You are on page 1of 22

Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…

FAKTOR-FAKTOR PENENTU KINERJA KEUANGAN


USAHA AYAM BROILER DI KOTA KENDARI
Normal Bivariant Padangaran1), Dwi Rachmina2), dan Anna Fariyanti3)
1,2,3)
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor
1)
normalbivariant@yahoo.com

ABSTRACT
Financial performance is one of measure to determine the condition of a business. The
objectives of this research are: (1) to analyze the financial performance of broiler business in
Kendari City; and (2) to analyze determinant factors of financial performance of broiler
business in Kendari City. Research method uses financial ratio analysis and path analysis. The
research was conducted in Kendari City with 72 respondents. The results of the research
showed that: (1) number of chickens average 3.849 tails, were managed by partnership
method and 8 times production in a year; (2) financial performance of broiler business are
profitable; (3) number of production positive influenced by number of Day Old Chicken
(DOC), number of labor, wide of cage, and experience on farming ; (4) the influence factor of
current ratio, total assets turn over ratio, and profitability are number of production, equity
ratio, and experience on farming. Based on the research results, then recomendate to: (1)
farmers need to increase the production capacity of each production cycle or expanding
businesses to use assets more efficiently and the income generated is also greater; (2)
therefore the financial performance of broiler business was positively affected by the number
of production, equity ratio, and experience on farming, to be able to increase operating profit
and financial performance of the business it is suggested that these three things improved.

Keyword (s): broiler, financial performance, path analysis

ABSTRAK
Kinerja keuangan merupakan salah satu ukuran yang menunjukkan kondisi suatu usaha.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk menganalisis kinerja keuangan usaha peternakan ayam
broiler di Kota Kendari; dan (2) untuk menganalisis faktor-faktor penentu kinerja keuangan
usaha ayam broiler di Kota Kendari. Metode penelitian menggunakan analisis rasio keuangan
dan analisis jalur. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Kendari dengan 72 responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) jumlah produksi rata-rata sebesar 3.849 ekor yang dikelola
dengan pola kemitraan dan frekuensi produksi rata-rata 8 kali dalam setahun; (2) kinerja
keuangan usah ternak ayam broiler di Kota Kendari rata-rata cukup sehat; (3) jumlah produksi
dipengaruhi secara positif oleh jumlah DOC, jumlah tenaga kerja, luas kandang, dan
pengalaman berusaha; (4) faktor yang mempengaruhi rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio
profitabilitas adalah jumlah produksi, rasio ekuitas, dan pengalaman berusaha. Berdasarkan
hasil analisis maka disarankan agar: (1) para peternak perlu meningkatkan kapasitas
produksinya tiap siklus produksi atau melakukan perluasan usaha agar penggunaan aset yang
dimiliki lebih efisien dan laba yang dihasilkan juga lebih besar; (2) oleh karena kinerja
keuangan usaha ternak ayam dipengaruhi secara positif oleh jumlah jumlah produksi, jumlah
modal sendiri, dan pengalaman berusaha, maka untuk dapat meningkatkan laba usaha dan
kinerja keuangan usaha disarankan agar ketiga hal tersebut ditingkatkan.

Kata kunci: ayam broiler, kinerja keuangan, analisis jalur

121
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina

PENDAHULUAN analisis kinerja keuangan padahal


Memasuki era pasar bebas analisis kinerja keuangan penting
khususnya di antara negara-negara untuk dilakukan guna memberikan
Asia Tenggara yang mulai berlaku informasi kondisi perusahaan. Hal ini
tahun 2015, setiap jenis usaha dituntut terbukti dari beberapa hasil penelitian,
untuk dapat mengelola sumberdaya diantaranya yakni Indarsih (2005)
yang dimiliki dengan cermat dan serta Bakce dan Elinur (2009) yang
efisien karena kecermatan serta menemukan fakta bahwa hampir
efisiensi usaha akan menentukan daya seluruh UMK di Indonesia belum
saing usaha bersangkutan di dalam menyadari manfaat informasi kinerja
pasar global. Jika ada sebagian atau keuangan bagi pengelolaan usaha
salah satu sumberdaya tidak dimana para pelaku UMK tidak
diberdayakan atau penggunaannya membuat catatan atau bukti secara
tidak efisien, maka biaya produksi tertulis dan lengkap secara rutin atau
rata-rata akan tinggi dan dengan berkala mengenai kondisi keuangan
demikian harga jual produknya harus usaha mereka. Hal ini tentunya
tinggi untuk dapat memperoleh laba. membuat para pelaku UMK tidak
Gambaran mengenai mengetahui perkembangan dan
pengelolaan sumberdaya yang baik kelemahan keuangan usaha mereka.
dalam suatu usaha dapat terlihat dari Dampak lanjut dari kondisi tersebut
kinerja keuangan usaha. Kinerja adalah tidak adanya inisiatif ataupun
keuangan memiliki peran penting tindakan untuk mengelola usaha
dalam suatu usaha sebab kinerja mereka menjadi lebih baik dari waktu
keuangan mampu memberikan ke waktu.
informasi mengenai kondisi usaha saat Salah satu sub sektor usaha yang
ini dan dapat menjadi tolok ukur untuk potensial dikembangkan yaitu sub
memprediksi potensi sumber daya sektor peternakan. Hasil utama
ekonomi yang dapat dikendalikan di subsektor peternakan yaitu daging.
masa depan (Dalabeeh dan Rahman, Daging unggas khususnya ayam
2013). Peningkatan kinerja keuangan broiler memberikan kontribusi besar
pun akan menyebabkan peningkatan dalam pemenuhan daging nasional.
fungsi dan kegiatan organisasi, Hasil penelitian Yemima (2014)
sehingga dengan dilakukannya analisis menyatakan bahwa usaha ayam broiler
kinerja keuangan akan memberikan layak diusahakan dan memiliki
dampak positif dan manfaat yang lebih prospek yang tinggi untuk
baik bagi perusahaan (Alkhatib, 2012) dikembangkan, dimana usaha ayam
Pada umumnya analisis kinerja broiler memberikan keuntungan yang
keuangan hanya dilakukan oleh usaha- relatif besar karena siklus produksinya
usaha skala besar, sedangkan untuk yang relatif singkat sehingga
usaha mikro dan kecil (UMK) saat ini perputaran modalnya pun relatif lebih
masih banyak yang belum malakukan cepat. Data Sensus Pertanian tahun

122
Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…

2003 dan 2013 menunjukkan adanya Berdasarkan uraian tersebut maka


penurunan jumlah unit usaha ayam tujuan penelitian ini yaitu: (1)
broiler sebesar 51 persen, namun menganalisis kinerja keuangan usaha
populasi ayam naik 14 persen ayam broiler di Kota Kendari; (2)
(Lampiran 1). Walaupun terjadi menganalisis faktor-faktor penentu
peningkatan rata-rata populasi ayam kinerja keuangan usaha ayam broiler
per unit usaha, namun peningkatannya di Kota Kendari.
lebih rendah dari penurunan jumlah
unit usaha. Ini menunjukkan banyak KERANGKA PEMIKIRAN
usaha ayam yang berhenti berusaha. Albright dan Ingram (2007)
Pertanyaannya mengapa banyak usaha menyatakan bahwa kinerja keuangan
ayam berhenti berusaha? merupakan suatu pencapaian prestasi
Perkembangan usaha ayam broiler terukur yang menunjukkan
di Kota Kendari juga mengalami sejauhmana suatu perusahaan mampu
gejala yang serupa. Selama lima tahun menghasilkan kondisi keuangan yang
terakhir (tahun 2009-2014), meyakinkan bagi para stakeholder
perkembangan usaha peternakan ayam yang terkait bahwa keuangan
broiler di Kota Kendari relatif lambat, perusahaan cukup aman dengan
jika dilihat dari jumlah unit usaha dan indikator-indikator tertentu. Kaswan
jumlah ayam yang diusahakan (2012) menjelaskan bahwa kinerja
(Lampiran 2). Padahal Pemerintah suatu perusahaan terdiri dari dua
Kota Kendari berpotensi dan terus ukuran yaitu kinerja karyawan dan
berupaya mengembangan usaha kecil kinerja keuangan. Kedua ukuran
dan menengah, termasuk usaha kinerja ini saling berkaitan dimana
peternakan ayam broiler. Pertanyaanya kinerja karyawan akan menentukan
mengapa usaha ayam broiler di Kota kinerja keuangan. Itu sebabnya pihak
Kendari perkembangannya lambat. manajemen atau para pemimpin
Padahal data menunjukkan bahwa perusahaan yang secara terus menerus
Kota Kendari masih mengimpor memfasilitasi dan mendorong
daging ayam dari Sulawesi Selatan karyawannya untuk fokus pada
sebanyak 51.351 ekor pada tahun 2013 pencapaian hasil maksimum dari tugas
(Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi yang dibebankan kepadanya dalam
Tenggara, 2014). setiap satuan waktu yang ditetapkan
Berdasarkan fenomena yang agar tujuan perusahaan secara
terjadi serta penjelasan pentingnya keseluruhan dapat dicapai. Umar
kinerja keuangan maka penelitian ini (2005) juga menjelaskan hal yang
ingin mengkaji kinerja usaha ayam relatif sama dengan penjelasan
broiler dilihat pada perspektif kinerja Kaswan bahwa kinerja suatu
keuangan, sehingga dapat memberikan perusahaan dapat diukur dari berbagai
informasi keragaan usaha ayam sisi dan salah satunya adalah dengan
broiler. menilai dari sisi kinerja keuangannya.

123
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina

Dalam hal ini kinerja keuangan dapat Dalam kaitan dengan upaya
dievaluasi setiap triwulan, setiap tahun untuk mencapai kinerja keuangan yang
atau setiap lima tahun. baik guna memperoleh laba maksimal,
Produksi adalah proses Sukamto dan Indriyo (2000)
transformasi input menjadi output. menjelaskan bahwa volume produksi
Produksi merupakan suatu cara untuk harus direncanakan dan
menghasilkan output yang sama diperhitungkan dengan cermat, karena
dengan menggunakan kombinasi input jika tidak diperhitungkan dengan baik,
yang berbeda (Tian, 2013). Menurut akan menghasilkan jumlah produksi
Pindyck dan Rubinfield (2000) yang bisa terlalu banyak atau terlalu
produksi adalah perubahan dari dua kecil. Kombinasi dari kemungkinan-
atau lebih penggunan input (sumber kemungkinan mengenai dampak dari
daya) menjadi satu atau lebih output tinggi rendahnya volume produksi
(produk). Definisi ini sejalan dengan akan tercermin di dalam kinerja
penjelasan Salvatore (2006) bahwa keuangan perusahaan.
produksi merujuk pada transformasi Rasio keuangan merupakan
dari berbagai input atau sumber daya indikator untuk menilai kinerja
menjadi output beberapa barang atau keuangan suatu perusahaan, dimana
jasa. Lebih spesifik lagi produksi Horne dan Wachowicz (2001)
adalah kegiatan perusahaan dengan menyatakan bahwa untuk mengukur
mengkombinasikan berbagai input dan mengevaluasi kondisi keuangan
untuk menghasilkan output dengan serta kinerja perusahaan diperlukan
biaya yang minimum. Input produksi tolok ukur. Tolok ukur yang
adalah semua yang dibutuhkan dalam digunakan yaitu rasio dan indeks.
proses produksi, meliputi jumlah Fahmi (2011) mengatakan
tenaga kerja dan upah, jumlah bahan bahwa rasio keuangan memang cukup
baku dan bahan penunjang beserta banyak jenisnya namun para investor
harga-harganya, serta faktor modal lebih tertarik pada 3 jenis rasio saja
(Tian, 2013). Proses produksi menurut yaitu: rasio likuiditas, rasio rasio
Yamit (2005) adalah kegiatan yang aktivitas dan rasio profitabilitas.
melibatkan tenaga manusia, bahan Rasio likuiditas adalah
serta peralatan untuk menghasilkan perbandingan antara aset jangka
barang atau jasa. Dengan penjelasan pendek dengan kewajiban jangka
tersebut maka dapat dikatakan bahwa pendek. Dengan demikian rasio
proses produksi merupakan kegiatan likuiditas menggambarkan
yang bertujuan mentransformasikan kemampuan perusahaan untuk
bahan atau komponen input menjadi memenuhi kewajiban jangka
barang lain yang mempunyai nilai pendeknya.
ekonomi lebih tinggi melalui peralatan Rasio aktivitas yaitu
dan tenaga manusia. perbandingan antara penjualan dengan
total aset yang dapat menggambarkan

124
Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…

seberapa efektif perusahaan bahwa profitabilitas yang merupakan


memanfaatkan semua sumber daya indikator utama kinerja keuangan
yang ada pada pengendaliannya. dipengaruhi oleh dua faktor utama
Rasio profitabilitas adalah yaitu produktivitas dan efektifitas
perbandingan antara keuntungan perputaran modal kerja yang dalam hal
dengan nilai total aset perusahaan. ini ditunjukkan oleh harga jual dan
Rasio profitabilitas selain volume penjualan produk dalam setiap
menggambarkan efisiensi penggunaan unit waktu. Produktivitas yang
aset perusahaan, juga sekaligus merupakan perbandingan antara total
menggambarkan efektivitas ouput dengan total input menunjukkan
manajemen dalam mewujudkan laba bahwa jumlah produksi (total output)
bagi perusahaan (Ross et al. 1993). ditentukan oleh jumlah input yang
Hilton et al. (2008) mengatakan terdiri dari bahan baku, bahan
bahwa kinerja keuangan suatu penolong serta tenaga kerja yang
perusahaan ditentukan oleh 3 faktor digunakan dalam proses produksi.
utama yaitu: (1) nilai penjualan atau Apabila pengkombinasian bahan-
penerimaan; (2) biaya operasional atau bahan input dapat dilakukan dengan
modal kerja; dan (3) frekuensi baik, maka akan diperoleh
perputaran kas. Dijelaskan bahwa nilai produktivitas yang tinggi, sehingga
penjualan ditentukan oleh volume untuk nilai output tertentu hanya
produksi dimana volume produksi dibutuhkan biaya produksi yang relatif
sendiri ditentukan secara simultan oleh kecil. Di pihak lain efektivitas
bahan baku, bahan penunjang dan perputaran modal kerja akan
tenaga kerja yang merupakan ditentukan oleh strategi dan bauran
komponen biaya operasional ditambah pemasaran yang dilaksanakan
dengan kapasitas aset-aset tetap bersama-sama dengan jumlah barang
perusahaan. Makin besar jumlah input, yang dijual untuk setiap periode waktu
makin besar pula kuantitas produksi tertentu.
yang diperoleh, yang selanjutnya akan Selain penjelasan yang
makin meningkatkan jumlah dikemukakan oleh Hilton et al. (2008)
penerimaan. Perputaran kas dijelaskan dan Blocher et al. (2005) yang
bahwa jika perputaran kas makin diuraikan di atas, penentuan faktor
tinggi maka hal itu akan menyebabkan yang mempengaruhi kinerja keuangan
kinerja keuangan menjadi makin tinggi juga dapat ditelusuri melalui definisi
pula karena perputaran kas akan dan formula dari masing-masing rasio
mempengaruhi besar kecilnya aliran keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio
kas (cash flow) selama periode solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio
tertentu. profitabilitas yang merupakan
Penjelasan Hilton et al. (2008) perwujudan kinerja keuangan usaha
tersebut sejalan dengan penjelasan skala mikro dan kecil sebagai berikut:
Blocher et al. (2005) yang mengatakan

125
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina

(1) Rasio likuiditas dihitung dengan tenaga kerja maka rasio aktivitas
rumus total aset lancar dibagi total juga akan terkait dengan jumlah
kewajiban lancar, dimana aset nilai aset tetap, jumlah modal kerja
lancar terdiri dari kas, inventori serta jumlah tenaga kerja yang
dan piutang dagang, sedangkan digunakan dalam proses produksi.
hutang lancar terdiri dari hutang (3) Rasio profitabilitas dihitung
jangka pendek, harga bahan baku, dengan membagi laba bersih
gaji tenaga kerja, dan biaya dengan total aset, dimana laba
overhead. Dalam hal ini baik bersih diperoleh sebagai selisih
komponen aset lancar maupun antara penerimaan dan
komponen kewajiban lancar pengeluaran termasuk pajak.
semuanya ditentukan oleh jumlah Penerimaan ditentukan oleh dua
produksi dan faktor-faktor yang unsur yaitu jumlah produksi dan
mempengaruhi jumlah produksi harga jual produk, dimana jumlah
yaitu nilai aset tetap, jumlah modal produksi dipengaruhi oleh
kerja dan jumlah tenaga kerja. penggunaan faktor-faktor produksi
Apabila produk yang dijual seperti modal dan tenaga kerja.
meningkat, maka arus kas akan Pada pihak lain pengeluaran terdiri
meningkat, dan inventori serta dari biaya produksi, biaya
piutang dagang juga bisa makin penyimpanan, biaya pemasaran,
besar. Dengan demikian faktor- biaya penyusutan aset tetap, dan
faktor seperti nilai aset, jumlah overhead cost yaitu pengeluaran-
modal kerja dan jumlah tenaga pengeluaran yang sifatnya tetap
kerja akan berkaitan langsung dan untuk membayar listrik, air,
tidak langsung dengan besar telepon dan alat-alat tulis kantor.
kecilnya likuiditas usaha. Total modal terdiri dari modal
(2) Rasio aktivitas yang dihitung milik sendiri dan modal pinjaman.
dengan rumus jumlah penjualan Besarnya modal yang digunakan
dibagi dengan total aktiva, juga pada setiap siklus produksi adalah
terkait dengan faktor jumlah aset sama dengan total pengeluaran
tetap, jumlah modal kerja dan pada periode produksi yang sama,
jumlah tenaga kerja karena jumlah dan tergantung kepada komponen-
nilai penjualan diperoleh dari komponen yang dibiayai seperti
jumlah produksi yang dijual bahan baku, tenaga kerja dan
dikalikan dengan harga jual pengeluaran-pengeluaran lainnya
barang, sementara rata-rata kas yang tidak terkait langsung dengan
merupakan jumlah aset tidak tetap proses produksi yaitu biaya
pada setiap periode waktu tertentu. penyimpanan, biaya pemasaran
Oleh karena jumlah produksi dan biaya overhead. Dengan
merupakan fungsi dari jumlah demikian maka dapat dilihat
input berupa modal kerja dan bahwa profitabilitas terkait secara

126
Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…

langsung dan tidak langsung kecil adalah jumlah DOC, jumlah


dengan jumlah aset tetap, jumlah tenaga kerja, luas kandang, jumlah
modal dan jumlah tenaga kerja produksi, rasio ekuitas, dan
pada usaha. kemampuan manajerial yakni tingkat
Berdasarkan uraian penelitian pengalaman berusaha. Hubungan yang
terdahulu dan uraian yang terjadi antara faktor penentu dengan
dikemukakan oleh Hilton et al. (2008) kinerja keuangan ada yang bersifat
dan Blocher et al. (2005) serta uraian hubungan langsung dan ada pula yang
mengenai hubungan-hubungan dalam bersifat hubungan tidak langsung.
perhitungan rasio likuiditas, rasio Secara skematis hubungan
aktivitas dan rasio profitabilitas, maka langsung dan tidak langsung antara
dapatlah diidentifikasi bahwa faktor- kinerja keuangan dengan faktor-faktor
faktor penentu dari kinerja keuangan penentunya adalah seperti Gambar 1.
usaha ayam broiler skala mikro dan

DOC

Tenaga Kerja Kinerja Keuangan


Jumlah Produksi

Luas kandang Rasio Ekuitas

Pengalaman
berusaha

Gambar 1 Kerangka hubungan faktor penentu dengan kinerja keuangan

127
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina

Pada Gambar 1 dapat dilihat ayam broiler di Sulawesi Tenggara.


adanya hubungan-hubungan pengaruh Hal ini dapat dilihat dari jumlah
antara: (1) jumlah DOC; (2) jumlah populasi ayam broiler di Kota Kendari
tenaga kerja; (3) luas kandang mencapai 45,19 persen dari populasi
pemeliharaan ayam; serta (4) tingkat ayam broiler di seluruh Sulawesi
pengalaman berusaha dengan jumlah Tenggara. Pengumpulan hingga
produksi ayam dan kinerja keuangan. analisis data dilakukan pada bulan Juni
Jumlah DOC, jumlah tenaga kerja, 2015 hingga Februari 2016. Penetuan
luas kandang dan tingkat pengalaman sampel dalam penelitian ini yaitu
berusaha akan secara bersama-sama mengambil seluruh jumlah populasi
menentukan besar kecilnya hasil yakni sebanyak 72 peternak usaha
produksi, dan selanjutnya jumlah ayam broiler skala kecil di Kota
produksi bersama-sama dengan ekuitas Kendari.
dan tingkat pengalaman berusaha akan Sumber data primer diperoleh
menentukan pula secara langsung melalui wawancara langsung dengan
tinggi rendahnya kinerja keuangan responden berdasarkan kuesioner yang
perusahaan peternakan ayam. Dengan disiapkan sebelumnya, sedangkan data
demikian terdapat hubungan tidak sekunder diperoleh dari studi literatur
langsung antara komponen input dan dari instansi terkait terutama dari
produksi yakni jumlah DOC, jumlah Dinas Pertanian dan Peternakan
tenaga kerja dan luas kandang Provinsi Sulawesi tenggara serta dari
terhadap kinerja keuangan, sedangkan Badan Pusat Statistik Kota Kendari.
yang mempunyai hubungan langsung Data yang telah dikumpulkan,
dengan kinerja keuangan hanyalah dianalisis sesuai dengan tujuan
jumlah produksi, ekuitas, dan penelitian dengan teknik analisis
pengalaman berusaha. sebagai berikut:
Dengan penjelasan mengenai 1. Untuk menganalisis kinerja
hubungan-hubungan input dan output keuangan digunakan analisis rasio
tersebut maka dapat dikatakan bahwa keuangan yang dianalisis dalam
jumlah DOC, jumlah tenaga kerja, dan periode satu tahun berdasarkan
luas kandang, dan pengalaman rumus-rumus indikator kinerja
berusaha akan memberikan pengaruh keuangan (Anthony et al. 2007)
langsung dan tidak langsung kepada yaitu rasio likuiditas (CR), rasio
kinerja keuangan. aktivitas (TATO) dan rasio
profitabilitas (ROI) dengan rumus
METODE PENELITIAN masing-masing sebagai berikut:
Penelitian ini dilakukan di Kota Rasio Likuiditas
Kendari. Pemilihan lokasi dilakukan
secara sengaja (purposive) didasarkan
pada pertimbangan bahwa Kota
Kendari merupakan sentra produksi Rasio Aktivitas

128
Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…

atau model, yang menggunakan teknik


statistik didasarkan pada sejumlah
asumsi yang sangat ketat. Sesuai
Rasio Profitabilitas dengan teori maka model penduga
yang digunakan seperti pada Gambar
2.
e1 e2
X1
Untuk menganalisis faktor
penentu kinerja keuangan digunakan X2 Q
analisis jalur (path analysis). Ghozali Zi
dan Fuad (2008) menjelaskan bahwa X3
teknik analisis yang memungkinkan Ek
untuk menganalisis hubungan yang X4
kompleks antar variabel dimana
keseluruhan variabelnya berskala rasio Gambar 2. Model penduga faktor
adalah analisis jalur (path analysis). penentu kinerja keuangan
Hal ini sejalan dengan penjelasan
Riduwan dan Kuncoro (2013) yang Gambar 1 menjelaskan struktur
menyatakan bahwa path analysis kausal antar variabel yang diduga
digunakan untuk menganalisis pola terkait dengan variabel kinerja
hubungan antar variabel dengan tujuan keuangan yang tercermin pada rasio
untuk mengetahui pengaruh langsung likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio
maupun tidak langsung dari variabel profitabilitas dengan persamaan yang
eksogen terhadap variabel endogen. diselesaikan untuk sampai pada
Untuk menerapkan path analysis maka penetapan faktor penentu kinerja
dua syarat utama yang harus dipenuhi keuangan yaitu:
adalah hubungan antar variabel harus 1) Persamaan model penduga faktor
bersifat linear dan variabel penentu rasio likuiditas
endogennya harus berskala interval Q = ρQ X1+ρQ X2+ρQ X3+ρQ X4+e1
atau rasio. Z1 = ρZ1 X4+ρZ1Q+ρZ1 Ek+e2
Berdasarkan penjelasan tersebut 2) Persamaan model penduga faktor
maka teknik analisis yang dianggap penentu rasio aktivitas
relevan untuk mengetahui faktor- Q = ρQ X1+ρQ X2+ρQ X3+ρQ X4+e1
faktor penentu kinerja keuangan Z2 = ρZ2 X4+ρZ2 Q+ρZ2 Ek+e2
dimana semua variabel penentu dan 3) Persamaan model penduga faktor
variabel indikator kinerja keuangan penentu rasio profitabilitas
semuanya dapat diukur dengan skala Q = ρQ X1+ρQ X2+ρQ X3+ρQ X4+e1
rasio adalah analisis jalur (path Z3 = ρZ3 X4+ρZ3 Q+ρZ3 Ek+e2
analysis). Analisis jalur mampu untuk
menguraikan hubungan antar variabel Keterangan:
dan untuk menguji kredibilitas teoritis X1 = jumlah DOC

129
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina

X2 = tenaga kerja broiler di Kota Kendari dapat dilihat


X3 = luas kandang pada Tabel 1.
X4 = pengalaman berusaha
Q = jumlah produksi
Ek = rasio ekuitas
Z1 = rasio likuditas
Z2 = rasio aktivitas
Z3 = rasio profitabilitas
ρ ke-i = koefisien jalur variabel
eksogen
ei = variabel atau faktor residual

Untuk menguji hipotesis, maka


koefisien regresi antar variabel-
variabel berpengaruh dengan masing-
masing indikator kinerja keuangan
akan diuji signifikansinya dengan uji t,
apabila hasil t-hit > t (α-0,05) maka
berarti koefsien regresi signifikan pada
tingkat kepercayaan 95 persen dan
dengan demikian variabel tersebut
berpengaruh nyata terhadap kinerja
keuangan.

Kinerja Keuangan Usaha Ayam


Broiler
Indikator kinerja keuangan suatu
usaha yaitu struktur kekayaan dan
kewajiban yang selanjutnya digunakan
untuk menghitung likuiditas, rasio
aktivitas, dan profitabilitas. Untuk
menghitung ketiga indikator tersebut
maka instrumen yang diperlukan yaitu
neraca dan laporan laba rugi.
Neraca keuangan menunjukkan
data tentang kekayaan (assets)
perusahaan, hutang perusahaan dan
selisih antara kekayaan dan hutang
yang disebut modal sendiri. Neraca
keuangan usaha peternakan ayam

130
Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…

Tabel 1
Neraca keuangan usaha ayam broiler di Kota Kendari Per 31 Desember 2014

Aktiva Pasiva
Uraian Nilai (Rp) Uraian Nilai (Rp)
Aset lancar Kewajiban lancar
Kas 207.419. 476,49 Hutang usaha 68.697.708,33
Persediaan 68.697.708,33 Hutang bank 154.475,31
Total aset lancar 276.117.184,82 Total kewajiban lancar 68.852.183,64
Aset jk. Pjg. 74.044.236,11 Hutang jk.pjg.
Penyusutan aset jk.pjg (6.415.965,28) -
Modal sendiri 274.893.272,02
Total aktiva 343.745.455,66 Total pasiva 343.745. 455,66
Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Berdasarkan neraca keuangan usaha berupa DOC, pakan, dan obat-


dari usaha ayam broiler di Kota obatan untuk proses produksi pada
Kendari per 31 Desember 2014 dapat siklus berikutnya yang proses
disimpulkan bahwa dari sisi keuangan pembayarannya dilakukan saat panen
usaha ternak ayam broiler di Kota tiba serta cicilan pokok bersama
Kendari sehat. Hal ini terlihat dari bunganya bagi beberapa usaha yang
komponen neraca, dimana jika kreditnya belum lunas.
dibandingkan antara satu dengan Laporan laba rugi adalah
lainnya maka pada sisi aktiva, ringkasan dari semua penerimaan,
komponennya didominasi oleh aset pengeluaran dan keuntungan atau
lancar yang mencapai 80,32 persen kerugian perusahaan selama periode
sedangkan aset tetap hanya sebesar akuntansi tertentu. Laporan laba rugi
19,68 persen. Sementara pada sisi usaha peternakan ayam broiler di Kota
pasiva komponen yang dominan Kendari dapat dilihat pada Tabel 2.
adalah modal sendiri yaitu sebesar Hasil perhitungan laba rugi pada
79,95 persen dan selebihnya hutang Tabel 2 menunjukkan bahwa laba
lancar hanya 20,05 persen. Hal ini bersih rata-rata yang diperoleh setiap
mengindikasikan bahwa nilai aset unit usaha ternak ayam broiler di Kota
jangka panjang didanai oleh equity. Kendari pada tahun 2014 adalah
Selain itu, kecilnya hutang lancar sebesar 31,84 persen dari modal yang
disebabkan karena komponen yang diinvestasikan dalam bentuk biaya
harus dibayar yakni hutang usaha produksi. Jika dibandingkan dengan
kepada perusahaan inti serta biaya imbangannya (opportunity cost)
komponen hutang ke bank sebab yang yaitu bunga tabungan selama satu
menjadi kewajiban jangka pendek bulan di bank komersil yakni 4 persen
usaha peternakan hanyalah hutang per tahun atau 0,33 persen per bulan

131
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina

maka nampak bahwa secara finansil yang menjadi modal usaha ayam
investasi pada usaha ayam broiler disimpan sebagai deposito di bank.
sangat layak karena laba bersih yang
diperoleh jauh lebih besar dari bunga
yang bisa diperoleh seandainya dana

Tabel 2
Laporan laba rugi usaha ayam broiler di Kota Kendari Tahun 2014
No Uraian Nilai (Rp) Jumlah (Rp)
1 Komponen Penerimaan
a. Nilai ayam hidup 813.422.654,68
b. Nilai pupuk kandang 6.080.499,49
Total penerimaan 819.503.154,17
2 Komponen Biaya
a. DOC 184.733.333,33
b. Pakan 360.230.000,00
c. Obat dan vitamin 4.618.333,33
d. Gas 202.000,00
e. Serbuk gergaji 923.000,00
f. Kapur 4.572.222,22
g. Karung pupuk 461.833,33
h. Rekening listrik 2.953.333,33
i. Upah karyawan 54.000.000,00
j. Bahan Bakar Minyak 1.404.000,00
k. Penyusutan aset tetap 6.415.965,28
l. Retribusi 1.200.000,00
Total Biaya 621.714.020,82
Bunga 650.000,00
3 Laba sebelum pajak (3=1-2) 197.139.133,35
4 Pajak -
5 Laba bersih (5=3-4) 197.139.133,35
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
karena nilai nilai jual ayam di Kota
Pendapatan per bulan rata-rata Kendari yang diberikan oleh
Rp 16.428 261,11. Jumlah ini jauh perusahaan inti masih lebih rendah.
lebih tinggi dari upah minimum Selanjutnya jika laba bersih sebesar Rp
provinsi Sulawesi Tenggara yang 197.139.133,35 dibagi dengan jumlah
sebesar Rp 1.800.000 per bulan. ayam (DOC) yang dipelihara yaitu
Namun jika dibandingkan dengan rata-rata 30.789 ekor per tahun maka
pendapatan bersih yang diperoleh pada berarti laba bersih per ekor ayam
penelitian Yemima (2014) nilai ini hanya sebesar Rp 6.402,90 per ekor.
masih jauh lebih rendah. Hal ini Dengan demikian jika peternak
disebabkan memelihara ayam kurang dari 2.000
ekor maka laba bersih yang dapat

132
Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…

diperolehnya akan kurang dari Rp ayam broiler di Kota Kendari dalam


12.805.815,93. Jika hanya memelihara beberapa tahun terakhir.
1.000 ekor maka berarti laba yang bisa
diperoleh hanya Rp 6.402.900 per Analisis Rasio Keuangan
tahun atau kurang lebih Rp 533.575 Berdasarkan hasil perhitungan
per bulan. Hal inilah yang diduga rasio-rasio keuangan maka
menjadi penyebab makin perbandingan nilai antar rasio secara
berkurangnya jumlah unit usaha ternak keseluruhan dapat dilihat pada Tabel
3.

Tabel 3
Nilai rasio kinerja keuangan ayam broiler di Kota Kendari tahun 2014
Nilai Rasio *)Standar Nilai
No Jenis Rasio Satuan
Rata-Rata Rasio
1 Likuiditas (CR) - 4,00 2
2 Aktivitas (TATO) Frekuensi 2,39 3,5
3 Profitabilitas (ROI) Persen 57,14 25-100
*) Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
No. 06/Per/M.KUKM/V/2010
kas dan persediaan bahan baku yakni
Likuiditas usaha menunjukkan DOC, pakan, dan obat-obatan yang
kemampuan peternak untuk membayar telah didistribusikan oleh perusahaan
semua kewajiban jangka pendeknya inti di akhir bulan Desember untuk
pada waktu tertentu. Secara teoritis, melaksanakan kegiatan produksi pada
likuiditas (CR) perusahaan yang ideal siklus berikutnya, sedangkan
adalah 2 karena itu berarti setiap satu kewajiban lancar adalah hutang usaha
rupiah utang atau kewajiban jangka berupa input produksi yang proses
pendek, dijamin dengan persediaan pembayarannya dilakukan saat panen
dana sebesar 2 rupiah. Berdasar pada tiba. Berdasarkan data tersebut maka
teori yang dikemukakan maka likuiditas perusahaan dapat dihitung
diketahui bahwa jika likuiditas usaha untuk masing-masing unit usaha dan
kurang dari 2 maka perusahaan juga untuk rata-rata dari keseluruhan
tergolong kurang aman, dan unit usaha.
sebaliknya jika lebih besar dari 2 maka Hasil perhitungan likuiditas
perusahaan sehat akan tetapi kurang menunjukkan bahwa usaha ayam
efisien dalam penggunaan dana karena broiler memiliki likuiditas yang cukup
cukup banyak dana yang menganggur tinggi. Nilai likuiditas berkisar antara
(idle) dalam kas. 3,78 sampai 4,15 dengan rata-rata
Dalam penelitian ini aset lancar 4,00. Hal ini menunjukkan bahwa
yang dimaksud adalah aset yang dapat keuangan usaha pada umumnya sehat,
segera diuangkan dan dicairkan paling tetapi dari segi pengelolaan keuangan
lama dalam satu bulan ke depan yaitu kurang efisien, karena dana yang

133
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina

tersimpan di dalam kas cukup besar. kurang dari 3,5 kali. Rendahnya nilai
Tingginya dana dalam kas disebabkan rasio aktivitas ini disebabkan karena
karena laba usaha pada bulan jumlah dana yang disimpan di dalam
sebelumnya belum digunakan untuk kas dan tabungan cukup besar dan
kepentingan lain oleh pemilik usaha. tidak digunakan untuk melakukan
Cukup tingginya likuiditas perusahaan ekspansi usaha misalnya dengan
disebabkan oleh relatif kecilnya menambah kandang baru sehingga
kewajiban lancar yang harus populasi ayam yang dipelihara dapat
dibayarkan, sementara aset lancar meningkat.
dalam bentuk dana tunai dalam kas Rasio profitabilitas bertujuan
cukup besar. Bervariasinya nilai mengetahui kemampuan usaha dalam
likuiditas dipengaruhi oleh variasi menghasilkan laba selama periode
jumlah ternak yang diusahakan yakni tertentu dan juga bertujuan untuk
berkisar antara 2.600 sampai 5.000 mengukur tingkat efektivitas
ekor sehingga mempengaruhi nilai manajemen dalam menjalankan
penjualan dan tingkat laba. Hal ini operasional perusahaanya. Makin
sesuai dengan pendapat Kim et al. besar nilai rasio profitabilitas suatu
1998 yang menyatakan bahwa tingkat perusahaan, berarti kinerja perusahaan
likuiditas dipengaruhi oleh skala tersebut makin baik tetapi kebaikan
usaha, dimana skala usaha dapat kinerja keuangan itu bisa saja hanya
terlihat dari jumlah produksi usaha bersifat sementara. Hasil perhitungan
yang bersangkutan. profitabilitas bervariasi mulai dari
Sesuai dengan pengertian rasio 54,45-60,06 persen dengan rata-rata
aktivitas atau rasio efisiensi yaitu 57,14 persen. Jika dibandingkan
ukuran mengenai efektifitas dengan ketentuan Menteri UKM tahun
perusahaan dalam memanfaatkan 2010 maka dapat dikatakan bahwa
semua sumber daya yang dimilikinya seluruh (100%) usaha ternak ayam
untuk memperoleh laba maksimum. broiler di Kota Kendari tergolong
Meskipun ada beberapa variasi profitable. Jika dibandingkan dengan
mengenai rasio aktivitas atau rasio hasil perhitungan Yemima (2014) di
efisiensi namun dalam penelitian ini Kalimantan Tengah yaitu 18,68
yang relevan digunakan adalah Total persen, maka dapat dilihat bahwa
Assets Turn Over (TATO). Hasil profitabilitas usaha ternak ayam
perhitungan rasio aktivitas (TATO) broiler di Kota Kendari lebih tinggi.
yaitu rata-rata 2,39. Hal ini berarti Hal ini disebabkan oleh dua hal yaitu
bahwa perusahaan mampu di satu pihak, harga bahan-bahan lokal
menghasilkan penjualan sebesar 2,39 masih relatif murah di Kendari dan di
kali dari total aset yang dimiliki. Nilai pihak lainnya pengelolaan cukup baik
rasio aktivitas sebesar 2,39 ini karena pengelola terus didampingi
tergolong rendah bila dibandingkan oleh tenaga-tenaga ahli dari
dengan standar rasio keuangan yaitu perusahaan inti.

134
Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…

model analisis jalur adalah sebagai


Faktor Penentu Kinerja Keuangan berikut.
Analisis struktur hubungan dan
pengaruh antar faktor yang terkait Faktor Penentu Jumlah Produksi
dengan kinerja keuangan didasarkan Hasil pendugaan untuk melihat
pada model penduga yang telah faktor-faktor yang mempengaruhi
disajikan pada model penelitian jumlah produksi usaha ayam broiler
khususnya pada teknik analisis data. terdapat pada Gambar 3.
Hasil analisis dengan menggunakan

0,866 e1
X1
0,000
0,070
X2
Q
0,055
X3
0,024
X4
Gambar 3 Model faktor penentu jumlah produksi

Hasil analisis menunjukkan menjadi faktor produksi yakni jumlah


bahwa semua variabel bebas dalam DOC, tenaga kerja yang melakukan
model penduga penentu jumlah hasil pemeliharaan ayam, luas kandang
produksi dalam usaha peternakan sebagai tempat pemeliharaan ayam,
ayam broiler berpengaruh positif dan serta tingkat pengalaman berusaha
nyata dan karena itu besar kecilnya peternak. Hal ini sesuai dengan
hasil produksi yang diperoleh akan penelitian sebelumnya oleh Inderawati
ditentukan oleh penggunaan keempat (2011) yang menemukan bahwa
faktor tersebut dengan nilai R2 sebesar tingkat pengalaman berusaha serta
1,00 mengindikasikan tidak adanya modal kerja yang terdiri dari DOC,
faktor lain yang menjadi penentu jumlah pakan, obat-obatan dan tenaga
jumlah produksi selain dari ketiga kerja berpengaruh nyata terhadap
faktor yang masuk ke dalam model jumlah produksi ayam broiler.
penduga ini. Variabel jumlah DOC merupakan
Variabel faktor produksi faktor produksi yang memiliki
berpengaruh positif dan signifikan pengaruh paling besar karena DOC-lah
terhadap jumlah produksi. Khusus yang dipelihara untuk menghasilkan
untuk usaha ayam broiler yang ayam siap potong, sedangkan faktor

135
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina

lainnya hanya merupakan pendukung volume produksi. Begitu pula dengan


terlaksananya pertumbuhan DOC variabel rasio ekuitas berpengaruh
menjadi ayam yang siap potong. positif dan signifikan terhadap tingkat
likuiditas usaha, hal ini disebabkan
Faktor Penentu Rasio Likuiditas karena semakin besar tingkat modal
Faktor-faktor yang diduga sendiri (equity) maka tingkat hutang
terkait dengan faktor penentu usaha juga semakin rendah. Hal ini
likuiditas dapat dilihat dari hasil sesuai dengan pendapat Rismayanti et
analisis pada Gambar 4. al. (2014) yang menyatakan bahwa
Jumlah produksi (Q) dan ekuitas modal sendiri berperan sebagai sumber
(Ek) signifikan pengaruhnya pada dari likuiditas sehingga dengan
tingkat kepercayaan 99 persen dan penambahan modal sendiri akan
faktor pengalaman berusaha (X4) meningkatkan likuiditas usaha. Lebih
signifikan pengaruhnya pada tingkat besarnya nilai koefisien jalur rasio
percayaan 95 persen, dengan nilai ekuitas dari variabel lain disebabkan
koefisien determinasi (R2) sebesar oleh dominannya tingkat modal sendiri
0,922. Hal ini menunjukkan bahwa pada usaha peternakan ayam di Kota
ketiga faktor yang masuk dalam model Kendari. Variabel pengalaman
penduga berpengaruh positif secara berusaha juga berpengaruh positif dan
nyata terhadap likuiditas usaha signifikan terhadap tingkat likuiditas
peternakan ayam broiler, tetapi masih usaha. Hal ini dapat dipahami bahwa
ada faktor lain yang belum masuk ke dengan tingkat pengalaman berusaha
dalam model penduga sehingga nilai peternak yang semakin tinggi maka
R2 masih kurang dari 1,00. tingkat pengelolaan keuangan
Variabel jumlah produksi khususnya pengelolaan hutang
berpengaruh positif dan signifikan peternak juga semakin baik. Hal ini
terhadap tingkat likuiditas usaha, sesuai dengan pendapat Ardiana
dimana jumlah produksi (2011) yang menyatakan bahwa
mempengaruhi tingkat aset lancar tingkat pengelolaan keuangan
yakni kas yang diterima dari hasil pengusaha termasuk pengelolaan
penjualan. Hal ini sesuai dengan hutang dipengaruhi oleh tingkat
pendapat Hilton et al. (2008) bahwa pengalaman berusaha.
nilai penerimaan ditentukan oleh
e1 e2
X1 0,866
0,000 0,078
0,070 0,068
X2 Q
Z1
0,055 0,993
X3
Ek
0,024
136
X4 0,052
Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…

Gambar 4 Model faktor penentu rasio likuiditas

Faktor Penentu Rasio Aktivitas aktivitas dapat dilihat dari hasil


Faktor-faktor yang diduga analisis pada Gambar 5.
terkait dengan faktor penentu rasio

e1 e2
X1 0,866
0,000 0,174
0,070 0,574
X2 Q
Z2
0,055 -0,826
X3
Ek
0,024
X4 0,880
Gambar 5 Model faktor penentu rasio aktivitas

Ketiga faktor penduga yaitu broiler adalah pengalaman berusaha


jumlah produksi (Q), ekuitas (Ek), dan dan rasio ekuitas. Tingkat pengalaman
pengalaman berusaha (X4) signifikan berusaha yang tinggi mengakibatkan
pengaruhnya pada tingkat kepercayaan peternak lebih baik dalam mengelola
99 persen, dengan nilai koefisien seluruh aset usahanya, sedangkan
determinasi (R2) sebesar 0,825. Hal ini untuk faktor ekuitas yakni setiap
menunjukkan bahwa ketiga faktor kenaikan ekuitas sebesar satu satuan
yang masuk dalam model penduga akan menyebabkan menurunnya rasio
berpengaruh secara nyata terhadap aktivitas usaha sebesar 0,826. Faktor
rasio aktivitas usaha peternakan ayam ekuitas memberikan pengaruh negatif
broiler, tetapi masih ada faktor lain terhadap rasio aktivitas usaha. Hal ini
yang belum masuk ke dalam model diduga karena pelaku usaha tidak
penduga sehingga nilai R2 masih melakukan ekspansi atau perluasan
kurang dari 1,00. usaha yang dapat menambah kapasitas
Hasil analisis menunjukkan produksi sehingga meskipun modal
bahwa faktor yang dominan (equity) terus bertambah namun
pengaruhnya terhadap tinggi kapasitas produksi tidak ditingkatkan
rendahnya rasio aktivitas usaha ayam maka efisiensi penggunaan aset tidak
137
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina

akan meningkat tapi akan menurun. aktivitas akan meningkat dengan


Faktor lainnya yaitu jumlah produksi meningkatnya nilai penjualan.
yang berpengaruh positif terhadap
rasio aktivitas yakni 0,574 yang
artinya jika jumlah produksi Faktor Penentu Rasio Profitabilitas
bertambah satu satuan maka rasio Faktor yang diduga berpengaruh
aktivitas meningkat sebesar 0,574. Hal terhadap nilai rasio profitabilitas dapat
ini sesuai dengan pendapat Hilton et dilihat dari hasil analisis pada Gambar
al. (2008) bahwa penjualan ditentukan 6.
oleh volume produksi, dimana rasio

e1 e2
X1 0,866
0,000 0,104
0,070 0,665
X2 Q
0,055 0,311
Z3
X3
0,024 Ek

X4 0,254

Gambar 6 Model faktor penentu rasio profitabilitas

Ketiga faktor penduga yaitu Tingginya pengaruh jumlah produksi


Jumlah produksi (Q), ekuitas (Ek), dan terhadap rasio profitabilitas
pengalaman berusaha (X4) signifikan disebabkan oleh jumlah produksi
pengaruhnya pada tingkat kepercayaan menentukan besar kecilnya nilai
99 persen dengan nilai koefisien produksi total yang dipakai dalam
determinasi (R2) sebesar 0,896. Hal ini perhitungan profitabilitas usaha,
menunjukkan bahwa ketiga faktor sehingga semakin besar jumlah
yang masuk dalam model penduga produksi akan mengakibatkan tingkat
berpengaruh secara nyata terhadap profitabilitas juga semakin besar. Hal
rasio profitabilitas usaha peternakan ini sesuai dengan hasil penelitian
ayam broiler, tetapi masih ada faktor Hartati (2011) yang menunjukkan
lain yang belum masuk ke dalam bahwa jumlah produksi merupakan
model penduga sehingga nilai R2 faktor yang menentukkan besar
masih kurang dari 1,00. kecilnya laba usaha. Faktor ekuitas
Faktor penentu rasio juga turut berpengaruh positif terhadap
profitabilitas di Kota Kendari yaitu tingkat profitabilitas. Hal ini sesuai
jumlah produksi, rasio ekuitas, dan dengan pendapat Denise dan Robert
tingkat pengalaman berusaha peternak. (2009) yang menyatakan bahwa
138
Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…

strategi investasi dengan kepemilikan


modal sendiri berpengaruh positif Saran
terhadap profitabilitas karena jika hasil 1. Para peternak perlu meningkatkan
yang diperoleh dari modal sendiri kapasitas produksinya tiap siklus
lebih besar dari bunga yang dibayar produksi atau melakukan
untuk modal asing akan meningkatkan perluasan usaha agar penggunaan
profit bagi pemilik usaha. Faktor aset yang dimiliki lebih efisien dan
tingkat pengalaman berusaha juga laba yang dihasilkan juga lebih
mempengaruhi profitabilitas usaha besar.
meskipun relatif kecil pengaruhnya 2. Oleh karena kinerja keuangan
terhadap rasio profitabilitas usaha. Hal usaha ternak ayam dipengaruhi
ini terjadi karena pengalaman berusaha secara positif oleh jumlah
tidak terkait langsung dengan produksi, rasio ekuitas, dan tingkat
perhitungan profitabilitas tetapi pengalaman berusaha, maka untuk
melalui pengelolaan yang baik maka dapat meningkatkan laba usaha
sumberdaya yang tersedia dapat dan kinerja keuangan usaha
dimanfaatkan secara maksimal untuk disarankan agar ketiga hal tersebut
memperoleh laba semaksimal ditingkatkan.
mungkin. Hal ini juga terjadi pada
penelitian Ardiana (2011) yang DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan bahwa tingkat
pengalaman berusaha merupakan salah Albright TL, Ingram RW. 2007.
satu faktor yang mempengaruhi Financial Accounting With
tingkat laba usaha mikro namun tidak Journal Entries. Thomson
memberikan kontribusi yang besar South-Western.
dibandingkan faktor lainnya. Anthony RN, Hawkins DF, Merchant
KA. 2007. Accounting Text And
SIMPULAN DAN SARAN Cases. Twelfth Edition. Mc
Graw Hill International Edition.
Simpulan Ardiana N. 2011. Analisis Faktor-
1. Kinerja keuangan usaha ternak Faktor Yang Mempengaruhi
ayam broiler di Kota Kendari rata- Laba Usaha Mikro Di Pasar
rata sehat yang ditandai dengan Tradisional Kota Binjai. Tesis.
nilai rasio likuiditas dan rasio Universitas Sumatera Utara.
profitabilitas yang cukup tinggi. Bakce D, dan Elinur. 2009. Perilaku
2. Rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan Kinerja Industri Kecil
dan rasio profitabilitas usaha Menengah di Indonesia. Analisis
dipengaruhi secara langsung oleh Structural Equation Modelling.
jumlah produksi, rasio ekuitas dan Jurnal Ekonomi, 19 (1): 17-34.
tingkat pengalaman berusaha
peternak.

139
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina

Blocher EJ, Chen KH, Cokins G. Decision. Boston USA: Irwin


2005. Cost Management. Boston Mc.Graw Hill.
USA: MC Graw Hill Inc. Horne JC, Wachowicz JM. 2001.
[BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia. Fundamentals of Financial
2014. Populasi Usaha Ayam Management. Twelfth Edition.
Broiler di Indonesia Tahun 2003 Prentice Hall.
dan 2013. http://www.bps.go.id. Indarsih Y. 2005. Hubungan Struktur
Diakses 10 Januari 2015. Keuangan dan Rentabilitas
Dalabeeh El, Rahman Kh A. 2013. Perusahaan Tahu Tempe di
The Role of Financial Analysis Kecamatan Konda Kabupaten
Ratio in Evaluating Konawe Selatan. [Tesis].
Performance. Interdisciplinary Program Pascasarjana.
Journal Of Contemporary Universitas Haluoleo, Kendari.
Research In Business 5(2):13- Inderawati. 2011. Pengaruh Kemitraan
28. Terhadap Produksi Dan
Danise D, Robert H. 2009. Revisiting Pendapatan Usaha Ternak Ayam
The Relationship Between Broiler di Kota Kendari. Tesis.
Insider Ownership And Universitas Haluoleo. Kendari.
Perfomance. Journal of Business Kaswan. 2012. Manajemen
and Economic 15(2): 32-43. Sumberdaya Manusia untuk
Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Keunggulan Bersaing
Kendari. 2014. Jumlah Populasi Organisasi. Jakarta: Graha Ilmu.
Ayam Broiler di Kota Kendari. Kim CS, Mauer DC, Sherman AE.
Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi 1998. The Derterminants of
Tenggara. 2014. Jumlah Coorporate Liquidity: Theory
Pasokan Ayam Broiler di Kota and Evidence. Journal of
Kendari. Financial and Qualitative
Ghozali I, Fuad. 2008. Structural Analysis 33(3): 335-359.
Equation Modelling. Teori, Pindyck RS, Rubinfeld DL. 2000.
Konsep dan Aplikasi. Badan Microeconomics. Fifth Edition.
Penerbit Universitas New Jersey (US): Prentice Hall.
Diponegoro. Semarang. Ross SA, Westerfield RW, Jaffe JF.
Hartati. 2011. Analisis Resiko 1993. Corporate Finance. Third
Finansial Usaha ternak ayam Edition. Boston USA: Richard
broiler pada skala usaha yang D. Irwin Inc.
berbeda di Kota Kendari. Riduwan dan Kuncoro. 2013. Cara
[Tesis]. Program Pascasarjana. Menggunakan dan Memaknai
Universitas Haluoleo, Kendari. Path Analysis. Alfabeta.
Hilton RW, Maher MW, Selto FH. Bandung.
2008. Cost Management Rismayanti IAW, Tripalupi LE,
Strategies For Business Artana M. 2014. Pengaruh Dana

140
Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…

Pihak Ketiga dan Modal Sendiri


terhadap Likuiditas Pada
Lembaga Perkreditan Desa
(LPD) Desa Adat Ayunan
Kabupaten Bandung Tahun
2009-2012. Jurnal Jurusan
Pendidikan Ekonomi 4(1).
Salvatore ED. 2006. Prinsip-Prinsip
Ekonomi. Jakarta (ID):
Erlangga.
Sukamto R, Indriyo G. 2000.
Manajemen Produksi.
Yogyakarta: BPFE.
Tian G. 2013. Microeconomic Theory.
Texas (US): Texas A&M
University.
Umar H. 2005. Evaluasi kinerja
perusahaan. Jakarta: Gramedia
Pustaka.
Yemima. 2014. Analisis Usaha
Peternakan Ayam Broiler Pada
Peternakan Rakyat di Desa
Karya Bakti, Kecamatan
Rungan, Kabupaten Gunung
Mas, Provinsi Kalimantan
Tengah. Jurnal Ilmu Hewani
Tropika 3(1):27-32.
Yamit Z. 2005. Manajemen Produksi
dan Operasi. Yogyakarta:
Ekonisia Fakultas Ekonomi UII.

141
142

LAMPIRAN

Lampiran 1 Jumlah rumah tangga dan populasi usaha ayam broiler di Indonesia
tahun 2003 dan 2013
Jumlah Unit Usaha Jumlah Populasi Ayam
Tahun Rata-Rata Populasi/Unit (ekor)
(Rumah Tangga) (ekor)
2003 157.492 221.906.228 1.409
2013 77.492 254.561.220 3.285
Laju Peningkatan
-51,02 14,72 133,15
(%)
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014 (diolah)

Lampiran 2 Perkembangan jumlah unit usaha dan populasi ayam broiler di


Kota Kendari tahun 2009 – 2014
Jumlah Jumlah Populasi Ayam Rata-Rata/siklus*
Tahun
Unit Usaha (ekor) (ekor/unit usaha)
2009 65 798.200 1.535
2010 74 927.664 1.567
2011 86 1.288.624 1.873
2012 85 1.449.760 2.132
2013 75 1.736.400 2.894
2014 72 2.134.400 3.706
Laju Peningkatan rata-rata
2,62 22,06 19,86
(%/thn)
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Kendari, 2014 (diolah)
*) Rata-rata 8 sikulus produksi dalam setahun

142

You might also like