Professional Documents
Culture Documents
Uas Filsafat
Uas Filsafat
Kelas : 3D/TBI
Nim : 200107093
Kontak : 085934247965
Jawaban:
1. Karena meskipun demikian, tidak semua kegiatan berpikir dan hasil berpikir
dimaksud dapat dikategorikan sebagai berfilsafat dan juga tidak semua manusia
pun bisa berpikiran berfilsafat.
5. a. Monisme
Monisme: aliran yang mempercayai bahwa hakikat dari segala sesuatu yang ada
adalah satu saja, baik yang asa itu berupa materi maupun rohani yang menjadi
sumber dominan dari yang lainnya. Para filosof pra-Socrates seperti Thales,
Demokritos, dan r termasuk dalam kelompok Monisme, selain juga Plato dan
Aristoteles. Sementara filosof Modern seperti I. Kant dan Hegel adalah penerus
kelompok Monisme, terutama pada pandangan Idealisme mereka.
b. Dualisme
Dualisme: kelompok ini meyakini sumber asal segala sesuatu terdiri dari dua
hakikat, yaitu materi(jasad) dan jasmani(spiritual). Kedua macam hakikat itu
masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama abadi dam azali.
Perhubungan antara keduanya itulah yang menciptakan kehidupan dalam alam
ini. Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini ialah
dalam diri manusia.
c. Pluralisme
Istilah pluralisme berakar pada kata dalam bahasa latin pluralis yang berarti
jamak atau plural.
Aliran pluralism secara umum dicirikan oleh keyakinan-keyakinan berikut:
a. Realitas fundamental bersifat jamak, berbeda dengan dualisme (yang
menyatakan bahwa realitas fundamental ada dua) dan monisme (yang
menyatakan bahwa realitas fundamental hanya satu);
b. Ada banyak tingkatan hal-hal dalam alam semesta yang terpisah, yang tidak
dapat direduksi, dan pada dirinya independen;
c. Alam semesta pada dasarnya tidak tertentukan dalam bentuk; tidak memiliki
kesatuan atau kontuinitasharmonisyang mendasar, tidak ada tatanan koheren
dan rasional fundamental
d. Nihilisme
Istilah nihilisme bersal dari bahasa latin yang secara harafiah berarti tidak ada
atau ketiadaan.
Pengertian nihilisme dapat dirinci dalam beberapa poin berikut ini:
a. Penyangkalan mutlak, dalam konteks ini nihilism berarti titik pandang yang
menolak ideal positif mana pun;
b. Dalam epistemology, penyangkalan terhadap setiap dasar kebenaran yang
objektif dan real;
c. Teori bahwa tidak ada yang dapat diketahui, semua pengetahuan adalah ilusi,
tidak bermanfaat, tidak berarti, relatif (nisbi) dan tidak bermakna;
d. Tidak ada pengetahuan yang mungkin;
e. Keadaan psikologis dan filosofis di mana tidak ada nilai etis, religious, politis dan
sosial;
f. Penyangkalan skeptis terhadap semua yang dianggap sebagai real atau tidak
real, pengetahuan atau kekeliruan, ada atau tiada, ilusi atau non ilusi,
penyangkalan terhadap nilai dari semua pembedaan.
6. a.aliranidealisme
Idealisme suatu aliran yang mengedepankan akal pikiran manusia. Sehingga
sesuatu itu bisa terwujud atas dasar pemikiran manusia. Dalam pendidikan,
idealisme merupakan suatu aliran yang berkontribusi besar demi kemajuan
pendidikan. Hal tersebut bisa dilihat pada metode dan kurikulum yang digunakan.
Idealisme mengembangkan pemikiran peserta didik sehingga menjadikan
peserta didik mampu menggunakan akal pikiran atau idenya dengan baik dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam makalah ini, penulis akan mencoba
menguraikan lagi tentang hal-hal yang berkaitan dengan aliran filsafat idealisme.
b.aliran realisme
Realisme merupakan salah satu pemikiran aliran klasik yang di sandarkan
kepada ariestoteles yang memandang dunia dalam tema material. Realisme
berpandangan bahwa hakikat realitas ialah fisik dan juga ruh yang bersifat hal
fisik dan rohani (dualitas).
c.aliran pragmatisme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah
segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan melihat
kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan
demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan
bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu.
Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, di mana apa yang
ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata merupakan fakta-fakta individual,
konkret, dan terpisah satu sama lain. Dunia ditampilkan apa adanya dan
perbedaan diterima begitu saja. Representasi realitas yang muncul di pikiran
manusia selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum. Ide
menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan. Dengan demikian,
filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan
seputar kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik, sebagaimana yang dilakukan
oleh kebanyakan filsafat Barat di dalam sejarah.
7. Perbedaan paham koherensi dan paham korespondensi
Paham koherensi menyatakan suatu pernyatan adalah benar apabila pernyatan
tersebut cocok dan sesuai dengan serangkaian pernyataan lain yang telah
diterima kebenarnnya. Dengan kata lain, suatu pernyataan itu benar apabila
mempunyai hubungan-hubungan dengan ide-ide atau gagasan dari pernyataan
terdahulu yang bernilai benar dalam satu sistem pemikiran yang saling
berhubungan secara logis dan sistematis.
Sedangkan paham korespondensi ini pada perkembangannya dipengangi oleh
para ahli hadis, yang olehnya disebut sebagai kaum tradisionalis. Hal ini
tercermin dalam pemusatan terhadap arti penting sanad. Dalam arti, suatu hadis
dianggap benar apabila fakta menunjukkan bahwa sanad hadis itu terdiri atas
para pelapor (rawi) yang terpercaya. Jadi sanad yang handal merupakan acuan
untuk menetapkan kebenaran suatu hadis. Apabila sanad suatu hadis telah sah
karena terdiri dari perawi yang terpercaua maka laporan mereka dapat diterima.