You are on page 1of 15

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..……./ 1703046/ …....…./ ……..... ……. ……


Tanggal terbit Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Andarias BP Tarigan, MM
NIP. 197006262006041004
1. Pengertian Suatu pengalaman bersama antara perawat dan klien yang bertujuan untuk
menyelesaikan masalah klien
2. Tujuan Menurut Stuart dan Sundeen (dalam Keliat, 2003), tujuan terapeutik yang
diarahkan pada pertumbuhan klien meliputi :
1. Realisasi diri, pengalaman diri, dan rasa hormat terhadap diri sendiri
2. Identitas diri yang jelas dan rasa integritas diri yang tinggi
3. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim, saling
tergantung dan mencintai
4. Peningkatan fungsi dan kemampuan memuaskan kebutuhan serta
mencapai tujuan personal yang realistis

3. Kebijakan Kebijakan direktur Rumah Sakit Lagita Kelas D pratama NO. Tahun 2018
Tentang SOP komunikasi Terapeutik
4. Prosedur Tahap prainteraksi
 Mengumpulkan data tentang klien
 Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan diri.
 Membuat rencana pertemuan dengan klien (kegiatan,waktu, tempat).
Tahap orientasi
 Memberikan salam dan tersenyum pada klien
 Melakukan validasi (kognitif,psikomotor,afektif) (biasanya pada
pertemuan lanjutan memperkenalkan nama perawat)
  Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
 Menjelaskan peran perawat dank lien
 Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
 Menjelaskan tujuan
  Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan
 Menjelaskan kerahasiaan
Tahap kerja
 Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya
 Menanyakan keluhan utama/ keluhan yang mungkin berkaitan dengan
kelancaran pelaksanaan kegiatan
 Memulai kegiatan dengan cara yang baik
  Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana
Tahap terminasi
 Menyimpulkan hasil kegiatan : evaluasi proses dan hasil
 Memberikan reinforcement positif
 Merencanakan tindak lanjut dengan klien

5. Unit IGD, POLI, RAWAT INAP


Terkait
P

MENGUKUR TEKANAN DARAH

No. Dokumen

..……./ 1703046/ …....…./ ……..... No. Revisi

……. Halaman

……
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal terbit Ditetapkan oleh,
Direktur

Dr. Andarias BP Tarigan, MM


NIP. 197006262006041004
1. Pengertian Pemeriksaan tekanan darah diperoleh dari
hasil pengkuran pada sirkulasi arteri. Aliran darah akibat dari
pemompaan jantung memunculkan gelombang yakni gelombang
tinggi yg dinamakan tekanan systole & gelombang pada titik
terendah yg dinamakan tekanan diastole. Satuan Tekanan darah
dinyatakan dalam millimeter air raksa (mm hg)
2. Tujuan Mengukur tekanan darah pada pasien dengan
menggunakan alat
tensimeter air raksa
3. Kebijakan Kebijakan direktur Rumah Sakit Lagita Kelas
D pratama NO. Tahun 2018 Tentang SOP mengukur Tekanan
Darah
4. Prosedur Persiapan Alat:
1. Stetoskop
2. Sphygmomanometer aneroid / air raksa
3. APD
4. Alat tulis
5. Buku catatan
Prosedur :
1. Mintalah pasien buat membuka bagian lengan atas yg akan
diperiksa, maka tidak ada penekanan pada arteri brachialis.
2. Posisi pasien dapat berbaring, setengah duduk atau duduk
yg nyaman dengan lengan bagian volar di atas.
3. Gunakan manset yg tepat dengan ukuran yang sesuai
dengan lengan pasien
4. Pasanglah manset melingkar pada bagian lengan tempat
pemeriksaan setinggi jantung, dengan bagian bawah manset 2 – 3
cm tepat di atas fossa kubiti & bagian balon karet yang menekan
tepat di atas arteri brachialis.
5. Pastikan bahwa pipa karet tidak terlipat atau terjepit
manset.
6. Hubungkan antara manset dengan sphymomanometer air
raksa , posisi tegak & level air raksa setinggi jantung
7. Raba denyut arteri Brachialis pada fossa kubiti & arteri
Radialis dengan jari telunjuk & jari tengah ( untuk menentukan
tidak ada penekanan )
8. Pastikan posisi mata pemeriksa harus sejajar dengan
permukaan air raksa ( agar pembacaan hasil pengukuran tepat )
9. Tutup katup pengontrol pada pompa manset
10. Pastikan bahwa stetoskop masuk tepat kedalam telinga
pemeriksa, lakukan palpasi pada denyut arteri radialis
11. Pompa manset hingga denyut arteri radialis tidak teraba
lagi
12. Selanjutnya pompa lagi hingga 20 – 30 mm hg ( janganlah
lebih tinggi, dikarenakan dapat menimbulkan rasa sakit pada
pasien, rasa sakit dapat meningkatkan tensi )
13. Letakkan kepala stetoskop di atas arteri brachialis
14. Lepaskan katup pengontrol dengan cara pelan-pelan
sehingga air raksa turun dengan kecepatan 2 – 3 mili meter hg per
detik atau 1 skala perdetik
15. Pastikan tinggi air raksa disaat terdengar detakan pertama
arteri brachialis yaitu tekanan sistolik
16. Pastikan tinggi air raksa pada saat terjadi perubahan nada
yg tiba-tiba melemah Denyutan terakhir dinamakan tekanan
diastolik
17. Lepaskan stetoskop dari telinga pemeriksa & manset dari
lengan pasien.
18. Bersihkan earpiece & diafragma stestokop dengan
disinfektan.
19. Seandainya mau diulang tunggu minimal 30 detik.
1. Unit Terkait IGD, POLI, RAWAT INAPEKG
No. Dokumen No. Revisi Halaman

..……./ 1703046/ …....…./ ……..... ……. ……


Tanggal terbit Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Andarias BP Tarigan, MM
NIP. 197006262006041004
1. Pengertian Merekam perubahan potensial listrik jantung dengan menggunakan alat
elektrokardiogram (EKG)
2. Tujuan  Untuk mengetahui adanya kelainan irama jantung
 Mengetahui adanya kelainan miokardium
 Mengetahui pengaruh/efek obat jantung terutama digitalis
 Mengetahui adanya gangguan elektrolit
 Mengetahui adanya perikarditis
3. Kebijakan Kebijakan direktur Rumah Sakit Lagita Kelas D pratama NO. Tahun 2018 tentang
SOP Perekaman EKG
4. Prosedur Persiapan Alat
 Set mesin EKG
 Kabel untuk sumber listrik
 Kabel elektrode ekstremitas dan dada
 Plat electrode
 Balon pengisal elektrode dada
 Jelly
 Bengkok
 Tissue
 Kertas EKG

1. Tahap pra interaksi


a) Cek catatan keperawatan
b) Siapkan alat-alat
c)  Cuci tangan
2. Tahap orientasi
a) Berikan salam, panggil klien dengan namanya.
b) Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan klien dan keluarga.
3. Tahap kerja
a) Dekatkan alat-alat dengan klien
b) Pasang elektrode ekstremitas atas pada pergelangan tangan kanan
(merah) dan kiri (kuning) searah dengan telapak tangan
c) Pasang elektrode ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kanan
(hitam) dan kiri (hijau) sebelah dalam
d) Pasang elektrode pada daerah dada sebagai berikut :
V1 : sela iga ke 4 pada garis sternal kanan
V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri
V3 : diantara V2 dan V4
V4 : sela iga ke 5 pada midclavicula kiri
V5 : garis axila anterior (diantara V4 dan V6)
V6 : mid axila sejajar dengan V4
e). Hidupkan mesin EKG
f).Periksa kembali standarisasi dari EKG meliputi kaliberasi dan
kecepatan
g). Lakukan pencatatan identitas klien melalui mesin EKG
h). Lakukan perekaman sesuai dengan permintaan
i). Matikan mesin EKG

5. Unit Poli Umum, IGD, Rawat Inap


Terkait
VENA SECTIE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..……./ 1703046/ …....…./ ……..... ……. ……


Tanggal terbit Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Andarias BP Tarigan, MM
NIP. 197006262006041004
1. Pengertian Vena sectie adalah suatu tindakan menyayat dan memasukan jarum khusus kedalam
vena sehingga pemberian cairan infus / tranfusi dapat dilaksanakan
2. Tujuan Resusitasi pada penderita syok hipovolemik
3. Kebijakan Kebijakan direktur Rumah Sakit Lagita Kelas D pratama NO. Tahun 2018
SOP Vena Sectie
4. Prosedur I. Persiapan Alat
Yang diberi alas kain ( duk ) seteril berisi Seperangkat alat vena sectie
seteril yang terdiri dari :
 Bisturi
 Gunting vena
 Arteri klem
 Pemegang jarum dan jarum jahit kulit
 Pinset chirurgis dan anatomi
 Duk klem
 Duk bolong
 Venocath
 Spuit 2,5 cc dari jarum
 Procam dalam tempatnya
 Kain kassa dan kapas lidi seteril
 Benang catgut dan Zyde
 Sarung tangan

Bethadine dan alkohol 70 % dalam tempatnya


Meja atau baki instrumen yang berisi :
 Bengkok
 Cairan infus dan infus set sesuai kebutuhan
 Korentang dan tempatnya
 Plester
 Gunting verban dan verban
 Spalk siap pakai
 Strandar infus

II. Persiapan Pasien


Pasien dan keluarhganya diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan dan posisikan pasien sesuai kebutuhan
III. Pelaksanaan
1. Siapkan peralatan infus ( lihat cara memasang infus )
2. Petugas mengenakan sarung tangan
3. Desinfeksi permukaan kulit yang akan disayat pertama dengan bethadine
selanjutnya dengan alkohol
4. Pasang duk bolong didaerah yang akan disayat
5. Lakukan vena sectie yaitu :
Sayat kulit sampai didapat vena yang dibutuhkan
Vena disayat/ langsung tusukan venocath
Venocath difiksasi, dan jahit luka sayatan
Infus dipasang
Luka dikompres dengan bethadine dan ditutup dengan kain kassa seteril
6. Kalau perlu pasang spalk
7. Pasien dan alat dirapihkan kembai dan diletakan padatempatnya semula
8. Perawat cuci tangan
5. Unit Terkait IGD

HUKNAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..……./ 1703046/ …....…./ ……..... ……. ……


Tanggal terbit Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Andarias BP Tarigan, MM
NIP. 197006262006041004
1. Pengertian Memasukkan larutan kedalam rectum dan kolon sigmoid. Memasukkan cairan kedalam
rectum guna membuang feses ( gas) dari kolon dan rectum.
2. Tujuan Huknah Rendah
Meningkatkan defekasi dengan merangsang peristaltic
Mengosongkan usus sebagai persiapan operasi, kolonskopi
Tindakan pengobatan
Huknah Tinggi
Membantu mengeluarkan feses akibat konstipasi atau impaksi fekal
Membantu defekasi normal sebagai bagian dari program latihan defekasi
( bowel training program)
Tindakan pengobatan / pemeriksaan diagnostic
3. Kebijakan Kebijakan direktur Rumah Sakit Lagita Kelas D pratama NO. Tahun 2018

4. Prosedur 1. PERSIAPAN PASIEN


Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan
2. PERSIAPAN ALAT
 Irrigator lengkap ( irrigator, selang, klem, selang rectal)
 Ukuran selang rektal untuk bayi dan anak – anak 10-12 G French,
22-26 G Frenc Untuk dewasa
 Cairan ( air hangat, NaCl 0,9% hangat, air kran, larutan sabun)Bayi
150 - 250 cc
 Toddler 250 - 350cc
 Usia sekolah 300 - 500 cc
 Remaja 500 - 750 cc
 Dewasa 750 - 1000 cc
 Bengkok, vaselin / jel
 Beberapa potong kain kassa
 Alas bokong
 Selimut mandi
 Pot / pispot dan tutupnya, air cebok dalam botol, kertas closet atau
tissue
 Bangku untuk pot
 Standar untuk irrigator
 Sarung tangan
 Skort
 Sampiran bila perlu
3. CARA KERJA
 Jelaskan prosedur kepada klien
 Tutup ruamgan / pasang sampiran
 Bantu klien pada posisi miring kekiri ( lateral kekiri) untuk huknah
rendah dan miring kekanan untuk huknah tinggi dengan lutut kanan
fleksi,. Anak – anak pada posisi dorsal rekumben
 Letakkan perlak dibawah bokong
 Pasang selimut mandi, area anal yang kelihatan
 irrigator set ( irrigator, selang, klem, selang rectal)
 Gantung di standar irrigator
 Tututp klem pengatur
 Masukan larutan ke irrigator sesuai indikasi ( jenis dan diklem lagi )
 Letakkan standaran irrigator dekat klien ( dekat bokong sebelah
kanan untuk huknah tinggi dan sebelah kiri untuk huknah rendah)
 Letakkan pispot dekat tempat tidur
 Cuci tangan, pasang sarung tangan dan pasang skort
 Beri pelumas / gel 3-4cm pada ujung selang rectal
 Dengan perlahan regangkan bokong dn cari letak anus, instriksikan
klien rileks dengan menghembuskan napas perlahan melalui mulut
 Masukkan selang rectal secara perlahan dengan mengarahkan kearah
umbilicus klien, panjang insersi 7,4-10 cn untuk dewasa,5-7,5 untuk
anak-anak 2,5-3,5 untuk bayi. Tarik selang dengan segera jika
ditemukan obstruksi
 Naikan irrigator secara perlahan sampai pada keitnggian diatas anus
(30-45 cm untuk hukanh tinggi dan 30 cm untuk hukanh rendah dan
7,5 cm untuk bayi.
 Buka klem dan alirkan secara perlahan. Waktu pengaliran sesuai
dengan pemberian volume cairan ( 1 liter dalam 10 menit)
 Bila klien mengeluh kram, rendahkan irrigator atau klem selama 30
detik, kemudian alirkan kembali secara lambat
 Klem selang setelah larutan habis
 Beritahu klien untuk menahan napas ketika selang ditarik
 Letakkan tissue pada sekitar anus dan Tarik selang anus secara
perlahan
 Buang tissue pada bengkok
 Jelaskan pada klien bahwa perasaan distensi adalah normal. Minta
klien untuk menahan larutan selama mungkin saat berbaring ditempat
tidur, untuk bayi dan anak – anak dengan perlahan pegang kedua
bokong selama beberapa menit
 Singkirkan irrigator set dan selang tempat yang sudah disediakan
 Atur posisi terlentang
 Bantu klien ke kamar mandi atau pasang pispot di bawah bokong
 Observasi karakter feses dan larutan ( beritahu klien jagan menyiram
toilet sebelum feses di observasi oleh perawat
 Lepaskan perlak dari bawah bokong
 Bantu / anjurkan klien untukb membersihkan daerah anal dengan air
hangat dan sabun
 Lepaskan sarung tangan, cuci tangan dan lepaskan skorT
 Catat hasil enema pada lembar observasi

2. Unit Terkait Rawat Inap, IGD


PENERIMAAN PASIEN BARU

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..……./ 1703046/ …....…./ ……..... ……. ……


Tanggal terbit Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Andarias BP Tarigan, MM
NIP. 197006262006041004
1. Pengertian Menerima pasien yang baru masuk Puskesmas untuk dirawat sesuai yang berlaku.
Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
2. Tujuan Sebagai acuan untuk penerimaan pasien baru.
3. Kebijakan Kebijakan direktur Rumah Sakit Lagita Kelas D pratama NO. Tahun 2018 SOP
Penerimaan Pasien Baru
4. Prosedur Persiapan :
- Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah.
- Bila pasien dapat berdiri, atau berat badan sebelum penderita dibaringkan.
- Selanjutnya lakukan pengkajian data melalui anamnese dan pemeriksaan fisik.
- Laporan pasien pada penanggung jawab ruangan.
- Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib yang berlaku di Rumah
Sakit serta orientasi keadaan ruangan/fasilitas yang ada.
- Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medik dan catatan perawatan
pasien.
- Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang segera dilakukan.

5. Unit Terkait Poliklinik, Ruang Perawatan dan IGD

PENGGUNAAN DC-SHOCK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..……./ 1703046/ …....…./ ……..... ……. ……


Tanggal terbit Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Andarias BP Tarigan, MM
NIP. 197006262006041004
1. Pengertian Memberikan tindakan arus listrik searah pada otot jantung melalui dinding dada
dengan menggunakan defibrillator
2. Tujuan Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti jantung dan
kelainan organic jantung lainnya
3. Kebijakan Kebijakan direktur Rumah Sakit Lagita Kelas D pratama NO. Tahun 2018
Tentang Penggunaan Dc- Shock
( Defibrilator)
4. Prosedur A. Alat dan bahan
1. Alat Defibrilator
2. Jelly
3. Elektroda
4. Obat-obat sedasi bila perlu (dormikum, atau analgesic lainnya)
B. Penatalaksanaan
1. Memberikan penjelasan kapada keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan
2. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
3. Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor
4. Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut untuk
mencegah kekeliruan
5. Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai dengan
150 joule untuk cardioversi mulai dengan 50 joule)
6. Pegang peddic 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid
sternumk dan paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid aksila
7. Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff yang
lain tidak ada yang menyentuh pasien ataupun bad pasien
8. Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan tombol DC
shock dengan jempol agar arus masuk dengan baik.
9. Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan dengan
memberi watt second yang lebih tinggi
10. Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.
6. Unit Terkait Unit Gawat Darurat / UGD

MENGUKUR TEKANAN DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

P ..……./ 1703046/ …....…./ ……..... ……. ……


Tanggal terbit Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. Andarias BP Tarigan, MM
NIP. 197006262006041004
1. Pengertian Pemeriksaan tekanan darah diperoleh dari hasil pengkuran pada sirkulasi arteri. Aliran
darah akibat dari pemompaan jantung memunculkan gelombang yakni gelombang
tinggi yg dinamakan tekanan systole & gelombang pada titik terendah yg dinamakan
tekanan diastole. Satuan Tekanan darah dinyatakan dalam millimeter air raksa (mm
hg)
2. Tujuan Mengukur tekanan darah pada pasien dengan menggunakan alat
tensimeter air raksa
3. Kebijakan Kebijakan direktur Rumah Sakit Lagita Kelas D pratama NO. Tahun 2018
Tentang SOP mengukur Tekanan Darah
4. Prosedur Persiapan Alat:
3. Stetoskop
4. Sphygmomanometer aneroid / air raksa
5. APD
6. Alat tulis
7. Buku catatan
Prosedur :
2. Mintalah pasien buat membuka bagian lengan atas yg akan diperiksa, maka
tidak ada penekanan pada arteri brachialis.
3. Posisi pasien dapat berbaring, setengah duduk atau duduk yg nyaman dengan
lengan bagian volar di atas.
4. Gunakan manset yg tepat dengan ukuran yang sesuai dengan lengan pasien
5. Pasanglah manset melingkar pada bagian lengan tempat pemeriksaan
setinggi jantung, dengan bagian bawah manset 2 – 3 cm tepat di atas fossa
kubiti & bagian balon karet yang menekan tepat di atas arteri brachialis.
6. Pastikan bahwa pipa karet tidak terlipat atau terjepit manset.
7. Hubungkan antara manset dengan sphymomanometer air raksa , posisi tegak
& level air raksa setinggi jantung
8. Raba denyut arteri Brachialis pada fossa kubiti & arteri Radialis dengan jari
telunjuk & jari tengah ( untuk menentukan tidak ada penekanan )
9. Pastikan posisi mata pemeriksa harus sejajar dengan permukaan air raksa
( agar pembacaan hasil pengukuran tepat )
10. Tutup katup pengontrol pada pompa manset
11. Pastikan bahwa stetoskop masuk tepat kedalam telinga pemeriksa, lakukan
palpasi pada denyut arteri radialis
12. Pompa manset hingga denyut arteri radialis tidak teraba lagi
13. Selanjutnya pompa lagi hingga 20 – 30 mm hg ( janganlah lebih tinggi,
dikarenakan dapat menimbulkan rasa sakit pada pasien, rasa sakit dapat
meningkatkan tensi )
14. Letakkan kepala stetoskop di atas arteri brachialis
15. Lepaskan katup pengontrol dengan cara pelan-pelan sehingga air raksa turun
dengan kecepatan 2 – 3 mili meter hg per detik atau 1 skala perdetik
16. Pastikan tinggi air raksa disaat terdengar detakan pertama arteri brachialis
yaitu tekanan sistolik
17. Pastikan tinggi air raksa pada saat terjadi perubahan nada yg tiba-tiba
melemah Denyutan terakhir dinamakan tekanan diastolik
18. Lepaskan stetoskop dari telinga pemeriksa & manset dari lengan pasien.
19. Bersihkan earpiece & diafragma stestokop dengan disinfektan.
20. Seandainya mau diulang tunggu minimal 30 detik.

7. Unit Terkait IGD, POLI, RAWAT INAP

You might also like