You are on page 1of 24

BAB 3

AQIDAH RUBBUBIYAH
A. Pendahuluan
Zaman serba canggih, teknologi mutakhir,
komunikasi sudah dapat menjelajah seluruh dunia, namun
banyak manusia yang semakin tidak meyakini adanya
Allah SWT. Mereka lebih memilih meminta pertolongan
kepada benda-benda keramat, benda antik, yang
dipercayai seperti batu akik, cincin aneh, keris kuno,
tempat-tempat keramat dan kuburan. Keyakinan mereka
bertambah besar, bila setiap permintaan yang ia minta
selalu terkabul, mereka tidak sadar bahwa semuanya itu
Allah lah yang meemberinya.
Aqidah Rubbubiyyah adalah mengajarkan
keyakinan tentang Rabb yang maha esa, maha tunggal,
esanya Allah SWT, dengaan segala pikiran, teori berikut
dalil-dalilnya yang menjurus kepada kesimpulan bahwa
Allah itu Maha Esa.1 Aqidah Rubbubiyah dalam agama
Islam sama ilmu theologi dalam agama Kristen Katolik
dan protestan. Keduanya mempersoalkan tentang zat
Allah SWT. Ilmu theologi dalam agama Kristen Katolik
dan protestan yang membedakan ialah Aqidah
Rubbubiyah mengajarkan bahwa Allah SWT itu maha
esa, Allah tempat semua makhluk bergantung, Allah tidak
beranak dan tidak diperanakkan, Allah tidak serupa
dengan makhluk. Allah maha esa baik zatnya maupun
sifat dan perbuatan-Nya. Theologi Kristen Katolik dan
protestan mengajarkan trinitas yaitu Allah SWT itu tiga
dalam satu dan satu dalam tiga oknum. Yang dimaksud
dengan tiga oknum adalah Allah SWT Bapak, Allah SWT
anak (Yesus), dan rohul-kudus, yang nyata-nyata sesat

1
Abdul Rahman Shaleh, Akhlak Ilmu Tauhid, (Depag RI:
1984/1985), hlm.109.

1
menyesatkan, tidak masuk akal. Hanya orang yang buta
hatinya saja dapat menyakininya, karena memang benar-
benar tidak masuk akal.
Aqidah Rubbubiyah pada intinya berkaitan dengan
upaya memahami dan menyakini adanya Rabb dengan
segala sifat dan perbuatan-Nya. Mencakup arkanul iman
yaitu pembahasan tentang rukun iman, iman kepada
Allah, Iman Kepada Malikat, Iman kepada Kitab-kitab
yang diturunkan-Nya, Iman kepada Rasul, Iman kepada
Kadar dan Takdir Allah SWT, dan Iman kepada Hari
Kiamat.2
B. Pengertian
Aqidah Rubbubiyah adalah pengembangan dari
ilmu tauhid yang mempelajari zat Robb yang maha
tunggal. Aqidah Rubbubiyah ialah keyakinan tentang
keesaa Allah dan segala pikiran dan teori keberadaanNya.
Dalil-dalil yang menjurus kepada ke-Esa-an Allah
dahulunya disebut ilmu tauhid.
Aqidah Rubbubiyah ialah mengakui, bahwa
seluruh alam ini baik alam nyata maupun alam benda atau
alam ghaib (alam ruh) diciptakan oleh satu Allah SWT,
yaitu Allah SWT yang menciptakan bumi, langit, bulan,
matahari dan bintang.
Aqidah Rubbubiyah mempunyai pengertian yang
luas, diantaranya;
 Aqidah Rubbubiyah turunan dari ilmu tauhid. Tauhid
berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata dasar
wahhada-yuwahhidu-tauhidan, dalam bentuk mash-
dar fi’il tsulasi mazid yang berarti keesaan, yaitu ilmu

2
Abidin Nata, Akhlak Tasauf, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
1999), hlm. 21.

2
yang memperdalam keyakinan kepada ke-Esa-an
Allah SWT.3
 Aqidah Rubbubiyah merupakan keyakinan tentang
satu Allah SWT dengan segala pikiran dan teori,
berikut dalil-dalilnya menjurus kepada kesimpulan
bahwa Allah itu adalah Rabb yang maha tunggal,
maha esa dari segala sifat-sifatNya.
 Aqidah Rubbubiyah menetapkan, mengetahui dengan
sebenar-benarnya serta meyakini dengan seyakin-
yakinnya bahwa Allah itu adalah Rabb yang maha
esa, tidak ada Allah SWT selain Allah SWT.
 Aqidah Rubbubiyah adalah ilmu yang membahas
segala kepercayaan adanya sang pencipta, hukum-
hukumNya, tata aturanNya, risalahNya, ajaranNya,
agamaNya dengan menggunakan dalil-dalil dariNya
yang meyakinkan, mudah, simpel dan masuk akal
pikiran, karena sesuai fitrah manusia.
 Aqidah Rubbubiyah adalah ilmu yang menggali dan
menguraikan pelajaran yang bertalian wujud Allah,
sifat-sifatNya, kemahakuasaanNya, mengajarkan
dengan arkanul iman, yaitu iman kepada Allah SWT,
iman kepada Malaikat, iman kepada Rasul, iman
kepada kitab, iman kepada hari akhir, dan iman
kepada qadha dan qadar Allah.
 Aqidah Rubbubiyah adalah mengi’tikatkan diri
dengan sugguh-sungguh bahwa Allah itu maha Esa,
maha tunggal, maha mulia, tidak dengan mengesakan
Allah dari beberapa Allah SWT kemudian di-Esa-kan.
 Aqidah Rubbubiyah merupakan suatu ilmu yang
membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat
yang wajib tetap ada padanya, sifat-sifat yang boleh
3
Asmal May, Akidah Tauhid, (Pekanbaru: UIN Suska, 2003),
hlm.109.

3
disifatkan kepadanya, dan sifat-sifat yang sama sekali
wajib dilenyapkan dari padaNya, juga membahas
tentang Rasul Allah, meyakinkan kerasulanNya, dan
meyakinkan apa yang wajib pada diri mereka dan apa
yang terlarang menghubungkannya denganNya.
 Aqidah Rubbubiyah pada hakikatnya adalah suatu
ilmu yang membicarakan tentang pokok-pokok
keyakinan dalam Islam dengan menggunakan dalil-
dalil yang meyakinkan baik dalil naqli (Qur’an dan
Hadits) maupun dalil akal.4
 Aqidah Rubbubiyah yaitu mengesakan Allah, baik
dalam hal rububiyah, Uluhiyah, maupun
kesempurnaan Asma dan sifat-sifatNya.5
 Aqidah Rubbubiyah adalah pelajaran aqidah untuk
mengenal dan menetapkan hakikat zat wajibal wujud,
segala sifat dan af’alNya, menetapkan Qadha dan
Qadar Allah, dengan dalil-dalil yang diambil dari Al-
Qur’an dan hadis Rasulullah saw.
 Aqidah Rubbubiyah adalah mengesakan Allah dalam
hal-hal perbuatan-perbuatanNya, seperti menciptakan,
memberi rizki, mengatur segala urusan, menghi-
dupkan, mematikan, dan segala kuasaNya.6
 Aqidah Rubbubiyah adalah mengesakan Allah,
dengan menyakini bahwa Dia sendiri yang
menciptakan segenap makhluk dan alam semesta ini.

4
Abdul Aziz bin Muhammad Al-Uba Latif, Tauhid, (Saudi
Arabia: Depertemen Agama Saudi Arabia, 1422 H), hlm. 7.
5
H.A.Kadir MZ, Ab-Nurul Bahir Ilai Imanil Karim, (Jakarta:
Serajaya Sentia; 1985), hlm. 6
6
Shalih bin Faujan bin Abdullah bin Al-Faujan, Kitab Tauhid,
(Yokyakarta: UII Fakultas Ilmu Agama Islam Pusat Dakwah dan
Pelayanan Masyarakat, 2000), hlm. 22.

4
C. Rubbubiyah Menurut Nonmuslim
Aqidah Rubbubiyah adalah meyakini keesaan
Allah dalam rububiyah, ikhlas beribadah kepadaNya.
Aqidah Rubbubiyah yaitu mengesakan Allah dalam
segala perbuatanNnya, dengan meyakini bahwa dia
sendiri yang menciptakan segenap makhlu. Allah
berfirman: Artinya: “Allah menciptakan segala
sesuatu….” Bahwasanya dia adalah pemberi rezeki bagi
setiap manusia, bintang dan makhluk lainnya.
Ini merupakan bukti dari Rubbubiyah Allah dalam
memberikan rizki. Allah juga menyatakan tentang
keesaan-Nya dalam RububiyahNya atas segala alam
semesta. “Segala puji bagi Allah Allah SWT semesta
alam.” (QS.Al-Fatihah[1]:2). Allah mencip-takan semua
makhluk diatas fitrah pengakuan terhadap rububiyahnya.
Bahkan orang-orang musrik yang menye-kutukan Allah
dalam ibadah juga mengakui keesaan rububiyah Allah.
Allah berfirman:
        

      


“Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh
dan Yang Empunya 'Arsy yang besar?" Mereka akan
menjawab: "Kepunyaan Allah”. Katakanlah: "Maka
apakah kamu tidak bertakwa?" Katakanlah: "Siapakah
yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala
sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang
dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu
mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan
Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan
manakah kamu ditipu?" (QS Al-Mu’minun[23]:86-89).

5
Sungguh tidak masuk akal jika Allah tinggal di
surga. Surga itu diciptakan untuk makhlukNya. Allah
tidak pantas di surga, karena singga sana Allah yang maha
mulia itu ‘Arasy yang meliputi langit dan bumi. Allah
menempati tempat yang sangat mulia melebihi sangkaan
manusia. Sanggahan Allah SWT terhadap pandangan
yang batil itupun muncul dari Allah SWT melalui Al-
Qur’an. Antara lain;
a. Bantahan Islam terhadap penyembah berhala;
“Maka apakah patut kamu (hai orang-orang
musyrik) menggap Al-Lata dan Al-Uzza, dan Manah yang
ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan
Allah)?” (QS An-Najm[53]:19-20). Tafsir ayat tersebut
menurut Imam Al-Qurthubi, “Sudahkah engkau
perhatikan baik-baik Allah SWT ini? Apakah mereka bisa
mendatangkan manfaat atau mudharat, sehingga mereka
itu dijadikan sebagai sekutu-sekutu Allah SWT?” Allah
SWT berfirman;
           

          

          

  


“Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim. Ketika
Ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya; “Siapakah
yang kamu sembah?” Mereka menjawab: “Kami
menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun
menyembahnya”. Berkata Ibrahim: “Apakah berhala-
berhala itu mendengar (do’a) mu sewaktu kamu berdo’a
(kepadanya)? Atau (dapatkah) mereka memberi manfaat

6
kepadamu atau memberi mudharat?” Mereka men-
jawab; “(bukan karena itu) kami mendapati nenek
moyang kami berbuat demikian”. (QS Asy-Syu’araa’
[26]:69-74).
Mereka sepakat, berhala-berhala itu tidak bisa
mendengar permohonan, tidak bisa mendatangkan
manfaat dan mudharat. Tetapi mereka menyembahnya
karena taklid kepada nenek moyang mereka. Taklid
adalah hujjah yang bathil.
b. Bantahan Islam terhadap penyembah matahari,
bulan dan bintang;
Firman Allah SWT …”Dan (diciptakan-Nya) pula
matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing
tunduk kepada perintah-Nya.” (QS.Al-A’raf[7]:54). “Dan
sebagaian dari tanda–tanda kekuasaan-Nya ialah malam,
siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada
matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi
bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya,
sesungguhnya hanya kepada-Nya saja kamu
menyembah.”(QS Fhushilat[41]:37).
Allah menciptakan matahari, bulan dan bintang-
bintang masing-masing tunduk kepada perintah-Nya.
Mengapa mesti disembah? Adanya malam dan siang,
matahari dan bulan menunjukkan bahwa Allah kuasa
membuat seperti itu. Oleh karena itu janganlah bersujud
kepada matahari dan janganlah kepada bulan, tetapi
bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya,
sesungguhnya hanya kepada-Nya saja kamu menyembah.
Inilah sebenarnya Rubbubiyah Allah SWT itu.
c. Bantahan Islam tentang keyakinan Ruhul Kudus
dan Nabi Isa;
Allah berfirman: “Allah sekali-kali tidak mempunyai
anak…” (QS Al Mu’minuun[23]:91). “Bagaimana Dia
mempunyai anak, padahal Dia tidak mempunyai istri.”

7
(QS Al-An’am[6]:101). “Dia tiada beranak dan tiada
pula diperanakan, dan tidak ada seorang pun yang setara
dengan Dia.” (QS Al-Ikhlas[112]:3-4).
Karena kesombongannya, mereka mengu-mumkan
bahwa Allah beranak. Mereka menyembah Yesus anak
Allah, menyembah bapa yang di surga dan Roh Kudus
yang sebenarnya malaikat Jibril. Sungguh tidak masuk
akal bahwa Allah itu mempunyai anak. Bagaimana
mungkin Allah mempunyai anak, padahal Allah tidak
mempunyai istri. Allah tidak ada seorang pun yang setara
dengan Dia. Allah juga tidak perlu pembantu. Malaikat
bukan pembantu Allah, Rasul juga bukan pembantu
Allah, maha sucu Allah dari segala yang disekutukan.
Pengingkaran orang-orang nasrani terhadap
Rububiyah Allah SWT di zaman sekarang ini jelas
semakin berani. Mereka sesat sejauh-jauhnya. Mereka
menampakan keingkarannya terhadap Rububiyah Allah
SWT karena kesombongan dan kezalimannya, akan tetapi
pada hakikatnya secara diam-diam batin mereka meyakini
bahwa tidak ada satu makhluk pun yang ada didunia ini
tanpa ada penciptanya walaupun hanya sebesar biji
zarrah, kecuali ada yang membuatnya dan tidak ada
pengaruh apapun kecuali ada penciptaNya. Allah
berfirman:
          

      


“Apakah mereka tercipata tanpa asal usul, ataukah
mereka yang menciptakan diri mereka sendiri? Ataukah
mereka telah mencipatakan langit dan bumi? Sebenarnya
mereka tidak menyakini apa yang mereka katakan.” (QS
Ath-tur[52]:35-36).

8
Mereka juga meyakini bahwa segala kehidupan,
kematian, rizki, bahkan berjalannya semut hitam di
malam hari, yang mengatur adalah Allah SWT. Apabila
ajaran Rubbubiyah dapat dimengerti oleh akal dan logika,
maka jelaslah ajaran tersebut benar, tidak hanya sampai
disitu saja, peng-Esa-an Allah SWT harus berdasarkan
dalil-dalil yang kuat baik dalil Aqli maupun dalil Naqli.
Perhatikanlah alam semesta ini, diatas maupun
dibawah, didepan, dibelakang, yang jauh maupun yang
dekat, dengan segala bagian-bagiannya, mendapati semua
ini menunjukkan kepada pembuat, pencipta dan
pemiliknya. Maka mengingkari dalam akal dan hati
terhadap pencipta semua itu, sama halnya mengingkari
ilmu itu sendiri, merendahkan dirinya sendiri dan
mencampakkannya.
D. Hubungan Aqidah Rubbubiyah Dan Uluhiyah
Aqidah Uluhiyah merupakan aqidah ibadah,
karena Illah maknanya adalah mab’ud yaitu yang
disembah. Maka tidak ada yang diseru dalam do’a kecuali
Allah. Tidak ada yang dimintai pertolongan kecuali Allah.
Tidak boleh menyembelih kurban atau bernazar kecuali
untuk Allah. Tidak boleh mengarahkan seluruh ibadahnya
kecuali untuk Allah dan karena Allah SWt semata.
Hubungan aqidah Ululiyah dengan Rubbubiyah sangat
erat bahkan tidak dapat dipisahkan, hubungan tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Aqidah Ululiyah adalah pokok-pokok keyakinan yang
mengatur urusan ibadah yaitu hablummina Allah.
Aqidah Ululiyah berasal dari kata Illah yang
maknanya adalah Mab’ud (yang disembah), Aqidah
Rubbubiyah adalah zat Allah SWT tempat semua
manusia kembaili kepadaNya. Maka tidak ada yang
disembah dalam do’a kecuali hanya Allah SWT.

9
 Aqidah Ululiyah adalah pokok-pokok untuk
menyifatkan, meng-Esa-kan Allah SWT dengan
perbuatan-perbuatan hamba yang diperintahkan-Nya.
Aqidah Rubbubiyah adalah zat Allah SWT yang wajib
disembah, diimani, diyakini melalui ibadah. Oleh
karena itu semua bentuk ibadah harus ditujukan hanya
kepada Allah SWT, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Seperti do’a (permohonan), khauf (takut), tawakkal
(berserah diri), meminta pertolongan, perlindungan,
rizki, kesehatan hanya kepada Allah. Karena barang
siapa yang tidak meyakini kekuasaan Allah dan
beribadah kepada selain Allah SWT berarti mereka
termasuk orang-orang yang musyrik.
 Aqidah Ululiyah adalah termasuk pokok-pokok kunci
ibadah. Aqidah Rubbubiyah tempat sentral, tujuan
utama, tempat menghadapkan muka semua makhluk,
tempat kembali semua makhluk dan pelindung semua
makhluk. Tidak ada satu do’apun kecuali hanya
kepada Allah SWT. Allah menyuruh makhlukNya
untuk memohon kepadaNya. Allah berjanji pasti
mengabulkan do’a semua makhlukNya, Allah
berkewajiban perkenankan do’a semua makhluNya.
Allah tidak pernah mungkir janji.
 Aqidah Ululiyah adalah pokok-pokok do’a, pokok-
pokok ibadah, poko-pokok keyakinan yang hakiki.
Orang yang tidak mau berdo’a kepadaNya, tidak mau
beribadah kepadaNya, tidak meyakiniNya
sesungguhnya orang-orang itu adalah sombong,
akngkuh, besar kepala. Iblis saja sombong, akngkuh,
dan besar kepala dicampakkan oleh Allah dari surga
dan tempatnya adala dunia yang hina ini. Kelah pada
hari kiamat kekal di neraka. Orang yang sama sifatnya
seperti Iblis tempatnya neraka jahanam dalam keadaan

10
hina dina. Allah berfirman: “Dan Allah SWTmu
berfirman, “Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan Aku
perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang
sombong yang tidak mau menyembahKu akan masuk
neraka jahanam dalam keadaan hina dina” (QS Al-
Mu’min[40]: 60).
Aqidah Rububiyah adalah sebagai bukti wajibnya
Uluhiyah. Allah SWT membantah orang yang telah
mengingkari Uluhiyah dengan dalih Rububiyah yang
mereka akui dan melalaikan ibadah kepada Allah SWT.
E. Tarbiyah
Beberapa tarbiyah yang dapat diambil dari
mempelajari aqidah Rubbubiyah diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Kemerdekan jiwa dari kekuasaan orang lain;
Sebabnya sifat itu timbul karena keimanan yang
sebenarnya itu dapat memberikan kemantapan dalam
jiwa sesorang bahwa hanya Allah sajalah yang Maha
Kuasa untuk memberi kehidupan, mendatangkan
kemuliaan sampai kematian. Allah SWT memberikan
ketinggian kedudukan, menaikkan pangkat yang
tinggi, sehingga manusia menjadi lebih dekat pada
Allah SWT. Dia sajalah yang dapat memberikan
kemadlaratan atau kemamfaatan kepada manusia yang
dikehendaki. Jadi untuk apa menyembah makhluk
yang tidak dapat memberi kemanfaatan? Ingat semua
makhluk di dunia ini pasti mati dan hanya kepada
Allahlah tempat kembali.
2. Keyakinan hakiki menimbulkan keberanian dan ingin
terus maju mencapai kemuliaan sendiri; Kematian
dianggap tidak beharga sama sekali, diremehkan dan
sebaliknya malahan akan dicarilah kematian secara
syahid, demi untuk menuntut tegaknya keadilan dan
kejujuran yang hak. Sebab keberanian itu timbul

11
karena keimanan yang mengajarkan bahwa Allah
kuasa memberikan umur panjang. Umur itu tidak
berkurang sebab manusia menjadi berani dan terus
maju, tetapi tidak pula bertambah dengan adanya
sikap pengecut dan licik. Alangkah banyaknya
manusia yang mati diatas kasurnya yang empuk tetapi
banyak orang yang selamat ditengah berkecamuknya
peprangan yang maha dahsyat dan pertarungan yang
amat sengit.
3. Keimanan itu dapat menimbulkan keyakinan yang
sesungguhnya; Bahwa hanya Allah jualah yang maha
kuasa memberikan rezki. Juga bahwa rezki itu tidak
dapat dicapai karena kelobaannya orang yang bersifat
tamak dan tidak dapat pula ditolak oleh
keengganannya orang yang tidak menyukainya.
Manakala aqidah yang sebenarnya –benarnya itu
sudah mendalam sekali meresapnya dalam jiwa maka
sudah pasti manusia yang memilikinya itu akan
terlepas dari hinanya.
4. Mendapat bimbingan untuk menenangkan hati dan
jiwa; Jikalau hati sudah tenang dan jiwa pun sudah
tetram, maka manusia pasti dapat merasakan
kelezatannya, beristirahat, juga kenikmatan keyakinan
dalam kalbu. Disamping itu, ia berani menanggung
segala kesukaran dan kesengsaraan dengan sikap yang
berani. Ia tabah menghadapi segala marabahaya,
sekalipun bagaimana juga besar dan dahsyatnya. Ia
yakin bahwa pertolongan Allah dapat disalurkan pada
dirinya, karena hanya Dialah Yang Maha Kuasa untuk
membuka segala pintu yang tertutup dan mendobrak
segala jendela yang terkunci.
5. Keyakinan terhadap Rubbubiyah dapat mengangkat
sesorang dari kekuatan maknawiah; kemudian
menghubungkannya dengan sifat dari zat yang maha

12
tinggi yakni Allah SWT yang merupakan sumber
kebaikan, kebajikan, dan pokok dari segala
kesempurnaan.
6. Kehidupan yang baik, adil dan makmur dapat
dipercepatkan oleh Allah; Pelaksanaannya untuk
seluruh kaum mukminin selagi mereka ada didunia ini
sebelum mereka menginjak alam akhirat nanti.
Adapun tarbiyah yang dapat membawa kebaikan bagi
yang mempelajari dan mengamalkan aqidah Rubbubiyah
secara spesifik adalah;
1. Memperluas wawasan berpikir karena meyakini
Rububiyah sebagai pencipta langit dan bumi
mendatangkan kesenangan dan ketenangan batin;
2. Meyakinkan manusia bahwa Allah itu ada; Dialah
yang memberi rezeki, memberi kesehatan,
membimbing kejalan Allah, melindungi dan mengatur
hidup manusia;
3. Dapat melahirkan sifat percaya diri kepada diri sendiri
untuk melakukan sesuatu di jalan Allah, walaupun
orang-orang menyemoohkan, mengejek-nya dan
menghinanya;
4. Dapat memberikan dukungan dan motivasi untuk
terus berusaha dan bekerja keras dalam menuntut ilmu
ataupun jihad dijalan Allah;
5. Memberikan peringatan kepada manusia bahwa Allah
yang mengatur takdir dan dapat merubahnya sesuai
ikhtiar masing-masing individu;
6. Agar manusia selalu menyukuri nikmat yang diberikan
Allah baik kenikmatan iman, Islam dan ikhsan;
7. Agar manusia tidak merasa ragu dan keberadaan Allah
itu tidak diragukan lagi kebenaranya;
8. Melapisi keimanan dan ketakwaan dengan Al-Khalik,
berserah diri kepadaNya, akibat itu manusia menjadi
tentram dan bahagia hatinya;

13
9. Memberikan ketenangan kepada manusia karena yakin
bahwa Allah selalu melindungi;
10. Agar manusia selalu tabah dalam menghadapi cobaan
yang diberikan oleh Allah; Allah SWT hanya menguji
dan memberikan makna kepada manusia agar selalu
ingat kepadaNya;
11. Mendorong manusia untuk berbuat baik dan
melakukan ibadah, karena manusia yakin bahwa Allah
selalu mengawasi;
12. Agar manusia selalu ingat kepada Allah dengan cara
shalat, bersyukur dengan cara berinfak dan
bersedekah kepada fakir miskin, karena Allah telah
menjaga rohaniyah dan jasmaniyahnya sampai waktu
tertentu, karena manusia akan kembali kepadaNya;
13. Lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah SWT
yang menciptakan alam beserta isinya, dan menata
tata surya dengan serapi-rapinya sesuai tugasNya;
14. Agar dapat memelihara diri dari sifat tamak, syirik,
dan sombong, meyakinkan bahwa manusia itu
sangatlah kecil di banding sifat yang dimilikiNya.
15. Memenuhi tuntutan batin untuk beriman kepada
Allah, menghilangkan kegelisahan dalam kehidupan
dan membentuk pandangan hidup berpikir; Kehidupan
itu menjelma dalam bebrapa hal, seperti:
a. Kekuasaan yang dikaruniakan oleh Allah pada
orang yang beriman itu, sehinggah dapat
memrintah dengan baik diatas permukaan bumi
ini;
b. Diberinya petunjuk yang baik dalam
kepemimpinannya atas seluruh umat manusia;
c. Dikenangnya dalam melawan semua musuh yang
hendak menghalang-halangi perkembangan
masyarakat baik dibidang keduniaan atau
keagamaan;

14
d. Dilindungi dari serangan mendadak yang
dilancarkan oleh musuh, sehingga tidak mungkin
dapat dihancurkan dengan tiba-tiba;
e. Selalu diberi bimbingan, sekiranya ia salah dan
tergelincir dalam sesuatu persoalan;
f. Yang terlebih dari itu semua ialah bahwa ia
dikaruniai kenikmatan benda yang berlimpah ruah
banyaknya, sehinggah inilah yang dapat
digunakan untuk menempuh perjalanan hidupnya
untuk menuju keakhirat dengan mudah dan
gampang.
Tarbiyah yang dapat diambil mempelajari aqidah
rubbubiyah secara khusus diarahkan kepada nilai-nilai
agama yang luhur seperti beriman, bertaqwa, terampil
berpikir dan bekerja, berakhlak mulia, tetapi lebih jauh
dari itu tarbiyah yang dapat diambil mempelajari aqidah
rubbubiyah, sebagai berikut:
 Sebagai sumber dan motivator perbuatan kebajikan
dan keutamaan;
 Untuk membimbing kejalan yang benar dan sekaligus
pendorong mengerjakan ibadah yang penuh
keikhlasan;
 Untuk mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan,
kekacauan dan kegoncangan hidup yang dapat
menyesatkan;
 Agar dapat mengantarkan manusia kepada
kesempurnaan lahir dan batin;
 Untuk membimbing manusia untuk mempunyai jiwa
yang tauhid, bimbingan ini tidak hanya dengan lisan
dan tulisan akan tetapi juga melalui sikap, tingkah laku
dan perbuatan;
 Untuk memberikan pengertian tentang keyakinan baik
ia sebagai aqidah yang wajib diyakini atau aqidah

15
sebagai filsafat hidup manusia yang membawa
kebahagiaan dunia dan akhirat;
 Menanamkan keikhlasan dalam mengabdi kepada
Allah, keikhlasan ini membuat aqidah Rubbubiyah
laksana pisau bermata dua, satu segi untuk kehidupan
diakhirat dan satu segi lain untuk kehidupan didunia
ini.
Aqidah Rubbubiyah selain memberi tahukan
bahwa Allah Maha Mulia dan manusia itu diciptakan
sempurna, tarbiyah yang dapat diambil dari mempelajari
aqidah rubbubiyah, agar orang mengetahui bahwa
manusia dibekali akal, pikiran, kemampuan dasar dan
keimanan oleh Allah SWT, antara lain:
1. Untuk terhindar dari sifat sombong dan angkuh;
2. Untuk tidak terjerumus dalam kebathilan, Karena
kebathilan itu sangat dibenci Allah SWT;
3. Untuk tumbuhkan keyakinan bahwa dalam alam
semesta berserta isinya ini diciptakan oleh Allah
SWT;
4. Untuk menyukuri nikmat yang telah diberikan Allah
SWT;
5. Agar orang-orang yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya tahu mengapa Allah menciptakannya,
kemudian ia berjalan dimuka bumi ini di atas jalan
yang benar, jauh dari kehidupan yang buta dan
tersesat;
6. Agar manusia sanggup menjadikan seluruh hati
bersatu dalam satu keyakinan, satu kitab dan satu
kiblat. Keyakinan ini sanggup menjadikan manusia
saling mengasihi, menyayangi, saling menolong dan
menjadi saudara. Ada tiga perkara, barang siapa sudah
memiliki ketiga itu, maka ia dapat merasakan
kelezatan nikmatnya keimanan itu, yaitu:

16
a. Apabila Allah dan RasulNya itu lebih dicintai dari
apa yang selain keduanya itu;
b. Apabila seseorang itu mencintai orang lain dan
tidaklah mencintainya, melainkan karena Alah;
c. Apabila seseorang membenci untuk kembali kepada
kekufuran sebagaimana bencinya kalau dilemparkan
kedalam api neraka.
Butir-butir tarbiyah yang dapat diambil dari
mempelajari aqidah Rubbubiyah secara khusus adalah:
a. Kemerdekaan jiwa dari kekuasaan orang lain;
b. Keimanan yang hakiki itu dapat menimbulkan jiwa
keberanian, dan ingin terus maju karena membela
kebenaran;
c. Keimanan itu menimbulkan keyakinan yang sungguh-
sunggunya bahwa hanya Allah jualah yang maha kuasa
memberi rezki, rezki itu tidak dapat dicapai karena
ketabahannya, orang yang bersifat tamak dan tidak
dapat pula ditolak oleh keengganannya orang yang
tidak menyukainya;
d. Ketenangan hati dan ketentraman jiwa;
e. Keimanan itu dapat mengangkat seseorang dari
kekuatan maknawiah;
f. Kehidupan menjadi baik, adil dan makmur.
Dengan menggunakan landasan-landasan berpikir
sufisme menerjemahkan arti dekat dengan Allah, tarbiyah
yang dapat diambil dari mempelajari aqidah Rubbubiyah
ini dalam telaah pendidikan Islam adalah:
a. Melihat dan merasakan kehadiran Allah melalui
answer al-bashirah atau mata hati yang menghasilkan
ma’rifat al-haq dan Rabb al-ilahi;
b. Perjumpaan langsung yang disebut secara simbolis
anwar al-muwajahah, yakni kehadiran lahiriyah Allah
SWT (wahdat as-syuhud);

17
c. Ittihad, penyatuan manusia dan Allah SWT melalui
fana.
Adapun tarbiyah yang dapat diambil dari
mempelajari aqidah Rubbubiyah secara kongkrit dari
sudut pandang ilmu tarbiyah berdasarkan Al-Qur'an
adalah:
1. Dapat mengetahui pencipta langit dan bumi beserta
isinya dengan yakin melalui fenomena alam langsung;
2. Agar orang yang belum beriman kepada Allah, percaya
dan dapat mengetahui langsung prihal kehidupan dunia
sesuai kenyataan;
3. Keinginan duniawi adalah sementara, jika tanpa
menghiraukan halal-haram, dapat membahayakan
dirinya dan orang lain;
4. Dapat memperkuat keimanan kepada Allah SWT dan
tidak mempunyai keraguan lagi atas adanya Allah
dengan segala kebesaranNya;
5. Supaya tidak membangkang kepada Allah SWT karena
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
membangkang;
6. Agar mempunyai keyakinan bahwa alam semesta ini
diciptakan oleh Allah SWT, kemudian melengkapi
segala kebuAllah SWT makhlukNya, meberi rizki
adalah kewajiban Alalh SWT, namun melalui ikhtiar
manusia;
7. Agar menjadi orang yang bersyukur kepada Allah
SWT karena apa yang dipakai dan dimakan ini berasal
dari Alalh SWT.
Dengan menggunakan landasan-landasan berpikir
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah, tarbiyah
yang dapat diambil dari mempelajari aqidah Rubbubiyah
ini dalam telaah pendidikan adalah:

18
1. Al-Khalik selalu memerhatikan manusia, menyertainya
dan menyaksikannya. Ia tidak akan mengatakan
apapun kecuali kebaikan;
2. Ia mempercayai Allah SWT melihat, mengawasi,
memantau dan menjaga manusia sehingga ia tidak
akan melakukan sesuatu perbuatan kecuali perbuatan
yang baik;
3. Ia menyifati bahwa Allah adalah sumber rahmat,
lembut, taubat, maaf, penuh ampunan, menjaga dan
mengabulkan doa, maka setiap kali terjebak dalam
dosa, ia akan memohon kepada Allah agar mendapat
merahmatiNya, mengampuni dan menerima taubat
setiap manusia yang ingn bertaubat kepadaNya;
4. Seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah
maha pelindung, ia akan sangat mengharapkan
perlindungan Allah SWT, kasih sayangNya dan
kelembutan dari Allah SWT;
5. Seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah
Al-Khalik, ia segera kembali kepada Allah setiap ia
melakukan dosa, ia tidak mendapatkan alasan apapun
untuk berputus asa;
6. Seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah
Al-Khalik, maka hanya kepadaNyalah manusia tempat
bergantung, hanya kepadaNyalah manusia kembali dan
hanya kepadaNyalah manusia mohon keredhaanNya;
7. Hamba yang percaya pada Allah SWT selalu ingan
bahwa Allah berkuasa, mampu mendominasi, dan
maha kuat. Manusia amat lemah, tanpa bantuan Allah
tidak memiliki kekuatan apapun;
8. Allah SWT maha berkuasa untuk mengguncang bumi
dan menurunkan azab di dunia sebelum diakhirat. Atas
dasar ini maka manusia sadar, jika melalukan dosa
segera bertaubat dan mohon ampun kepadaNya;

19
9. Jika manusia berbuat kekhilafan, kesalahan dan
kealpaan, manusia wajib memohon ampun kepadaNya.
Dengan sifat-sifat rahmatNya, ampunan Allah sangat
dekat dan Allah maha menerima taubat;
10. Jika ia merasa takut kepada dirinya sendiri karena
musuh yang perkasa dan kuat, manusia akan
memohon kepada Allah yang maha kuat, dengan
mengangkat kedua tangannya seraya mengatakan
“Wahai Allah Yang maha Memiliki kekuatan,
kekuasaan kebesaran dan keperkasaan, selamatkanlah
hamba;
11. Jika mendapat kesulitan, ia memohon kepada Allah
yang Maha memelihara, menjaga, menghitung dan
penolong, agar kesulitan itu segera berakhir. Allah
ganti kesulitan itu dengan segala kemudahanNya;
12. Manusia tidak mengetahui masalah-masalah ghaib,
maka segala urusan ghaib cukup diserahkan kepada
Allah SWT, karena Allah sebaik-baik penolong;
13. Manusia bertawakal hanya kepada Yang Maha Esa,
dan tempat memohon pertolongan. Allah mempunyai
kemuliaan, kedudukan, kekuatan, dan penghalang
yang akan memusihi hambaNya yang beriman dari
musuh-musuhNya;
14. Segala usaha dan do'a pasti sampai kepada Allah
SWT dengan izinNya. Oleh karena itu tidak perlu
takut kecuali hanyan takut kepada Allah;
15. Jika manusia menderita kefakiran, manusia wajib
berdo’a kepada Allah. Maka Allah dengan sifat-
sifatNya yang maha kaya, mulia, yang baik dan maha
pemberi, pasti mengabulkannya;
16. Jika seorang hamba memerhatikan dan mengamati
kekuasaan Allah SWT atas segala kebesaran,
kekuatan, keperkasaan dan kekuasaanNya, maka
dirinya akan merasa kecil dan mengetahui

20
kehinaannya. Oleh karena itu manusia tidak akan
bersifat sombong;
17. Allah adalah maha kuat, maha kuasa dan maha
menang. Maka manusia wajib mencari kekuatan yang
berasal dari Allah SWT, dan tidak akan mencari
kekuasaan yang semu selain kekuatan Allah SWT;
18. Manusia yang lemah ini tidak akan menantang Allah
baik dalam hukum maupun dalam kebenaran. Karena
kebenaran itu hanya datang dari Allah SWT dan
kerusakan itu disebabkan karena ulah manusia;
19. Orang yang mengetahui bahwa Allah adalah maha
suci dan maha bersih, maka ia akan menyucikan
Allah dari setiap aib dan kekurangan, ia akan
mengetahui pula tidak ada sesuatupun yang serupa
dengan Dia;
20. Orang yang mengetahui Allah maha kekal dan hidup,
maka ia akan menyembah Allah yang tidak akan
mati, tidak pula lalai karena ngantuk dan tidak tidur.
Ini dapat menghasilkan kecintaan, pengagungan, dan
pemuliaan kepada Allah;
21. Allah menjadikan seorang hamba dapat merasakan
ketenangan hati, memberikan motifasi kepada orang
yang beriman untuk merealisasikannya, dalam
perbuatan yang kongkrit melalui amal saleh;
F. Hikmah
Dalam hidup ini apapun yang dilakukan tidak
luput dari pengawasan Allah SWT dan setiap aktivitas
yang dikerjakan oleh manusia selalu menyimpan hikmah
tersendiri, begitu juga saat mempelajari aqidah
Rubbubiyah, memiliki beberapa hikmah yang mendalam,
diantaranya:
1. Menambahkan keyakinan yang kokoh terhadap Allah
SWT;

21
2. Dapat terhindar dari segala perbuatan yang merusak
aqidah kepada Allah seperti syirik, bid’ah, kurafat,
taklid dan kezaliman;
3. Menyakini tiada lagi hukum yang hak, selain Al-Quran
dan Hadis yang memberikan petunjuk dan pedoman
kehidupan umat manusia;
4. Mengakui dan meyakini bahwa satu-satunya hukum
undang-undang adalah Al-Qur’an dan hadis sebagai
pedoman hidup;
5. Aqidah Rububiyah menyadarkan manusia untuk
mengakui satu-satunya hukum yang harus dibela
adalah Al-Qur’an. Dengan adanya pengakuan
Rubbubiyah, maka manusia dapat menjaga dirinya
agar terhindar dari kemusyrikan yang nyata maupun
yang tersembunyi;
6. Tumbuh kecintaan yang kuat antara hamba dan khalik
untuk menyadari bahwa alam semesta beserta isinya
adalah ciptaan Allah SWT. Meyakini bahwa kekuasaan
Allah tidak akan tertandingi oleh manusia;
7. Manusai semakin mendekatkan diri kepada Allah dan
hanya beribadah dan mengharapkan ridha dari Allah
SWT;
8. Apabila tumbuh kecintaan kepada Allah, maka kasih
Allah akan tercurah kepadanya;
9. Manusia mengakui bahwa ke-Esa-an dan kekuasaan
Allah SWT tidak tertandingi oleh kekuatan dan
kekuasaan manusia yang lemah;
10. Manusia meyakini bahwa satu-satunya aturan, hukum,
undang-undang yang hak adalah Al-Qur’an sebagai
pedoman dan petunjuk hidup manusia;
11. Pengakuan terhadap Rubbubiyah Allah SWT dapat
menjaga dirinya agar terhindar dari kesesatan yang
nyata;

22
12. Tumbuh ikatan batin yang erat antara hamba dan
Allah SWT sehingga komunikasi lancar, do’a dapat
terkabul, perlindungan ekstra dapat terlaksana dengan
sempurna;
13. Menyadari bahwa kekuatan alam ini ada yang
mengendalikan, begitu juga langit, bumi beserta isinya
dapat beredar sesuai hukum alam, semua itu sampai
pada kesimpulan bahwa pengendalinya adalah Allah
SWT;
14. Manusia lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT,
beribadah hanya ditujukan kepada Allah SWT dan
hanya mengharapkan ridhoNya.
15. Dapat terhindar dari segala perbuatan yang merusak,
dapat sebagai perisai hidup, pelindung dan
pembimbing aqidah kepada Allah;
16. Menyakini tiada Rabb yang pantas disembah selain
Allah, berhukum hanya kepada kitab Allah, hidup
bergantung pada Allah dan mati akan kembali kepada
Allah saja;
17. Memperluas wawasan berpikir karena meyakini
Rububiyah Allah sebagai pencipta langit dan bumi;
18. Meyakini bahwa Allah itu ada. Dialah yang
memberikan rezeki dan mengatur seluruh kebuAllah
SWT manusia;
19. Dapat melahirkan rasa percaya diri melakukan sesuatu
dijalan Allah walaupun orang-orang mencemoohkan,
mengejek, menghina dan mencaci makinya;
20. Dapat memberikan dukungan dan motivasi untuk
terus berusaha dan bekerja keras dalam menuntut ilmu
ataupun jihad dijalan Allah;
21. Memberikan peringatan bahwa Allah yang mengatur
takdir dan dapat merubahnya, manusia juga dapat
menentukan takdir itu dengan ikhtiar, dapt menghidari

23
takdir yang buruk kepada takdir yang baik atas izin
Allah;
22. Agar selalu menyukuri nikmat yang diberikan oleh
Allah, baik itu kenikmatan iman dan Islam;
23. Agar tidak merasa ragu terhadap keberadaan Allah,
Dia penolong sejati, pemberi kekuatan, pemberi
ketakwaan dan keselamatan, keberadaanNya memang
tidak diragukan lagi;
24. Memberikan ketenangan jiwa, pelindung dikala
bahaya, petunjuk dikala sesat, penerang dikala gelap,
pemberi rezki dikala miskin;
25. Agar manusia selalu tabah dalam menghadapi cobaan
yang diberikan oleh Allah, karena Allah hanya
menguji, memberikan makna agar selalu ingat
kepadaNya.
26. Mendorong untuk berbuat baik dan melakukan
ibadah, yakinlah bahwa Allah selalu mengawasi;
27. Agar selalu bersyukur kepada Allah, karena telah
menjaga rohaniyah dan jasmaniyah sesuai fitrah yang
Allah berikan;
28. Lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah SWT
yang menciptakan alam beserta isinya dan menata tata
surya dengan serapi-rapinya sesuai tugasnya;
29. Agar dapat memelihara diri dari sifat tamak, rakus,
cekel, bahil, dedekut, jaguang, medit, dan sombong;
30. Meyakinkan manusia bahwa Allah sangat perkasa,
manusia sangat lemah, tidak sebanding dengan
kekuasaan Allah SWT, agar manusia memohon
padaNya yang maha perkasa itu.

24

You might also like