Professional Documents
Culture Documents
Perpusdlsu 2
Perpusdlsu 2
SKRIPSI
JHONI PADAUNAN
NIM 12061055
i
2016
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada
Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
JHONI PADAUNAN
NIM 12061055
ii
iii
iv
ABSTRAK
JHONI PADAUNAN
DAMPAK KEBIASAAN SARAPAN PAGI TERHADAP PRESTASI BELAJAR
ANAK DI SD GMIM 21 MANADO. DOSEN PEMBIMBING : RUMONDANG
PANJAITAN DAN SAMUEL LAYUK
Seseorang yang tidak sarapan pagi dapat mengakibatkan menurunnya kadar gula dalam
tubuh, lemah, keluar keringat dingin, kesadaran menurun, pingsan. Bagi anak sekolah,
kondisi ini menyebabkan menurunnya konsentrasi belajar yang mengakibatkan
menurunnya prestasi belajar. Penelitian ini bertujuan mengetahui dampak sarapan pagi
terhadap prestasi belajar anak di sekolah dasar. Penelitian ini dilaksanakan di SD GMIM
21 Manado. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan Cross-sectional dimana variabel independen dan dependen diukur pada saat
bersamaan. Populasi sebanyak 66 siswa dan siswi kelas 4 dan 5 dan sampel di pilih dengan
teknik total sampling sebanyak 66 dari kelas 4 dan 5. Analisa menggunakan uji statistik
Chi-square dengan signifikasi 95% (α=0,05). Hasil penelitian ini diketahui bahwa siswa
siswi yang sarapan pagi sebanyak 27 responden yaitu (40,9%) dan yang kadang-kadang
melakukan sarapan pagi sebanyak 21 responden yaitu (31,8%) serta yang tidak pernah
melakukan sarapan pagi seabnyak 18 responden yaitu (27,3%). Prestasi belajar siswa dan
siswi dengan kategori baik sebanyak 37 responden yaitu (56,1%) dan dengan kategori
cukup sebanyak 29 yaitu (43,9%). Dan hasil uji statistik Chi-square dengan nilai p-value
yaitu 0,000 α < 0,05 yang menunjukan ada hubungan antara sarapan pagi dengan prestasi
belajar anak di SD GMIM 21 Manado. Kesimpulan : ada hubungan yang signifikan antara
sarapan pagi dengan prestasi belajar anak.
v
ABSTRACT
JHONI PADAUNAN
IMPACT MORNING BREAKFAST HABITS OF ACHIEVEMENT OF CHILDREN
IN SD GMIM 21 MANADO SUPERVISOR: RUMONDANG PANJAITAN AND
SAMUEL LAYUK
Someone who skip breakfast may lead to reduction of levels of sugar in the body,
weakness, cold sweat, decreased consciousness, fainting. For school children, this
condition causes a decrease in concentration of study that resulted in a decreased learning
achievement. This study aims to determine the impact of breakfast onmlearning
achievement of children in primary schools. This research is conducted in SD GMIM 21
Manado. Research design used is quantitative descriptive cross-sectional approach where
the independent and dependent variables are measured at the same time. The population of
66 male and female students grade 4 and 5 and the selected sample is total sampling of 66
of grades 4 and 5. Statistical analysis is using Chi-square test with a significance of 95% (α
= 0.05). The results of this research find that students who eat breakfast are as many as 27
respondents (40.9%) and the students who sometimes eat breakfast as many as 21
respondents, (31.8%) and the students who do not eat a full breakfast as much as18
respondents, namely ( 27.3%). Student achievement with good category is as many as 37
respondents (56.1%) and with sufficient category as many as 29 categories, namely
(43.9%). Chi-square statistical test result with p-value is 0.000 α <0.05, which shows there
is a relationship between breakfast and the learning achievement of children in elementary
schoolGMIM 21 Manado. Conclusion: there is a significant relationship between breakfast
and learning achievement of children.
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kuasa dan
pertolongan-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Dampak Kebiasaan Sarapan Pagi terhadap
Prestasi Belajar Anak di SD GMIM 21 Manado”
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Sarjana Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado. Penulis yakni bahwa dalam
penulisan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak yang telah dengan ikhlas membantu penulis demi terselesainya skripsi ini. Untuk
itulah penulis menyampaikan ucapan Terima Kasih kepada :
1. Revi R. H. M. Tanod, SS, SE, MA, Rektor Universitas Katolik De La Salle
Manado
2. Dr. Indriani Yauri, MN, Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Katolik Manado
3. Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes, Ketua Program Studi Fakultas Keperawatan
Universitas Katolik De La Salle Manado
4. Rumondang Panjaitan, S.Kp., M.Kep, Dosen Pembimbing I yang telah banyak
membantu memberikan arahan, petunjuk dan bimbingan bagi penulis dalam
penyusunan skripsi ini
5. Samuel Layuk, SKM., M.Kes, Dosen Pembimbing II yang telah membantu
memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi sehingga penullis dapat
menyelesaikan skripsi ini
6. Natalia Elisa Rakinaung, S.Kep, Ns, MNS, Dosen Pembimbing Akademik yang
telah banyak memberikan bantuan, serta motivasi kepada penulis selama di
perkuliahan.
7. Grace Benedikta Polii, S,Kep.,Ns dan semua Staf dan Dosen Unika De La Salle
Manado khususnya di Fakultas Keperawatan
8. Apolda Kanal., S.Pd, Kepala Sekolah SD GMIM 21 Manado yang telah
memberikan izin dan membantu dalam proses penelitian ini
9. Seluruh siswa dan siswi kelas 4 dan 5 di SD GMIM 21 Manado yang telah bersedia
menjadi responden peneliti
iii
10. Ayah, Ibu, kakak dan adikku tercinta yang menjadi inspirasi, motivasi dan
semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini penulis
dedikasikan untuk keluarga tercinta.
11. Teman-teman yang sudah memberikan semangat dan juga bersama-sama berjuang
Amelia Olii, Cathy Wolff, Cheril Koloay, Gabriela Inggrid Taruk, Indriany
Roringpandey, Korema Tangkuman, Vanessa Papia, atas kebersamaannya dan telah
memberikan banyak kesan serta kenangan yang paling berharga selama perkuliahan
sampai sekarang ini.
12. Semua teman-teman angkatan 2012 Program Studi Ilmu Keperawatan khususnya
teman-teman kelas B yang sangat saya cintai dan saya banggakan.
13. Semua pihak yang sudah membantu peneliti dalam melakukan penyusunan skripsi
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dibidang keperawatan dan pihak-pihak yang membutuhkan dan menjadi suatu
karya yang memberi dampak positif kepada para pembaca pada umumnya dan para penulis
khususnya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini msih banyak kekurangan serta
penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik dan bersifat membangun untuk
perbaikan skripsi ini.
Manado 14 juli 2016
penulis
iv
CURRICULUM VITAE
I. Identitas Penelitian
Nama : Jhoni Padaunan
Tempat, tanggal lahir : Balikpapan, 19 juni 1994
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Katolik
Alamat : Jl. Mulawarman GG. Arrahman No. 30 Manggar ,
Balikpapan Timur
Orang tua : Ayah : Yohanes Sapu Lawa
Ibu : Herlina Toding La’bi
Saudara : kakak : Marjono Padaunan
Adik : Jefrianus Layuk Padaunan
: Novensius Padaunan
Motto : “Life is like riding a bicycle to keep your balance,
you must keep moving.”
Email : jhonipadaunan@ymail.com
II. Riwayat Pendidikan
Tahun 2006 : Lulus dari SD Negeri 06 Balikpapan
Tahun 2009 : Lulus dari SMP Negeri 8 Balikpapan
Tahun 2012 : Lulus dari SMA Negeri 7 Balikpapan
iv
DAFTAR ISI
v
4.6 Pengolahan Data ........................................................................................................ 39
4.7 Etika Penelitian .......................................................................................................... 40
BAB V HASIL PENELITIAN .......................................................................................... 41
5.1 Analisa Univariat ....................................................................................................... 41
5.2 Analisa Bivariat ......................................................................................................... 43
BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................................. 45
6.1 Sarapan pagi ............................................................................................................... 45
6.2 Prestasi belajar ........................................................................................................... 46
6.3 Hubungan Sarapan Pagi terhadap Prestasi Belajar .................................................... 46
BAB VII PENUTUP ......................................................................................................... 49
7.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 49
7.2 Saran .......................................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 50
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
penting untuk membentuk pola makan yang sehat dan bergizi bagi anaknya dan
dukungan dari orang tua dalam menghadapi perkembangan yang pesat. Anak
memerlukan nutrisi yang cukup dan seimbang agar proses berfikir, belajar dan
beraktivitas tidak terlambat, apabila anak-anak terbiasa makan pagi maka akan
berpengaruh terhadap kecerdasan otak, terutama daya ingat anak sehingga dapat
mendukung prestasi belajar anak ke arah yang lebih baik.
Hasil penelitian yang dilakukan di SD GMIT Kefamenanu 4 Nusa Tenggara
Timur didapati Kebiasaan makan pagi siswa yang termasuk dalam kategori setiap
hari sebesar 85,2 % dan yang termasuk dalam kategori sering sebesar 14,8 %.
Prestasi belajar siswa yang termasuk dalam kategori baik sebesar 79 % dan yang
termasuk dalam kategori kurang sebesar 21 %. Nilai rata-rata prestasi belajar
siswa adalah 7,87. Ada hubungan antara kebiasaan makan pagi dengan prestasi
belajar siswa (p=0,001). Dari hasil observasi pada bulan februari tahun 2016 pada
kelas IV A dan B yang berjumlah 49 orang di SD GMIM 21 Manado yang sudah
saya lakukan, anak-anak cenderung tidak focus belajar dikelas dan kondisi fisik yang
lemas mengantuk saat proses belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu Sarapan
pagi merupakan pasokan energi utama un tuk otak yang paling baik agar dapat
berkonsentrasi di sekolah dan meningkatkan prestasi belajar di kelas . Dari fenomena
ini peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada pengaruh dari sarapan pagi dengan
prestasi belajar di SD GMIM 21 Manado. Manfaat dari penelitian ini adalah
memberikan informasi dan pengetahuan untuk meningkatkan pentingnya kebiasaan
sarapan pagi pada anak usia prasekolah dalam meningkatkan prestasi belajar di
sekolah.
2
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan mengetahui Dampak sarapan pagi
terhadap prestasi belajar anak sekolah dasar.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Diketahui kebiasaan sarapan pagi pada anak-anak sekolah dasar.
2. Diketahui prestasi belajar pada anak sekolah dasar.
3. Diketahui Hubungan antara sarapan pagi terhadap prestasi belajar anak
di sekolah dasar.
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana kebiasaan sarapan pagi pada anak-anak sekolah?
2. Bagaimana prestasi belajar pada anak sekolah dasar ?
3. Bagaimana menganalisa hubungan antara sarapan pagi terhadap prestasi
belajar anak di sekolah dasar?
1.4 Ringkasan Isi
Skripsi ini terdiri dari VII bab dan setiap bab terdiri dari beberapa sub
pembahasan dengan ringkasan sebagai berikut :
Bab I pendahuluan, berisikan tentang latar belakang, tujuan penelitian, dan
pertanyaan penelitian.
Bab II landasan teori, berisikan tentang variabel independen sarapan pagi
yang terdiri dari pengertian sarapam pagi, fungsi dan manfaat sarapan pagi,
dampak sarapan dengan konsentrasi belajar, zat gizi yang dibutuhkan tubuh,
rekomendasi gizi untuk anak sekolah, asupan nutrisi pada anak sekolah. Dan
konsep tentang variabel dependen yang terdiri dari prestasi belajar, faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar, serta penelitian terkait dan teori
keperawatan.
Bab III kerangka konsep, hipotesis dan definisi operasional yang terdiri dari
kerangka konsep, hipotesis dan definisi operasional.
Bab IV metode penelitian, yang membahas tentang desain penelitian, lokasi
dan waktu penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur
pengambilan data, pengolahan data dan analisa data dan etika penelitian.
Bab V hasil penelitian, membahas tentang hasil dari penelitian ini.
3
Bab VI pembahasan, membahas tentang hasil yang diperoleh apakah hasil
penelitian yang telah dilakukan dapat menjawab tujuan penelitian.
Bab VII penutup, membahas tentang kesimpulan dan saran dari peneliti.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam BAB ini menjelaskan tentang variabel independen dan dependen yang
dibagi dalam beberapa sub bab diantaranya : pengertian sarapan pagi, fungsi dan
manfaat sarapan, dampak sarapan dengan konsentrasi belajar, zat gizi yang
dibutuhkan tubuh, rekomendasi gizi untuk anak sekolah, asupan nutrisi pada anak
sekolah, prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, serta
penjelasan tentang penelitian terkait dan konsep teori.
2.1 Pengertian Sarapan Pagi
Kata sarapan merupakan kata yang berasal dari kata yang diberi akhiran- an,
kata sarap atau menyerap adalah kata kerja yang berarti makanan sesuatu pada pagi
hari. Dalam Bahasa Inggris disebut “Break Fast”. Kemudian setelah diberi akhiran-
an menjadi kata benda, memiliki arti makana pada pagi hari. Sarapan atau makan
pagi adalah makanan yang disantap pada pagi hari, waktu sarapan dimulai dari pukul
06.00 pagi sampai dengan pukul 09.00 pagi. Sarapan dianjurkan menyantap makanan
yang ringan bagi kerja pencernaan, sehingga dianjurkan untuk mengkonsumsi
makanan yang memiliki kadar serat tinggi dengan protein yang cukup namun dengan
kadar lemak rendah. Selain itu, mengonsumsi protein dan kadar serat yang tinggi
juga dapat membuat seseorang tetap merasa kenyang hingga waktu makan siang
(Jetvig, 2010).
Manusia membutuhkan sarapan pagi karena dalam sarapan pagi diharapkan
terjadinya ketersediaan energi yang digunakan untuk jam pertama melakukan
aktivitas. Akibat tidak sarapan bagi akan menyebabkankan tubuh tidak mempunyai
energi yang cukup untuk melakukan aktivitas terutama pada proses belajar karena
pada malam hari di tubuh tetap berlangsung proses oksidasi guna menghasilkan
tenaga untuk menggerakkan jantung, paru-paru dan otot-otot tubuh lainnya (Moehji,
2009).
Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sarapan yaitu makanan yang dimakan
pada pagi hari sebelum beraktivitas, yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk
atau makanan ku dapat dan jumlah yang dimakan kurang lebih 1/3 dari makanan
sehari. Dan mengkonsumsi sarapan biasanya dilakukan secara teratur setiap hari
5
antara pukul 06.00-09.00. Manusia membutuhkan sarapan pagi, karena dalam
sarapan pagi mempunyai begitu manfaat dan diharapkan memenuhi kecukupan
energi yang diperlukan untuk jam pertama dalam melakukan aktivitas. Jika tidak
melakukan sarapan, maka tubuh akan terasa tidak mempunyai energi yang cukup
terutama dalam proses belajar mengajar.
2.1.1 Fungsi dan Manfaat Sarapan
Fungsi sarapan bagi tubuh, seperti fungsi makanan pada tubuh yaitu sebagai
pemberi pasokan energy dan sumber tenaga untuk melakukan segala kegiatan,
pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, serta mengatur proses tubuh dan juga
dapat memelihara jaringan tubuh, dan mengatur proses kerja dalam tubuh manusia
(Sunita Almatsier,2005)
Sarapan pagi sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa,
sarapan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh
saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, sarapan pagi
dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran
sehingga prestasi belajar lebih baik (Khomsan, 2010). Dan terdapat manfaat lainnya
adalah sebagai berikut: sebagai sumber energy dan dapat mengembalikan
metabolisme tubuh, serta meningkatkan konsentrasi otak dan kesehatan jangka
panjang
Dan manfaat lain yang akan timbul jika seseorang melakukan sarapan pagi
(Khomsan, 2010). Sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang dibutuhkan
tubuh untuk meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh, dengan kadar gula darah
yang menjadi normal maka konsentrasi konsentrasi akan lebih baik dan berdampak
positif untuk produktifitas. Pada dasarnya sarapan pagi memberikan peranan penting
dalam tubuh kita dikarenakan tubuh kita memerlukan zat-zat nutrisi seperti protein,
lemak, vitamin air dan mineral yang sangat dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas.
2.1.2 Dampak Sarapan dengan Konsentrasi Belajar
6
disebabkan kekurangan zat gizi dan pasokan energi yang di perlukan tubuh serta Jika
untuk anak sekolah akan malas dan tidak dapat berpikir dengan baik dan menggangu
proses mengajar di kelas.
Dengan demikian seorang anak yang biasa tidak sarapan pagi dalam jangka
waktu lama akan berakibat buruk pada penampilan intelektualnya, prestasi di sekolah
menurun dan penampilan sosial menjadi terganggu. Seseorang yang tidak sarapan
pagi, pastilah tubuh tidak berada dalam keadaan yang cocok untuk melakukan
pekerjaan dengan baik. Hal ini dikarenakan tubuh akan berusaha menaikkan kadar
gula darah dengan mengambil cadangan glikogen, dan jika ini habis, maka cadangan
lemaklah yang diambil Moehji (2009).
Sedangkan menurut (Waryono, 2010,) jika seseorang sarapan pagi akan
memberikan dampak yang sangat bermanfaat diantaranya: Daya konsentrasi saat
belajar dan beraktivitas, mendapatkan energi yang lebih saat bermain, dan terlihat
aktif saat melakukan aktivitas, mampu melakukan segala hal dengan baik dan benar,
terlihat ceria saat berada di sekolah, dan tidak mudah mengantuk dan lemas.
2.1.3 Zat Gizi Yang Dibutuhkan Tubuh
Tubuh manusia terdiri dari dua bagian, yaitu bagian luar dan dalam kedua
bagian tubuh tersebut harus dijaga dan dipelihara dengan baik agar tidak terjadi
sesuatu yang diinginkan misalnya terjangkit penyakit. Dan penjagaan pemeliharaan
yaitu dengan cara istirahat yang cukup, berolahraga secara teratur dan mengkonsumsi
makanan sehat. Zat gizi yang menghasilkan energi yaitu seperti karbohidrat, protein,
dan lemak. Ketiga zat itu disebut zat tenaga. Sedangkan zat pembangunan untuk
pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Zat ini pada umumnya terdapat
dalam protein. Kemudian untuk mengatur dan memperlancar kerja tubuh manusia
memerlukan zat pengatur. Zat ini adalah lemak vitamin dan mineral (Sunita
Almatsier 2005).
Beberapa makanan yang mengandung zat-zat tersebut diantaranya:
Karbohidrat dalam makaan dapat berbentuk pati seperti yang terdapat dalam
sereal ataupun gula dan juga yang terkandung dalam buah-buahan. Sumber makanan
yang mengandung karbohidrat diantaranya padi-padian atau sereal, umbi-umbian,
kacang-kacangan dan gula. Hasil dari olahan adalah mie, bihun, roti, tepung-
tepungan, selai, gula. Sedangkan fungsi utama dari karbohidrat adalah menyediakan
energi yang dibutuhkan tubuh. Kelebihan karbohidrat, disimpan sebagai glikogen
7
atau diubah menjadi lemak yang siap diubah kembali menjadi energy ketika tubuh
membutuhkannya. Selain itu juga fungsi karbohidrat di dalam tubuh antara lain:
Petama melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi. Bila
karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencakupi untuk kebutuhan energi tubuh dan jika
tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di
dalam tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat. Kedua membantu
metabolism lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah terjadinya ketosis
dan pemecahan protein yang berlebihan. Ketiga didalam hepar yang berfungsi untuk
detoksifikasi zat-zat toksis tertentu. Keempat beberapa jenis karbohidrat mempunyai
fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa berfungsi membantu penyerapan kalsium
sedangkan ribosa merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat. Keliima
beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna dan mengandung serat
(dietary fiber) contohnya agar-agar yang berguna untuk pencernaan dan juga
memperlancar defekasi dalam tubuh.
Lemak yang tedapat dalam makanan dapat berbentuk minyak seperti yang
ditemukan dalam biji-bijian, mentega ataupun berbentuk lemak seperti yang terdapat
dalam daging. Lemak mempunyai peran penting dalam penyediaan energy dan
melarutkan vitamin yang larut lemak, dan juga sebagai sumber asam-asam lemak
esensial. Selain itu, lemak berperan dalam pembentukan membran sel, agen
pengemulsi, isolator panas tubuh, melindungi organ tubuh dan bersama protein
sebagai alat angkut dalam metabolisme. Kelebihan lemak disimpan dalam tubuh
yang akan diubah menjadi energy bila dibutuhkan oleh tubuh.
Protein yang terdapat dalam makanan dapat berupa kasein yang ada dalam
susu, atau albumin dalam telur, globulin dalam kacang-kacangan dan gluten dalam
gandum, daging, unggas, telur, dan produk susu. Dan sumber nabati dapat berupa
seperti tempe, tahu, kacang-kacangan dan biji-bijian. Fungsi utama dari protein
adalah membentuk jaringan baru dan memperbakikin jaringan yang rusak dalam
tubuh. Protein pun berperan dalam sintesis enzim, hormon, antibodi juga sebagai
penyedia energy dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh, memelihara netralitas
tubuh dan mengangkut zat-zat gizi. Kelebihan protein dapat diubah menjadi
karbohidrat dan lemak yang disimpan dalam tubuh kita.
Kalsium, fosfor, besi, iodin, merupakan sebagaian mineral yang ditemukan
dalam bahan pangan dalam bentuk komposisi organik dan anorganik. Mineral
8
dibutuhkan dalam pembentukan tubuh seperti pembentukan tulang, gigi dan struktur
jaringan. Mineral juga berperan dalam pengaturan proses metabolisme dalam tubuh
seperti kontrasi otot, stumulis saraf, dan lain-lain.
Vitamin yang ada dalam makanan terdiri atas, vitamin larut lemak seperti
vitamin A , D, E, K dan juga vitamin larut dalam air seperti vitamin B dan C. vitamin
berperan sebagai pengatur pada proses metabolisme dalam tubuh.
Air diperoleh dari makanan yang dikonsumsi dan sebagianbesar dari air yang
diminum. Air adalah bagian penting dalam struktur tubuh dan jumlahnya sekitar 60%
dari berat tubuh. Air berperan sebagai pelarut material zat gizi dan juga pembuangan
ampas makanan.
Semua orang membutuhkan energi untuk beraktifitas, tetapi jenis dan
banyaknya aktivitas, perbedaan usia, kondisi tubuh dan sebagainya akan
mempengaruhi kuantitas zat gizi yang diperlukan tubuh. Pola makan yang sehat
adalah mengikuti pola makan sehat dan seimbang, yakni mengandung enam jenis zat
gizi yang dibutuhkan tubuh. Yaitu adalah karbohidrat kompleks atau serat, protein,
lemk, zat pengatur yaitu vitamin dan mineral, serta air.
2.1.4 Rekomendasi Gizi Untuk Anak Sekolah
Nirmala Devi (2012) dalam buku gizi anak sekolah mengatakan ada beberapa
rekomendasi gizi yang perlu diperhatikan yaitu: Konsumsi menu gizi seimbang, pada
prinsipnya anak sekolah harus mengkonsumsi menu gizi seimbang yang terdiri dari
semua zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air.
Ketika memgkonsumsi makanan sehari-hari kita harus berpedoman pada menu gizi
seimbang seperti yang diperlihatkan oleh piramida makanan. Piramida tersebut
menunjukkan bahwa mulai dari dasar piramida lalu mengarah ke puncak piramida
yang merupakan urutan jenis makanan dan jumlah makanan yang seharusnya kita
konsumsi.
Untuk memenuhi gizi seimbang anak sekolah, makan sumber karbohidrat
seperti nasi, pasta, roti, sebanyak 3-8 porsi, sayuran 2-3 porsi, buah-buahan 3-5 porsi,
protein hewani seperti ikan, daging, telur sebanyak 2-3 porsi, protein nabati 2-3 porsi
dan terakhir makanan berlemak, makanan manis, garam dalam jumlah yang dibatasi
dan hanya bila perlu saja kita konsumsi suplemen (zat gizi tertentu bias saja vitamin,
mineral, atau asam lemak). Proporsi gizi seimbang untuk anak sekolah harus
memenuhi energi dengan pembagian karbohidrat 45-65 % total energi, protein 10-20
9
% energy dengan perbandingan protein hewani dan nabati =2:1, lemak 25-40% total
energi. Dari 25-40% tersebut dibagi menjadi 3 bagian lemak, yaitu 10% berasal dari
asam lemak jenuh 10% berasal dari asam lemak tidak jenuh ganda.
Selalu Sarapan Pagi, sarapan pagi merupakan pasokan energi untuk otak yang
paling baik agar dapat berkonsentrasi di sekolah. Ketika bangun pagi, gula darah
dalam tubuh rendah karena sama sekali tidak makan. Sudah banyak penelitian
membuktikan bahwa sarapan teratur membuat anak lebih berprestasi di sekolah
daripada anak yang tidak sarapan. Sarapan memperbaiki kemampuan memecahkan
masalah, daya ingat, konsentrasi, persepsi visual, dan berpikir kreatif menurut Dr.
Joanne Lunn, ahlli gizi senior dari British Nutrition Foundation.
Studi dari seluruh Amerika Serikat telah menunjukkan bahwa anak-anak yang
sarapan pagi lebih mudah dalam belajar, lebih berkonsentrasi, sedikit melakukan
kesalahan, lebih kreatif, dan bekerja leih cepat. Anak-anak yang telah sarapan
bersikap lebih baik daripada anak-anak yang tidak sarapan, lebih kooperatif, disiplin,
bergaul lebih baik dengan teman sekelas. Juga anak sekolah yang sarapan lebih kecil
kemungkinan terlambat dating di sekolah, tidak hadir, sakit perut, atau sakit kepala.
Berikut 10 contoh sarapan bergizi, yang pertama roti, susu, apel, kedua sereal,
pisang, susu , ketiga muffin, selai kacang, susu dan keempat bubur ayam, jeruk, susu
kelima nasi goreng dengan telur, sayur, susu keenam bubur kacang hijau, susu, apel
ketujuh sup macaroni, keju, jeruk. kedelapan nasi, ikan, susu, kesembilan roti,
daging, susu dan terakhir roti , keju, jeruk.
2.1.5 Asupan Nutrisi Pada Anak Sekolah
Nirmala Devi (2012) dalam buku Gizi Anak Sekolah menjelaskan usia
sekolah anak antara 6-14 tahun, dimana usia tersebut merupakan bagian dari suatu
rangkaian panjang dari siklus hidup manusia yang dimulai sejak janin dalam
kandungan sampai usia tua nanti. Pada retangan usia tersebut status gizi dan asupan
nutrisi ditentukan sejak bayi dan balita juga ditentukan saat ini, dan akan memntukan
status gizi pada usia selanjtunya. Menginjak usia 6 tahun anak sudah mulai
menentukan pilihan makanannya sendiri, tidak seperti saat balita lagi yang
sepenuhnya tergantung pada orang tua. Periode ini merupakan periode yang cukup
kristis dalam peilihan makanan, karena anak baru saja belajar memilih makanan dan
belum mengerti makanan yang bergizi yang dapat memerlukan bimbingan orang tua
dan guru.
10
Pada saat ini pertambahan fisik terutama pertambahan tinggi badan anak
berlangsung cepat, anak banyak melakukan aktivitas fisik, aktivitas sosial seperti
bergaul dengan teman-temannya dan sejalan dengan itu perkembangan kognitif anak
meliputi perkembangan pemikiran, intelegensi dan bahasa.
11
Tabel 1. Kebutuhan Zat Gizi Anak Menurut Kelompok Umur (AKG 2004)
12
Tabel 2. Contoh Menu 1 dan Anjuran Jumlah Porsi Makanan Pagi Memenuhi
Gizi Seimbang Sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Waktu Bahan Menu Sumber Zat 4-6 7-9 10-12 13-15
Makanan Gizi tahun tahun tahun tahun
Pagi Roti Roti Energy, 2 2 4 4
jam tawar dan panggang kerbohidrat, potong potong potong potong
06:00 margarin protein
Telur Omelet Protein 1 butir 1 butir 1 butir 1 butir
hewani,
lemak,
energi
Sayuran Tomat Vitamin, Se Se Se Se
Segar mineral, suka suka suka suka
serat
Susu Susu Protein, 1 gelas 1 gelas 1 gelas 1 gelas
vitamin,
mineral
Jam Selingan Siomay Karbohidrat, 1 I I 1
10:00 disekolah energy, piring piring piring piring
protein kecil sedang sedang sedang
13
Tabel 3. Contoh Menu 2 dan Anjuran Jumlah Porsi Makanan Pagi Memenuhi Gizi
Seimbang Sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG)
14
Tabel 4. Contoh Menu 3 dan Anjuran Jumlah Porsi Makanan Pagi Memenuhi
Gizi Seimbang Sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Waktu Bahan Menu Sumber Zat 4-6 7-9 10-12 13-15
Makanan Gizi tahun tahun tahun tahun
Pagi Nasi Nasi Energy, 1/2 1/2 1 1
jam uduk+telur+ kerbohidrat, gelas gelas gelas gelas
06:00 tempe protein
15
Tabel 5. Contoh Menu 4 dan Anjuran Jumlah Porsi Makanan Pagi Memenuhi
Gizi Seimbang Sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Wakt Bahan Menu Sumber Zat 4-6 7-9 10-12 13-15
u Makanan Gizi tahun tahun tahun tahun
Pagi Nasi Nasi Energy, 1/2 1/2 3/4 gelas 1 gelas
jam goring kerbohidrat, gelas gelas
06:00 + telur protein
ceplok
Sayuran Tomat Vitamin, Se Se suka Se suka Se suka
mineral, suka
serat
Susu Susu Protein, 1 gelas 1 gelas 1 gelas 1 gelas
vitamin,
mineral
Jam Selingan Bakso Karbohidrat, 1mang 1mangk 1 1
10:00 disekolah energy, kuk uk mangku mangku
protein sedang sedang k sedang k sedang
16
2.2 Prestasi Belajar
Pengertian prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil
yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan atau dikerjakan. Prestasi
belajar menurut Tu’u (2004) adalah hasil yang dicapai seseorang ketika
mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi belajar adalah hasil yang
diberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tertentu sebagai hasil
perbuatan belajar (Wuryani 2002). Sedangkan menurut (Depdiknas 2008), prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang
diberikan oleh guru. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan
evaluasi, yang dinyatakan dalam bentuk nilai. Prestasi belajar siswa meliputi
prestasi kognitif (kemampuan berpikir dan analisis, prestasi afektif (sikap) dan
prestasi psikomotor (tingkah laku). Namun dari tiga aspek tersebut aspek kognitiflah
yang menjadi tujuan utama dalam suatu sistem pendidikan tanpa
mengesampingkan aspek yang lain (Syah, 2010).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar
merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak
dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.
Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam mempelajari
sesuatu materi pelajaran biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport
setiap bidang studi. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan
evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya
prestasi belajar siswa. Faktor psikologis (kejiwaan) mempunyai peranan penting
dalam pencapaian tingkat prestasi belajar.
2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
17
1. Faktor Intern
Menurut Almatsier (2006), status gizi adalah keadaan tubuh sebagai
akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Sedangkan zat gizi
(nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan,
serta mengatur proses-proses kehidupan.
a. Status gizi buruk
Secara klinis, gizi buruk ditandai dengan asupan protein, energi dan
nutrisi mikro seperti vitamin yang tidak mencukupi sehingga
menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan Arundyna (2011). Menurut
Nency (2005), status gizi buruk dibagi menjadi tiga bagian, yakni gizi buruk
karena kekurangan protein (disebut kwashiorkor), karena kekurangan
kalori (disebut marasmus), dan kekurangan keduaduanya. Menurut Soemantri
apabila makanan yang dikonsumsi tidak cukup mengandung zat – zat gizi
yang dibutuhkan dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan
perubahan metabolisme dalam otak. Hal ini akan mengakibatkan
terjadinya ketidakmampuan otak untuk berfungsi normal. Pada keadaan
yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan
terganggu, badan lebih kecil, jumlah sel dalam otak berkurang dan
terjadi ketidakmatangan serta ketidaksempurnaan organisasi biokimia
dalam otak. Keadaan ini berpengaruh terhadap perkembangan
kecerdasananak.
b. Status gizi kurang
Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau
lebih zat-zat gizi esensial Almatsier (2006). Kekurangan berat yang
berlangsung pada anak yang sedang tumbuh merupakan masalah serius.
Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan yang buruk Arisman (2007).
Akibat dari status gizi kurang adalah perkembangan otak yang tidak
sempurna yang menyebabkan kognitif, perkembangan IQ terhambat dan
kemampuan belajar terganggu yang selanjutnya berpengaruh pada prestasi
belajar siswa Soekirman(2000). Menurut Gibney(2009), keadaan gizi
kurang mengakibatkan perubahan struktural dan fungsional pada otak.
18
c. Status Gizi Baik
Status gizi baik atau optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup
zat-zat gizi yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan
pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan
secara umum Almatsier (2006).
1) Kematangan fisik dan mental
Pendidikan akan diterima dengan baik jika muatan pendidikan
yang diberikan tersebut sesuai dengan tingkat kematangan fisik dan
mental seseorang. Jika suatu pendidikan diberikan secara paksa
dengan tidak memperhatikan faktor kematangan fisik dan psikis,
maka pendidikan tersebut dipastikan tidak akan memperoleh
keberhasilan, bahkan mungkin akan memberikan gangguan pada
pertumbuhan dan perkembangan anak. Kematangan psikis ini juga
termasuk kondisi kejiwaan ketika itu, misalnya gelisah, cemas, depresi,
stres dan sebagainya. Seorang siswa yang sedang mengalami gangguan
kondisi kejiwaan cenderung akan terganggu proses belajarnya dan
secara langsung akan berpengaruh negatif pada prestasi belajar yang
diperoleh.
2) Kecerdasan atau intelegensi
Kecerdasan atau intelegensi adalah kapasitas umum dari
seseorang individu yang dapat dilihat pada kesanggupan pikirannya
dalam mengatasi tuntutan kebutuhan yang baru, atau keadaan rohaniah
secara umum yang dapat disesuaikan dengan problem-problem dan
kondisi-kondisi yang baru di dalam kehidupan (Ngalim Purwanto 62).
Setiap manusia mempunyai tingkat intelegensi yang berbeda-beda.
Seseorang yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi, tentunya
akan lebih mudah memahami suatu materi pelajaran dibanding
dengan seseorang yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.
3) Pengetahuan dan keterampilan
Menurut (Ngalim Purwanto), pengetahuan yang dimiliki seseorang
akan sangat mempengaruhi sikap dan tindakannya sehari-hari, tingkat
kecakapan dan keterampilan yang dimiliki seseorang juga akan
mempengaruhi kualitas hasil yang diperoleh dari sesuatu yang telah
19
dikerjakannya. Berkaitan dengan hal ini, maka tingkat pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki oleh seorang siswa akan sangat
mempengaruhi tingkat prestasi belajar siswa tersebut.
4) Minat dan motivasi
Motivasi belajar adalah kekuatan-kekuatan atau tenaga yang
memberikan dorongan kepada kegiatan murid (Indra Kusuma,176-177).
Minat adalah ketertarikan pada sesuatu yang mampu melahirkan dan
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu guna
mendapatkannya. Minat dan motivasi merupakan dua hal yang sangat
penting dalam perolehan prestasi belajar, karena dua hal ini merupakan
sumber kekuatan yang akan mendorong siswa untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu guna meningkatkan prestasi belajarnya.
5) Karakteristik pribadi
Manusia merupakan makhluk yang memiliki perbedaan karakteristik
satu sama lain. Terdapat manusia yang mempunyai karakteristik yang
baik, misalnya bersifat rajin, suka bekerja keras, ulet, disiplin dan
sebagainya, di sisi lain, terdapat juga manusia yang memliki karakteristik
yang tidak baik, misalnya bersifat malas, lebih suka mengharapkan
bantuan orang lain, tidak disiplin, pemarah dan sebagainya. Berkaitan
dengan prestasi belajar, maka seorang siswa dengan karakteristik
yang rajin, disiplin, ulet dan suka bekerja keras, mereka cenderung
akan mempunyai prestasi belajar yang bagus. Sebaliknya jika seorang
siswa mempunyai karakteristik yang malas, lebih suka mengharapkan
bantuan orang lain dan tidak disiplin, maka prestasi belajar mereka
tentunya akan rendah.
2. Faktor Ekstern
Beberapa hal yang termasuk faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi
belajar yaitu keluarga, guru, sarana dan prasarana pendidikan serta lingkungan
sekitar. Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Keluarga
Keluarga merupakan unit kelompok sosial yang relatif kecil, bersifat
permanen dan merupakan penyusun utama terbentuknya masyarakat luas.
Keluarga merupakan akar pembentukkan pribadi seseorang, karena
20
pertumbuhan dan perkembangan setiap manusia di awali dari lingkungan
keluarga. Jika dalam sebuah keluarga mempunyai hubungan yang
harmonis, maka akan terbentuk anggota keluarga yang mempunyai
karakteristik pribadi yang baik. Namun jika sebuah keluarga berjalan secara
tidak harmonis, maka karakteristik pribadi anggotanya tidak akan terbentuk
secara baik. Sering dijumpai, anak didik yang berasal dari keluarga yang
tidak harmonis (broken home) mempunyai prestasi belajar yang jelek.
Sebaliknya sering dijumpai pula anak didik yang berasal dari keluarga
yang harmonis, yang dicirikan dengan adanya ketauladanan dari orang
tua, aplikasi kehidupan beragama yang bagus dan sebagainya, mereka
cenderung mempunyai prestasi belajar yang baik. Selain faktor keharmonisan
tersebut, faktor ekonomi keluarga juga sering mempunyai keterkaitan
dengan perolehan prestasi belajar. Sering kita jumpai siswa yang berasal
dari keluarga mampu yang mempunyai prestasi belajar yang bagus, hal
ini karena sarana dan prasarana pendidikan bisa disediakan orang tuanya
secara memadai. Sebaliknya sering kita jumpai juga siswa yang berasal
dari keluarga yang tidak mampu yang mempunyai prestasi belajar yang
jelek, karena kurangnya sarana dan prasarana belajar yang disediakan oleh
orang tuanya, bahkan tidak sedikit siswa tersebut yang harus membantu
orang tuanya mencari penghasilan ekonomi sehingga waktu belajar
mereka terkurangi.
b. Guru
Guru merupakan salah satu komponen utama dalam proses belajar
mengajar. Guru bertindak sebagai subyek pembelajaran, yang bertugas
menjelaskan dan mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik.
Mengingat tugas ini, maka apapun yang berkaitan dengan guru bisa
mempengaruhi tingkat prestasi dan tumbuh kembang anak. Terdapat dua
hal utama terkait dengan faktor guru yang dapat mempengaruhi tingkat
prestasi belajar siswa, yaitu :
1) Metode pembelajaran yang diterapkan
Metode pembelajaran yang diterapkan seorang guru dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik merupakan hal
yang sangat harus diperhatikan karena mempunyai pengaruh yang besar
21
terhadap perolehan tingkat prestasi belajar siswa. Jika metode
pembelajarannya kurang sesuai, maka tingkat prestasi belajar siswa juga
cenderung kurang baik, dan sebaliknya jika metode pembelajarannya
sesuai, maka tingkat prestasi belajar siswa juga akan menjadi baik.
2) Aspek ketauladanan
Para pendidik terdahulu menyebutkan bahwa guru itu kependekan kata
dari “digugu dan ditiru”. Artinya guru merupakan seseorang yang
berkedudukan sebagai figur utama bagi para siswa yang akan senantiasa
diperhatikan dan ditiru seluruh aspek yang berkaitan dengannya.
Mengingat hal ini maka dalam kesehariannya seorang guru hendaknya bisa
menjadi suri tauladan bagi yang lain sehingga harus benar-benar menjaga
sikapnya secara totalitas baik ketika di lingkungan sekolah maupun di luar
lingkungan sekolah atau di rumah. Perangai apapun yang dilakukan guru
mungkin akan dicontoh dan perhatikan para siswa, hal ini secara tidak
langsung akan mempengaruhi tingkat prestasi belajar siswa.
c. Sarana dan prasarana pendidikan
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan komponen penting yang
dibutuhkan bagi keberlangsungan proses balajar mengajar. Contoh sarana
dan prasarana pendidikan adalah ruang kelas, papan tulis, kursi dan
meja siswa serta guru, perpustakaan, peralatan administrasi kantor dan
sebagainya. Proses belajar mengajar tentu tidak akan berjalan atau
setidaknya akan mengalami gangguan dan hambatan jika sarana dan
prasarana itu tidak terpenuhi. Berkaitan dengan sarana dan prasarana
pendidikan ini, terdapat dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Aspek kualitas
Sarana dan prasarana pendidikan harus diadakan atau dibuat dengan
mutu atau kulaitas yang bagus, sehingga lebih menunjang pencapaian prestasi
belajar siswa. Sarana dan prasarana pendidikan yang tidak berkualitas
sering kali menjadi penghambat jalannya proses belajar mengajar,
bahkan seringkali menjadi sumber bencana bagi peserta didik, seperti
kejadian sarana kelas yang roboh dan menimpa peserta didik dan guru
yang sedang berada di dalamnya. Hal ini terjadi karena sarana kelas ini
dibuat dengan kualitas yang rendah.
22
2) Aspek kuantitas
Selain mutu atau kualitas, penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan juga harus memperhatikan aspek kuantitas yaitu pemenuhan
jumlah dan keberagaman yang sesuai dengan kebutuhan. Terhadap aspek
kuantitas, setiap sekolah mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda sesuai
dengan kondisi dan situasi sekolah yang bersangkutan. Jika suatu sekolah
mempunyai jumlah siswa yang banyak, maka kebutuhan sarana dan
prasarananya tentu akan lebih banyak dan beragam dibanding dengan
sekolah lain yang jumlah siswanya lebih sedikit. Ketersediaan sarana
dan prasarana pendidikan dengan jumlah yang sesuai akan berakibat
positif pada perolehan prestasi belajar siswa. Masalah yang sering dihadapi
terhadap faktor sarana dan prasarana pendidikan adalah masalah
kurangnya ketersediaan pendanaan yang cukup atau memadai, sehingga
aspek kualitas dan kuantitas sering diabaikan. Demi memenuhi aspek
kuantitas, terkadang harus mengorbankan aspek kualitas, dan sebaliknya
aspek kuantitas juga sering diabaikan karena harus memenuhi aspek
kualitas.
3) Lingkungan sekitar
Disadari ataupun tidak, lingkungan sekitar merupakan faktor yang
juga ikut berpengaruh terhadap tingkat perolehan prestasi belajar siswa,
karena lingkungan sekitar merupakan faktor yang ikut membentuk
karakter dan pribadi siswa. Jika seorang siswa tinggal di lingkungan
yang buruk dengan masyarakat yang tidak memperhatikan aspek
kesopanan atau etika, keagamaan, dan tidak berpendidikan, maka siswa
tersebut juga akan terdorong memiliki sifat yang sama, dan tentunya hal
ini akan berpengaruh negatif pada tingkat prestasi belajarnya. Sebaliknya
jika seorang siswa hidup di lingkungan yang baik dengan masyarakat,
sopan santun dan berpendidikan, maka siswa tersebut cenderung akan
terdorong memiliki sifat yang sama dan hal ini akan berpengaruh positif
pada tingkat prestasi belajarnya. (Sumadi Suryabrata,113) menyatakan bahwa
23
belajar sebagai proses atau aktivitas dipengaruhi oleh banyak sekali
halhal atau faktor-faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi :
a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar yang terbagi lagi
menjadi faktor nonsosial dan faktor sosial. Faktor nonsosial contohnya
kebisingan dan keramaian, keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi,
siang, ataupun malam), tempat (letaknya, gedungnya), alat-alat yang
dipakai untuk belajar atau sarana pendidikan, dan sebagainya. Mengingat
faktor nonsosial ini, maka sarana pendidikan diusahakan memenuhi
syarat-syarat yang telah ditentukan dalam ilmu kesehatan sekolah.
Sedangkan faktor sosial yang mempengaruhi prestasi belajar contohnya
kehadiran orang lain ketika sedang berlangsung ujian, percakapan anak
lain di samping kelas, dan sebagainya. Faktor sosial ini umumnya
mengganggu proses belajar karena menurunkan daya konsentrasi.
b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu, digolongkan
menjadi faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis meliputi
kecukupan nutrisi atau makanan, kondisi kesehatan tubuh, dan fungsi
panca indera. Sedangkan faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi
belajar meliputi perhatian/konsentrasi, pengamatan, tanggapan, ingatan,
perasaan dan motivasi.
24
2.3 Penelitian Terkait
Tabel 6. Penelitian Terkait
Kesimpulan dari hasil penelitian terkait di bawah ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sarapan pagi terhadap prestasi
belajar, sebagai berikut.
1 Hubungan SDN 1 2012 Tujuan Jenis total Hasil penelitian tidak ada
Status Gizi Pasangkayu penelitian ini penelitian ini populasi ini menunjukkan hubungan yang
dan Kecamatan adalah untuk adalah Survey sebanyak 459 bahwa ada signifikan
Kebiasaan Pasangkayu mengetahui Analitik siswa. Dan hubungan yang antara status
Sarapan Pagi Kabupaten hubungan dengan sampel bermakna antara gizi
denga Mamuju antara status pendekatan sebanyak 83 status gizi dengan berdasarkan
Prestasi Utara gizi dan Cross siswa prestasi belajar TB/U dengan
Belajar Anak kebiasaan Cectional anak dengan nilai prestasi belajar
SDN 1 sarapan pagi Study p=0,015 dan tidak dan status gizi
Pasangkayu dengan prestasi ada hubungan berdasarkan
Kecamatan belajar anak yang bermakna BB/U dengan
Pasangkayu SDN 1 antara status gizi prestasi
Kabupaten Pasangkayu dengan prestasi belajar. Hal
Mamuju Kecamatan belajar anak tersebut
Utara ditulis Pasangkayu dengan nilai disebabkan
oleh Hj. Kabupaten p=0,071. karena status
Jumarni.M, Mamuju Utara gizi hanya
Abd. sebagian dari
25
Hakim.L, beberapa
Abd. Kadri faktor yang
mempengaruhi
prestsi belajar.
Jadi masih
banyak faktor
lain yang dapat
mempengaruhi
prestasi belajar
selain status
gizi.
2 Kebiasaan Hasil penelitian Dalam
Makan Pagi Di SD 2015 Mengidentifika Metode Populasi menunjukkan:(1) penelitian ini
Pada Anak wilayah si seberapa Kuantitatif berjumah 240 89,66% anak tidak
Usia SD Dan Tangerang banyak anak melalui survei siswa dan setiap pagi selalu dicantumkan
Hubungannya selatan usia SD sampel makan pagi kriteria inklusi
Dengan membiasakan penelitian sebelum dan eklusi
Tingkat makan pagi adalah 60 berangkat sehingga
Kesehatan sebelum siswa sekolah. (2) kategori
dan Prestasi berangkat 43,11% anak pengambilan
Belajar. sekolah. (2) usia SD kelas 2 sampel tidak
Ditulis oleh penyebab anak tidak makan pagi tebatas.
Sukiniarti usia SD tidak sebelum
makan pagi berangkat
sebelum sekolah
berangkat dikarenakan
sekolah. (3) bangun
hubungan kesiangan. (3)
makan pagi Hubungan antara
26
dengan tingkat makan pagi
kesehatan dan dengan tingkat
prestasi belajar kesehatan dan
anak usia SD. prestasi
Metode belajar anak SD
yang kelas 2 di wilayah
digunakan Kelurahan
metode Pondok Benda
kuantitatif.
3 Hubungan DiSDN 2012 Tujuan dari Jenis 64 sampel Hasil penelitian Keterbatasan
Antara Banyuanya penelitian ini penelitian menunjukkan Penelitian
Kebiasaan r III adalah untuk observasonal bahwa sebagian ini kebiasaan
Sarapan Pagi Surakarta menyelidiki dengan besar responden sarapan pagi
dan hubungan pendekatan tidak sarapan dan kebiasaan
Kebiasaan antara cross- kebiasaan (67%) jajan tidak
Jajan kebiasaan sectional dan sebagian dihubungkan
terhadap sarapan pagi besar responden dengan faktor-
Prestasi dan kebiasaan telah ngemil faktor yang
Belajar Siswa jajan terhadap kebiasaan di dapat
Sekolah prestasi belajar sekolah (78%). mempengaruhi
Dasar Di siswa sekolah Korelasi antara kebiasaan
SDN dasar di SD sarapan kebiasaan sarapan pagi
Banyuanyar banyuanyar III dan prestasi dan kebiasaan
III Surakarta Surakarta akademik adalah jajan, sehingga
di tulis oleh p: 0,03. peneliti tidak
Siti Noor Sementara itu, mengetahui
Faizah korelasi antara faktor yang
ngemil kebiasaan dominan yang
dan prestasi dapat
27
akademik adalah mempengaruhi
p: 0,00. kebiasaan
sarapan pagi
dan jajan.
Tidak
ditelitinya
faktor ini
karena
keterbatasan
kemampuan
dan waktu
untuk
penelitian.
4 Hubungan Sekolah 2014 Tujuan dari Desain Sampel Hanya 52% siswa Dalam
Sarapan pagi Dasar penelitian ini penelitian sebanyak 50 yang selalu penelitian ini
dengan Islam untuk cross sectional siswa sarapan pagi dan tidak
prestasi Terpadu mengetahui dengan sebagian besar ticantumkan
belajar siswa Bina Ilmi hubungan pendekatan siswa sarapan kriteria inklusi
sekolah dasar. sarapan pagi kuantitatif pagi di rumah dan eklusi
Ditulis oleh dengan prestasi menggunakan (96%), ibu adalah sehingga
Anita belajar siswa kuisioner orang yang kategori
Rahmiwati sekolah dasar terstruktur. menyiapkan pengambilan
sarapan pagi sampel tidak
(76%). Siswa terbatas.
kadang-kadang
mengkonsumsi
susu/sereal saat
sarapan pagi
(30%),jarang
28
mengkonsumsi
makanan instan
saat sarapan
(44%) dan saat
sarapan
mengkonsumsi
sebanyak 1 porsi
makanan
(48%),menu yang
sering dikonsumsi
adalah nasi, lauk-
pauk, buah dan
sayur (36%).
Siswa kadang-
kadang jajan
(40%). Sebanyak
38% siswa merasa
bahwa dengan
sarapan pagi
sangat
mempengaruhi
konsentrasi
belajar (38%) dan
membuat belajar
menjadi semangat
(44%) serta
kesehatan
menjadi baik atau
fit (66%).
29
5 Hubungan Di SD 2014 Bertujuan Jenis jumlah subjek hasil bahwa hasil bahwa
Status Gizi Muhamma untuk penelitian penelitian terdapat 6,6% terdapat 6,6%
dan diyah 16 mengetahui observasional sebanyak 45 siswa memiliki siswa memiliki
Kebiasaan Surakarta hubungan dengan siswa status gizi tidak status
sarapan pagi status gizi rancangan normal, 11,1% gizi tidak
dengan dan kebiasaan penelitian tidak memiliki normal, 11,1%
prestasi sarapan pagi Cross kebiasaan sarapan tidak memiliki
belajar anak dengan prestasi Sectional pagi dan 37,7% kebiasaan
di SD belajar anak di siswa memiliki sarapan pagi
Muhammadiy SD prestasi belajar dan 37,7%
ah 16 Muhammadiya baik. Hasil uji siswamemiliki
surakarta. h 16 hubungan antara prestasi
Ditulis oleh Surakarta status gizi belajar baik.
Sri Kuncoro dengan prestasi Hasil uji
Kusuma belajar diperoleh hubungan
Wijayanto nilai p = 0,977 antara status
dan hasil uji gizi dengan
hubungan prestasi
kebiasaan belajar
sarapan pagi diperoleh nilai
dengan prestasi p = 0,977 dan
belajar diperoleh hasil uji
nilai p = 0,104 hubungan
kebiasaan
sarapan pagi
dengan prestasi
belajar
diperoleh nilai
p = 0,104
30
2.4 Aplikasi Teori atau Model Keperawatan Virginia Henderson
2.4.1 Teori Virginia Henderson
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerangka teori
menurut Virginia Henderson yang mengemukakan tentang 14 kebutuhan dasar pada
manusia yaitu; 1) bernapas secara normal, 2) makan dan minum dengan cukup, 3)
membuang sampah dalam tubuh, 4) bergerak dan mempertahankan posisi yang
diinginkan, 5) tidur dan istirahat, 6) memilih pakaian yang pantas, 7)
mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal dengan menggunakan pakaian
pakaian yang sesuai dan mengubah lingkungan, 8) memelihara kebersihan tubuh dan
menggunakan pakaian untuk melindungi kulit, 9) Menghindari bahaya dari
lingkungan dan tidak melukai orang lain, 10) berkomunikasi dengan orang untuk
mengungkapkan perasaan atau emosi, kebutuhan, ketakutan dan pendapat, 11)
beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing, 12) bekerja dengan tata cara
yang mengandung unsur prestasi, 13) bermain dan berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan berupa hiburan, 14), Belajar, menemukan dan mencari tahu agar dapat
menuju arah perkembangan normal dan kesehatan serta memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada (Kozier, dkk. 2010).
31
Gambar 1 : Kerangka Teori Virginia Henderson
32
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL
Dalam bab ini menjelaskan tentang kerangka konsep, hipotesis serta definisi
operasional
Keterangan :
= Variabel independen
= Variabel dependen
33
3.2 Hipotesis
H0 : Tidak ada dampak sarapan pagi terhadap prestasi belajar pada anak SD
H1 : Ada dampak sarapan pagi terhadap prestasi belajar pada anak SD
34
BAB IV
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang desain penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi dan sampel, instrumen peneliti, prosedur pegambilan data, ,
pengolahan data, analisa data, dan etika penelitian.
4.1 Desain Penelitian
Menurut Setiadi (2007) dalam buku Konsep & Penulisan Riset Keperawatan
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa
sehingga penelitian dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kuantitatif dengan pendekatan cross- sectional dimana variabel independen dan
dipenden diobservasi secara bersamaan. Dimana sarapan pagi diukur secara
bersamaan dengan prestasi belajar.
4.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian
4.2.1 Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di SD GMIM 21 Manado Kombos Timur
Ling. 1 kecamatan singkil dan terletak disamping Gereja GMIM di sebrang
jalan.
4.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Mei - 20 Juni 2016
4.3 Populasi Dan Sampel
4.3.1 Populasi
Menurut NotoAtmodjo dalam buku konsep dan penelitian Riset
keperawatan (2007) menjelaskan Populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian yang akan diteliti populasi dapat berupa orang, benda, gejala, atau
wilayah yang ingin diketahui oleh penelitian. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa dan siswa kelas IV dan V di SD GMIM 21 Manado
yang berjumlah 66 siswa dan siswi yang berada di SD GMIM 21 Manado.
35
4.3.2 Sampel
Menurut NotoAtmodjo dalam buku konsep dan penelitian Riset
keperawatan (2009) sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan
obyek yang di teliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. sampel dalam
penelitian ini dipilih menggunakan teknik Total Sampling sebanyak 66
sampel .
Dengan kriteria pengambilan sampel sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi
1. Anak sekolah berumur 6-12 tahun
2. Anak yang dapat membaca dan menulis dengan baik
3. Mampu berkomunikasi dengan baik
4. Anak-anak yang bersedia menjadi responden
b. Kriteria ekslusi
1. Anak-anak yang tidak pergi ke sekolah
2. Anak-anak yang tidak koperatif
4.4 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiono (2011) mengungkapkan bahwa instrument penelitian adalah
suatu alat yang di gunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang di
amati.
1. Pengembangan Instrumen Penelitian
Alat ukur yang di gunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah lembar kuesioner dan lembar observasi.
a. Lembar Kuesioner atau Angket
Penggunaan instrumen angket ini digunakan untuk sarapan pagi
siswa dan siswi. Lembar kuesioner sarapan pagi memiliki 6 pertanyaan
dengan menggunakan model multipel choice yang dibuat peneliti untuk
mengukur kebiasaan sarapan pagi siswa dan siswi.
b. Lembar Observasi
Lembar Observasi prestasi belajar digunakan untuk mengukur
prestasi pada siswa dan siswi dengan skor lembar kuesioner prestasi
belajar dengan kategori sebagai berikut. Sangat baik, Baik, Cukup dan
kurang.
36
2. Validitas Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto dan Ridwan (2006) menjelaskan bahwa
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan suatu alat
ukur. Instrument dikatakan valid berarti alat ukur tersebut dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur. Instrument yang valid dapat menghasilkan data yang
valid pula. Dalam penelitian ini, instrumen lembar kuesioner disusun berdasarkan
validitas konstruksi (construct validity). Hasil dari test dilihat pada nilai
Cronbach’s Alpha. Cronbach Alpha merupakan sebuah ukuran keandalan yang
memiliki nilai berkisar dari nol (0) sampai (1). Dari hasil uji Relability didapati
nilai Cronbach Alfa 0,776
Nilai Cronbach Alpha Tingkat Keandalan
0,0-0,20 kurang handal
>0,20-0,40 agak handal
>0,40-0,60 cukup handal
>0,60-0,80 handal
>0,80-1,00 sangat handal
37
4.5 Prosedur Pengambilan Data
38
4.6 Pengolahan Data
Menurut buku Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (2010 )Prosedur
pengolahan data dapat dilakukan dengan cara:
1. Editing
Editing atau penyuntingsn data dilakukan pada saat penelitian yakni
memeriksa semua lembar observasi yang telah disisi yaitu kelengkapan data,
keseimbangan data dan memeriksa keseragaman data dalam usaha melengkapi
data yang masih kurang.
2. Coding
Kode atau pengkodean pada lembar observasi. Pada tahap ini, kegiatan yang
dilakukan ialah mengisi daftar kode yang disediakan pada lembar observasi
sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan.
3. Tabulasi
Pengolahan data dalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki yang
mana sesuai dengan tujuan penelitian ini, kemudian data dianalisis melalui
perhitungan statistik dan menjumlahkan hasil perhitungan melalui komputer
dengan bantun MS. Exel 2010 dan SPSS 16.
4.7 Analisa Data
4.7.1 Analisa univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap karakteristik responden dan tiap
variabel dari hasil penelitian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi
sehingga menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap karakteristik
responden dan variabel penelitian.
4.7.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-
masing skor item dan skor total dengan chi square. Analisa bivariat dilakukan
untuk mengetahui hubungan variabel dependen dan independen dalam bentuk
tabulasi silang ( crosstab ) dengan menggunakan program SPSS
Kriteria keputusan pengujian hipotesis terdapat hubungan yang
bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen jika nilai
p<α (0,05).
39
4.8 Etika Penelitian
Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek tidak boleh bertentangan
dengan etik. Tujuan penelitian harus etis dalam arti hak responden harus dilindungi.
Maka penelitian akan dapat pengantar dari fakultas Keperawatan UNIKA De La
Salle. Kemudian menyerahkannya kepada Kepala Sekolah SD GMIM 21 Manado
untuk mendapatkan persetujuan kriteria penelitian.
Menurut Setiadi (2007) dalam buku Konsep & Penulisan Riset Keperawatan
Setelah mendapatkan persetujuan, baru mulai melakukan penelitian dengan
menekankan masalah etika meliputi :
4.8.1 Lembar Persetujuan Penelitian (Informed Concernt)
Lembar persetujuan diedarkan sebelum penelitian dilaksanakan agar
responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian, serta dampak yang akan
terjadi selama dalam pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti
mereka harus menandatangi lembar persetujuan tersebut, jika tidak peneliti
harus menghormati hak-hak responden
4.8.2 Tanpa Nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner)
yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.
4.8.3 Kerahasiaan
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden
dijamin kerahasiaanya. Hanya kelompok data tertentu saja yang disajikan
atau dilaporkan pada hasil penelitian.
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
41
Tabel 9
Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel 11
Karakteristik responden berdasarkan waktu sarapan pagi
42
Tabel 12
Karakteristik responden berdasarkan menu sarapan pagi
Tabel 13
Karakteristik responden berdasarkan prestasi belajar
43
Tabel 14
Hubungan sarapan pagi terhadap prestasi belajar anak
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan di bahas lebih mendalam dibab ini.
Dengan demikian dapat diketahui apakah hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
menjawab pertanyaan peneliti. Bagaimana kebiasaan sarapan pagi pada anak-anak
sekolah? Bagaimana prestasi belajar pada anak sekolah ? Bagaimana menganalisa
hubungan antara sarapan pagi terhadap prestasi belajar anak di sekolah dasar?
6.1 Sarapan pagi
Sarapan pagi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencukupi
kebutuhan energi selama beraktivitas terutama pada anak sekolah. Selain itu,
sarapan juga berperan dalam meningkatkan konsentrasi dan daya ingat anak
sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar. Penelitian ini
menggunakan 66 responden siswi dan siswi kelas IV A dan B dan kelas V dari SD
GMIM 21 Manado. Berdasarkan tabel 10 hasil penelitian terhadap 66 responden
diketahui bahwa sebagian besar responden melakukan sarapan pagi sebelum
berangkat kesekolah yaitu dengan presentase (40,9%) Adapun penelitian yang
dilakukan oleh Melastiani N.N. Tusalah dkk (2014) dengan hasil penelitian diketahui
bahwa (85,2%) atau sebanyak 69 responden melakukan sarapan pagi sebelum
berangkat ke sekolah.
Moehji (2009) menjelaskan bahwa Manusia membutuhkan sarapan pagi
karena dalam sarapan pagi diharapkan terjadinya ketersediaan energi yang digunakan
untuk jam pertama melakukan aktivitas. Akibat tidak sarapan pagi akan
menyebabkan tubuh tidak mempunyai energi yang cukup untuk melakukan aktivitas
terutama pada proses belajar karena pada malam hari di tubuh tetap berlangsung
proses oksidasi guna menghasilkan tenaga untuk menggerakkan jantung, paru-paru
dan otot-otot tubuh lainnya. Oleh karena itu Sarapan pagi sangat bermanfaat bagi
setiap orang. Bagi orang dewasa, sarapan pagi dapat memelihara ketahanan fisik,
mempertahankan daya tahan tubuh saat bekerja dan meningkatkan produktivitas
kerja. Bagi anak sekolah, sarapan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan
memudahkan penyerapan pelajaran sehingga prestasi belajar lebih baik (Khomsan,
2010)
45
6.2 Prestasi belajar
Depdiknas (2008), prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Dan pengertian prestasi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai dari apa
yang telah dilakukan atau dikerjakan. Penelitian ini menggunakan 66 responden
siswa dan siswi kelas IV A dan B dan kelas V dari SD GMIM 21 Manado.
Berdasarkan tabel 13 hasil penelitian terhadap 66 responden diketahui bahwa
sebagian besar responden memiliki prestasi belajar dengan baik dengan presentase
yaitu (56,1%). Adapun penelitian yang dilakukan oleh Sri Kuncoro Kusuma
Wijayanto ( 2014 ) dengan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar subjek
penelitian memiliki prestasi belajar yang sangat baik yaitu (62,2%) atau sebanyak 28
responden
Slameto (2008) menyatakan bahwa secara singkat, terdapat dua faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor
intern yang mempengaruhi prestasi belajar adalah status gizi, kematangan fisik dan
mental, kecerdasan, pengetahuan dan keterampilan, minat dan motivasi serta
faktor karakteristik pribadi, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal
dari luar diri siswa keluarga, guru, sarana dan prasarana pendidikan serta lingkungan
sekitar.
6.3 Hubungan Sarapan Pagi terhadap Prestasi Belajar
Sarapan (makan pagi) merupakan suatu kegiatan mengkonsumsi makanan
yang sangatlah penting sebelum melakukan aktivitas fisik di pagi hari. Alasan untuk
tidak Sarapan pagi yaitu tidak sempat atau terburu-buru, merasa waktu sangat
terbatas karena jarak sekolah cukup jauh, terlambat bangun pagi, tidak ada selera
makan. (Slameto, 2008) menyatakan bahwa secara singkat, terdapat dua faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor
intern yang mempengaruhi prestasi belajar adalah status gizi, kematangan fisik dan
mental, kecerdasan, pengetahuan dan keterampilan, minat dan motivasi serta
faktor karakteristik pribadi, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal
46
dari luar diri siswa keluarga, guru, sarana dan prasarana pendidikan serta lingkungan
sekitar.
Pada tabel 14 menunjukkan bahwa sebagian besar responden penelitian yang
mengkonumsi sarapan di pagi hari dengan prestasi belajar baik sebanyak (39,4%)
dan responden penelitian yang kadang-kadang sarapan pagi dengan prestasi baik
sebanyak (13,6%) dan yang tidak mengkonsumsi sarapan pagi dengan prestasi
belajar baik sebanyak (3,0%), sedangkan dengan yang memiliki prestasi belajar
cukup dengan yang sarapan pagi yaitu sebanyak (1,5%) dan yang memiliki prestasi
belajar cukup dengan yang kadang-kadang sarapan pagi sebanyak (18,2%) serta yang
memiliki prestasi belajar cukup dengan yang tidak sarapan pagi sebanyak (24,2%).
Hasil uji satistik chi-square menunjukan bahwa nilai p-value sebesar 0,000,
sehingga p < 0,05 yang berarti bahwa Ho ditolak, yang artinya menunjukan bahwa
ada dampak yang bermakna antara sarapan pagi terhadap prestasi belajar anak di SD
GMIM 21 Manado. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Melastiani N.N. Tusalah dkk (2014) dengan hasil penelitian diketahui
bahwa ada hubungan antara sarapan pagi terhadap prestasi belajar siswa, adapun
penelitian yang dilakukan oleh Elda Khalida (2015) dengan hasil penelitian yang di
ketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sarapan pagi dengan
prestasi belajar dan prestasi belajar bahasa indonesia.
Dan juga penelitian yang dilakukan oleh Mohamad Annas (2011) dengan
hasil penelitian ada hubungan yang bermakna antara sarapan pagi terhadap prestasi
belajar. Hal ini sesuai dengan teori Almatsier (2011) yang menjelaskan bahwa makan
pagi sangat bermanfaat bagi orang dewasa untuk mempertahankan ketahanan fisik,
sedangkan bagi anak-anak sekolah untuk meningkatkan kemampuan belajar. Tidak
makan pagi bagi anak sekolah menyebabkan kurangnya kemampuan untuk
konsentrasi belajar, menimbulkan rasa lelah dan mengantuk dan penelitian ini
sejalan dengan teori Kleiman dalam Nirwana (2011) menyatakan kebiasaan sarapan
pagi mempengaruhi prestasi belajar anak disekolah. Rata-rata anak yang tidak
membiasakan sarapan pagi memilki daya pikir dan kemampuan mengingat yang
rendah dibandingkan dengan anak-anak yang dibiasakan untuk sarapan pagi.
Teori Glukostatik menyatakan bahwa apabila keadaan konsentrasi glukosa
dalam darah menurun, maka seseorang akan merasakan lapar. Kadar glukosa dari
makan malam selama 10-12 jam pada saat menjelang pagi hari akan mengalami
47
penurunan, akibatnya masukan energi pada pagi hari tidak ada maka Sarapan pagi
bermanfaat untuk konsentrasi belajar, mekanisme sarapan pagi yaitu selama
proses pencernaan, karbohidrat di dalam tubuh dipecah menjadi molekul-molekul
gula sederhana yang lebih kecil, seperti fruktosa, galaktosa dan glukosa. Glukosa
ini merupakan bahan bakar otak sehingga dapat membantu dalam mempertahankan
konsentrasi belajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar ,dan memberi kekuatan
untuk otak (Parreta, 2009).
Sariati mengatakan bagi anak sekolah, meninggalkan sarapan pagi membawa
dampak buruk. Konsentrasi di kelas biasanya buyar karena tubuh tidak memperoleh
kecukupan gizi akibatnya anak mengalami kekosongan lambung selama 10-11 jam
(dihitung dari saat dia tertidur malam). Tak heran anak akan merasa sangat lapar
sekitar pukul 09:00-10:00, yang akibatnya kadar gula pada tubuh menurun. Hal ini
juga diungkapkan oleh Leane seorang pakar gizi anak yang tidak sarapan pagi akan
mengalami (hipoglikemia), gejalanya antara lain rendahnya kemampuan
berkonsentrasi, cepat lelah dan mudah mengantuk. Pada suatu studi tentang sarapan,
Drajat Martianto Pakar gizi dari institute Pertanian Bogor (IPB), menjelaskan
sarapan pagi yang tidak memadai memungkinkan terjadinya hipoglikemia yaitu
rendahnya kadar gula dalam darah. Hal ini dapat mengakibatkan turunya tingkat
konsentrasi belajar dan dapat mempengaruhi prestasi belajar.
Sarapan pagi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencukupi
kebutuhan energi selama beraktivitas terutama pada anak sekolah, sarapan pagi
diperlukan oleh tubuh dalam pemasokan energi yang diperlukan untuk beraktivitas
dan juga diperlukan otak dalam konsentrasi belajar untuk meningkatkan prestasi
belajar. Dalam penelitian ini didapati hasil bahwa ada hubungan antara sarapan pagi
terhadap prestasi belajar anak. Penelitian ini dihubungkan dengan teori keperawatan
Virginia Henderson yang mengemukakan tentang 14 kebutuhan dasar pada manusia
yaitu dimana variabel sarapan pagi termasuk dalam aspek biologis dimana sarapan
pagi ini adalah kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi oleh manusia dan
variabel prestasi belajar termasuk dalam aspek sosiologis yaitu bekerja dengan tata
cara yang mengandung unsur prestasi.
48
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
7.1.1 Sebagian besar responden sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah.
7.1.2 Sebagian besar responden memiliki prestasi belajar baik dan sedikti
responden yang memiliki prestasi belajar cukup.
7.1.3 Terdapat hubungan yang bermakna antara sarapan pagi terhadap
prestasi belajar anak.
7.2 Saran
7.2.1 Bagi siswa dan siswi diharapkan perlu membiasakan diri untuk sarapan
pagi terlebih dahulu sebelum memulai aktivitas disekolah karena
sarapan pagi berguna sebagai sumber energi dan nutrisi otak sehingga
otak akan lebih cerdas dan akan meningkatkan prestasi belajar.
7.2.2 Bagi institusi pendidikan diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
sebagai masukan dan tambahan informasi tentang pentingnya sarapan
pagi terhadap prestasi belajar anak. Sehingga pada akhirnya nanti kita
bisa berbagi informasi kepada masyarakat akan pentingnya sarapan pagi
terhadap prestasi belajar anak disekolah.
7.2.3 Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menjadi salah satu sumber refrensi
untuk melakukan penelitian pada anak SMP atau SMA.
49
DAFTAR PUSTAKA
Adrianan dian.(2011). Tumbuh kembang anak dan terapi bermain pada anak.
Jakarta : Salemba medika
Cakrawati Dewi dkk.(2012). Bahan Pangan, Gizi, dan , Kesehatan. Bandung
:Alfabeta
Devi nurmala.(2012). Gizi anak sekolah. Jakarta : kompas media nusantara
Ibnu candra Triwibowo. (2013) judul Jurnal tentang Pengaruh Kebisingan Lalu
Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar
Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung
http://repository.upi.edu/4258/6/S_TBA_0808573_Chapter3.pdf Tanggal 20
April 2016 jam 19:45 WITA
Kozier dkk.(2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
Leo akbar arifin dkk.(2015) judul jurnal Hubungan Sarapan Pagi dengan
KonsentrasiSiswadiSekolah
http://ejournal.unesa.ac.id/article/17369/68/article.pdf. tanggal 20 Aril 2016 jam
20:05 WITA
Melastiani N.N. dkk. Judul jurnal Kebiasaan Makan Pagi, Status Gizi dan
Prestasi Belajar Siswa Sekolah dasar Gereja Masehi Injil Timor (GMIT)
Kefamenanu 4, Nusa Tenggara Timur.
Mohamad Annas. (2011). Judul jurnal Hubungan Kesegaran Jasmani,
Hemoglobin, Status gizi dan Makan Pagi Terhadap Prestasi Belajar.
Muchtadi Deddy.(2009). Gizi Anti Penuaan Dini. Bandung: Alfabeta
Notoatmodjo.(2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineke Cipta
Ratna Juwita Sari dkk. (2015) judul Jurnal tentang Pola Konsumsi Sarapan Pagi
MuridSekolahDasar
http://jurnal.usu.ac.id/index.php/gkre/article/view/10789/4826. Tanggal 25 April
2016 jam 13:00 WITA
Rifnindia nur linasari. ( 2015) judul jurnal Upaya Peningkatan Konsentrasi Belajar
Siswa Kelas IV Melalui Penerapan Teknik Kuis Tim Di SD Negeri Sidomulyo
Sleman Tahun Ajaran 2014/2015
http://eprints.uny.ac.id/24717/1/Rifninda%20Nur%20Linasari_11108241127_SK
RIPSI.pdf tanggal 26 April 2016 jam 16:20 WITA
Sandjaja, dkk. (2009). Kamus Gizi, Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta :
kompas
Setiadi.(2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. : Graha Ilmu
S. hariayani (2012). Gizi kesehatan ibu dan anak. Yogyakarta : Graha ilmu
Siti Noor faizah. (2012) judul jurnal Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi
Dan Kebiasaan Jajan Dengan Prestasi belajar Siswa Sekolah Dasar Di SDN
Banyuanyar III Surakarta http://eprints.ums.ac.id/22216/1/COVER.pdf tanggal
26 April 2016 jam 18:09 WITA
50
Sunita Almatsier. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
AFABETA,cv
Supariasi I Dewa Nyoman dkk.(2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
Syah Muhibbin.(2005) Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Sri kuncoro kusuma wijayanto. (2014) judul junal Hubungan Status Gizi Kebiasan
Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
http://eprints.ums.ac.id/30065/
Hubungan Sarapan dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi dan Kecerdasan
Emosi pada Siswa SMU X di Bandung http://repository.maranatha.edu/1951/
tanggal 28 April 2016 jam 16:40 WITA
Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar Murid di SD Negeri
Pampang Kota Makassar Tahun 2013
http://repository.lib-umi
makassar.com/gdl.php?mod=browse&op=read&id=repo.lib-umi-makassar.com
samsidar14-3460 tanggal 28 April 2016 jam 17:09 WITA
51
LAMPIRAN
52
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
LEMBAR ORIGINALITAS
Mahasiswa,
Materai 6000
Nama : Jhoni Padaunan
Nim : 12061055
PS :Serjana Keperawatan
Prog :Ilmu Keperawatan
Fak : Keperawatan UKDM
Lampiran 4
Lampiran 5
KUESIONER
Lampiran 6
KUESIONER SARAPAN PAGI
Nama Lengkap :
Tempat dan tanggal lahir :
Kelas :
Umur :
Alamat :
Agama :
Jenis kelamin :
3. Pada saat tidak sempat sarapan, apa adik membawa bekal ke sekolah?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Jenis Kelamin Umur Prestasi Belajar Sarapan Pagi Waktu Sarapan Menu sarapan
Responden Responden Responden Responden pagi Responden pagi Responden
N Valid 66 66 66 66 66 66
Missing 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
Jenis Kelamin Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Umur Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 66
kadang-kadang Count 9 12 21
Total Count 37 29 66