Professional Documents
Culture Documents
ASMA
ASMA
Disusun Oleh :
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
Pasien mengeluh sesak napas.
(d) Postnatal
Ibu tidak mengalami atau tidak pernah mempunyai
penyakit yang berat setelah melahirkan, tidak mempunyai
makanan maupun alergi obat dan tidak pernah
mengkonsumsi obat khusus.
(3) Riwayat kesehatan keluarga
Di antara keluarganya yaitu Ibu sama dengan pasien
menderita penyakit asma bronchiale.
Keterangan:
: Pasien : Laki-laki
: Sudah meninggal
e) Tingkat perkembangan
(1) Motorik kasar
Pasien dapat berjalan sendiri dibantu oleh ibunya menuju ruang
pemeriksaan
(2) Motorik halus
Pasien merasa lemas karena sedang sesak.
(3) Bahasa
Dapat menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.
f) Riwayat nutrisi
Pasien makan nasi + lauk-pauk, sayuran dan lain-lain, ada alergi
makanan yaitu apabila makan yang asam dan pedas asmanya kambuh
lagi dan ketika sakit diberi Bubur Beras.
3) Pemeriksaan Fisik
Review of system
a) Sistem pernapasan
Irama napas ireguler, frekuensi napas 60 x/menit, rongga hidung
agak kotor, bentuk dada simetris, gerak dada tak teratur (dangkal),
pernapasan cuping hidung tidak ada, retraksi otot interkostalis, bunyi
napas bronchovesikuler, ada suara tambahan yaitu wheezing di lobus
pulmo inferior (kanan bawah), pasien tidak mengalami sianosis pada
bibir dan kuku tapi warnanya agak pucat karena menahan sesak,
mengeluh banyak dahak dalam tenggorokan.
b) Sistem kardiovaskular
Tidak terdapat pembesaran vena jugularis, bunyi jantung normal:
lub-dup reguler, tidak ada suara tambahan seperti murmur, gallop, tidak
terjadi pembesaran getah bening, tidak oedema, tidak palpitasi,
terpasang oksigen sebanyak 2 – 3 liter/menit di hidung.
c) Sistem pencernaan
Nafsu makan berkurang ¼ porsi, pasien sudah tidak menetek,
makan 3 x dalam sehari, berat badan 21 kg, keadaan bibir agak kering,
tidak ada lesi pada bibir, perit datar, keadaan mulut bersih, BAB 1
x/hari, warna kulot sawo matang, pasien tidak sedang dipuasakan dan
tidak terdapat pembesaran hepar.
d) Sistem genitourinaria
Frekuensi BAK 4 – 5 x/hari, tidak ada sumbatan pada saat
kencing, kondisi alat kelamin pasien tidak ada kelainan, pasien tidak
mengalami disurai, tidak mengalami retensi urine, warna urine, keadaan
vagina bersih, tidak ada pembesaran ginjal atau nyeri tekan pada waktu
di palpasi.
e) Sistem integumen
(1) Kulit
Tidak terjadi perubahan warna pada kulit, suhu 37,2C, turgor
kulit baik terbukti apabila dicubit kembali ke semula, tekstur kulit
halus, kulit pasien tidak bersisik, tidak ada luka memar, tidak ada
lesi pada kulit, kulit bersih, pasien dapat merasakan nyeri terbukti
ketika dilakukan tindakan parenteral intra muskuler.
(2) Kuku
Warna kuku agak pucat (sianosis), keadaan kuku klien
pendek-pendek dan bersih.
(3) Rambut
Keadaan rambut klien rapi, distribusi rambut klien merata,
rambut tidak mudah dicabut, tidak ada kutu, tidak ada ketombe,
warna rambut klien hitam, rambut bersih, kulit kepala bersih.
f) Sistem muskuloskeletal
(1) Nilai ROM (Range Of Motion) ekstremitas atas kanan 5, lengkap
melawan gravitasi dengan tahanan kuat.
(2) Nilai ROM (Range Of Motion) ekstremitas atas kiri 5, lengkap
melawan gravitasi
(3) Nilai ROM (Range Of Motion) ekstremitas bawah kanan 5, lengkap
melawan gravitasi dengan tahanan kuat.
(4) Nilai ROM (Range Of Motion) ekstremitas bawah kiri 5, lengkap
melawan gravitasi dengan tahanan kuat.
g) Sistem persarapan
Memori: baik dapat mengingat kejadian lalu dan kejadian sekarang
misalnya menceritakan keadaan sebelum sakit dan keadaannya ketika
sakit.
Orientasi: pasien mengetahui bahwa dia berada di Puskesmas dan
mengenal anggota keluarga yang menemaninya, pasien dalam keadaan
sadar penuh dengan nilai Gasclow Coma Sale (GCS) : 15 (Eye 4,
Motorik: 6, Verbal : 5).
Uji sarap kranial dengan nervus diantaranya :
(1) Nervus I (Olfaktorius)
Pasien dapat membedakan bau kayu putih dengan makanan.
(2) Nervus II (Optikus)
(a) Aktivitas visual
Pasien dapat membaca papan nama siswa pada jarak 40 cm.
(b) Lapang pandang
Pasien disuruh untuk melihat warna dari kerudung siswa pada
jarak 60 cm dan dapat melihat serta menyebutkannya.
(3) Nervus (Okulomotorius)
Pada saat pupil diberi rangsangan cahaya, pupil kiri dan kanan
simetris. Pada saat cahaya dijauhkan pupil membesar.
(4) Nervus (Trochlearis)
Kedua mata tidak terdapat nistagmus, bola mata dapat bergerak
ke arah kanan dan kiri.
(5) Nervus (Trigemius)
Fungsi sensorik : terdapat gerakan mengedipkan mata ketika
pilinan kapas didekatkan pada koroner, pasien dapat merasakan
sentuhan kapas dengan mata tertutup.
Fungsi motorik : pasien tidak dapat menggerakkan jari-jari
tangan karena kram.
(6) Nervus (Abdusens)
Pasien dapat melihat ke arah kiri dan kanan tanpa menengok.
(7) Nervus (Fasialis)
Pasien berbicara normal, kedua pipi simetris.
(8) Nervus (Akustikus)
Koklearis : pasien mampu mendengar bisikan dengan intensitas
suara rendah pada jarak 30 cm.
(9) Nervus (Glosofaringeal)
Refleks menelan normal.
(10) Nervus (Vagus)
Refleks menelan baik.
(11) Nervus (Accesorius)
Ketika pasien diminta untuk mengangkat bahu yang kanan dan
ditekan ternyata ada tahanan. Pasien mampu mengangkat
bahunya yang kanan dan kiri dengan baik.
(12) Nervus (Hypoglosius)
Bentuk lidah simetris, kemampuan lidah pasien untuk
menggerakkan ke kiri dan ke kanan dapat dilakukan dengan
mudah.
(a) Refleks fisiologis
(1)) Refleks kornea
Ditimbulkan dengan cara menyentuhkan kapas pada
limbus kornea, kalau mata kanan yang akan diperiksa
pasien melirik ke kiri, limbus kornea mata kanan
disentuhkan dengan kapas positif mata pasien akan
mengedip.
(2)) Refleks faring
Faring pasien digores dengan spatel, dikatakan positif
bila reaksinya muntah dan negatif bila pasien tidak
muntah.
(3)) Refleks bicep
Ketika mengetuk daerah fosa cubiti dengan lengan
pada posisi fleksi terjadi kontraksi otot dan gerakan
fleksi lengan bawah.
(4)) Refleks tricep
Ketika mengetuk daerah siku di mana lengan pada
posisi fleksi terjadi kontraksi otot tricep dan gerak
ekstensi bagian bawah.
(b) Refleks patologis
(1)) Refleks hoffman –
tromner
Cara membangkitkannya jari tengah pasien
diekstensikan, kemudian ujungnya digores, positif
terdapat gerakan fleksi jari lainnya
(2)) Refleks babinsky
Ketika telapak kaki digores dengan benda berujung
tumpul (ballpoint), kelima jari kaki menjadi plantar
fleksi.
h) Sistem endokrin
Tidak terjadi pembesaran kelenjar tyroid, pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan tingkat usia, di antara anggota keluarga
tidak ada yang menderita penyakit diabetes.
Tabel 9
Pola Aktivitas Sehari-hari
N KEBUTUHAN
O DASAR DI RUMAH DI RUMAH SAKIT
1 2 3 4
Berat badan/Tinggi 23 kg / 128 cm 21 kg / 128 cm
badan
1 Nutrisi:
Frekuensi makan 3x/hari(pagi, siang, sore) 3x/hari(pagi,siang,sore)
Jenis makanan yang Makanan pedas dan asam Semua jenis makanan
disukai
Diet yang diberikan Nasi + lauk-pauk + Bubur Beras ¼ porsi habis
sayuran Ada, makanan pedas dan
Porsi makan 1 porsi habis asam
Alergi terhadap Ada, makanan pedas dan
makanan asam Air putih
Cairan: 4-5 gelas/hari ( 1. 250 cc)
Jenis minuman Air putih
Frekuensi minum 5-6 gelas/hari ( 1. 500
cc)
Vomitus Tidak terjadi Tidak terjadi
Suction lambung Tidak menggunakan Tidak menggunakan
Infus Tidak terpasang infus Tidak dipasang infus
2 Eliminasi
a. BAB
Frekuensi BAB 1 – 2 x/hari 1 x/hari
Warna feses Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Konsistensi Padat berbentuk Padat berbentuk
Konstipasi Tidak terjadi Tidak terjadi
Bau Indole skatola Indole skatola
b. BAK
Frekuensi 4 – 5 x/hari( 1.000 cc) 3 – 4 x/hari( 900 cc)
Warna urine Kuning jernih Kuning jernih
Aliran Lancar Lancar
Bau Amoniak Amoniak
3 Personal hygiene:
Mandi 2 x/hari 1 x/hari diseka
Cuci rambut 2 x/minggu Belum pernah
Gunting kuku 1 x/minggu Belum pernah
Gosok gigi 2 x/hari 1 x/hari
4 Istirahat dan tidur:
Jam tidur malam 21.00 – 04.30 WIB 23.00 – 04.30 WIB
Lama tidur 6 – 7 jam/hari 4 – 5 jam/hari
Tidur siang 13.00 – 15.00 WIB 14.40 – 16.00 WIB
Masalah yang Tidak ada Sesak, batuk dan gaduh
berhubungan dengan
tidur
5 Aktivitas:
a. Apakah ada Tidak terjadi kesulitan Tidak terjadi kesulitan
kesulitan dalam bergerak dalam bergerak
melakukan
aktivitas sehari-
hari
b. Apakah ada Tidak ada anjuran Ada anjuran bedrest
anjuran bedrest bedrest
5) Aspek Psikologis
Pasien kelihatan tegang dan khawatir dalam menghadapi penyakit
yang dialaminya. Ekspresi wajah cemas ditandai pasien sering bertanya
tentang penyakitnya.
6) Aspek Sosial
a) Kultural : Pasien dan keluarga keturunan Sunda
b) Interaksi : Pasien dapat berinteraksi dengan Ibu, anggota
keluarga dan perawat
c) Lingkungan keluarga : Pasien diasuh oleh Ibu dan neneknya. Pasien
mempunyai 1 adik.
7) Aspek Spiritual
Pasien dan keluarga beragama Islam, keluarga selalu berdoa untuk
kesembuhan pasien.
a) Terapi :
Oral : Paracetamol 250 mg 3x1
Salbutamol 2x1
2. Analisa Data
Tabel 10
Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 2 3 4
1 DS : - Pasien mengeluh terasa Inhalasi mikroorganisme di udara Bersihan jalan
ada sekret dalam penyebaran hematogen infeksi napas tidak
dari seluruh pernapasan
tenggorokan yang efektif
menghalangi Reaksi peradangan
- Sputum susah
dikeluarkan dan kental
DO: - Batuk dengan sputum Bronchosapasme Bercak-bercak
jernih dan lengket
caverne
- Terdengar suara
Oedema menyebar di
wheezing di lobus seluruh
pulmo inferior Supplay oksigen permukaan
yaitu dengan bronchus dan
meningkatkan paru-paru
frekuensi napas
Merangsang
Pola napas sel epitel
tidak efektif untuk
memproduksi
mukus
Instalasi udara
kering meningkat,
viskositas mukus,
sehingga terjadi
pengentalan
bersihan jalan
napas tidak efektif
2 DS : - Pasien mengeluh sesak Pola napas
- Nyeri dada Supplay oksigen kurang tidak efektif
DO: - Respirasi 60 x/menit
Pola napas tidak efektif
- Napas pendek dan
dangkal Batuk bersputum
- Terdengar
wheezing Mual dan muntah
Anoreksia
Gangguan kebutuhan nutrisi