You are on page 1of 6

Pengertian Manajemen Konstruksi merupakan suatu ilmu yang mempelajari serta

juga mempraktikan aspek-aspek manajerial serta juga teknologi industri


konstruksi. Manajemen konstruksi ini juga bisa diartikan ialah sebagai sebuah
modal bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi didalam memberi suatu
masukan atau nasehat serta juga bantuan dalam sebuah proyek pembangunan.
Ahli Manajemen Konstruksi Madya
Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli Manajemen Konstruksi Madya
adalah sebagai berikut :

1. Menerapkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) proyek


2. Mengelola manajemen lingkungan proyek
3. Mengelola manajemen ruang lingkup proyek
4. Mengelola manajemen waktu proyek
5. Mengelola manajemen mutu proyek
6. Mengelola manajemen biaya proyek
7. Mengelola manajemen SDM proyek
8. Mengelola manajemen komunikasi proyek
9. Mengelola manajemen resiko proyek
10.Mengelola manajemen pengadaan proyek
11.Mengelola manajemen integrasi proyek
12.Mengelola manajemen keuangan proyek
13.Mengelola manajemen klaim proyek
Peran Manajemen Konstruksi Sebagai pelaksana dalam pembangunan
manajemen konstruksi ini memiliki berbagai macam peran. peran
manajemen konstruksi tersebut terbagi menjadi empat (4) dengan
berdasarkan tahapan pelaksanaannya diantaranya :
1. Agency Construction Management (ACM) Pada tahapan ini manajer
konstruksi tersebut berperan sebagai koordinator “penghubung” (interface)
antara perancangan serta juga pelaksanaan antar kontraktor. Manajamen
konstruksi tersebut mulai dari fase perencanaan yang mana pihak pemilik
tersebut membuat kontrak pada para kontraktor dengan sesuai paket-
paket pekerjaan yang diperlukan.
2. Extended Service Construction Manajemen (ESCM) Peran lain yang mungkin
juga diberikan kepada manajemen kontruksi ialah sebagai kontraktor. Hal
tersebut dilakukan untuk menghindari konflik tujuan antara kontraktor serta juga 
pihak manajemen. Pada bentuk yang lain, pihak manajemen tersebut bergerak
dengan berdasarkan permintaan dari pihak ESCM atau kontraktor.
3. Owner Construction Management (OCM) Dalam hal ini peran manajemen
konstruksi profesional ini dikembangkan lagi oleh si pemilik. Sehingga pihak
manajemen ini juga bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang
dilakukan/dilaksanakan.
4. Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM) Konsultan
tersebut bertindak lebih ke arah kontraktor umum ketimbang sebagai wakil
pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi namun
bertanggungjawab kepada pemilik tentang waktu, biaya serta juga mutu.
Sehingga didalam peran tersebut manajemen bertindak sebagai pemberi kerja
terhadap para kontraktor (sub kontraktor).
Terdapat 5 proses kerja atau fungsi dari manajemen konstruksi ,
seperti .

 Perencanaan (Planning). Berfungsi menentukan pekerjaan dan


bagaimana suatu proyek dijalankan, termasuk dalam
pengambilan keputusan.
 Pengorganisasian ( Organizing). Manajemen konstruksi
mengorganisir bagian-bagian pekerjaan untuk memudahkan
karyawan.
 Penempatan Orang (Staffi ng). Fungsi staffi ng  untuk
penempatan orang-orang yang tepat sesuai dengan bagian
pekerjaan yang sudah direncanakan.
 Mengarahkan (Directi ng). Berfungsi mengarahkan
atau directi ng  atau memberikan bimbingan dan moti vasi
kepada pekerja dalam melaksanakan tugas.
 Mengontrol (Controlling). Manajemen konstruksi bertugas juga
untuk controlling  demi menjamin pekerjaan sesuai dengan
perencanaan, menganalisa penyimpangan, dan menentukan
langkah untuk dikoreksi.
 
Manajemen konstruksi berada tepat di bawah pemilik proyek dan
kedudukannya lebih ti nggi daripada kontraktor. Sehingga
manajemen konstruksi memiliki kebijakan terti nggi. Manajemen
konstruksi sendiri memiliki sub pekerjaan lagi. Sub pekerjaan inilah
yang akan membantu manajemen konstruksi agar proyek berjalan
sesuai dengan perencanaan. Manajemen konstruksi terdiri dari
pengawas struktur, pengawas arsitek dan interior, serta
pengawas mekanikal elektrikal plumbing .
 
,  ada beberapa tugas dari manajemen konstruksi , seperti .
1. Mengawasi proses pekerjaan di lapangan dan memastikan
pelaksanaan kerja sesuai dengan metode konstruksi yang benar
2. Meminta penjelasan pekerjaan dan laporan progres dari kontraktor
secara tertulis
3. Manajemen konstruksi berhak untuk menegur atau bahkan
menghentikan proses pekerjaan bila tidak sesuai dengan yang telah
ditentukan
4. Melakukan rapat rutin (mingguan dan bulanan) dan melibatkan
konsultan perencana, wakil owner, dan kontraktor dalam rapat
tersebut
5. Bertanggungjawab langsung kepada owner atau wakilnya dalam
menyampaikan informasi progres pekerjaan proyek
6. Bertanggungjawab dalam pengesahaan material yang akan
digunakan dalam proyek
7. Mengelola, mengarahkan, dan mengkoordinasi pelaksanaan
pekerjaan oleh kontraktor dalam aspek mutu dan waktu
8. Bertanggungjawab dalam pengesahan adanya perubahan kontrak
yang diajukan oleh kontraktor
9. Melakukan pemeriksaan pada shop drawing dari kontraktor sebelum
dilakukan pelaksanaan pekerjaan
10.Memastikan metode pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor agar
sesuai dengan syarat K3LMP (kesehatan dan keselamatan kerja,
lingkungan, mutu, dan pengamanan)
11.Bertanggungjawab dalam memberikan instruksi tertulis jika ada
pekerjaan yang harus dilakukan untuk mempercepat jadwal namun
tidak disebutkan dalam kontrak
Itu dia tugas dan fungsi dari manajemen konstruksi suatu
pembangunan.

Tujuan Manajemen Konstruksi


Ada beberapa beberapa tujuan penting yang ingin dicapai dari manajemen
konstruksi, yaitu:
1. Pengelolaan Biaya
Mengatur biaya agar hemat dan tepat sasaran merupakan salah satu tujuan yang
ingin dicapai oleh tim manajemen konstruksi pada setiap proyek.
Dengan sistem MK yang baik maka pengelolaan biaya proyek dapat sesuai dengan
yang telah dianggarkan dan mencegah terjadinya pengeluaran yang tidak perlu.
2. Pengelolaan Waktu
Sama halnya dengan biaya, pengelolaan waktu yang baik juga menjadi hal yang
sangat penting dalam suatu proyek pembangunan.
Pengaturan alur kerja, jenjang komunikasi, serta pelaksanaan yang terjadwal akan
membuat proses kerja sesuai dengan yang ditetapkan.
3. Pengelolaan Kualitas
Sistem manajemen konstruksi juga bertujuan agar kualitas pekerjaan yang
dihasilkan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, kualitas yang
dimaksud adalah hasil kerja suatu proyek pembangunan, baik dari sisi tampilan
maupun kekuatan struktur bangunannya.
4. Pengelolaan Risiko
Setiap proyek pembangunan pasti memiliki risiko, sesuai dengan tingkat kesulitan
pekerjaannya. Sistem MK dibuat dengan tujuan agar dapat mengidentifikasi,
menganalisis, memperkirakan, dan pencegahan terhadap setiap risiko yang
mungkin timbul.
Dengan begitu, maka tim proyek dapat mempersiapkan diri lebih baik dengan
cara membuat perencanaan dan pengawasan ketat selama proses kerja.
5. Pengelolaan SDM
Manajemen sumber daya manusia berhubungan dengan fungsi mengarahkan
para tenaga kerja selama proses pembangunan. Hal ini mencakup pengadaan
SDM, jenjang komunikasi dalam proyek, dan lain sebagainya.

You might also like