Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Financial performance is one of measure to determine the condition of a business. The
objectives of this research are: (1) to analyze the financial performance of broiler business in
Kendari City; and (2) to analyze determinant factors of financial performance of broiler
business in Kendari City. Research method uses financial ratio analysis and path analysis. The
research was conducted in Kendari City with 72 respondents. The results of the research
showed that: (1) number of chickens average 3.849 tails, were managed by partnership
method and 8 times production in a year; (2) financial performance of broiler business are
profitable; (3) number of production positive influenced by number of Day Old Chicken
(DOC), number of labor, wide of cage, and experience on farming ; (4) the influence factor of
current ratio, total assets turn over ratio, and profitability are number of production, equity
ratio, and experience on farming. Based on the research results, then recomendate to: (1)
farmers need to increase the production capacity of each production cycle or expanding
businesses to use assets more efficiently and the income generated is also greater; (2)
therefore the financial performance of broiler business was positively affected by the number
of production, equity ratio, and experience on farming, to be able to increase operating profit
and financial performance of the business it is suggested that these three things improved.
ABSTRAK
Kinerja keuangan merupakan salah satu ukuran yang menunjukkan kondisi suatu usaha.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk menganalisis kinerja keuangan usaha peternakan ayam
broiler di Kota Kendari; dan (2) untuk menganalisis faktor-faktor penentu kinerja keuangan
usaha ayam broiler di Kota Kendari. Metode penelitian menggunakan analisis rasio keuangan
dan analisis jalur. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Kendari dengan 72 responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) jumlah produksi rata-rata sebesar 3.849 ekor yang dikelola
dengan pola kemitraan dan frekuensi produksi rata-rata 8 kali dalam setahun; (2) kinerja
keuangan usah ternak ayam broiler di Kota Kendari rata-rata cukup sehat; (3) jumlah produksi
dipengaruhi secara positif oleh jumlah DOC, jumlah tenaga kerja, luas kandang, dan
pengalaman berusaha; (4) faktor yang mempengaruhi rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio
profitabilitas adalah jumlah produksi, rasio ekuitas, dan pengalaman berusaha. Berdasarkan
hasil analisis maka disarankan agar: (1) para peternak perlu meningkatkan kapasitas
produksinya tiap siklus produksi atau melakukan perluasan usaha agar penggunaan aset yang
dimiliki lebih efisien dan laba yang dihasilkan juga lebih besar; (2) oleh karena kinerja
keuangan usaha ternak ayam dipengaruhi secara positif oleh jumlah jumlah produksi, jumlah
modal sendiri, dan pengalaman berusaha, maka untuk dapat meningkatkan laba usaha dan
kinerja keuangan usaha disarankan agar ketiga hal tersebut ditingkatkan.
121
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina
122
Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…
123
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina
Dalam hal ini kinerja keuangan dapat Dalam kaitan dengan upaya
dievaluasi setiap triwulan, setiap tahun untuk mencapai kinerja keuangan yang
atau setiap lima tahun. baik guna memperoleh laba maksimal,
Produksi adalah proses Sukamto dan Indriyo (2000)
transformasi input menjadi output. menjelaskan bahwa volume produksi
Produksi merupakan suatu cara untuk harus direncanakan dan
menghasilkan output yang sama diperhitungkan dengan cermat, karena
dengan menggunakan kombinasi input jika tidak diperhitungkan dengan baik,
yang berbeda (Tian, 2013). Menurut akan menghasilkan jumlah produksi
Pindyck dan Rubinfield (2000) yang bisa terlalu banyak atau terlalu
produksi adalah perubahan dari dua kecil. Kombinasi dari kemungkinan-
atau lebih penggunan input (sumber kemungkinan mengenai dampak dari
daya) menjadi satu atau lebih output tinggi rendahnya volume produksi
(produk). Definisi ini sejalan dengan akan tercermin di dalam kinerja
penjelasan Salvatore (2006) bahwa keuangan perusahaan.
produksi merujuk pada transformasi Rasio keuangan merupakan
dari berbagai input atau sumber daya indikator untuk menilai kinerja
menjadi output beberapa barang atau keuangan suatu perusahaan, dimana
jasa. Lebih spesifik lagi produksi Horne dan Wachowicz (2001)
adalah kegiatan perusahaan dengan menyatakan bahwa untuk mengukur
mengkombinasikan berbagai input dan mengevaluasi kondisi keuangan
untuk menghasilkan output dengan serta kinerja perusahaan diperlukan
biaya yang minimum. Input produksi tolok ukur. Tolok ukur yang
adalah semua yang dibutuhkan dalam digunakan yaitu rasio dan indeks.
proses produksi, meliputi jumlah Fahmi (2011) mengatakan
tenaga kerja dan upah, jumlah bahan bahwa rasio keuangan memang cukup
baku dan bahan penunjang beserta banyak jenisnya namun para investor
harga-harganya, serta faktor modal lebih tertarik pada 3 jenis rasio saja
(Tian, 2013). Proses produksi menurut yaitu: rasio likuiditas, rasio rasio
Yamit (2005) adalah kegiatan yang aktivitas dan rasio profitabilitas.
melibatkan tenaga manusia, bahan Rasio likuiditas adalah
serta peralatan untuk menghasilkan perbandingan antara aset jangka
barang atau jasa. Dengan penjelasan pendek dengan kewajiban jangka
tersebut maka dapat dikatakan bahwa pendek. Dengan demikian rasio
proses produksi merupakan kegiatan likuiditas menggambarkan
yang bertujuan mentransformasikan kemampuan perusahaan untuk
bahan atau komponen input menjadi memenuhi kewajiban jangka
barang lain yang mempunyai nilai pendeknya.
ekonomi lebih tinggi melalui peralatan Rasio aktivitas yaitu
dan tenaga manusia. perbandingan antara penjualan dengan
total aset yang dapat menggambarkan
124
Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…
125
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina
(1) Rasio likuiditas dihitung dengan tenaga kerja maka rasio aktivitas
rumus total aset lancar dibagi total juga akan terkait dengan jumlah
kewajiban lancar, dimana aset nilai aset tetap, jumlah modal kerja
lancar terdiri dari kas, inventori serta jumlah tenaga kerja yang
dan piutang dagang, sedangkan digunakan dalam proses produksi.
hutang lancar terdiri dari hutang (3) Rasio profitabilitas dihitung
jangka pendek, harga bahan baku, dengan membagi laba bersih
gaji tenaga kerja, dan biaya dengan total aset, dimana laba
overhead. Dalam hal ini baik bersih diperoleh sebagai selisih
komponen aset lancar maupun antara penerimaan dan
komponen kewajiban lancar pengeluaran termasuk pajak.
semuanya ditentukan oleh jumlah Penerimaan ditentukan oleh dua
produksi dan faktor-faktor yang unsur yaitu jumlah produksi dan
mempengaruhi jumlah produksi harga jual produk, dimana jumlah
yaitu nilai aset tetap, jumlah modal produksi dipengaruhi oleh
kerja dan jumlah tenaga kerja. penggunaan faktor-faktor produksi
Apabila produk yang dijual seperti modal dan tenaga kerja.
meningkat, maka arus kas akan Pada pihak lain pengeluaran terdiri
meningkat, dan inventori serta dari biaya produksi, biaya
piutang dagang juga bisa makin penyimpanan, biaya pemasaran,
besar. Dengan demikian faktor- biaya penyusutan aset tetap, dan
faktor seperti nilai aset, jumlah overhead cost yaitu pengeluaran-
modal kerja dan jumlah tenaga pengeluaran yang sifatnya tetap
kerja akan berkaitan langsung dan untuk membayar listrik, air,
tidak langsung dengan besar telepon dan alat-alat tulis kantor.
kecilnya likuiditas usaha. Total modal terdiri dari modal
(2) Rasio aktivitas yang dihitung milik sendiri dan modal pinjaman.
dengan rumus jumlah penjualan Besarnya modal yang digunakan
dibagi dengan total aktiva, juga pada setiap siklus produksi adalah
terkait dengan faktor jumlah aset sama dengan total pengeluaran
tetap, jumlah modal kerja dan pada periode produksi yang sama,
jumlah tenaga kerja karena jumlah dan tergantung kepada komponen-
nilai penjualan diperoleh dari komponen yang dibiayai seperti
jumlah produksi yang dijual bahan baku, tenaga kerja dan
dikalikan dengan harga jual pengeluaran-pengeluaran lainnya
barang, sementara rata-rata kas yang tidak terkait langsung dengan
merupakan jumlah aset tidak tetap proses produksi yaitu biaya
pada setiap periode waktu tertentu. penyimpanan, biaya pemasaran
Oleh karena jumlah produksi dan biaya overhead. Dengan
merupakan fungsi dari jumlah demikian maka dapat dilihat
input berupa modal kerja dan bahwa profitabilitas terkait secara
126
Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…
DOC
Pengalaman
berusaha
127
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina
128
Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…
129
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina
130
Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…
Tabel 1
Neraca keuangan usaha ayam broiler di Kota Kendari Per 31 Desember 2014
Aktiva Pasiva
Uraian Nilai (Rp) Uraian Nilai (Rp)
Aset lancar Kewajiban lancar
Kas 207.419. 476,49 Hutang usaha 68.697.708,33
Persediaan 68.697.708,33 Hutang bank 154.475,31
Total aset lancar 276.117.184,82 Total kewajiban lancar 68.852.183,64
Aset jk. Pjg. 74.044.236,11 Hutang jk.pjg.
Penyusutan aset jk.pjg (6.415.965,28) -
Modal sendiri 274.893.272,02
Total aktiva 343.745.455,66 Total pasiva 343.745. 455,66
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
131
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina
maka nampak bahwa secara finansil yang menjadi modal usaha ayam
investasi pada usaha ayam broiler disimpan sebagai deposito di bank.
sangat layak karena laba bersih yang
diperoleh jauh lebih besar dari bunga
yang bisa diperoleh seandainya dana
Tabel 2
Laporan laba rugi usaha ayam broiler di Kota Kendari Tahun 2014
No Uraian Nilai (Rp) Jumlah (Rp)
1 Komponen Penerimaan
a. Nilai ayam hidup 813.422.654,68
b. Nilai pupuk kandang 6.080.499,49
Total penerimaan 819.503.154,17
2 Komponen Biaya
a. DOC 184.733.333,33
b. Pakan 360.230.000,00
c. Obat dan vitamin 4.618.333,33
d. Gas 202.000,00
e. Serbuk gergaji 923.000,00
f. Kapur 4.572.222,22
g. Karung pupuk 461.833,33
h. Rekening listrik 2.953.333,33
i. Upah karyawan 54.000.000,00
j. Bahan Bakar Minyak 1.404.000,00
k. Penyusutan aset tetap 6.415.965,28
l. Retribusi 1.200.000,00
Total Biaya 621.714.020,82
Bunga 650.000,00
3 Laba sebelum pajak (3=1-2) 197.139.133,35
4 Pajak -
5 Laba bersih (5=3-4) 197.139.133,35
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
karena nilai nilai jual ayam di Kota
Pendapatan per bulan rata-rata Kendari yang diberikan oleh
Rp 16.428 261,11. Jumlah ini jauh perusahaan inti masih lebih rendah.
lebih tinggi dari upah minimum Selanjutnya jika laba bersih sebesar Rp
provinsi Sulawesi Tenggara yang 197.139.133,35 dibagi dengan jumlah
sebesar Rp 1.800.000 per bulan. ayam (DOC) yang dipelihara yaitu
Namun jika dibandingkan dengan rata-rata 30.789 ekor per tahun maka
pendapatan bersih yang diperoleh pada berarti laba bersih per ekor ayam
penelitian Yemima (2014) nilai ini hanya sebesar Rp 6.402,90 per ekor.
masih jauh lebih rendah. Hal ini Dengan demikian jika peternak
disebabkan memelihara ayam kurang dari 2.000
ekor maka laba bersih yang dapat
132
Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…
Tabel 3
Nilai rasio kinerja keuangan ayam broiler di Kota Kendari tahun 2014
Nilai Rasio *)Standar Nilai
No Jenis Rasio Satuan
Rata-Rata Rasio
1 Likuiditas (CR) - 4,00 2
2 Aktivitas (TATO) Frekuensi 2,39 3,5
3 Profitabilitas (ROI) Persen 57,14 25-100
*) Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
No. 06/Per/M.KUKM/V/2010
kas dan persediaan bahan baku yakni
Likuiditas usaha menunjukkan DOC, pakan, dan obat-obatan yang
kemampuan peternak untuk membayar telah didistribusikan oleh perusahaan
semua kewajiban jangka pendeknya inti di akhir bulan Desember untuk
pada waktu tertentu. Secara teoritis, melaksanakan kegiatan produksi pada
likuiditas (CR) perusahaan yang ideal siklus berikutnya, sedangkan
adalah 2 karena itu berarti setiap satu kewajiban lancar adalah hutang usaha
rupiah utang atau kewajiban jangka berupa input produksi yang proses
pendek, dijamin dengan persediaan pembayarannya dilakukan saat panen
dana sebesar 2 rupiah. Berdasar pada tiba. Berdasarkan data tersebut maka
teori yang dikemukakan maka likuiditas perusahaan dapat dihitung
diketahui bahwa jika likuiditas usaha untuk masing-masing unit usaha dan
kurang dari 2 maka perusahaan juga untuk rata-rata dari keseluruhan
tergolong kurang aman, dan unit usaha.
sebaliknya jika lebih besar dari 2 maka Hasil perhitungan likuiditas
perusahaan sehat akan tetapi kurang menunjukkan bahwa usaha ayam
efisien dalam penggunaan dana karena broiler memiliki likuiditas yang cukup
cukup banyak dana yang menganggur tinggi. Nilai likuiditas berkisar antara
(idle) dalam kas. 3,78 sampai 4,15 dengan rata-rata
Dalam penelitian ini aset lancar 4,00. Hal ini menunjukkan bahwa
yang dimaksud adalah aset yang dapat keuangan usaha pada umumnya sehat,
segera diuangkan dan dicairkan paling tetapi dari segi pengelolaan keuangan
lama dalam satu bulan ke depan yaitu kurang efisien, karena dana yang
133
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina
tersimpan di dalam kas cukup besar. kurang dari 3,5 kali. Rendahnya nilai
Tingginya dana dalam kas disebabkan rasio aktivitas ini disebabkan karena
karena laba usaha pada bulan jumlah dana yang disimpan di dalam
sebelumnya belum digunakan untuk kas dan tabungan cukup besar dan
kepentingan lain oleh pemilik usaha. tidak digunakan untuk melakukan
Cukup tingginya likuiditas perusahaan ekspansi usaha misalnya dengan
disebabkan oleh relatif kecilnya menambah kandang baru sehingga
kewajiban lancar yang harus populasi ayam yang dipelihara dapat
dibayarkan, sementara aset lancar meningkat.
dalam bentuk dana tunai dalam kas Rasio profitabilitas bertujuan
cukup besar. Bervariasinya nilai mengetahui kemampuan usaha dalam
likuiditas dipengaruhi oleh variasi menghasilkan laba selama periode
jumlah ternak yang diusahakan yakni tertentu dan juga bertujuan untuk
berkisar antara 2.600 sampai 5.000 mengukur tingkat efektivitas
ekor sehingga mempengaruhi nilai manajemen dalam menjalankan
penjualan dan tingkat laba. Hal ini operasional perusahaanya. Makin
sesuai dengan pendapat Kim et al. besar nilai rasio profitabilitas suatu
1998 yang menyatakan bahwa tingkat perusahaan, berarti kinerja perusahaan
likuiditas dipengaruhi oleh skala tersebut makin baik tetapi kebaikan
usaha, dimana skala usaha dapat kinerja keuangan itu bisa saja hanya
terlihat dari jumlah produksi usaha bersifat sementara. Hasil perhitungan
yang bersangkutan. profitabilitas bervariasi mulai dari
Sesuai dengan pengertian rasio 54,45-60,06 persen dengan rata-rata
aktivitas atau rasio efisiensi yaitu 57,14 persen. Jika dibandingkan
ukuran mengenai efektifitas dengan ketentuan Menteri UKM tahun
perusahaan dalam memanfaatkan 2010 maka dapat dikatakan bahwa
semua sumber daya yang dimilikinya seluruh (100%) usaha ternak ayam
untuk memperoleh laba maksimum. broiler di Kota Kendari tergolong
Meskipun ada beberapa variasi profitable. Jika dibandingkan dengan
mengenai rasio aktivitas atau rasio hasil perhitungan Yemima (2014) di
efisiensi namun dalam penelitian ini Kalimantan Tengah yaitu 18,68
yang relevan digunakan adalah Total persen, maka dapat dilihat bahwa
Assets Turn Over (TATO). Hasil profitabilitas usaha ternak ayam
perhitungan rasio aktivitas (TATO) broiler di Kota Kendari lebih tinggi.
yaitu rata-rata 2,39. Hal ini berarti Hal ini disebabkan oleh dua hal yaitu
bahwa perusahaan mampu di satu pihak, harga bahan-bahan lokal
menghasilkan penjualan sebesar 2,39 masih relatif murah di Kendari dan di
kali dari total aset yang dimiliki. Nilai pihak lainnya pengelolaan cukup baik
rasio aktivitas sebesar 2,39 ini karena pengelola terus didampingi
tergolong rendah bila dibandingkan oleh tenaga-tenaga ahli dari
dengan standar rasio keuangan yaitu perusahaan inti.
134
Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…
0,866 e1
X1
0,000
0,070
X2
Q
0,055
X3
0,024
X4
Gambar 3 Model faktor penentu jumlah produksi
135
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina
e1 e2
X1 0,866
0,000 0,174
0,070 0,574
X2 Q
Z2
0,055 -0,826
X3
Ek
0,024
X4 0,880
Gambar 5 Model faktor penentu rasio aktivitas
e1 e2
X1 0,866
0,000 0,104
0,070 0,665
X2 Q
0,055 0,311
Z3
X3
0,024 Ek
X4 0,254
139
Normal Bivariant Padangaran, dan Dwi Rachmina
140
Faktor-Faktor Penentu Kinerja Keuangan…
141
142
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jumlah rumah tangga dan populasi usaha ayam broiler di Indonesia
tahun 2003 dan 2013
Jumlah Unit Usaha Jumlah Populasi Ayam
Tahun Rata-Rata Populasi/Unit (ekor)
(Rumah Tangga) (ekor)
2003 157.492 221.906.228 1.409
2013 77.492 254.561.220 3.285
Laju Peningkatan
-51,02 14,72 133,15
(%)
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014 (diolah)
142