You are on page 1of 8

THE SUN Vol.

2(4) Desember 2015

PENGARUH TUMBUKAN DAUN SIRIH TERHADAP PROSES PERCEPATAN


PENYEMBUHAN LUKA INSISI

Imas S.H1, Suyatno Hadi Saputro2, Nugroho Ari Wibowo 3


Program Studi Diploma 3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan2
Program Studi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan3
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Email: shofiawijaya94@gmail.com

ABSTRACT
The development of the treatment of wounds (wound care) growing very rapidly in the
world of health. Developing methods of wound care today is the treatment of wounds using
the principle of moisture balance. WHO (Wold Health Organization) 2010 launched a health
concept back to nature (lifestyle back to nature), betel leaves is believed to heal the wounds
of the skin. The research objective was to determine the effects of collisions of betel leaves to
accelerate the process of wound healing incision in mice.This study design using true
experiment, post-test only group design consecutif were divided into treatment groups by
granting collision betel leaves and a control group with 0.9% NaCl, in studies with mice
criteria (mus musculus) strain Balb / c manifold male, age 2 to 2.5 months, and weigh 250-
350 grams. By using Test Repeated ANOVA and continued with post hoc on day 1 and 3 with
the value ρ = 0.000, that there are different categories of redness in the control and treatment
groups, and no difference in categories for tissue edema in the control group and the
treatment group, which uses Chi Square test it showed that there was an effect of the collision
of betel leaves to accelerate the healing process of wounds in the inflammatory phase with
signs of infection value ρ = 0.001, there is the effect of the collision of betel leaves to
accelerate the wound healing process in the proliferative phase with the formation of
granular tissue values ρ-value = 0.031, the wound edges with a value of ρ-value = 0.009 and
skin structure with a value of ρ-value = 0.009. Based on the results of this study concluded
that there is a difference in the category of redness and edema network on day 3 in the
treatment group and the control group and no influence collision betel leaf in the
inflammatory phase with signs of infection, the proliferative phase with the formation of
granular tissue, edge wound and skin structure (not undergo necrosis and scar formation).
Keywords: incision, the collision of betel leaf, mice

PENDAHULUAN
Sebuah penelitian terbaru di Amerika infeksi, akan menyebabkan luka berkem-
menunjukkan prevalensi pasien dengan bang dan resiko amputasi.
luka adalah 3,50 per 1000 populasi pen- Perawatan luka merupakan serang-
duduk. Mayoritas luka pada penduduk kaian kegiatan yang dilakukan untuk
dunia adalah luka karena pembedahan/ merawat luka agar dapat mencegah terja-
trauma (48,00%). Diperoleh data untuk lu- dinya trauma pada kulit membran mukosa
ka bedah ada 110,30 juta kasus, luka jaringan lain yang disebabkan oleh adanya
trauma/ dan pembedahan 1,60 juta kasus. trauma, fraktur, luka operasi yang dapat
Contoh luka akut adalah luka jahit karena merusak permukaan kulit dengan meng-
pembedahan, luka trauma dan luka lecet. gunakan NaCl 0,9% dalam merawat luka
Di Indonesia angka infeksi untuk luka karena cairan tersebut aman digunakan un-
bedah mencapai 2,30 sampai dengan tuk merawat luka. World Health
18,30% (Departemen kesehatan RI, 2009). Organisation mencanangkan konsep
Proses yang tertunda dapat menyebabkan kesehatan back to nature (gaya hidup
resiko terjadinya infeksi. Jika terjadi kembali ke alam), yakni mem-promosikan
1
THE SUN Vol. 2(4) Desember 2015

penggunaan tanaman berkha-siat obat. fase inflamasi terhadap adanya edema


Sirih merupakan tanaman asli In-donesia jaringan (Table 2).
yang tumbuh merambat atau ber-sandar
pada batang pohon lain. Secara tradisional Tabel 1 Distribusi karakteristik perbedaan
sirih dipakai sebagai bahan obat alternatif pada fase inflamasi dengan kategori tanda
untuk luka, termasuk luka insisi. kemerahan pada luka dan jaringan sekitar
Dikarenakan masih uji praktisi, maka di hari ke-1 dan hari ke-3
peneliti menggunakan hewan uji coba Kemerahan pada Mean±SD ρ
yaitu pada mencit (mus musculus). Dari luka dan jaringan
hal-hal tersebut, penulis ingin melakukan sekitar
peneletian mengetahui pengaruh tumbukan Kelompok kontrol 1.000±0,000 0,000
hari ke-1
daun sirih terhadap proses penyembuhan Kelompok kontrol 0,667±0,0707 0,000
luka insisi. hari ke-3
Kelompok 1,000±0,000 0,000
METODE perlakuan hari ke-1
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, Kelompok 0,822±0,8333 0,000
perlakuan hari ke-3
Jenis penelitian ini adalah metode
penelitian true eksperime, yaitu meng-
Tabel 2 Distribusi karakteristik perbedaan
gunakan teknik konsekutif/ non pro-
pada fase inflamasi dengan kategori ada-
bability, kontrol, dan perlakuan. Jenis
nya edema pada jaringan di hari ke-1
penelitian ini menggunakan desain post
Edema pada Mean±SD ρ
test only control group design Jumlah jaringan
sampel sebanyak 18ekor mecit yang dibagi Kelompok kontrol 1.000±0,000 0,000
menjadi dua yaitu 9 ekor mencit kelompok hari ke-1
perlakuan dan 9 ekor mencit kelompok Kelompok kontrol 0,767±0,0707 0,000
hari ke-3
kontrol. Pegambilan sampel dalam pene-
Kelompok 1,000±0,000 0,000
litian ini menggunakan nonprobability perlakuan hari ke-1
sampling yang pengambilan sampelnya Kelompok 0,789±0,7892 0,000
dilakukan dengan konsekutif sampling perlakuan hari ke-3
yaitu semua sampel yang ada dan meme-
nuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam Tabel 3 Hasil tabulasi pengaruh pemberian
penelitian sampai jumlah yang diperlukan tumbukan daun sirih pada hewan coba
terpenuhi. Kriteria inkusi: mencit (mus mencit (mus musculus) terhadap proses
musculus) strain balb/c berjenis jantan, penyembuhan luka insisi dengan tanda-
umur 2 sampai 2,5 bulan, berat badan 250- tanda infeksi di hari ke-3
350 gram, tidak ada abnormalitas anatomis Tanda- Kelompok Kelompok
tanda perlakuan kontrol
yang tampak.
infeksi Jumlah % Jumlah %

HASIL Ada cairan - - 6 66,7


Berdasarkan Uji statistik Repeated dan pus
ANOVA didapatkan hasil yanng Ada cairan - - 2 22,2
menunjukkan bahwa ρ = 0,000, sehingga Tidak ada 9 100 1 11,1
cairan
H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
Jumlah 9 100 9 100
perbedaan ini berarti ada perbedaan ukuran
panjang di fase inflamasi terhadap adanya ρ = 0,001 < α = 0.05 Uji Chi Square
kemerahan luka dan jaringan sekitar
(Tabel 1). Berdasarkan Uji statistik Berdasarkan Uji statistik Chi Square
Repeated ANOVA didapatkan hasil yanng didapatkan hasil yang menun-jukkan
menunjukkan bahwa ρ = 0,000, sehingga bahwa ρ = 0,001, sehingga H0 ditolak dan
H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ini H1 diterima. Artinya ada pe-ngaruh
berarti ada perbedaanukuran panjang di tumbukan daun sirih di fase infla-masi

2
THE SUN Vol. 2(4) Desember 2015

terhadap penyembuhan luka insisi pengaruh tumbuhan daun sirih di fase


sehingga tidak adanya tanda-tanda infeksi penyembuhan pro-liferasi terhadap tepi
(Table 3). Berdasarkan Uji statistic T Inde- luka penyembuhan.
penden didapatkan hasil yanng menun-
jukkan bahwa ρ = 0,000, sehingga H0 Tabel 6 Hasil tabulasi pengaruh pemberian
ditolak dan H1 diterima. Artinya ada tumbukan daun sirih pada mus musculus
perbandingan ukuran panjang di fase terhadap proses penyembuhan luka insisi
inflamasi terhadap adanya kemerahan luka dengan granutla jaringan di hari ke-7
dan jaringan sekitar (Tabel 4). Granula Kelompok Kelompok
jaringan perlakuan kontrol
Tabel 4 Distribusi karakteristik proses n % N %
lamanya fase inflamasi dengan kategori Tidak ada 1 11,1 6 66,7
granula
kemerahan pada luka dan jaringan sekitar Sebagian 1 11,1 - -
di hari ke-6 ada
Perbedaan granula
n Mean±SD mean (CI ρ Seluruh 7 77,8 3 33,3
95%) bagian ada
Kelo 4 0,6±0,000 0,000 0,000 granula
mpok (0,000- Jumlah 9 100 9 100
perlak 0,000) ρ = 0,031 < α = 0.05 Uji Chi Square
uan
Kelo 9 0,6±0,000 0,000 0,000
mpok (0,000- Tabel 7 Hasil tabulasi pengaruh pemberian
kontr 0,000) tumbukan daun sirih pada mus musculus
ol
terhadap proses penyembuhan luka insisi
Tabel 5 Distribusi karakteristik proses dengan tepi luka di hari ke-7
lamanya fase inflamasi dengan kategori Kelompok Kelompok
Tepi Lukaperlakuan kontrol
adanya edema pada jaringan di hari ke-6
Jumlah% Jumlah %
Perbedaan
Tidak 2 22,2 6 66,7
n Mean±SD mean (CI ρ
menyatu
95%)
Terbuka 1 11,1 - -
Kelompok 2 0,6±0,000 0,0000 0,000
sebagian
perlakuan (0,0000-
Seluruh 6 66,7 3 33,3
0,000)
Kelompok 9 0,6±0,000 0,0000 0,000 bagian
menyatu
kontrol (0,0000-
Jumlah 100 100
0,0000)
ρ = 0,009 < α = 0.05 Uji Chi square

Berdasarkan Uji statistik T- Tabel 8 Hasil tabulasi pengaruh pemberian


Independen didapatkan hasil yanng tumbukan daun sirih pada mus musculus
menunjukkan bahwa ρ = 0,000, terhadap proses penyembuhan luka insisi
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. dengan struktur kulit di hari ke-7
Artinya ada perbandingan ukuran
panjang di fase inflamasi terhadap adanya
kemerahan luka danjaringan
sekitar (Tabel 5). Berdasarkan Uji statistik
Chi Square didapatkan hasil yanng
menunjukkan bahwa ρ = 0,031, sehingga
H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada
pengaruh tumbukan daun sirih di fase
proliferasi terhadap pembentukan granula
jaringan (Tabel 6). Berdasarkan uji
statistik Chi Square didapatkan hasil yang
menunjukkan bahwa ρ = 0,009 artinya ada
3
THE SUN Vol. 2(4) Desember 2015

Struktur Kelompok Kelompok


kulit perlakuan kontrol
Jumlah % Jumlah %
Nekrosis 2 22,2 6 66,7
Pembentu 1 11,1 - -
kan scar
Seperti 6 66,7 3 33,3
kulit awal
Jumlah 9 100 9 100
ρ = 0,009 < α = 0.05 Uji Chi Square

4
THE SUN Vol. 2(4) Desember 2015

Berdasarkan uji statistik Chi Square menyatakan ada perbedaan ukuran luas
didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa edema jaringan.
ρ = 0,009, sehingga H0 ditolak dan H1 Pada proses pembentukan edema
diterima. Artinya ada pengaruh tum-bukan jaringan terjadi akibat pembentukan kinin
daun sirih di fase penyembuhan proliferasi dan prostaglandin sehingga menyebabkan
terhadap struktur kulit dalam proses vasodilatasi yang diikuti oleh peningkatan
penyembuhan (Tabel 8). permeabilitas dari pembuluh darah. Menu-
rut Luviana (2009), edema disebabkan
PEMBAHASAN hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan
Fase Inflamasi oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari
Pada fase inflamasi diawali dari semakin sirkulasi darah ke jaringan-jaringan inters-
banyaknya aliran darah ke sekitar luka titial.
yang menyebabkan bengkak, kemera-han, Edema jaringan pada kelompok
hangat/ demam, dan ketidaknyama-nan/ perlakuan luasnya lebih kecil dibanding-
nyeri. Berdasarkan hasil penelitian, kan kelompok kontrol. Karena Pada ke-
penyembuhan luka insisi dengan kategori lompok perlakuan terdapat senyawa sapo-
adanya kemerahan pada luka dan jaringan genin sebagai antimikroba (anti-bakteri
sekitar di hari ke-1 dan hari ke-3 didapat- dan anti virus) dimana senyawa sapogenin
kan nilai ρ = 0,000 dengan uji Repeated meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
Anova. Dengan makna, H0 ditolak dan H1 mengoptimalkan kadar gula dalam darah
diterima yang menyatakan ada perbedaan dan mengurangi penggumpalan darah.
ukuran luas kemerahan. Senyawa tannin juga berperan dalam
Kemerahan pada luka dan jaringan proses penyembuhan luka sayat karena
sekitar itu merupakan fase pertama yang bermanfaat sebagai astir-gen yang
terlihat di daerah yang mengalami pera- menyebabkan permeabilitas mu-kosa akan
dangan. Menurut Argamula (2008), warna berkurang dan ikatan antar mukosa
merah pada luka merupakan hasil dari menjadi kuat sehingga mikroor-ganisme
suatu peradangan terhadap luka. Adanya dan zat kimia iritan tidak dapat masuk ke
gumpalan darah merupakan reaksi platelet dalam luka, berperan mengham-bat
yang teraktivasi dan protein fibrinogen hipersekresi cairan mukosa dan mene-
yang banyak dikeluarkan oleh pembuluh tralisir protein inflamasi, mengandung se-
darah. nyawa anti-bakteri dimana senyawa ter-
Kemerahan pada luka dan jaringan sebut membantu mengkerutkan dinding sel
pada kelompok perlakuan luasnya lebih atau membran sel sehingga menghambat
kecil dibandingkan dengan kelompok kon- permeabilitas bakteri untuk berkembang,
trol dikarenakan pada kelompok perlakuan menghambat hipersekresi cairan mukosa
terdapat kandungan flavonoid memiliki dan menetralisir protein inflamasi.
sifat antioksidan, senyawa fenol yang ber- Kandungan flavonoid memiliki sifat
sifat sebagai antiinflamasi (Aini dikutip antioksidan, senyawa fenol yang ber-sifat
dari Astrini, 2005). Kandungan sapogenin sebagai antiinflamasi, minyak atsiri dari
yang bermanfaat untuk mempengaruhi daun sirih juga dapat digunakan seba-gai
kolagen (tahap awal perbaikan jaringan antijamur dan antioksidan. Kavikol ju-ga
dengan menghambat produksi jaringan memiliki efek antijamur dan desinfek-tan
luka yang berlebihan (Setyoadi dan sehingga dapat digunakan sebagai obat
sartika, 2010). antiseptik (Aini dikutip dari Astrini, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian, pe- Tujuan dari reaksi inflamasi ini adalah
nyembuhan luka insisi dengan kategori untuk membunuh bakteri yang mengkon-
adanya edema jaringan di hari ke-1 dan taminasi luka.
hari ke-3 didapatkan nilai ρ = 0,000 Pada hari ke-3 pada penelitian ini
dengan uji Repeated Anova. Dengan di hari ke-3 berdasarkan uji Chi Square
makna, H0 ditolak dan H1 diterima yang didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa

5
THE SUN Vol. 2(4) Desember 2015

ρ = 0,001 dengan, sehingga H0 ditolak dan Pada fase proliferasi, kelompok


H1 diterima. Artinya ada pengaruh tumbu- perlakuan lebih cepat pembentukan gra-
kan daun sirih di fase inflamasi terhadap nula jaringan dibandingkan kelompok kon-
penyembuhan luka insisi sehingga tidak trol karena pada kelompok perlakuan ada-
adanya tanda-tanda infeksi. Pemberian nya kandungan senyawa fenol memiliki
tumbukan daun sirih pada hari ke-3, sifat pelarut lemak yang mendenaturasikan
dengan kandungan senyawaan fenol ini protein secara dehidrasi sehingga mem-
diketahui memiliki aktivitas antibakteri bran sel jamur akan rusak dan terjadi inak-
dan minyak atsiri dari daun sirih juga da- tivasi enzim-enzim, juga dapat digunakan
pat digunakan sebagai antijamur dan anti- sebagai antijamur dan antioksidan, mampu
oksidan. Kavikol juga memiliki efek anti- menerobos dinding sel jamur. Saponin
jamur dan desinfektan sehingga dapat di- menunjukkan efek anti-jamur, antibakteri,
gunakan sebagai obat antiseptik (Aini di- dan imunomodulator serta protein struktur
kutip dari Astrini, 2005). Pada fase infla- yang berperan dalam proses kesembuhan
masi dengan berhasilnya dicapai luka yang luka (Parwata, 2009).
bersih, tidak terdapat infeksi atau kuman Berdasarkan penelitian di fase pro-
serta pedoman/ parameter bahwa fase in- liferasi dengan tepi luka di hari ke-7 ber-
flamasi ditandai dengan adanya eritema, dasarkan uji Chi Square didapatkan hasil
hangat pada kulit, edema dan rasa sakit yang menunjukkan bahwa ρ = 0,009,
yang berlangsung sampai hari ke-3 atau sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
hari ke-4 (Maryunani, 2013). Artinya ada pengaruh tumbukan daun sirih
di fase penyembuhan proliferasi terhadap
Fase Proliferasi tepi luka penyembuhan.
Berdasarkan penelitian, pada fase pro- Pada fase proliferasi ini, dengan
liferasi ditandai adanya pembentukan gra- kembalinya kulit yang rusak dapat berkon-
nula jaringan. Di hari ke-7 dengan kelom- traksi sehingga luka dapat menyatu. Sel
pok perlakuan yang dilakukan pemberian yang banyak ditemukan pada kontraksi
tumbukan daun sirih berdasarkan uji Chi luka adalah myofibroblast mengandung
Square didapatkan hasil yanng menun- mikrofilamen di sitoplasmanya. Luka ber-
jukkan bahwa ρ = 0,031, sehingga H0 gerak ke arah tengah dengan rata – rata 0,6
ditolak dan H1 diterima. Artinya ada pe- sampai 0,75 mm / hari. Kontraksi juga ter-
ngaruh tumbukan daun sirih di fase pro- gantung dari jaringan kulit sekitar yang
liferasi terhadap pembentukan granula longgar. Sel yang banyak ditemukan pada
jaringan. kontraksi luka adalah myofibroblast. Sel
Pembentukan granula jaringan yang mengalami kontraksi (pergeseran),
yang terjadi pada fase proliferasi yaitu tepi luka menyatu hingga ukuran luka
dimana fibroblast yang dibantu oleh ma- mengecil. Tidak me-nutup kemungkinan
krofag merangsang untuk membentuk epitel tumbuh tanpa adanya jaringan
pembuluh darah baru atau membentuk jari- granula sehingga menutup tidak sempurna.
ngan baru. Proses penyembuhan luka Pada beberapa kasus, epi-tel tumbuh atau
dengan pembentukan granulasi terjadi menutup dari tengah luka, bukan dari tepi
pada hari ke 2-5 setelah luka, dibentuk luka.
oleh fibroblas yang mengalami proliferasi Tepi luka pada kelompok per-
dan maturasi. Makrofag akan lakuan mengalami percepatan disbanding-
menghasilkan growth fac-tor yang kan kelompok kontrol karena pada kelom-
merangsang fibroblast berproli-ferasi. pok perlakuan terdapat kandungan fenol
Makrofag juga akan merangsang sel yang memiliki sifat pelarut lemak yang
endotel untuk membentuk pembuluh darah mendenaturasikan protein secara dehidrasi
baru. Kolagen dan elastin yang dihasilkan sehingga membran sel jamur akan rusak
menutupi luka dengan membentuk matri- dan terjadi inaktivasi enzim-enzim.
ks/ ikatan jaringan baru. (Gurtner, 2007).

6
THE SUN Vol. 2(4) Desember 2015

Berdasarkan penelitian pada perlakuan dan kelompok kontrol di hari


kelompok perlakuan dengan pemberian ke-6. Ada perbedaan lamanya fase
tumbukan daun sirih berdasarkan uji Chi inflamasi dengan kategori adanya edema
Square didapatkan hasil yang menun- jari-ngan antara kelompok perlakuan dan
jukkan bahwa ρ = 0,009, sehingga H0 kelompok kontrol di hari ke-6. Ada
ditolak dan H1 diterima. Artinya ada pengaruh pemberian tumbukan daun sirih
pengaruh tumbukan daun sirih di fase terhadap percepatan proses penyembuhan
penyembuhan proliferasi terhadap struktur luka insisi pada hewan coba mencit
kulit dalam proses penyembuhan. dengan terbentuknya gra-nulasi jaringan
Pada proses penyembuhan luka pada fase proliferasi di hari ke-7. Ada
dengan tahap proliferasi terjadi proses epi- pengaruh pemberian tumbukan daun sirih
telisasi, kontraksi dan reorganisasi jaringan terhadap percepatan proses penyembuhan
ikat. Setiap cedera yang mengakibatkan luka insisi pada hewan coba mencit
hilangnya kulit, sel epitel pada pinggir dengan tepi luka yang seluruh bagiannya
luka. Peningkatan kekuatan terjadi secara menyatu pada fase proliferasi di hari ke-7.
signifikan pada minggu ketiga hingga Ada pengaruh pemberian tumbukan daun
minggu keenam setelah luka. Kekuatan sirih terhadap percepatan proses
tahanan luka maksimal akan mencapai penyembuhan luka insisi pada hewan coba
90% dari kekuatan kulit normal. mencit dengan struktur kulit kembali
Struktur kulit (epitelisasi) pada seperti awal ( tidak terdapat nekrosis dan
kelompok perlakuan mengalami percepa- pembentukan scar) pada fase proliferasi di
tan dibandingkan dengan kelompok kon- hari ke-7.
trol karena pada kelompok perlakuan
terdapat kandungan senyawa sapogenin DAFTAR PUSTAKA
juga membantu merangsang pembentukan Argamula G. (2008). Aktivitas sediaan
sel epitel yang baru dan mendukung proses salep batang pohon pisang ambon
reepitelisasi (Prasetyo., et al. 2010).Hal (musa paradisiaca var sapientum)
demikian juga diperkuat dengan teori, dalam proses penyembuhan luka
pada fase proliferasi secara mekanisme pada mencit (mus musculus
fisiologisnya akan berakhir dengan kem- albinus) (skripsi). Bogor: Fakultas
balinya struktur kulit seperti kulit awal. Kedokteran Hewan Institut
Dalam penelitian menunjukkan pemberian Pertanian Bogor.
tumbukan daun sirih dinyatakan ada Astrini, WS. (2005). Khasiat Serba guna
pengaruh pemberian tumbukan daun sirih Daun Sirih. Retrieved November
terhadap percepatan proses penyembuhan 10, 2010 from http://
luka insisi pada hewan coba mencit (mus www.wikipedia.org.
musculus). Departemen Kesehatan RI. (2009). Skala
Data Kejadian Angka Penderita
KESIMPULAN Luka di Indonesia. Retrieved
Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan Desember 29, 2009 from http://
pada fase inflamasi dengan kategori www.e-skripsi.stikesmuh-
kemerahan pada luka dan jaringan sekitar pkj.ac.id/e- skripsi/index.php?
serta edema jari-ngan antara kelompok p=fstream...
perlakuan dan kelompok kontrol di hari Gutnerr, G.C. (2007). Wound healing:
ke-3. Selain itu, ada pengaruh pemberian Normal and Abnormal. Dalam
tumbukan daun sirih terhadap percepatan :Therne CH, (Eds): Grabb and
proses penyembuhan luka insisi pada Smith’s palsticsurgery (6th ed).
hewan coba mencit dengan tanda-tanda in- Philadelphia: Lippicott Williams
feksi. Serta ada perbedaan lamanya fase and Wilkins
inflamasi dengan kategori kemerahan pada Luviana LAI. (2009). Pengaruh pemberi-
luka dan jaringan sekitar antara kelompok an getah tanaman patah tulang se-

7
THE SUN Vol. 2(4) Desember 2015

cara topikal terhadap gambaran


histopatologis dan ketebalan lapi-
san keratin kulit (skripsi). Sema-
rang: Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Univer-
sitas Negeri Semarang.
Maryunani, A (2013). Perawatan luka
modern (modern woundcare)
terkini dan terlengkap. Jakarta : IN
MEDIA
Parwata, O, Rita, WS, & Yoga, R. 2009.
Isolasi daun uji antiradial bebas
minyak atsiri pada daun sirih
(Pipet Betle Linn) secara spektros-
kopi ultraviolet tampak .Jurnal
Kimia 3 (1), Januari 2009. Bali:
Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Udayana. Bukit jimbaran from
http://download.portalgaruda.org/ar
ticle.php?article=13453&val=931
Prasetyo BF, Wientarsih I, Priosoeryanto
BP. (2010). Aktivitas sediaan gel
ekstrak batang pohon pisang
ambon dalam proses penyembuhan
luka pada mencit. Jurnal Veteriner
11 92): 70-73
Setyoadi & Sartika DD. (2010). Efek
lumatan ekstrak daun sirih dalam
memperpendek waktu penyembu-
han luka insisi pada tikus putih.
Jurnal keperawatan Soedirman
(The Soeedirman Journal of
Nursing) 5 (3): 127-135

You might also like