You are on page 1of 11

MINI RISET

MK. Psikologi Pendidikan

Kelas Pendidikan Matematika


19F

Skor Nilai :

NAMA MAHASISWA : EZRA PEBIOLA LUMBANTOBING

NIM : 4193311021

DOSEN PENGAMPU : Dra. SARIANA MARBUN.M.Pd

MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..i

RINGKASAN MATERI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………………………..2


B. Tujuan ……………………………………………………………………………………….1
C. Manfaat……………………………………………………………………………………..1

BAB II

1.1 Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran……………………………………………………….3

BAB III

1.1 Metode Pelaksanaan………………………………………………………………………….6

BAB IV

1.1 Pembahasan……………………………………………………………………………………7

BAB V

1.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………7
1.2 Saran………………………………………………………………………………………….7

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………..9

LAMPIRAN BIODATA………………………………………………………………………..10

RINGKASAN MATERI

Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara gaya belajar mereka sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam
memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi
bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaraan kooperatif,
setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan
mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung untuk menyelesaikan
tugas.

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain model pembelajaran merupakan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Proses pembelajaran yaitu pengembangan
belajar aktif karena kemampuan siswa merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan
kemampuan dalam memasuki dunia teknologi. Aplikasi metode pembelajaran aktif dewasa
ini masih berkembang sebatas wacana dan pada prakteknya banyak memenuhi hambatan
sehingga belum dapat diimpementasikan secara optimal.

Salah satu hal yang menyebabkan kendala dalam aplikasi belajar aktif adalah tidak adanya
model yang kontekstual, aplikatif, dan mudah diakses guru. Panduan model pembelajaran
yang ada masih bersifat teoritis dan belum mencangkup operasionalisasi pelaksanaan proses
belajar dan mengajar. Banyak guru tidak tahu bagaimana teknik yang tepat untuk
menyampaikan suatu materi pelajaran dengan menggunakan belajar aktif.

Metode pembelajaran juga dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran. Model pembelajaran
mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Metode pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan pengajaran, taha-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang dan para guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Untuk pemilihan model ini sangat dipengaruhi dari sifat dan
materi yang akan diajarkan, juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam
pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan siswa. Disamping itu pula, setiap model
pembelajaran selalu mempunyai tahapan-tahapan oleh siswa degan guru.

Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau
prosedur. Model pengajaran mempunyai empat cirri khusus yaitu sebagai berikut:
1. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai)
3. Tingkah laku belajar yang diperlakukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai

Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam melibatkan siswa secara aktif dalam
proses belajar mengajar adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
karena dengan adanya pembelajaran kooperatif terjadi interaksi antara peserta didik yang
satu dengan yang lain. Pembelajaraan kooperatif dapat melatih siswa mengungkapkan
pendapat atau bertanya dengan siswa lain dan dapat melatih mental mereka untuk belajar
bersama dan berdampingan dengan orang lain.

Pembelajaran kooperatif akan efektif digunakan apabila guru menekankan pentingnya


usaha bersama disamping usaha secara individual. Guru menghendaki penerataan
perolehan hasil belajar, guru ingin menanamkan tutor sebaya atau belajar melalui teman
sendiri, guru menghendaki adanya pemerataan partisipasi aktif siswa, guru menghendaki
kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan. Sehingga dengan adanya
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif, siswa mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dan menerapkan ide-idenya
sehingga anak tidak jenuh dan bosan terhadap mata pelajaran itu.

B. Tujuan
1. untuk mengetahui kegunaan dari model pembelajaran
2. untuk mengetahui model pembelajaran yang cocok untuk siswa
3. untuk mengetahui strategi-strategi yang baik dilakukan siswa dalam belajar

C. Manfaat
1. Sebagai motivasi untuk menyediakan sarana dan prasarana sekolah untuk terciptanya
pembelajaran yang optimal, dan hasil dapat digunakan sebagai salah satu model
referensi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
2. Sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan program kegiatan belajar mengajar di
kelas, untuk mempermudah bagi guru untuk menyampaikan bahan ajar di kelas, dan
dapat digunakan sebagai pedoman dalam penggunaan model yang sesuai dalam
proses pembelajaran.
3. Memberikan kemudahan bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar dan
memberikan motivasi dalam belajar agar memiliki kemampuan yang maksimal
sebagai bekal pengetahuan dimasa yang akan datang.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Kajian Teori
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode,
dan teknik pembelajaran. Model merupakan interprestasi terhadap hasil observasi dan
pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Model pembelajaran dapat diartikan pola
yang digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk
kepada guru dikelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,
termasuk didalam tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
dan pengelolaan kelas. model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar.

Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model
pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dalam model
pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi
tahap-tahap kegiatan, guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dasn
strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan
suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa. Model
fungsi pembelajaran adalah guru dapat membantu siswa mendapatkan informasi, ide,
keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar.
Model pembelajaran memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.
4. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan : (1) urutan langkah-langkah
pembelajaran, (2) adanya prinsip-prinsip reaksi, (3) sistem sosial. dan (4) sistem
pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan
melaksanakan suatu model pembelajaran.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi
: (1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur, (2) dampak pengiring,
yaitu hasil belajar jangka panjang.
6. Membuat persiapan mengajar (desain intruksional) dengan pedoman model
pembelajaran model pembelajaran yang dipilihnya.

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa
dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kebutuhan di masyarakat,
sehingga dengan bekerja secara bersama-sama diantara sesame anggota kelompok akan
meningkatkan motivasi, produktifitas dan perolehan belajar.

Cirri – cirri pembelajaran kooperatif

Cirri-ciri pembelajaran kooperatif diantaranya sebagai berikut :

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
3. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin
yang beragam.
4. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu

Adapun tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar kooperatif adalah agar siswa
dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai
pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya
dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division)

STAD merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dalam


pembelajaran kooperatif tipe STAD, materi pembelajaran dirancang sedemikian rupa untuk
dilaksanakan secara kelompok. Dengan menggunakan lembar kegiatan atau perangkat
pembelajaran, siswa bekerja bersama-sama atau berdiskusi untuk menuntaskan materi. agar
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan dengan baik, maka kegiatan belajar mengajar
harus dilaksanakan dengan tahapan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Ada 5 tahapan utama dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu
persiapan, penyajian materi pemeblajaran, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.

1. Persiapan
Pada tahap ini disiapkan materi yang akan disajikan dalam pembelajaran, membagi siswa
menjadi kelompok sesuai dengan setting pembelajaran kooperatif STAD, menentukan
skor dasar individu dan menentukan jadwal kegiatan.

2. Penyajian Materi pelajaran


Kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD diawali dengan penyajian materi pelajaran
yang meliputi tiga yaitu: (a) pendahuluan, (b) menjelaskan materi, (c) latihan terbimbing.

3. Kegiatan kelompok
Dalam tahap ini siswa mengerjakan LKS secara kelompok untuk menyelesaikan tugas-
tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Mereka bekerja sama, saling membantu,
berdiskusi untuk menyelesaikan tugas atau materi belajarnya.

4. Evaluasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
 Menyuruh siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya dan
memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya.
 Membagikan lembaran kuis kepada siswa untuk dikerjakan secara mandiri
5. Penghargaan kelompok
Penghargaan kelompok dilakukan 2 tahap perhitungan :
 Mengitung skor individu dan skor kelompok
Langkah ini merupakan langkah untuk menentukan perkembangan individu yang
akan dikembangkan sebagai skor kelompok.
 Menghitung skor perkembangan kelompok
Skor kelompok dihitung dengan menjumlahkan skor perkembangan tiap-tiap
individu anggota kelompok kemudian dibagi dengan banyaknya anggota
kelompok tersebut.

B. Kerangka Pemikiran

Dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah, sehingga hasil
belajar siswa kurang maksimal. Maka dari itu peneliti menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam menggunakan model
kooperatif tipe jigsaw guru membagi siswa menjadi 3 kelompok secara heterogen, guru
membagikan 3 materi yang berbeda kepada masing-masing kelompok. Setiap materi yang
berbeda harus dikuasai oleh anggotakelompoknya setelah anggota kelompoknya sudah
mengerti maka salah satu ketua kelompok bertemu ke kelompok lain untuk mempelajari
materi kelompok lain dan disampaikan kepada anggota kelompoknya setelah menguasai
materi kelompok lain maka ketua kelompok kembali ke kelompok asal unrtuk
menyampaikan kepada anggota kelompoknya. Setelah itu salah satu kelompok
mempresentasikan hasil yang telah didapatnya di depan kelas dan bergantian dengan
kelompok lain. Untuk perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan peneliti, maka
peneliti memberikan pembinaan pada siswa agar mempunyai semangat untuk belajar
sehingga hasil belajarnya bisa meningkat dari sebelumnya.

BAB III
METODE PELAKSANAAN

1. Metode Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekolah yang terletak di SMP Negeri 2 Simpang Teritip .
berdasarkan lokasi penelitian termasuk didalam ini siswa yang dapat belajar dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b. Bahan
Bahan penelitian yang digunakan adalah mengamati cara guru mengajar
menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe STAD yang dilaksakan siswa
untuk memudahkan siswa dalam belajar di sekolah dan membuat siswa tidak bosan
dengan pelajaran yang diberikan guru.

2. Langkah Penelitian
Penentuan pengambilan sampel di SMP Negeri 2 Simpang Teritip, dimana pada saat
pengambilan sampel si anak kita dapat memilih anak-anak minimal 3 untuk dijadikan
sampel model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang akan melancarkan penelitian ini.

3. Teknik Pengambilan Data


Data yang dikumpulkan meliputi data yang termasuk model pembelajaran tipe STAD
yang digunakan siswa yaitu :
1. Cara siswa menggunakan model pembelajaraan kooperatif
2. Data perkembangan belajar siswa ketika melakukan model pembelajaran kooperatif
3. Menilai sifat siswa dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Analisis Pembahasan/Penyelesaian Masalah


Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pembelajaran pada kelompok eksperimen
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievment
Devision) terlihat bahwa hasil belajarkelompok tersebut berbeda secara nyata. Dengan kata
lain perbedaan rata-rata hasil belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Perbedaan rata-rata hasil belajar siswa anatara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan perlakuan. Pada kelompok eksperimen
yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang
memungkinkan para siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran.

Selain itu, pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD merupakan
pembelajaran yang menekankan siswa dalam berpikir kritis dalam berbagai pemecahan
masalah serta dapat membantu guru dalam pembelajaran sehingga merangsang pikiran,
perhatian dan kemampuan siswa kearah yang lebih baik. Model pembelajaran kooperatif
Tipe STAD diharapkan mampu membangkitkan minat belajar siswa.

Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD


terbagi menjadi tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, inti, dan akhir.
 pada kegiatan awal, peneliti melakukan kegiatan sehari – hari mulai mengucapkan
salam, mengabsen siswa, melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran.
 Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan materi, kemudian menyuruh siswa untuk
bergabung dengan kelompoknya yang sudah ditentukan. Peneliti membagikan
lembar kerja kelompok kepada masing-masing kelompok. Lembar kerja tersebut
harus diselesaikan secara kelompok dengan maksud mengajak siswa untuk
berfikir kritis serta menuntut siswa untuk bertanggungjawab atas anggotanya.
Setelah diskusi, peneliti memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan kelompok lain menanggapi.
Setelah presentasi selesai, kegiatan dilanjutkan dengan mengerjakan kuis tes akhir
siklus. Kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-
hal yang belum dimengerti.
 Kegiatan akhir, peneliti dan siswa menyimpulkan materi bersama-sama dan salam
tetapi sebelumnya siswa diberi pesan-pesan yang membangun dan kembali ke
tempat duduknya masing-masing.

Secara umum pembelajaran kooperatif tipe STAD hampir sama dengan belajar kelompok biasa
yang selama ini sering digunakan dalam proses belajar mengajar. Hal yang membedakan adalah
adanya skor perkembangan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD yang penghitungan
berdasarkan skor dasar yang diperoleh siswa saat tes mandiri. Skor perkembangan yang
diperoleh setiap siswa bisa saja mengalami kenaikan ataupun penurunan tergantung kemampuan
siswa dalam memahami materi yang sedang diajarkan. Besarnya skor rata-rata kelompok akan
menentukan tim mana yang terbaik dan untuk menentukan besarnya tingkat penghargaan setiap
kemajuan masing-masing kelompok SRAD.

Dari pengamatan yang dilakukan selama penelitian berlangsung. Ditemukan ada beberapa
masalah yang terjadi yaitu meliputi masalah alokasi waktu dan penurunan prestasi kelompok.
Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD ternyata membutuhkan waktu yang
cukup lama dibandingkan pada pembelajaran dengan metode ceramah. Hal ini disebabkan karena
dalam pembelajaran kooperatif siswa diharapkan untuk aktif dalam proses belajar mengajar
sehingga diperlukan waktu yang cukup lama untuk mengkondisikan siswa untuk memahami
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD yang sedang diterapkan.

2. Kelemahan penelitian
Adapun kelemahan penelitian ini adalah tidak memuat data yang cukup banyak sehingga
penelitian ini hanya bisa menyimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berdasarkan pembahasan diatas yang suah dijelaskan lebih awal pada pembahasan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD, terjadi peningkatan aktivitas siswa pada setiap siklusnya.
2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
menunjukkan yang signifikan baik individu maupun kelompok.

B. Saran
Berdasarkan hail kesimpulan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut :
1. Siswa, diharapkan lebih efektif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran dikelas,
sebab dengan aktivitas yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar.
2. Pada setiap kegiatan pembelajaran hendaknya para guru dapat menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, untuk meningkatkan aktivias dan hasil belajar
siswa.
3. Bagi sekolah memberi motivasi guru untuk memanfaatkan lingkungan sebagai media
pembelajaran agar lebih kreatif dan terpaku pada satu metode pembelajaran saja.
4. Bagi para peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Neli Laa, Hendri Winata.2017. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap
Minat Belajar Siswa. Jurnal pendidikan manajemen perkantoran. Vol 2 No.2

You might also like