You are on page 1of 6

1.

Pengertian Pangan

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber daya hayati dan air, baik yang
diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia [1]. Termasuk di dalam pengertian pangan adalah bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan, dan bahan-bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan dan minuman.

Pengertian pangan menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun


2012, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, perternakan, perairan, dan air baik yang diolahmaupun
tidak dioleh yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,
termasuk nahan tangan pangan, bahan baku pangan, bahan lainnya yang digunakan dalam
proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman [2]. Maka
pangan yang baik memiliki kriteria atau standar tertentu yang biasa dikenal
dengan standarisasi mutu pangan [3].

Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk
mempertahankan hidup dan kehidupan. Pangan sebagai sumber zat gizi (karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral dan air) menjadi landasan utama manusia untuk mencapai kesehatan
dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan [4]. Oleh karena itu, terpenuhinya pangan
merupakan suatu hak asasi manusia yang paling dasar dimana pemenuhannya merupakan
tanggung jawab pemerintah kepada rakyatnya.

Pangan menurut cara perolehannya yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah No.
28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Pasal 1 ada 2 yaitu pangan segar
dan pangan olahan. Pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan yang
dapat langsung dikonsumsi atau dapat digunakan sebagai bahan baku. Sedangkan pangan
olahan adalah pangan yang merupakan hasil proses dari cara atau metode tertentu baik
dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan. Pangan merupakan sumber energi bagi
tubuh maka dari itu pangan yang dikonsumsi harus dijaga kualitasnya agar gizi yang
terkandung dapat digunakan oleh tubuh dengan maksimal dan tidak memberikan dampak
negatif dalam tubuh. Pangan yang aman merupakan pangan yang terbebas dari cemaran
biologis, fisik maupun kimia yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan
kesehatan fisik maupun psikologis dari manusia [5].
Jumlah macam makanan dan jenis serta banyaknya bahan pangan dalam pola
makanan di suatu negara atau daerah tertentu, biasanya berkembang dari pangan setempat
atau dari pangan yang telah di tanam di tempat tersebut untuk jangka waktu yang panjang. Di
samping itu kelangkaan pangan dan kebiasaan bekerja dari keluarga, berpengaruh pula
terhadap pola makanan [6]. Oleh karena itu, terpenuhinya pangan di masyarakat bukan
hanya sebatas cukup dan nikmat melainkan harus memperhatikan dari aspek kesehatan dan
juga keamanan. Pangan yang baik dapat menjadi upaya dalam memelihara dan juga
meningkatkan kualitas serta meningkatkan kuantitas kesehatan. Pangan menjadi salah satu
jenis kebutuhan primer yang tidak bisa terpisahkan dari hajat hidup orang banyak .

2. Program Food Estate

Kemandirian pangan adalah cita-cita yang ingin dicapai setiap masyarakat di seluruh
Indonesia [7]. Kemandirian pangan merupakan salah satu tolak ukur atau indikator
pembangunan suatu daerah berhasil atau bisa dikatakan sejahtera. Oleh karena itu,
pemerintah selalu berusaha untuk mencapai kemandirian pangan agar kesejahteraan
masyarakat diseluruh wilayah Indonesia di setiap daerah tercapai. Salah satu bentuk usaha
Pemerintah Indonesia untuk menuju kesejahteraan masyarakat dengan membuat konsep
pertanian Food Estate atau lumbung pangan [8].
Menurut Kaprodi S3 Ilmu Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UGM,
pengertian food estate secara harfiah merupakan kegiatan usaha perkebunan atau pertanian
pangan. Dengan kata lain food estate merupakan rencana pengembangan terintegrasi antara
pertanian, perkebunan, dan peternakan di suatu kawasan. Food estate ini juga merupakan
rencana pengembangan yang akan masuk ke Rencana Strategis Nasional sebagai upaya
mencapai ketahanan pangan [9].
Menurut buku pintar Food Estate , Food Estate adalah istilah populer dari kegiatan
usaha budidaya tanaman skala luas (>25 ha) yang dilakukan dengan konsep pertanian sebagai
sistem industrial yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), modal, serta
organisasi dan manajemen modern [10]. Konsep dasar Food Estate diletakkan atas dasar
keterpaduan sektor dan subsektor dalam suatu sistem agribisnis dengan memanfaatkan
sumberdaya secara optimal dan lestari, dikelola secara profesional, didukung oleh
sumberdaya manusia yang berkualitas, teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan
dan kelembagaan yang kokoh. Food Estate diarahkan kepada sistem agribisnis yang berakar
kuat di pedesaan berbasis pemberdayaan masyarakat adat/lokal yang merupakan landasan
dalam pengembangan wilayah [11]. Komoditi prioritas yang akan dikembangakan dalam
food estat ini adalah padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, sorgum, buah-
buahan, sayur-sayuran, sagu, kelapa sawit, tebu, dan ternak sapi atau ayam.
Program Food Estate ini dilakukan dengan konsep pertanian industrial yang berbasi
ilmu pengetahuan dan teknologi. Latar belakang dalam pengembangan Food Estate ini yakni
dikarenakan melonjaknya permintaan pangan dunia yang sebanding dengan pertumbuhan
penduduk dan ketersediaan lahan yang potensial yang dapat dijadikan sebagai cadangan
pangan yang cukup luas [12].
Konsep dasar Food Estate diletakan atas dasar keterpaduan sektor dan subsektor
dalam suatu sistem agribisnis. Memanfaatkan sumberdaya secara optimal dan lestari dikelola
secara prosedural, didukung SDM berkualitas, menggunakan teknologi tepat guna,
berwawasan lingkungan, dan kelembagaan yang kokoh. Food estate diarahkan pada sistem
agribisnis yang berakar kuat di pedesaan dan berbasis pemberdayaan masyarakat adat atau
penduduk lokal yang merupakan landasan dalam pengembangan wilayah. Hasil dari
pengembangan food estate bisa menjadi pasokan ketahanan pangan nasional dan jika berlebih
bisa dilakukan ekspor. Desain pengembangan kawasan pangan skala luas (food estate)
dirancang berdasarkan empat pendekatan, yaitu (1). Pendekatan pengembangan wilayah
(cluster) (2).Pendekatan integrasi sektor dan subsektor (3).Pendekatan lingkungan
berkelanjutan dan, (4). Pendekatan pemberdayaan masyarakat lokal (local
communitydevelopment) [13].

2.1 Program Food Estate Sumatera Utara

Provinsi Sumatere Utara di tunjuk sebagai salah satu provinsi yang akan
mengembangkan program Food Estate / Lumbung pangan nasional Indonesia. Menteri
Pertanian menjelaskan bahwa proyek Food Estate ini bertujuan membangun kawasan
horticultura terpadu yang berdaya saing, ramah lingkungan dan modern , Pengembangan
Food Estate ini juga bertujuan untuk membentuk kelembagaan ekonomi petani . Melalui
Program Menteri Pertanian, Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu Provinsi yang sangat
mendukung untuk pengembangan food estate demi ketahanan Pangan Nasional khususnya
Ketahan Pangan Local, Potensi Kabupaten Humbang Hasundutan sangat mendukung baik
dari segi pertanian maupun peternakan, maka Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provinsi Sumatera Utara mengintruksikan segenap SKPD terkait khususnya
Kepala UPT-IB ‘ Ibu Yuliana Dewi,SPt,MM, selaku pimpinan puncak Pelayanan Inseminasi
Buatan untuk melakukan percepatan pengembangan pelayanan Inseminasi Buatan Sapi dan
Kerbau melalui Program Sikomandan di Kabupaten Humbang Hasundutan .
Fokus pengembangan food estate Sumatera Utara adalah komoditas hortikultura
dataran tinggi, diantaranya kentang industri, Bawang Merah, dan Bawang Putih yang
bertujuan meningkatkan ketersediaan produk di dalam negeri serta sebagai substitusi impor.
Tahun 2020 telah dilaksanakan pengembangan kawasan seluas 225 hektar, yang terdiri dari
215 hektar dalam satu hamparan di Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung Kabupaten Humbahas,
dimana untuk pengembangan bawang merah 105 hektar, bawang putih 55 hektar dan kentang
55 hektar)
Tak hanya kabupaten Humbang Husundutan, ada setidaknya beberapa kabupaten
yang juga dijadikan proyek pembangunan food estate di sumatera utara. Luasan lahan yang
ditargetkan untuk Pembangunan Food Estate di Sumatera Utara yaitu kurang lebih 61.042
Ha, yang terdiri dari Kabupaten Humbang Hasundutan seluas 23.000 Ha, Kabupaten Pakpak
Barat seluas 8.329 Ha, Kabupaten Tapanuli Tengah seluas 12.655 Ha, Kabupaten Tapanuli
Utara seluas 16.833.
1.UU No 7 tahun 1996 - http://skp1merauke-ppid.pertanian.go.id/doc/208/UU%20NO.
%207%20TAHUN%201996%20(pangan).pdf

2. UU No 18 tahun 2012

https://ppid.kemhan.go.id/assets/attachments/20180810_24uu182012bt.pdf

3. Saparinto, Cahyo dan Diana hidayati. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta:


Kanisius. Shreeve

4. Karsin, ES. 2004. Peranan Pangan dan Gizi dalam Pembangunan dalam Pengantar Pangan
dan Gizi. Penebar Swadaya. Jakara

5. Hariyadi, Purwiyatno. 2017. Teknologi Proses Termal Untuk Industri Pangan. Bogor: PT
Media Pangan Indonesia

6. Harper. L. J. , B. J. Deaton & J. A Driskel. 1986. Pangan, Gizi dan Pertanian (Suhardjo, penerjemah).
UI Press. Jakarta.

7. Adil Rangkuti. 2009. Strategi Komunikasi Membangun Kemandirian Pangan. jurnal Litbang
Pertanian, 2009 - 203.190.37.42. http://203.190.37.42/publikasi/p3282091.pdf

8. SantosaE. (2015). PERCEPATAN PENGEMBANGAN FOOD ESTATE UNTUK MENINGKATKAN


KETAHANAN DAN KEMANDIRIAN PANGAN NASIONAL. RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN
LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian Dan Lingkungan, 1(2), 80-85. Retrieved from

https://journal.ipb.ac.id/index.php/jkebijakan/article/view/10290

9. Lubis, M.S., Munawir, Z., Matondang, S.A. (2021). Planning the Food Estate for Community
Development and Welfare. Journal of Environmental Management and Tourism, (Volume XII, Fall),
5(53): 1263 - 1268. https://search.proquest.com/openview/927ebcfbd1bf67e02a3882293b3a52dc/
1?pq-origsite=gscholar&cbl=466419

10. Majalah bibit, 2021. “FOOD ESTATE, UNTUK MENJAGA KETAHANAN PANGAN INDONESIA
JANGKA PANJANG” Volume XV, No.1. Tahun 2021 MEDIA INFORMASI PERBIBITAN DAN PRODUKSI
TERNAK http://bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/majalah%20bibit%20no
%201%20tahun%202021.pdf

11. Dewi Wulandari. 2020. Food Estate Sebagai Ketahanan Pangan di tengah Pandemi Covid 19 di
Desa Wanasaba. Jurnal Pengabdian Masyarakat berkemajuan. Volume 4, Nomor 1, November 2020
http://journal.ummat.ac.id/index.php/jpmb/article/view/3062
12. Majalah bibit, 2021. “FOOD ESTATE, UNTUK MENJAGA KETAHANAN PANGAN INDONESIA JANGKA
PANJANG” Volume XV, No.1. Tahun 2021 MEDIA INFORMASI PERBIBITAN DAN PRODUKSI TERNAK
http://bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/majalah%20bibit%20no%201%20tahun
%202021.pdf

13. Majalah bibit, 2021. “FOOD ESTATE, UNTUK MENJAGA KETAHANAN PANGAN INDONESIA
JANGKA PANJANG” Volume XV, No.1. Tahun 2021 MEDIA INFORMASI PERBIBITAN DAN PRODUKSI
TERNAK http://bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/majalah%20bibit%20no
%201%20tahun%202021.pdf

You might also like