You are on page 1of 23

Pendahuluan

• Hubungan pekerja dengan pengusaha tidak selamanya harmonis pasti


timbul perselisihan
• Karena pekerja pengusaha memiliki 2 kepentingan yang berbeda
seperti dua sisi mata uang

1
Timbulnya Perselisihan

01 Tidak dilaksanakannya hak pekerja

02 Kesadaran pekerja akan perbaikan kesejahteraan

03 Kurangnya komunikasi antara pekerja dengan pengusaha

Perselisihan Hubungan Industrial

Perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara


pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja atau serikat
pekerja, karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan
kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan
perselisihan antar serikat pekerja dalam satu perusahaan.

2
Subjek Perselisihan

01 PENGUSAHA

PEKERJA 02
03 SERIKAT PEKERJA

Jenis Perselisihan Hubungan Industrial

Perselisihan Hak Perselisihan Kepentingan


Timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya
Timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat
kesesuaian pendapat mengenai pembuatan, dan/
adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran
atau perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan
terhadap ketentuan Per UU, PK, PP/PKB
dalam PK/PP/PKB

Perselisihan PHK Perselisihan Antar SP/SB


Terjadi antara SP/SB dengan SP/SB lain hanya dalam
Timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat satu perusahaan, karena tidak adanya persesuaian
mengenai pengakhiran hubungan kerja yang
paham mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak,
dilakukan oleh salah satu pihak dan kewajiban keserikatpekerjaan

3
Teknik Membuat Kronologi

PERTAMA KEEMPAT
kapan kejadiannya?
siapa saja yang berselisih?
waktu pertemuan, waktu edaran, waktu
identitas pekerja dan perusahaan
dipanggil, waktu mulai dipermasalahkan.
sebagai subjek perselisihan.

KEDUA KELIMA
apa yang diperselisihkan? dimana kejadiannya?
hak, kepentingan, pemutusan hubungan di kantor perusahaan atau di kantor
kerja atau antar serikat pekerja. serikat pekerja.

KETIGA
kenapa bisa terjadi? KEENAM
Beda tafsir, tidak patuh, keadaan, bagaimana tindakan selanjutnya?
dan perbedaan. bagaimana cara penyelesaiannya?

Contoh Kasus
a. Pekerja A dan pengusaha B; Agustus 2021 tanpa diberikan surat
b. Pemutusan hubungan kerja; panggilan bekerja;
e. Pemberitahuan pemutusan hubungan
c. Tidak masuk bekerja selama lima hari
kerja melalui pesan singkat pada tanggal
akibat kecelakaan hingga dalam kondisi
27 Agustus 2021.
tidak sadarkan diri;
• Bagaimana tindakan selanjutnya?
d. Tidak bekerja terhitung sejak tanggal 23 • Bagaimana cara penyelesaiannya?
Agustus 2021, sampai dengan tanggal 27

4
DOKUMEN
tanpa dikuatkan dengan dokumen pendukung, argumentasi akan dengan mudah dapat
dimentahkan dan tidak dapat dipercaya oleh siapapun.

01 02 03
1. KTP; 1. Akta pendirian; 1. Tanda bukti pencatatan dari instansi
2. ID Card; 2. Perijinan badan usaha; yang bertanggung jawab di bidang
3. Perjanjian kerja, peraturan 3. Struktur kepengurusan ketenagakerjaan;
perusahaan atau perjanjian kerja perusahaan; 2. Anggaran dasar dan anggaran
bersama atau ketentuan 4. Laporan keuangan; dan rumah tangga;
perundang-undangan; 5. Kepemilikan asset. 3. Surat keputusan tentang susunan
4. Tanda bukti pembayaran upah; pengurus serikat pekerja;
5. Kartu kepesertaan dan laporan 4. Laporan keuangan; dan
iuran jaminan sosial; 5. Daftar dan/atau tanda bukti
6. Sertifikat atau pembinaan yang keanggotaan serikat pekerja.
diberikan kepada pekerja dari
pengusaha; dan
7. Dokumen lain.

PENYELESAIAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Perselisihan HI, sesuai UU No 2 Tahun 2004, penyelesaian dibagi 2 (dua), yaitu:

PENYELESAIAN DI LUAR PENYELESAIAN MELALUI


PENGADILAN HUBUNGAN PENGADILAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL INDUSTRIAL

1. Penyelesaian secara
Bipartit, penyelesaian
wajib (Pasal 3 dan Pasal 4 Hukum Acara yang
ayat (2) UU No. 2/2004) dipakai adalah Hukum
Acara Perdata Pasal 57
2. Penyelesaian melalui
UU No. 2 tahun 2004.
Mediasi, Konsiliasi (wajib
Pasal 83, UU No. 2/2004)

5
Penyelesaian Perselisihan HI

Non Litigasi Litigasi


Penyelesaian di luar Penyelesaian melalui
jalur pengadilan pengadilan

01 02

Penyelesaian Di Luar Jalur Pengadilan


(Non Litigasi)

PENYELESAIAN PENYELESAIAN
NON AJUDIKASI AJUDIKASI

Penyelesaian sengketa di luar Penyelesaian sengketa di luar


pengadilan tanpa melakukan pengadilan, akan tetapi dilakukan
pemeriksaan atau persidangan seperti dengan pemeriksaan perkara seperti
di pengadilan persidangan pengadilan, namun tidak
dilakukan oleh pengadilan melainkan
(Bipartit, Mediasi, Konsiliasi) oleh arbitrase

6
Perundingan Bipartit

Perundingan antara pengusaha dengan pekerja untuk menyelesaikan


perselisihan hubungan industrial.

Catatan:
Berbeda dengan LKS Bipartit sebagaimana diatur dalam Pasal 106 UUK sebagai forum
komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal ketenagakerjaan di perusahaan

Kedudukan Hukun Bipartit


Kedudukan hukum perundingan Bipartit, merupakan penyelesaian yang bersifat wajib

1 UU No 11 Tahun 2020 Pasal 151 ayat (3)


“…penyelesaian pemutusan hubungan kerja wajib dilakukan melalui perundingan bipartit
antara pengusaha dengan pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh…”

2 UU No 2 Tahun 2004 Pasal 3 ayat (1)


Perselisihan hubungan industrial wajib diupayakan penyelesaian terlebih dahulu
melalui perundingan bipartit.

Catatan:
Berkas pencatatan dikembalikan bila tidak dilampirkan bukti perundingan bipartit Pasal 4 ayat (2)
PERMENAKERTRANS PER. 31/MEN/XII/2008, tanggal 30 Desember 2008

7
Perundingan Bipartit [1]
Perselisihan hubungan industrial wajib diselesaikan secara
1 musyawarah untuk mufakat

2 Diselesaikan paling lama 30 hari kerja sejak tanggal dimulainya


perundingan

Dibuat Perjanjian Bersama, ditandatangani oleh para pihak,


3 sifatnya mengikat & menjadi hukum, wajib dilaksanakan oleh para
pihak

4 Wajib didaftarkan oleh para pihak kepada Pengadilan HI di PN


wilayah para pihak mengadakan Perjanjian Bersama

5 Diberikan Akta Pendaftaran Perjanjian Bersama dan merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Bersama

Perundingan Bipartit [2]


Salah satu pihak atau pihak yang dirugikan dapat mengajukan
6 permohonan eksekusi kepada Pengadilan Hubungan Industrial di
Pengadilan Negeri di wilayah Perjanjian Bersama didaftarkan

Permohonan eksekusi dapat dilakukan melalui PHI di Pengadilan


7 Negeri di wilayah domisili pemohon untuk diteruskan ke PHI di
Pengadilan Negeri yang berkompeten melakukan eksekusi

8
Perundingan dianggap gagal apabila salah satu pihak menolak
perundingan atau tidak tercapai kesepakatan

Salah satu pihak atau kedua belah pihak mencatatkan perselisihan


9 kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat dengan melampirkan bukti upaya
penyelesaian melalui perundingan bipartit telah dilakukan

8
Tahap Perundingan Bipartit
SETELAH
PERUNDINGAN
PERUNDINGAN
SEBELUM
PERUNDINGAN

Sebelum Perundingan

Pihak yang dirugikan berinisiatif Dalam perundingan bipartit, SP


mengkomunikasikan masalahnya
secara tertulis kepada pihak
1 6 ataupun pengusaha dapat meminta
pendampingan kepada perangkat
lainnya organisasinya masing masing

Bila yang dirugikan pekerja


perorangan bukan anggota SP Bila pekerja yang dirugikan bukan
dapat memberikan kuasa kepada 2 5 anggota SP dan jumlahnya lebih dari
10 pekerja harus menunjuk wakilnya
pengurus SP di perusahaan
secara tertulis paling banyak 5 orang
tersebut untuk mendampingi
pekerja dalam perundingan dari pekerja yang dirugikan

Dalam perselisihan antar SP dalam


Pihak pengusaha harus
menangani penyelesaian
3 4 satu perusahaan masing 2 SP
menunjuk wakilnya paling banyak 10
perselisihan secara langsung orang

9
Perundingan
Kedua belah pihak

01 menginventarisir dan
mengidentitifikasi
permasalahan
05 07 Setiap perundingan harus dibuat risalah
perundingan yang ditandatangani oleh
Dalam hal salah satu pihak tidak
para pihak, dan apabila salah satu pihak
bersedia melanjutkan
Dapat menyususun dan tidak bersedia menandatangani, maka hal

02 menyetujui tata tertib perundingan, para pihak atau salah ketidaksediaan itu dicatat dalam risalah
satu pihak dapat mencatatkan
secara tertulis dan jadwal dimaksud
perundingan yang perselisihannya kepada instansi
disepakati yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakarjaan Kab/Kota,

Dapat menyususun dan


walaupun belum mencapai 30 hari
08 Hasil akhir perundingan dibuat dalam
bentuk risalah perundingan
03
kerja
menyetujui tata tertib
secara tertulis dan jadwal
perundingan yang
disepakati 06
Setelah mencapai 30 hari kerja,
09 Rancangan risalah perundingan dibuat
oleh pengusaha dan ditantadatangani
oleh kedua belah pihak atau salah satu

04
Melakukan perundingan perundingan bipartit tetap dapat pihak bilamana pihak lainnya tidak
sesuai tata tertib dan dilanjutkan sepanjang disepakati bersedia menandatanganinya
jadwal yang disepakati para pihak

Setelah Perundingan

Dalam perundingan mencapai kesepakatan, maka dibuat Perjanjian


Bersama yang ditandatangani oleh para pihak dan didaftarkan pada
Pengadilan Hubungan Industrial di Pengadilan Negeri wilayah para
pihak

Perundingan mengalami kegagalan, maka salah satau atau kedua


belah pihak mencatatkan perselisihan kepada instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kab/Kota dengan
melampirkan bukti upanya penyelesaian melalui perundingan bipartit.

10
Gagal Perundingan
Tidak tercapai kesepakatan penyelesaian perselisihan HUBUNGAN INDUSTRIAL disebabkan:

Pengusaha tidak mau melakukan perundingan walaupun SP atau pekerja


telah meminta secara tertulis kepada pengusaha 2 x dalam waktu 14 hari
kerja

Perundingan yang dilakukan mengalami jalan buntu yang dinyatakan oleh


para pihak dalam risalah perundingan

Catatan:
Penjelasan Pasal 137 UU No. 13 Tahun 2003, Pasal 3 UU No. 2 Tahun 2004, Pasal 4 Kepmenakertrans No. 232 Tahun
2003 tentang Akibat Hukum Mogok Kerja Yang Tidak Sah

Risalah Perundingan Bipartit

Nama lengkap Tanggal dan Pokok masalah


dan alamat para tempat atau alasan
pihak perundingan perselisihan

Tanggal serta
Kesimpulan tanda tangan
Pendapat para
atas hasil para pihak yang
pihak
perundingan melakukan
perundingan

11
Permohonan Pencatatan Perselisihan Hubungan Industrial
(tempat), (tanggal)
Nomor : ………………………………..
Lampiran : ………………………………..
CONTOH Hal : Permohonan Pencatatan Perselisihan Hubungan Indsutrial
PERMOHONAN
PENCATATAN [1] Yth. Kepala Dinas ………………………………..
di
………………………………..

Dengan hormat, disampaikan bahwa kami telah melakukan upaya


maksimal untuk penyelesaian perselisihan hubungan industrial antara:
1. Nama Perusahaan : …………………………………………………………….
2. Jenis Usaha : …………………………………………………………….
3. Alamat : …………………………………………………………….
Dengan
1. Nama Pekerja/Buruh/SP/SB : …………………………………………………………….
2. Alamat Pekerja/Buruh/SP/SB : …………………………………………………………….
Pokok Perselisihan:
……………………………………………………………………………………………………………….....

Dari upaya yang dilakukan tersebut, pihak ………………………


(Pengusaha/ Pekerja/Buruh/SP/SB) menolak untuk berunding/tidak tercapai
kesepakatan*). Hal ini kami sampaikan sebagaimana risalah perundingan
CONTOH bipartit terlampir.
PERMOHONAN Sehubungan dengan hal tersebut dan berdasarkan ketentuan pasal 4
PENCATATAN [2] ayat (1) Undang-undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial, kami mohon perselisihan tersebut dicatat dan mohon
LAMPIRAN NOMOR 3 bantuan penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Pemohon
Pengusaha/ Pekerja/Buruh/SP/SB*),

………………………………………………

*) Pilih salah satu

12
INSTANSI YANG BERTANGGUNG JAWAB
DI BIDANG KETENAGAKERJAAN

RISALAH KLARIFIKASI PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

1. Nama Perusahaan : …………………………………………….


2. Jenis Usaha : …………………………………………….
3. Alamat Perusahaan : …………………………………………….
CONTOH 4. Nama Pekerja/Buruh/SP/SB : …………………………………………….
RISALAH
LAMPIRAN NOMOR 7
5. Alamat Pekerja/Buruh/SP/SB
6. Tanggal & Tempat Perundingan
:
:
…………………………………………….
…………………………………………….
KLARIFIKASI 7. Pokok Masalah/Alasan Perselisihan : …………………………………………….
8. Keterangan/Pendapat Pekerja/Buruh/SP/SB : …………………………………………….
9. Keterangan/Pendapat Pengusaha : …………………………………………….
10. Arahan Mediator : …………………………………………….
11. Kesimpulan atau Hasil Klarifikasi : …………………………………………….

Keterangan: dalam membuat kesimpulan atau hasil klarifikasi agar ditegaskan penyelesaian
perselisihannya. Ada 3 alternatif, yaitu:
a. Sepakat untuk melakukan perundingan bipartit
b. Sepakat akan melanjutkan penyelesaian melalui mediasi dengan hasil perjanjian bersama
c. Sepakat akan melanjutkan penyelesaian melalui mediasi dengan hasil anjuran
………………,..…………………………
Mediator Hubungan Industrial,
………………………………………………
NIP. ……………………………………….

13
DAFTAR HADIR

HARI/TANGGAL : ________________________________________
PUKUL : ________________________________________
CONTOH TEMPAT : ________________________________________
DAFTAR HADIR ACARA : SIDANG I/II/III
PERMASALAHAN : ________________________________________

PENGUSAHA/
TANDA
NO NAMA ALAMAT PEKERJA/ BURUH/ KET
TANGAN
SP/ SB

Mediasi Hubungan Industrial

Penyelesaian perselisihan hak, kepentingan, PHK dan antar Serikat


Pekerja hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang
ditengahi oleh seorang atau lebih mediator yang netral

14
Konsiliasi Hubungan Industrial

Penyelesaian perselisihan kepentingan, PHK, antar SP/SB hanya


dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh
seorang atau lebih konsiliasi yang netral.

Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan


pada Proses Mediasi/Konsiliasi

Surat kuasa Khusus 03 04 Risalah perundingan Bipartit

Peraturan perundang-undangan 02 05 Keterangan yang disampaikan,


agar diikuti dengan tertulis
ketenagkerjaan PK, PP atau PKB

Dokumen yang terkait dengan


obyek perselisihan sebagai 01 06 Mencatat keterangan pihak-
pihak dan Mediator
pendukung dan alat bukti

15
Mekanisme Kerja Mediator dan Konsiliator [1]

Melakukan penelitian tentang


1
Menyiapkan panggilan secara
duduk perkara perselisihan tertulis kepada para pihak
hubungan industrial
2 dengan mempertimbangkan
waktu panggilan secara patut
sehingga sidang mediasi dapat
dilaksanakan paling lama 7 hari
Mengeluarkan anjuran kerja sejak menerima
secara tertulis apabila pelimpahan tugas untuk
penyelesaian tidak menyelesaiakan perselisihan
mencapai kesepakatan
dalam waktu 10 hari
4
kerja sejak sidang
Melakukan sidang mediasi dengan
3
mediasi pertama
mengupanyakan penyelesaian secara
musyawarah untuk mufakat

Mekanisme Kerja Mediator dan Konsiliator [2]


Membantu membuat perjanjian
bersama secara tertulis apabila Memberitahukan para
tercapai kesepakatan, yang
5 pihak untuk mendaftarkan
perjanjian bersama ke
ditandatangani oleh para pihak dan
disaksikan oleh mediator 6 pengadilan hubungan
industrial untuk
mendapatkan akta bukti
pendaftaran

Membuat laporan hasil


penyelesaian perselisihan
kepada Dirjen atau Kepala
Dinas Provinsi atau Kab/Kota
8
yang bersangkutan

7 Membuat risalah klarifikasi dan risalah


penyelesaian perselisihan

16
Mekanisme Kerja Mediator dan Konsiliator [3]

Mediator dapat meminta kuasa hukum


untuk menghadirkan pemberi kuasa 9 Dalam hal para pihak
telah dipanggil secara
10 patut dan layak
sebanyak 3x ternyata
pihak pemohon yang
mencatatkan tidak hadir
maka pencatatan
Dalam hal para pihak telah perselisihan dihapus dari
dipanggil secara patut dan layak buku registrasi
sebanyak 3x ternyata pihak
termohon tidak hadir maka
11 perselisihan

mediator mengeluarkan anjuran


tertulis berdasarkan data yang ada

PERJANJIAN BERSAMA
Pada hari ini ………. tanggal ………. bulan ………. tahun ………. kami yang bertanda
tangan di bawah ini:
1. Nama :
CONTOH Jabatan :
PERJANJIAN Perusahaan :
LAMPIRAN NOMOR 6
BERSAMA [1] Alamat :
Yang selanjutnya disebut Pihak Pengusaha
2. Nama :
Jabatan :
Perusahaan :
Alamat :
Yang selanjutnya disebut Pihak Pekerja/Buruh/SP/SB*)

Berdasarkan ketentuan Pasal 13 ayat (1) Undang-undang No. 2 Tahun 2004


tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, antara Pihak Pengusaha
dan Pihak Pekerja/Buruh/SP/SB*) telah tercapai kesepakatan penyelesaian
perselisihan hubungan industrial melalui Mediasi sebagai berikut:
…………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………..

17
Kesepakatan ini merupakan perjanjian bersama yang berlaku sejak
ditandatangani di atas materai cukup.

Demikian Perjanjian Bersama ini dibuat dalam keadaan sadar tanpa paksaan
CONTOH dari pihak manapun, dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab
PERJANJIAN yang didasari itikad baik.
LAMPIRAN NOMOR 6
BERSAMA [2]
Pihak Pengusaha, Pihak Pekerja/Buruh/SP/SB,

……………………………………………… ………………………………………………
Menyaksikan
Mediator Hubungan Industrial

………………………………………………
NIP. ……………………………………….

*) Pilih salah satu

Cara Memahami dan Menyikapi Anjuran Mediator

Teliti pertimbangan Hukum Teliti anjuran, apakah sesuai


dan Kesimpulan Mediator
apakah sesuai dengan
02 03 dengan pertimbangan hukum
dan kesimpulan Mediator
keterangan masing-masing
pihak

Teliti keterangan pihak-pihak Berdasarkan hal tersebut,


dapat ditentukan sikap
apakah sesuai dengan
keterangan yang disampaikan 01 04 terhadap anjuran diterima
pada perundingan Mediasi atau ditolak

18
Arbitrase Hubungan Industrial

Penyelesaian perselisihan kepentingan, antar SP/SB hanya dalam


satu perusahaan di luar pengadilan hubungan industrial melalui
kesepakatan tertulis dari para pihak yang berselisih untuk
menyerahkan penyelesaian perselisihan kepada arbiter yang
putusannya mengikat para pihak dan bersifat final.

Perjanjian Penyelesaian Melalui Arbiter

1 2
Pokok-pokok persoalan
Nama lengkap, dan yang menjadi perselisihan
alamat atau dan yang diserahkan
tempat para pihak kepada arbiter untuk
yang berselisih diselesaikan

4 5
3 Tempat, tanggal
Pernyataan para pihak
pembuatan surat
Jumlah arbiter yang yang berselisih untuk
perjanjian dan tanda
disepakati tunduk dan
tangan para pihak
menjalankan
keputusan arbiter

19
Perjanjian Penunjukan Arbiter
01
Nama lengkap dan alamat atau Pernyatan arbiter untuk tidak
kedudukan para pihak yang 07 melampaui kewenangan dalam
berselisih 02 penyelesaian

06
Pokok-pokok persoalan yang
menjadi perselisihan dan yang
03
Tidak mempunya hubungan
serahkan kepada arbiter untuk keluarga sedarah atau semenda
diselesaikan dan diambil
keputusan
05
04
Biaya dan honorarium arbiter Pernyataan para pihak yang Tempat dan tanggal
berselisih tunduk dan menjalankan penandatanganan perjanjian
keputusan arbiter

Proses Penunjukkan Arbiter

Arbiter gasal, dalam waktu


Arbiter tunggal harus sudah 3 hari masing-masing
Arbiter tunggal atau memilih seorang arbiter,
Arbiter ditetapkan mencapai kesepakatan
majelis (gasal) arbiter ketiga ditunjuk
oleh Menteri dalam waktu selambat-
sebanyak 3 orang arbiter yang ditunjuk para
lambatnya 7 hari kerja
pihak dalam waktu 7 hari
kerja

Arbiter yang menerima


Atas permohonan salah satu
penunjukan harus Arbiter yang telah
pihak, ketua Pengadilan
memberitahukan kepada menerima penunjukan
dapat mengangkat arbiter
para pihak mengenai tidak dapat menarik diri,
dari arbiter yang ditetapkan
penerimaan penunjukan kecuali atas persetujuan
oleh Menteri
secara tertulis para pihak

20
Proses Penyelesaian Arbitrase
1 Wajib menyelesaikan dalam waktu 30 hari kerja sejak penandatanganan perjanjian penunjukan arbiter

2 Pemeriksaan atas perselisihan selambat-lambatnya dimulai 3 (tiga) hari

Atas kesepakatan para pihak, dapat memperpanjang waktu penyelesaian 1 kali selama 14 (empat belas)
3
hari kerja

4 Pemeriksaan dilakukan secara tertutup kecuali para pihak menghendaki lain

5 Para pihak dapat diwakili oleh kuasanya

6 Penyelesaian dilakukan melalui upaya damai (dibuat akta perdamaian)

Dalam sidang Arbiter, para pihak diberi kesempatan untuk meyelesaikan secara tertulis maupun lisan
7
pendirian masing-masing

8 Pemeriksaaan dan sidang arbiter dibuat berita acara pemeriksaan oleh arbiter

Putusan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, perjanjian , kebiasaan,


9
keadilan, dan kepentingan

Putusan Arbitrase

Kepala putusan yang Hal-hal yang termuat


berbunyi “demi keadilan Nama lengkap dan dalam surat perjanjian
alamat arbiter atau Nama lengkap dan
berdasarkan ketuhanan alamat para pihak yang diajukan oleh para
majelis arbiter
Yang Maha Esa” pihak yang berselisih

Ikhtisar dari tuntutan,


jawaban, dan penjelasan Pertimbangan yang Tempat dan tanggal
lebih lanjut para pihak menjadi dasar putusan Pokok putusan putusan
yang berselisih

Tanda tangan arbiter atau


Mulai berlaku putusan majelis arbiter

21
Unsur Pemohonan Pembatalan
01
Surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah
putusan dijatuhkan, diakui atau dinyatakan palsu

02 Ditemukan dokumen yang bersifat menentukan yang


disembunyikan oleh para pihak

03 Putusan diambil dari tipu muslihat yang dilakukan oleh salah satu
pihak dalam pemeriksaan perselisihan

04 Putusan melampaui kewenangan arbiter hubungan industrial

05 Putusan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

Mencegah Perselisihan Hubungan Industrial

1. Melaksanakan hak-hak 3. Menciptakan komunikasi


pekerja sesuai dengan yang baik dengan
ketentuan yang berlaku. pekerja.

2. Memberikan perhatian 4. Segera menyelesaikan


terhadap kesejahteraan keluhan pekerja.
pekerja.

22
Proses Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
MAHKAMAH AGUNG (KASASI)
30 HARI
PK
FINAL KASASI
PERSELISIHAN 2 DAN 4 PERSELISIHAN 1 DAN 3
PUTUSAN
FINAL DAN PENGADILAN PHI 50 HARI
MENGIKAT

ARBITER KONSILIASI MEDIASI 30 HARI


140 HARI

BERDASARKAN KESEPAKATAN
PERSELISIHAN 2 & 4 PERSELISIHAN 2,3,4 PERSELISIHAN 1,2,3,4

INSTANSI YANG BERTANGGUNG JAWAB DI BIDANG KETENAGAKERJAAN


MENCATAT DAN MENAWARKAN

PB BIPARTIT 30 HARI

HAK KEPENTINGAN PHK ANTAR SP/SB


(1) (2) (3) (4)

PERSELISIHAN

23

You might also like