Professional Documents
Culture Documents
Dec-20 Dec-19
leverage
0 =harga saham
DPR=DPS/EPS or Deviden/Laba Bersih
RASIO
Current Ratio
Quick Ratio
Cash Ratio
Receivable Turnover
Inventory Turnover
Equity Turnover
Return on Equity
Return on Asset
Interest Coverage
Firm Growth
Price/Earning Ratio
DPR 2020
DPR 2019
Dividen kas
Persediaan 2018
P
RUMUS
360/receivable turnover
360/inventory turnover
360/payable turnover
average collection period+average inventory processing period-payable payment period
(laba tahun berjalan n - laba tahun berjalan n-1)/ laba tahun berjalan n-1
(1-dpr)*roe
eps-(1-dpr) x eps
harga saham/EPS
harga saham/BVPS
harga saham/CFPS
respectively:
Rp 912,096
Rp 802,915
Rp 2,989,693
Rp 212,011
Rp 6,017,492
Rp 1,540,493
Rp 3,990,277
Rp 63,844
Rp 222,404
Ratio Analysis
0.02 Rp 0.02
Analisis Perubahan Rasio
Receivable Turnover tidak bisa dianalisis rasionya dikarenakan tidak ada akun piutang
usaha dalam laporan posisi keuangan.
Average Collection Period tidak bisa dianalisis rasionya dikarenakan tidak adanya akun
piutang usaha pada receivable turnover sehingga mendapatkan rasio 0%.
)
7
Perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimiliki untuk proses produksi dinilai
kurang maksimal. Hal ini dikarenakan perusahaan masih mengalami kerugian dan jika
Perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimiliki untuk proses produksi dinilai
kurang maksimal. Hal ini dikarenakan perusahaan masih mengalami kerugian dan jika
perusahaan mengalami keuntungan nominalnya tidak terlalu besar. Hal tersebut juga
dibutikan pada cash conversion cycle yang nilai pengembaliannya lebih dari 1 taun (360
hari) sampai mencapai angka minus yang besar dibandingkan tahun sebelumnya
)
2
Perusahan dinilai kurang maksimal dalam menghasilkan laba dari aktivitas bisnisnya. Hal
ini dibuktikan dengan beberapa rasio profitabilitas nilai prosentasenya kecil dan bahkan
ada yang sampai negatif. Hal tersebut dikarenakan jumlah penjualan yang dihasilkan
Perusahan dinilai kurang maksimal dalam menghasilkan laba dari aktivitas bisnisnya. Hal
ini dibuktikan dengan beberapa rasio profitabilitas nilai prosentasenya kecil dan bahkan
ada yang sampai negatif. Hal tersebut dikarenakan jumlah penjualan yang dihasilkan
perusahaan lebih kecil dari biaya-biaya yang harus dibayarkan oleh perusahaan setiap
tahunnya. Melemahnya daya beli pelanggan, dan kebijakan publik yang diberlakukan
untuk menahan penyebaran COVID-19 mengakibatkan gangguan operasional yang
signifikan
)
1
)
3
4
)
5)
Perusahan dinilai kurang maksimal dalam menghasilkan laba dari aktivitas bisnisnya. Hal
ini dibuktikan dengan beberapa rasio profitabilitas nilai prosentasenya kecil dan bahkan
ada yang sampai negatif. Hal tersebut dikarenakan jumlah penjualan yang dihasilkan
perusahaan lebih kecil dari biaya-biaya yang harus dibayarkan oleh perusahaan setiap
tahunnya. Melemahnya daya beli pelanggan, dan kebijakan publik yang diberlakukan
untuk menahan penyebaran COVID-19 mengakibatkan gangguan operasional yang
signifikan
signifikan
PT Fast Food Indonesia Tbk
2020
Pendapatan 4,840,363,775
ke laba rugi:
Bagian penghasilan
Komprehensif lain
REHENSIF
ANALISIS COMMON SIZE
gal-tanggal
019
54,793,680 2% 1%
286,791,803 -9% 4%
42,045,318 0.5582% 0.6269%
-18,498,812 -1% 0%
309,651,197 -10% 5%
-68,103,261 2% -1%
241,547,936 -8% 4%
182,923,396 -8% 3%
63 -0.0000020% 0.0000939%
COMMON SIZE ANALISIS PERBANDINGAN
SELISIH PROSENTASE
PERUBAHAN
Melemahnya daya beli pelanggan, dan kebijakan publik yang diberlakukan untuk
menahan penyebaran COVID-19 mengakibatkan gangguan operasional yang
TURUN signifikan yang menyebabkan penurunan substansi dalam penjualan yang tidak
diperkirakan sebelumnya. Akibatnya, perseroan mengalami pertumbuhan pendapatan
yang negatif untuk tahun 2020.
Beban pokok penjualan perseroan yang meliputi pemakaian persediaan bahan baku,
makanan dan minuman, serta bahan pembungkus tercatat sebesar Rp 1,97 triliun,
menurun 21,52% dibanding tahun 2019 sebesar Rp 2,51 triliun, dikarenakan
TURUN penurunan pendapatan.
Laba bruto tahun 2020 mengalami penurunan karena baik pendapatan dan beban
pokok penjualan perusahaan pun menurun akibat COVID-19
TURUN
Beban penjualan dan distribusi pada tahun 2020 mengalami penurunan karena gaji,
TURUN promosi dan penjualan, jasa waralaba, sewa, listrik, telepon dan air, pengangkutan,
perbaikan dan pemeliharaan, perjalanan, dan lain lain lebih rendah dari tahun 2019
Beban umum dan administrasi pada tahun 2020 mengalami penurunan karena gaji,
TURUN perjalanan, pengangkutan, administrasi, perbaikan dan pemeliharaan, dan sewa lebih
rendah dari tahun 2019
Jumlah beban usaha pada tahun 2020 mengalami penurunan karena jumlah beban
TURUN penjualan dan distribusi maupun beban umum dan administrasi lebih rendah dari
tahun 2019
(Rugi) laba usaha tahun 2020 mengalami penurunan karena laba bruto tahun 2020
TURUN
lebih rendah dibandingkan tahun 2019
Penghasilan keuangan tahun 2020 mengalami penurunan karena bunga pada tahun
TURUN
2020 mengalami penurunan yang sangat signifikan dari tahun 2019
Pajak final atas penghasilan keuangan tahun 2020 mengalami kenaikan karena pada
NAIK
tahun 2020 mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan dari tahun 2019
Biaya keuangan tahun 2020 mengalami penurunan karena beban bunga dan beban
TURUN
keuangan lainnya lebih kecil daripada tahun 2019
Pajak final atas penghasilan keuangan tahun 2020 mengalami penurunan karena pada
TURUN
tahun 2020 mengalami penurunan sedikit lebih rendah dibandingkan dari tahun 2019
Walaupun perseroan mampu menurunkan beban usaha yang sebagian besar bersifat
tetap sekitar 14% namun karena penurunan pendapatan yang signifikan hampir
mencapai 28% dikarenakan pandemi, perseroan untuk pertama kalinya mencatatkan
kerugian sebelum pajak sebesar Rp 460,79 miliar dibandingkan dengan laba tahun
TURUN 2019 sebesar Rp 309,65, merupakan penurunan yang sangat besar sebesar 248,8%.
Dengan adanya manfaat pajak penghasilan tangguhan serta tidak adanya pajak
penghasilan badan tahun berjalan akibat rugi, perseroan mencatat manfaat pajak
penghasilan sebesar Rp 83,60 miliar di tahun 2020. Sedangkan pada tahun 2019
perseroan mencatatkan beban pajak penghasilan bersih sebesar Rp 68,10 miliar yang
NAIK berasal dari beban pajak penghasilan sebesar Rp 91,19 miliar dikurangi dengan
manfaat pajak penghasilan tangguhan sebesar Rp 23,08 miliar.
Perseroan mencatat rugi tahun berjalan sebesar Rp 377,18 miliar dipengaruhi oleh
pandemi COVID-19, dibandingkan tahun 2019 yang mencatatkan laba tahun berjalan
TURUN
sebesar Rp 241,55 miliar, merupakan penurunan yang sangat signifikan sebesar
256,2%
Pajak penghasilan terkait, neto tahun 2020 mengalami penurunan karena nilai pada
TURUN
tahun 2020 lebih rendah dibandingkan tahun 2019
Entitas asosiasi, neto mengalami penurutan dikarenakan tidak ada bagian atas
TURUN
komprehensif lain/entitas asosiasi, neto pada tahun 2020
Pada tahun 2020 perusahaan mengalami kerugian yang sangat besar sehingga
TURUN kerugian tahun 2020 dibagi dengan jumlah saham yang beredar, maka
mendapatkan hasil nilai rugi per saham dasar yang penurunannya signifikan
0
ANALISIS PERUBAHAN
nya daya beli pelanggan, dan kebijakan publik yang diberlakukan untuk
penyebaran COVID-19 mengakibatkan gangguan operasional yang
yang menyebabkan penurunan substansi dalam penjualan yang tidak
an sebelumnya. Akibatnya, perseroan mengalami pertumbuhan pendapatan
tif untuk tahun 2020.
ban usaha pada tahun 2020 mengalami penurunan karena jumlah beban
dan distribusi maupun beban umum dan administrasi lebih rendah dari
9
a usaha tahun 2020 mengalami penurunan karena laba bruto tahun 2020
ah dibandingkan tahun 2019
an keuangan tahun 2020 mengalami penurunan karena bunga pada tahun
galami penurunan yang sangat signifikan dari tahun 2019
angan tahun 2020 mengalami penurunan karena beban bunga dan beban
lainnya lebih kecil daripada tahun 2019
ghasilan terkait, neto tahun 2020 mengalami penurunan karena nilai pada
0 lebih rendah dibandingkan tahun 2019
osiasi, neto mengalami penurutan dikarenakan tidak ada bagian atas
nsif lain/entitas asosiasi, neto pada tahun 2020
2020
Aset Lancar
Piutang lain-lain
Persediaan 245,348,925
Utang usaha
Utang lain-lain
Sewa pembiayaan -
Sewa pembiayaan -
Utang obligasi-neto -
Ekuitas
per saham
Modal dasar-
Saham tresuri-
Saldo laba
Ditentukan penggunaannya
h)
171,462,067 9% NAIK
322,314,236 9% NAIK
182,000,000 #DIV/0! NAIK
280,885 7% NAIK
0 0% TETAP
-3,272,525 0% TURUN
0 0% TETAP
322,314,236 9% NAIK
ANALISIS PERUBAHAN
Jumlah kas dan setara kas meningkat sebesar 2,46% menjadi Rp 882,91 miliar pada tahun 2020. Peningkatan teru
dana dari operasional sebesar Rp203 miliar, fasilitas pinjaman modal kerja dan bank sebesar Rp 182 miliar dan p
tetap sebesar Rp 107 miliar dan biaya ditangguhkan sebesar Rp 200 miliar, serta pembayaran liabilitas sewa guna
pinjaman pembiayaan konsumen sebesar Rp 58 miliar. Saldo tercatat sebesar keuntungan kecil dalam selisih kurs
setara kas.
Piutang lain- lain pihak ketiga mengalami peningkatan sebesar 40,26%. Hal ini karena piutang lain-lain pihak ket
piutang proyek properti dari PT Bakrie Dharma Indonesia Rp 75,0 miliar (2019: Rp 100,0 miliar) dan piutang ata
uang muka tanah dari PT Buana Wira Usaha Rp 49,9 miliar serta piutang lainnya terutama berupa tagihan kepada
pembayaran elektronik, kartu kredit, kerjasama promosi dan foodcourt atas hasil penjualan makanan dan minuma
terjadi peningkatan.
Piutang lain-lain pihak berelasi mengalami penurunan karena piutang ini tidak dibebani bunga dan tidak memilik
pelunasan yang pasti. Adapun entitas pengendalian bersama dengan pihak yang mempunyai pengaruh signifikan
perusahaan yaitu PT Gelael Indotim, PT Gelael Lampung, PT Gelael Supermarket, PT Anugerah Indofood Barok
PT Aneka Satwitra Sari Food, PT Jagonya Musik dan Sport Indonesia serta PT Jagonya Logistic
Pada tahun 2020, jumlah persediaan sebesar Rp 245,35 miliar, menurun sebesar 15,04% dari tahun 2019 sebesar
miliar. Penurunan persediaan terutama ditopang dari turunnya persediaan bahan baku karena dampaknya pandem
Biaya beban dibayar di muka terdiri dari biaya sewa, biaya jasa dan iklan pada reklame, biaya bunga atas sewa, a
biaya lainnya. Biaya dibayar di muka pada tahun 2020 sebesar Rp 18,75 miliar, turun 26,27% dari tahun 2019 ya
25,43 miliar. Hal ini karena adanya bunga atas sewa yang ada pada tahun 2020
Pada tahun 2020, aset lancar lainnya meningkat sebesar 240,54% dari Rp 53,05 miliar menjadi Rp 180,64 miliar.
perusahaan dan ZKI setuju untuk mengembalikan dana yang dikeluarkan perusahaan atas biaya bangunan dalam
sebesar Rp 126.672.410
Mengalami peningkatan karena kas dan setara kas, piutang pihak ketiga dan aset lancar lainnya mengalami penin
Jumlah investasi pada perusahaan asosiasi tercatat sebesar Rp 44,00 miliar di tahun 2020 dibandingkan dengan R
pada tahun 2019 dan meningkat sebesar 7,8% dari bagian atas laba perusahaan asosiasi. Hal ini karena adanya In
Entitas Asosiasi tercatat dari investasi dengan membeli saham PT Gemilang Setia Sejahtera (GSS) pada tahun 20
harga Rp 27,00 miliar sehingga memiliki 40% kepemilikan pada sahan GSS.
Pada 2020, aset tetap neto mencapai Rp 666,81 miliar, naik 11,93% dari tahun 2019 sebesar Rp 595,74 miliar, pe
tetap terutama karena adanya penambahan aset, sementara sekitar Rp 17 miliar telah direklasifikasi dari aset sew
kendaraan menjadi aset hak guna sesuai dengan perubahan pedoman akuntansi PSAK 73. Sisanya karena penamb
dan peralatan dan furnitur dan perlengkapan yang timbur dari pembukaan gerai baru.
Biaya renovasi bangunan sewa ditangguhkan neto pada 2020 tercatat sebesar Rp 530,34 miliar, menurun sebesar
dibanding tahun 2019 sebesar Rp 553,73 miliar. Perununan ini disebabkan oleh biaya yang timbul atas penambah
untuk pembuatan interior dll atas bangunan yang disewa serta diamortisasi selama 5 sampai dengan 10 tahun den
menggunakan metode garis lurus. Penurunan berasal dari amortisasi biaya renovasi yang ditangguhkan melebihi
selama tahun berjalan karena minimnya jumlah gerai baru yang terbuka.
Akun ini merupakan biaya sewa bangunan jangka panjang yang dibayar dimuka, serta diamortisasi sesuai dengan
Jumlah sewa jangka panjang dibayar dimuka pada 2020 mencapai 272 juta, turun 99,85% dibandingkan 2019 Rp
Penurunan ini dikarenakan adanya perlakuan akuntansi sewa tetap berdasarkan revisi PSAK 73.
Pada tahun 2020 jumlah beban ditangguhkan sebesar Rp 201,44 miliar, menurun sebesar 11,07% dibanding tahu
Rp 226,53 miliar. Hal ini karena adanya biaya-biaya yang ditimbulkan dari pengeluaran tertentu, yang mempuny
lebih dari 1 tahun. Contohnya biaya perolehan terkait initial fee atas gerai baru, renewal fee atas perpanjangan ha
biaya program komputer yang tidak memenuhi syarat untuk dicatat sebagai aset tetap.
Aset hak guna- neto mengalami peningkatan karena Perusahaan telah menerapkan PSAK 73 pada tanggal 1 Janu
Sebelum penerapan PSAK 73, perusahaan mengklasifikasikan setiap sewa (sebagai penyewa) pada tanggal perm
sewa pembiayaan atau sewa operasi. Aset hak guna pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp 438,04 miliar.
Pada tahun 2020, jumlah aset pajak tangguhan meningkat sebesar 103,77% dari Rp 80,47 miliar pada tahun 2019
163,97 miliar. Hal ini karena aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangk
diakumulasi rugi fiskal yang tidak terpakai.
Pada tahun 2020, jumlah aset tidak lancar lainnya menurun sebesar 62,52% dari Rp 317,42 miliar pada tahun 201
118,97 miliar. Penurunan terjadi karena aset tidak lancar lainnya terdiri dari biaya renovasi bangunan sewa dalam
sebesar Rp 73,66 miliar, uang muka perolehan tanah Rp 100 juta, uang jaminan sebesar Rp 44,67 miliar dan mes
yang belum digunakan Rp 233 juta. Pada tanggal 31 Desember 2019 perusahaan memiliki uang muka perolehan
Rp. 123,92 miliar dan bertambah Rp 19,65 miliar di tahun 2020, selama tahun 2020 sebagian uang muka peroleh
sebesar Rp 93,57 miliar telah ditukar dengan aset tetap untuk kantor. Sementara sebagian lagi sebesar Rp 49,9 m
dibatalkan dan dicatat sebagai bagian dari piutang yang lainnya pihak ketiga pada tanggal 31 Desember.
Mengalami peningkatan karena investasi pada entitas asosiasi, aset tetap neto, aset hak guna neto, dan aset pajak
meningkat
Jumlah aset mengalami peningkatan karena aset lancar dan aset tidak lancar lebih besar dari tahun sebelumnya
Terjadi peningkatan pada tahun 2020 karena perseroan mendapatkan fasilitas pinjaman bank jangka pendek dari
Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 200 miliar dan Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 350 miliar sebagi fasilita
dan jumlah penarikan dari kedua bank pada tahun 2020 sebesar Rp 182 miliar.
Terjadi peningkatan karena utang obligasi merupakan utang yang timbul dari penerbitan obligasi pada tahun 201
tempo pada November 2020 sebesar Rp 199,43 miliar, disajikan sebagai bagian liabilitas jangka pendek, sedangk
sebesar Rp 198,80 miliar disajikan sebagai bagian liabilitas jangka panjang.
Pada tahun 2020, utang usaha tercatat sebesar Rp 333,76 miliar, menurun sebesar 1,52% dari tahun 2019 sebesar
miliar. Hal ini karena utang usaha tidak dijamin, tidak dikenakan bunga dan penyelesaiannya akan dilakukan seca
usaha terdiri dari utang kepada para pemasok, baik kepada pihak ketiga maupun pihak berelasi dalam rangka pem
baku.
Utang lain-lain pihak ketiga mengalami penurunan karena adanya utang atas jasa promosi, pembelian mesin dan
renovasi bangunan sewa, sewa gudang, pembelian perlengkapan pemasaran dan promosi kepada PT Karunia Glo
PT Ganesh Indonesia Surya Internasional, PT Busana Mutiara Perkasa, PT Kreasi Cipta Imaji, PT Cipta Grasind
Digital Media dan lain-lain.
Utang lain-lain pihak berelasi mengalami kenaikan karena adanya utang karyawan pada tahun 2020 sebesar Rp 1
yang semula pada tahun 2019 hanya sebesar 112.077 dari PT Jagonya Logistic dan PT Fabiant Design Arsitek.
Utang pajak Perseroan pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp 163,679 miliar, meningkat sebesar 13,11% dari tahun
Rp 144,80 miliar, disebabkan naiknya utang pajak penghasilan artikel 21, utang pajak restoran (PB I), dan pajak
nilai.
Beban akrual mengalami peningkatan pada tahun 2020 dibanding tahun 2019 . Hal ini karena besarnya beban sew
waralaba, beban listrik, air dan telpon serta service charge yang diperoleh pada tahun 2020 daripada tahun 2019
Utang yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun adalah pembayaran minimum liabilitas sewa dan pemb
konsumen yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Sampai dengan akhir tahun 2020, liabilitas sewa sebesar Rp 61
timbul dari penerapan awal 1 Januari 2020 PSAK 73 sewa, dan pembiayaan konsumen sebesar Rp 3,36 miliar tur
dibanding tahun 2019 sebesar Rp 4,69 miliar.
Mengalami penurunan karena pada tanggal 31 Desember 2020, liabilitas imbalan kerja atas karyawan tetap telah
pensiun sebesar Rp21.630.898. Akun ini merupakan liabilitas atas manfaat pasti tanpa iuran untuk karyawan dala
panjang, yang jatuh tempo dalam 1 tahun, dan sebesar Rp 21,63 miliar pada tahun 2020, turun sebesar 42,61% da
miliar pada tahun 2019.
Pada tahun 2020 liabilitas jangka pendek lainnya tercatat sebesar Rp 4,22 miliar, meningkat sebesar 7,12% dari t
sebesar Rp 3,94 miliar. Hal ini karena utang bunga atas Obligasi II Rp2.833.333 disajikan sebagai bagian dari lia
pendek lainnya. Liabilitas jangka pendek lainnya merupakan liabilitas atas transaksi operasional lain pada gerai r
Mengalami peningkatan karena utang bank, utang obligasi, utang lain-lain pihak berelasi, utang pajak, beban akr
sewa dan liabilitas jangka pendek lainnya meningkat
Pada tahun 2020, liabilitas jangka panjang tercatat sebesar Rp 1,00 triliun, meningkat 12,57% dibandingkan tahu
Rp 888,38 miliar karena naiknya beban imbalan kerja jangka panjang dan penerapan awal PSAK 73 pada 1 Janua
tercatat sebagai liabilitas sewa, sementara
Pada tahun 2020, liabilitas jangka panjang tercatat sebesar Rp 1,00 triliun, meningkat 12,57% dibandingkan tahu
Rp 888,38 miliar karena naiknya beban imbalan kerja jangka panjang dan penerapan awal PSAK 73 pada 1 Janua
tercatat sebagai liabilitas sewa, sementara
Utang obligasi menurun dikarenakan direklasifikasi menjadi utang yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1
Akun ini merupakan liabilitas atas manfaat pasti iuran untuk karyawan dalam jangka panjang dan tercatat sebesar
miliar pada tahun 2020, meningkat sebesar 18,12% dari tahun 2019 yang sebesar Rp 683,34 miliar. Hal ini karen
beban imbalan kerja tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019 serta besarnya kerugian pengukuran kembali ta
imbalan kerja karyawan yang diaku sebagai penghasilan komprehensif lain paada penyesuaian pengalaman.
Mengalami peningkatan karena liabilitas sewa, dan liabilitas imbalan kerja jangka panjang mengalami peningkat
Jumlah liabilitas mengalami peningkatan karena liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang lebih besar
sebelumnya
Modal yang ditempatkan dan disetor penuh pada tahun 2020 dan 2019 jumlahnya tetap
Terjadi penurunan akibat pembelian saham karena Manajemen berkeyakinan bahwa pembelian kembali saham ti
mengakibatkan penurunan pendapatan dan tidak memberikan dampak signifikan atas biaya pembiayaan Perusaha
dana yang digunakan adalah dana internal Perusahaan. Sehingga Pada tanggal 31 Desember 2020, Perusahaan m
untuk memiliki 3.208.000 saham tresuri dengan harga pembelian Rp3.272.525.
Pada tahun 2020, ekuitas perseroan turun menjadi Rp 1,25 triliun dari Rp 1,66 triliun pada tahun 2019, menurun
dikarenakan penurunan tahun berjalan sebesar 256,15% dari laba bersih sebesar Rp 241,55 miliar pada tahun 201
bersih sebesar Rp 377,18 miliar pada tahun 2020.
Saldo laba yang ditentukan penggunaannya untuk cadangan umum jumlahnya tetap
Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya menurun dikarenakan adanya rugi tahun berjalan dan rugi pen
komprehensif lain pada akhir tahun 2020
Jumlah ekuitas pada tahun 2020 mengalami penurunan karena terdapat penurunan pada sahan tresuri serta saldo
ditentukan penggunaannya
Jumlah liabilitas dan ekuitas mengalami peningkatan karena baik liabilitas maupun ekuitas tahun 2020 memiliki
besar dibandingkan tahun 2019
HAN
eto, aset hak guna neto, dan aset pajak tangguhan neto
nya tetap
Modal Saham
Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Dividen kas -
Saham tresuri -
Saldo Laba
Ditentukan
Penggunaannya
Saham Tresuri Agio Saham Belum Ditentukan
untuk Cadangan
Umum Penggunaannya
- - - 241,547,936
- - - (58,624,540)
- - 1,060,055 (1,060,055)
- - - (63,844,434)
- - - (32,431,177)
(3,272,525) - - -
1,540,493,643
241,547,936
(58,624,540)
(63,844,434)
1,659,572,605
(377,184,702)
(32,431,177)
(3,272,525)
1,246,684,201
Analisis Dupont Tahun 2019
Sales
Rp 6,706,376,352
-
COGS Net Profit After Tax
Rp 2,511,932,560 Rp 327,294,610
- :
Operating & Other Expenses Sales
Rp 3,953,751,255 Rp 6,706,376,352
-
Interest
Rp (18,498,812)
-
Taxes
Rp (68,103,261)
Sales
Rp 4,840,363,775
-
COGS Net Profit After Tax
Rp 1,971,473,070 Rp (557,347,037)
- :
Operating & Other Expenses Sales
Rp 3,384,801,970 Rp 4,840,363,775
-
Interest
Rp (42,168,616)
-
Taxes
Rp 83,604,388
ANALISIS:
Pada tahun 2020 perusahaan mampu mencapai ROE (Return On Equity) sebesar -0,44706. Nilai tersebut dipengaruhi
ROA (Return On Asset) tahun 2020 sebesar -0,150 diperngaruhi oleh besarnya profit margin dan total aset turnover.
asset turnover dan stockholder equity. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dilihat bahwa profit margin lebih kec
memberikan kontribusi lebih besar terhadap besarnya ROA
Analisis Dupont Tahun 2019
Profit Margin
0.049
ROA
0.068
ROE
0.13939
Profit Margin
-0.115
ROA
-0.150
ROE
-0.44706
Total Asset Turnover Financial Leverage
Rp 3,726,999,660 Multiplier
: 2.990
Stockholder equity
Rp 1,246,684,201
ebesar -0,44706. Nilai tersebut dipengaruhi oleh ROA (Return On Asset) dan financial leverage multiplier.
rnya profit margin dan total aset turnover. Financial leverage multiplier sebesar 2,990 dipengaruhi oleh total
dapat dilihat bahwa profit margin lebih kecil dari total asset turnover, sehingga total asset turnover lebih
PT FAST FOOD INDONESIA TBK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 Desember 2020 dan 2019
2020
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas Rp 882,912,301
Piutang lain-lain - pihak ketiga Rp 199,419,706
Piutang lain-lain - pihak berelasi Rp 36,084,407
Persediaan Rp 245,348,925
Biaya dibayar dimuka Rp 18,749,166
Aset lancar lainnya Rp 180,642,184
Rp 1,563,156,689
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik - entitas
induk
Modal saham - nilai nominal Rp 50 di 2020 dan Rp 100 di
2019 per lembar saham
Modal dasar - 15.960.000.000 saham di 2020 dan
7.980.000.000 saham di 2019
Rp 861,748,299 Rp 21,164,002
Rp 142,179,101 Rp 57,240,605 Penggunaan
Rp 41,105,416 Rp (5,021,009) Sumber
Rp 288,796,357 Rp (43,447,432) Sumber
Rp 25,429,267 Rp (6,680,101) Sumber
Rp 53,046,080 Rp 127,596,104 Penggunaan
Rp 1,412,304,520 Rp 150,852,169
Rp 3,404,685,424 Rp 322,314,236
Rp - Rp 182,000,000 Sumber
Rp - Rp 199,431,013 Sumber
Rp 295,136,850 Rp (1,309,972) Penggunaan
Rp 43,760,575 Rp (3,825,933) Penggunaan
Rp 185,077,800 Rp (18,986,066) Penggunaan
Rp 112,077 Rp 159,489,287 Sumber
Rp 144,804,237 Rp 18,988,252 Sumber
Rp 136,608,038 Rp 48,483,570 Sumber
Rp - Rp 61,257,279 Sumber
Rp 4,910,275 Rp (4,910,275) Penggunaan
Rp 4,691,642 Rp (1,334,296) Penggunaan
Rp 37,692,755 Rp (16,061,857) Penggunaan
Rp 3,942,929 Rp 280,885 Sumber
Rp 856,737,178 Rp 623,501,887
Rp - Rp 192,801,117 Sumber
Rp 6,003,909 Rp (6,003,909) Penggunaan
Rp 228,460 Rp (96,703) Penggunaan
Rp 198,800,383 Rp (198,800,383) Penggunaan
Rp 683,342,889 Rp 123,800,631 Sumber
Rp 888,375,641 Rp 111,700,753
Rp 1,745,112,819 Rp 735,202,640
Rp 199,513,858 Rp -
Rp 944,469 Rp -
Rp - Rp (3,272,525) Penggunaan
Rp 15,925,381 Rp -
Rp 1,443,188,897 Rp (409,615,879) Penggunaan
Rp 1,659,572,605 Rp (412,888,404)
Rp 3,404,685,424 Rp 322,314,236
PT Mustika Ratu Tbk. dan Entitas Anak
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
31-Dec-20
Sumber
Penurunan piutang lain lain - pihak berelasi Rp 5,021,009
Penurunan persediaan Rp 43,447,432
Penurunan biaya dibayar di muka Rp 6,680,101
Penurunan biaya renovasi bangunan sewa ditangguhkan - neto Rp 23,389,116
Penurunan Sewa jangka panjang dibayar di muka - neto Rp 177,401,703
Penurunan beban ditangguhkan-neto Rp 25,086,011
Penurunan aset tidak lancar lainnya Rp 198,454,227
Peningkatan utang bank Rp 182,000,000
Peningkatan utang obligasi - neto Rp 199,431,013
Peningkatan utang lain-lain - pihak berelasi Rp 159,489,287
Peningkatan utang pajak Rp 18,988,252
Peningkatan beban akrual Rp 48,483,570
Peningkatan bagian lancar atas - liabilitas sewa Rp 61,257,279
Peningkatan liabilitas jangka pendek lainnya Rp 280,885
Peningkatan bagian lancar atas - liabilitas sewa Rp 192,801,117
Peningkatan liabilitas imbalan kerja jangka panjang Rp 123,800,631
Jumlah Sumber Rp 1,466,011,633
Penggunaan
Peningkatan Piutang usaha - pihak ketiga Rp 57,240,605
Peningkatan aset lancar lainnya Rp 127,596,104
Peningkatan investasi pada entitas asosiasi Rp 3,178,830
Peningkatan aset tetap - neto Rp 71,072,374
Peningkatan aset hak guna-neto Rp 438,039,310
Peningkatan aset pajak tangguhan - neto Rp 83,502,610
Penurunan utang usaha - pihak ketiga Rp 1,309,972
Penurunan utang usaha - pihak berelasi Rp 3,825,933
Penurunan utang lain-lain - pihak ketiga Rp 18,986,066
Penurunan bagian lancar atas - sewa pembiayaan Rp 4,910,275
Penurunan bagian lancar atas - pembiayaan konsumen Rp 1,334,296
Penurunan liabilitas imbalan kerja jangka pendek Rp 16,061,857
Penurunan bagian lancar atas - sewa pembiayaan Rp 6,003,909
Penurunan bagian lancar atas - pembiayaan konsumen Rp 96,703
Penurunan utang obligasi - neto Rp 198,800,383
Penurunan agio saham dikurangi biaya perolehan saham tresuri Rp 3,272,525
Penurunan saldo laba belum ditentukan penggunaannya Rp 409,615,879
Jumlah Penggunaan Rp 1,444,847,631
Kenaikkan Kas Rp 21,164,002
ANALISIS:
Dalam melakukan analisis sumber dan penggunaan dana juga harus dibuat laporan sumber dan
penggunaan dana yang merupakan alat penting baga manajer keuangan atau kreditur dalam
menilai darimana sumber dana dan digunakan untuk apa saja dana tersebut. Pada tahun 2020
jumlah sumber dana adalah Rp 1.466.011.633 dan jumlah penggunaan dana adalah Rp
1.444.847.631. Karena lebih besar sumber dana daripada penggunaan dana, maka terdapat
kenaikkan kas sebesar Rp 21.164.002