Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Tumbukan Daun Sirih Terhadap Proses Percepatan Penyembuhan Luka Insisi
Pengaruh Tumbukan Daun Sirih Terhadap Proses Percepatan Penyembuhan Luka Insisi
ABSTRACT
The development of the treatment of wounds (wound care) growing very rapidly in the
world of health. Developing methods of wound care today is the treatment of wounds using
the principle of moisture balance. WHO (Wold Health Organization) 2010 launched a health
concept back to nature (lifestyle back to nature), betel leaves is believed to heal the wounds
of the skin. The research objective was to determine the effects of collisions of betel leaves to
accelerate the process of wound healing incision in mice.This study design using true
experiment, post-test only group design consecutif were divided into treatment groups by
granting collision betel leaves and a control group with 0.9% NaCl, in studies with mice
criteria (mus musculus) strain Balb / c manifold male, age 2 to 2.5 months, and weigh 250-
350 grams. By using Test Repeated ANOVA and continued with post hoc on day 1 and 3 with
the value ρ = 0.000, that there are different categories of redness in the control and treatment
groups, and no difference in categories for tissue edema in the control group and the
treatment group, which uses Chi Square test it showed that there was an effect of the collision
of betel leaves to accelerate the healing process of wounds in the inflammatory phase with
signs of infection value ρ = 0.001, there is the effect of the collision of betel leaves to
accelerate the wound healing process in the proliferative phase with the formation of
granular tissue values ρ-value = 0.031, the wound edges with a value of ρ-value = 0.009 and
skin structure with a value of ρ-value = 0.009. Based on the results of this study concluded
that there is a difference in the category of redness and edema network on day 3 in the
treatment group and the control group and no influence collision betel leaf in the
inflammatory phase with signs of infection, the proliferative phase with the formation of
granular tissue, edge wound and skin structure (not undergo necrosis and scar formation).
Keywords: incision, the collision of betel leaf, mice
PENDAHULUAN
Sebuah penelitian terbaru di Amerika infeksi, akan menyebabkan luka berkem-
menunjukkan prevalensi pasien dengan bang dan resiko amputasi.
luka adalah 3,50 per 1000 populasi pen- Perawatan luka merupakan serang-
duduk. Mayoritas luka pada penduduk kaian kegiatan yang dilakukan untuk
dunia adalah luka karena pembedahan/ merawat luka agar dapat mencegah terja-
trauma (48,00%). Diperoleh data untuk lu- dinya trauma pada kulit membran mukosa
ka bedah ada 110,30 juta kasus, luka jaringan lain yang disebabkan oleh adanya
trauma/ dan pembedahan 1,60 juta kasus. trauma, fraktur, luka operasi yang dapat
Contoh luka akut adalah luka jahit karena merusak permukaan kulit dengan meng-
pembedahan, luka trauma dan luka lecet. gunakan NaCl 0,9% dalam merawat luka
Di Indonesia angka infeksi untuk luka karena cairan tersebut aman digunakan un-
bedah mencapai 2,30 sampai dengan tuk merawat luka. World Health
18,30% (Departemen kesehatan RI, 2009). Organisation mencanangkan konsep
Proses yang tertunda dapat menyebabkan kesehatan back to nature (gaya hidup
resiko terjadinya infeksi. Jika terjadi kembali ke alam), yakni mem-promosikan
1
THE SUN Vol. 2(4) Desember 2015
2
THE SUN Vol. 2(4) Desember 2015
4
THE SUN Vol. 2(4) Desember 2015
Berdasarkan uji statistik Chi Square menyatakan ada perbedaan ukuran luas
didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa edema jaringan.
ρ = 0,009, sehingga H0 ditolak dan H1 Pada proses pembentukan edema
diterima. Artinya ada pengaruh tum-bukan jaringan terjadi akibat pembentukan kinin
daun sirih di fase penyembuhan proliferasi dan prostaglandin sehingga menyebabkan
terhadap struktur kulit dalam proses vasodilatasi yang diikuti oleh peningkatan
penyembuhan (Tabel 8). permeabilitas dari pembuluh darah. Menu-
rut Luviana (2009), edema disebabkan
PEMBAHASAN hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan
Fase Inflamasi oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari
Pada fase inflamasi diawali dari semakin sirkulasi darah ke jaringan-jaringan inters-
banyaknya aliran darah ke sekitar luka titial.
yang menyebabkan bengkak, kemera-han, Edema jaringan pada kelompok
hangat/ demam, dan ketidaknyama-nan/ perlakuan luasnya lebih kecil dibanding-
nyeri. Berdasarkan hasil penelitian, kan kelompok kontrol. Karena Pada ke-
penyembuhan luka insisi dengan kategori lompok perlakuan terdapat senyawa sapo-
adanya kemerahan pada luka dan jaringan genin sebagai antimikroba (anti-bakteri
sekitar di hari ke-1 dan hari ke-3 didapat- dan anti virus) dimana senyawa sapogenin
kan nilai ρ = 0,000 dengan uji Repeated meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
Anova. Dengan makna, H0 ditolak dan H1 mengoptimalkan kadar gula dalam darah
diterima yang menyatakan ada perbedaan dan mengurangi penggumpalan darah.
ukuran luas kemerahan. Senyawa tannin juga berperan dalam
Kemerahan pada luka dan jaringan proses penyembuhan luka sayat karena
sekitar itu merupakan fase pertama yang bermanfaat sebagai astir-gen yang
terlihat di daerah yang mengalami pera- menyebabkan permeabilitas mu-kosa akan
dangan. Menurut Argamula (2008), warna berkurang dan ikatan antar mukosa
merah pada luka merupakan hasil dari menjadi kuat sehingga mikroor-ganisme
suatu peradangan terhadap luka. Adanya dan zat kimia iritan tidak dapat masuk ke
gumpalan darah merupakan reaksi platelet dalam luka, berperan mengham-bat
yang teraktivasi dan protein fibrinogen hipersekresi cairan mukosa dan mene-
yang banyak dikeluarkan oleh pembuluh tralisir protein inflamasi, mengandung se-
darah. nyawa anti-bakteri dimana senyawa ter-
Kemerahan pada luka dan jaringan sebut membantu mengkerutkan dinding sel
pada kelompok perlakuan luasnya lebih atau membran sel sehingga menghambat
kecil dibandingkan dengan kelompok kon- permeabilitas bakteri untuk berkembang,
trol dikarenakan pada kelompok perlakuan menghambat hipersekresi cairan mukosa
terdapat kandungan flavonoid memiliki dan menetralisir protein inflamasi.
sifat antioksidan, senyawa fenol yang ber- Kandungan flavonoid memiliki sifat
sifat sebagai antiinflamasi (Aini dikutip antioksidan, senyawa fenol yang ber-sifat
dari Astrini, 2005). Kandungan sapogenin sebagai antiinflamasi, minyak atsiri dari
yang bermanfaat untuk mempengaruhi daun sirih juga dapat digunakan seba-gai
kolagen (tahap awal perbaikan jaringan antijamur dan antioksidan. Kavikol ju-ga
dengan menghambat produksi jaringan memiliki efek antijamur dan desinfek-tan
luka yang berlebihan (Setyoadi dan sehingga dapat digunakan sebagai obat
sartika, 2010). antiseptik (Aini dikutip dari Astrini, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian, pe- Tujuan dari reaksi inflamasi ini adalah
nyembuhan luka insisi dengan kategori untuk membunuh bakteri yang mengkon-
adanya edema jaringan di hari ke-1 dan taminasi luka.
hari ke-3 didapatkan nilai ρ = 0,000 Pada hari ke-3 pada penelitian ini
dengan uji Repeated Anova. Dengan di hari ke-3 berdasarkan uji Chi Square
makna, H0 ditolak dan H1 diterima yang didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa
5
THE SUN Vol. 2(4) Desember 2015
6
THE SUN Vol. 2(4) Desember 2015
7
THE SUN Vol. 2(4) Desember 2015