You are on page 1of 14

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN BINAHONG(Anredera


cordifolia (Ten.) Steenis ) DALAM MEMINIMALISIR
ANGKA KUMAN PADA LANTAI RUANG LABORATORIUM
BAKTERIOLOGI POLTEKKES KEMENKES KALTIM

Disusun Oleh:

HANIFAH NOVANTA RISKA WULANDARI


NIM P07234018013

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
2021
Effectiveness Of Binahong (Anredera Cordifolia (Ten.)
Steenis) Leave Extract in Minimizing Germ Counts
on The Floor of The Bacteriology Laboratory
Poltekkes Kemenkes Kaltim
Hanifah Novanta Riska Wulandari1, Dwi Setiyo Prihandono2, Dita Irianti
Rukmana3
123)
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Kaltim, Jalan
Kurnia Makmur No.64, Kota Samarinda, 75123

E-mail: hnovanta52@gmail.com

ABSTRACT

Infectious diseases are the main cause of morbidity and mortality in the
world, including in Indonesia. Sources of infection can come from the
community/community or from hospitals (Healthcare-Associated Infections/HAIs),
and can be obtained from other health care facilities. One of the steps that can
reduce HAIs is disinfect to all aspects, including floors in services, especially in
laboratories. This can be done by using natural ingredients that are used as
disinfectants, namely binahong leaves (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis). The
purpose of this research is to determine the effectiveness of giving binahong leaf
extract (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) in minimizing the number of germs on
the floor of the Bacteriology Laboratory of the Poltekkes Kemenkes Kaltim.
This research method is True Experiment with pre and post test control group. The
sample in this research is binahong leaf extract (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)
with a concentration of 20%, 25%, and 30% and each concentration was wiped
every 15 minutes, 30 minutes, 60 minutes, and 120 minutes. Data analysis used
bivariate analysis with ANOVA (one way ANOVA).
Based on the results of this research, it was found that the effectiveness of binahong
leaf extract (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) with a concentration of 20% was
able to minimize the number of germs by 13 CFU/cm2 (percentage reduction of
56.52%), a concentration of 25% was able to minimize the number of germs by 13
CFU/cm2. cm2 (percentage reduction of 59.09%), and concentration of 30% was
able to minimize the number of germs by 17 CFU/cm2 (percentage of decrease
68%), with the 3 concentrations tested above, it can be concluded that binahong
leaf extract (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) can effectively minimize the
number of germs on the floor of the Bacteriology Laboratory of Poltekkes
Kemenkes Kaltim.

Keywords : Binahong leaf extract (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis), Germ


count, Floor
Efektivitas Ekstrak Daun Binahong(Anredera Cordifolia
(Ten.) Steenis) Dalam Meminimalisir Angka Kuman
Pada Lantai Ruang Laboratorium Bakteriologi
Poltekkes Kemenkes Kaltim

Hanifah Novanta Riska Wulandari1, Dwi Setiyo Prihandono2, Dita Irianti


Rukmana3
123)
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Kaltim, Jalan
Kurnia Makmur No.64, Kota Samarinda, 75123

E-mail: hnovanta52@gmail.com

ABSTRAK

Penyakit infeksi merupakan penyebab paling utama angka kesakitan


(mordibility) dan angka kematian (mortality) di dunia, termasuk di Indonesia.
Sumber infeksi dapat berasal dari masyarakat/komunitas atau dari rumah sakit
(Healthcare-Associated Infections/HAIs), dan di dapat dari fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya. Salah satu langkah yang dapat menurunkan HAIs adalah
disinfektan terhadap seluruh aspek, termasuk lantai di pelayanan khususnya di
laboratorium. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan bahan alami yang
dijadikan disinfektan yaitu daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pemberian ekstrak daun
binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dalam meminimalisir angka kuman
pada lantai laboratorium Bakteriologi Poltekkes Kemenkes Kaltim.
Metode penelitian ini ialah True Experiment dengan pre and post test
control group. Sampel dalam penelitian ini adalah ekstrak daun binahong
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dengan konsentrasi 20%, 25%, dan 30% dan
setiap konsentrasi dilakukan pengusapan lantai setiap 15 menit, 30 menit, 60 menit,
dan 120 menit. Data analisis menggunakan analisis bivariate dengan ANOVA (one
way anova).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan efektivitas ekstrak daun binahong
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dengan konsentrasi 20% mampu
meminimalisir angka kuman sebesar 13 CFU/cm2 (presentase penurunan 56,52%),
konsentrasi 25% mampu meminimalisir angka kuman sebesar 13 CFU/cm2
(presentase penurunan 59,09%), dan konsentrasi 30% mampu meminimalisir angka
kuman sebesar 17 CFU/cm2 (presentase penurunan 68%), dengan 3 konsentrasi
yang diuji diatas, maka dapat disimpulkan ekstrak daun binahong (Anredera
cordifolia (Ten.) Steenis) efektif dapat meminimalisir angka kuman pada lantai
ruang laboratorium Bakteriologi Poltekkes Kemenkes Kaltim.

Kata Kunci : Ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis), Angka
kuman, Lantai
PENDAHULUAN cepat, namun juga memiliki
Penyakit infeksi merupakan kekurangan yaitu dapat menyisakan
penyebab paling utama angka residu dan sulit terurai. Untuk
kesakitan (mordibity) dan angka menanggulangi pengendalian HAIs
kematian (mortality) di dunia, tersebut dapat dilakukan dengan
termasuk di Indonesia. Sumber pemanfaatan tumbuhan herbal, salah
infeksi dapat berasal dari satu bahan alami yang dapat dijadikan
masyarakat/komunitas (Community desinfektan adalah daun binahong
Acquired Infection) atau dari rumah (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis).
sakit (Healthcare-Associated Binahong (Anredera
Infections/HAIs). Infeksi yang cordifolia (Ten.) Steenis) merupakan
didapat di rumah sakit beberapa salah satu tanaman yang biasa
waktu lalu disebut Infeksi digunakan sebagai tanaman obat
Nosokomial (Hospital Acquired yang dapat menyembuhkan berbagai
Infection) yang sekarang lebih dikenal penyakit, pada daun binahong
dengan “HAIs” (Healthcare- memiliki kandungan antibakteri dan
Associated Infections), yaitu kejadian antimikroba. Hal ini disebabkan
infeksi tidak hanya berasal dari rumah karena dalam daun binahong
sakit, tetapi juga di dapat dari fasilitas terdapat senyawa aktif yaitu
pelayanan kesehatan lainnya (1). flavonoid, alkaloid, terpenoid, dan
Pengendalian terhadap HAIs saponin. Flavonoid merupakan zat
untuk mengurangi terjadinya HAIs ini terbesar yang dapat berperan
perlu dilakukan, salah satu langkah langsung sebagai antioksidan dan
yang dapat menurunkan HAIs ini antibakteri (3).
adalah desinfektan terhadap seluruh Menurut penelitian Nafisa
aspek yang terkait dalam pelayanan Zahra Listyorini (2017) (4),
pasien, termasuk lantai di pelayanan
menunjukkan bahwa ekstrak daun
khususnya di laboratorium. binahong dengan metode maserasi
Desinfektan yang biasa digunakan sebagai desinfektan alami dapat
berasal dari bahan kimia sintesis. menurunkan jumlah bakteri pada
Menurut Winarno (2011) (2) bahan
mesin tetas itik, hal ini dapat dilihat
kimia sintesis memiliki kelebihan dari hasil penelitian tersebut bahwa
yaitu dapat mereduksi bakteri dengan
penurunan jumlah koloni bakteri lainnya dapat hidup selama
sebelum dan sesudah penggunaan berminggu-minggu bahkan lebih
ekstrak daun binahong mengalami lama lagi. Kuman atau bakteri yang
penurunan jumlah koloni bakteri berasal dari udara biasa akan
mencapai 61,22%, dan disimpulkan menempel pada permukaan tanah,
bahwa ekstrak daun binahong dapat lantai, serta ruangan (6). Lantai
digunakan sebagai desinfektan alami dalam sebuah ruangan juga dapat
pengganti desinfektan kimia. menjadi tempat penyebaran mikroba
Salah satu komponen patogen, umumnya mikroba tersebut
pendukung pendidikan ialah berasal dari udara yang kemudian
Laboratorium pendidikan. akan menyebar dan menempel pada
Laboratorium pendidikan lantai. Mikroba yang berada dalam
merupakan tempat yang sangat ruangan dapat berasal dari faktor
penting dijaga kebersihannya karena lingkungan luar serta kontaminasi
laboratorium sebagai unit penunjang dari dalam ruangan (7).
akademik merupakan sarana untuk Berdasarkan uraian pada latar
melakukan kegiatan praktikum dan belakang maka rumusan masalah
praktik pembelajaran oleh dalam penelitian ini adalah
mahasiswa maupun dosen. “Bagaimanakah efektivitas ekstrak
Transmisi kuman juga bisa di daun binahong (Anredera cordifolia
dapat dari sandal atau sepatu yang (Ten.) Steenis) dalam meminimalisir
digunakan pada saat masuk ke ruang angka kuman pada lantai
laboratorium dikarenakan tanah atau laboratorium Bakteriologi Poltekkes
kotoran yang menempel di sandal Kemenkes Kaltim?”
atau sepatu tersebut, sehingga
METODE PENELITIAN
dengan tiupan angin maka udara di
Jenis penelitian yang
laboratorium dapat terkontaminasi
digunakan pada penelitian ini adalah
oleh bakteri (5). Mikroorganisme
metode penelitian eksperimental
yang memasuki udara dapat
atau percobaan. Pada penelitian ini
terangkut dalam beberapa meter
dilakukannya perlakuan sebelum
ataupun kilometer, sebagian akan
yaitu tanpa menambah ekstrak daun
mati dalam beberapa detik dan yang
binahong dan perlakuan sesudah
yaitu diberikan ekstrak daun Sampel yang telah diambil
binahong (Anredera cordifolia kemudian dilakukan sortasi basah
(Ten.) Steenis) dengan konsentrasi yaitu pemisahan kotoran asing.
dan waktu pengusapan yang telah Daun binahong yang telah disortasi
ditentukan. basah kemudian dicuci dengan air
Populasi dalam penelitian ini mengalir hingga bersih, selanjutnya
adalah Populasi dalam penelitian ini dirajang untuk mempermudah
yaitu ekstrak daun binahong proses pengeringan. Daun binahong
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) yang telah dirajang kemudian
yang berada di daerah Lempake, dikeringkan menggunakan oven
RT.35 Kota Samarinda. Sampel pada suhu 30-50°C selama kurang
dalam penelitian ini adalah Sampel lebih 3x24 jam. Daun binahong
dalam penelitian ini adalah ekstrak yang telah di oven kemudian
daun binahong (Anredera cordifolia disortasi kering yaitu pemisahan
(Ten.) Steenis) dengan konsentrasi benda-benda asing yang tidak
20%, 25%, dan 30%. Adapun diinginkan. Kemudian daun
sampel dalam penelitian ini yaitu binahong dihaluskan menggunakan
sebanyak 12 sampel yaitu sesudah blender sampai halus dan disaring
perlakuan yang diberikan ekstrak menggunakan ayakan. Hasilnya
daun binahong (Anredera cordifolia ditimbang dan disimpan ke dalam
(Ten.) Steenis) dengan konsentrasi toples kaca kering.
yang telah ditentukan dan setiap
Pembuatan ekstrak etanol daun
konsentrasi tersebut dilakukan
binahong yaitu dengan menimbang
pengusapan lantai setiap 15 menit,
sebanyak 3000 gram simplisia daun
30 menit, 60 menit, dan 120 menit
binahong kemudian dimaserasi
lalu di hitung angka kuman.
dengan pelarut etanol 96% dengan
Lokasi penelitian ini bertempat perbandingan 1:10, lalu hasil
di Laboratorium Bakteriologi maserat disaring menggunakan
Jurusan Teknologi Laboratorium kertas saring untuk memisahkan
Medik Poltekkes Kemenkes Kaltim filtrat dan residu. Ekstrak yang
untuk dilakukannya pengambilan diperoleh dipekatkan menggunakan
usap lantai.
rotary evaporator sampai daun binahong lalu di ambil usap
didapatkan ekstrak kental. lantai setiap 15 menit, 30 menit, 60
menit, dan 120 menit. Pengerjaan ini
Selanjutnya pembuatan larutan
dilakukan pada titik ke-2 dengan
uji dan variasi konsentrasi sesuai
konsentrasi yang berbeda dan
dengan perhitungan yang diperoleh.
seterusnya. Setiap setelah mengusap
Adapun variasi konsentrasi ekstrak
1 titik dimasukkan ke dalam larutan
daun binahong didapat dari rumus
buffer (NaCl 0,9% steril). Lalu
berikut :
lanjut ke tahap pengujian yaitu
V1 x N1 = V2 x N2 dengan melakukan pembacaan

Tahap berikutnya yaitu koloni bakteri pada media PCA

pengepelan dan pengambilan usap menggunakan colony counter.


lantai, tentukan titik pengambilan HASIL PENELITIAN
sampel pada ruangan yang akan Hasil dari pemeriksaan angka
diambil sampelnya dengan kuman pada lantai sebelum dan
mengukur luas lantai dan lokasi setelah pemberian ekstrak daun
pengambilan lantai yang sering binahong (Anredera cordifolia
dilalui orang. Pengepelan untuk (Ten.) Steenis) yaitu sebagai
setiap konsentrasi dilakukan pada berikut:
ubin yang berbeda untuk masing-
Tabel 4.1 Hasil angka kuman
masing perlakuan. Pengepelan
sebelum dan sesudah pemberian
untuk setiap konsentrasi dilakukan
ekstrak daun binahong (Anredera
pada lantai dengan ukuran 30 x 30
cordifolia (Ten.) Steenis)
cm.

Pengerjaan untuk
pengepelan titik 1 yaitu dengan cara
mengambil 1 lembar kasa steril lalu
dibahasi dalam konsentrasi ekstrak
daun binahong, kemudian
pengepelan dilakukan pada titik
yang sudah ditentukan. Perlakuan
ini dilakukan setelah diberi ekstrak
Adapun jumlah dan presentase disinfektan pine oil 2,5% yaitu 7
penurunan angka kuman yaitu CFU/cm2 dan kontrol negatif
sebagai berikut : aquadest yaitu 15 CFU/cm2.

Berdasarkan tabel 4.2 Rata-rata


perlakuan pengusapan didapatkan
dengan cara perhitungan presentase
penurunan dengan menggunakan
rumus yaitu presentase (%) =
Berdasarkan hasil pemeriksaan (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
𝑥 100%.
tersebut, didapatkan grafik rata-rata 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑤𝑎𝑙

angka kuman sebelum dan sesudah Pada jumlah awal yang dimasukkan

perlakuan pada masing-masing ke dalam rumus yaitu jumlah angka

konsentrasi yaitu : kuman sebelum perlakuan,


sedangkan untuk jumlah akhir yaitu
jumlah dari semua perlakuan yang
sudah diberi ekstrak daun binahong
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)
dalam waktu 15 menit, 30 menit, 60
menit, dan 120 menit. Pada
konsentrasi 20% sebelum dan
sesudah yaitu 23 CFU/cm2 dan 10
CFU/cm2 dengan penurunan angka
kuman dan presentase penurunan
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan
sebesar 56,52%, rata-rata perlakuan
rata-rata angka kuman sebelum dan
pengusapan pada konsentrasi 25%
sesudah perlakuan pada konsentrasi
sebelum dan sesudah yaitu 22
20% yaitu sebesar 23 CFU/cm2 dan
CFU/cm2 dan 9 CFU/cm2 dengan
10 CFU/cm2, pada konsentrasi 25%
penurunan angka kuman dan
sebesar 22 CFU/cm2 dan 9
presentase penurunan sebesar
CFU/cm2, dan pada konsentrasi
59,09%, dan rata-rata perlakuan
30% sebesar 25 CFU/cm2 dan 8
pengusapan pada konsentrasi 30%
CFU/cm2. Sedangkan rerata angka
sebelum dan sesudah yaitu 25
kuman terhadap kontrol positif
CFU/cm2 dan 8 CFU/cm2 dengan didapatkan hasil yaitu pada ubin I
penurunan angka kuman dan dengan rata-rata 10 CFU/cm2, pada
presentase penurunan sebesar 68%. ubin II yaitu dengan rata-rata
Berdasarkan gambar 4.1 Rata- sebesar 9 CFU/cm2, dan pada ubin
rata angka kuman sebelum dan III dengan rata-rata yaitu 8
sesudah perlakuan pada konsentrasi CFU/cm2. Perlakuan tersebut
20%, 25% dan 30% adanya menggunakan ekstrak daun
penurunan angka kuman sesudah di binahong (Anredera cordifolia
berikan larutan konsentrasi ekstrak (Ten.) Steenis) metode maserasi
daun binahong (Anredera cordifolia dengan konsentrasi 20%, 25%, dan
(Ten.) Steenis) dan semakin tinggi 30% dilakukan dengan perlakuan
konsentrasi maka semakin sedikit masing-masing 4 kali pengambilan
jumlah angka kuman pada lantai. usap lantai yaitu dalam waktu 15
PEMBAHASAN menit, 30 menit, 60 menit, dan 120
Berdasarkan hasil penelitian menit. Pengambilan usap lantai
yang telah dilakukan mengenai untuk masing-masing konsentrasi
“Efektivitas ekstrak daun binahong 20%, 25%, dan 30% dilakukan pada
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) ubin lantai yang telah dilakukan
dalam meminimalisir angka kuman pengambilan usap sebelumnya.
pada lantai laboratorium
Dari hasil penelitian ini
Bakteriologi Poltekkes Kemenkes
menunjukkan bahwa hasil tersebut
Kaltim”, didapatkan hasil jumlah
termasuk ke dalam persyaratan
angka kuman sebelum perlakuan
menurut Kementerian Kesehatan
perlakuan pada ubin I yaitu sebesar
No. 1204/MENKES/SK/X/2004,
23 CFU/cm2, ubin II sebesar 22
dimana tingkat kebersihan lantai
CFU/cm2, dan ubin III yaitu sebesar
untuk laboratorium atau lantai ruang
25 CFU/cm2. Hasil angka kuman
perawatan yaitu 5-10 CFU/cm2 (8).
pengambilan usap lantai sebelum
Pada penelitian ini diketahui bahwa
perlakuan tidak jauh berbeda
waktu pengusapan yang baik adalah
dikarenakan pada ketiga ubin
dalam waktu 60 menit, dilihat dari
memiliki jarak yang berdekatan.
hasil penurunan angka kuman
Pada hasil sesudah perlakuan
dengan perlakuan sebelum dan Berdasarkan penelitian Gde Raka
sesudah. Angga Kartika, dkk (2016) (11),
disimpulkan bahwa potensi ekstrak
Berdasarkan hasil analisis
daun binahong (Anredera cordifolia
data diketahui bahwa perlakuan
(Ten.) Steenis) sebagai penghambat
dengan konsentrasi 20% dan dalam
bakteri Vibrio harveyi mampu
waktu 15 menit mampu
menghambat pada konsentrasi 3%,
meminimalisir angka kuman. Hal
5%, 7%, 9%, 11%, 13%, hal ini
tersebut diketahui karena ekstrak
dikarenakan adanya zat antibakteri
daun binahong (Anredera cordifolia
yang terdapat pada daun binahong
(Ten.) Steenis) memiliki kandungan
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis).
senyawa antibakteri yang mampu
meminimalisir angka kuman sesuai Hasil uji efektivitas angka
dengan yang dikemukakan Zaini, kuman ekstrak daun binahong
dkk (2018) (9) bahwa daun (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)
binahong mengandung zat aktif pada penelitian ini menunjukkan
seperti alkaloid, saponin, flavonoid, bahwa ekstrak tersebut dapat
dan polifenol yang memiliki daya meminimalisir angka kuman pada
antibakteri. lantai pada konsentrasi 20%, 25%,
serta 30%, dan konsentrasi yang
Berdasarkan penelitian Ani
paling meminimalisir ialah
Sulisyasari & Nanda Wahyu Pribadi
konsentrasi 30% dalam waktu 60
(2018) (10), disimpulkan bahwa ada
menit yaitu sebesar 7 CFU/cm2,
pengaruh ekstrak daun binahong
tetapi hasil tersebut tidak bermakna
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)
signifikan dibandingkan dengan
terhadap pertumbuhan bakteri
kontrol positif yang dipakai yaitu
Staphylococcus aureus dan
disinfektan pine oil 2,5%.
Pseudomonas aeruginosa dengan
berbagai macam konsentrasi yaitu Kontrol negatif aquadest
25%, 30%, 35%, 40%, 45%, dan steril yang dipakai tidak mampu
50%. Semakin tinggi konsentrasi meminimalisir angka kuman. Ini
yang digunakan maka jumlah koloni menunjukkan bahwa pelarut
bakteri akan semakin rendah.
tersebut tidak berpengaruh pada terdahulu oleh Ani Sulisyasari &
uji antibakteri. Nanda Wahyu Pribadi (2018),
disimpulkan bahwa ada pengaruh
Ekstrak daun binahong
ekstrak daun binahong (Anredera
(Anredera cordifolia (Ten.)
cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap
Steenis) yang digunakan efektif
pertumbuhan bakteri
dalam meminimalisir angka
Staphylococcus aureus dan
kuman seperti yang dikemukakan
Pseudomonas aeruginosa dengan
oleh Nafisa Zahra Listyorini
berbagai macam konsentrasi yaitu
(2017), yang menunjukkan bahwa
25%, 30%, 35%, 40%, 45%, dan
ekstrak daun binahong (Anredera
50%. Semakin tinggi konsentrasi
cordifolia (Ten.) Steenis) dengan
yang digunakan maka jumlah
metode maserasi sebagai
koloni bakteri akan semakin
disinfektan alami dapat
rendah. Oleh karena itu dalam
menurunkan jumlah bakteri, hal ini
penelitian ini peneliti
dapat dapat dilihat dari hasil
menggunakan konsentrasi yang
penelitian tersebut bahwa
tinggi yaitu 20%, 25%, dan 30%,
penurunan jumlah koloni bakteri
dan dari hasil perhitungan
sebelum dan sesudah penggunaan
konsentrasi yang didapatkan maka
ekstrak daun binahong (Anredera
perbandingan ekstrak dan
cordifolia (Ten.) Steenis)
aquadest steril yang digunakan
mengalami penurunan jumlah
tidak jauh berbeda.
koloni bakteri mencapai 61,22%.
SIMPULAN
Keterbatasan pada penelitian
Angka kuman sebelum
ini yaitu warna larutan yang terlalu
pemberian ekstrak daun binahong
pekat, dikarenakan konsentrasi
(Anredera cordifolia (Ten.)
yang digunakan terlalu tinggi,
Steenis) pada ubin I yaitu sebesar
sehingga perlu diformulasi lebih
23 CFU/cm2, pada ubin II sebesar
lanjut untuk menghilangkan warna
22 CFU/cm2, dan pada ubin III
yang pekat tersebut tanpa
sebesar 25 CFU/cm2. Rata-rata
mengurangi daya kerja zat
angka kuman setelah pemberian
antibakteri yang terkandung pada
ekstrak daun binahong (Anredera
ekstrak. Berdasarkan penelitian
cordifolia (Ten.) Steenis) pada penelitian pada 3 konsentrasi
konsentrasi 20% yaitu sebesar 10
untuk ekstrak daun binahong
2
CFU/cm , konsentrasi 25% yaitu
(Anredera cordifolia (Ten.)
sebesar 9 CFU/cm2, dan pada
konsentrasi 30% yaitu sebesar 8 Steenis) tersebut, untuk peneliti
CFU/cm2. Hasil penelitian ini
selanjutnya dapat menggunakan
termasuk ke dalam persyaratan
konsentrasi yang berbeda serta
menurut Kementerian Kesehatan
No. 1204/MENKES/SK/X/2004, lebih rendah sehingga didapatkan
dimana tingkat kebersihan lantai
konsentrasi optimum untuk
untuk laboratorium atau lantai
mengetahui efektivitas pada
ruang perawatan yaitu 5-10
CFU/cm2. ekstrak daun binahong tersebut.

Uji statistik menunjukkan bahwa


UCAPAN TERIMA KASIH
ekstrak daun binahong (Anredera
cordifolia (Ten.) Steenis) efektif Terima kasih kami sampaikan
sebesar-besarnya kepada seluruh
dalam meminimalisir angka
kuman pada konsentrasi 20%, Civitas Akademika di Politeknik

25%, dan 30% terdapat perbedaan Kesehatan Kemenkes kalimantan

yang signifikan dengan nilai timur atas arahan dan bimbingan


selama pelaksanaan penelitian dan
signifikansi yaitu P<0,05, tetapi
tidak terdapat perbedaan yang Laboratorium Bakteriologi

signifikan untuk kelompok positif Jurusan Teknologi Laboratorium

dengan ekstrak daun binahong Medis Politeknik Kesehatan


Kemenkes Kalimantan Timur atas
(Anredera cordifolia (Ten.)
Steenis) karena nilai signifikansi fasilitas sarana dan prasarana

P>0,05. dalam pelaksanaan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
SARAN
1) Kementerian Kesehatan Republik
Karena keterbatasan peneliti,
Indonesia. 2017. Peraturan
Menteri Kesehatan Republik
peneliti hanya melakukan
Indonesia Nomor 27.
Tentang Pedoman dan
Pengendalian Infeksi di Program Studi D3 Analis
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Sekolah Tinggi
KesehatanBintari, Ni Wayan, Ilmu Kesehatan
dkk. 2015. Isolasi dan Muhamadiyah Ciamis.
Identifikasi Bakteri Penyebab
Busuk Lunak Pada Umbi 7) Wulandari, E. 2013. Faktor Yang
Berhubungan Dengan
2) Winarno, F.G. 2011. Good Keberadaan Streptococcus
Manufacturing Practices Di Udara Pada Rumah
Pengolahan Pangan yang Susun Kelurahan
Baik. Bogor: M-Brio Press. Bandarharjo Kota
Semarang Tahun
3) Rimporok, Silvana., Billy J. 2013. Unnes Journal of
Kepel., Krista V. Siagian. Public Health. 2(4).
2015. Uji Efektifitas
Ekstrak Daun Binahong 8) Kementerian Kesehatan Republik
(Anredera cordifolia Indonesia. 2004.
(Tenore) Steenis) Keputusan Menteri
Terhadap Pertumbuhan Kesehatan Republik
Streptococcus mutans Indonesia Nomor
Secara In Vitro. Jurnal 1204/MENKES/SK/X/2004
Ilmiah Farmasi UNSRAT. . Tentang Persyaratan
4(4): 15-21. Fakultas Kesehatan Lingkungan
Kedokteran UNSRAT. Rumah Sakit.
4) Listyorini, Nafisa Zahra. 2017. 9) Zaini, Wawan Sofwan., Nining
Pemanfaatan Ekstrak Kurniati., dan Arief
Daun Binahong (Anredera Fadillah. 2018. Uji
Cordifolia (Tenore) Konsentrasi Bunuh
Steenis) Sebagai Minimal (KBM) Infusum
Desinfektan Alami pada dan Air Perasan Daun
Mesin Tetas Itik. Skripsi. Binahong (Anredera
Fakultas Peternakan cordifolia (Ten.) Steenis)
Universitas Padjadjaran. Terhadap Bakteri
Salmonella typhi dan
5) Muryani, Sri. 2016. Desinfektan Staphylococcus aeureus
Nabati Untuk Menurunkan Secara In Vitro. Jurnal
Angka Kuman Udara dan Medikes. 5(1) April 2018.
Lantai di Ruang
Laboratorium. Jurnal 10) Sulistyarsi, Ani dan Nanda W. P.
Teknologi Kesehatan. 2018. Uji Aktivitas
12(2): 125-132. Antibakteri Ekstrak Daun
Binahong (Anredera
6) Rachman, Bela Reskya. 2016. Cordifolia (Ten.) Steenis)
Indeks Angka Kuman di Terhadap Pertumbuhan
Ruang Pemeriksaan Bakteri Staphylococcus
Laboratorium Rumah Sakit Aureus dan Pseudomonas
Umum Daerah Ciamis Aeruginosa. Journal of
Tahum 2016. KTI. Pharmaceutical Science
and Medical Research.
1(1).

11) Kartika, Gde Raka Angga, dkk.


2016. Potensi Ekstrak
Daun Binahong
(Anredera cordifolia)
Sebagai Penghambat
Bakteri Vibrio harveyi.
Journal of Marine and
Aquatic Sciences 2(2):
49-53.

You might also like