Professional Documents
Culture Documents
Koresponden: nisachemist@gmail.com/085655099495
ABSTRACT
Microorganism in the air is the element of pollution that is the cause of symptoms of various
diseases. Microorganisms can be found in all places and survive in bad environmental
conditions. One of the pathogenic bacteria found in the air is Staphylococcus aureus. This
study aims to determine the effect of using air fresheners containing lemongrass essential oil
on the presence of S. aureus bacteria in the house. The rooms of the house that were taken from
the air samples included the kitchen, family room, and living room. The design used in this
research is the laboratory experiment by using the air capture method. The independent
variables observed included the frequency of spraying air freshener and the results were
compared with a disinfectant made of 2% sodium hypochlorite solution. The S. aureus bacteria
colonies obtained were in the form of golden yellow bacterial colonies, the surface was convex,
purple, and cocci-shaped, which indicated the Gram-positive bacteria group. Based on the
results of the study, it could be concluded that the use of air fresheners using the active
ingredient of lemongrass oil did not significantly affect the decrease in the number of S. aureus
bacteria colonies. However, the use of a disinfectant based on sodium hypochlorite solution as
a comparison with the spraying frequency three times had an effect on decreasing the number
of S.aureus bacteria colonies with the T-test results of sig value 0.007 (P <0.05).
Keywords: Air microorganism, fresheners, house, Lemongrass Oil, and Staphylococcus aureus
ABSTRAK
127
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1719
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)
penyemprotan tiga kali berpengaruh terhadap penurunan jumlah koloni bakteri S. aureus
dengan hasil uji T nilai sig 0.007 (P<0.05).
Kata kunci: mikroorganisme udara, pengharum ruangan, rumah, minyak serai dapur, dan
Staphylococcus aureus
atsiri diketahui mampu menghambat
PENDAHULUAN pertumbuhan bakteri dengan cara
Keberdaan mikroorganisme di udara mengganggu proses pembentukan
merupakan salah satu unsur pencemaran membran atau dinding sel bakteri
yang menjadi penyebab gejala berbagai (Solórzano-Santos and Miranda-Novales,
penyakit. Pertumbuhan bakteri di tempat 2012). Salah satu cara untuk mengurangi
umum atau ruang publik dipengaruhi oleh penyebaran bakteri patogen dalam udara
sistem ventilasi, kelembapan udara, aliran dapat dilakukan dengan penyemprotan
udara, jenis mikroorganisme, partikel debu, pengharum ruangan yang mengandung
dan temperatur. Pada temperatur optimum minyak atsiri sebagai antibakteri di udara.
pertumbuhan bakteri sangat tinggi karena Pengharum ruangan dipercaya dapat
akan menginaktifasi sistem enzimatik membunuh mikroorganisme sekaligus
dalam sel bakteri (Huang, 2017). menghilangkan sumber bau. Penggunaan
Keberadaan mikroorganisme dalam suatu pengharum ruangan sebagai bahan
ruangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antibakteri dapat menyebabkan penurunan
antara lain padatnya orang dan kegiatan aktivitas antibakteri serta lebih mudah
orang yang menempati ruangan (Astriani et dilakukan, lebih praktis, dan biayanya lebih
al., 2012). Salah satu bakteri patogen yang hemat (Filiptsova et al., 2017). Minyak
terdapat di udara adalah Staphylococcus atsiri yang digunakan dalam penelitian ini
aureus. Keberadaan bakteri S. aureus di adalah minyak serai dapur yang diisolasi
udara sebagai indikator tercemarnya dari tanaman serai dapur (Cymbopogon
makanan yang dipengaruhi oleh tidak citratus) dengan metode distilasi uap.
terjaganya kebersihan, dan udara ruangan Minyak serai dapur mempunyai komponen
yang lembab (Horváth et al., 2016). penyusun utama yaitu geranial (sitral α)
Kontaminasi bakteri S. aureus dapat sebesar 42,11%, neral (sitral β) sebesar
menyebabkan sejumlah infeksi seperti 34,78%, dan mirsen sebesar 13,71%
alergi, radang tenggorokan, asma, dan (Venzon et al., 2018). Mekanisme kerja
infeksi nosokomial (Sharma et al., 2017). minyak serai dapur sebagai antibakteri
Dua dari empat isolate koloni bakteri udara untuk menghambat pertumbuhan bakteri
merupakan bakteri S. aureus dengan warna adalah membentuk senyawa komplek
koloni berwarna krem dan bentuk koloni dengan protein ekstraseluler yang terlarut
bulat (Todar, 2008). Hasil pengujian sehingga dapat merusak membran sel
biokimia dan pewarnaan gram menunjukan bakteri (Zhang et al., 2017). Berdasarkan
bakteri gram positif S. aureus dengan penelitian yang dilakukan Nisyak (2018)
bentuk koloni coccus berwarna ungu dan terkait aktivitas antibakteri minyak serai
hasil uji biokimia meliputi uji indol positif, dapur pada bakteri Staphylococcus aureus
uji sukrosa positif, uji glukosa positif, uji menggunakan diffuser menunjukkan
laktosa positif, dan uji katalase positif. penurunan jumlah koloni S. aureus setelah
Upaya mengurangi perkembangan penggunaan minyak atsiri dalam jangka
bakteri patogen dan mengurangi besarnya waktu 48 jam. Berdasarkan hasil tersebut
kasus infeksi akibat bakteri patogen maka dapat disimpulkan bahwa minyak serai
dapat digunakan bahan antibakteri. Salah dapur memiliki kemampuan untuk
satu bahan antibakteri yang dapat menekan pertumbuhan bakteri S. aureus di
digunakan adalah minyak atsiri. Minyak udara. Tujuan penelitian ini adalah untuk
128
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1719
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)
129
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1719
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)
130
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1719
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)
berwarna ungu, ditunjukkan pada Gambar presipitat granular (Delfira dkk., 2020).
2. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri Hasil penelitian dari tiga sampel di media
tersebut tergolong kedalam bakteri Gram MSA menunjukan hasil positif ditandai
positif karena bakteri Gram positif dapat adanya gumpalan. Fungsi uji koagulase
menyerap zat warna kristal violet yang untuk membedakan S. aureus dengan
berwarna ungu. spesies Staphylococus yang lainnya. Uji
Pada penelitian ini ditemukan koagulase bertujuan untuk mengetahui
bakteri berbentuk bulat yang berarti kemampuan bakteri menghasilkan enzim
termasuk ke dalam bakteri golongan kokus. koagulase. Koagulase merupakan protein
Hasil ini sesuai dengan pernyataan ekstraseluler yang dihasilkan oleh S. aureus
Bhattacharjee et al., (2010), yang yang dapat menggumpalkan plasma dengan
menyatakan bahwa bakteri S.aureus bantuan faktor yang terdapat dalam serum.
merupakan golongan bakteri Gram positif Faktor serum bereaksi dengan koagulase
berbentuk kokus yang tersusun seperti untuk membentuk esterase, aktivasi
anggur. Bakteri Gram positif berbentuk penggumpalan, dan mengaktivasi
kokus dimungkinkan bakteri golongan protombin menjadi trombin. Trombin akan
Staphylococcus atau Streptococcus. Maka membentuk fibrin yang berpengaruh
untuk mengetahui secara pasti bakteri terhadap terjadinya penggumpalan plasma.
termasuk kedalam golongan spesies bakteri Kemampuan menggumpalkan plasma
tersebut dilakukan uji katalase. Hasil uji merupakan salah satu faktor verulensi dalan
mikroskopis ditunjukkan pada Gambar 1. potogenesis S. aureus (Ote et al., 2011).
Hasil penelitian dari uji katalase Hasil uji koagulase ditunjukkan pada
menunjukkan terbentuknya gelembung Gambar 3.
udara. Uji katalase berguna dalam Aktivitas Pengharum Ruangan Minyak
mengidentifikasi kelompok bakteri Serai Dapur terhadap Koloni Bakteri S.
tertentu. Uji katalase pada bakteri bentuk aureus
kokus digunakan untuk membedakan Pembuatan pengharum ruangan
Staphylococcus dan Streptococcus. dibuat dengan konsentrasi 2,5% minyak
Kelompok Streptococcus memberi reaksi serai dapur. Penambahan baking soda
negatif pada uji katalase, sedangkan dalam pengharum ruangan berfungsi
Staphylococcus memberikan reaksi positif sebagai penyerap bau tidak sedap di udara
(Wongsariya et al., 2014). Katalase dan untuk menyegarkan udara (Faidliyah,
merupakan enzim yang mengkatalisa 2017). Minyak serai dapur memiliki
penguraian hidrogen peroksida menjadi aktivitas antimikroba. Efektifitas dari
H2O dan O2. Hidrogen peroksida bersifat minyak atsiri serai dapur dipengaruhi oleh
toksik terhadap sel karena bahan ini kompisisi senyawa yang terkandung.
menginaktifkan enzim dalam sel. Hidrogen Kandungan senyawa kimia dari minyak
peroksida terbentuk sewaktu metabolisme serai dapur meliputi senyawa geranial,
aerob, sehingga mikroorganisme yang neral dan mirsen yang termasuk dalam
tumbuh dalam lingkungan aerob pasti golongan senyawa aldehid yang memiliki
menguraikan bahan tersebut. Hasil uji gugus fungsional karbonil yang terikat pada
katalase ditunjukkan pada Gambar 2. rantai karbon di satu sisi dan atom hidrogen
Uji lanjutan selanjutnya adalah uji di sisi yang lain (Sritabutra and Soonwera,
koagulase dengan cara meneteskan darah 2013). Sitral adalah nama diberikan untuk
manusia ke plat tetes, diambil suspensi campuran bahan isomer dari neral dan
bakteri lalu kedua suspensi dicampur dan geranial (Gambar 4). Efek antimikroba dari
dihomogenkan. Reaksi positif terjadi sitral cukup baik, tetapi mekanisme
apabila dalam waktu 2-3 menit terbentuk
131
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1719
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)
132
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1719
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)
artinya frekuensi penyemprotan dan lama dimiliki oleh kedua bakteri sangat berbeda.
penyemprotan tidak berpengaruh tehadap Struktur dinding sel bakteri gram positif
jumlah koloni. yang relatif lebih sederhana sehingga
Pada ruang tamu dapat dilihat pada memudahkan senyawa antibakteri masuk
Tabel 5 uji T menunjukkan nilai Sig ke dalam sel dan menemukan sasaran untuk
frekuensi penyemprotan sebesar 0.349 bekerja. Mekanisme kerja terpenoid
(P>0.05). Hipotesis ditolak artinya sebagai antibakteri melibaktan kerusakan
frekuensi penyemprotan tidak berpengaruh membran oleh senyawa lipofilik. Terpenoid
signifikasi terhadap jumlah koloni. Nilai dapat bereaksi dengan protein
Sig lama penyemprotan 0.007 (P<0.05). transmembran pada membran luar dinding
Hipotesis diterima artinya lama sel bakteri. Akibatnya sel bakteri
penyemprotan berpengaruh terhadap kekurangan nutrisi dan pertumbuhannya
penurunan jumlah koloni. Hasil uji F akan terhambat atau mati (Amalia dkk,
menunjukkan nilai Sig 0.017 (P>0.05) 2017).
artinya frekuensi penyemprotan dan lama Mekanisme antibakteri dari minyak
penyemprotan tidak bepengaruh signifikasi atsiri adalah mengubah permeabilitas
terhadap jumlah koloni. membran sel, menghilangkan ion-ion
dalam sel, menghalangi proton-pump, dan
PEMBAHASAN menurunkan produksi adenosin trifosfat
Berdasarkan Gambar 5 diketahui (ATP) merupakan mekanisme kerja minyak
bahwa hasil nilai rata-rata pada ketiga titik atsiri untuk membunuh bakteri. Mekanisme
penyemprotan, pada dapur frekuensi kerja minyak atsiri adalah dengan
penyemprotan 1 kali, 2 kali, dan 3 kali menghambat membran sel bakteri sehingga
mengalami penurunan. Pada ruang menyebabkan material sitoplasma
keluarga frekuensi penyemprotan 1 kali 2 menghilang. Minyak atsiri bersifat lipofilik
kali 3 kali mengalami penurunan. Pada yang dapat melewati dinding bakteri karena
ruang tamu durasi penyemprotan 1 kali 2 dinding bakteri terdiri meliputi
kali 3 kali jumlah koloni tidak mengalami polisakarida, asam lemak, dan fosfolipid.
perubahan Hal ini disebabkan karena Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan
adanya faktor yang mempengaruhi yaitu dinding sel sehingga dapat membunuh
banyaknya aktivitas manusia, udara yang bakteri (Korenblum et al., 2013).
lembab, dan kurangnya menjaga Berdasarkan Gambar 6 diketahui
kebersihan. bahwa semakin meningkat frekuesi
Rahman (2014) melaporkan penyemprotan desinfektan pada area dapur
bioaktifitas minyak serai dapur terhadap dan ruang tengah, jumlah koloni bakteri S.
pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli, aureus semakin meningkat. Sedangkan
diperoleh bahwa minyak atsiri tersebut pada ruang tamu terjadi penurunan jumlah
lebih efektif dalam menghambat koloni S. aureus. Hal tersebut menunjukkan
pertumbuhan bakteri Gram positif S. aureus desinfektan tidak bekerja secara maksimal.
bila dibandingkan dengan Gram negatif Faktor yang mempengaruhi meningkatnya
Escherichia coli. Efektivitas minyak serai jumlah koloni S. aureus yaitu kurangnya
dapur diperoleh pada konsentrasi 50% ventilasi di ruangan, kelembaban udara,
terhadap bakteri Escherichia coli dan S. aktivitas manusia, dan kurangnya menjaga
aureus. kebersihan.
Minyak serai dapur lebih efektif dalam Menurut penelitian Ghanem et al
menghambat pertumbuhan bakteri gram (2012) mekanisme kerja desinfektan dalm
positif dibandingkan gram negatif. Hal ini membunuh bakteri dengan mengubah
disebabkan kemampuan biologis yang permeabilitas membran sel bakteri.
133
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1719
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)
134
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1719
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)
135
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1719
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)
Gambar 2. Hasil uji katalase isolat koloni bakteri S. aureus yang terdapat dalam udara
rumah (a) dapur (b) ruang keluarga (c) ruang tamu
Gambar 3. Hasil uji koagulase isolat koloni bakteri S. aureus yang terdapat dalam udara
rumah (a) dapur (b) ruang keluarga (c) ruang tamu
136
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1719
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)
7
6
5
Jumlah koloni
4
dapur
3
ruang tengah
2
ruang tamu
1
0
1 kali 2 kali 3 kali
Frekuensi penyemprotan
Gambar 5. Aktivitas pengharum ruangan minyak serai dapur terhadap kolono bakteri S.
aureus di udara
6
5
Jumlah koloni
4
3 dapur
2 ruang tengah
1 ruang tamu
0
1 kali 2 kali 3 kali
Frekuensi penyemprotan
137
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1719
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)
Tabel 2. Aktivitas Pengharum Ruangan Minyak Serai Dapur terhadap Koloni Bakteri S.
aureus di udara
Tabel 3. Data uji T dan uji F Aktivitas Pengharum Ruangan Minyak Serai Dapur
terhadap Koloni Bakteri S. aureus di udara
138
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1719
Jurnal Media Analis Kesehatan ISSN : 2621-9557 (Print)
ISSN : 2087-1333 (Online)
Tabel 5. Data uji T dan uji F Aktivitas desinfektan terhadap Koloni Bakteri S. aureus di
udara
139
Vol. 11 No. 2, November 2020
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1719