Professional Documents
Culture Documents
Akuntansi Ijara
Akuntansi Ijara
Ijarah adalah sewa menyewa / pemindahan hak guna (manfaat) barang atau jasa dalam jangka waktu
tertentu. Sementara itu, ijarah muntahiya bit tamlik (IMBT) adalah akad sewa menyewa yang diakhiri
dengan pemindahan hak kepemilikan objek/barang yang disewakan dari pemberi sewa kepada
penyewa.
Transaktor terdiri atas penyewa (nasabah) dan pemberi sewa (bank syariah). Kedua transaktor
tersebut harus akil baligh dan memiliki kemampuan memilih yang optimal seperti berakal, tidak dalam
paksaan dan lain-lain.
b. Objek ijarah.
Objek ijarah meliputi pembayaran sewa dan manfaat penggunaan aset. Adapun ketentuan syariah
objek ijarah adalah sebagai berikut:
1. Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa.
2. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak yang harus dijamin.
3. Fasilitasnya mubah / boleh digunakan, artinya bukan termasuk fasilitas yang
4. Kesanggupan memenuhi manfaat haus nyata dan sesuai dengan syariah.
5.Manfaat harus dikenalisecara spesifik sedemikian rupauntuk menghilangkan ketidaktahuan yang akan
mengakibatkan sengketa.
Pembiayaan multi jasa dengan skema ijarah adalah pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan
syariah (LKS) .
kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa dengan menggunakan akad ijarah atau
kafalah. Pengawasan Syariah Transaksi Ijarah dan IMBT Untuk menguji kesesuaian transaksi ijarah dan
IMBT yang dilakukan bank dengan fatwa dewan DSN, DPS suatu bank syariah akan melakukan
pengawasan syariah. Menurut Bank Indonesia, pengawasan tersebut antara lain:
1. Memastikan penyaluran dana berdasarkan prinsip ijarah, tidak dipergunakan untuk kegiatan yang
bertentangan dengan prinsip syariah.
2. Memastikan bahwa akad pengalihan kepemilikan dalam IMBT dilaksanakan setelah akad ijarah
selesai.
4. Memastikan besar ujrah atau fee multijasa dengan menggunakan akad ijarah yang disepakati dalam
bentuk nominal bukan presentase.
Ketentuan syari’ transaksi ijarah diatur dalan fatwa DSN MUI No. 9 tahun 2000. Ketentuan syari’
transaksi ijarah untuk penggunaan jasa diatur dalam fatwa DSN MUI No. 44 tahun 2004. Sementara itu,
akad IMBT diatur dalam fatwa DSN MUI No. 27 tahun 2000. Penyewaan dalam sudut pandang Islam
meliputi dua hal yaitu:
a. Penyewaan terhadap potensi sumber daya manusia. Misalnya menyewa seseorang untuk membantu
pekerjaan dalam waktu tertentu.
b. Penyewaan suatu fasilitas. Misalnya penyewaan rumah, mobil, bangunan, dan sebagainya.
4. PENERAPAN AKAD IJARAH (SEWA) DALAM PRAKTIK BISNIS LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH.
a. Ijarah dan produk non-pembiayaan atau pelayanan jasa pada bank syariah.
Bank syariah dapat melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapat
imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa tersebut antara lain berupa: transfer, jual beli valuta asing
(sharf), penyewaan kotak simpanan (safe deposit box), jasa tata-laksana administrasi dokumen
(custodian) dan lain-lain.
(Lubis, A. (2018). Aplikasi Ijarah dalam Produk Pembiayaan Lembaga Keuangan dan Perusahaan
Pembiayaan. Al-Razi, 18(2), 1-16.)
=> https://ejournal.stai-br.ac.id/index.php/alrazi/article/download/25/20
=> https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2014/10/PST-UNPAD-107-AKT-AKUNTANSI-IJARAH-Read-
Only.pdf