You are on page 1of 61

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan

penyakit kesehatan individu keluarga kelompok dan masyarakat.

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat

memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan

rata-rata penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

pelayanan profesi yang telah ditetapkan.

Pelayanan instalasi rawat jalan (ambulatory) adalah suatu bentuk dari

pelayanan kedokteran, secara sederhana yang dimaksud dengan pelayanan rawat jalan

adalah pelayanan yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap

(hospitalization). Pelayanan rawat jalan diselenggarakan oleh sarana pelayanan

kesehatan yang lazim di kenal yaitu di rumah sakit atau klinik.Tetapi juga

diselenggarakan dirumah pasien (home care) dan juga perawatan rumah (nursing

homes).

Sebagai bagian dari rumah sakit, instalasi rawat jalan berupaya meningkatkan

pelayanan kesehatan dan berusaha memenuhi segala aspek mutu kesehatan. Dalam

pertumbuhan dan perkembangannya serta tuntutan masyarakat akan pemenuhan

kesehatan yang prima maka instalasi rawat jalan sampai tahun ini memiliki

diantaranya Obgyn, Internist, Jantung, Anak, THT-KL, Mata, Bedah Umum, Bedah

Syaraf, Bedah onkologi, Bedah Urologi, Ortopedi, Syaraf, Paru, Kulit Kelamin,
Kesehatan Jiwa, Gigi, bedah mulut, BTKV, Posko Vaksinasi Covid, medical check

up, DOTS dan HIV, thalessemia, Umum, tumbuh kembang anak, Akupuntur dan gizi,

serta tidak menutup kemungkinan pelayanan ini akan terus bertambah.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Terciptanya sistem pelayanan Instalasi rawat jalan yang bermutu dan paripurna

sebagai bagian dari pelayanan kesehatan di RS Sentra Medika Cisalak Depok.

2. Tujuan Khusus

1. Sebagai pedoman pelayanan yang baku yang dapat dipakai dalam

melaksanakan kegiatan pelayanan pasien di Instalasi rawat jalan

2. Mempermudah admistrasi pelayanan di Instalasi rawat jalan

3. Tercapainya indikator mutu dan keselamatan pasien di Instalasi rawat jalan

4. Tersedianya Sumber Daya Manusia/ petugas baik Medis, Tenaga

Keperawatan, Penunjang sesuai standar

5. Tersedianya sarana prasarana baik medis maupun non medis untuk

menunjang kelancaran pelayanan

6. Meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan

7. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai standar yang berlaku di rumah sakit:

Pedoman Praktik Klinik (PPK), Standard Pelayanan Minimal (SPM),

Indikator

Mutu Klinik, Indikator Pelayanan, Standard Prosedur Operasional ( SPO )

8. Meningkatkan keselamatan pasien

9. Meningkatkan keselamatan kerja

10. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.


C. Ruang Lingkup

1. Ruang lingkup pelayanan klinik umum : Memberikan pelayanan dengan lingkup

yang terbatas yaitu pasien dengan diagnosa yang ringan dan di periksa oleh dokter

umum.

2. Pelayanan klinik spesialis : Memberikan pelayanan kepada pasien yang

memerlukan penanganan lebih lanjut dengan dilayani oleh dokter spesialis, yang

meliputi spesialis Obgyn, Internist, Jantung, Anak, THT-KL, Mata, Bedah Umum,

Bedah Syaraf, Bedah onkologi, Bedah Urologi, Ortopedi, Syaraf, Paru, Kulit

Kelamin, Kesehatan Jiwa, Gigi, BTKV, Posko Vaksinasi Covid, Medical check up,

DOTS dan HIV, thalessemia, Umum, tumbuh kembang anak, Akupuntur gizi dan

Anastesi, serta tidak menutup kemungkinan pelayanan ini akan terus bertambah.

3. Jenis pembiayaan pasien meliputi : Asuransi dan Non Asuransi, BPJS

D. Batasan Operasional

1. Poli Umum dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan dan penentuan

diagnosa dan yang memeriksa adalah dokter umum.

2. Poli Obgyn dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan kehamilan,

konsultasi kandungan / alat kontrasepsi, penentuan diagnosa, tindakan

pemasangan dan lepas alat kontrasepsi iud. yang melayani adalah dokter

Sp.Obgyn.
3. Poli Bedah dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan

diagnosa dan rawat luka. Dokter yang melayani adalah dokter Sp.Bedah. Dalam

hal ini mencakup bedah umum, bedah digestif, bedah syaraf, bedah urologi,

ortopedi, dan Poli Penyakit Dalam dimana didalamnya mencakup pelayanan

pemeriksaan dan penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah dokter Sp.PD

4. Poli Anak dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,penentuan

diagnosa serta pelayanan imunisasi.dokter yang melayani adalah dokter Sp.A

5. Poli THT-KL dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan

diagnose,tindakanTHT-KL salah satunya adalah spolling serumen. dokter yang

melayani adalah dokter Sp.THT-KL

6. Poli Mata dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,penentuan

diagnosa.dokter yang melayani adalah dokter Sp.M

7. Poli Kesehatan Jiwa dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,

penentuan diagnosis. Dokter yang melayani adalah dokter Sp. KJ

8. Poli Jantung dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan

diagnosis, dan tindakan EKG, Echocardiografi dan Treadmil Dokter yang

melayani adalah dokter Sp. JP

9. Poli Syaraf dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan

diagnosis di bidang syaraf. Dokter yang melayani adalah dokter Sp. S

10. Poli Paru dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penetuan

diagnosis serta spirometri di bidang paru. Dokter yang melayani adalah dokter

Sp.P

11. Poli Kulit Kelamin dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,

penentuan diagnosis serta tindakan di bidang kulit kelamin. Dokter yang melayani

adalah dokter Sp. KK


12. Poli Gigi dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan

diagnosis serta tindakan gigi. Dalam hal ini mencakup Ortodonti. Dokter yang

melayani adalah dokter gigi, dan dokter Ortodonti

13. Poli Gizi dimana didalamnya mencakup pelayanan konseling gizi yang akan di

layani oleh instalasi Gizi.

14. Poli DOTS dan HIV didalamnya mencakup pelayanan konsultasi, pemeriksaan

dan skrining serta pengobatan bagi penderita TB dan HIV

15. Poli Mcu didalam nya mencakup Mendata jumlah pasien untuk tiap-tiap dokter.

16. Poli BTKV didalamnya mencakup Pelayanan Konsultasi ,memberi obat-obatan

hingga penanganan  dengan cara operasi. Bagi penderita yang mengalami

gangguan di area dada dan jantung memiliki risiko komplikasi yang tinggi mulai

infeksi, stroke, bahkan kematian.

17. Poli Tumbuh Kembang Anak didalamnya mencangkup Pelayanan Konsultasi,

Klinik tumbuh kembang merupakan klinik khusus deteksi dini, diagnosis, dan

intervensi (menentukan pilihan terapi) terhadap anak sesuai dengan kebutuhannya.

Klinik ini juga mengedukasi para orang tua dalam memantau tumbuh kembang

Anak maupun memberikan stimulasi.

18. Poli Akupuntur didalamnya mencangkup Pelayanan Konsultasi, dan tindakan

akupuntur

19. Poli Anastesi di dalamnya mencangkup Pelayanan Konsultasi untuk persiapan

pasien pre Operasi atau tindakan lainnya.

20. Mencatat dan menerima pendaftaran per telepone bagi pasien yang kembali

kontrol klinik yang selanjutnya akan didaftarkan ke petugas pendaftaran. Pasien

didata sesuai no antrian.

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

971/MENKES/PER/XI/2009 Tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural

Kesehatan.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.

340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik

Perawat.

7. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor

1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.

8. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit.

9. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1997.

10. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 1999.

11. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.

12. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia 2005.

13. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 20


BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Jumlah Tenaga Menurut Kualifikasi

Nama jabatan Kualifikasi Jumlah tenaga yang ada

Tenaga medis Tenaga medis yang ada di 66 Orang

instalasi rawat jalan adalah tenaga

medis yang bersertifikat,dan

berkompeten dibidangnya dalam

arti sudah lulus dari pendidikan

kedokteran dokter spesialis serta

lulus dalam kredensial yang di

lakukan oleh
komite medik.

Kepala Instalasi Dokter Spesialis,Dokter Umum, 1 Orang

Rawat Jalan Magister

Keperawatan, S2 Kesehatan.

1. Dokter Spesialis dan Dokter

umum

minimal 1 tahun

2. Magister Keperawatan dan S2

Kesehatan menjadi Kepala Ruang

minimal 5 tahun

Kepala Ruang SI Keperawatan + Ners/DIII 1 orang

Keperawatan

STR aktif

Berpengalaman min.2 tahun

Perawat PJ Shift Minimal DIII Keperawatan 5 Orang

SI Keperawatan + Ners/DIII

Keperawatan

STR aktif

Berpengalaman min.1 tahun

Perawat Pelaksana Minimal DIII Keperawatan 31 Orang

STR aktif

Berpengalaman min.1 tahun

Tenaga Kesehatan SMA, SMK 2 Orang

Lain
B. Distribusi Ketenagaan

Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Rawat Jalan, yaitu:

1. Dinas pagi, yang berdinas kurang Lebih sekitar 24 orang terdiri dari kepala ruangan,

Pj shift, Serta Pelaksana

2. Dinas middle, yang berdinas 1 sampai 2 orang terdiri dari Pelaksana

3. Dinas siang, yang berdinas kurang lebih 15 orang dengan kategori PJ Shift dan

pelaksana.

C. Pengaturan Jam Dinas

1. Pengaturan Jam Dinas Instalasi Rawat Jalan

a. Pengaturan jadwal dinas Instalasi Rawat Jalan dibuat oleh koordinator serta

dipertanggung jawabkan dan disetujui oleh Kepala Instalasi Rawat Jalan dan

Kabid.Penunjang Medis

b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan.

c. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, middle, siang, libur dan cuti.

d. Apabila ada tenaga Insatalasi Rawat Jalan karena sesuatu hal sehingga tidak

dapat jaga sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, maka yang bersangkutan

harus memberitahu 2 jam sebelum dinas pagi, 2 jam sebelum dinas middle dan 8

jam sebelum dinas siang atau sore. Sebelum yang bersangkutan memberitahu

kepala instalasi Rawat Jalan , Kabid.Penunjang Medis dan HRD, yang

bersangkutan sudah mencari pengganti.

2. Pengaturan Praktik Dokter Spesialis Instalasi Rawat Jalan

a. Jadwal praktek Dokter Spesialis Instalasi Rawat Jalan sesuai dengan kesepakatan

dengan Rumah Sakit.


b. Apabila Dokter Spesialis Instalasi Rawat Jalan tidak dapat hadir, maka

pengaturan diet pasien dilakukan via online (telepon) dan didokumentasikan

dalam CPPT.
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
B. Ruang Yang Tersedia

1. Nurse Stasion Instalasi Rawat Jalan Lantai 1

2. Poli Penyakit Dalam 1

3. Poli Penyakit Dalam 2

4. Ruang Tindakan Poli Penyakit dalam

5. Poli Paru (Asma)

6. Poli Penyakit Dalam 3

7. Poli Penyakit Dalam 4

8. Poli Mata

9. Poli Gigi

10. Poli Bedah Mulut

11. Poli THT

12. Ruang Ganti Dokter

13. Kamar Mandi Dokter

14. Poli Bedah Urologi

15. Poli Bedah 2

16. Poli Jiwa

17. Poli Neurologi

18. CST

19. Ruang Ganti Perawat Lantai 1

20. Poli Bedah Onkologi

21. Ruang Tunggu Pasien

22. Ruang Tunggu Pasien Poliklinik Lantai 2

23. Poli Obgyn 1


24. Poli Obgyn 2

25. Poli Obgyn 3

26. Nurse Stasion

27. Poli Kulit

28. Poli Anak 1

29. Poli Anak 2

30. Poli Anak 3

31. Poli Anak 4

32. Nurse Stasion A

33. Poli Jantung 1

34. Poli Jantung 2

35. Poli Jantung 3

36. Poli Jantung 4

37. Nurse Stasion Poli Jantung

38. Ruangan Tindakan Echo

39. Ruangan Tindakan Treadmill

40. Nurse Stasion Poli Orthopedi

41. Ruangan Tindakan Poli Orthopedi

42. Poli Orthopedi 1

43. Poli Orthopedi 2

44. Ruang Istirahat dokter


C. Fasilitas Di Dalam Masing-Masing Ruang

Peralatan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas sangat

membantu kelancaran pelayanan. Berikut ini adalah ketentuan umum mengenai

peralatan :

a. Jumlah dan macam peralatan disesuaikan dengan standar yang berlaku.

b. Terdapat prosedur pemeriksaan berkala untuk keamanan alat.

c. Peralatan dasar meliputi:

1) Tensimeter

2) Stetoskop

3) Termometer.

4) Timbangan

5) Peralatan portable untuk transportasi.

6) Lampu untuk tindakan.

7) Elektrokardiogram

8) Alat dekontaminasi

e. Protokol dan pelatihan kerja untuk staf medik dan perawat perlu tersedia untuk

penggunaan alat-alat termasuk langkah-langkah untuk mengatasi apabila terjadi

malfungsi.

1. Registrasi :

 Meja

 Kursi
 Telphone

 Alat tulis

2. Meja Nurse Station :

 Kursi

 Tensimeter

 Stetoskop

 Termometer Suhu badan

 Timbangan

 Alat Ukur tinggi badan

3. Klinik Dokter Umum :

 Meja Dokter

 Kursi Dokter

 Kursi Pasien

 Tempat Tidur

 Lemari Kaca

 Cermin

 Bed Pasien

 Bantal

 Meja

 Tempat Sampah

 Tempat Sampah

 Ember besar

 AC Split

 Tempat Sampah
 Jam Dinding

 Bak Instrumen Kecil :

 Pinset Cirugis

 Pinset Anatomis

 Klem Arteri Kecil

 Gunting Aff Hecting

 Klem Lurus

 Kom

 Tensi Air Raksa

 Timbangan Elektrik

 Stetoscope

 Autoclave

 Pengukuran Tinggi Badan

 Termometer

 Set Korentang

 Meja Mayo

 Senter

 Lampu Rontgen

 Tromol Kassa Besar

 Nierbekken

 Trolly

4. Klinik Dokter Spesialis THT :


SET AUDIOMETRI :

 Ruang Kedap

 Mesin Audiometri

 Adaptor

Meja Set THT :

 Headlamp Unit THT

 Tongue Spatel

 Speculum Hidung

 Suction Telinga

 Pengupil

 Kaca Mulut

 Spuit Gliseril

 Otoskop Lamp

 Mata Lamp

 Mata Lamp Metalik

 Botol Obat unit THT

 Botol Suction Dalam Meja Unit

 Klem Penjepit Cerumen

 Pinset Mayo

 Garpu Tala Set

 Lamp Set THT

 Cerumen Hak

 Curatage Cerumen

 Klem Bengkok 14 cm
 Klem Bengkok 19 cm

 Klem Ear Forceps

 Aligator THT 20 cm

 Kom

 Hartman Ear Force

 Tonsil Haemostatic Forceps

 Lampu Rontgen

 Lamp Head Fortable

 Bengkok

 Stetoskop

 Set Endoscopy

 OAE

 Meja Dokter

 Kursi Dokter

 Kursi Pasien

 Tempat Tidur

 Lemari Kaca

 Cermin

 Baki Plastik

 Kursi Periksa AudioMetri

 Kursi Perawat

 Kursi Pasien

 Kotak Tissue Tempel


 Roll Listrik

 Box File

 Jam Dinding

 Box Plastik Tempat Obat

5. Klinik Dokter Spesialis Syaraf :

 Meja Dokter

 Kursi Dokter

 Tempat Tidur

 Lemari kaca

 Cermin

 Baki Plastik

 Bed Pasien

 Bantal

 Meja Dokter

 Tempat Sampah

 AC Split

 Kursi Luar

 Telephone

 Jam Dinding

 Meja Perawat

 Box File

 Bak Instrumen Kecil :

 Pinset Sirugis
 Pinset Anatomis

 Kom kecil

 Tensimeter air raksa

 Timbangan

 Stetoscop

 Set Korentang

 Senter

 Lampu Rontgen

 Nerbekken

 Reflek Hamer

 Tempat Kapas Alkohol

6. Klinik Dokter Spesialis Paru :

 AC

 Kursi Pasien

 Meja Dokter

 Bangku Dokter

 Tempat Tidur

 Bantal

 Tangga Tempat tidur


 Three desk

 Papan nama dokter

 Tempat sampah

 Tempat tissue dinding

 Tempat Tissue Meja

 Washtafel

 Bufet Washtafel

 figuran anatomi paru

 Rak Untuk status

 Tangga Tempat tidur

 buffet dokter kecil

 jam dinding

 figuran foto sip

 Figuran Foto

 stempel nama dokter

 Stetoskop

 Lampu Rontgen

 Senter

 Compresor Air

 Pfr

 Spirometri

 Usg
 Spiro analzer

 Tabung O2

 Fortabel O2

 Gelas Ukur Besar

 Troli

 SET GV :

 Pinset Anatomis

 Pinset Cirugis

 klem

 Kom Kecil

 Gunting Jaringan

 Korentang

 Bengkok

7. Klinik Dokter Spesialis Mata :

 Refracting Unit

 Proyektor

 Slit Lamp

 Encroptor

 Kursi
 Trial Lens SVR set

 Trial Frame

 Penggaris

 Lap Pembersih lensa

 Obat proyektor / remot cp 30

 AUTOREFRACTOMETER/

 KERATOMETER

 Meja

 Kursi Pasien

 Kursi Pemeriksa

 Biometri Al-100

 Meja Troli

 SCHIOETZ - Tonometer

 Keeler set

 Optivisor / iup

 Lampu Sorot

 figuran bola mata

 Buku Ishihara

 Senter

 Indirec Heine

 lensa ocular

 Charge

 Meja Dokter

 Kursi Dokter
 Kursi Pasien

 Lemari Kaca ( Kayu )

 Cermin

 Jam Dinding

 Kalender Meja

 Rak Susun Meja Dokter

 Tempat Sampah

 Meja Rak Dorong

 Tempat trial Lenset

 Ac Slip

8. Klinik Dokter Psikiatri :

 sofa

 Meja

 Kursi Dokter

 Three Desk

 Sip Dokter

 Tempat Sampah

 Tissue Dinding
9. Klinik Dokter Spesialis Jantung I :

 Tempat Tidur

 Kursi Pasien

 Kursi Dokter

 Kursi Besar

 Tangga

 AC

 Meja Dokter

 Lampu Rontgen

 Pewangi Elektrik

 Senter

 Kalender

 Jam dinding

 SIP Dokter

 Kaca

 Wash tafell

 Tissue Dinding

 Tempat Sampah

 Three Desk

10. Klinik Dokter Spesialis Jantung II :

 Tempat Tidur

 Tangga

 AC
 Sip dr. Olfi

 Kaca

 Washtafell

 Tissue Dinding

 Lampu

Rontgen

 Kursi Pasien

 Kursi Dokter

 Meja Dokter

 calender

 Three desk

 Usg

 Treadmill

 Holter

 Hevafilter

 Ekg

 Tensi Digital

11. Klinik Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1 :

 Meja Dokter

 Kursi Dokter

 Kursi Pasien

 AC

 Washtafel
 Kaca

 Jam Dinding

 SIP dokter

 Tempat Tidur

 Bantal

 Telephone Kabel

 Tangga tempat Tidur

 Tempat sampah

 Stetoskop

 Lampu Rontgen

 Senter

 Termometer

12. Klinik Dokter Spesialis Penyakit Dalam 2 :

 AC

 Jam dinding

 Kursi Pasien

 Meja Dokter

 Kursi Dokter

 Telpon

 Meja Sudut

 Tempat Tidur

 Tangga Tempat Tidur


 Washtafel

 Kaca Washtafel

 Tempat Tissue dinding

 Tempat Detol

 Tempat Sampah

 Kalender

 Poster Anatomi

 Kulkas

 Bantal

 Papan nama Dokter

 Meja Sudut Untuk tindakan

 figuran SIP dokter

 Lampu Rontgen

 Lampu Senter

 Stetoskop

 Set Gv

 Pinset Anatomis

 Pinset Cirugis

 klem

 Kom Kecil

 Gunting Jaringan

 Korentang

 Bengkok
 Gunting Kecil

13. Klinik Dokter Gigi 1 :

 Meja Dokter

 Kursi

 lemari

 rak alat

 Telephone

 tempat tissue

 tempat samapah

 emeber
 jam dinding

 rak file

 kaset handuk

 cermin kecil

 cermin besar

 Kalender

 ac

 pembolong kertas

 gunting

 Pengharum Ruangan

 baju operasi

 lap alat

 duk bolong
 alas meja mayo

 alas meja unit

 gelas ukur

 keranjang besar

 keranjang sedang

 keranjang kecil

 box plastik besar

 box plastik alat

 Dental Unit ungu

 Kompresor

 Handpiece High Speed

 Handlow Speed

 Kaca Mulut + Handle

 Excauator

 Sonde Bengkok

 Pinset Dentist

 Plastis Instrument

 ganggang scapel

 endho box

 tempat bur plastik

 knabel tang

 pinset sirugis besar

 sonde lurus

 bone file

 crayer
 rasbaratorium

 Crown retractor

 nierbeken besar

 bak instrument besat

 bak instrument kecil

 bak instrument sedang

 needle holder besar

 needle holder kecil

 curter besar

 curtter kecil

 gunting bengkok

 gunting lurus

 pinset anatomis

 arteri clam lurus

 arteri clam bengkok

 lunar check

 glass palt kecil

 burnizer plastik

 burnizer bulat

 kom kecil

 kom sedang

 Tang Permanen mahkota gigi anterior rahang atas

 Tang pemanen akar gigi anterior rahang atas

 tang permanen mahkota gigi premolar rahang atas


 tang permanen molar rahang atas kanan

 tang permanen molar rahang atas kiri

 tang permanen akar gigi posterior rahang atas

 tang permanen mahkota gigi posteror rahang bawah

 tang permanen mahkota gigi molar 3 rahang bawah

 tang permanen mahkota gigi anterior rahang bawah

 tang permanen akar gigi rahang bawah

 tang anak mahkota gigi anterior rahang atas

 tang anak akar gigi posterior rahang atas

 tang anak mahkota gigi posterior rahang atas

 tang anak mahkota gigi posterior rahang bawah

 tang anak mahkota gigi anterior rahang bawah

 tang anak akar gigi rb

 tang anak mahkota gigi posterior ra tanpa break

 needle holder

 knabel tang ujung panjang

 lemari uv

 nampan lemari uv

 meja mayo

 lampu baca rontgen

 korentang + tempat

 scaler manual

 currete ( ep246)
 curreter ( epbuser)

 citoject

 agate saptula

 alat sinar elseta

 kacamata google

 tensi meter

 alat sterilisasi

 kompresor suction

 box plastik bahan

 gelas melamine

 toples kecil

 botol semprot

 nampan melamine

 raket nyamuk

14. Klinik Dokter Gigi 2 :

 Meja Dokter

 Kursi

 Dispenser

 Tempat Tissue

 Lemari Jas Dokter

 Lemari Obat

 Senter

 Telephone

 Rak File
 Kalender

 Tempat Sampah

 Ember

 Jam Dinding

 Kalender

 Cermin

 Rak alat

 Keset

 Lap Alat

 Penggaris

 Pembolong Kertas

 Steplles

 Cutter

 Pengharum Ruangan

 Kalkulator

 AC

 Alas Meja mayo

 Alas Meja Dental unit

 Gelas ukur

 Keranjang Besar

 Keranjang sedang

 Keranjang Kecil

 Box Plastik Besar

 Box Plastik Alat

 Box Plastik Bahan


 Toples kecil

 Gelas Melamin

 Model Gigi

 Botol Semprot

 Nampan Melamine

 Dental Unit Orange

 Kompresor Unit Orange

 Handpiece High Speed

 Handlow Speed

 Scaller Electrik Unit

 Dental Unit Biru

 Kompresor unit biru

 Hand spiece High Speed

 Hand Spiece Low Speed

 Scaller Electrik Unit

 Kaca Mulut + Handle

 Excauator

 Sonde Bengkok

 Pinset Dentist
 Plastis Instrument

 Sonde Lurus

 Tempat Bur Stainless

 Tempat Bur Plastik

 Sonde 2 Takik

 NierBeken kecil

 Scaller Manual

 Scaller elektrik

 Bowl

 Gips Spatula

 Sendok Cetak No 1

 Sendok cetak no 2

 Secndok cetak no 3

 Sendok cetak full

 Pisau Lecron

 Crown retractor

 Lemari Stainles (UV)

 nampan lemari sterill


 Sterilisasi kering

 Korentang + tempat

 semen Spatulla

 agate spatulla

 sonde dycal

 buirnisher bulat

 buinisher plastik

 lampu spiritus

 alat bakar pengisisan

 matriks band

 endho box

 plastis + semen stoper

 bak instrument besar

 bak instrument sedang

 bak instrument kecil

 tang klamen

 citoject

 sendok granuloma
 pelindung jari

 gunting lurus

 crayer

 bein bulat

 bein panjang

 bein bengkok

 bone file

 Tang Permanen mahkota gigi anterior rahang atas

 Tang pemanen akar gigi anterior rahang atas

 tang permanen mahkota gigi premolar rahang atas

 tang permanen molar rahang atas kanan

 tang permanen molar rahang atas kiri

 tang permanen akar gigi posterior rahang atas

 tang permanen mahkota gigi posteror rahang bawah

 tang permanen mahkota gigi molar 3 rahang bawah

 tang permanen mahkota gigi anterior rahang bawah

 tang permanen akar gigi rahang bawah

 tang anak mahkota gigi anterior rahang atas


 tang anak akar gigi posterior rahang atas

 tang anak mahkota gigi posterior rahang atas

 tang anak mahkota gigi posterior rahang bawah

 tang anak mahkota gigi anterior rahang bawah

 tang anak akar gigi rb

 tang anak mahkota gigi posterior ra tanpa break

 needle holder

 knabel tang ujung panjang

 knabel tang biasa

 gunting bengkok

 lampu rontgen

 meja mayo

 lemari sterill ( uv)

 sterilassi kering

 suction portabel

 tromol biasa

15. Klinik Dokter Spesialis Bedah 1 :

 AC

 Kursi Pasien
 Meja

 Kursi Dokter

 Lemari

 Bufet

 Tempat tidur

 bantal

 Tangga Tempat tidur

 Figuran Foto

 Papan nama dokter

 Three Desk

 Tempat sampah

 Tempat Tissue Dinding

 Washtafell

 Bufet Washtafel

 Figuran Sip

 kotak tissue meja

 kalender

 Stetoskop

 Lampu Rontgen

 Senter

 Korentang

 Troli
 GV SET :

 Kom

 Bak instrumen Besar

 Pinset Anatomis

 Pinset Sirugis

 Gunting Benang

 Gunting Lurus Kecil

 Klem Bengkok

 Lampu sorot

 timbangan

16. Klinik Dokter BTKV :

 Meja Dokter

 Kursi Dokter

 Kursi Pasien

 Tempat Tidur

 Cermin

 Bed Pasien
 Bantal

 Meja

 Tempat Sampah

 Tempat Sampah

 Ember besar

 AC Split

 Tempat Sampah

 Jam Dinding

 Bak Instrumen Kecil :

 Pinset Cirugis

 Pinset Anatomis

 Klem Arteri Kecil

 Gunting Aff Hecting

 Klem Lurus

 Kom

17. Klinik Dokter Akupuntur :

 Meja Dokter

 Kursi Dokter

 Kursi Pasien

 Tempat Tidur

 Lemari Kaca
 Cermin

 Bed Pasien

 Bantal

 Meja

 Tempat Sampah

 Tempat Sampah

 Ember besar

 AC Split

 Tempat Sampah

 Jam Dinding

 Jarum

Akupuntur

 Radio

18. Klinik Dokter Anastesi :

 Meja Dokter

 Kursi Dokter

 Kursi Pasien

 Tempat Tidur

 Lemari Kaca

 Cermin

 Bed Pasien

 Bantal

 Meja
 Tempat Sampah

 Tempat Sampah

 Ember besar

 AC Split

 Tempat Sampah

 Jam Dinding

19. Klinik Dokter

Anastesi :

 Meja Dokter

 Kursi Dokter

 Kursi Pasien

 Tempat Tidur

 Lemari Kaca

 Cermin

 Bed Pasien

 Bantal

 Meja

 Tempat Sampah

 Tempat Sampah

 Ember besar

 AC Split

 Tempat Sampah

 Jam Dinding
BAB V

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Berorientasi Pada Pasien

1. Pasien Umum

Setelah Pasien Lapor pada perawat di Nurse stasion setelah itu perawat melakukan

pelayanan anamnesa yang terdiri dari : Ukur Tekanan darah, ukur suhu tubuh, bila

pasien ada pemeriksaan gula darah puasa, pasien di arahkan ke bagian

labolatorium untuk pengambilan sample darah dan jika ada pasien yang
memerlukan pemeriksaan penunjang untuk radiologi maka pasien di arahkan ke

bagian radiologi. Setelah semua hasil labolatorium dan radiologi jadi, maka pasien

menunggu untuk konsultasi dengan dokter terkait. Setelah pasien menyelesaikan

tahap pemeriksaan dari dokter pasien selanjutnya di arahkan kebagian kasir dan

farmasi instansi rawat jalan untuk pembayaran dan pengambilan obat.

2. Pasien Rawat inap

Pasien di arahkan ke bagian addmission Rawat inap. Lalu pasien melakukan

registrasi Rawat inap.

B. Merupakan Tata Laksana Untuk Seluruh Kegiatan Dalam Unit Kerja

 Mekanisme alur kegiatan pelayanan di rawat jalan adalah sbb: Pasien datang

dilakukan skrining, Pasien daftar melalui online, telepon dan lansia langsung

menuju ke pendaftaran loket online. Sedangkan pasien onsite dan akan

diberikan nomer antrian

 pendaftaran oleh security setelah itu ke pendaftaran, setelah selesai daftar dan

mendapat nomor antrian periksa pasien langsung ke poliklinik.

 Di poliklinik pasien diperiksa oleh DPJP, jika ada pemeriksaan penunjang

maka

pasien menuju ruang pemeriksaan penunjang sesuai dengan advice DPJP. Jika

hasil pemeriksaan penunjang sudah jadi, pasien kembali lagi ke poliklinik

untuk

menyerahkan hasil. DPJP memberikan terapi kemudian pasien ke farmasi

untuk

menyerahkan resep. Setelah itu ke kasir untuk membayar biaya pelayanan

(untuk pasien umum), menyerahkan persyaratan BPJS untuk diverifikasi(bagi

pasien BPJS).
 Jam praktek dokter sesuai dengan jadwal pelayanan kesehatan di RS Sentra

Medika Cisalak.

 Apabila DPJP berhalangan ( tidak bisa praktek ) maka DPJP memberikan

 informasi kepada kepala ruang poliklinik atau kepala instalasi rawat jalan H-2

(kecuali sakit ).

 Penentuan jumlah kuota pasien yang dilayani berdasarkan jam praktek di

polillinik.

 Pembagian kuota pendaftaran online sebesar 25% dari jumlah kuota

keseluruhan.

 Perawat melakukan pemeriksaan vital sign dan pengkajian kepada pasien.

 Perawat melengkapi rekam medis dan menyiapkan administrasi pasien.

 Selama menunggu pemeriksaan dan pada saat dilakukan pemeriksaan pasien

 Dalam kondisi gawat darurat maka pasien dikirim ke IGD oleh perawat

poliklinik.

 Ketentuan umum pasien rawat inap dari poliklinik yaitu setelah dinyatakan

rawat inap oleh DPJP maka perawat poliklinik menyiapkan administrasi

pasien rawat inap dilanjutkan untuk melakukan pengkajian rawat inap setelah

pasien mendapat bendelan rawat inap, kemudian mengantar pasien ke ruang

perawatan sesuai tujuan.

 Perawat poliklinik mengisi kelengkapan dokumen rekam medis dan

mengembalikan ke ruang rekam medis setelah selesai pelayanan.

BAB V

LOGISTIK
A. Prosedur Penyediaan Alat Kesehatan (Alkes)
Prosedur penyediaan bahan habis pakai non medis atau ATK (Alat Tulis Kantor).
Penyediaan bahan habis pakai non medis atau ATK (Alat Tulis Kantor) adalah
permintaan bahan habis pakai yang bukan medis atau ATK ke bagian logistik URT (Unit
Rumah Tangga)
Prosedur:
 Perawat instalasi rawat jalan membuat permintaan di formulir Permintaan Barang
lalu ditandatangani oleh Kepala instalasi rawat jalan.
 Lembar Permintaan barang di fotokopi dan diserahkan ke bagian pengadaan
kemudian di-paraf/ tandatangani oleh petugas pengadaan, satu lembar untuk
bagian pengadaan, satu lembar untuk Kepala instalasi rawat jalan.
 Bagian pengadaan akan memproses bahan habis pakai non medis atau ATK ( Alat
Tulis Kantor) yang diperlukan, bila belum tersedia akan diproses kembali
pemesanan barang tersebut sesuai prosedur.
 Bahan habis pakai non medis atau ATK yang baru diterima dimasukkan ke
tempatnya.

B. Perencanaan Pengadaan Peralatan dan Pelaporan/ Permohonan Reparasi


1. Perencanaan pengadaan peralatan
Perencanaan pengadaan peralatan adalah penyediaan kebutuhan berupa barang,
peralatan dan fasilitas yang akan digunakan/ dipakai guna menunjang kegiatan
pelayanan di instalasi rawat jalan.
Tujuan dari perencanaan pengadaan peralatan adalah agar peralatan instalasi rawat
jalandapat digunakan setiap saat tanpa adanya gangguan dan dapat mengikuti
perkembangan teknologi kesehatan dan kedokteran sehingga dapat menunjang
kelancaran proses pelayanandi instalasi rawat jalan.
Kegiatan perencanaan pengadaanperalatan dilakukan setiap 6 bulan sekali dalam
setahun.
Prosedur kegiatan:
 Dari hasil pengecekan rutin, diketahui ada peralatan yang tidak dapat digunakan dan
diperbaiki lagi. Kemudian direncanakan dalam anggaran rutin atau pengajuan
penggantian baru.
 Permintaan peralatan baru ditulis di lembar Surat permintaan Pembelian dan
ditandatangani oleh Kepala instalasi rawat jalan, kemudian meminta persetujuan
Wadir Medis dan Wadir Keu.,SDM dan Umum.
 Bila telah disetujui, lembar surat permintaan pembelian diserahkan ke bagian Umum
dan diproses pengadaannya sesuai prosedur yang berlaku.

2. Bila sudah terealisasi, Kepala Ruangan instalasi rawat jalan menerima alat dan
menandatangani buku penerimaan barang dari bagian umum serta menuliskan pada
buku inventaris instalasi rawat jalan Prosedur pelaporan kerusakan dan permohonan
reparasi
Prosedur pelaporan kerusakan dan permohonan reparasi adalah langkah-langkah
dalam melakukan pelaporan kerusakan dan permohonan reparasi untuk dapat ditindak
lanjuti oleh bagian umum.
Prosedur kegiatan :
 Kepala instalasi rawat jalan membuat permohonan reparasi dengan mengisi
formulir Permohonan Reparasi rangkap 2 (dua) secara lengkap dan
menandatanganinya.
 Kepala instalasi rawat jalan menyerahkan formulir Permohonan Reparasi kepada
petugas bagian umum
 Petugas bagian umum menerima dan menandatangani formulir reparasi yang
diajukan.
 Setelah formulir Permohonan Reparasi ditandatangani oleh petugas bagian
umum, lembar formulir asli diarsip di bagian umum dan lembar formulir rangkap
disimpan oleh instalasi rawat jalan
 Apabila dalam 1x24 jam permohonan reparasi belum ditindak lanjuti oleh bagian
umum, maka Kepala instalasi rawat jalan melaporkan secara lisan kepada Kepala
Bagian Umum atau Person In Charge (PIC) terkait dan kepala bidang terkait.
 Apabila dalam 2x24 jam permohonan reparasi belum ditindaklanjuti oleh bagian
umum, maka Kepala instalasi rawat jalanmembuat permohonan reparasi kembali
dengan menuliskan “permohonan kedua’ pada formulir Permohonan Reparasi
rangkap 2 (dua) dengan diketahui oleh kepala bidang terkait.
 Apabila dalam 1x24 jam setelah permohonan reparasi ulang dibuat belum ada
tindak lanjut dari bagian umum, maka kepala bidang terkait melaporkan kepada
Wakil Direktur Keuangan, SDM dan Umum mengenai keterlambatan tindak
lanjut permohonan reparasi.
 Semua tindak lanjut dari permohonan reparasi yang dikerjakan oleh bagian umum
wajib dituliskan dalam Formulir Laporan Raparasi rangkap 2 (dua) oleh petugas
bagian umum, lembar formulir asli diarsip oleh bagian umum dan lembar
formulir rangkap disimpan oleh Kepala instalasi rawat jalan
BAB VII
Keselamatan Pasien
A. Pengertian

Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan penyakit, cidera, cacat, kematian, dan
lain-lain yang tidak seharusnya terjadi.

B. Tujuan

Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil. Selain itu sistem keselamatan ini mempunyai tujuan agar tercipta budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap
pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian yang tidak di harapkan di rumah sakit, dan
terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan.

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien

Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh tingkat menuju keselamatan


pasien rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah:
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien dan menciptakan
kepemimpinan serta budaya yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan yaitu dengan membangun komitmen dan fokus
yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengolaan risiko dan mengembangkan sistem dan proses
pengelolaan resiko, serta melakukan identifikasi dan asesmen hal yang potensial
bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan yaitu memastikan karyawan agar dengan mudah
dapat melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada
KKP-RS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit).
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien dengan mengembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien dan mendorong
karyawan untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan
mengapa kejadian itu timbul
7. Mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien dan menggunakan
informasi yang ada tentang kejadian dan masalah untuk melakukan perubahan pada
system pelayanan.

D. Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien harus

diterapkan. Standar-standar tersebut adalah :

1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai keselamatan
pasien

E. Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit

1. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola program keselamatan


pasien rumah sakit
2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek 1 tahun
3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit
4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran managemen dan
karyawan.
5. Menetapkan system pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien)
6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit seperti tersebut
diatas
7. Menerapkan standart keselamatan pasien rumah sakit (seperti tersebut di atas) dan
melakukan self assessment dengan instrument akreditasi pelayanan keselamatan
pasien rumah sakit.
8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit
9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit
dan kejadian tidak diharapkan.

F. Sasaran Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Jalan

1. Identifikasi pasien
 Setiap akan melakukan tindakan, petugas meminta pasien atau keluarga pasien
untuk menyebutkan nama, umur, dan alamatnya.
2. Komunikasi yang efektif
3. Merupakan komunikasi diantara para petugas pemberi pelayanan yang dilakukan
dengan tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dapat dipahami oleh penerima,
sehingga dapat mengurangi kesalahan dan menghasilkan perbaikan untuk keselamatan
pasien.
4. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Merupakan infeksi yang terjadi selama proses perawatan di rumah sakit atau di
fasilitas kesehatan lain, dimana pasien tidak ada atau tidak dalam masa inkubasi,
termasuk infeksi didapat di rumah sakit tapi muncul setelah pulang, juga infeksi pada
pelayanan kesehatan.
Dilakukan dengan Hand Hygiene dan penggunaan alat pelindung diri (APD).
Yang wajib melakukan hand hygiene adalah
 Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien misalnya: dokter, perawat,
fisioterapi, dan petugas kesehatan lain.
 Setiap orang yang tidak kontak langsung dengan pasien misalnya: ahli gizi,
farmasi, dan petugas laboratorium.
 Setiap orang yang bekerja di rumah sakit
 Lakukan 6 langkah cuci tangan yang benar dalam 5 momen yaitu :
- Sebelum kontak dengan pasien
- Setelah tindakan asepsis
- Setelah terkena cairan tubuh pasien
- Setelah kontak dengan pasien
- Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
- Sediakan Alkohol Hand Rub atau Gel di area kerja

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Bentuk-bentuk Pengawasan dan Pengendalian

Pencatatan dan pelaporan


a. Pencatatan dan Pelaporan Pengadaan Barang /alat habis pakai atau alat kesehatan
1. Bon pemesanan barang/alat habis pakai atau alat kesehatan harian
2. Pencatatan pemesaranan barang/alat habis pakai atau alat kesehatan diterima oleh
bagian gudang pada hari itu.
3. Pencatatan barang/alat habis pakai atau alat kesehatan yang belum terealisasi
b. Pencatatan dan Pelaporan Tentang pelayanan pasien
1. Buku operan harian.
2. Buku laporan kegiatan harian.
c. Pencatatan dan Pelaporan Tentang Perlengkapan Peralatan di Unit pelayanan
1. Membuat inventaris peralatan di unit pelayanan
2. Dilaporkan kepada atasan langsung ( Koordinator Instalasi Rawat Jalan )
3. Pencatatan dan pelaporan mutu unit serta insiden keselamatan.
d. Unit mencatat dan merekapitulasi data mutu unit dan setiap insiden keselamatan
kepada komite PMKP.
e. Langkah-langkah Dalam Proses Pengendalian
Empat langkah dasar yang harus dilakukan :
1. Membuat standar untuk pelaksanaan yaitu:
a. Standar kualitas adalah suatu mutu dari bahan jadi dan pelayanan serta jasa
yang harus ditentukan atau dibuat patokan (tolok ukur).
b. Standar kuantitas adalah ukuran berat, jumlah dan volume yang diwujudkan
dalam ukuran bentuk.
c. Standar biaya adalah harga taksiran dari suatu barang atau jasa yang
digunakan untuk mengukur biaya lain.
d. Standar prosedur adalah sebagai cara yang benar untuk kegiatan sehari-hari
dalam proses penyelenggaraan makanan.
2. Melatih tenaga medis, keperawatan untuk memahami dan melaksanakan standar-
standar yang telah ditetapkan.
3. Memonitor, melihat, mengukur, mengecek pelaksanaan yang dilakukan kemudian
membandingkan antara pelaksanaan kegiatan yang benar-benar dilakukan dengan
standar yang telah dibuat sebelumnya.
4. Menetapkan tindakan perbaikan/koreksi untuk mengatasi penyimpangan dengan
melaksanakan cara-cara yang telah disepakati berdasarkan data kegiatan
terdahulu.

B. Ciri Sistem Pengendalian Efektif


Sistem pengendalian efektif meliputi:
1. Terkoordinasi dengan arus kerja, dan dapat memberikan informasi langsung kepada
atasan langsung.
2. Terfokus pada titik strategis, sistem harus jelas dan mudah dimengerti oleh orang-
orang yang dikendalikan.
3. Objektif dan menyeluruh, sistem harus jelas dan mudah dimengerti oleh orang-orang
yang dikendalikan.
4. Fleksibel. Sistem harus dibuat mudah, sehingga mudah diterapkan.
5. Secara ekonomi realistis, untung rugi pengendalian harus diperhitungkan secara
realistis.
a. Secara organisasi harus realistis, jika sistem tidak realistis (standar yang ditetapkan
terlalu tinggi), maka bawahan cenderung membuat laporan bias.
b. Akurat/tepat yaitu informasi yang dihasilkan oleh sistem harus benar.
c. Tepat waktu, informasi harus didapatkan dalam suatu waktu tertentu, sehingga dapat
dilakukan koreksi bila diperlukan.
d. Sistem harus dapat diterima oleh semua pegawai.
C. Indikator Keberhasilan Instalasi Rawat Jalan
 Mutu Unit
1. Jumlah dokter praktek yang terlambat tanpa konfirmasi > 60 menit.
2. Jumlah Pengkajian Rawat Jalan yang tidak diisi lengkap.

D. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien


Insiden yang dilaporkan dapat berupa :

 KTD (Kejadian yang tidak diharapkan)


Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera
pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau mengambil tindakan yang seharusnya
diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat
diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat
dicegah, antara lain;

1. Semua reaksi transfusi, jika terjadi di rumah sakit.


2. Semua reaksi obat tidak diharapkan yang serius.
3. Semua kesalahan obat (medication error) yang signifikan.
4. Semua ketidakcocokan (discrepancy) antara Dx pra dan pasca operasi.
5. KTD atau pola KTD selama sedasi moderat atau dalam dan anestesi
 Kejadian Nyaris Cedera
Near Miss atau Kejadian Nyaris Cedera (KNC) merupakan suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission) yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius
tidak terjadi, karena keberuntungan.

 Kejadian Sentinel (Sentinel Event)


Adalah suatu KTD ( Kejadian Tidak Diharapkan) yang mengakibatkan
kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak
diharapkan atau tidak dapat diterima. Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan
keseriusan cedera yang terjadi, sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang
berlaku.

Sentinel event pada kasus keselamatan pasien meliputi:

1. kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan alamiah


penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya (contoh, bunuh
diri)
2. kehilangan fungsi utama (major) secara permanen yang tidak terkait
dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari
penyakitnya
3. salah-lokasi, salah-prosedur, salah-pasien operasi; dan
4. penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang yang bukan
orang tuanya

Refrensi

Dep.Kes. RI Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan


Rumah Sakit. Jakarta : Depkes RI, 2008.

You might also like