You are on page 1of 11

JURNAL INKUIRI

ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 2 2013 (hal 143-152)


http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

PEMBELAJARAN KIMIA ANALITIK BERBASIS MASALAH DENGAN


MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN
PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN
INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA

Indah Tri Susilowati1, Ashadi2, dan Sentot Budi R.3

1
Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta
Surakarta, 57155, Indonesia
indahtrisusilowati@yahoo.com
2
Pendidikan Sains, Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
mas_ashadi@yahoo.co.id

3 Pendidikan Sains, Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret


Surakarta, 57126, Indonesia
sentotbr@yahoo.com

Abstrak

The aim of this study was to determine the effect of the problem-based learning by using inquiry and project
method which was creativity, social interaction and it’s interaction toward students’cognitive, affective and
psychomotor learning achievement. The method used in the research was experimental method and was
conducted from September 2011 to February 2012. The population was the students of D-III Nasional Academy
of Health Analyst Surakarta level I who had taken the analitycal chemistry I lecture. The sample was taken by
using cluster random sampling, consisted of two class regular 1B.1 and regular 1B.2. The learning method
applied on regular 1B.1 was guided inquiry and on regular 1B.2 was project. The data was collected through
students’cognitive learning achievement test, and supported by questioner for measuring affective achievements
and observation sheet for assessing psychomotor. The hypothesis were tested using ANOVA three factorial
designs with non-equal cell. From the data analysis, it could be concluded that: 1) there was no significant
difference from the results of Guided Inquiry and Project Method towards students’ learning achievement, 2)
there was no significant difference from the results of high creativity and low creativity students’ learning
achievement, 3) there was no significant difference from the results of high social interaction and low social
interaction students’ learning achievement, 4) there was no interaction between learning method and creativity
toward students’ learning achievement, 5) there was no interaction between learning method and social
interaction toward students’ learning achievement, 6) there was no interaction between creativity and social
interaction toward students’ learning achievement, 7) there was no interaction among learning method,
creativity, and social interaction toward students’ learning achievement.

Keywords: Problem-based learning, Guided Inquiry Method, Project Method, Creativity, Social Interaction.

143
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 2 2013 (hal 143-153)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

Pendahuluan data hasil uji; 7) membantu klinis dalam


Penilaian kualitas produk pendidikan pemanfaatan data laboratorium secara efektif
pertama-tama terlihat pada perkembangan dan efisien untuk menginterprestasikan hasil
sikap dasar, seperti sikap kritis, berpikir ilmiah uji laboratorium; 8) merencanakan, mengatur,
dan kesediaan terus mencari kebenaran melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
(Andreas, 2006). Berdasarkan uraian di atas, laboratorium; 9) membimbing dan membina
konsep pendidikan tidak direduksi pada ujian tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik
yang hanya mengukur transfer pengetahuan, laboratorium; 10) melaksanakan penelitian
namun lebih luas, mencakup pembentukan dalam bidang laboratorium kesehatan; 11)
keterampilan (skill) dan sikap dasar (basic memberikan penyuluhan kepada masyarakat
attitude), seperti: kekritisan, kreativitas, sikap yang berkaitan dengan laboratorium
ilmiah, dan keterbukaan terhadap inovasi dan kesehatan. Mata kuliah kimia analitik I
aneka penemuan. Semua itu amat diperlukan termasuk dalam mata kuliah keilmuan dan
agar peserta didik mampu bertahan hidup dan ketrampilan (MKK). Nilai semesteran untuk
menjawab tantangan yang selalu berkembang. kimia analitik I pada Tahun Akademik
Dalam hal ini, pendidik dituntut tidak sekedar 2010/2011, didapatkan nilai rata-rata 68.90
sebagai pentransfer ilmu, namun lebih dari itu, untuk regular A, dan rata-rata 73.36 untuk
juga berperan sebagai agen pencerahan. reguler B. Masih banyak peserta didik yang
Idealisme pendidik, menurut Socrates adalah harus mengikuti pembelajaran remidi untuk
eutike, bidan yang membantu peserta didik mencapai angka kelulusan minimum C
melahirkan inovasi dan pengetahuan. (dengan rentang skor 60-69).
HELTS (Higher Education Long Term Sehubungan dengan permasalahan
Strategy) 2003-2010 yang dikeluarkan Ditjen seperti yang dijelaskan di atas, metode
Dikti pada bulan April 2003 memberikan pengajaran yang diusulkan untuk diterapkan
amanah yang salah satunya adalah penerapan pada matakuliah kimia analitik I yaitu model
prinsip Student-Centered Learning (SCL) pembelajaran berbasis masalah dengan
dalam proses pembelajaran. Terdapat beragam menggunakan metode inkuiri terbimbing dan
metode pembelajaran untuk SCL dan dua di proyek.
antaranya adalah Case-Based Learning dan Alasan utama model pembelajaran
Cooperative Learning. berbasis masalah diajukan dalam perkuliahan
Akademi Analis Kesehatan Nasional ini adalah: 1) pembelajaran memerlukan
Surakarta adalah salah satu institusi yang adanya ilustrasi kasus nyata dalam penerapan
mempersiapkan ahli madya analis kesehatan, ilmu yang diperoleh dari kuliah dan buku teks;
dimana dalam kurikulum KBK yang 2) pengajaran didasarkan hanya pada materi
dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan Tenaga perkuliah saja seringkali membuat mahasiswa
Kesehatan Badan Pengembangan dan menjadi pasif; 3) proses belajar yang efektif
Pemberdayaan SDM Kesehatan tahun 2010, adalah proses yang melibatkan refleksi (double
diharapkan lulusan analis kesehatan dapat loop learning). Pembelajaran berbasis kasus
melaksanakan tugas dalam pelayanan adalah proses pembelajaran yang
laboratorium kesehatan, yang memiliki fungsi: memungkinkan terjadi double-loop learning.
1) mempersiapkan proses teknis operasional di Diharapkan dengan melibatkan mahasiswa
laboratorium kesehatan; 2) mengembangkan dalam pembelajaran kimia analitik I dengan
prosedur untuk mengambil dan memproses menggunakan model pembelajaran berbasis
spesimen; 3) melaksanakan uji analitik masalah, mahasiswa dapat memiliki
terhadap reagen dan spesimen; 4) pemahaman yang lebih baik dibanding bila
mengoperasikan dan memelihara peralatan hanya sebatas menerima teori saja.
atau instrument laboratorium; 5) menjaga Penelitian Ni Made Suci (2008)
kesehatan dan keselamatan kerja di menunjukkan bahwa penerapan model
laboratorium dan lingkungannya; 6) pembelajaran berbasis masalah dengan
mengevaluasi data laboratorium untuk pendekatan kooperatif berperan dalam: 1)
memastikan akurasi dan prosedur meningkatkan aktivitas (partisipasi)
pengendalian mutu, serta mengembangkan mahasiswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar
pemecahan masalah yang berkaitan dengan (KBM); 2) meningkatkan hasil belajar mata

144
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 2 2013 (hal 143-153)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

kuliah teori akuntansi; 3) mendapat respon yang memberikan penekanan kuat pada
yang positif dari mahasiswa karena pemecahan masalah sebagai suatu usaha
pembelajaran menjadi lebih bermakna. kolaborasi.
Pembelajaran dengan inkuiri dimulai Implementasi model pembelajaran
dengan suatu kejadian yang menimbulkan masalah dengan metode inkuiri terbimbing
teka-teki, hal ini akan memotivasi mahasiswa dan metode proyek dalam penelitian ini
untuk mencari penyelesaiannya. Inkuiri sains menggunakan sintak PBL yang meliputi 5 fase
diharapkan dapat menciptakan kegiatan sains yaitu: 1) fase pertama, orientasi mahasiswa
yang menantang sehingga melahirkan interaksi kepada masalah, dosen megajukan fenomena
antara gagasan yang diyakini sebelumnya dari jurnal penelitian untuk memunculkan
dengan suatu bukti baru untuk mencapai masalah, mahasiswa dimotivasi untuk terlibat
pengalaman baru yang lebih saintifik, melalui dalam pemecahan masalah, 2) fase kedua,
proses eksplorasi untuk mencapai gagasan mahasiswa diorganisasi untuk belajar, dosen
baru (Amien, 1987). Pengambilan model ini membantu mahasiswa dalam mendefinisikan
diharapkan akan dapat membantu mahasiswa dan mengorganisasikan tugas belajar yang
untuk meningkatkan pemahaman pada konsep berhubungan dengan masalah tersebut, 3) fase
yang dipelajari dan peningkatan pada hasil ketiga, mahasiswa mengumpulkan fakta, 4)
belajar. fase keempat, mahasiswa menyusun hipotesis
Penelitian yang dilakukan Zawadzki R. (dugaan sementara) dan menyajikan hasil
(2010) menunjukkan bahwa pembelajaran karya, 5) fase kelima, menganalisis dan
inkuiri menjadikan siswa aktif berpikir di mengevaluasi proses pemecahan masalah,
dalam kelas (discussion in class) dan dituntut untuk menemukan solusi terbaik yang
laboratorium (laboratory work). Kegiatan mungkin ada.
siswa diawali dengan mengkaji teori kemudian Di dalam kelas pembelajaran berbasis
bereksperimen, mengumpulkan data, masalah dengan metode inkuiri terbimbing,
menganalisis data, berdiskusi, bekerja bersama peran dosen berbeda dengan kelas proyek.
dalam tim untuk memahami konsep, dan Dalam fase 3 pada tahap mengumpulkan
menyelesaikan masalah, serta merefleksi apa fakta, peran dosen dalam kelas inkuiri
yang sudah dipelajari selama proses terbimbing akan lebih banyak. Dosen
pembelajaran. Penerapan POGIL (process- mempunyai peran aktif membantu mahasiswa
oriented guided-inquiry learning) ternyata dalam tahap-tahap pemecahan masalah yang
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar diberikan oleh dosen. Pada proses inkuiri
dan thinking skills siswa. terbimbing menuntut dosen bertindak sebagai
Pembelajaran berbasis proyek fasilitator, narasumber, dan penyuluh
merupakan model pembelajaran yang kelompok. Sedangkan pada kelas proyek
bertujuan untuk memantapkan pengetahuan mahasiswa diberikan kesempatan bekerja
yang dimiliki siswa, serta memungkinkan secara mandiri dengan peran dosen sebagai
siswa memperluas wawasan pengetahuan dari fasilitator, pendamping dengan tidak berperan
suatu mata pelajaran tertentu. Demikian pula secara langsung sebagai narasumber dalam
pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi pengumpulan fakta, menyusun hipotesis dan
lebih berarti dan kegiatan belajar mengajar menyajikan hasil karya, mahasiswa
lebih menarik, karena pengetahuan itu lebih mengkonstruksikan pengetahuan mereka
bermanfaat bagi siswa untuk mengapresiasi sendiri, dan mencapai puncaknya dengan
lingkungannya, memahami serta memecahkan menghasilkan produk nyata berupa laporan,
masalah yang dihadapi siswa dalam kehidupan video dan bahan presentasi mereka mengenai
sehari-hari (Semiawan, dkk cit. Made Wena penyelesaikan dari permasalahan yang mereka
2009:107). Pembelajaran berbasis proyek akan dapatkan.
meningkatkan kreativitas dan motivasi siswa Gagne menyatakan bahwa hasil belajar
(clegg dan Bearh cit. Made Wena, 2009:144). termasuk prestasi kognitif, ditentukan dari
Dalam pembelajaran proyek, kerja proyek interaksi kondisi internal dan eksternal siswa.
dapat dipandang sebagai bentuk open-ended Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa
contextual activity-base learning, dan metode pembelajaran (kondisi eksternal)
merupakan bagian dari proses pembelajaran bukan satu-satunya penentu prestasi kognitif.

145
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 2 2013 (hal 143-153)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

Faktor internal siswa seperti gaya belajar, dengan metode pembelajaran inkuiri
logika berpikir, kemampuan verbal, terbimbing dan proyek terhadap prestasi
kemampuan numerik, kemampuan analisis, belajar mahasiswa; 2) pengaruh kreativitas
kemampuan tinggi dan kreativitas rendah terhadap prestasi
memori juga memberikan sumbangan terhadap belajar mahasiswa; 3) pengaruh interaksi
prestasi belajar (Gagne cit. Syaiful Sagala, sosial tinggi dan interaksi sosial rendah
2010: 170). terhadap prestasi belajar mahasiswa; 4)
Kreativitas merupakan kemampuan interaksi antara metode pembelajaran dengan
berfikir tentang suatu dengan cara baru dan tak kreativitas mahasiswa terhadap prestasi belajar
biasa sehingga menghasilkan solusi yang unik mahasiswa; 5) interaksi antara metode
atas suatu problem (Santrock cit. Shinto & pembelajaran dengan interaksi sosial
Sherly, 2003). Peran kerja analis kesehatan mahasiswa terhadap prestasi belajar
sekarang dituntut memiliki kreativitas yang mahasiswa; 6) interaksi antara kreativitas
tinggi dalam menganalisa hasil pengujian. dengan interaksi sosial mahasiswa terhadap
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan prestasi belajar mahasiswa; 7) interaksi antara
bahwa berfikir kreatif adalah kemampuan metode pembelajaran dengan kreativitas dan
untuk mengelola informasi dalam memori interaksi sosial mahasiswa terhadap prestasi
tentang sesuatu dengan cara baru dan tak biasa belajar mahasiswa.
sehingga menghasilkan solusi yang unik atas
suatu problem dalam hubungan dengan diri Metode Penelitian
sendiri, dengan alam dan dengan orang lain. Penelitian ini dilaksanakan di Akademi
Pendidikan pada dasarnya merupakan Analis Kesehatan Nasional Surakarta yang
interaksi antara dua pihak yaitu antara dosen beralamat di Jl. Yos Sudarso, Dawung 338
dan mahasiswa. Interaksi antara komponen- Surakarta. Dengan beberapa pertimbangan
komponen tersebut akan terjadi selama proses bahwa terdapat seratus mahasiswa yang dibagi
pembelajaran berlangsung yaitu interaksi menjadi 3 kelas dengan sarana prasarana yang
dalam belajar antara dosen dengan mahasiswa memadai untuk penelitian. Penelitian ini
maupun interaksi antar mahasiswa sendiri. dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran
Peranan dosen sangat penting dalam 2011/2012
melakukan usaha untuk dapat menumbuhkan Populasi dalam penelitian ini adalah
dan memberikan motivasi agar mahasiswa seluruh mahasiswa D-III Analis Kesehatan
melakukan aktivitas belajar dengan baik. AAK Nasional Surakarta tingkat I yang
Pembelajaran inkuiri dapat berjalan dengan sedang mendapat mata kuliah kimia analitik I
lancar dan memberikan hasil yang optimal sebanyak 100 mahasiswa terbagi dalam 3
maka diperlukan interaksi antara pengajar kelas, sampel penelitian sebanyak 2 kelas
dengan siswa, siswa diberikan kebebasan dengan jumlah 74 mahasiswa sedangkan 26
untuk menyatakan pendapat atau mengajukan mahasiswa lain yang bukan sampel penelitian
pertanyaan serta adanya persamaan hak antara sebagai kelompok uji coba instrumen
pengajar dengan siswa dalam mengutarakan penelitian yang berupa test kognitif, dan
pendapat (Diptoadi cit. Made Wena, 2009:79) angket afektif.
Atas dasar beberapa wacana diatas, Teknik pengambilan sampel dalam
penulis ingin meneliti apakah penggunaan penelitian ini dengan menggunakan teknik
metode yang berbeda yaitu inkuiri terbimbing Cluster Random Sampling sebagai kelompok-
dan proyek dengan model pembelajaran kelompok yang akan dipilih dua kelas secara
berbasis masalah akan membantu mahasiswa random (acak) untuk dijadikan sebagai
dalam pemahaman penerapan materi kimia kelompok sampel. Setelah diundi secara acak,
analitik I, analisa makanan dan minuman terpilihlah kelas Reguler 1B.1 dan Reguler
dalam dunia industri, dengan harapan 1B.2 sebagai kelompok sampel dalam
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa yang penelitian ini, kelompok regular 1B.1 dan 1B.2
bersangkutan. sebagai kelompok sampel dikarenakan setelah
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengujian kesetaraan data skor prestasi mata
penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pelajaran IPA saat ujian tulis SIPENSIMARU
pengaruh pembelajaran berbasis masalah (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) dengan

146
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 2 2013 (hal 143-153)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

uji t dua sampel independen menunjukkan yang dilakukan dengan melihat kesesuaian
data yang tidak ada perbedaan yang sejati. konstruksi butir yang ditulis dengan kisi-
Penelitian ini bertujuan untuk kisinya. Pengujian validitas konstruk dapat
mengetahui pengaruh penerapan metode dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli
inkuiri terbimbing dan proyek untuk atau professional atau rater. Setelah butir soal
meningkatkan prestasi belajar kimia Analitik I divalidasi oleh penilai, selanjutnya dianalisis
mahasiswa. Adapun desain penelitian yang dengan menggunakan perhitungan menurut
digunakan adalah penelitian eksperimen Gregory.
(experimental research) dengan pertimbangan Data pengujian validitas konstruk
bahwa penelitian ini berusaha untuk instrumen yang akan digunakan dalam
mengetahui pengaruh antara suatu variabel penelitian perlu diuji coba terlebih dahulu
terhadap variabel lainnya, pembelajaran pada kelas yang tidak digunakan untuk
dengan metode eksperimen melalui metode penelitian. Uji coba ini dimaksudkan untuk
inkuiri terbimbing dengan metode proyek. mengetahui apakah instrumen tersebut telah
Pada penelitian ini, kreativitas dibatasi pada memenuhi persyaratan sebagai instrumen
kreativitas inggi dan kreativitas rendah. yang baik, instrument kognitif maupun afektif
Interaksi sosial mahasiswa dikategorikan dilakukan uji validitas soal dengan
menjadi interaksi sosial tinggi dan rendah. menggunakan teknik korelasi rumus Product-
Berkaitan dengan hal tersebut maka rancangan Moment dari Pearson, uji reliabilitas (untuk
penelitian ini dapat disajikan seperti Tabel 1. kognitif dengan rumus Kuder Richardson dan
Tabel 1. Rancangan Penelitian nilai afektif dengan menggunakan penilaian
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (A)
Inkuiri Terbimbing
rumus alpha), uji taraf kesukaran soal, dan uji
Proyek (A2)
(A1) daya pembeda soal.
Interaksi
Kreativitas Sosial (C1)
A1B1C1 A2B1C 1 Sebagai uji prasyarat analisis dilakukan
Tinggi (B1) Interaksi
Sosial (C2)
A1B1C2 A2B1C 2 uji kesamaan rata-rata, normalitas dimana nilai
Kreativitas
Interaksi
A1B2C1 A2B2C 1
signifikansi yang digunakan mengacu pada
sosial (C1)
Rendah
Interaksi
rumus Kolmogorov-Smirnov dan homogenitas.
(B2) A1B2C2 A2B2C 2
Sosial (C2) Kemudian data yang diperlukan dianalisis
Variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis variansi tiga
dikelompokkan menjadi 3 yaitu: 1) variabel jalan dengan sel tak sama (uji ANAVA).
bebas: metode pembelajaran inkuiri Tujuan dari analisis ini untuk menguji
terbimbing dan metode pembelajaran proyek; signifikasi efek tiga variabel bebas terhadap
2) variabel moderator: kreativitas dan interaksi satu variabel terikat dan interaksi ketiga
sosial; 3) variabel terikat: prestasi belajar variabel bebas terhadap variabel terikat.
kimia analitik I, analisa makanan dan
minuman mahasiswa AAK Nasional Surakarta Hasil Penelitian dan Pembahasan
dalam ranah kognitif, afektif dan Pengukuran kreativitas dan interaksi
psikomotorik. sosial dilakukan sebelum pembelajaran.
Data yang diungkap dalam penelitian Instrumen yang dipakai untuk mengukur
dapat berupa fakta, pendapat, dan kemampuan. kreativitas berupa penugasan untuk membuat
Instrumen yang digunakan untuk pengambilan lebih dari satu skema identifikasi kation yang
data prestasi belajar ranah kognitif, mungkin bisa digunakan untuk identifikasi
kreativitas, dan interaksi sosial berupa tes. larutan X kation berdasarkan data table hasil
Sedangkan untuk mengukur prestasi ranah percobaan. Pengukuran kreativitas mencakup
afektif mahasiswa menggunakan angket dan komponen ketrampilan berpikir lancar,
prestasi ranah psikomotor menggunakan ketrampilan berpikir luwes (flexibility) dan
lembar observasi yang dilengkapi rubrik ketrampilan berpikir orisinal (Originality).
penilaian. Pengukuran interaksi sosial, mahasiswa
Instrumen pembelajaran dalam diberi kertas yang bergambar delapan buah
penelitian ini meliputi: silabus, Rencana segiempat, setiap segiempat berisi suatu tanda
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Instrumen kecil. Tanda-tanda itu tidak memiliki arti
pengambilan data diuji validitas konstruk khusus, tapi sekedar merupakan bagian dari
(construct validity) adalah pengujian validitas

147
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 2 2013 (hal 143-153)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

gambar yang harus mahasiswa buat di dalam keberaniannya untuk bertanggung jawab
masing-masing segiempat. terhadap proses belajarnya dan untuk
Berdasarkan uji normalitas dan meningkatkan kompetensi pada beberapa
homogenitas data untuk nilai kognitif ketrampilan diantaranya komunikasi,
menunjukkan data terdistribusi normal dan kolaborasi, dan pemecahan masalah. Dalam
homogen, selanjutnya data dianalisa dengan penelitian ini yang membedakanya hanya pada
menggunakan uji ANAVA, sehingga diperoleh fase 3 (mengumpulkan fakta) peran dosen
hasil yang ditunjukkan pada Tabel 2. dalam kelas inkuiri terbimbing akan lebih
banyak. Dosen mempunyai peran aktif
Tabel 2. Uji Anava Terhadap Prestasi membantu mahasiswa dalam tahap-tahap
Nilai Signifikansi
No Analisis
Kognitif Afektif Psikomotorik
pemecahan masalah yang diberikan. Pada
1 Metode 0.269 0.936 0.937 proses inkuiri terbimbing menuntut dosen
2 Kreativitas 0.385 0.059 0.364 bertindak sebagai fasilitator, nara sumber, dan
3 Interaksi_sosial 0.482 0.836 0.607
Metode -
penyuluh kelompok. Sedangkan pada kelas
4 0.378 0.459 0.330 proyek mahasiswa diberikan kesempatan
Kreativitas
5
Metode -
0.555 0.101 0.643 bekerja secara mandiri dengan peran dosen
Interaksi_sosial
Kreativitas -
sebagai fasilitator, pendamping dengan tidak
6 0.985 0.093 0.755 berperan secara langsung sebagai narasumber
Interaksi_sosial
Metode – dalam pengumpulan fakta, menyusun hipotesis
7 Kreativitas - 0.733 0.957 0.648
Interaksi_sosial dan menyajikan hasil karya. Disisi lain
1. Pengaruh pembelajaran berbasis masalah dimana materi yang diberikan merupakan
dengan metode pembelajaran inkuiri materi mata kuliah baru untuk mahasiswa
terbimbing dan proyek terhadap prestasi semester pertama, yang sebelunya belum
belajar mahasiswa pernah diperoleh pada jenjang pendidikan
Berdasarkan hasil analisis variansi tiga SMU/SMK, sehingga dibutuhkan waktu yang
jalan dengan sel tak sama (UJI ANAVA) lebih banyak dalam pemahaman materi dalam
diperoleh nilai signifikansi kognitif, afektif proses pembelajaran. Rata-rata nilai uji analisa
maupun psikomotorik > 0,05. Diambil makanan dan minuman mahasiswa yang
kesimpulan bahwa kedua metode baik inkuiri dikenai metode inkuiri terbimbing dan proyek
terbimbing dan proyek tidak memberikan berturut-turut adalah 79,05 dan 76,62.
perbedaan yang signifikan terhadap prestasi Implikasi dari diterimanya hipotesis ini adalah
kognitif. metode inkuiri terbimbing maupun proyek
Gagne menyatakan bahwa hasil belajar dapat digunakan untuk pembelajaran kimia
termasuk prestasi kognitif, ditentukan dari analitik I, analisa makanan dan minuman.
interaksi kondisi internal dan eksternal siswa. Data pendukung yang menguatkan
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa diterimanya hipotesis ini dapat dilihat dari
metode pembelajaran (kondisi eksternal) prestasi belajar ranah afektif dan psikomotor
bukan satu-satunya penentu prestasi kognitif. yang diukur. Rata-rata skor prestasi belajar
Faktor internal siswa seperti gaya belajar, ranah afektif antara mahasiswa yang dikenai
logika berpikir, kemampuan verbal, metode inkuiri terbimbing maupun proyek
kemampuan numerik, kemampuan analisis, mempunyai kategori yang sama yaitu baik (B).
kemampuan memori juga memberikan Tipe hasil belajar afektif tampak pada peserta
sumbangan terhadap prestasi belajar (Gagne didik dalam berbagai tingkah laku seperti
cit. Syaiful Sagala, 2010: 170). perhatianya pada pelajaran, disiplin, motivasi
Tidak adanya perbedaan prestasi kognitif belajar, menghargai dosen dan teman sekelas,
dari penggunaan metode pembelajaran yang kebiasaan belajar, hubungan sosial dan lain-
berbeda (inkuiri terbimbing dan proyek) lain manakala seseorang dihadapkan pada
kemungkinan disebabkan karena sintak pada obyek tertentu. Misalnya bagaimana sikap
inkuiri terbimbing maupun proyek tidak peserta didik pada waktu belajar dikelas,
berbeda secara signifikan, kedua metode terutama pada waktu dosen mengajar. Sikap
tersebut sama-sama menggunakan sintak tersebut dapat dilihat dalam hal: kemampuan
model pembelajaran berbasis masalah yang menerima pelajaran dari dosen, perhatian
menjadikan mahasiswa mempunyai terhadap pelajaran yang dijelaskan oleh dosen,

148
Tabel 3 Deskripsi Data Prestasi Kognitif Ditinjau dari
Metode, Kreativitas dan Interaksi Sosial
Mahasiswa
JURNAL INKUIRI Metode
Data Pembelajaran
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 2 2013 (hal 143-153) Variabel
Sebaran Inkuiri
Proyek
http://jurnal.fkip.uns.ac.id Terbimbing
Interaksi Mean 78,33 78,89
keinginan mendengarkan dan mencatat yang Sosial SD 10,308 11,667
Tinggi N 9 9
dijelaskan oleh dosen dan hasrat untuk Kreativitas
bertanya kepada dosen atau teman sekelas Tinggi Mean 83,13 78,33
Interaksi
yang sedang presentasi. Sedangkan sikap Sosial SD 10,999 10,941
peserta didik setelah pelajaran selesai dapat Rendah
N 8 12
dilihat dalam hal: kemampuan mempelajari
bahan pelajaran lebih lanjut, senang pada mata Mean 76,82 73,33
Interaksi
pelajaran yang diberikan. Oleh karenanya Sosial SD 12,505 6,055
penilaian afektif tidak tergantung pada metode Tinggi
mengalami situasi aman dan bebas dari
pembelajaran yang digunakan, dan peserta
masalah, menyebabkan mereka menjelajahi
didik tidak dituntut memiliki konsentrasi yang
kemungkinan baru yang tak terbatas dan
cukup dalam mengingat untuk menjawab
fleksibel (Clore, Schwarz, & Conway cit.
pertanyaan angket afektif.
Bernard A.N et al., 2010)
Prestasi psikomotor mahasiswa juga
Berdasarkan pernyataan dalam jurnal
memberikan rataan yang hampir sama antara
diatas kejiwaan dan mood dari mahasiswa
mahasiswa yang belajar menggunakan metode
sangat berpengaruh dalam menaikkan tingkat
inkuiri terbimbing dengan metode proyek.
kreativitas dan nilai kognitif mahasiswa,
Rata-rata nilai psikomotorik eksperimen
sehingga beberapa mahasiswa yang memiliki
analisa makanan dan minuman diperoleh
kreativitas rendah dengan kejiwaan dan mood
untuk mahasiswa yang dikenai metode inkuiri
yang baik dalam mempelajari materi kimia
terbimbing dan proyek berturut-turut adalah
analisa makanan dan minuman, maka nilai
82,87 dan 82,91.
kognitifnya bisa bagus, hal ini juga terjadi dari
beberapa mahasiswa yang memiliki kreativitas
2. Pengaruh kreativitas tinggi dan kreativitas
tinggi pada proses pembelajaraan atau saat tes
rendah terhadap prestasi belajar
kognitif memiliki kejiwaan atau mood yang
mahasiswa
rendah menyebabkan hasil nilai prestasi
Berdasarkan hasil analisis variansi tiga
belajar kognitifnya juga akan menjadi rendah.
jalan dengan sel tak sama (UJI ANAVA)
Hal ini sejalan dengan pernyataan dari clegg &
diperoleh nilai signifikansi kognitif, afektif
Bearh, dimana pembelajaran berbasis proyek,
maupun psikomotorik > 5%. Berdasar nilai
kreativitas dan motivasi siswa akan meningkat
signifikasi yang didapat dapat disimpulkan
(clegg & Bearh cit. Made Wena, 2009:144).
bahwa secara umum tidak ada perbedaan
Kerja proyek dapat dipandang sebagai bentuk
prestasi belajar ranah kognitif antara
open-ended contextual activity-base learning,
mahasiswa yang memiliki kreativitas tinggi
dan merupakan bagian dari proses
dan mahasiswa yang memiliki kreativitas
pembelajaran yang memberikan penekanan
rendah
kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu
Dari hasil penelitian kreativitas tinggi
usaha kolaborasi.
dan rendah tidak memberikan perbedaan
Sesuai dengan Keputusan Menteri
prestasi belajar kognitif, afektif maupun
Pendidikan Nasional (Kepmendiknas) Nomor
psikomotorik, kemungkinan hasil disebabkan
232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan
oleh materi perkuliahan kimia analitik I,
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian
materi analisa makanan dan minuman
Hasil Belajar Peserta Didik ditegaskan bahwa
merupankan materi baru bagi mahasiswa
jenjang pendidikan diploma lebih diarahkan
AAK Nasional Surakarta semester I, menurut
kepada penguasaan ketrampilan atau keahlian
Bernard A.N. et al. (2010) menyatakan
tertentu yang bersifat profesional. Penekanan
pengaktifan suasana hati yang positif akan
dalam penataan kurikulumnya lebih
meningkatkan kreativitas karena kondisi
berorientasi kepada kompetensi yang akan
kejiwaan yang baik akan meningkatkan
dihasilkan melalui mata kuliah bersangkutan,
fleksibilitas kognitif, dikarenakan akan
kimia analitik I termasuk kedalam mata kuliah
merangsang ketekunan kognitif. Pernyataan ini
keilmuan dan ketrampilan (MKK),
didukung juga oleh Clore, Schwarz, &
mempelajari analisa kimia kualitatif dan
Conway menyatakan sebuah keadaan afektif
analisa kimia kuantitatif anorganik yang
yang positif menyebabkan orang untuk
menjadi dasar pemeriksaan kimia klinik, kimia

149
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 2 2013 (hal 143-153)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

air, kimia farmasi serta bahan berbahaya. terbimbing maupun proyek, mahasiswa
Fokus pembelajaran adalah menyiapkan dibentuk kedalam kelompok kecil,
peserta didik supaya memiliki ketrampilan kemungkinan mahasiswa yang memiliki
dalam melakukan analisa kimia kualitatif dan interaksi sosial rendah akan naik nilai
kuantitatif non instrumentasi, termasuk kognitifnya yang disebabkan oleh adanya
didalamnya membuat pereaksi, melakukan interaksi dalam kelompok selama pemberian
standarisasi serta menerapkan konsep K3 pada metode berlangsung. Kemungkinan ini
saat melakukan praktek kimia analitik. didukung oleh penelitian Ybarra, et al. (2008),
Sementara itu kreativitas yang dimaksud hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa
dalam penelitian ini adalah kemampuan bahwa semakin peserta terlibat secara sosial
mahasiswa mencetuskan banyak jawaban dengan cara berbicara, mengunjungi teman
penyelesaian masalah, memberikan banyak dan kerabat, semakin tinggi tingkat kinerja
cara untuk melakukan berbagai hal, selalu kognitif, dan interaksi sosial jangka pendek
memikirkan lebih dari satu jawaban, yang berlangsung selama 10 menit mendorong
menghasilkan jawaban yang bervariasi, kinerja kognitif peserta ke tingkat yang yang
mencari banyak alternatif yang berbeda-beda lebih baik dibandingkan peserta kontrol.
dan mampu membuat kombinasi-kombinasi Menurut Diptoadi menyatakan bahwa
yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur Pembelajaran inkuiri dapat berjalan dengan
untuk memberikan keputusan. Dari penjelasan lancar dan memberikan hasil yang optimal
tersebut menunjukkan bahwa kretaivitas yang maka diperlukan interaksi antara pengajar
dinilai tidak sesuai dengan fokus pembelajaran dengan siswa, dimana siswa diberikan
yang akan dicapai, dalam artian dalam proses kebebasan untuk menyatakan pendapat atau
pembelajaran tidak memerlukan kreativitas mengajukan pertanyaan serta persamaan hak
dalam penilaian dikarenakan sebelum antara pengajar dengan siswa dalam
percobaan mereka ditugaskan untuk mencari mengutarakan pendapat (Diptoadi cit. Made
buku panduan uji kualitatif anorganik, Wena, 2009:79). Sehingga dalam pelaksanaan
sehingga sebelum pelaksanaan percobaan pembelajaran inkuiri terbimbing akan
dalam fase 3 pada proses pengumpulan data, meningkatkan interaksi antar mahasiswa
mahasiswa dari inkuiri terbimbing maupun maupun antara pengajar dengan siswa.
proyek mempunyai panduan percobaan yang Menurut teori belajar Bandura
mereka dapatkan sebelumnya dan mahasiswa menyatakan bahwa interaksi yang terjadi
tidak begitu membutuhkan kreativitas dalam antara guru dan siswa dalam proses belajar
pengujian sampel yang mereka bawa. mengajar diasumsikan berhubungan dengan
motivasi belajar siswa. Motivasi belajar
3. Pengaruh interaksi sosial tinggi dan sebagai daya dorongan bagi seseorang dalam
interaksi sosial rendah terhadap prestasi melakukan sesuatu adalah hal yang dimiliki
belajar mahasiswa oleh setiap siswa. Motivasi belajar ini dapat
Berdasarkan hasil analisis variansi tiga melalui interaksi teman sebaya, dan interaksi
jalan dengan sel tak sama (UJI ANAVA) guru dan siswa dalam proses belajar yang
diperoleh nilai signifikansi kognitif, afektif diterima siswa. Dengan adanya motivasi
maupun psikomotorik > 5%. Berdasar nilai belajar yang baik maka akan diperoleh hasil
signifikansi dapat disimpulkan bahwa secara prestasi yang baik pula. Dari uraian diatas
umum tidak terdapat perbedaan prestasi dapat dikatakan bahwa minat terhadap materi
belajar ranah kognitif antara mahasiswa yang kimia analitik I, analisa makanan dan
memiliki interaksi sosial tinggi dan mahasiswa minuman juga berperan dalam prestasi belajar.
yang memiliki interaksi sosial rendah. Hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada
Dalam penelitian pengambilan pengaruh interaksi sosial tinggi maupun
instrument interaksi sosial dilakukan sebelum rendah terhadap prestasi belajar dimungkinkan
pemberlakukan metode inkuiri terbimbing karena beberapa mahasiswa yang memiliki
maupun proyek kepada mahasiswa, hasil dari interaksi sosial tinggi tetapi dalam proses
interaksi sosial yang diperoleh menunjukkan pembelajaran tidak memiliki motivasi
penyebaran data interaksi sosial mahasiswa. terhadap materi kimia analitik I, analisa
Pelaksanaan pemberian metode baik inkuiri makanan dan minuman hasil prestasi belajar

150
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 2 2013 (hal 143-153)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

akan sama atau bahkan kurang dari mahasiswa 5. Interaksi antara metode pembelajaran
yang memiliki interaksi sosial rendah. dengan interaksi sosial mahasiswa
terhadap prestasi belajar mahasiswa
4. Interaksi antara metode pembelajaran Berdasarkan hasil analisis variansi tiga
dengan kreativitas mahasiswa terhadap jalan dengan sel tak sama (UJI ANAVA)
prestasi belajar mahasiswa diperoleh nilai signifikansi kognitif, afektif
Berdasarkan hasil analisis variansi tiga maupun psikomotorik > 5%, dapat
jalan dengan sel tak sama (UJI ANAVA) disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara
diperoleh nilai signifikansi kognitif, afektif metode pembelajaran inkuiri terbimbing dan
maupun psikomotorik > 5%. Data ini proyek dengan interaksi sosial tinggi dan
menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara rendah. Mean prestasi kognitif mahasiswa
penggunaan metode pembelajaran inkuiri yang dikenai metode pembelajaran inkuiri
terbimbing dan proyek dengan kreativitas terbimbing dengan interaksi sosial tinggi dan
tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar rendah berturut-turut 77,50 dan 80,88,
mahasiswa. Mean prestasi kognitif mahasiswa sedangkan nilai mean prestasi kognitif
yang dikenai metode pembelajaran inkuiri mahasiswa yang dikenai metode pembelajaran
terbimbing dengan kreativitas tinggi dan proyek dengan nilai interaksi sosial tinggi dan
rendah berturut-turut 80.59 dan 77.75, rendah berturut-turut 76,67 dan 76,59.
sedangkan nilai mean prestasi kognitif Mahasiswa dengan interaksi sosial tinggi
mahasiswa yang dikenai metode pembelajaran jika di ajar dengan metode pembelajaran
proyek dengan kreativitas tinggi dan rendah inkuiri terbimbing memiliki nilai rata-rata
berturut-turut 78,57 dan 74,06. prestasi kognitif yang tidak jauh beda dengan
Mahasiswa dengan kreativitas tinggi jika mahasiswa dengan interaksi sosial tinggi yang
diajar dengan metode pembelajaran inkuiri diajar dengan metode proyek. Demikian pula
terbimbing memiliki rataan prestasi kognitif pada mahasiswa yang memiliki interaksi sosial
yang tidak jauh beda dengan mahasiswa rendah yang diajar dengan metode inkuiri
dengan kreativitas tinggi yang diajar dengan terbimbing mempunyai prestasi kognitif yang
metode proyek. Demikian pula pada tidak jauh berbeda dengan yang diajar
mahasiswa yang memiliki kreativitas rendah menggunakan metode proyek. Sehingga dapat
yang diajar dengan metode inkuiri terbimbing disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi
mempunyai prestasi kognitif yang tidak jauh antara metode pembelajaran baik inkuiri
berbeda dengan yang diajar menggunakan terbimbing maupun proyek dengan interaksi
metode proyek. Sehingga dapat disimpulkan sosial mahasiswa. Artinya tingkat kemampuan
bahwa tidak terjadi interaksi antara metode interaksi sosial dan penggunaan metode
pembelajaran baik inkuiri terbimbing maupun pembelajaran mempunyai pengaruh yang sama
proyek dengan kreativitas pada mahasiswa. terhadap prestasi belajar kimia mahasiswa
Artinya tingkat kreativitas dan penggunaan pada materi analisa makanan dan minuman.
metode pembelajaran mempunyai pengaruh Hal ini dimungkinkan karena banyak faktor
yang sama terhadap prestasi belajar kimia yang dapat mempengaruhi proses pencapaian
analitik I, materi analisa makanan dan prestasi belajar baik dari dalam maupun dari
minuman. Hal ini dimungkinkan karena luar diri mahasiswa di luar faktor metode
banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran dan interaksi sosial yang
proses pencapaian prestasi belajar baik dari digunakan dalam penelitian ini, serta masih
dalam maupun dari luar diri mahasiswa di luar banyak keterbatasan dalam penelitian ini
faktor metode pembelajaran dan kreativitas sehingga peneliti tidak dapat mengontrol
yang digunakan dalam penelitian ini, serta faktor-faktor tersebut di luar kegiatan belajar
masih banyak keterbatasan dalam penelitian mengajar.
ini sehingga peneliti tidak dapat mengontrol
faktor-faktor tersebut di luar kegiatan belajar 6. Interaksi antara kreativitas dengan
mengajar. interaksi sosial mahasiswa terhadap
prestasi belajar mahasiswa
Berdasarkan hasil analisis variansi tiga
jalan dengan sel tak sama (UJI ANAVA)

151
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 2 2013 (hal 143-153)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

diperoleh nilai signifikansi kognitif, afektif terhadap prestasi belajar ranah kognitif; 3)
maupun psikomotorik > 5%, dari nilai tidak ada pengaruh interaksi sosial tinggi dan
signifikansi diperoleh kesimpulan tidak rendah terhadap prestasi belajar kognitif; 4)
terdapat interaksi antara kreativitas tinggi- tidak ada interaksi antara penggunaan metode
rendah dengan interaksi sosial tinggi-rendah pembelajaran inkuiri terbimbing dan proyek
terhadap prestasi belajar ranah kognitif. dengan kreativitas tinggi-rendah terhadap
Data pendukung yang menguatkan prestasi belajar kognitif; 5) tidak ada interaksi
diterimanya hipotesis pertama ini rataan antara penggunaan metode pembelajaran
prestasi belajar ranah afektif maupun inkuiri terbimbing dan proyek dengan interaksi
psikomotorik antara mahasiswa yang memiliki sosial tinggi-rendah terhadap prestasi belajar
kreativitas tinggi-rendah dengan interaksis kognitif; 6) tidak ada interaksi antara tinggi
sosial tinggi-rendah terhadap prestasi belajar rendahnya kreativitas dengan interaksi sosial
kognitif yang menunjukkan tidak adanya beda mahasiswa terhadap prestasi belajar aspek
nyata. kognitif; 7) tidak ada interaksi antara metode
pembelajaran yang diberikan, kreativitas dan
7. Interaksi antara metode pembelajaran interaksi sosial mahasiswa terhadap prestasi
dengan kreativitas dan interaksi sosial belajar kognitif.
mahasiswa terhadap prestasi belajar Berdasarkan dari data penelitian, maka
mahasiswa. disarankan bagi peneliti selanjutnya
Berdasarkan hasil analisis variansi tiga pelaksanaan penelitian yang akan datang
jalan dengan sel tak sama (UJI ANAVA) dengan jangka waktu penelitian lebih lama
menunjukan nilai signifikansi kognitif, afektif sehingga diharapkan akan mencapai hasil yang
maupun psikomotorik > 5%. maka hipotesis lebih baik untuk melengkapi segala
dinyatakan tidak terdapat interaksi antara kekurangan yang ada dalam penelitian ini.
penggunaan metode inkuiri terbimbing dan
proyek dengan kreativitas dan interaksi sosial
terhadap prestasi belajar pada materi analisa Daftar Pustaka
makanan dan minuman mahasiswa AAK Amien M. (1987). Apakah Metode Discovery dan
Nasional Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Inquiry Itu. FKIP – IKIP Yogyakarta.
Dengan kata lain metode pembelajaran yang (Unpublished)..
diberikan tidak mempengaruhi prestasi belajar Andreas Y. (2006). Pedagogi Pasca-UU Guru dan
mahasiswa yang memiliki kreativitas maupun Dosen. Kompas, Selasa, 17 Januari.
interaksi sosial tinggi maupun rendah. Data Bernard A.N. et al. (2010). The dual pathway to
pendukung yang menguatkan diterimanya creativity model: Creative ideation as a
hipotesis pertama ini dapat dilihat dari prestasi function of flexibility and persistence.
belajar ranah afektif dan psikomotor yang European Review of Social Psychology
(21). 34-37
diukur.
Made Wena. (2009). Strategi Pembelajaran
Inovatif Komtemporer Suatu Tinjauan
Simpulan dan Saran Konseptual Operasional. Malang: Bumi
Dari analisis data dan pembahasan untuk Akasara.
mata kuliah kimia analitik I, analisa makanan Ni Made Suci. (2008). Penerapan Model Problem
dan minuman mahasiswa semester I Akademi Based Learning Untuk Meningkatkan
Analis Kesehatan Nasional Surakarta, maka Partisipasi Belajar Dan Hasil Belajar Teori
dapat ditarik beberapa simpulan antara lain: 1) Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi
tidak ada pengaruh penggunaan metode inkuiri Undiksha. Jurnal Penelitian dan
terbimbing dan proyek dengan model Pengembangan Pendidikan. Lembaga
Penelitian Undiksha (1), 74-86.
pembelajaran berbasis masalah terhadap
Syaiful Sagala. (2010). Konsep dan Makna
prestasi belajar kognitif. Implikasi dari Pembelajaran. Bandung.: Alfabeta.
diterimanya hipotesis ini adalah pembelajaran Zawadzki, Rainer. (2010). Is process-oriented
kimia analitik I, analisa makanan dan guided-inquiry learning (POGIL) suitable
minuman dapat menggunakan metode inkuiri as a teaching method in Thailand’s higher
terbimbing maupun proyek; 2) tidak ada
education?. Asian Journal on Education
pengaruh kreativitas tinggi dan rendah
and Learning 1(2), 66-74.

152
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 2 2013 (hal 143-153)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

Shinto B.A. & Sherly S. (2003). Andolescence


Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga
Ybarra, et al. (2008). Mental Exercising Through
Simple Socializing: Social Interaction
Promotes General Cognitive Functioning.
Society for Personality and Social
Psychology, Inc. (2). 248-25

153

You might also like