Professional Documents
Culture Documents
Nirm : 01.01.18.132
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
i
Tience E. Pakpahan, SP,M.Si Tience E. Pakpahan, SP,M.Si
NIP. 19810903 201101 2 006 NIP.19810903 201101 2 006
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis hadapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
proposal Praktik Kerja Lapang I (PKL I) yang merupakan program kurikuler yang
wajib dilaksanakan mahasiswa Program D-IV Politeknik Pembangunan Pertanian
Medan pada semester genap (IV).
Proposal PKL I ini dibuat sebagai bahan acuan pelaksanaan PKL I yang
akan dilaksanakan pada Agustus sampai September 2021 di Kelompok Tani Setia
Mandiri, Kota Padangsidimpuan, Provinsi Sumatera Utara.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
iii
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Politeknik pembangunan pertanian ( Polbangtan ) sebagai penyelenggara
pendidikan tinggi vokasi bidang pertanian dalam berbagi rumpun ilmu terapan
untuk mendukung pembangunan pertanian. Penyelenggaraan pendidikan di
polbangtan bertujuan menghasilkan Job Creator dan Job Seeker yang akan
bermitra dengan dunia usaha / dunia industri / dunia kerja.
Praktek Kerja Lapang (PKL) I merupakan salah satu srategi yang dilakukan
guna memperkuat SDM pertanian dalam mengembangkan usaha agribisnis dari
subsistem hulu sampai hilir yang akan memberikan peluang kerja dan peluang
usaha yang sangat luas, menumbuhkan jiwa kewirausahaan dibidang pertanian
agar mahasiswa mampu menciptakan lapangan pekerjaan, kegiatan PKL I berguna
untuk mendidik mahasiswa sebagai wirausahawan muda pertanian (Agripreneur)
yang bersinergi dengan capaian pembelajaran yang ada pada kurikulum
Polbangtan Medan.
B. Tujuan
Adapun tujuan khusus dari kegiatan PKL 1 yaitu :
1
d) Memahami permasalahan yang di hadapi dan strategi atau cara mengatasi
permasalahan.
e) Mengembangkan sikap kreatif dan inovatif mahasiswa yang mengarah
pada penumbuhan budaya kewirausahaan.
C. Manfaat
Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut :
a) Mahasiswa terlatih untuk mengerjakan pekerjaan lapangan, dan sekaligus
melakukan serangkaian keterampilan yang sesuai dengan bidang
keahliannya.
b) Mehasiswa memperoleh kesempatan untuk memantapkan keterampilan
dan engetahuannya sehingga kepercayaan dan kematangan dirinya akan
semakin meningkat.
c) Mahasiswa terlatih untuk berfikir kritis dan menggunakan daya nalarnya
dengan caea memberi komentar logis terhadap kegiatan yang di kerjakan
dalam bentuk laporan kegiatan yang sudah di bakukan.
d) Menumbuhkan jiwa wirausaha dan sikap mahasiswa berkarakter.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
Bawang merah (Allium cepa L.) termasuk jenis tanaman semusim,
berumur pendek dan berbentuk rumpun. Tinggi tanaman berkisar 15-25 cm,
berbatang semu, berakar serabut pendek yang berkembang di sekitar permukaan
tanah, dan perakarannya yang dangkal, sehingga bawang merah tidak tahan
terhadap kekeringan. Daunnya berwarna hijau berbentuk bulat, memanjang seperti
pipa, dan bagian ujungnya meruncing (Ibriani, 2012). Adapun morfologi atau
bagian dari tanaman bawang merah sebagai berikut (Nawangsari, dkk., 2008):
• Umbi
Umbi bawang merah merupakan umbi lapis, jika ditinjau dari
asalnya merupakan hasil metamorfosis batang beserta daunnya
diseyang disebut umbi lapis karena memperlihatkan susunan
berlapis–lapis, yang terdiri atas daun–daun yang telah menjadi
tebal, lunak, dan berdaging, yang dimana bagian umbi yang
menyimpan zat–zat makanan cadangan, sedangkan batangnya
hanya merupakan bagian kecil pada bagian bawah umbi lapis itu
bagian–bagian dari umbi lapis adalah sebagai berikut :
1) Subang atau cakram (discus), bagian ini merupakan batang yang
sesungguhnya, tetapi hanya kecil dengan ruas–ruas yang sangat
pendek, mempunyai bentuk seperti cakram, dan kuncup–kuncup.
2) Sisik–sisik (tubica atau squama) yaitu bagian yang merupakan
metamorfosis daun yang menjadi tebal, lunak, berdaging dan
tempat untuk menyimpan zat– zat makanan. 3) Kuncup (gemmae),
dapat dibedakan menjadi :
• Kuncup pokok (gemma bulbil) merupakan bagian kuncup
ujung yang terdapat pada bagian atas cakram yang tumbuh
ke atas yang mendukung daun serta bunga.
• Kuncup samping merupakan umbi lapis kecil–kecil,
berkelompok disekitas umbi induknya. Bagian ini disebut
suing (bulbus) atau anak umbi lapis.
• Akar
Berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang
terpencar, pada kedalaman antara 15 – 30 cm di dalam tanah Batang
Memiliki batang sejati atau disebut "discus" yang berbentuk seperti
cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata
tunas (titik tumbuh), diatas diskus terdapat batang semu yang
tersusun dari pelepah – pelepah daun dan batang semu yang berada
di dalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis.
• Daun
4
Berbentuk silindris kecil memanjang antara 50 – 70 cm, berlubang
dan bagian ujungnya runcing, bewarna hijau muda sampai tua, dan
letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek.
• Bunga
Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang
panjangnya antara 30 – 90 cm, dan di ujungnya terdapat 50 – 200
kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah berbentuk
payung. Setiap kuntum bunga terdiri atas 5 – 6 helai daun bunga yang
berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuningkuningan,
1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga. Bunga bawang
merupakan bunga sempurna (hermaprodite) dan dapat menyerbuk
sendiri atau silang. Buah dan biji
Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji
berjumlah 2 –3 butir, bentuk biji agak pipih saat muda berwarna
bening atau putih setalah tua berwarna hitam. Biji bawang merah
dapat digunkan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara
generatif.
d. Kandungan bawang merah
Bawang merah digemari karena karakteristik rasa dan aromanya yang
khas. Aroma bawang merah (disebabkan karena aktivitas enzim allinase. Aroma
ini akan tercium apabila jaringan tanaman rusak karena enzim allinase akan
mengubah senyawa s-alkil sistein sulfoksida yang mengandung belerang. Umbi
bawang merah juga mengandung allisin, flavonol, kuersetin, dan kuersetin
glikosida yang bersifat antibakteri, anticendawan, antikoagulan serta menunjukkan
aktivitas enzim antikanker (Hatijah, Husain, dan Rauf., 2014). Konsumsi 1,5 – 3,5
ons bawang segar secara teratur mengandung kuersetin yang cukup sebagai
perlindungan terhadap kanker (Nawangsari, dkk., 2008). Bawang merah juga
mengandung flavonoid, saponin dan minyak atsiri. Penelitian secara In Vitro dan
In Vivo menunjukkan aktivitas biologis dan farmakologis dari senyawa flavonoid,
salah satu diantaranya yakni aktivitas antibakteri. Saponin yang terkandung dalam
tumbuhan diketahui dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Sedangkan, minyak
atsiri yang tersusun atas senyawa sulfida bersifat antibakteri yang dapat
mematikan bakteri yang berada di dalam mulut. Selain itu bawang merah juga
memiliki efek farmakologi terhadap tubuh, dimana bawang merah juga memiliki
kandungan senyawa kimia seperti allisin dan alliin yang berfungsi sebagai
antiseptik dan senyawa pektin yang mampu mengendalikan pertumbuhan bakteri
(Jawa, 2016).
Adapun kandungan gizi yang terdapat dalam bawang merah adalah sebagai
berikut:
5
Tabel. 1 Kandungan Gizi Bawang Merah
Kandungan Jumlah
Air 80-85 %
Kalori 30 kal
Protein 1.5 %
Karbohidrat CH20 9,2 %
Tiamin Vit. B1 30,00 mg
Kalium 334,00 mg
Fosfor 40,00 mg
6
III. METODE PELAKSANAAN
B. Materi Kegiatan
Budidaya Bawang Merah
1. Perencanaan Tanam
a. Persyaratan Tumbuh Bawang Merah
Iklim :
• Suhu udara 25-32°C
• Kelembaban udara 50-70%
• Penyinaran minimal 70%
• Beriklim kering, tipe iklim D3/E3 yaitu antara (0-5) bulan basah dan (4-
6) bulan kering Tanah :
• Aluvial
• pH tanah : 5,6 – 6,5 Ketinggian tempat :
• > 0 – 1000 m dpal
b. Pemilihan Lokasi
• Dekat dengan sumber air
• Bukan bekas tanaman terung-terungan (terung, tomat, cabai, dan
kentang)
• Bukan daerah endemik penyakit layu bakteri dan layu fusarium
• Disarankan bekas tanaman padi, jagung atau tebu
c. Sistem Tanam
• Tumpanggilir di lahan terbuka
• Tumpanggilir di dalam rumah kasa (netting house)
d. Pola Tanam
Dataran rendah : (Januari-Maret, April-Mei, Juni-September, Oktober
(Bera), November-Desember)
Dataran tinggi : (Januari-Maret, April-Mei, Juni (Bera), Juli-Agustus,
September-Oktober (Bera), November-Desember)
e. Waktu Tanam Bawang Merah
7
• Untuk menghindari terjadinya ledakan serangan ulat bawang,
waktu tanam yang tepat April s.d. Juni
• Untuk menghindari terjadinya ledakan serangan penyakit trotol,
waktu tanam yang tepat September - Oktober
f. Varietas Bawang Merah
Musim kemarau :
• Bima Curut, Sembrani, Katumi, dan Maja Musim penghujan :
• Bangkok, Filipin, Bima Curut, Sembrani, dan Katumi
2. Pengolahan Lahan
a) Pengambilan Contoh Tanah
Contoh tanah untuk mengukur pH
• Bor tanah
• Cangkul
• Kedalaman 30 cm
• 10 titik/ lahan
b) Pengapuran
• Jika pH tanah < 6,5 dilakukan pengapuran dengan dosis sebagai berikut :
5,00 7,80
4,50 10,70
4,00 13,60
8
3. Pemupukan
g. Kebutuhan pupuk bawang merah
9
4. Penanaman
Penanaman bawang merah :
• Untuk mencegah serangan penyakit layu fusarium, sebelum
ditanam benih bawang merah diberi perlakuan dengan fungisida
Mankozeb (100 kg benih + 100 g fungisida), selanjutnya benih
disimpan di dalam karung plastik selama 1-2 hari
• Jarak tanam yang dianjurkan adalah 15 cm x 20 xm atau 20 cm x
20 cm
• Benih ditanam dengan cara dibenamkan seluruh bagian umbi ke
dalam tanah
5. Pengairan
Penyiraman bawang merah :
• Umur 0-5 HST, dilakukan 2 kali penyiraman/hari (pagi dan sore
hari)
• Umur 6-25 HST, dilakukan 1 kali penyiraman/hari pada pagi hari
• Umur 26-50, dilakukan 2 kali penyiraman/ hari (pagi dan sore hari)
• Umur 51-60 HST, dilakukan 1 kali penyiraman/ hari pada siang
hari 6. Penyiangan
• Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan tumbuhan pengganggu
(gulma) yang dijadikan inang bagi OPT.
• Penyiangan dilakukan sesuai dengan kebutuhan di lapangan
(minimal setiap 4 minggu sekali)
7. Panen dan Penanganan Segar
a) Panen
• Panen pada umur 50 s.d. 55 hari (konsumsi)
• Panen umur 60-70 hari (untuk benih)
Ciri-ciri fisik tanaman bawang merah yang siap dipanen
• Pangkal daun sudah lemas
• Daun berwarna kuning
• Umbi sudah kompak, menyembul ke permukaan tanah
• Umbi berwarna merah tua keunguan
• Sebagian besar tanaman telah rebah
b) Penanganan Segar Bawang merah :
10
• Pelayuan dengan cara penjemuran daun untuk mendapatkan kulit umbi
berwarna merah dan berkilau (2-3 hari) di bawah sinar matahari
langsung • Pengeringan dengan cara menjemur umbi bawang merah di
bawah sinar matahari langsung (7-14 hari) dengan melakukan
pembalikan setiap 2-3 hari.
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Pembekalan
a. Teknik pengenalan operasi/unit agribisnis dan bisnis inti dari unit usaha.
b. Analisis masalah unit usaha.
c. Teknik pemecahan masalah usaha.
d. Penumbuhan jiwa wirausaha yang kreatif, inovatif, rasa percaya diri,
tangguh, dinamis, disiplin, dan dapat dipertanggungjawabkan.
e. Perencanaan agribisnis/agribussines plan.
f. Penyusunan proposal Setelah mendapatkan pembekalan, mahasiswa
melakukan kegiatan menyusun proposal PKL 1 yang disususn berdasarkan
hasil yang sudah di survei di lokasi, dan menyusun proposal mahasiswa
akan di bimbing oleh dosen pembimbing internal.
2. Pelaksanaan
11
Provinsi Sumatera Utara. Yang mana kegiatan itu dilakukan adalah bagaimana
cara membudidayakan tanaman bawang merah melalui kegiatan hulu sampai
dengan hilirnya. Pelaksanaan PKL 1 ini dilaksanakan dibawah bimbingan dosen
pembimbing internal dan dosen pembimbing eksternal.
Pada kegiatan pelaksaan PKL 1 ini akan dilakukan kegiatan monitoring dan
supervisi oleh dosen yang ditunjuk panitia. Kegiatan ini dilaksanakan untuk
memonitoring pelaksaan PKL 1 oleh mahasiswa berjalan sesuai dengan tujuan.
4. Pengakhiran
12
DAFTAR PUSAKA
https://petanidigital.id/bawang/amp/ https://repository.uin-
suska.ac.id/5776/3/BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA%20II.pdf
www.litbang.pertanian.go.id
13