You are on page 1of 20

BUPATI BANYUMAS

PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI BANYUMAS


NOMOR ^O TAHUN 2020

TENTANG

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA RUMAH NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUMAS,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan tertib administrasi dalam


pengelolaan Barang Milik Daerah berupa rumah negara,
diperlukan akuntabilitas pengelolaan yang baik terhadap
penghunian rumah negara dengan tetap menjunjung tinggi
azas-azas umum pemerintahan yang baik;
b. bahwa Peraturan Bupati Banyumas Nornor 62 Tahun 2017
tentang Tata Cara Penggunaan, Pemindahtanganan,
Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Daerah dan
Peraturan Bupati Banyumas Nomor 55 Tahun 2018 Tentang
Tata Cara Pemanfaatan Barang Milik Daerah, belum secara
khusus mengatur pengelolaan Barang Milik Daerah berupa
rumah negara;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati
Banyumas tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Berupa
Rumah Negara;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa
Tengah;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah
Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 31 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4515);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);
8. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Pengadaan, Penetapan Status, Pengalihan Status, dan
Pengalihan Hak Atas Rumah Negara;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah ( Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 847);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 12 Tahun 2016
tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Banyumas Tahun 2016 Nomor 10 Seri E);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI BANYUMAS TENTANG PENGELOLAAN


BARANG MILIK DAERAH BERUPA RUMAH NEGARA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Barang Milik Daerah, yang selanjutnya disingkat BMD, adalah semua barang yang
dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
2. Rumah Negara adalah bangunan yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat
tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta menunjang pelaksanaan
tugas ASN Pemerintah Kabupaten Banyumas.
3. Rumah Negara Golongan I adalah Rumah Negara yang dipergunakan bagi pemegang
jabatan tertentu dan karena sifat jabatannya harus bertempat tinggal di rumah
tersebut serta hak penghuniannya terbatas selama pejabat yang bersangkutan
masih memegang jabatan tertentu tersebut.
4. Rumah Negara Golongan II adalah Rumah Negara yang mempunyai hubungan yang
tidak dapat dipisahkan dari suatu instansi dan hanya disediakan untuk didiami oleh
ASN Pemerintah Kabupaten Banyumas dan apabila telah berhenti atau pensiun
rumah dikembalikan kepada Negara.
5. Rumah Negara Golongan III adalah Rumah Negara yang tidak termasuk Golongan I
dan Golongan II yang dapat dijual kepada penghuninya.
6. Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional
dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang
diperuntukkan bagi penghunian bersama beberapa ASN Pemerintah Kabupaten
Banyumas beserta keluarganya dalam wilayah kerjanya, dan dilengkapi dengan
sarana bersama.
7. Mess/asrama adalah rumah yang diperuntukkan bagi lebih dari 1 (satu) orang ASN
Pemerintah Kabupaten Banyumas yang masih bekerja di Pemerintah Kabupaten
Banyumas dengan tidak menyertakan anggota keluarganya.
8. Rumah Tamu (Guest House) adalah rumah yang diperuntukkan bagi ASN
Pemerintah Kabupaten Banyumas dan/atau tamu Pemerintah Kabupaten
Banyumas.
9. Penghapusan adalah tindakan menghapus BMD dari daftar barang dengan
menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan
Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau Pengelola Barang
dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam
penguasaannya.
10.Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab
menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan BMD.
11. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan BMD.
12. Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh
Pengguna Barang untuk menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya
dengan sebaik-baiknya.
IS.Penghuni adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Banyumas yang masih
aktif dan oleh karena tugas dan jabatannya menernpati Rumah Negara sesuai
ketentuan perundang-undangan dan memperoleh izin penghunian Rumah Negara.
14.Penghunian adalah kegiatan untuk menghuni Rumah Negara sesuai fungsi dan
statusnya.

Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan

Pasal2
(1) Peraturan Bupati ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pengelolaan BMD berupa Rumah Negara.
(2) Peraturan Bupati ini bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan BMD berupa
Rumah Negara yang tertib, terarah, dan akuntabel.

Bagian Ketiga
Ruang Lingkup

PasalS
Peraturan Bupati ini mengatur penggunaan, penghunian, pemindahtanganan,
penghapusan, penatausahaan, pengawasan dan pengendalian BMD berupa Rumah
Negara.

BAB II
KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB
Bagian Kesatu
Kewenangan

Pasal 4
(1) Bupati selaku pemegang kekuasaan pengelolaan BMD memiliki kewenangan:
a. menetapkan status penggunaan BMD berupa Rumah Negara;
b. memberikan persetujuan atas usulan alih status penggunaan,
pemindahtanganan, dan Penghapusan BMD berupa Rumah Negara.
(2) Sekretaris Daerah selaku Pengelola Barang memiliki kewenangan:
a. mengatur pelaksanaan penggunaan, penghunian, pemindahtanganan, dan
Penghapusan BMD berupa Rumah Negara;
b. melakukan pengawasan dan pengendalian BMD berupa Rumah Negara.
(3) Kepala Perangkat Daerah selaku Pengguna Barang untuk BMD berupa Rumah
Negara Golongan I dan Rumah Negara Golongan II memiliki kewenangan:
a. mengajukan usulan penetapan status penggunaan BMD berupa Rumah Negara;
b. mengajukan permohonan persetujuan alih status penggunaan,
pemindahtanganan, dan Penghapusan BMD berupa Rumah Negara;
c. melakukan penggunaan, pemindahtanganan, dan Penghapusan BMD berupa
Rumah Negara; dan
d. melakukan pengawasan dan pengendalian BMD berupa Rumah Negara yang
berada dalam penguasaannya.
(4) Kepala Unit Kerja selaku Kuasa Pengguna Barang untuk Rumah Negara Golongan I
dan Rumah Negara Golongan II memiliki kewenangan:
a. mengajukan usulan penetapan status penggunaan BMD berupa Rumah Negara;
b. mengajukan permohonan persetujuan alih status penggunaan,
pemindahtanganan, dan Penghapusan BMD berupa Rumah Negara;
c. melakukan penggunaan, pemindahtanganan, dan Penghapusan BMD berupa
Rumah Negara; dan
d. melakukan pengawasan dan pengendalian BMD berupa Rumah Negara yang
berada dalam penguasaannya.

Bagian Kedua
Tanggung Jawab

Pasal 5
(1) Sekretaris Daerah selaku Pengelola Barang memiliki tanggung jawab untuk
melakukan penatausahaan BMD berupa Rumah Negara.
(2) Kepala Perangkat Daerah selaku Pengguna Barang untuk BMD berupa Rumah
Negara Golongan I dan Rumah Negara Golongan II memiliki tanggung jawab:
a. melakukan penatausahaan BMD berupa Rumah Negara yang berada dalam
penguasaannya;
b. melakukan pengamanan dan pemeliharaan BMD berupa Rumah Negara; dan
c. melakukan penyerahan BMD berupa Rumah Negara yang tidak digunakan untuk
menunjang tugas dan fungsi perangkat daerah yang dipimpinnya kepada
Pengelola Barang.
(3) Kepala Unit Kerja selaku Kuasa Pengguna Barang untuk Rumah Negara Golongan I
dan Rumah Negara Golongan II memiliki tanggung jawab:
a. melakukan penatausahaan BMD berupa Rumah Negara yang berada dalam
penguasaannya;
b. melakukan pengamanan dan pemeliharaan BMD berupa Rumah Negara; dan
c. melakukan penyerahan BMD berupa Rumah Negara yang tidak digunakan untuk
menunjang tugas dan fungsi unit kerja yang dipimpinnya kepada Pengguna
Barang.
BAB III
PENGGUNAAN

Pasal6
(1) BMD berupa Rumah Negara harus dilakukan penetapan status penggunaan oleh
Bupati.
(2) Penetapan status penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
penetapan status penggunaan Rumah Negara Golongan I dan Golongan II ditetapkan
status penggunaannya pada Pengguna Barang.
(3) Penetapan status penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan
pada permohonan penetapan status penggunaan yang diajukan oleh Pengguna
Barang.

Pasal 7
(1) BMD berupa Rumah Negara dapat dilakukan alih status penggunaan.
(2) Alih status penggunaan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah alih status antar
Pengguna Barang untuk Rumah Negara Golongan I dan Rumah Negara Golongan II
dilakukan setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Pengelola Barang.
(3) Pengguna Barang bertanggung jawab penuh atas kebenaran dan keabsahan data
dan dokumen yang diterbitkan dalam rangka pengajuan usulan pengalihan status
penggunaan.
(4) Proses pengajuan dan pemberian persetujuan alih status penggunaan mengikuti
ketentuan mengenai alih status penggunaan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Bupati di bidang penggunaan BMD.

Pasal 8
(1) BMD berupa Rumah Negara hanya dapat digunakan sebagai tempat tinggal pejabat
atau ASN yang memiliki Surat Izin Penghunian.
(2) Pengguna Barang wajib mengoptimalkan penggunaan BMD berupa Rumah Negara
Golongan I dan Rumah Negara Golongan II dalam menunjang pelaksanaan tugas
dan fungsi.
(3) Pengguna Barang Rumah Negara Golongan I dan Rumah Negara Golongan II wajib
menyerahkan BMD berupa Rumah Negara yang tidak digunakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan kepada Pengelola Barang.

Pasal 9
(1) Dalam hal diperlukan, Pengguna Barang dapat melakukan alih fungsi BMD berupa
Rumah Negara Golongan I dan Rumah Negara Golongan II, menjadi bangunan
tempat kerja.
(2) Alih fungsi BMD berupa Rumah Negara Golongan I dan Rumah Negara Golongan II
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Pengguna Barang setelah
mendapatkan persetujuan Pengelola Barang.
(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila BMD
berupa Rumah Negara diamanatkan harus ada oleh peraturan perundang-
undangan.

BAB IV
PENGHUNIAN

Pasal 10
Rumah Negara dalam pengelolaan Pemerintah Kabupaten Banyumas terdiri atas:
1. Rumah Negara Golongan I (satu);
2. Rumah Negara Golongan II (dua), dan termasuk pula didalamnya :
a. Rumah Negara yang berbentuk Rumah susun;
b. Rumah Negara yang berfungsi sebagai Mess/asrama; dan
c. Rumah Negara yang berfungsi sebagai Rumah Tamu (Guest House).

Pasal 11
Persyaratan calon penghuni Rumah Negara Golongan I sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 angka 1, sebagai berikut:
a. ASN dan/atau Non ASN Pemerintah Kabupaten Banyumas yang menduduki jabatan
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyumas dan tersedia Rumah Negara sesuai
dengan jabatannya;
b. mendapatkan Surat Izin Penghunian (SIP) dari Bupati;
c. menandatangani surat pernyataan untuk rnentaati kewajiban dan larangan;
d. Surat Izin Penghunian (SIP) sebagaimana dimaksud huruf b dapat diterbitkan tanpa
adanya surat permohonan penghunian dari ASN yang bersangkutan.

Pasal 12
(1) Persyaratan calon penghuni Rumah Negara Golongan II sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 angka 2 huruf a dan huruf b, sebagai berikut:
a. ASN Pemerintah Kabupaten Banyumas yang masih aktif;
b. mendapatkan Surat Izin Penghunian dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk;
c. menandatangani surat pernyataan untuk rnentaati kewajiban dan larangan;
d. belum pernah membeli atau memperoleh fasilitas rumah dan/atau tanah dari
negara sesuai ketentuan peraturan perundangundangan; dan
e. tidak sedang menghuni Rumah Negara Golongan II lainnya atas nama suami
ataupun isteri.
(2) ASN Pemerintah Kabupaten Banyumas dapat mengajukan Permohonan Izin
Penghunian Rumah Negara secara tertulis kepada Bupati atau pejabat yang
ditunjuk melalui Kepala Perangkat Daerah sebagaimana tersebut dalam Lampiran I
huruf A yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan ini.
(3) Penunjukan penghuni Rumah Negara Golongan II sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 angka 2 huruf a dan huruf b berpedoman pada kriteria penilaian faktor
kedinasan dan faktor sosial ASN Pemerintah Kabupaten Banyumas yang
bersangkutan, sebagaimana tersebut dalam Lampiran I huruf B yang merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan ini.
(4) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh Tim.

Pasal 13
(1) Pengelola Barang atas nama Bupati menerbitkan SIP bagi calon penghuni yang telah
memenuhi syarat menghuni Rumah Negara, sebagaimana tersebut dalam Lampiran
I huruf C yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan ini.
(2) Masa berlaku SIP untuk Rumah Negara Golongan I adalah selama pemegang
menduduki jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyumas.
(3) Masa berlaku SIP untuk Rumah Negara Golongan II sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 angka 2 huruf a dan huruf b adalah 5 (lima) tahun sejak diterbitkan dan
dapat diperpanjang.
(4) Masa berlaku SIP dapat diperpanjang dengan mengajukan permohonan secara
tertulis kepada Bupati melalui Kepala Perangkat Daerah selaku Pengguna Barang.
(5) SIP dapat diperpanjang/dicabut oleh Bupati berdasarkan evaluasi Tim.

Pasal 14
(1) Penghuni berhak menggunakan dan/atau memanfaatkan Rumah Negara sesuai izin
dan fungsi yang diperoleh.
(2) Penghuni diwajibkan:
a. memelihara, merawat dan memanfaatkan Rumah Negara sesuai dengan
fungsinya termasuk melakukan perbaikan kerusakan atas biaya sendiri;
b. membayar sewa Rumah Negara;
c. membayar semua iuran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, rekening listrik, rekening air, rekening telepon dan iuran lainya;
d. menciptakan dan menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan dan keasrian
lingkungan Rumah Negara; dan
e. mengosongkan dan menyerahkan Rumah Negara kepada Pejabat yang
berwenang apabila izin penghunian Rumah Negara telah berakhir.
(3) Penghuni dilarang:
a. mengubah dan/atau menambah bangunan Rumah Negara tanpa izin tertulis
dari Bupati;
b. menggunakan dan/atau memanfaatkan Rumah Negara tidak sesuai dengan
peruntukannya; dan
c. mengalihkan izin penghunian kepada pihak lain.

8
Pasal 15
(1) Besarnya sewa Rumah Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf
b dihitung berdasarkan pada ketentuan Peraturan Daerah di bidang Retribusi Jasa
Usaha.
(2) Pelaksanaan pemungutan sewa Rumah Negara Golongan I dan Rumah Negara
Golongan II dilaksanakan oleh Bendahara Umum Daerah dengan memotong
langsung dari daftar gaji setelah diusulkan oleh Bendaharawan Gaji Perangkat
Daerah tempat ASN bertugas.

Pasal 16
(1) Hak penghunian berakhir apabila penghuni:
a. pensiun, meninggal dunia atau berhenti sebagai ASN;
b. diberhentikan tidak dengan hormat sebagai ASN;
c. pensiun dari jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4;
d. pindah ke instansi lain; atau
e. berakhirnya waktu penghunian.
(2) Berakhirnya hak penghunian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan
dengan pencabutan SIP oleh Bupati.
(3) Penghuni Rumah Negara Golongan I yang tidak lagi memegang jabatan tertentu,
harus mengosongkan Rumah Negara Golongan I paling lambat 2 (dua) bulan setelah
tidak menduduki jabatan.
(4) Penghuni Rumah Negara Golongan II wajib mengosongkan Rumah Negara Golongan
II paling lambat 2 (dua) bulan sejak diterima keputusan pencabutan SIP.

Pasal 17
Segala biaya yang telah dikeluarkan oleh penghuni selama menghuni Rumah Negara
tidak diberikan ganti rugi oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas.

Pasal 18
(1) Beban biaya Rumah Negara Golongan I yang tidak dihuni menjadi tanggung jawab
pejabat yang berhak menghuni Rumah Negara.
(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), apabila tidak
terdapat pejabat defmitif yang berhak menghuni Rumah Negara.
(3) Beban biaya Rumah Negara Golongan II yang tidak dihuni menjadi tanggung jawab
Pengguna Barang atau Kuasa Pengguna Barang di mana Rumah Negara tersebut
ditetapkan status penggunaannya.

Pasal 19
(1) Penghunian rumah tamu/ guest house diprioritaskan bagi ASN Pemerintah
Kabupaten Banyumas dan/atau tamu Pemerintah Kabupaten Banyumas dengan
mengajukan permohonan kepada Perangkat Daerah Pengelola.
(2) Perangkat Daerah Pengelola mempunyai kewenangan memberi izin atau menolak
permohonan penghunian rumah tamu/ guest house.
(3) Perangkat Daerah Pengelola rumah tamu/guest house tidak diperbolehkan
memungut uang sewa.
(4) Dilarang menggunakan dan/atau memanfaatkan rumah tamu/guest house untuk
kepentingan/keperluan yang tidak sesuai dengan peruntukannya.

Pasal 20
(1) Penghuni yang melanggar ketentuan dalam Pasal 14 diberi peringatan tertulis sejak
dinyatakan melakukan pelanggaran oleh Bupati atas dasar rekomendasi Tim.
(2) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan paling banyak 3
(tiga) kali dalam tenggang waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kerja, dengan
tembusan disarnpaikan kepada Kepala Perangkat Daerah.
(3) Dalam hal Penghuni tidak mengindahkan peringatan tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), SIP dicabut dan Penghuni wajib mengosongkan Rumah
Negara.
(4) Dalam hal Penghuni tidak mengosongkan Rumah Negara dalam batas waktu yang
telah ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3) dan ayat (4),
Perangkat Daerah yang mempunyai tugas dan fungsi pengelolaan Barang Milik
Daerah dapat melakukan upaya paksa dibantu oleh instansi berwenang.

Pasal 21
Tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (4), Pasal 13 ayat (5), dan Pasal 20
ayat (1) ditetapkan oleh Bupati.

BAB V
PEMINDAHTANGANAN

Bagian Kesatu
Prinsip Umum

Pasal 22
(1) Pemindahtanganan BMD berupa Rumah Negara dilakukan dengan mekanisme:
a. Tukar menukar;
b. Hibah; atau
c. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah.
(2) Pemindahtanganan dengan mekanisme tukar menukar, hibah atau penyertaan
modal pemerintah daerah hanya dapat dilakukan terhadap BMD berupa Rumah
Negara Golongan I dan Rumah Negara Golongan II.

10
Bagian Kedua
Pelaksanaan

Pasal 23
Tukar menukar BMD berupa Rumah Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
ayat (1) yang berdiri sendiri dan/atau berupa satuan rumah susun beserta atau tidak
beserta tanahnya harus memperoleh penggantian sekurang-kurangnya berupa Rumah
Negara yang jumlah dan tipenya sama dengan Rumah Negara yang dilepas.

Pasal 24
Hibah BMD berupa Rumah Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1)
dapat dilakukan kepada:
a. Pemerintah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan pusat; atau
b. lembaga sosial, lembaga keagamaan, atau organisasi kemanusiaan, yang
mendapatkan pernyataan tertulis dari instansi teknis yang kompeten bahwa
lembaga yang bersangkutan adalah sebagai lembaga/organisasi termaksud.

Pasal 25
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah atas BMD berupa Rumah Negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) hanya dapat diberikan kepada:
a. Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D); atau
b. Badan Hukum Milik Negara (BHMN).

Pasal 26
Pelaksanaan pemindahtanganan dengan mekanisme tukar menukar, hibah dan
penyertaan modal pemerintah pusat atas BMD berupa Rumah Negara dilakukan
mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati di bidang
pemindahtanganan BMD.
BAB VI
PENGHAPUSAN

Pasal 27
(1) Penghapusan BMD berupa Rumah Negara dilakukan berdasarkan keputusan
Penghapusan BMD yang diterbitkan oleh Pengelola Barang setelah mendapatkan
persetujuan Bupati.
(2) Penghapusan BMD berupa Rumah Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. Penghapusan BMD berupa Rumah Negara Golongan I dan Rumah Negara
Golongan II dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa Penguna pada Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang; atau

11
b. Penghapusan BMD berupa Rumah Negara dari Daftar BMD pada Pengelola
Barang.
(3) Penghapusan BMD berupa Rumah Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dilakukan sebagai tindak lanjut dari:
a. penyerahan kepada Pengelola Barang;
b. alih status penggunaan kepada Pengguna Barang lain;
c. alih fungsi menjadi bangunan kantor;
d. pemindahtanganan; atau
e. sebab-sebab lain yang secara normal dapat diperkirakan wajar menjadi penyebab
Penghapusan, antara lain terkena bencana alam atau terkena dampak dari
terjadinya force majeure.
(4) Penghapusan dari Daftar BMD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
dilakukan sebagai tindak lanjut dari:
a. pemindahtanganan; atau
b. sebab-sebab lain yang secara normal dapat diperkirakan wajar menjadi penyebab
Penghapusan, antara lain terkena bencana alam, atau terkena dampak dari
terjadinya force majeure.

Pasal 28
Penghapusan BMD berupa Rumah Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
dilakukan setelah keputusan Penghapusan diterbitkan oleh:
a. Pengguna Barang untuk BMD berupa Rumah Negara Golongan I dan Rumah Negara
Golongan II setelah mendapatkan persetujuan Pengelola Barang, untuk
Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa Pengguna;
b. Pengelola Barang setelah mendapatkan persetujuan Bupati, untuk Penghapusan
dari Daftar BMD.

Pasal 29
Pengguna Barang wajib menyampaikan laporan pelaksanaan Penghapusan kepada
Pengelola Barang dengan melampirkan keputusan Penghapusan dari Daftar Barang
Pengguna/Kuasa Pengguna paling lambat 1 (satu) bulan setelah penerbitan keputusan
tersebut.

Pasal 30
Nilai BMD berupa Rumah Negara yang dihapuskan sebesar nilai yang tercantum dalam:
a. Daftar Barang Pengguna/Daftar Barang Kuasa Pengguna dan/atau Laporan Barang
Pengguna/Kuasa Pengguna; dan/atau
b. Daftar Barang Milik Daerah dan/atau Laporan Barang Milik Daerah.

12
BAB VII
PENATAUSAHAAN

Pasal 31
Penatausahaan BMD berupa Rumah Negara meliputi kegiatan pembukuan,
inventarisasi, dan pelaporan.

Pasal 32
(1) Pengguna Barang melakukan penatausahaan BMD berupa Rumah Negara secara
tersendiri atas pelaksanaan pengelolaan BMD berupa Rumah Negara.
(2) Penatausahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pelengkap dari
penatausahaan BMD sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah di bidang
pengelolaan BMD.

Pasal 33
Pembukuan dalam rangka penatausahaan BMD berupa Rumah Negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 dilakukan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan BMD berupa Rumah Negara, meliputi:
a. penetapan/alih status penggunaan;
b. penetapan/alih status golongan;
c. alih fungsi;
d. pemindahtanganan; dan
e. Penghapusan.

Pasal 34
(1) Inventarisasi dalam rangka penatausahaan BMD berupa Rumah Negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dilakukan sekurang-kurangnya sekali
dalam 5 (lima) tahun.
(2) Pelaksanaan inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk
mengumpulkan data administrasi dan fisik BMD berupa Rumah Negara sekurang-
kurangnya meliputi:
a. bukti kepemilikan tanah dan bangunan;
b. status penggunaan;
c. status penghunian;
d. nilai dan luas tanah dan bangunan;
e. alamat, lokasi, dan tipe bangunan; dan
f. kondisi bangunan
(3) Hasil inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan oleh Pengguna
Barang kepada Pengelola Barang.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus telah disampaikan paling
lambat 3 (tiga) bulan sejak selesainya pelaksanaan inventarisasi.

13
(5) Tata cara pelaksanaan inventarisasi BMD berupa Rumah Negara merupakan bagian
dari inventarisasi BMD sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah di bidang
pengelolaan BMD.

Pasal 35
(1) Pelaporan dalam rangka penatausahaan BMD berupa Rumah Negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 dilaksanakan setiap semester.
(2) Pengguna Barang menyusun laporan semesteran dan tahunan atas BMD berupa
Rumah Negara sebagai bagian dari pelaporan BMD sesuai ketentuan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Daerah di bidang pengelolaan BMD.
(3) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap kegiatan
pembukuan dan inventarisasi BMD berupa Rumah Negara.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Bupati cq.
Perangkat Daerah yang mempunyai tugas dan fungsi pengelolaan BMD.

Pasal 36
Pelaksanaan pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan BMD berupa Rumah Negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33, Pasal 34, dan Pasal 35
dilakukan mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah di bidang
pengelolaan BMD.

BAB VIII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 37
(4) Pengelola Barang, dan Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang wajib melakukan
pengawasan dan pengendalian BMD berupa Rumah Negara yang berada dalam
penguasaannya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Pelaksanaan pengawasan penghunian Rumah Negara dilakukan oleh Kepala
Perangkat Daerah yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang pengelolaan BMD.

BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 38
(1) Permohonan penetapan status penggunaan yang telah diajukan dan telah
ditetapkan status penggunaannya sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini,
dinyatakan tetap berlaku.
(2) Permohonan alih fungsi rumah negara yang telah diajukan dan telah ditetapkan alih
fungsinya sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini, dinyatakan tetap berlaku.

14
(3) ASN Pemerintah Kabupaten Banyumas yang masih menghuni Rumah Negara
diwajibkan mengajukan permohonan tertulis izin penghunian kepada Bupati paling
lambat 6 (enam) bulan sejak Peraturan Bupati ini diundangkan.
(4) Penghuni yang berstatus pensiun, janda/duda pensiun yang masih menempati
Rumah Negara wajib mengosongkan Rumah Negara dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan sejak Peraturan Bupati ini diundangkan.

BABX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 39
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Banyumas.

Ditetapkan di Purwokerto
pada tanggal 2 3 OCT 2020

BUPATI BANYUMAS,

ACHMAD HUSEIN

Diundangkan di Puirwokerto
Pada Tanggal &
SEKRETARIS DAERAH KABUP

i UtasEia
NIP. 19640116 1§@603 I 009
DAEMH BANYUMAS TMIIi ^SKO

15
LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI BANYUMAS
NOMOR 66 TAHUN2020
TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH BERUPA RUMAH NEGARA

A. CONTOH PERMOHONAN SURAT IZIN PENGHUNIAN RUMAH NEGARA


Yth.:
BUPATI BANYUMAS
di-
PURWOKERTO

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
NIP :
Jabatan :
Pangkat/Gol :
Perangkat Daerah :
Dengan ini mengajukan permohonan izin penghunian Rumah Negara Golongan ....
yang terletak di
Sebagai bahan pertimbangan kami lampirkan dokumen sebagai berikut:
a. Fotokopi SK Kepegawaian.
b. Fotokopi KTP dan KK.
c. Surat Keterangan dari RT, RW dan Kelurahan setempat mengenai status tempat
tinggal/rumah saat ini
d. Pas foto pemohon ukuran 3 x 4 sebanyak 1 lembar.
Atas perhatian Bapak, kami mengucapkan terima kasih.

20.

Mengetahui Hormat Kami,


Kepala Perangkat Daerah

NIP. . NIP.

16
B. PENILAIAN PERMOHONAN RUMAH NEGARA
Faktor yang
No Penilaian Nilai Index NT
dinilai
1 Masa Kerja 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
(0-100) 0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60 64 68 72 76 80 84 88 92 96 100 100 100 100 100 100 100 100 100
2 Pangkat I/a l/b l/c l/d I I/a I l/b I l/c I l/d Ill/a Ill/b Ill/c II /d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e
(20-100) 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
3 Jabatan/ Staf Eselon IV Eselon II Eselon II Ex Eselon IV Ex Eselon III Ex Eselon II
Eselon
(60-100) 60 80 90 100 70 85 95
4 Pendidikan SD SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat Dill S.1 S.2 S.3
(10-100) 10 20 30 50 70 90 100
5 SKP Nilai Rata-rata 61 -75 Nilai Rata-rata 76-90 Nilai Rata-rata 90-100
(70-100) 70 85 100
6 Umur 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
(20-100) 20 23 26 29 32 35 38 41 44 47 50 53 56 59 62 65 68 71 74 77 80 .83 86 89 92 95 98 100 100 100 100 100 100 100
7 Status/ Mess Mess Mess Mess Mess
Kondisi
Rumah 70 70 70 70 70
(70-100)
8 Susunan Lajang 1 keluarga anak 1 1 keluarga anak 2 1 keluarga anak 3 2 keluarga 3 keluarga
Keluarga
(40-100) 40 50 60 70 85 100

Keterangan : Setiap faktor yang dohitung harus disertai bukti pendukung yang sah
Masa Kerja: dihitung sejak CPNS s.d. Masa kerja aktif terakhir
Pangkat: dihitung dari pangkat terakhir pada saat mengajukan permohonan
Jabatan/Eselon : dihitung dari jabatan struktural terakhir atau yang sederajat
Pendidikan : Pendidikan formal terakhir yang diakui
SKP: dihitung dari SKP tahun terakhir
Umur: dilihat dari identitas yang sah
Status/kondisi Rumah : dibuktikan dengan keterangan dari RT/RW/Kelurahan/Desa sesuai identitas
Susunan Keluarga: dibuktikan dengan Kartu Keluarga
NT: Nilai Tertimbang (Nila x Index)
Purwokerto, 20.

Yang dinilai Penilai

17
C. SURAT IZIN PENGHUNIAN RUMAH NEGARA

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS


SEKRETARIAT DAERAH
Jalan Kabupaten No. 1 Purwokerto 53115
Telp. 635231, 636005, 636006, 636266
Telex.25642 (0281) Faxcimile.35332 (0281)

SURAT IZIN BUPATI BANYUMAS

NOMOR

TENTANG
IZIN PENGHUNIAN RUMAH NEGARA
Dasar 1. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rurnah Negara
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun
1994 tentang Rumah Negara;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah;
3. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Barang
Milik Daerah;
4. Peraturan Bupati Banyumas Nomor .... Tahun 2020 tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah Berupa Rumah Negara;

MEMBERI IZIN :
Kepada
Nama
NIP.
Pangkat
Jabatan
Alamat
Untuk Menghuni Rumah Negara milik Pemerintah Kabupaten Banyumas
terletak di , dengan ketentuan:
1. Pemberian izin pada rumah negara tersebut mulai berlaku sejak
tanggal ditetapkan;
2. Penghuni diwajibkan:
a. memelihara, merawat dan memanfaatkan Rumah Negara sesuai
dengan fungsinya termasuk melakukan perbaikan kerusakan
atas biaya sendiri;
b. membayar sewa Rumah Negara sebesar Rp setiap bulan,
yang disetorkan langsung ke Kas Daerah Pemerintah Kabupaten
Banyumas;

18
c. membayar semua iuran sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, rekening listrik, rekening air, rekening
telepon dan iuran lainya;
d. menciptakan dan menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan dan
keasrian lingkungan Rumah Negara; dan
e. mengosongkan dan menyerahkan Rumah Negara kepada Pejabat
yang berwenang apabila izin penghunian Rumah Negara telah
berakhir.
3. Penghuni dilarang:
a. mengubah dan/atau menambah bangunan Rumah Negara tanpa
izin tertulis dari Bupati;
b. menggunakan dan/atau memanfaatkan Rumah Negara tidak
sesuai dengan peruntukannya; dan
c. mengalihkan izin penghunian kepada pihak lain.
Demikian surat izin ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Purwokerto
pada tanggal

a.n. BUPATI BANYUMAS „*• "


SEKRETARIS DAEI

JDI SAPTONO, M.Si.


Dembin| Utama Madya
NIP. 19640116 199003 1 009
Tembusan :
1. Bupati Banyumas (sebagai laporan);
2. Inspektur Daerah Kabupaten Banyumas;
3. Kepala BKAD Kabupaten Banyumas;
4 Kepala Perangkat Daerah Pengguna Barang;
5. Arsip (Bidang/ Sub Bidang unit pengolah)

BUPATI BANYUMAS,

ACHMAD HUSEIN
2

19
LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI BANYUMAS
NOMOR &> TAHUN2020
TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH BERUPA RUMAH NEGARA

PAPAN NAMA RUMAH NEGARA

RUMAH NEGARA
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

40 cm
Pengeiola Barang/Pengguna Barang/Kuasa Pengguna
Barang dilarang menelantarkan rumah negara.
(Pasal 309 ayat (1) Permendagri Nomor 19 Tahun 2016)

60 cm
0 8 cm

BUPATI BANYUMAS,
1

ACHMAD HUSEIN

20

You might also like