Professional Documents
Culture Documents
Evaluasi Tentang Penerapan Prinsip Arsitektur BERKELANJUTAN (Sustainable Architecture) Studi Kasus: Gedung Engineering Center & Perpustakaan FTUI
Evaluasi Tentang Penerapan Prinsip Arsitektur BERKELANJUTAN (Sustainable Architecture) Studi Kasus: Gedung Engineering Center & Perpustakaan FTUI
16 Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
± 2,8 m dan tinggi lantai ke plafond Analisa :
pada lantai dasar ± 4 m. Bentuk bangunan dengan bentuk
yang tipis dan memanjang.
2. Analisa Bangunan
Banyaknya bukaan dinding (jendela
a) Bangunan Hemat Energi
mati dan jendela hidup) dan
Kondisi Eksisting
penggunaan kaca ’clear’.
Berdasarkan pengamatan secara
Untuk memfilterisasi/mereduksi
eksisting dapat dilihat dari :
panas yang berlebih pada fasade
- Perolehan Panas Matahari
bangunan dilengkapi dengan sirip-
Gedung A sirip penangkal sinar matahari yang
berbahan GRC.
Bentuk bangunan
tipis memanjang
Gedung B
Kesimpulan Analisa :
Berdasarkan konsep bangunan hemat
Gambar 1. Denah EC-FTUI
Sumber : Meimumpuni
energi, maka gedung Engineering Center
& Perpustakaan FTUI dapat dikatakan
Hemat Energi.
Orientasi Bangunan Utara – Selatan
U
Gambar 4. Site Plan EC-FTUI
Sumber : Meimumpuni
Analisa :
Gambar 3 Penangkal sinar matahari
berbahan GRC Dapat dilihat dari site plan bangunan
Sumber : Dok. Hasil Survey
bahwa Gedung EC FTUI Arah hadap
Void
Perkerasan Perkerasan
Grassblock Grassblock
Void
Tanaman tidak begitu
rindang
Terjadinya aliran udara di ruang perpustakaan
EC pada lantai 1 dan 2 melalui void.
18 Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
Analisa : Kepala (Atap)
Kepala (Atap)
Badan (Dinding)
Badan (Dinding)
Angin yang
datang dari Analisa :
arah timur Sebagian besar bahan bangunan yang
akibat
perbedaan
tekanan.
digunakan oleh EC tidak berbahan
alami tetapi kebanyakan
menggunakan bahan sintetik dan
Angin Angin
mengalir mengalir dan
melalui dipecah, pabrikasi seperti GRC, kaca,
selasar tanpa
menciptakan
penghalang
cross
circulation
alumunium, hebel, dll.
Angin tidak
mengalir, Berdasarkan wawancara dengan
terjadi
turbulen
perancang EC-FTUI (Arsitek :
Kaca mati clear Kaca nako clear
dengan frame dengan frame Meimumpuni) pada saat perencanaan
aluminum (eksisting) aluminum (solusi)
awal akan dipasang sollar cell, tetapi
Tekanan angin yang berlebihan karena alasan biaya maka dipasang
sering timbul dari arah timur akibat dari genteng tetapi tidak menutup
bentuk bangunan yang mengerucut ke kemungkinan suatu saat akan
arah timur, maka akan ada kemungkinan dipasang sollar cell.
kaca pada bagian selasar menderita Kesimpulan :
tekanan angin yang cukup kuat yang Sehingga gedung Engineering Center &
dapat memecahakan kaca dalam kondisi Perpustakaan FTUI dalam hal material
angin yang ekstrim. Hal ini dapat dapat dikatakan Tidak Efisien dalam
diantisipasi dengan menerapakan kaca Penggunaan Material.
nako clear sebagai ganti kaca yang besar, e) Memperhatikan dan Melibatkan
sehingga mampu memecah sekaligus Pengguna Bangunan dalam
mengarahkan angin yang menerpa selasar. Proses Desain
20 Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
Analisa : dapat dikatakan Mempunyai hubungan
Berdasarkan adanya Sayembara yang cukup harmonis dalam pendekatan
Arsitektur pada tahun 1996/1997 holistic.
untuk mendesain Engineering Center, g) Memprioritaskan pada
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa konservasi dan penggunaan
kehadiran Engineering Center kembali bangunan, infrastruktur,
melibatkan berbagai pihak termasuk dan bahan bangunan (recycled
pengguna bangunan. concept)
Sebagian besar Perencanaan EC Analisa :
melibatkan alumni teknik UI dalam Tidak adanya recycle
proses desain. water/pengolahan air kotor menjadi
Kesimpulan : air bersih pada Engineering Center.
Sehingga gedung Engineering Center & Tidak adanya pengolahan air limbah,
Perpustakaan FTUI dalam hal material karena langsung disalurkan ke
dapat dikatakan septictank.
Memperhatikan dan Melibatkan Sumber air bersih dari air PAM.
Pengguna Bangunan dalam Proses Tidak adanya pengolahan sampah
Desain yang baik.
f) Pendekatan Holistik
Kesimpulan :
Analisa : Sehingga gedung Engineering Center &
Pendekatan Holistik dapat terlihat Perpustakaan FTUI dalam hal material
pada perencanaan desain Engineering dapat dikatakan
Center yang direncanakan dengan h) Meminimalkan penggunaan dan
melibatkan berbagai disiplin Teknik. ketergantungan sistem energi
Pendekatan Holistik dalam aspek aktif.
ekologis cukup hamonis. Hal ini
dapat dilihat dari tidak banyaknya
intervensi bangunan terhadap
lingkungan sekitar.
Kesimpulan :
Sehingga gedung Engineering Center & Hampir di setiap ruangan Pencahayaan Alami
menggunakan AC
Perpustakaan FTUI dalam hal material
Evaluasi Tentang Penerapan Prinsip Arsitektur Berkelanjutan (Sustainable Architecture) 21
Analisa : Karel kantilever yang dapat dijadikan
Penghawaan sebagai balkon tertutup, memiliki
Memaksimalkan penggunaan energi fleksibilitas ruang yang cukup tinggi,
aktif yaitu penggunaan AC pada sehingga dapat di fungsikan untuk
setiap ruang. berbagai keperluan.
Pencahayaan
Sebagian besar pencahayaan pada
Engineering Center menggunakan
pencahayaan alami dengan
banyaknya bukaan jendela kaca, Cafe Bank Bukopin
Karel
22 Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
j) Finishing yang tidak sempurna fasade yang menghadap Utara (yang
terhalang oleh sirip sunscreen)
kurang memungkinkan untuk
dilakukan maintanance, kecuali
Dinding Atap yang menggunakan scafolding, karena
bocor tergenang air
tidak adanya rel untuk gondola pada
bangunan.
Dinding
bocor IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Lantai
keramik yang
melendut Konsep sustaianable arsitektur
Kolom beton adalah pendekatan desain yang sadar
tanpa finishing
lingkungan dengan mengambil
Lantai pemahaman hubungan ekologi dengan
keramik yang
melendut arsitektur. Konsep ini menjadi titik tolak
Finishing yang tidak untuk terciptanya kesadaran yang tinggi
baik
akan pentingnya keselarasan lingkungan
buatan dengan kelangsungan hidup
Pemasangan
keramik yang lingkungan alami sekitar dan memahami
tidak selesai
Analisa : prinsip manusia sebagai penjaga
Terdapatnya beberapa finishing yang lingkungan hidup.
tidak sempurna seperti kolom Tujuan utama konsep sustainable
ekspose yang dibiarkan tanpa arsitektur adalah untuk mencapai
plesteran dan finiching cat, dinding kesadaran lingkungan dan sumber daya di
yang bocor, lantai keramik yang masa datang yang terus berkelanjutan
melendut, dan lain sebagainya. kualitasnya dan daya dukungnya dalam
Kesimpulan : rangka untuk tetap dapat menjalankan
Sehingga gedung Engineering Center & proses pembangunan yang terus
Perpustakaan FTUI dalam hal ini berkelanjutan pula. Konsep ini dapat
mempunyai nilai yang kurang baik dalam diwujudkan sebagai bangunan yang
finishing bangunan atau tidak sempurna. harmonis dengan lingkungan dan
11. Maintanance mempunyai penekanan pada prinsip
Untuk maintanance memungkinkan meminimalkan kerusaakan dan
dapat dilakukan, tetapi pada bagian
Evaluasi Tentang Penerapan Prinsip Arsitektur Berkelanjutan (Sustainable Architecture) 23
memaksimalkan peningkatan lingkungan Bobot
Kriteria
No
Arsitektur Nilai
sekitarnya serta ekosistem yang lebih .
bekelanjutan
Tidak
Sustai
Cukup
Sustai
Sustai
nable
nable nable
besar. Selain sebagai fungsi memenuhi Bangunan
hemat energy :
kebutuhan manusia untuk tujuan -Orientasi
1 √ 9
matahari
fungsional, sosial dan ekonomis, konsep -Orientasi
2 Bangunan √ 9
utara-selatan
ini bukanlah suatu trend arsitektur belaka -Penggunaan
3 √ 1
ventilasi silang
melainkan reaksi kesadaran atas -Menghindari
pemansan
4 permukaan √ 8
perusakan lingkungan yang terus terjadi tanah sekitar
bangunan
dan hanya dengan kesadaran dan Efisiensi
5 penggunaan √ 6
lahan
tanggungjawab yang tinggi dalam Desain
bangunan yang
perwujudannya konsep inilah maka 6
kontekstual
√ 5
dengan
permasalahan lingkungan dapat bangunan
sekitar
Efisiensi
diantisipasi. 7 pengguaan √ 2
material
Bangunan Engineering Center dan Memprioritaska
n pada
Perpustakaan FTUI digunakan sebagai konservasi dan
penggunaan
kembali
studi kasus ditinjau dari berbagai aspek 8 bangunan, √ 1
infrastruktur,
prinsip arsitektur yang berkelanjutan. dan bahan
bangunan
(recycled
Dalam hal menilai apakah gedung ini concept)
Meminimalkan
memenuhi prinsip-prinsip arsitektur yang penggunaan
dan
9 √ 5
ketergantungan
berkelanjutan, maka perlu adanya sistem energi
aktif.
penilaian dengan sistem pembobotan Desain
Bangunan
dengan
terhadap masing-masing prinsip fleksibilitas
10 tinggi, sehingga √ 10
sustainable tersebut. Skala bobot dapat
digunakan
untuk berbagai
penilaian yang digunakan adalah dari 0- kegiatan.
Maintenance
11 √ 4
10, di mana: (pemeliharaan)
TOTAL 60
0 - 2 : Tidak Sustainable
3 - 6 : Cukup Susutainable
7 - 10 : Sustainable maka dapat diasumsikan prosentase
diterapkannya prinsip arsitektur
berkelanjutan pada bangunan Engineering
Center FTUI yang diperoleh dari
pembobotan di atas adalah:
Bobot maksimal penerapan arsitektur
berkelanjutan: 11 poin x 10 = 110
24 Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
Bobot yang terpenuhi: 60 baiknya prinsip arsitektur berkelanjutan
Maka: 60/110 x 100% = 55% diterapkan secara menyeluruh pada desain
Jadi, dapat diambil kesimpulan bangunannya. Seperti pada penggunaan
bahwa bobot penerapan prinsip arsitektur material yang terbarukan dan alami,
berkelanjutan pada bangunan mungkin pada krepyak atau sun screen
Engineering Center FTUI adalah 55%. yang sekarang menggunakan material
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa GRC dapat diganti dengan menggunakan
Bangunan Engineering Center FTUI material kayu yang diekspos, tentunya
cukup memenuhi prinsip Sustainable dengan bahan pelapis yang memadai agar
Architecture karena hasil pembobotan tahan lama. Penerapan sistem pengolahan
mencapai di atas 50% (dengan range 0 – limbah (air kotor dan air hujan), dalam hal
100%), meskipun masih perlu adanya ini mungkin dapat menerapkan sistem
perbaikan guna mendekati pemenuhi STP (Sewage Treatment Plan) agar air
arsitektur berkelanjutan secara utuh. limbah yang sudah diolah tidak
mencamari lingkungan dan dapat
SARAN
dialirkan ke danau secra aman.
Pengolahan sampah, dalam hal ini
Pada konteksnya dalam masyarakat
mungkin dapat menerapkan sistem
luas selayaknya para perancang dan pihak
pemilahan sampah dengan cara
yang terlibat dalam proses pembangunan,
membedakan jenis tempat sampah, yaitu
khususnya para tenaga ahli dan pemilik
antara sampah organik, anorganik, dan
bangunan, memahami sepenuhnya makna
sampah plastik. Hal ini bertujuan untuk
konsep sustainable arsitektur dan
memudahkan proses pengolahan sampah.
menyadari urgensi utama pendekatan
Perhatian terhadap pembangunan
ekologi pada desain. Oleh karena itu
yang ramah lingkungan menjadi
proses membangun, sejak saat ini
tanggungjawab moral bagi kita semua
seyogyanya tidak lagi dilihat dari
untuk menjaga lingkungan, agar generasi
pemenuhan nilai ekonomi semata-mata
mendatang tidak menderita akibat proses
tetapi sebagai penyelarasan nilai ekologi
pembangunan yang tidak rasional dan
dan kebutuhan masyarakat.
tidak terencana dengan baik pada saat ini.
Seperti yang dapat kita lihat pada
bangunan Engineering Center FTUI, agar
REFERENSI
lebih mengarah kepada desain bengunan
[1] Ken Yeang, “Designing with
yang berkelanjutan, maka alangkah
Nature: The Ecological Basis for
26 Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur