 153) II. TINJAUAN PUSTAKA
memberikan pendapat bahwa biaya standar ialah A. Biaya
biaya yang direncanakan untuk suatu produk 1. Pengertian Biaya
tertentu dalam kondisi operasi sekarang atau Rayborn dan Kinney (2011:34),
kondisi waktu mendatang yang telah diprediksi. mendefinisikan Biaya merupakan pengukuran
Perusahaan Meubel “Wijayanti” moneter dari sumber daya yang dibelanjakan untuk
merupakan perusahaan manufaktur yang usahanya mendapatkan sebuah tujuan seperti membuat
mengolah kayu bulat menjadi kayu gergajian/kayu barang/mengantarkan jasa.
olahan yang akan diolah lagi menjadi meubel dan 2. Penggolongan Biaya
furniture sesuai dengan kebutuhan dan pesanan Menurut Mulyadi (2009 : 13) terdapat beberapa
konsumen. Perusahaan ini didirikan di Desa macam cara pengelompokan biaya, yaitu :
Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten a. Pengelompokan biaya menurut objek
Nganjuk, walaupun tergolong perusahaan yang pengeluaran.
baru tetapi perusahaan ini sudah banyak dipercaya b. Pengelompokan biaya menurut fungsi pokok
untuk membuat meubel, sehingga penjualan setiap dalam perusahaan dibagi menjadi tiga yaitu:
tahun setelah perusahaan didirikan terus 1) Biaya Produksi
meningkat khususnya tahun 2013 dapat mencapai 2) Biaya Pemasaran
pemasaran sampai ke luar Jawa sehingga membuat 3) Biaya Administrasi dan Umum.
perusahaan merasa bangga dan pastinya laba akan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
c. Pengelompokan biaya berdasar hubungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya dengan sesuatu yang dibiayai. Dalam biaya overhead pabrik.
hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai,
biaya dapat dikelompokan menjadi dua 2. Macam-Macam Biaya Produksi
golongan : a. Biaya Bahan Baku Langsung
1) Biaya Langsung (Direct Cost) Biaya bahan baku langsung ialah biaya yang
2) Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) diperoleh dari bahan baku yang dalam mengolah
d. Pengelompokan biaya berdasar perilakunya produk telah dimaknai dengan bahan utama dari
dalam hubungannya dengan perubahan produk yang dihasilkan.
volume kegiatan yaitu : b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
1) Biaya variabel Biaya tenaga kerja ialah biaya yang ikut
2) Biaya Semi Variabel dalam pemakaian tenaga kerja yang
3) Biaya semifixed dipergunakan dalam proses pengolahan produksi
4) Biaya Tetap seperti biaya tenaga kerja.
e. Pengelompokan biaya atas dasar jangka c. Biaya Overhead Pabrik
waktu manfaatnya Biaya overhead pabrik ialah untuk
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya memproduksi suatu produk selain dari bahan
dapat dipisah menjadi dua yaitu, pengeluaran langsung dan tenaga kerja langsung seperti
modal dan pengeluaran pendapatan. pemakaian fasilitas untuk mengolah barang
berupa mesin, alat-alat, tempat kerja, dll.
B. BIAYA STANDAR
1. Pengertian Biaya Standar D. PENGENDALIAN BIAYA
Muhadi dan Siswanto (2001:61) 1. Pengertian Pengendalian
mendefinisikan bahwa Biaya standar merupakan Menurut Abdullah & Dunia (2012:5),
penentuan harga pokok produk atau penyerahan jasa “Pengendalian merupakan usaha manajemen
berdasarkan biaya yang seharusnya terjadi untuk untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan
satuan-satuan produk. dengan melakukan perbandingan secara terus-
2. Jenis-Jenis Biaya Standar menerus antara pelaksanaan dengan rencana”.
Mulyadi (2009: 394), biaya standar dapat Melalui proses membandingkan hasil yang
dikelompokkan berdasarkan tingkat ketaatan dan sesungguhnya dengan program atau anggaran
kelonggaran sebagai berikut: yang disusun, maka manajemen dapat
a) Standar Teoritis melakukan penilaian atas efisiensi usaha dan
b) Standar Biaya Waktu yang Lalu kemampuan memperoleh laba dari berbagai
c) Standar Normal produk.
d) Pelaksanaan Terbaik yang Dapat Dicapai 2. Pengendalian Biaya Produksi
3. Manfaat Biaya Standar Pengendalian biaya produksi merupakan
Manfaat biaya standar terdiri dari sistem biaya usaha manajemen untuk mencapai tujuan yang
standar yang dirancang untuk mengendalikan biaya, telah diterapkan dengan melakukan perbandingan
Sistem biaya standar yang memberikan acuan secara terus-menerus antara biaya sesungguhnya
kepada perusahaan untuk mengetahui seberapa yang telah terjadi setelah pelaksanaan produksi
banyak biaya output untuk melaksanakan kegiatan dengan rencana yang dibuat sebelum kegiatan
tertentu sehingga memungkinkan mereka untuk produksi.
melakukan peminimumkan biaya dengan cara
perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja III. METODE PENELITIAN
dan kegiatan lain. (Mulyadi, 2009:388) Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan
C. Biaya Produksi studi kasus. Metode deskriptif adalah suatu metode
1. Biaya Produksi dalam meneliti status kelompok manusia, suatu
Biaya produksi ialah biaya-biaya yang terkait objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun
atau yang berhubungan dengan aktivitas produksi suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir,
dari suatu produk dimana mengolah bahan baku 2005:54). Menurut Arikunto (2002:131), studi kasus
menjadi barang jadi. dan biaya ini mencakup dari adalah suatu penelitian yang dilakukan secara
intensif, terinci, dan mendalam terhadap suatu

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari Data yang digunakan peneliti dalam
wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi melakukan penelitian ini data sekunder. Teknik
daerah atau subjek yang sangat sempit. pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam
Tetapi,ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus penelitian ini dokumentasi.
lebih mendalam. Penelitian dilaksanakan pada
Perusahaan Meubel “Wijayanti” yang beralamat di IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Produk yang dihasilkan oleh Perusahaan
Nganjuk yang merupakan industri yang usahanya Meubel “Wijayanti” meliputi Almari (90 cm x 185
mengolah kayu bulat menjadi kayu gergajian/kayu cm), Almari (150 cm x 178 cm), Almari Pakaian
olahan yang akan diolah lagi menjadi meubel dan pintu 2 (170 cm x 100 cm), Daun pintu (80 cm x 190
furniture sesuai dengan kebutuhan dan pesanan cm), Daun pintu (75 cm x 200 cm), Ranjang tidur
konsumen. Alasan peneliti dalam memilih lokasi (210 cm x 150 cm), Jendela(60 cm x 150
perusahaan ialah ingin mengetahui sejauh mana cm),jendela (60 cm x 30 cm), Meja kursi tamu ukir,
penerapan analisis biaya standar yang dapat Bangku siswa, Meja (56 cm x 130 cm), Meja (47 cm
meningkatkan pengendalian biaya produksi pada x 98 cm), Kursi (78 cm x 187 cm).
perusahaan. fokus penelitian ini adalah : Dalam Analisis biaya standar sebagai alat
1. Biaya bahan baku langsung aktual dan pengendali biaya produksi ini banyak faktor yang
anggaran biaya bahan baku langsung pada menentukan seperti harga bahan baku standar,
tahun 2013. kunatitas bahan baku standar, kemudian tarif upah
2. Biaya tenaga kerja langsung realisasi dan dan jam tenaga kerja langsung standar, BOP tetap
standar biaya tenaga kerja langsung pada standar, dan BOP variabel standar. Kemudian di
tahun 2013. bawah ini akan disajikan data di Perusahaan Meubel
3. Biaya overhead pabrik aktual dan anggaran “Wijayanti” tahun 2013:
biaya overhead pabrik pada tahun 2013.
4. Analisis selisih biaya produksi anggaran dan
biaya produksi aktual pada perusahaan pada
tahun 2013.
Tabel 1 Standar dan Realisasi Biaya Bahan Baku Tahun 2013 Perusahaan Meubel “Wijayanti”

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tabel 2 Standar dan Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung Perusahaan Meubel “Wijayanti”

Tabel 3 Anggaran Biaya Overhead Pabrik Tahun Tabel 5 Analisis Biaya Bahan Baku Akibat dari
2013 Perusahaan Meubel “Wijayanti” Harga Bahan Baku/Unit Tahun 2013 Perusahaan
Meubel “Wijayanti”

Tabel 4 Realisasi Biaya Overhead Pabrik Tahun 2013


Perusahaan Meubel “Wijayanti”

Berdasarkan hasil analisis tersebut maka


Analisis biaya bahan baku akibat dari selisih harga
bahan baku/unit mengalami kerugian sebesar Rp
980.040 ,- disebabkan karena harga bahan baku
Setelah disajikan data tersebut barulah data sesungguhnya melebihi harga bahan baku yang
tersebut dianalisis, dan ditarik kesimpulan dan telah distandarkan oleh perusahaan. Hal tersebut
diberikan saran berdasarkan hasil perhitungan yang karena harga kayu jati yang tidak dapat
diperoleh. Berikut ini cara menganalisis biaya dikendalikan oleh perusahaan, karena bahan baku
produksi dengan biaya standar dalam rangka ini yang menentukan harganya Perum Perhutani.
mengendalikan biaya produksi: Walaupun perusahaan mengikuti ketentuan yang
1. Analisis Selisih Biaya Bahan Baku (Tiga Selisih) dilaksanakan oleh Perum Perhutani, tetapi karena
(a) Analisis Biaya Bahan Baku Akibat dari perusahaan mengikuti peraturan yang tahun lalu
Selisih Harga Bahan Baku/Unit sehingga kurang dapat mengantisipasi harga yang
sesungguhnya terjadi. Karena yang menentukan
pihak perhutani untuk bahan baku kayu jati, maka
disarankan agar tidak mengalami kerugian yang

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
besar dalam perusahaan, maka sewajibnya berarti perusahaan pada tahun 2013 mengalami
perusahaan membuat suatu standar yang dapat penurunan produksi, karena perusahaan kurang
diantisipasi akan berlaku untuk tahun depan. melakukan promosi-promosi untuk menambah
(b) Analisis Biaya Bahan Baku Akibat dari pangsa pasar sehingga hanya beberapa konsumen
Selisih Kuantitas Bahan Baku saja yang membeli produk di perusahaan meubel
Tabel 6 Analisis Biaya Bahan Baku Akibat dari “Wijayanti” dan adanya pekerja yang masih kurang
Selisih Kuantitas Bahan Baku Tahun 2013 berpengalaman sehingga produk yang dihasilkan
Perusahaan Meubel “Wijayanti” juga sedikit, untuk itu disarankan perusahaan
sewajibnya melakukan promosi yang gencar
sehingga akan semakin banyak konsumen yang
akan membeli produk di perusahaan meubel
“Wijayanti” dan tentunya melakukan pengawasan
yang dapat dikatakan membuat pekerja lebih giat
bekerja dan akhirnya dapat menghasilkan produk
yang lebih banyak.
(c) Analisis Selisih Harga Biaya Bahan Baku
Akibat Dari Selisih Harga Dan Kuantitas
Bahan Baku
Tidak ada biayanya dikarenakan selisih harga
dan kuantitas sama dengan nol, ini
dikarenakan harga anggaran kurang dari harga
aktual, sebaliknya kuantitas anggaran lebih
dari kuantitas aktualnya.
2. Analisis Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung
Analisis biaya bahan baku akibat dari selisih (Dua Selisih)
kuantitas bahan baku yang sesuai dengan tabel 6 (a) Analisis Biaya Tenaga Kerja Langsung
mengalami keuntungan yang berarti yaitu sebesar Akibat Dari Selisih Tarif Upah
Rp.1.049.580,- ini disebabkan karena menurunnya
jumlah produk dari yang telah di standarkan. Ini
Tabel 7 Analisis Biaya Tenaga Kerja Langsung Akibat dari Selisih Tarif Upah Tahun 2013 Perusahaan
Meubel “Wijayanti”

Analisis biaya tenaga kerja langsung akibat dari 929.000,- yang bersifat negatif ini dikarenakan
selisih tarif upah mempunyai selisih sebesar Rp. upah yang dibudgetkan kurang dari biaya aktualnya,

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
ini akibat adanya keinginan para pekerja untuk terutama biaya tarif upah sehingga membuat biaya
dinaikkan tarif upah sehingga membuat suatu selisih output menjadi kecil.
yang bersifat menyimpang negatif bagi perusahaan. (b) Analisis Biaya Tenaga Kerja Langsung
Perusahaan seharusnya memprediksi tarif upah Akibat Dari Selisih Efiensi Upah
yang menjadi keinginan pekerja untuk tahun depan
yang dapat dijadikan standar biaya tenaga kerja

Tabel 8 Analisis Biaya Tenaga Kerja Langsung Akibat dari Selisih Efisiensi Upah Tahun 2013 Perusahaan
Meubel “Wijayanti”

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Analisis biaya tenaga kerja langsung akibat selisih efisiensi mengalami penyimpangan yang bersifat positif
sebesar Rp.8.542.500,- akibat dari penggunaan hari kerja
karyawan yang tidak melebihi dari yang
dibudgetkan. Disarankan perusahaan lebih V. KESIMPULAN DAN SARAN
mempertahankan standar ini dan lebih maksimal A. Kesimpulan
lagi mengawasi kerja karyawan sehingga jam kerja 1. Penetapan standar biaya produksi di
tidak melebihi dari yang telah dibudgetkan. Perusahaan Meubel “Wijayanti” dapat
disimpulkan sebagai berikut:
3. Analisis Biaya Overhead Pabrik (Dua Selisih) a. Biaya bahan baku
Selisih biaya overhead pabrik ini keseluruhan 1) Standar harga bahan baku langsung
dianalisa dengan menggunakan tiga metode varian ditetapkan oleh Perusahaan dengan
yang dapat dihitung sebagai berikut : melihat ketentuan tahun lalu dari Perum
(a) Varian terkendali Perhutani Wilayah Nganjuk.
BOP realisasi = Rp. 54.374.499, 2) Penerapan standar kuantitas bahan baku
BOP yang dianggarkan pada kapasitas: langsung ditetapkan oleh Perusahaan
Biaya tetap = Rp.14.000.000, Meubel “Wijayanti” sendiri berdasarkan
Biaya variabel = Rp. 44.670.950, perhitungan pemakaian standar jumlah
Varian Pengeluaran Rp.58.670.950,- bahan baku perproduksi unit meubel.
Rp. 4.296.451,- b. Biaya tenaga kerja langsung
Varian terkendali sebesar Rp. 4.296.451,- 1) Tarif upah ditentukan Perusahaan Meubel
bersifat menguntungkan ini disebabkan “Wijayanti dimana masih belum
adanya penurunan produk dari yang telah di diantisipasi keinginan pekerja untuk
standarkan walaupun harga yang menaikkan tarif upah sehingga sedikit
distandarkan masih kurang dari yang mengalami kerugian.
terealisasi di masing-masing bahan 2) Jam kerja diatur Perusahaan Meubel
pembantu ini membuktikan perusahaan “Wijayanti dimana telah baik dalam
masih gagal dalam menentukan anggaran dalam
membuat/memprediksikan biaya yang akan memproduksi produk meubel.
keluar dan harus dapat melihat harga yang c. Biaya Overhead Pabrik
berlaku di pasaran. Hal tersebut sewajibnya Penentuan standar overhead pabrik diatur
perusahaan melakukan perbaikan-perbaikan oleh Perusahaan Meubel “Wijayanti” dan
standar dan mempertahankan standar yang perusahaan telah lumayan baik dalam
sudah bagus sehingga dapat dipergunakan menetapkan anggaran hanya kurang dapat
pada masa yang akan datang. memprediksi harga-harga yang berlaku di
(b) Varian volume pasaran khususnya harga bahan pembantu.
BOP Sesungguhnya pada kapasitas
sesungguhnya= Rp. 58.670.950,- 2. Berdasarkan Analisis Varian diketahui bahwa
Jam kerja sesungguhnya x tarif overhead :
standar a. Biaya bahan baku
(1944 x Rp. 30.180,53) = Rp.58.670.950 1) Analisis biaya bahan baku dikarenakan
selisih harga bahan baku mempunyai selisih
Rp. 0,- Unfavourable sebesar Rp. 980.040
Varian volume 2) Analisis biaya bahan baku dikarenakan
Varian volume sebesar Rp. 0,- ini berarti selisih kuantitas bahan baku mempunyai
perusahaan tidak mengalami keuntungan selisih favourable sebesar Rp. 1.049.580.
maupun kerugian. Hal ini disebabkan jam b. Biaya tenaga kerja langsung
standar yang direncanakan oleh perusahaan 1) Selisih tarif upah yang memiliki selisih
sudah berjalan dengan baik. Unfavourable sebesar Rp. 929.000.
Tetapi,disarankan agar perusahaan lebih 2) Selisih efisiensi upah yang memiliki selisih
ketat dalam mengawasi pekerja untuk Favourable sebesar Rp. 8.542.500.
memproduksi produk lebih banyak tetapi c. Biaya overhead pabrik
masih dapat dalam memanfaatkan volume
yang ada.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
1) Varian terkendali yang bersifat cara ini agar tidak terjadi biaya varian
menguntungkan yaitu sebesar Rp. yang bersifat merugikan.
4.296.451 c. Biaya overhead pabrik
2) Varian volume sebesar Rp 0. Kebijakan alokasi terhadap biaya
overhead pabrik hendaknya ditinjau ulang
B. Saran sehingga biaya overhead pabrik yang
Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti sesungguhnya dengan yang dianggarkan
berusaha memberikan saran-saran sebagai berikut tidak mempunyai selisih yang tidak
: menguntungkan.
1. Perusahaan hendaknya lebih teliti terhadap
perkembangan tingkah laku selisih dan DAFTAR PUSTAKA
jumlah masing-masing biaya serta faktor-
faktor penyebab penyimpangan tersebut Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur, Penelitian,
dapat lebih diperkecil dan hal ini merupakan Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:Rineka
tindakan korektif yang cukup baik untuk Cipta.
mencegah pemborosan. Carter,William K. dan Milton F. Usry. 2006.
2. Perusahaan dalam menentukan standar harus Akuntansi Biaya (Edisi 13). Jakarta:
berdasar pada : Salemba Empat.
a. Biaya bahan baku
(1)Penentuan harga standar tidak hanya Dunia, Firdaus Ahmad dan Wasilah Abdullah.
berdasarkan pada harga tahun lalu yang 2012. Akuntansi biaya jilid 3. Jakarta:
telah ditetapkan Perum Perhutani tetapi Salemba Empat
perlu memprediksi harga yang akan Mulyadi.2009. Akuntansi Biaya, (Edisi ke-5)
terjadi untuk tahun depan yang sesuai Cetakan 9. Yogyakarta : UPP-STIM
dengan yang ditetapkan Perum Perhutani YKPN.
sehingga dapat dijadikan pedoman
Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta:
dalam membuat biaya standar.
Ghalia Indonesia.
(2)Perusahaan harus dapat melakukan
promosi yang lebih gencar sehingga Raiborn, Cecily A. & Michael R. Kinney. 2011.
konsumen akan membeli produk meubel Akuntansi Biaya Dasar dan
ke perusahaan dan perusahaan lebih Perkembangan.Jakarta: Salemba Empat.
mengawasi pekerja sehingga pekerja Siswanto, Joko & Muhadi. Akuntansi biaya
lebih giat dalam bekerja dan dapat II.Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
menghasilkan produk yang lebih banyak
tanpa melakukan pemborosan bahan
baku sehingga biaya yang dikeluarkan
juga tidak bersifat merugikan.
b. Biaya tenaga kerja langsung.
(1)Penentuan tarif upah harus dapat
mengantisipasi upah minimum yang
berlaku di wilayah Nganjuk untuk tahun
depan dan lebih baik lagi dinaikkan
sedikit sehingga tidak ada selisih yang
tidak menguntungkan bagi perusahaan,
sehingga hal ini juga akan dapat
mendorong pekerja lebih produktif.
(2)Perencanaan jam kerja di dalam
perusahaan juga sudah cukup baik
dikarenakan perusahaan melakukan
perhitungan dari tahun ke tahun
mengenai jam tenaga kerja, untuk itu
disarankan perusahaan tetap melakukan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like