Professional Documents
Culture Documents
Keperawatan Kritis Critical Care Nursing 18 Januari 2022 1
Keperawatan Kritis Critical Care Nursing 18 Januari 2022 1
Apa hasil dan intervensi yang diinginkan dari pasien gangguan pertukaran
4. gas karena ARDS? 15 2,3
4.
a. Intervensi
1) Lakukan pengkajian status pernagasan pasien
2) Posisi pronasi
3) Laporkan adanya dispnea dan penggunaan otot tambahan
4) Auskultasi paru-paru secara bilateral
5) Pantau tanda-tanda vital
b. Hasil
1) Untuk mengetahui apakah terdapat adanya abnomalitas pada respiration rate, ritme, dan
kedalaman pernfasan yang mengindikasikan adanya gangguan pada pasien.
2) Posisi pronasi mampu menolong pasien untuk tidak mencegah kondisi gagal nafas yang
memerlukan ventilastor, posisi pronasi dalam waktu 12 jam per hari dikatakan mampu
meningkatkan ventilasi paru melalui mekanisme peningkatan perfusi paru dan volume
akhir ekspirasi paru serta pe merataan distribusi volume tidal pada semua bagian paru.
3) Dispnea dan penggunaan merupakan tanda adanya pasien mengalami gangguan
pernafasan, sehinngga dengan dilakukan pengkajian, tim medis dapat menentukan
tindakan yang tepat untuk pasien, apkah pasien memerlukan bantuan ventilator atau tidak.
5.
a. Terjadi kerusakan mukosa lambung ( 75 %)
b. Terjadi perdarahan ( 5-25 %)
c. Mengalami perdarahan yang signifikan secara klinis (1-4 %)
d. Terjadi lesi pada mukosa lambung akut dan disebabkan oleh iskemik dalam mukosa lambung
6.
a. Hasil pengkajian pasien yang mengalami asidosis metabolik
1) Pengkajian pernafasan : Napas pendek dan cepat, penggunakaan otot bantu nafas, retraksi
dinding dada
2) Pengkajian fisik : Sakit kepala, bau nafas tercium seperti aroma buah, lelah mengantuk,
kekuningan
3) Pengkajian psikologis : pasien nampak linglung, kebingungan, cemas dan khawatir.
4) Cairam : pasien mual muntah, nafsu makan menurun
5) Kardiovaskuler : denyut jantung meningkat
b. Manifestasi uremik gagal ginjal akut
1) Jumlah dan frekuensi urine berkurang
2) Pembengkakan pada tungkai akibat penumpukan cairan
3) kadar elektrolit dalam urine volume urine yang keluar menurun
4) tingginya kadar kalium (hiperkalemia)
7.
a. Farmakodinamik atiaritmia kelas IV
Farmakodinamik anti aritmia kelas IV : menghambat masuknya kalsium ke L-type calcium
channel yang dominan terdapat di sel kontraktil miokard dan sel otot polos vaskular. Hal ini
menyebabkan terjadinya relaksasi miokard dan vasodilatasi koroner, sehingga menurunkan
kontraktilitas miokard (inotropik negatif), ritme jantung (kronotropik negatif) dan kecepatan
konduksi listrik (dromotropik negatif).
Onset kerja l sediaan oral adalah dalam 1-2 jam, sedangkan sediaan intravena bekerja dalam 5
menit. Durasi kerja sediaan oral adalah 6-8 jam, sedangkan sediaan intravena 10-20 menit.
b. Contoh obat antiaritmia kelas IV :
Golongan kalsium antagonis : Verapamil, diltiazem, Farmabes 5.
8.
a. Terlihat adanya perubahan pada pemeriksaan EKG, yaitu gelombang Q yang nyata, elevasi
segmen ST, serta adanya gelombang T terbalik.
b. Adanya perubahan dapat dilihat pada hantaran yang terletak diatas daerah mioardium yang
sedang mengalami nekrosis.
c. Adanya ST semen dan terdapat gelombang T yang kembali normal, hanya gelombang Q yang
tetap bertahan sebagai bukti bahwa eletrokardiograp adanya infark lama.
d. Pada 30% pasien yang didiagnosis dengan infark tidak terbentuk gelombang Q
e. Elevasi ST >2 mm pada dua atau lebih leads dan atau > 1mm pada dua atau lebih limb leads.
f. Gelombang Q >0.004 detik (1 persegi kecil)