You are on page 1of 22

JAWABAN LEARNING OBJECTIVES KELOMPOK (JLK)

TUTORIAL BLOK C.4 SKENARIO 3

KELOMPOK 11
1. Wulansari Irjaya Kusuma Putri (17/414439/KU/20120)
2. Muhammad Za’im Al R. (18/423878/KU/20518)
3. Abdurrahman Nur P. (18/427131/KU/20736)
4. Muhammad Adam D. (18/427173/KU/20778)
5. Muhammad Nur Fahmi (18/427175/KU/20780)
6. Syahrani Azzahrah (18/427193/KU/20798)
7. Wilsen Widal Kho (18/427200/KU/20805)
8. Lucky Arif Darmawan (18/429930/KU/20907)
9. Minhaj Jannaty (18/429933/KU/20910)
10. Sri Kumala Dewi (18/429958/KU/20935)

FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT,

DAN KEPERAWATAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2021
RESUME TUTORIAL

Radio Gaga

Radio Presenter: “Hellooo Radio Gaga listeners, we’re back again this evening and we’ve got
a special guest especially for our millennial buddies; Dr. Edo! Today’s topic
would be about teenager health, so feel free to ask anything about it to the
Doc to talk about your problems! Let’s make some calls, youngsters!”
(Nyla) : “Hey Doc, I’m Nyla and I’m 15 years old, how come I haven’t menstruated
till now? I’m getting so worried to the point,I keep drinking herbs so I can
get a period faster. Please help me Doc!”
(Mike) : “Hello Doc, my name’s Mike and I’m 18. I keep getting headaches, so my
Mom brought me to an internist, and he said that I’m completely fine; just
said that I kept thinking and worrying too much. I’m so peeved! I get real
pains in my head and other people say there’s nothing wrong! Hmph!”
(Maddy) : “Hello Doc, my name’s Maddy and I’m 16! See I got this huge crush on a
boy who’s on the same class as me because he’s sooooooooo handsome, yet
it really irks me cuz he keeps hanging out with his own friends that they
look like gangs! Boys these days, Doc!”
(Miza) : “Doooooc help me Doc, I’m Miza and I’m 17 years old. My friends keep
making fun of me so often because I’m so shooooort; they’re all like the
Eiffel tower and I feel like the teeny TuguJogja. I’m so saaad!”
Doctor Edo smiled as he is amused by the questions of these millennial teenagers. If you
were in the place of him, how would you respond to these questions?

STEP 1
-

STEP 2
1. Pemeriksaan pada Nyla (kasus menstruasi) dan bagaimana periode normal dalam
menstruasi awal (menarche)? Dan apa saja yang dapat menyebabkan terlambatnya
menarche?
2. Hormon apa saja yang berperan dalam masa pubertas?
3. Apa alasan Miza masih pendek? Dan apakah termasuk normal pada usia 17 tahun?
4. Bagaimana perkembangan psikologi dan fisik dari remaja?
5. Perilaku apa yang sering ditemukan pada saat fase remaja? (perspektif psikologis)
6. (Kasus mike) bagaimana mike merasa gejalanya benar terjadi meski orang lain
menganggap hal tersebut suatu yang normal? Bagaimana hal tersebut terjadi?
7. Bagaimana seorang remaja tertarik terhadap lawan jenis? Apa saja
penyimpangan-penyimpangannya? Dan bagaimana perkembangan seseorang tertarik
pada individu lain?
8. Sebagai dokter, bagaimana sikap dokter dalam memposisikan diri jika pasien adalah
seorang remaja?
STEP 3
1. Pemeriksaan pada Nyla (kasus menstruasi) dan bagaimana periode normal dalam
menstruasi awal (menarche)? Dan apa saja yang dapat menyebabkan terlambatnya
menarche?
- Mengalami hymen imperforata
- Kelainan hormonal, i.g. hypothyroidism
- Nutrisi → Malnutrisi, kurang makan lemak
- Terjadi kanker atau perbesaran
- Terlalu sering olahraga → menekan hormon estrogen dan progesteron
- Menarche normalnya pada usia 11-14 tahun, namun masih bisa di luar range

2. Hormon apa saja yang berperan dalam masa pubertas?


- Laki-laki
a. Androgen
b. Testosteron
c. GH
d. FSH
e. LH
f. GnRH
g. Thyroid
- Perempuan
a. Androgen
b. Estrogen
c. Progesterone
d. FSH
e. LH
f. GH
g. GnRH
h. Thyroid

3. Apa alasan Miza masih pendek? Dan apakah termasuk normal pada usia 17 tahun?
- Tergantung growth potential → amati keluarga, jika orang tua pendek makan
mungkin normal jika Miza juga pendek.
- Perlu tahu berapa cm tinggi Miza untuk memastikan termasuk pendek atau normal.
- Max growth = (tg bapak + tg ibu + 13)/2
- Bisa menandakan malnutrisi atau penyakit kronik (umumnya cacingan yang
mengakibatkan pendek pada infeksi dan penyakit kronik), untuk mencari etiologic
dapat melakukan CBC, Aspirasi sumsum tulang, dll. Dapat juga mengamati
hormon.
- Anak-anak dapat meningkatkan tinggi tubuh selama cakram epifisis belum
menutup, wanita (14-16 th), laki-laki (19-20 th)

4. Bagaimana perkembangan psikologi dan fisik dari remaja?


Fisik
- Pertambahan tinggi yang lebih cepat dibandingkan periode sebelumnya
- Berkembangnya ciri seks primer dan sekunder
Psikologis
- Lebih matang
- Sudah sadar untuk mencolokkan eksistensinya pada lingkungan
- Tertarik pada lawan jenis
- Menjadi lebih impulsif
- Mencari jati diri

5. Gangguan perilaku apa yang sering ditemukan pada saat fase remaja? (perspektif
psikologis)
- Hiperaktif dan impulsif
- Pasif
- Gangguan kecemasan
- Memiliki kepercayaan diri yang rendah
- Body dysmorphic disorder → cemas dengan penampilan diri, merasa berbeda
- Anorexia → mentally pengen kurus dan beneran kurus

6. (Kasus mike) bagaimana mike merasa gejalanya benar terjadi meski orang lain
menganggap hal tersebut suatu yang normal? Bagaimana hal tersebut terjadi?
- Mengalami halusinasi terkait rasa sakit yang dirasakan → halusinasi adalah gejala,
etiologinya bisa banyak, i.g. bisa karena kuper
- Efek psikosomatik, kondisi kesehatan juga tergantung pada psikologis penderita.
Misal sakit perut saat mau ujian.
- Psychological anxiety → menimbulkan rasa sakit

7. Bagaimana seorang remaja tertarik terhadap lawan jenis? Apa saja


penyimpangan-penyimpangannya? Dan bagaimana perkembangan seseorang tertarik
pada individu lain?
- Lonjakan hormon dapat mengakibatkan ketertarikan
- Informasi yang diterima
- Penyimpangan: aseksual, homoseks, biseks
- Homoseks sudah tidak dianggap sebagai penyimpangan (penerimaan masyarakat?)

8. Sebagai dokter, bagaimana sikap dokter dalam memposisikan diri jika pasien adalah
seorang remaja?
- Menggunakan bahasa sehari-hari
- Istilah yang mudah dimengerti
- Pertanyaan terbuka
- Jangan memberikan sikap menghakimi dan meremehkan
- Membuat suasana lebih nyaman (active listening)

STEP 4
1. Pemeriksaan pada Nyla (kasus menstruasi) dan bagaimana periode normal dalam
menstruasi awal (menarche)? Dan apa saja yang dapat menyebabkan terlambatnya
menarche?
- Mengalami hymen imperforata → mens tertahan karena hymen
- Kelainan hormonal, i.g. hypothyroidism
- Nutrisi → Malnutrisi, kurang makan lemak
- Terjadi kanker atau perbesaran → kemoterapi menyebabkan gangguan fertilitas,
kanker yang secara langsung mensekresikan antigen atau hormon juga akan
berdampak pada fertilitas penderita.
- Terlalu sering olahraga → menekan hormon estrogen dan progesteron
- Gangguan axis pituitary → gangguan hormonal
- Menarche normalnya pada usia 11-14 tahun, namun masih bisa di luar range

2. Hormon apa saja yang berperan dalam masa pubertas?


- Laki-laki
a. Androgen
b. Testosteron
c. GH
d. FSH
e. LH
f. GnRH
g. Thyroid
- Perempuan
GnRH → peningkatan LH FSH → peningkatan estrogen → menstruasi
LH pada wanita merangsang terjadinya ovulasi dan berperan pada menarche.
a. Androgen
b. Estrogen
c. Progesterone
d. FSH
e. LH
f. GH
g. GnRH
h. Thyroid

3. Apa alasan Miza masih pendek? Dan apakah termasuk normal pada usia 17 tahun?
- Tergantung growth potential → amati keluarga, jika orang tua pendek makan
mungkin normal jika Miza juga pendek.
- Perlu tahu berapa cm tinggi Miza untuk memastikan termasuk pendek atau normal.
- Max growth = (tg bapak + tg ibu + 13)/2
- Bisa menandakan malnutrisi atau penyakit kronik (umumnya cacingan yang
mengakibatkan pendek pada infeksi dan penyakit kronik), untuk mencari etiologic
dapat melakukan CBC, Aspirasi sumsum tulang, dll. Dapat juga mengamati
hormon.
- Anak-anak dapat meningkatkan tinggi tubuh selama cakram epifisis belum
menutup, wanita (14-16 th), laki-laki (19-20 th)

4. Bagaimana perkembangan psikologi dan fisik dari remaja?


Fisik
- Pertambahan tinggi yang lebih cepat dibandingkan periode sebelumnya
- Berkembangnya ciri seks primer dan sekunder
Psikologis
- Perubahan emosi → bisa sifat positif atau negatif
- Lebih matang
- Sudah sadar untuk mencolokkan eksistensinya pada lingkungan
- Tertarik pada lawan jenis
- Menjadi lebih impulsif → di akhir bisa mengendalikan diri lebih baik
- Mencari jati diri → mencari tahu apa keinginannya dan fase dimana individu
meniru orang lain, jika tidak bisa meniru maka akan memiliki kecenderungan
untuk membuat masalah.

5. Gangguan perilaku apa yang sering ditemukan pada saat fase remaja? (perspektif
psikologis) (LO)
- Hiperaktif dan impulsif
- Pasif
- Gangguan kecemasan
- Memiliki kepercayaan diri yang rendah
- Body dysmorphic disorder → cemas dengan penampilan diri, merasa berbeda
- Anorexia → mentally pengen kurus dan beneran kurus

6. (Kasus mike) bagaimana mike merasa gejalanya benar terjadi meski orang lain
menganggap hal tersebut suatu yang normal? Bagaimana hal tersebut terjadi?
- Mengalami halusinasi terkait rasa sakit yang dirasakan → halusinasi adalah gejala,
etiologinya bisa banyak, i.g. bisa karena kuper
- Efek psikosomatik, kondisi kesehatan juga tergantung pada psikologis penderita.
Misal sakit perut saat mau ujian.
- Psychological anxiety → menimbulkan rasa sakit

7. Bagaimana seorang remaja tertarik terhadap lawan jenis? Apa saja


penyimpangan-penyimpangannya? Dan bagaimana perkembangan seseorang tertarik
pada individu lain?
- Lonjakan hormon dapat mengakibatkan ketertarikan
- Informasi yang diterima
- Heteroseks (normal?)
- Penyimpangan: aseksual (tidak tertarik melakukan hubungan), homoseks (suka
sesama), biseks (suka laki-laki dan perempuan sekaligus), panseks (tidak
mendasarkan gender sebagai pendekatan ketertarikan).
- Homoseks sudah tidak dianggap sebagai penyimpangan (penerimaan masyarakat?)
Sexual intercourse mengalami distorsi fungsi → sekarang sudah bukan buat
memiliki keturunan.. dulu karena Sic itu untuk memperpanjang keturunan maka
homosex disebut penyimpangan.

8. Sebagai dokter, bagaimana sikap dokter dalam memposisikan diri jika pasien adalah
seorang remaja?
- Menggunakan bahasa sehari-hari
- Istilah yang mudah dimengerti
- Pertanyaan terbuka
- Jangan memberikan sikap menghakimi dan meremehkan
- Membuat suasana lebih nyaman (active listening)
- Remaja cenderung berubah-ubah perilakunya, maka jangan hanya melibatkan
remaja sendiri namun juga bersama walinya, agar keputusan lebih rasional.

STEP 5 Learning Objectives


1. Gangguan perilaku apa yang sering ditemukan pada saat fase remaja? (perspektif
psikologis)
2. Apa itu psychological anxiety?
3. Psikosomatik?
4. Penyimpangan seksual?
5. Gangguan hormonal?
6. Perkembangan psikologi pada remaja?
7. Konseling?
JAWABAN LEARNING OBJECTIVES KELOMPOK (JLK)

1. Gangguan perilaku apa yang sering ditemukan pada saat fase remaja? (perspektif
psikologis)
The World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan mental sebagai
keadaan kesejahteraan dimana individu dapat mengenal kemampuan mereka, mampu
mengatasi tekanan hidup yang normal, bekerja secara produktif dan bermanfaat, serta
memberikan kontribusi kepada komunitas. Identifikasi masalah kesehatan mental pada
seorang remaja bisa menjadi sulit karena beberapa hal seperti kapasitas berpikir,
perubahan substansial pada seorang remaja, dan identitas yang dicari atau terjadi
selama masa remaja. Gangguan kesehatan perilaku pada seorang remaja merupakan
masalah yang signifikan, umum terjadi, dan dapat diobati. Gangguan perilaku
merupakan kondisi yang berkaitan dengan kondisi spesifik seperti attention deficit
hyperactivity disorder (ADHD). Gejala gangguan perilaku sendiri umum terjadi pada
populasi yang umum. Hanya anak-anak dan remaja dengan tingkat gangguan
psikologis, sosial, pendidikan atau pekerjaan yang sedang sampai parah di berbagai
rangkaian yang harus didiagnosis memiliki gangguan perilaku.
Kondisi yang berkaitan dengan adanya gangguan perilaku pada seorang remaja
yaitu kurangnya perhatian atau perilaku di sosial umum di kalangan anak-anak dan
remaja serta banyaknya aktivitas yang berlebihan. Kondisi gangguan perilaku yang
parah atau serius dapat mempengaruhi kemampuan seorang remaja dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Permasalahan perilaku pada remaja meliputi emosi dan melibatkan
adanya masalah kesehatan mental yang meliputi kecemasan, depresi, dan gangguan
perkembangan yang meresap (autism). Permasalahan perilaku yang ditemui dapat
berupa gangguan oposisi, amarah, gangguan hiperaktif defisit perhatian, dan
menantang. Kondisi gangguan perilaku yang dapat ditemui pada remaja yaitu :
- Perubahan mendadak dalam berperilaku atau hubungan sosial dengan teman
meliputi marah dan penarikan diri
- Perilaku berulang yang berkelanjutan sehingga dapat mengganggu orang lain.
Contoh perilaku kejam, mencuri, seringnya mengamuk, dan ketidaktaatan yang
terus-menerus.
- Impulsif yang berlebihan yaitu seringnya melakukan sesuatu tanpa dipikirkan
sebelumnya
Beberapa kondisi psikologis yang mempengaruhi mental seorang remaja sehingga
dapat terjadi gangguan atau perubahan perilaku meliputi :
Masalah aktual kesehatan mental remaja saat ini
a. Perubahan psikoseksual
Produksi hormon testosteron dan hormon estrogen mempengaruhi fungsi
otak, emosi, dorongan seks dan perilaku remaja. Selain timbulnya dorongan
seksual yang merupakan manifestasi langsung dari pengaruh hormon tersebut,
dapat juga terjadi modifikasi dari dorongan seksual itu dan menjelma dalam
bentuk pemujaan terhadap tokoh-tokoh olah raga, musik, penyanyi, bintang film,
pahlawan, dan lainnya.
Remaja sangat sensitif terhadap pandangan teman sebaya sehingga ia
seringkali membandingkan dirinya dengan remaja lain yang sebaya, bila dirinya
secara jasmani berbeda dengan teman sebayanya maka hal ini dapat memicu
terjadinya perasaan malu atau rendah diri.
b. Pengaruh teman sebaya
Kelompok teman sebaya mempunyai peran dan pengaruh yang besar
terhadap kehidupan seorang remaja. Interaksi sosial dan afiliasi teman sebaya
mempunyai peranan yang besar dalam mendorong terbentuknya berbagai
keterampilan sosial. Bagi remaja, rumah adalah landasan dasar sedangkan
dunianya adalah sekolah. Pada fase perkembangan remaja, anak tidak saja
mengagumi orangtuanya, tetapi juga mengagumi figur-figur di luar lingkungan
rumah, seperti teman sebaya, guru, orangtua teman, olahragawan, dan lainnya.
Dengan demikian, bagi remaja hubungan yang terpenting bagi diri mereka
selain orangtua adalah teman-teman sebaya dan seminatnya. Remaja mencoba
untuk bersikap independen dari keluarganya akibat peran teman sebayanya. Di
lain pihak, pengaruh dan interaksi teman sebaya juga dapat memicu timbulnya
perilaku antisosial, seperti mencuri, melanggar hak orang lain, serta membolos,
dan lainnya.
c. Perilaku berisiko tinggi
Remaja kerap berhubungan berbagai perilaku berisiko tinggi sebagai bentuk
dari identitas diri. 80% dari remaja berusia 11-15 tahun dikatakan pernah
menunjukkan perilaku berisiko tinggi minimal satu kali dalam periode tersebut,
seperti berkelakuan buruk di sekolah, penyalahgunaan zat, serta perilaku
antisosial (mencuri, berkelahi, atau bolos) dan 50% remaja tersebut juga
menunjukkan adanya perilaku berisiko tinggi lainnya seperti mengemudi dalam
keadaan mabuk, melakukan hubungan seksual tanpa kontrasepsi, dan perilaku
kriminal yang bersifat minor. Dalam suatu penelitian menunjukkan bahwa 50%
remaja pernah menggunakan marijuana, 65% remaja merokok, dan 82% pernah
mencoba menggunakan alkohol.
Dengan melakukan perbuatan tersebut, mereka mengatakan bahwa mereka
merasa lebih dapat diterima, menjadi pusat perhatian oleh kelompok sebayanya,
dan mengatakan bahwa melakukan perilaku berisiko tinggi merupakan kondisi
yang mendatangkan rasa kenikmatan (fun). Walaupun demikian, sebagian remaja
juga menyatakan bahwa melakukan perbuatan yang berisiko sebenarnya
merupakan cara mereka untuk mengurangi perasaan tidak nyaman dalam diri
mereka atau mengurangi rasa ketegangan. Dalam beberapa kasus perilaku
berisiko tinggi ini berlanjut hingga individu mencapai usia dewasa.
d. Kegagalan pembentukan identitas diri
Menurut J. Piaget, awal masa remaja terjadi transformasi kognitif yang besar
menuju cara berpikir yang lebih abstrak, konseptual, dan berorientasi ke masa
depan (future oriented). Remaja mulai menunjukkan minat dan kemampuan di
bidang tulisan, seni, musik, olah raga, dan keagamaan. E. Erikson dalam teori
perkembangan psikososialnya menyatakan bahwa tugas utama di masa remaja
adalah membentuk identitas diri yang mantap yang didefinisikan sebagai
kesadaran akan diri sendiri serta tujuan hidup yang lebih terarah. Mereka mulai
belajar dan menyerap semua masalah yang ada dalam lingkungannya dan mulai
menentukan pilihan yang terbaik untuk mereka seperti teman, minat, atau pun
sekolah. Di lain pihak, kondisi ini justru seringkali memicu perseteruan dengan
orangtua atau lingkungan yang tidak mengerti makna perkembangan di masa
remaja dan tetap merasa bahwa mereka belum mampu serta memperlakukan
mereka seperti anak yang lebih kecil.
Secara perlahan, remaja mulai mencampurkan nilai-nilai moral yang
beragam yang berasal dari berbagai sumber ke dalam nilai moral yang mereka
anut, dengan demikian terbentuklah superego yang khas yang merupakan ciri
khas bagi remaja tersebut sehingga terjawab pertanyaan siapakah aku? dan
kemanakah tujuan hidup saya?
Bila terjadi kegagalan atau gangguan proses identitas diri ini maka terbentuk
kondisi kebingungan peran (role confusion). Role confusion ini sering dinyatakan
dalam bentuk negativisme seperti, menentang dan perasaan tidak percaya akan
kemampuan diri sendiri. Negativisme ini merupakan suatu cara untuk
mengekspresikan kemarahan akibat perasaan diri yang tidak adekuat akibat dari
gangguan dalam proses pembentukan identitas diri di masa remaja ini.
e. Gangguan perkembangan moral
Moralitas adalah suatu konformitas terhadap standar, hak, dan kewajiban
yang diterima secara bersama, apabila ada dua standar yang secara sosial diterima
bersama tetapi saling konflik maka umumnya remaja mengambil keputusan untuk
memilih apa yang sesuai berdasarkan hati nuraninya. Dalam pembentukan
moralitasnya, remaja mengambil nilai etika dari orangtua dan agama dalam upaya
mengendalikan perilakunya. Selain itu, mereka juga mengambil nilai apa yang
terbaik bagi masyarakat pada umumnya. Dengan demikian, penting bagi orangtua
untuk memberi suri teladan yang baik dan bukan hanya menuntut remaja
berperilaku baik, tetapi orang tua sendiri tidak berbuat demikian.
Secara moral, seseorang wajib menuruti standar moral yang ada namun
sebatas bila hal itu tidak membahayakan kesehatan, bersifat manusiawi, serta
berlandaskan hak asasi manusia. Dengan berakhirnya masa remaja dan memasuki
usia dewasa, terbentuklah suatu konsep moralitas yang mantap dalam diri remaja.
Jika pembentukan ini terganggu maka remaja dapat menunjukkan berbagai pola
perilaku antisosial dan perilaku menentang yang tentunya mengganggu interaksi
remaja tersebut dengan lingkungannya, serta dapat memicu berbagai konflik.
f. Stres di masa remaja
Banyak hal dan kondisi yang dapat menimbulkan tekanan (stres) dalam masa
remaja. Mereka berhadapan dengan berbagai perubahan yang sedang terjadi
dalam dirinya maupun target perkembangan yang harus dicapai sesuai dengan
usianya. Di pihak lain, mereka juga berhadapan dengan berbagai tantangan yang
berkaitan dengan pubertas, perubahan peran sosial, dan lingkungan dalam usaha
untuk mencapai kemandirian.
Tantangan ini tentunya berpotensi untuk menimbulkan masalah perilaku dan
memicu timbulnya tekanan yang nyata dalam kehidupan remaja jika mereka tidak
mampu mengatasi kondisi tantangan tersebut.

2. Apa itu psychological anxiety?


Anxiety/kecemasan terkait dengan rasa takut dan bermanifestasi sebagai keadaan
suasana hati yang berorientasi pada masa depan yang terdiri dari sistem respons
kognitif, afektif, fisiologis, dan perilaku yang kompleks yang terkait dengan persiapan
untuk peristiwa atau keadaan yang diantisipasi yang dianggap mengancam. Kecemasan
patologis dipicu ketika ada perkiraan terlalu tinggi tentang ancaman yang dirasakan
atau penilaian bahaya yang keliru dari suatu situasi yang mengarah pada tanggapan
yang berlebihan dan tidak tepat.
Gangguan kecemasan disebabkan oleh interaksi faktor biopsikososial. Kerentanan
genetik berinteraksi dengan situasi yang membuat stres atau traumatis untuk
menghasilkan sindrom yang signifikan secara klinis.
Kecemasan dapat disebabkan oleh kondisi berikut:
a. Obat-obatan
b. Penyalahgunaan zat
c. Trauma
d. Pengalaman masa kecil
e. Gangguan panic
Mediator kecemasan yang signifikan dalam sistem saraf pusat diantaranya yaitu
norepinefrin, serotonin, dopamin, dan gamma-aminobutyric acid (GABA). Sistem saraf
otonom, terutama sistem saraf simpatis, menjadi perantara sebagian besar gejala.
Amigdala memainkan peran penting dalam meredakan ketakutan dan kecemasan.
Pasien dengan gangguan kecemasan menunjukkan respons amigdala yang meningkat
terhadap isyarat kecemasan. Struktur sistem amigdala dan limbik terhubung ke daerah
korteks prefrontal, dan kelainan aktivasi prefrontal-limbik dapat dibalik dengan
intervensi psikologis atau farmakologis.
Gangguan Kecemasan sebagaimana didefinisikan dalam Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders (edisi ke-5; DSM-5; American Psychiatric Association,
2013):
a. Separation Anxiety Disorder: Ada ketakutan atau kecemasan yang terus-menerus
dan berlebihan tentang bahaya, kehilangan, atau pemisahan dari figur keterikatan.
Gejalanya meliputi mimpi buruk dan gejala fisik. Meskipun gejalanya
berkembang di masa kanak-kanak, mereka juga bisa diekspresikan hingga
dewasa.
b. Selective mutism: Gangguan ini ditandai dengan kegagalan berbicara yang
konsisten dalam situasi sosial di mana ada harapan untuk berbicara meskipun
individu tersebut dapat berbicara dalam keadaan lain, dan dapat memahami
bahasa lisan. Gangguan ini lebih mungkin terlihat pada anak kecil daripada
remaja dan orang dewasa.
c. Specific phobia: Individu dengan fobia spesifik takut atau cemas tentang objek
atau situasi tertentu yang mereka hindari atau tahan dengan rasa takut atau
kecemasan yang intens. Ketakutan, kecemasan, dan penghindaran hampir selalu
muncul dan cenderung terus-menerus di luar proporsi bahaya aktual yang
ditimbulkan oleh objek atau situasi tertentu. Ada berbagai jenis fobia: hewan,
cedera injeksi darah, dan situasional.
d. Social Anxiety Disorder: Gangguan ini ditandai dengan ketakutan atau
kecemasan yang nyata atau intens terhadap situasi sosial di mana seseorang dapat
menjadi subjek pengawasan. Ketakutan individu bahwa dia akan dievaluasi
secara negatif dalam keadaan seperti itu. Dia juga takut dipermalukan, ditolak,
dihina atau menyinggung orang lain. Situasi ini selalu menimbulkan rasa takut
atau cemas dan dihindari atau ditahan dengan rasa takut dan cemas yang intens.
e. Panic disorder: Individu dengan gangguan ini mengalami serangan panik
berulang yang tidak terduga dan mengalami kekhawatiran terus-menerus serta
khawatir akan mengalami serangan panik lagi. Mereka juga mengalami
perubahan perilaku terkait dengan serangan panik yang bersifat maladaptif,
seperti menghindari aktivitas dan situasi untuk mencegah terjadinya serangan
panik. Serangan panik adalah gelombang rasa takut yang intens atau
ketidaknyamanan ekstrem yang mencapai puncaknya dalam beberapa menit,
disertai dengan gejala fisik dan kognitif seperti jantung berdebar, berkeringat,
sesak napas, takut gila, atau takut mati. Serangan panik dapat terjadi secara tidak
terduga tanpa pemicu yang jelas, atau mungkin terjadi, seperti sebagai respons
terhadap objek atau situasi yang ditakuti.
f. Agorafobia: Orang dengan gangguan ini merasa takut dan cemas dalam dua atau
lebih keadaan berikut: menggunakan transportasi umum, berada di ruang terbuka,
berada di ruang tertutup seperti toko dan teater, berdiri dalam antrean atau berada
di tengah keramaian, atau berada di luar rumah sendiri. Individu takut dan
menghindari situasi ini karena dia khawatir bahwa melarikan diri mungkin sulit
atau bantuan mungkin tidak tersedia jika terjadi gejala seperti panik, atau gejala
lain yang melumpuhkan atau memalukan (misalnya jatuh atau inkontinensia).
g. Generalized Anxiety Disorder: Ciri utama dari gangguan ini adalah kekhawatiran
yang terus-menerus dan berlebihan tentang berbagai domain, termasuk pekerjaan
dan kinerja sekolah, yang sulit dikendalikan oleh individu. Orang tersebut juga
mungkin mengalami perasaan gelisah, tegang; mudah lelah; kesulitan
berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong; lekas marah, ketegangan otot, dan
gangguan tidur.
h. Gangguan Kecemasan yang Diinduksi Zat / Obat: Gangguan ini melibatkan
gejala kecemasan karena keracunan zat atau penarikan atau perawatan medis.
i. Gangguan Kecemasan Karena Kondisi Medis Lain: Gejala kecemasan adalah
konsekuensi fisiologis dari kondisi medis lain. Contohnya penyakit endokrin:
hipotiroidisme, hipoglikemia, dan hiperkortisolisme; gangguan kardiovaskular:
gagal jantung kongestif, aritmia, dan emboli paru; penyakit pernapasan: asma dan
pneumonia; gangguan metabolisme: B12 atau porfiria; penyakit saraf: neoplasma,
ensefalitis, dan gangguan kejang.
Kecemasan akut mungkin memerlukan pengobatan dengan benzodiazepin.
Perawatan kecemasan kronis terdiri dari psikoterapi, farmakoterapi, atau kombinasi
keduanya.
Terapi
a. Farmakoterapi: Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI), Serotonin
Norepinephrine Reuptake Inhibitors (SNRI), benzodiazepin, antidepresan
trisiklik, obat penenang ringan, dan beta-blocker mengobati gangguan
kecemasan.
i. SSRI (fluoxetine, sertraline, paroxetine, escitalopram, dan citalopram)
adalah pengobatan yang efektif untuk semua gangguan kecemasan dan
dianggap sebagai pengobatan lini pertama.
ii. SNRI (venlafaxine dan duloxetine) dianggap sama efektifnya dengan SSRI
dan juga dianggap sebagai pengobatan lini pertama, terutama untuk general
anxiety disorder (GAD).
iii. Antidepresan trisiklik (amitriptyline, imipramine, dan nortriptyline) berguna
dalam pengobatan gangguan kecemasan tetapi menyebabkan efek samping
yang signifikan.
iv. Benzodiazepin (alprazolam, klonazepam, diazepam, dan lorazepam)
digunakan untuk manajemen kecemasan jangka pendek. Obat ini bertindak
cepat dan mengurangi kecemasan dalam waktu 30 menit hingga satu jam.
Mereka efektif dalam meningkatkan relaksasi dan mengurangi ketegangan
otot dan gejala kecemasan lainnya. Karena bekerja dengan cepat, mereka
efektif saat digunakan untuk serangan panik. Penggunaan jangka panjang
mungkin memerlukan peningkatan dosis untuk mencapai efek yang sama,
yang dapat mengakibatkan masalah terkait toleransi dan ketergantungan.
v. Buspirone adalah obat penenang ringan yang bekerja lambat dibandingkan
dengan benzodiazepin dan membutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk
mulai bekerja. Ini memiliki keuntungan karena tidak menimbulkan
kecanduan dengan efek penarikan minimal. Ini berfungsi untuk GAD.
vi. Beta-blocker (propranolol dan atenolol) mengontrol gejala fisik kecemasan
seperti detak jantung cepat, suara gemetar, berkeringat, pusing, dan tangan
gemetar. Obat ini paling membantu untuk fobia, terutama fobia sosial.

b. Psikoterapi: Salah satu bentuk psikoterapi yang paling efektif adalah terapi
perilaku kognitif. Ini adalah bentuk terapi terstruktur, berorientasi pada tujuan,
dan didaktik yang berfokus pada membantu individu mengidentifikasi dan
memodifikasi pola pikir dan keyakinan maladaptif karakteristik yang memicu dan
mempertahankan gejala. Bentuk terapi ini berfokus pada pembangunan
keterampilan perilaku sehingga pasien dapat berperilaku dan bereaksi lebih
adaptif terhadap situasi yang menimbulkan kecemasan. Terapi pemaparan
digunakan untuk menggerakkan individu menghadapi situasi dan rangsangan
yang memicu kecemasan yang biasanya mereka hindari. Eksposur ini
menghasilkan pengurangan gejala kecemasan karena mereka mengetahui bahwa
kecemasan mereka menyebabkan mereka mengalami alarm palsu dan mereka
tidak perlu takut pada situasi atau rangsangan dan dapat mengatasi situasi seperti
itu secara efektif.
Gangguan kecemasan memiliki morbiditas yang sangat tinggi termasuk
penyalahgunaan zat, alkoholisme dan depresi berat. Selain itu, kecemasan yang terus
menerus juga meningkatkan risiko terjadinya efek samping pada jantung. Di sisi lain,
kecemasan merusak kemampuan untuk mengembangkan hubungan sosial dan
memperburuk kualitas hidup. Kecemasan yang parah juga dikaitkan dengan tingginya
angka bunuh diri.

3. Psikosomatik?
Istilah psikosomatis berasal dari kata Yunani "psyche" (pikiran) dan "soma"
(tubuh). Gangguan psikosomatis adalah penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh.1,9
DSM-II 1968 mendefinisikan gangguan psikosomatis sebagai “Gejala psikosomatis
yang disebabkan oleh emosi faktor dan melibatkan sistem organ tunggal biasanya di
bawah inervasi sistem saraf otonom.3 Keadaan mental mempengaruhi organ tubuh
melalui penggabungan dari tiga komponen yang saling terkait: saraf, hormon, dan
imunologis. Dengan perintah sadar otak, motorik neuron bertanggung jawab atas
gerakan sukarela seperti mengatupkan gigi. Aksis hipotalamus-pituitari-adrenal dan
sistem saraf simpatis diaktifkan oleh stres yang selanjutnya menyebabkan penurunan
respon imun.
Terkadang faktor mental dan emosional bisa berperan sebagai faktor risiko yang
bisa mempengaruhi inisiasi dan perkembangan gangguan oromukosa. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa di sebagian besar masalah mulut seperti gangguan
nyeri kronis, sindrom mulut terbakar dll, faktor psikologis memainkan peran utama
dalam patogenesis penyakit tersebut.3
Menurut klasifikasi penyakit internasional, Gangguan psikosomatis dapat
diklasifikasikan berdasarkan ada tidaknya kerusakan jaringan:6
- A - "Kerusakan psikologis yang timbul dari faktor mental". Kelompok ini
menggambarkan bermacam-macam manifestasi fisik atau semacam kerusakan
psikologis dengan etiologi mental yang tidak melibatkan kerusakan jaringan dan
biasanya dimediasi melalui sistem saraf otonom (ANS). Contoh dari kategori ini
adalah gangguan pernapasan misalnya hiperventilasi, batuk psikogenik, gangguan
kardiovaskular seperti neurosis jantung, kelainan kulit seperti pruritus.
- B - Jika ada kerusakan jaringan dan faktor psikologis berasosiasi dengan
patogenesis penyakit.
Pada tahun 1978 Zegarelli.E.V., Kutscher.A.H dan HYMAN. G.A
mengklasifikasikan gangguan psikosomatis sebagai berikut.12
1) Psikoneurotik - karakteristik dasarnya adalah perasaan kecemasan. Jenis neurosis
a) Fobia
b) Obsesif
c) Depresif
d) Konversi
2) Psikofisiologis - Distress - menjadikan individu rentan terhadap disfungsi
fisiologis dan akhirnya berujung kerusakan jaringan bukan neurotik ataupun
psikotik.
3) Kepribadian - Individu memiliki pola tindakan atau perilaku daripada mental,
somatik atau emosional gejala.
4) Psikotik - Ditandai dengan disintegrasi kepribadian dengan ketidakmampuan
dalam melihat, mengevaluasi dan menguji realitas.

4. Penyimpangan seksual?
Gangguan Seksual
Gangguan seksual merupakan perilaku seksual yang destruktif bagi diri sendiri
maupun orang lain, yang tidak dapat diarahkan kepada seseorang pasangan, yang diluar
stimulasi organ seks primer, dan yang disertai dengan rasa bersalah dan kecemasan
yang tidak sesuai, atau konfulsif. Gangguan ini merupakan suatu penyimpangan
perilaku seksual yang disebut dengan parafilia. Parafilia adalah dorongan seksual yang
mendalam dan berulang yang menimbulkan fantasi seksual yang difokuskan pada objek
yang bukan pada manusia saja, penderita atau penghinaan diri sendiri atau partnernya,
atau anak-anak atau orang-orang yang tidak mengizinkan. Parafilia digolongkan kriteria
tingkat ringan yaitu bila penderita hanya mengalami dorongan parafilia yang kuat tetapi
tidak melakukannya. Dianggap sedang bila melakukan kadang- kadang dan dianggap
berat bila berulang-ulang dilakukan. Jenis-jenis parafilia :
a. Pedofilia
Adalah kelainan seks dengan melakukan seksual untuk memenuhi hasratnya
dengan cara menyetubuhi (pencabulan) anak-anak dibawah umur. Hal ini
dilakukan oleh orang dewasa (16 tahun keatas) terhadap anak-anak secara seksual
belum matang (biasanya dibawah 13 tahun). Hampir semua yang mengalami
gangguan ini adalah pria. Untuk menarik perhatian anak, penderita bertingkah
laku baik misalnya sangat dermawan ada juga yang berperilaku kasar dan
mengancam.
Umumnya penderita pedopilia adalah orang yang takut gagal dalam
berhubungan secara normal terutama menyangkut hubungan seks dengan wanita
yang berpengalaman. Akibatnya ia mengalihkan pada anak-anak karena
kepolosan anak tidak mengancam harga dirinya. Disamping itu ketika anak-anak,
perilaku meniru dari model atau contoh yang buruk. Ada tiga macam pengganggu
dalam berfantasi :
1) Pengganggu situasional (situasional molester) yaitu mempunyai
perkembangan dan perhatian seksual yang normal, tetapi keadaan tertentu
seperti stress timbul keinginan seksual terhadap anak dan setelah
melakukan merasa tertekan.
2) Pengganggu yang menjadi pilihan (preference molester) merupakan
kepribadian dan gaya hidupnya.
3) Pemerkosa anak merupakan perbuatan dari dorongan seksual yang bersifat
musuh.
b. Exibionisme
Adalah dorongan untuk mendapatkan stimulasi dan kepuasan seksual atau untuk
membangkitkan fantasi-fantasi dengan memperlihatkan alat genital terhadap
orang yang tidak dikenal.
c. Voyeurisme
Berasal dari bahasa perancis yaitu kata ‘voir’ artinya melihat, yaitu untuk
mendapatkan kepuasan dengan cara melihat organ seks orang lain atau orang
yang sedang melakukan aktivitas seksual, yang tidak menyadari seseorang sedang
diintip.
d. Sadomasokisme
Istilah sadisme berasal dari marquis de sade seorang penulis pada abad kedelapan
belas, ia menggambarkan seorang tokoh yang memperoleh kepuasan seks dengan
menyiksa pasangannya secara kejam, sadisme seksual adalah kepuasan seksual
didapat dari aktifitas atau dorongan menyakiti pasangan. Siksaan bisa secara fisik
(menendang, memperkosa, dan memukul) maupun psikis (menghina,
memaki-maki), penderitaan korban inilah yang bisa membuatnya merasa
bergairah dan puas.
e. Masokhisme
Gangguan ini memiliki ciri mendapatkan kegairahan dan kepuasan seksual yang
didapat dari rangsangan dengan cara diperlakukan secara kejam baik secara fisik
maupun psikis. Perlakuan kejam bisa dilakukan sendiri atau dilakukan oleh
pasangannya.
f. Fetisisme
Ciri utama gangguan ini adalah penderita menggunakan benda sebagai cara untuk
menimbulkan gairah atau kepuasan seksual, benda yang umum digunakan adalah
benda aksesoris milik wanita misalnya pakaian dalam wanita, sepatu, kaos kaki,
dll.
g. Transvestisme
Gangguan ini hanya terjadi pada laki-laki yang perilakunya seperti wanita,
gambaran utamanya adalah penderita mendapatkan gairah atau kepuasan seksual
bila ia berpakaian seperti lawan jenisnya, ketika sedang berpakaian seperti
wanita, penderita melakukan masturbasi lalu sambil membayangkan seorang
laki-laki tertarik pada dirinya sebagai seorang wanita.
h. Zoofilia
Gangguan ini juga disebut dengan Bestiality, ciri utamanya adalah penderita
mendapatkan gairah atau kepuasan seksual dengan cara melakukan kegiatan
seksual dengan binatang.
i. Frotteurisme
Ciri utama gangguan ini adalah dorongan untuk menyentuh, meremas-remas dan
menggesek-gesekkan organ seks kepada orang tak dikenal, penderita umumnya
senang berada ditempat yang penuh sesak dimana ia bisa melarikan diri dengan
mudah, bisanya yang menjadi korban adalah wanita yang sangat menarik dengan
pakaian yang sangat ketat.
j. Homoseksual
Homoseksual yaitu penderita memilih pasangan seksual yang sama jenis dengan
dirinya yaitu pria dengan pria dan wanita dengan wanita (lesbian). Dikatakan
sebagai gangguan apabila mereka merasa tidak nyaman dengan hubungan yang
terjadi.
Disfungsi Seksual
Disfungsi seksual merupakan gangguan seksual yang bukan disebabkan oleh
penyakit organik, namun sebagai sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan
fisiologis dan faktor fisik.
a. Gangguan keinginan seksual yaitu kurangnya atau tidak adanya keinginan untuk
melakukan hubungan seks. Hilangnya gairah seks bisa bersifat global maupun
situasional. Yang global, penderita bisa tidak mempunyai gairah sama sekali
bahkan dalam bentuk fantasi sekalipun, contohnya wanita trauma pasca korban
pemerkosaan. Sedangkan yang situasional yaitu terjadi pada laki laki berdasarkan
situasi psikologisnya aman. Untuk mendiagnosa perlu diperhatikan faktor usia,
ketidakpuasan seks, lingkungan yang menimbulkan ketidak inginan untuk
berhubungan seks dan frekuensi hubungan seks.
b. Gangguan hasrat seksual ditandai oleh defisiensi atau tidak adanya fantasi seksual
dan hasrat untuk aktivitas seksual. Ciri utamanya adalah kegagalan untuk
mencapai atau mempertahankan arousal atau excitement dalam berhubungan
seks. Pada wanita gangguan ini disebut frigiditas yang ditandai tidak tercapainya
lubrikasi (pelumasan) dan membuka vagina.
c. Orgasme terhambat (Inhibited Orgasm)
Ciri utamanya adalah penderita tidak mencapai fungsi orgasme, gangguan ini bisa
terjadi pada pria maupun wanita.
d. Ejakulasi dini (premature ejaculation)
Ciri utamanya adalah penderita tidak mampu mengontrol atau mengendalikan
ejakulasi selama aktivitas seks berlangsung.
e. Dispareunia (Dyspareunia)
Ciri utama adalah penderita mengalami kesakitan selama berhubungan seksual.
Gangguan ini terjadi pada wanita, gangguan ini bisa disebabkan oleh faktor
organis misalnya adanya infeksi pada vagina dan serviks.
f. Vaginismus
Ciri utamanya adalah terjadinya spasme atau kontraksi otot pada vagina yang
sangat kuat sehingga mengganggu senggama.

5. Gangguan hormonal?
- FSH yang tinggi sehingga mempengaruhi perkembangan folikel sedangkan folikel
merupakan kantung yang berisi sel telur. Hal ini menyebabkan sel telur tidak
matang untuk dibuahi.
- Gangguan Ovulasi → Terjadi akibat kadar LH yang tinggi.
- Gangguan Haid → Disebabkan ketidakseimbangan FSH mau LH sehingga kadar
estrogen dan progesteron tidak normal.
- Gangguan reproduksi → disebabkan ketidakseimbangan hormon. Gangguan
reproduksi yang biasa terjadi misalnya Kista endometriosis yang banyak dialami
wanita, yang memiliki kadar FSH dan LH tinggi.
- Sifat kelaki lakian pada wanita akibat tingginya kadar hormon androgen.

6. Perkembangan psikologi pada remaja?


Erik Erikson adalah ahli teori perkembangan emosional yang paling berpengaruh.
Dia mengemukakan bahwa kepribadian berkembang dalam urutan atau lintasan yang
telah ditentukan melalui delapan tahap perkembangan psikososial. Erik
mengkonseptualisasikan pembangunan perilaku sebagai serangkaian respon dari
krisis-krisis yang harus dilalui oleh seorang individu di setiap tahap psikososialnya.
Setiap tahap, seseorang harus bernegosiasi dengan tugas-tugas yang sulit dan sering
kali bertentangan untuk mempertahankan lintasan perkembangan mereka. Tugas-tugas
atau krisis tersebut bersifat psikososial karena melibatkan kebutuhan psikologis
individu (yaitu psiko) yang bertentangan dengan kebutuhan masyarakat (yaitu sosial).
Setiap hasil negosiasi pada setiap tahap akan berdampak positif atau negatif bagi
perkembangan kepribadian tergantung bagaimana seseorang menyelesaikan
krisis-krisis mereka di setiap tahap. Keberhasilan menyelesaikan setiap tahap
menghasilkan kepribadian yang sehat dan mendapatkan kebajikan dasar(basic virtue).
Kebajikan dasar adalah kekuatan karakteristik individu yang dapat digunakan ego
untuk menyelesaikan krisis berikutnya dengan baik. Sebaliknya, kegagalan untuk
berhasil menyelesaikan suatu tahap dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan
untuk menyelesaikan tahap selanjutnya dan menyebabkan kepribadian dan perasaan
diri yang lebih tidak sehat. Meskipun kegagalan akan berpengaruh secara kumulatif
pada tahap-tahap selanjutnya, namun seseorang dapat mengejar kekurangannya tersebut
di lain waktu. Teori Erik ini sering disebut dengan model perkembangan epigenetic.
Berikut adalah tahapan-tahapan dan krisisi-krisis yang perlu seorang individu
hadapi dalam kehidupannya :
Stage Psychosocial Crisis Basic Virtue Age

1. Trust vs. Mistrust Hope 0 – 1½

2. Autonomy vs. Shame Will 1½ - 3

3. Initiative vs. Guilt Purpose 3–5

4. Industry vs. Inferiority Competency 5 – 12

5. Identity vs. Role Confusion Fidelity 12 – 18

6. Intimacy vs. Isolation Love 18 – 40

7. Generativity vs. Stagnation Care 40 – 65

8. Ego Integrity vs. Despair Wisdom 65+

Menurut WHO, seorang remaja (adolescent) memiliki rentang usia 10-19 tahun.
Pada tahap rentang usia ini menurut tabel di atas, seorang remaja berada di akhir tahap
empat dan berada di awal tahap enam. Namun, dari ketiga tahap tersebut, pada masa
remaja, tahap lima menjadi tahapan yang paling dominan dan memakan banyak
perhatian.
Pada tahap lima, merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Tahap
ini merupakan tahap yang sangat penting dan vital. Pada tahap ini, anak-anak akan
mulai berpikir secara mandiri untuk menjadi bagian dari masyarakat. Tahap ini adalah
tahap perkembangan utama di mana anak harus mempelajari peran yang akan ia
tempati sebagai orang dewasa. Pada tahap inilah remaja akan memeriksa kembali
identitasnya dan mencoba mencari tahu siapa dia sebenarnya. Erikson menyatakan
bahwa ada dua identitas yang terlibat besar pada tahap ini. Identitas tersebut adalah
identitas seksual dan pekerjaan.
Erik mengklaim bahwa remaja mungkin merasa tidak nyaman dengan tubuhnya
untuk sementara waktu sampai mereka dapat beradaptasi. Keberhasilan pada tahap ini
akan mengarah pada kebajikan dasar kesetiaan. Kesetiaan melibatkan kemampuan
untuk berkomitmen pada orang lain atas dasar menerima orang lain, bahkan ketika
mungkin ada perbedaan ideologis. Selama periode ini, seorang individu akan
mengeksplorasi banyak sekali kemungkinan dan secara simultan membentuk identitas
diri berdasarkan hasil eksplorasi tersebut.
Kegagalan untuk membangun rasa identitas dalam masyarakat dapat menyebabkan
kebingungan peran atau krisis identitas. Kebingungan peran melibatkan individu yang
tidak yakin tentang diri mereka sendiri atau peran mereka dalam masyarakat.
Kebingungan peran akan mengarahkan seorang remaja untuk bereksperimen dengan
gaya hidup yang berbeda.

7. Konseling?
Selama masa remaja, manusia mengalami perubahan fisiologis dan biologis.
Perubahan ini mempengaruhi keadaan emosi remaja. Selain itu, munculnya dorongan
seksual mempengaruhi remaja untuk mengeksplorasi hubungan baru yang mana
menghasilkan tantangan sosial dan interpersonal. Selama masa remaja, remaja juga
mengalaminya perubahan kognitif. Mereka mengembangkan kapasitas untuk pemikiran
abstrak, melihat cara-cara baru prosesi informasi dan belajar berpikir kreatif dan kritis.
Membentuk identitas, harapan orang tua, kemasyarakatan ekspektasi dan mengelola
pengaruh teman sebaya juga menantang bagi kebanyakan anak muda. Ini tantangan
remaja dikombinasikan dengan stres dan tuntutan hidup membuat banyak orang muda
menjadi kecewa, kewalahan dan tidak mampu mengatasinya.
Ada beberapa masalah pada remaja seperti :
- Stres
- Kepribadian berubah
- Tidak sehat secara mental
- Penyalahgunaan zat adiktif
- Ide-ide aneh
- Tanda dan gejala mungkin tidak cocok dengan orang dewasa atau anak-anak
Konseling adalah salah satunya dari modalitas penting pengobatan untuk masalah
yang berhubungan dengan remaja. Ini didefinisikan sebagai proses interaktif bersama
remaja yang membutuhkan bantuan dan konselor yang terlatih dan dididik untuk
memberikan bantuan. Konseling adalah proses di mana pasien dibantu dalam
menangani mereka konflik pribadi dan antarpribadi oleh pihak ketiga dokter. Dalam
melakukan konseling ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu :
- Kembangkan hubungan yang baik dengan klien
- Kembangkan keterampilan mendengarkan yang baik
- Amati tindakan klien
- Harga diri yang kuat
- Perhatian yang tulus untuk klien
- Terbukalah
- Bersikaplah fleksibel
- Jadilah orang yang dapat dipercaya
- Mudah didekati
- Bersikaplah pengertian
- Sabar
- Menunjukan rasa menghargai
- Gunakan humor yang baik
Selain itu ada beberapa hal yang harus dihindari saat melakukan konseling :
- Seperti menginterogasi
- Memaksakan nilai-nilai Anda
- Sikap menyalahkan
- Waktu tidak memadai
- Nasihat atau cari solusi yang terlalu terburu-buru
Dalam melakukan konseling ada beberapa tahapan yang dilakukan yaitu :
- Tahap 1 - Membangun hubungan
- Tahap 2 - Penilaian dan diagnosis
- Tahap 3 - Perumusan tujuan konseling
- Tahap 4 - Intervensi dan pemecahan masalah
- Tahap 5 - Penghentian dan tindak lanjut
- Tahap 6 - Penelitian dan evaluasi
Referensi
1. Bahman Tofighi A Study of the Relationship BetweenStress and Psychosomatic
Disorders. Department of Consulting, Bushehr Branch, Islamic azad University,
Bushehr, Iran.
2. Chand SP, Marwaha R. Anxiety. [Updated 2020 Nov 29]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470361/
3. Chandrashekhar C R, Math S B, psychosomatic disorders in developing countries;
current issues and future challenges, current opinion in psychiatry 2006;19 (2):201-206
4. DISORDERS, C. 2021. CHILD & ADOLESCENT MENTAL & BEHAVIOURAL
DISORDERS. [online] Ncbi.nlm.nih.gov. Available at:
<https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK390829/> [Accessed 6 March 2021].
5. Idai.or.id. 2013. IDAI | Masalah kesehatan mental emosional remaja. [online] Available
at:<https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/masalah-kesehatan-mental-em
osional-remaja> [Accessed 6 March 2021]
6. KAPLAN and KAPLAN “Comprehensive textbook of psychiatry” 2000, seventh
edition, Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia.
7. Lesmana, Cokorda B. J. 2017. Buku Panduan Belajar Koas Ilmu Kedokteran Jiwa.
Denpasar: Udayana University Press.
8. Michaud, P. and Fombonne, E. (2005). Common mental health problems. BMJ,
330(7495), pp.835-838.
9. Nagabhushana D, B. Balaji Rao, Mamtha GP, Rajeshwari annigaeri, Raviraj J. Stress
related disorders – A review JIAOMR 2004,16:03 (5):197-200.
10. Ray, Rajib & Mahapatro, Samarendra & Kar, Subhranshu. (2011). Adolescent
Counseling. Indian Journal of Clinical Practice, 22, 117-119.
11. Who.int. 2021. [online] Available at:
<https://www.who.int/mental_health/mhgap/cmh_slides.pdf> [Accessed 6 March
2021].
12. Zegarelli E.V, Kutscher A.H and Hyman G.A “diagnosis and diseases of the mouth and
the jaws” 2nd edition, Lea and Febiger, Philadelphia 1978 page 571-575.

You might also like