You are on page 1of 12

HUMAN CAPITAL APPROACH TO INCREASING PRODUCTIVITY OF HUMAN

RESOURCES MANAGEMENT

Iwan Sukoco* dan Dea Prameswari**


*Department of Business Administration Science
**Graduate Business Administration Science
Faculty of Social and Political Science, Padjadjaran University
Email: iwan.sukoco@unpad.ac.id, dprdea@gmail.com

ABSTRACT
This paper discusses the human capital approach to manage human resources becoming more
productive. The method used in this research is qualitative method with descriptive research. Human
capital approach for the implementation has five main components, namely individual capability,
individual motivation, the organization climate, workgroup effectiveness and leadership.
Recognizing the importance of the role of human resources in the activities of the company, then the
company should manage human resources as best as possible because the key to success of a
company is not only the benefits of technology and the availability of funds, but also on the human
factor. Based on observations in Indonesia, there are still many companies that have not
implemented the most optimal approach to human capital. The results of the study indicate that the
human capital component is not yet optimal, especially in terms of individual capability and
individual motivation.
Keywords : Human capital approach, individual capability, individual motivation, the
organization climate, workgroup effectiveness and leadership

PENDEKATAN HUMAN CAPITAL UNTUK PENGELOLAAN SUMBER DAYA


MANUSIA YANG LEBIH PRODUKTIF

ABSTRAK
Tulisan ini membahas pendekatan human capital untuk mengelola sumber daya manusia yang
lebih produktif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis
penelitian deskriptif. Pendekatan human capital menerapkan lima komponen utama, yaitu individual
capability, individual motivation, the organization climate, workgroup effectiveness dan leadership.
Menyadari pentingnya peran sumber daya manusia dalam kegiatan perusahaan, maka hendaknya
perusahaan perlu mengelola sumber daya manusia sebaik mungkin karena kunci sukses suatu
perusahaan bukan hanya pada keunggulan teknologi dan tersedianya dana, melainkan juga pada
faktor manusianya. Berdasarkan pengamatan masih banyak perusahaan di Indonesia yang belum
menerapkan pendekatan human capital secara optimal. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa
penerapan komponen human kapital belum optimal terutama pada aspek individual capability dan
individual motivation.
Kata kunci : Pendekatan human capital, individual capability, individual motivation, the
organization climate, workgroup effectiveness and leadership

Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 1, April 2017 Hal. 93-104 93


PENDAHULUAN pengadaan dan pemeliharaan sumber daya
manusia memerlukan biaya yang tidak sedikit,
Sumber daya perusahaan adalah semua
namun perusahaan tidak memperoleh banyak
faktor baik sumber daya yang berwujud
manfaat yang sepadan dari padanya.
(tangible asset) maupun yang tidak berwujud
(intangible asset). Human capital merupakan Menurut Larkan (2008:57), “Human capital
salah satu komponen utama dari intangible asset lahir didasari oleh fenomena bahwa pada abad
yang dimiliki perusahaan. Namun selama ini 21 ini kesadaran manajemen perusahaan dalam
biasanya penilaian terhadap kinerja perusahaan pengelolaan SDM semakin tinggi. Perusahaan-
lebih banyak menggunakan sumber daya yang perusahaan mulai menyadari bahwa kinerja
bersifat tangible asset. perusahaan bukan hanya ditentukan oleh capital
yang berupa finansial, mesin, teknologi, dan
Dengan demikian human capital bukanlah
modal tetap, melainkan terutama dipengaruhi
memposisikan manusia sebagai modal layaknya
oleh intangible capital, yaitu sumber daya
mesin sehingga seolah-olah manusia sama
manusia (SDM)”.
dengan mesin. Namun human capital justru bisa
membantu pengambil keputusan untuk Sekarang ini banyak perusahaan di
memfokuskan pembangunan manusia dalam Indonesia yang sudah memulai mengganti nama
rangka peningkatan mutu organisasi. Oleh bagian, divisi atau departemen human resource
karena itu perusahaan harus dapat melakukan management menjadi bagian, divisi atau
peningkatan kualitas sumber daya manusia departemen human capital management.
dalam menghadapi tantangan, dan juga untuk Masalahnya apakah penggantian nama atau
mencapai visi dan misi perusahaan. istilah tersebut memang sudah benar-benar
dipahami sehingga filosofi pendekatan human
Human capital management merupakan
capital tersebut dan penerapaannya sudah sesuai
pengembangan baru dari human resource
atau penggantian tersebut hanya sekedar ganti
management, dimana perbedaannya adalah pada
namaya saja, sementara isi dan penerapanya
filosofi mendasar yang melekat pada kedua
tidak berubah. Atas dasar tersebut, penulis
pendekatan tersebut. Pendekatan human capital
tertarik untuk meneliti penerapan human capital
merupakan suatu pemikiran yang menganggap
tersebut pada PT X.
bahwa manusia merupakan suatu bentuk capital
atau barang modal sebagaimana barang-barang
TINJAUAN PUSTAKA
modal lainnya dan atau sebagai asset
perusahaan. Pengertian human capital Definisi Human Capital
menekankan pada pengertian bahwa manusia Human Capital diartikan sebagai manusia
merupakan salah satu modal utama dalam itu sendiri yang secara personal dipinjamkan
perusahaan dengan nilai dan jumlah yang tidak kepada perusahaan dengan kapabilitas
terhingga, yang dapat dikelola dalam suatu individunya, komitmen, pengetahuan, dan
proses, yang pada akhirnya dapat menghasilkan pengalaman pribadi. Walaupun tidak semata-
value yang lebih bagi perusahaan. mata dilihat dari individual tapi juga sebagai tim
Pada human resource, manusia dianggap kerja yang memiliki hubungan pribadi baik di
sebagai sumber daya. Dengan pengertian dalam maupun luar perusahaan (Stewart 1997
tersebut perusahaan beranggapan bahwa dalam Totanan 2004).
manusia dapat habis apabila dieksploitasi secara Menurut Malhotra dan Bontis (dalam
berlebihan. Dengan dasar pengertian ini pula, Rachmawati dan Wulani, 2004), Human capital
banyak perusahaan yang mengartikan bahwa merupakan kombinasi dari pengetahuan,

94 Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 1, April 2017 Hal. 93-104


keterampilan, inovasi dan kemampuan Menurut Larkan (2008:57), Human capital
seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga lahir didasari oleh fenomena bahwa pada abad
dapat menciptakan suatu nilai untuk mencapai 21 ini kesadaran manajemen perusahaan dalam
tujuan. Pembentukan nilai tambah pengelolaan SDM semakin tinggi. Perusahaan-
dikontribusikan oleh human capital dalam perusahaan mulai menyadari bahwa kinerja
menjalankan tugasnya akan memberikan perusahaan bukan hanya ditentukan oleh capital
Suistanable Revenue di masa yang akan datang yang berupa finansial, mesin, teknologi, dan
bagi suatu perusahaan tersebut. modal tetap, melainkan terutama dipengaruhi
oleh intangible capital, yaitu Sumber Daya
Human capital merupakan nilai tambah bagi
Manusia (SDM).
perusahaan dalam perusahaan setiap hari,
melalui motivasi, komitmen, kompetensi, serta Seperti dideskripsikan oleh Scarborough dan
efektivitas kerja tim, nilai tambah yang dapat Elias (2009:61), konsep human capital
dikontribusikan oleh pekerja berupa: sebaiknya dipandang sebagai jembatan yaitu
pengembangan kompetensi yang dimiliki oleh mendefinisikan hubungan antara praktik
perusahaan, pemindahan pengetahuan dari manajemen SDM dengan kinerja bisnis. Mereka
pekerja ke perusahaan serta perubahan budaya menunjukkan bahwa human capital memiliki
manajemen (Mayo 2000 dalam Rachmawati et definisi yang dinamis, implisit, tidak baku, dan
al.2004). Andrew Mayo dalam Ongkodihardjo kontekstual. Karakteristik ini membuat human
(2008:40) mendefinisikan “human capital capital sulit di evaluasi. Ciri human capital yang
sebagai kombinasi warisan genetik, pendidikan, sangat penting bagi kinerja perusahaan adalah
pengalaman, dan perilaku tentang hidup dan keluwesan dan kreativitas individu, kemampuan
bisnis”. mereka untuk mengembangkan keterampilan
seumur hidup, dan merespons berbagai konteks
Berdasarkan pendapat di atas, dapat
situasi. Mereka menyebutkan bahwa acuan teori
disimpulkan bahwa human capital merupakan
human capital adalah manusia dan keterampilan,
segala sesuatu mengenai manusia dengan segala
sementara acuan teori physical capital adalah
kapabilitas yang dimilikinya, sehingga dapat
pabrik dan peralatan.
menciptakan nilai bagi organisasi untuk
mencapai tujuan. Manusia sebagai pelaku bisnis memiliki etos
kerja produktif, keterampilan, kreativitas,
Konsep Human Capital
disiplin, profesionalisme, serta memiliki
Menurut Jac Fitz-enZ (2009:45), Human kemampuan memanfaatkan, mengembangkan
capital muncul akibat dari pergeseran peran dan menguasai IPTEK maupun kemampuan
sumber daya manusia dalam organisasi dari manajemen. Dalam kehidupan yang nyata
sebagai beban menjadi asset/modal. Konsep manusia memegang peranan utama dalam
human capital menggagas nilai tambah yang meningkatkan produktifitas dan alat produksi
dapat diberikan oleh karyawan (manusia) kepada yang canggih serta dituntut menjadi sumber daya
organisasi tempat mereka bekerja. Chatzkel manusia (SDM) yang terampil / ahli.
menyatakan bahwa human capital-lah yang Keberhasilan suatu organisasi sangat
menjadi faktor pembeda dan basis aktual dipengaruhi oleh kinerja individu karyawan.
keunggulan kompetitif organisasi. Teori human
Human capital merupakan karakteristik
capital, sebagaimana dinyatakan oleh Ehrenberg
sumber daya manusia (SDM) yang ditentukan
dan Smith, mengkonseptualkan bahwa
oleh pengetahuan yang dimiliki yang digunakan
karyawan memiliki serangkaian keterampilan
untuk menciptakan nilai bagi organisasi (Collin
yang dapat “disewakan” kepada organisasi
and Clark, 2003:61). Creating value
mereka.
(menciptakan nilai) adalah upaya penciptaan

Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 1, April 2017 Hal. 93-104 95


nilai melalui membangun kapabilitas, penguatan 2. Pemimpin bisnis dan politik mulai mengakui
arah strategi bisnis, dan mengutamakan peluang bahwa memiliki orang yang skill dan
istemewa untuk mewujudkan keunggulan daya motivasi tinggi dapat memberikan
saing oraganisasi (Ingham:2007:34). Hasil studi perbedaan peningkatan kinerja yang
Penning et al (1998:10) menjelaskan bahwa signifikan
manajemen human capital harus memperhatikan 3. Terjadi perubahan yang cepat yang ditandai
sumber-sumber pengetahuan dan aliran adanya proses dan teknologi yang baru tidak
pengetahuan–pengetahuan tersebut. Aliran akan bertahan lama apabila pesaing mampu
pengetahuan dimaksudkan sebagai proses mengadopsi teknologi yang sama. Namun
perkembangan keahlian dan pelembagaan untuk mengimplementasikan perubahan,
pengetahuan. tenaga kerja yang dimiliki industri harus
memiliki skill dan kemampuan yang lebih
Dalam buku ROI of Human Capital Jac Fitz-
baik.
enZ (2009:45) mengungkapkan dorongan untuk
4. Untuk tumbuh dan beradaptasi,
mengukur human capital ini merefleksikan
kepemimpinan organisasi harus mengenali
perubahan peran manajemen sumber daya
nilai dan kontribusi manusia.
manusia dari peran administratif menjadi partner
bisnis yang strategis. Lebih lanjut dikatakan Konsep utama dari human capital menurut
orang semakin menyadari bahwa sumber Becker (1993:71) adalah bahwa manusia bukan
keunggulan bersaing bukan berasal dari desain sekedar sumber daya namun merupakan modal
produk atau layanan yang canggih, strategi (capital) yang menghasilkan pengembalian
pemasaran yang terbaik, desain teknologi, atau (return) dan setiap pengeluaran yang dilakukan
manajemen keuangan yang paling cerdas, tetapi dalam rangka mengembangkan kualitas dan
berasal dari adanya sistem yang tepat, aktivitas kuantitas modal tersebut merupakan kegiatan
memotivasi, dan mengelola organisasi sumber investasi. Pada saat mengoptimalkan dan
daya manusia. mengukur Return On Investment (ROI) pada
human capital, perlu memahami bagaimana hal
Konsep human capital muncul karena
tersebut berinteraksi dengan bentuk capital
adanya pergeseran peranan sumber daya
lainnya, baik yang berwujud maupun yang tidak
manusia. Human capital muncul dari pemikiran
berwujud. HC ROI merupakan sejumlah benefit
bahwa manusia merupakan intangible asset yang
yang diperoleh organisasi atau tingkat
memiliki banyak kelebihan yaitu:
pengembalian / profitabilitas dari sejumlah uang
1. Kemampuan manusia apabila digunakan dan yang dikeluarkan untuk membiayai tenaga kerja.
disebarkan tidak akan berkurang melainkan
Komponen Human Capital
bertambah baik bagi individu yang
bersangkutan maupun bagi organisasi. Menurut Andrew Mayo (2000) dalam
2. Manusia mampu mengubah data menjadi Ongkodihardjo (2008:41) bahwa :
informasi yang bermakna
“Human Capital memiliki lima komponen yang
3. Manusia mampu berbagi intelegensia
memiliki peranan yang berbeda dalam
dengan pihak lain.
menciptakan human capital perusahaan yang
Menurut Derek Stokey (2003:41) perlunya pada akhirnya menentukan nilai sebuah
human capital pada masa sekarang berdasarkan perusahaan. Kelima komponen Human Capital
pada: tersebut adalah individual capability, individual
motivation, the organization climate, workgroup
1. Kuatnya tekanan persaingan keuntungan
effectiveness dan leadership”.
finansial dan nonfinansial

96 Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 1, April 2017 Hal. 93-104


4) The network and range of personal contacts,
yaitu seseorang dikatakan berkompeten
apabila memiliki jaringan atau koneksi yang
luas dengan siapa saja terutama orang-orang
yang berhubungan dengan profesinya
5) The value and attitudes that influence
actions, yaitu nilai dan sikap akan
mempengaruhi tindakannya di dalam
lingkungan kerja seperti memiliki kestabilan
emosi, ramah, dapat bersosialisasi, dan
tegas.
Gambar 1. Komponen Human Capital (Andrew 2. Individual Motivation
Mayo)
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara
1. Individual Capability (2008:61), “Motivasi merupakan kondisi atau
Kecakapan individu dapat dibagi ke dalam energi yang menggerakkan diri karyawan yang
dua bagian yaitu kecakapan nyata (actual terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan
ability) dan kecakapan potensial (potential organisasi perusahaan”.
ability). Kecakapan nyata yaitu kecakapan yang Motivasi terbentuk dari sikap (attitude)
diperoleh melalui belajar (achievement atau karyawan dalam menghadapi situasi kerja di
prestasi), yang dapat segera didemonstrasikan perusahaan. Sikap mental karyawan yng positif
dan diuji sekarang. Kecakapan potensial terhadap situasu kerja itulah yang memperkuat
merupakan aspek kecakapan yang masih motivasi kerjanya untuk mencapau kinerja yang
terkandung dalam diri individu dan diperoleh maksimal. Sikap mental karyawan haruslah
dari faktor keturunan. Kecakapan potensial memiliki sikap mental yang siap sedia secara
dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu psikofisik (siap secara mental, fisik, situasi, dan
kecakapan dasar umum (intelligence atau tujuan). Artinya, karyawan dalam bekerja secara
kecerdasan) dan kecakapan dasar khusus (bakat mental siap, fisik sehat, memahami situasi, dan
dan atitudes). kondisi serta berusaha keras mencapai target
Menurut Mayo (2000) individual capability kerja (tujuan utama organisasi).
meliputi lima kriteria, yaitu: Motivasi dalam berprestasi dapat diartikan
1) Personal capabilities, yaitu kemampuan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang
yang dimiliki oleh seseorang dari dalam untuk melakukan atau mengerjakan suatu
dirinya sendiri, meliputi penampilan, kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar
pikiran, tindakan, dan perasaannya. mencapai prestasi. Edward Murray (2008:62)
2) Profesional andtechnical khow-how, yaitu berpendapat bahwa karakteristik orang yang
kemampuan untuk bersikap profesional mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah
dalam setiap situasi dan kondisi serta adanya sebagai berikut:
kemauan untuk melakukan transfer 1. Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya
knowledge dari yang senior ke junior. 2. Melakukan sesuattu dengan mencapai
3) Experience, yaitu seseorang yang kesuksesan
berkompeten dan memiliki pengalaman 3. Menyelesaikan tugas-tugas yang
yang sudah cukup lama di bidangnya serta memerlukan usaha dan keterampilan
memiliki sikap terbuka terhadap 4. Berkeinginan menjadi orang terkenal dan
pengalaman. menguasai bidang tertentu

Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 1, April 2017 Hal. 93-104 97


5. Melakukan hal yang sukar dengan hasil yang pekerjaan di tempat lain. Apabila karyawan
memuaskan sudah mempunyai keterikatan yang kuat dengan
6. Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti perusahaan, maka mereka akan bekerja keras
7. Melakukan sesuatu yang lebih baik daripada demi perkembangan perusahaan.
orang lain
4. Workgroup Effectiveness
3. The Organization Climate
Efektifitas tim kerja didasarkan pada dua
Budaya organisasi adalah sistem nilai hasil-hasil produktif dan kepuasan pribadi.
organisasi yang dianut oleh anggota organisasi, Kepuasan berkenaan dengan kemampuan tim
yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan untuk memenuhi kebutuhan pribadi para
berperilaku dari para anggota organisasi. anggotanya dan kemudian mempertahankan
Berdasarkan hasil riset dari C.O’Reily III, keanggotaan serta komitmen mereka. Hasil
J.Rhatman dan D.F Caldwell (dalam Suwarto, produktif berkenaan dengan kualitas dan
2009;4) dikemukakan tujuh karakteristik primer kuantitas hasil kerja seperti yang didefinisikan
yang secara bersama-sama menangkap hakikat oleh tujuan-tujuan tim yaitu konteks
budaya suatu organisasi, yaitu sebagai berikut: organisasional, struktur, strategi, lingkungan
budaya, dan sistem penghargaan. Karakter tim
1. Inovasi dan pengambilan resiko (innovation
yang penting adalah jenis, struktur, dan
and risk taking), sejauh mana karyawan
komposisi tim. Karakteristik-karakteristik tim
didukung untuk menjadi inovatif dan
ini mempengaruhi proses internal tim, yang
mengambil resiko.
kemudian mempengaruhi hasil dan kepuasan.
2. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana
Para pemimpin harus memahami dan mengatur
karyawan diharapkan menunjukkan
tingkat-tingkat perkembangan, kekompakan,
kecermatan, analisis dan perhatian terhadap
norma-norma, dan konflik supaya dapat
detail.
membangun tim yang efektif.
3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen
memfokuskan pada hasil bukan pada teknik Menurut Ali Muhammad Abdul (2004:89),
dan proses yang digunakan untuk mencapai “karakteristik tim kerja yang efektif ini memiliki
hasil tersebut. tiga aspek dan dapat dijadikan standar efektivitas
4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan sebuah tim”. Ketiga aspek tersebut adalah:
manajemen memperhitungkan efek pada
1) Aspek Internal
orang-orang di dalam organisasi itu.
a. Definisi yang baik tentang tugas-tugas
5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja
tim
diorganisasikan sekitar tim-tim, bukan
b. Penetapan target jangka panjang dan
individu.
periodik
6. Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas
c. Pembatasan masalah dan macam-
karyawan.
macamnya
7. Kemantapan. Organisasi menekankan
d. Terdapat alternatif yang relevan
dipertahankannya budaya organisasi yang
sudah baik. 2) Aspek Manajerial
Suasana kerja yang kondusif akan a. Persiapan yang baik
mendorong karyawan untuk memberikan b. Persamaan yang matang
kontribusi yang maksimum kepada perusahaan. c. Penetapan standar-standar penilaian
Karyawan yang merasa puas terhadap hasil
perusahaan tempat dia bekerja, kemungkinan d. Kerangka-kerangka yang diikuti
besar akan memilih terus bekerja di tempat e. Kepemimpinan yang baik bagi tim
tersebut walaupun muncul peluang tawaran

98 Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 1, April 2017 Hal. 93-104


f. Pembuatan keputusan dengan kata 2) Berorientasi pada pelayanan
sepakat bukan dengan aklamasi atau
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi
suara yang paling minim
melayani sebab prinsip pemimpin dengan
3) Aspek Perilaku/Sosial prinsip melayani berdasarkan karir sebagai
a. Keikutsertaan semua anggota dalam tujuan utama. Dalam memberikan pelayanan,
mendiskusikan masalah dan solusi pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada
penyelesaian pelayanan yang baik.
b. Menerima tugas yang dibebankan
3) Membawa energi yang positif
kepada anggota dan mempersiapkan diri
untuk melaksanakannya dengan baik Dalam menggunakan energi yang positif
c. Memberikan atensi dan kesadaran dan didasarkan pada keihklasan dan keinginan
pemahaman kepada orang secara mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu
bijaksana dibutuhkan energi positif untuk membangun
d. Mengungkapkan perasaan dan indra hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat
terhadap pemikiran dan pandangan dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama
e. Kesadaran anggota dan pemahaman dan dalam kondisi yang tidak ditentukan. Oleh
mereka terhadap masalah yang ada, karena itu, seorang pemimpin hrus dapat
kerangka penyelesaian, usaha-usaha menunjukkan energi yang positif.
pelaksanaan, kerjasama, pengorbanan,
dan pemberian bantuan dan adanya METODE PENELITIAN
polemik dan konflik kerangka kerja, Metode penelitian yang digunakan dalam
bukan sekitar kepribadian. penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
5. Leadership jenis deskriptif. Pengumpulan data
menggunakan sumber primer dan sumber
Menurut Tannebaum, Weschler and sekunder. Sumber primer adalah sumber data
Nassarik (dalam Abdussalam 2008:18) yang langsung memberikan data kepada
kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi pengumpul data, dan sumber sekunder
dalam situasi tertentu dan langsung melalui merupakan sumber yang tidak langsung
proses komunikasi untuk mencapai satu atau memberikan data kepada pengumpul data,
beberapa tujuan tertentu. misalnya lewat dokumen (Sugiyono, 2011: 225).
Sedangkan Shared Goal, Hemhiel & Coons
dalam abdussalam 2008:20) mengatakan HASIL DAN PEMBAHASAN
“Kepemimpinan adalah sikap pribadi yang Penerapan Human Capital Management pada
memimpin pelaksanaan aktivitas untuk PT X
mencapai tujuan yang diinginkan”.
Latar belakang perubahan human resources
Selanjutnya beliau mengatakan, management menjadi human capital
karakteristik seorang pemimpin didasarkan management pada PT X didasarkan pada
kepada prinsip-prinsip sebagai berikut: paradigma bahwa human resources menganggap
1) Seseorang yang belajar seumur hidup manusia sebagai sumber daya. Sedangkan pada
human capital, manusia dianggap sebagai asset
Seseorang belajar tidak hanya melalui
perusahaan. Hal ini didukung dengan pernyataan
pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah.
Ibu Yenny (Senior Vice President Human
Selain itu, mempunyai pengalaman yang baik
Capital & Facilities Management) selaku
maupun yang buruk sebagai sumber
informan utama, yang menyatakan bahwa:
pembelajaran.

Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 1, April 2017 Hal. 93-104 99


“PT X merupakan perusahaan jasa, sehingga mengembangkan kualitas dan kuantitas modal
yang menggerakkan industri ini adalah tersebut merupakan kegiatan investasi. Dengan
manusianya. Kalau di pabrik asset nya itu mesin, demikian, pengertian human capital
kalau di bank capital nya adalah uang. Saat ini menekankan pada pengertian bahwa manusia
manusia yang ada dalam perusahaan / para merupakan salah satu modal utama dalam
karyawan telah dianggap sebagai asset dan juga perusahaan dengan nilai dan jumlah yang tidak
sebagai capital karena menjadi penggerak terhingga, yang dapat dikelola dalam suatu
industri ini, bukan sebagai sumber daya yang di proses, yang pada akhirnya dapat menghasilkan
kemudian hari nilainya akan dapat habis bila nilai tambah bagi perusahaan untuk dapat
digunakan secara terus-menerus.” mencapai tujuan.
Paradigma ini juga sejalan dengan latar Tentunya pemeliharaan sumber daya
belakang munculnya human capital yang manusia berbasis human capital ini memerlukan
dinyatakan oleh Larkan (2008:57) bahwa human biaya yang tidak sedikit, namun hal tersebut
capital lahir didasari oleh kesadaran manajemen tidak menjadi masalah bila dampak yang dapat
perusahaan dalam pengelolaan SDM yang diberikan yaitu sejumlah benefit yang diperoleh
semakin tinggi. Perusahaan-perusahaan mulai perusahaan atau tingkat pengembalian dari
menyadari bahwa kinerja perusahaan bukan sejumlah uang yang dikeluarkan untuk
hanya ditentukan oleh kapital yang berupa membiayai pengelolaan tenaga kerja. Seperti
finansial, mesin, teknologi, dan modal tetap, yang dinyatakan oleh Becker bahwa setiap
melainkan terutama dipengaruhi oleh intangible pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
capital, yaitu sumber daya manusia (SDM). mengembangkan kualitas dan kuantitas modal
tersebut merupakan kegiatan investasi yang
Perubahan human resource management
menghasilkan pengembalian (return).
menjadi human capital management pada PT X
baru berlangsung sejak tahun 2014. Awal Dalam pendekatan human capital, manusia
perubahannya, PT X mulai melihat bahwa memiliki peranan yang sangat penting selain
manusia yang ada harus dikelola sebagai kapital. modal (uang), sumber alam, teknologi dan
Berikut merupakan pernyataan Ibu Yenny: proses produksi. Untuk mengembangkan
sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya
“Di awal perubahan menjadi human capital
ada beberapa hambatan yang tentu akan
management, kita mulai melihat bahwa human
dihadapi. Adapun hambatan yang dialami oleh
ini harus di touch sebagai capital.Setelah
PT X saat berubahnya paradigma menjadi
dianggap menjadi capital, maka harus ada gain
human capital adalah bagaimana membuat para
nya dong. Gain tersebut diharapkan dapat
karyawan menjadi kapital bagi perusahaan.
berkembang secara positif sehingga harus ada
Tantangannya adalah managemen harus
investasi yang dilakukan terhadap asset
memilih orang-orang yang tepat pada saat
perusahaan. Investasi yang dilakukan dalam
recruitment. Seleksi harus dilakukan dengan
mengelola manusia bersifat jangka panjang.
baik, jika tidak baik akan menjadi beban
Dimana kebermanfaatan dari investasi ini akan
perusahaan.. Tantangan lainnya yaitu dalam hal
berdampak pada performance perusahaan (dapat
mengembangkan karyawan menghadapi
dilihat dari kenaikan revenue, premi, dan juga
dilemma pembajakan (hijack). Segala upaya
awarding terhadap perusahaan)”.
telah dilakukan oleh perusahaan untuk
Konsep utama dari human capital menurut mengelola dan mengembangkan sumber daya
Becker (1993:71) yaitu manusia bukan sekedar manusianya, akan tetapi ada karyawan yang
sumber daya namun merupakan modal (capital) dibajak oleh perusahaan lain. Dengan sistem
yang menghasilkan pengembalian (return) dan human capital management ini, perusahaan
setiap pengeluaran yang dilakukan dalam rangka harus memperbaharui diri dalam menjalankan
100 Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 1, April 2017 Hal. 93-104
fungsi-fungsi sdm mulai dari proses recruitment PT X telah memiliki kamus kompetensi
sampai dengan termination. tersendiri. Pada dasarnya suatu model
kompetensi memuat dua unsur yaitu Soft Skill
Menurut Andrew Mayo (2000) dalam
dan Hard Skill.
Ongkodihardjo (2008:41) bahwa :
3) Evaluasi Kompetensi Individu
“Human Capital memiliki lima komponen yang
Merupakan formulir yang berisi persyaratan
memiliki peranan yang berbeda dalam
kompetensi suatu posisi, penilaian kompetensi
menciptakan human capital perusahaan yang
beserta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
pada akhirnya menentukan nilai sebuah
perusahaan. Kelima komponen Human Capital 4) Membuat Individual Performance Plan
tersebut adalah individual capability, individual (IPP)
motivation, the organization climate, workgroup Dokumen yang disusun bagi setiap karyawan
effectiveness dan leadership”. yang berisi rencana karir karyawan tersebut
selama 1 periode.
Komponen pertama yaitu individual
capability. Salah satu upaya perusahaan dalam 5) Menyusun Individual Development Plan
pencapaian peningkatan kualitas sumber daya (IDP)
manusia adalah dengan merancang dan Dokumen yang berisi rencana pengembangan
melakukan program pengembangan karyawan kompetensi dan karakter karyawan. Dokumen
(people development) agar lebih sesuai dengan ini disusun bersama oleh atasan dan karyawan
kebutuhan pekerjaan dan tujuan organisasi, yang bersangkutan. IDP merupakan hasil tindak
sehingga optimalisasi kinerja karyawan akan lanjut dari evaluasi kompetensi individu.
tercapai sesuai keingingan perusahaan dan
6) Membuat Replacement Table Chart
kebutuhan karyawan. Pengembangan tersebut
Bagian ini mengidentifikasikan posisi-posisi
akan menguntungkan organisasi dan individu.
penting, pengganti yang memungkinkan untuk
Pengembangan yang dilakukan diharapkan
pemangku jabatan di setiap posisi tersebut, baik
dapat meningkatkan kinerja karyawan.
apakah pengganti yang potensial itu saat ini telah
People development management mempunyai latar belakang untuk memikul
merupakan suatu proses bersama antara atasan tanggung jawab pekerjaan tersebut, ataukah
dan karyawan yang bertujuan untuk memberikan pengganti potensial itu memerlukan sejumlah
kesempatan kepada karyawan untuk waktu yang diharapkan untuk siap memikul
mengembangkan kompetensi dan karakternya tanggung jawab tersebut.
sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan kebutuhan
Kesimpulan umum mengenai konsep People
perusahaan. Dengan ini diharapkan efektifitas
Development adalah dimana perusahaan
pengembangan karyawan akan lebih tinggi serta
memiliki suatu sistem yang dapat
karyawan yang bersangkutan dapat
mengakomodir potensi-potensi yang dimiliki
meningkatkan kinerjanya. Terdapat beberapa
pada setiap karyawannya sehingga karyawan
tahap yang perlu diperhatikan untuk memastikan
memiliki kesempatan karir yang baik, dihargai
bahwa people development management
serta diakui potensi yang dimilikinya yang akan
merupakan suatu program yang akan
berdampak pada karyawan tersebut terikat
mendukung pertumbuhan perusahaan, antara
terhadap pekerjaan dan perusahaan.
lain:
Komponen yang kedua yaitu individual
1) Konsep Dasar
motivation. Pengukuran individual motivation
Konsep Dasar yang diterapkan oleh perusahaan
sebenarnya terdapat pada penilaian karya. PT X
yaitu konsep kompetensi dan juga talent.
mempunyai 7 core competency, yang salah
2) Menyusun Competency Profile satunya mengenai drive. Asumsinya yaitu

Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 1, April 2017 Hal. 93-104 101


terdapat korelasi secara langsung antara drive kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar
(competency) dengan motivasi bekerja, yang mencapai prestasi dalam hal ini prestasi yang
berarti jika seseorang memiliki kompetensi drive dituju tersebut dapat tetlihat dari hasil penilaian
yang tinggi maka secara langsung orang tersebut karya yang nantinya akan berdampak kepada
juga memiliki motivasi bekerja yang tinggi. Pada reward yang akan didapatkan oleh karyawan
penilaian karya ada 3 bagian yang dijadikan tersebut.
bahan penilaian oleh atasan dan HC, yaitu proses
Budaya organisasi adalah salah satu wujud
kerja, result, dan leadership. Namun leadership
angapan yang dimiliki, diterima secara implisit
ini hanya diberlakukan untuk atasan yang
oleh kelompok dan menentukan bagaimana
memiliki bawahan. Jadi point secara khusus
kelompok tersebut rasakan, pikirkan dan
untuk mengukur motivasi seseorang memang
bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka
tidak ada dalam penilaian, akan tetapi hal
ragam. Budaya organisasi mengacu ke suatu
tersebut akan terlihat dari proses kerja dan juga
sistem makna bersama yang dianut anggota-
result nya. Seseorang yang menjalankan
anggota yang membedakan perusahaan itu
prosesnya dengan baik diasumsikan memiliki
terhadap perusahaan lain. Budaya organisasi
semangat bekerja yang baik, yang nantinya akan
juga merupakan sistem nilai organisasi yang
berdampak pada hasilnya. Karena dalam
dianut oleh anggota organisasi, yang kemudian
penilaian ini, hasil tidak mutlak menjadi tolak
mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari
ukur utama keberhasilan seseorang, akan tetapi
para anggota organisasi.
prosesnya pun memiliki bobot yang sama.
Sehingga dalam penilaian proses ini akan terlihat Menurut Mayo (2000), budaya organisasi
motivasi bekerja seseorang dalam mencapai adalah faktor yang sangat penting dalam
targetnya yang telah ditetapkan sebelumnya. menciptakan human capital, faktor-faktor
Proses dalam berkerja juga menjadi tersebut yaitu;
pertimbangan yang sangat penting dalam 1) Melakukan penilaian atas kinerja baik dalam
menilai seseorang. tim maupun perseorangan
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara Hal ini telah terimplementasi dan telah
(2008:61), “Motivasi merupakan kondisi atau dijelaskan pada point sebelumnya yaitu melalui
energi yang menggerakkan diri karyawan yang penilaian karya / penilaian kinerja yang
terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan dilakukan setiap 2 kali dalam 1 tahun. Penilaian
organisasi perusahaan”. Motivasi terbentuk dari karya yang dilakukan berdasarkan individual
sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi performance plan untuk individu. IPP dibuat
situasi kerja di perusahaan. Sikap mental oleh masing-masing karyawan yang nantinya
karyawan yng positif terhadap situasu kerja akan diajukan kepada atasan. Namun untuk
itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk penilaian tim, hal tersebut mutlak dirancang dan
mencapau kinerja yang maksimal. Sikap mental dilaksanakan oleh Atasan. Biasanya untuk tim-
karyawan haruslah memiliki sikap mental yang tim yang berada dalam masing-masing
siap sedia secara psikofisik (siap secara mental, departemen.
fisik, situasi, dan tujuan). Artinya, karyawan
dalam bekerja secara mental siap, fisik sehat, 2) Melakukan penilaian terhadap karyawan
memahami situasi, dan kondisi serta berusaha dalam menghadapi masalah melalui proses
keras mencapai target kerja (tujuan utama pembelajaran dan perbaikan diri
organisasi). Proses ini terutama dilakukan untuk karyawan
Motivasi dalam berprestasi dapat diartikan baru yang mengikuti program Management
sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang Trainee. Disini karyawan yang merupakan
untuk melakukan atau mengerjakan suatu karyawan baru yang unggulan, mendapatkan

102 Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 1, April 2017 Hal. 93-104


perilaku yang lebih intensif dengan perusahaan, perusahaan tempat dia bekerja, kemungkinan
agar mereka mengetahui bahwa perusahaan besar akan memilih terus bekerja ditempat
memikirkan dirinya, akan tetapi penilaian yang tersebut walaupun muncul peluang tawaran
dilakukan juga lebih ketat. Mereka akan lebih pekerjaan ditempat lain. Bila karyawan sudah
sering menjalani konseling maupun mentoring mempunyai keterikatan yang kuat dengan
hal ini agar bila terjadi suatu kesalahan proses perusahaan, maka akan terlihat dalam perilaku
pembelajaran dan perbaikan akan lebih dapat sehari-harinya dimana ia terdorong untuk
terkontrol oleh karyawan yang telah lebih dulu melakukan sesuatu demi perkembangan
bekerja pada Asuransi Astra, biasanya tidak perusahaan.
selalu Atasan langsung dari karyawan tersebut
Salah satu komponen soft competency yang
agar ilmu yang dimiliki akan semakin beragam.
dibutuhkan perusahaan yaitu kemampuan
Penerimaan melalui program MT ini juga lebih
bekerja dalam sebuah tim, sehingga semua
selektif karena banyak program-program dan
karyawan dituntut untuk bisa bekerja dalam
pembelajaran yang diterima oleh para karyawan
teamwork. Hal ini menjadi salah satu kriteria
MT yang nantinya diperuntukan untuk
untuk merekrut karyawan baru. Perusahaan
menduduki jabatan strategis perusahaan.
menyadari, dalam kondisi saat ini tidak cukup
Tentunya mereka harus selalu siap untuk
seseorang memiliki kemampuan individu yang
menghadapi berbagai macam kondisi walaupun
baik saja, tetapi harus sudah berkembang ke arah
itu adalah masalah.
kemampuan kerjasama tim yang baik. Menurut
3) Menciptakan inovasi-inovasi baru dan Widyastuti et.al (2008:23), efektifitas tim kerja
kreativitas individu dinilai yang bertujuan didasarkan pada hasil-hasil produktif dan
untuk memperbaiki kondisi perusahaan kepuasan pribadi. Kepuasan berkenaan dengan
kemampuan tim untuk memenuhi kebutuhan
Disini juga jelas terlihat bahwa karyawan MT
pribadi para anggotanya dan kemudian
harus siap dalam berbagai kondisi walaupun itu
mempertahankan keanggotaan serta komitmen
suatu masalah karena dalam proses pemecahan
mereka.
masalah tersebut harus selalu ada improvement-
improvement yang dilakukan. Menurut Tannebaum, Weschler and
Nassarik (dalam Abdussalam 2008:18)
4) Adanya dukungan dari perusahaan berupa
kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi
adanya sarana dan prasarana yang lengkap
dalam situasi tertentu dan langsung melalui
bagi para karyawan dalam bekerja dan
proses komunikasi untuk mencapai satu atau
melaksanakan tugasnya.
beberapa tujuan tertentu. Menurut Shared Goal,
Sarana dan prasarana yang disediakan telah Hemhiel & Coons dalam abdussalam 2008:20).
cukup memadai dalam memfasilitasi dalam Kepemimpinan adalah sikap pribadi yang
bekerja dan melaksanakan tugas. Berbagai memimpin pelaksanaan aktivitas untuk
macam klub informal pun juga ada pada mencapai tujuan yang diinginkan.
Asuransi Astra agar para karyawannya jug
Untuk posisi tertentu yang membutuhkan
adapat menyalurkan hobi-hobi nya.
kemampuan untuk memimpin sebuah tim,
5) Adanya transfer knowledge dari para senior diharapkan seseorang tersebut mempunyai
kepada junior, saling berbagi pengalaman kemampuan leaderhisip. Tidak setiap orang atau
dalam bekerja. posisi membutuhkan kemampuan untuk
Suasana kerja yang kondusif akan mendorong memimpin sebuah tim. Jika pekerjaan yang
karyawan untuk memberikan kontribusi memiliki karakteristik specialist tidak
performa yang maksimum pada perusahaan. memerlukan leadership tetapi tetap efektif dan
Karyawan yang merasa puas terhadap efisien dalam bekerja. Akan tetapi jika dalam

Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 1, April 2017 Hal. 93-104 103


karakteristik pekerjaan tersebut memiliki sifat Khatri, N. 2000. Managing human resources for
leadership itu merupakan nilai tambah untuk competitive advantage. International Journal
karyawan tersebut, tetapi tidaklah menjadi of Human Resource Management, 11:336.
Kreitner, R. dan A. Kinicki. 2005.
masalah jika tidak memiliki sifat leadership
Organizational Behaviour, 5th ed. Jilid 1,
karena perusahaan tidak menuntut untuk itu. Jakarta: Mc Graw Hill.
Karena leadership yang dimaksudkan yaitu Mayo, Andrew. 2000. “The Role of Employee
leadership untuk melaksanakan aktivitas untuk Development in the Growth of Intellectual
mencapai tujuan yang diinginkan. Capital, “Personal Review, Vol.29
No.4,2000,pp.521-533.
SIMPULAN Mondy, Noe. 1990. Human Resouce
Management. Massachusetts. New York
Berdasarkan hasil penelitian dan Nafukho, F.M., Hairston, N.R., Brooks, K.,
pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai 2004. Human Capital theory: Implication
berikut : for Human Resource Development. Human
Resource Development International 7 (4),
1. Menyadari pentingnya peran sumber daya 545-551.
manusia dalam kegiatan perusahaan, maka Sawarjuwono, T., dan A. P. Kadir. 2003.
hendaknya perusahaan perlu mengelola “Intellectual Capital: Perlakuan,
sumber daya manusia sebaik mungkin pengukuran dan Pelaporan”, Jurnal
karena kunci sukses suatu perusahaan bukan Akuntansi dan Keuangan Vol.5, No.1,
Mei:35-57.
hanya pada keunggulan teknologi dan
Setyanto, R. P., 2004. “Pengukuran Human
tersedianya dana, melainkan faktor Capital: Peluang bagi Departemen SDM
manusianya. untuk Berperan sebagai Strategic Business
2. Komponen human capital terdiri dari Partner”, Usahawan, No.10, Tahun XXXIII,
individual capability, individual motivation, Januari:27-31.
the organization climate, workgroup Sugiyono. 2010. Memahami penelitian
kualitatif. CV. ALFABETA: Bandung.
effectiveness, dan leadership. Penerapan
Totanan, C., 2004. “Peranan Intellectual Capital
komponen human capital pada PT X belum dalam Penciptaan Nilai untuk Keuggulan
optimal; artinya belum sesuai dengan Bersaing”, Usahawan, No.1, Tahun
pendekatan yang seharusnya, terutama pada XXXIII, Januari: 27-31.
aspek individual capability dan individual Unger, J.M., et al., 2009. Human Capital and
motivation. Entrepreneurial success: A meta analytical
review. Journal of business Venturing doi:
DAFTAR PUSTAKA 10.1016/j.jbusvent. 2009.04.004, pp.1-18.

Baron, Angela & Amstrong Michael. (2007).


Human Capital Management. United
Kingdom: Kogan Page.
Edy, Sutrisno. 2010. Manajemen Sumber Daya
Manusia: Jakarta, PT Prenada Media Group
Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002.
Manajemen Sumber Daya Manusia :
Pengadaan, Pengembangan,
Pengkompensasian dan Peningkatan
Produktivitas Pegawai. Grasindo
Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Hendrawan, Sanerya. 2012. Pengembangan
Human Capital, Prespektif Nasional,
Regional dan Global. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

104 Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 1, April 2017 Hal. 93-104

You might also like