You are on page 1of 97

Ragam Produk

Perencanaan di
Bidang Perumahan
& Permukiman
Perumahan & Permukiman
Perencanaan Wilayah Kota
Anggota Kelompok

Azelia Putri S. Larasati Khoirunnisa Nindya Assakina


5015201102 5015201140 5015201156
OutLine

Rencana Tautan Rencana


Permukiman 01 03 Perumahan
Berdasarkan UU1/2011 dan PP Permukiman
14/2016
Dengan rencana tata ruang dan
pembangunan
Rencana
Pengelolaan 02
Lingkungan
Permukiman
01
Rencana
Permukiman
Berdasarkan UU1/2011 dan PP
14/2016
Latar Belakang
Manusia mempunya lima kebutuhan hidup yaitu pangan, sandang,
permukiman, pendidikan dan kesehatan. Permukiman menempati posisi
yang sentral. Dalam hal pembangunan di segala bidang, khususnya
pembangunan perumahan dan permukiman, masyarakat berperan sebagai
pelaku utama, sementara pemerintah mempunyai kewajiban sebagi pihak
yang bertugas mengarahkan, membimbing dan menciptakan suasana yang
kondusif demi tercapainya tujuan pembangunan yang ideal.
UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
PP No. 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman
Istilah Dokumen

RP4D RP3KP RKP & RP3


Rencana Pengembangan Rencana Pembangunan dan Rencana Kawasan Permukiman &
Perumahan dan Permukiman Pengembangan Perumahan dan Rencana Pembangunan dan
di Daerah Kawasan Permukiman Pengembangan Perumahan

RP2KPKP SPPIP & RPKPP


Rencana Pencegahan dan Peningkatan Rencana Pencegahan dan
Kualitas Permukiman Kumuh Peningkatan Kualitas
Perkotaan Permukiman Kumuh Perkotaan
Timeline RP4D, RP3KP hingga PP No. 14/2016
Kepmen perkim UU No. 1 tahun 2011 Peraturan Menteri Negara Peraturan Pemerintah 14 tahun
No.9/KPTS/M/IX/1999 tentang Perumahan Perumahan Rakyat No. 12 2016 tentang Penyelenggaraan
tentang Pedoman dan Kawasan tahun 2014 tentang Pedoman Perumahan dan Kawasan
Penyusunan RP4D Permukiman Penyusunan RP3KP Permukiman, penyusunan RKP
dan RP3
1999 2011 2014 2016

1 2 Daerah 3 Daerah
Daerah menyusun RP3KP menyusun RP3KP
menyusun RP4D berdasarkan UU sesuai permen
1/2011 pera No. 12/2014
Rencana Perumahan dan Permukiman
UU 1/2011
PKP

JAKSTRANAS
PKP

RP3KP
Provinsi

RP3KP
Kab/Kota

RKP RP3
02
Rencana
Pengelolaan
Lingkungan
Permukiman
Istilah Dokumen

RP4D RP3KP RKP & RP3


Rencana Pengembangan Rencana Pembangunan dan Rencana Kawasan Permukiman &
Perumahan dan Permukiman Pengembangan Perumahan dan Rencana Pembangunan dan
di Daerah Kawasan Permukiman Pengembangan Perumahan

RP2KPKP SPPIP & RPKPP


Rencana Pencegahan dan Peningkatan Rencana Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan
RP4D
Rencana Pengembangan
Perumahan dan Permukiman
di Daerah
Muatan Pokok
01. Penjabaran kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman di daerah.
02. Rincian program, target dan sasaran kegiatan dan lokasi dari setiap sektor terkait.
03. Kelembagaan yang mengatur pelaksanaan sampai dengan tingkat desa/ kelurahan.
04. Rincian rencana pembiayaan dan sumber dananya.
05. Rincian jadwal pelaksanaan program, kegiatan dan pelakunya(masyarakat, badan usaha, pemerintah).
06. Mekanisme pemantauan, pengawasan, dan pengendalian program dan kegiatan.
07. Mekanisme penyaluran aspirasi para pelaku yang terkait.
08. Mekanisme pemberdayaan masyarakat.
09. Daftar skala prioritas penanganan kawasan perumahan dan permukiman.
10. Daftar kawasan terlarang (negative list) untuk pengembangankawasan perumahan dan permukiman
baru.
11. Strategi dan prioritas penanganan prasarana dan sarana pada kawasan kajian dengan melakukan
zoning, sehingga keterpaduan antar zoning sangat diutamakan.
Fungsi Dalam Pembangunan
Wilayah
● Sumber informasi yang memuat arahan dan rambu
rambu kebijaksanaan, serta rencana pembangunan
perumahan dan permukiman dalam suatu tingkatan
wilayah dan kurun waktu tertentu.
● Arahan untuk mengatur perimbangan pembangunan
kawasan perumahan dan permukiman.
● Sarana untuk mempercepat terbentuknya sistem
permukiman, terutama dalam kota kota yang berperan
sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).
Tingkatan RP4D
Deliniasi Skala Pemetaan Jangka Waktu

Kawasan permukiman Diusulkan 15 tahun dan


dalam struktur ruang Disesuaikan dengan RTRW dijabarkan kedalam
RP4D Provinsi
provinsi dan lintas daerah Provinsi rencana 5 tahun & rencana
didalam wilayah provinsi tahunan

Diusulkan 10 tahun dan


dijabarkan kedalam
Permukiman didalam Disesuaikan dengan RDTR
RP4D Kota rencana 5 tahun & rencana
wilayah administratif kota Kota
pelaksanaan tahunan
untuk 5 tahun pertama

Permukiman dikawasan Diusulkan 10 tahun dan


perkotaan dan wilayah Disesuaikan dengan RDTR dijabarkan kedalam
RP4D Kabupaten dengan tingkat Kabupaten rencana 5 tahun & rencana
perkembangan & pelaksanaan tahunan
permukiman yang tinggi untuk 5 tahun pertama
Kelompok yang Terlibat
Pengarah Pelaksana
Para pengambil keputusan Yang bertanggung jawab atas
& penentu kebijakan. terselenggaranya penyusunan
RP4D
Kelompok
Masyarakat Kerja Terkait
Yang perlu diakomodasikan Yang kepentingannya berhubungan
kepentingannya dan mendapatkan dengan sektor perumahan dan
informasi awal tentang muatan RP4D permukiman.
Tahap Kegiatan Penyusunan RP4D Kota

Tahap Tahap Pemberian


Persiapan Pelaksanaan Status Hukum
Koordinasi,Kajian dan Membentuk kelompok Ditetapkan dengan SK
Workshop kerja teknis dan Menunjuk Gubernur,Bupati
kelompok penyusun Walikota atau
Ditetapkan sbg PERDA
Tahap Persiapan

KAJIAN WORKSHOP
KOORDINASI
KEBUTUHAN Bertujuan
Pemberian kerja Penyesuaian menerima
kepada pokjanis usulan rencana masukan, saran,
sebagai kerja terhadap tanggapan, dan
narasumber & hasil kajian menjaring
pemantau kebutuhan aspirasi seluruh
pihak

OUTPUT: Rencana kerja serta peta permasalahan dan


potensi perumahan dan permukiman daerah
Tahap Pelaksanan
MEMBENTUK MENUNJUK
KELOMPOK KERJA KELOMPOK
RP4D Secara Swakelola
TEKNIS PENYUSUN
dikoordinasikan Dinas
Bertanggung jawab
Melaksanakan tugas
Perumahan/ Instansi terhadap tercapainya
sehari-hari menyusun dan
Pemangku Urusan mempersiapkan draft
mutu teknis RP4D
Perumahan RP4D.
Pemberian Status Hukum Bagi RP4D

DITETAPKAN DITETAPKAN DENGAN SK


SEBAGAI PERDA GUBERNUR,BUPATI
WALIKOTA
Bagi daerah yang belum
Bagi kabupaten/kota yang
terlalu banyak
telah memiliki
permasalahan di bidang
permasalahan yang
perumahan dan
mendesak
permukiman
RP3KP
Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Esensi Rumah/Perumahan dalam Konstelasi Ruang
Perkotaan

Lokasi Perumahan Lokasi Kerja/Aktivitas Lainnya Rumah/Perumahan memiliki dimensi


spasial

● Membutuhkan lahan
● Menimbulkan bangkitan/tarikan
pergerakan
● Perlu dukungan infrastruktur

Mobilitas
Aspek Penting

● Kelayakan dan Keberlanjutan


● Keterjangkauan/affordability
● Supply-demand

Penyelenggaraan Perumahan yang baik merupakan salah


satu persyaratan/kriteria menuju kota yang berkelanjutan
Urgensi RP3KP
Problem dan ISU Utama PKP
RP3KP diperlukan untuk memuat rencana
sektor PKP yang belum “terjawab” dalam
RTRW, antara lain:

1. Dalam merumuskan grand stategy PKP?


2. Program dan kegiatan penanganan PKP
apa yang diperlukan dan dimana
lokasinya?
3. Bagaimana mengalokasikan ruang untuk
tipologi perumahan dan permukiman?
4. Bagaimana mengatur kualitas
perumahan?
Target RPJMN Sektor Perumahan 2015-2019

Baclog Perumahan Rumah Tidak


(Penghunian) Layak Huni

7,6 Juta Unit 3,4 Juta Unit

Target Penanganan Target Penanganan


1,5 Juta Unit
2,2 Juta Unit Hingga 2019
Fungsi RP3KP
Proses Penyusunan RP3KP
Proses Penyusunan RP3KP

● Buku Profil
● Buku Analisis
● Buku Rencana

Masa berlaku RP3KP selama


20 tahun, dan dapat direvisi
jika ada perubahan
RKP & RP3
Rencana Kawasan Permukiman & Rencana
Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan
Hirarki
Perencanaan
Bidang
Perumahan dan
Kawasan
Permukiman
RKP
(Rencana Kawasan Permukiman)
Dokumen rencana sebagai pedoman dalam memenuhi kebutuhan
Lingkungan Hunian di perkotaan dan perdesaan serta tempat kegiatan
pendukung yang dituangkan dalam rencana jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang. (Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016)
Urgensi RKP
Perencanaan Kawasan Permukiman di satu sisi berkaitan dengan perencanaan spasial,pola dan struktur
ruang,di sisi lain merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Ini
dinyatakan dalam pasal 81 PP No.14/2016 ayat (1) yang menyatakan bahwa pengendalian pada tahap
perencanaan dilakukan untuk menjamin:

a) Pemenuhan kebutuhan perumahan dan kawasan permukiman sesuai dengan proyeksi


pertumbuhan penduduk, daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta alokasi ruang yang
ditetapkan dalam rtrw kabupaten/kota;
b) Kesesuaian peruntukan dan intensitas perumahan dan kawasan permukiman dengan rencana
tata ruang dan peraturan zonasi;
c) Keterpaduan rencana penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum berdasarkan hirarkinya
sesuai dengan struktur ruang dan standar pelayanan minimal.
Penyelenggaraan Kawasan Permukiman
Berdasarkan PP Nomor 14 tahun 2016,
dalam Pasal 47 s/d Pasal 89

Perencanaan perumahan,
berdasarkan PP No. 14
Tahun 2016, Pasal 8 ayat (1)
menyatakan bahwa
Perencanaan Perumahan
menghasilkan dokumen
rencana pembangunan dan
pengembangan Perumahan
yang mengacu pada
dokumen RKP.
Fungsi RKP
PP no. 14/2016 mengisyaratkan bahwa Rencana Kawasan Permukiman dimaksudkan agar di wilayah kota/
kabupaten dapat terlaksana:

● Kemudahan masyarakat untuk memperoleh hunian yang layak dan terjangkau dalam
lingkunganyang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan
● Pertumbuh-kembangan wilayah kota/ kabupaten sesuai dengan rencana pola dan struktur ruang
wilayah yang:
1) Memfasilitasi kebutuhan ruang hunian bagi berbagai kelompok sosio-
budaya dan ekonomi penghuni wilayah kota/ kabupaten ybs.
2) Mendukungterciptanyakawasanpermukimanyangberhierarkidandiikat
oleh keterpaduan prasarana, sarana dan utilitas umum.
Lingkup RKP
RP3
(Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan)
Dokumen rencana sebagai pedoman dalam memenuhi kebutuhan
penyediaan Perumahan beserta Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum
Perumahan sebagai bagian dari perwujudan pemanfaatan tata ruang yang
mengacu pada RKP.(Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016)
Pengaturan penyelenggaraan
perumahan berdasarkan PP Nomor 14
tahun 2016, dalam Pasal 8 s/d Pasal 46

RP3 merupakan dokumen


rencana penyediaan rumah
yang disusun oleh
pemerintah daerah
Kabupaten/Kota yang berisi
rumusan strategi untuk
mewujudkan rumah yang
layak huni, serta kebutuhan
program dan investasi
penyediaan rumah.
Muatan Pokok RP3
RP3 merupakan dokumen perencanaan penyediaan rumah dengan lingkup/skala kawasan tingkat kabupaten/kota
pada kawasan permukiman yang bersifat menyeluruh (komprehensif) dan terpadu, tidak hanya berupa rencana
kegiatan penanganan bersifat fisik namun mencakup juga kegiatan-kegiatan yang bersifat non-fisik (peningkatan
kapasitas, sosial dan ekonomi).
01. Jabaran kebijakan pembangunan dan pengembangan perumahan daerah. Dokumen RP3 mencakup:
02. Arahan lokasi pembangunan perumahan. ● kebijakan pembangunan dan
03. Kebutuhan pembangunan dan pengembangan perumahan di daerah pengembangan;
04. Konsep pembangunan dan pengembangan perumahan. ● rencana kebutuhan
05. Roadmap pembangunan perumahan. penyediaan Rumah;
06. Rencana pemanfaatan dan pengendalian perumahan. ● rencana keterpaduan
07. Rincian program bidang perumahan di daerah. Prasarana, Sarana, dan Utilitas
08. Indikasi program pembangunan rumah dan perumahan Umum; dan
09. Indikasi program PSU Perumahan. ● program pembangunan dan
pemanfaatan.
Pola Pikir Penyusunan RP3
Pendekatan dalam Penyusunan RP3

Perencanaan Perumahan Keberlanjutan Pembangunan dan


yang Komprehensif Pengembangan Perumahan
Melakukan perencanaan penanganan Melakukan penyusunan rencana pengelolaan paska
pembangunan dengan memastikan fungsi dan kualitas
perumahan secara menyeluruh meliputi aspek
rumah dan perumahan untuk kepentingan kualitas
sosial, ekonomi, fisik lingkungan.
hidup masyarakat yang bermukim.

Keterpaduan Program
Perencanaan Perumahan
Perumahan
yang Terintegrasi
Melakukan penyusunan rencana investasi
Melakukan perencanaan
pembangunan yang melibatkan semua
pembangunan tersistem dari skala
sumber pembiayaan dari Pemerintah,
lingkungan, kawasan dan kota.
pemerintah daerah, masyarakat dan swasta.
Kerangka Proses Penyusunan RP3
RP2KPKP
Rencana Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh Perkotaan
Muatan Pokok RP2KPKP
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) merupakan dokumen perencanaan
kegiatan penanganan dengan lingkup/skala kota dan kawasan yang bersifat menyeluruh (komprehensif) dan terpadu, tidak
hanya berupa rencana kegiatan penanganan bersifat fisik namun mencakup juga kegiatan-kegiatan yang bersifat non-fisik
(peningkatan kapasitas/pemberdayaan, sosial dan ekonomi).Yang diamantkan dalam PermenPUPR No.2 tahun 2016 tentang
peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh.Rencana aksi penanganan dan pencegahan
permukiman kumuh kota terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu:

1. Strategi peningkatan kualitas perumahan dan permukiman melalui


Prinsip :
kegiatan pemugaran, peremajaan kawasan permukiman kumuh 1. Perencanaan yang
dan/atau pemukiman kembali; Komprehensif
2. Strategi pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya 2. Pembangunan yang Terintegrasi
3. Keterpaduan Program
kawasan permukiman kumuh baru,melalui pemberdayaan,
4. Keberlanjutan
pengawasan dan pengendalian. 5. Pembangunan Hijau
Pendekatan RP2KPKP

Dalam implementasinya, upaya ini dilakukan


melalui 3 (tiga) pendekatan utama
pembangunan dalam bidang Cipta Karya
yakni membangun sistem, memfasilitasi
Pemerintah Daerah, dan membangun
kapasitas masyarakat.Ketiga pendekatan
ini yang menjadi prinsip pembangunan dan
pengembangan permukiman yang
mengarah pada pencapaian gerakan
100-0-100 pada tahun 2019.
Kedudukan RP2KPKP dalam Kerangka Perencanaan
Pembangunan
Keterkaitan RP2KPKP dengan
Program-program Penanganan Permukiman
Kumuh Lainnya
Dalam hal ini pemerintah daerah (kabupaten/kota)
menjadi aktor dan pelaku utama dalam
penanganan permukiman kumuh, mulai dari tahap
perencanaan melalui fasilitasi penyusunan RP2KPKP dari
pemerintah pusat, hingga ke pelaksanaan dan
pengelolaannya,terutama terhadap kawasan permukiman
kumuh yang memiliki kompleksitas permasalahan yang
relatif ringan, sehingga nantinya penanganannya dapat
dilakukan di tingkat kelurahan.

Pemerintah daerah juga dapat mengakses kemungkinan


program penanganan lainnya yang dicanangkan oleh
pemerintah pusat, terutama terhadap kawasan-kawasan
permukiman kumuh yang memiliki kompleksitas
permasalahan yang masiv dan memerlukan keterpaduan
penanganan dari sisi pelaku serta sumber pendanaan.
Keterkaitan Antar Stakeholder dalam
Proses Penyusunan RP2KPKP
Tahapan Penyusunan RP2KPKP
SPPIP &
RPKPP
SPPIP
(Startegi Pembangunan Permukiman & Infrastruktur Perkotaan)
Strategi yang menjadi acuan bagi pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan yang penyusunannya mengacu dan
terintegrasi dengan arahan pengembangan kabupaten/kota secara
komprehensif. SPPIP juga merupakan rancangan tindakan atau aksi untuk
membangun permukiman dan infrastruktur pendukungnya sebagai
komponen inti pembentuk kawasan perkotaan. Sebagai rancangan tindakan
atau aksi, SPPIP ini diterjemahkan ke dalam suatu strategi berikut program
pembangunannya.SPPIP ini disusun berdasarkan arahan kebijakan dan
strategi yang terdapat di dalam RTRW dan RPJPD.
Karakteristik Penyusunan SPPIP
SPPIP merupakan suatu strategi yang menjadi acuan bagi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang
penyusunannya mengacu dan terintegrasi dengan arahan pengembangan kabupaten/kota secara komprehensif. SPPIP ini merupakan alat
utama bagi pemerintah daerah untuk mengarahkan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Selain itu, SPPIP
juga merupakan rancangan tindakan atau aksi untuk membangun permukiman dan infrastruktur pendukungnya sebagai komponen inti
pembentuk kawasan perkotaan. Sebagai rancangan tindakan atau aksi, SPPIP ini diterjemahkan ke dalam suatu strategi berikut program
pembangunannya. SPPIP ini disusun berdasarkan arahan kebijakan dan strategi yang terdapat di dalam RTRW dan RPJPD.
★ Penyusunan SPPIP lebih banyak dilakukan melalui proses sinkronisasi, akomodasi, dan adopsi dari kebijakan dan strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ada;
★ Pada proses penyusunannya, SPPIP tidak hanya berorientasi pada produk, namun juga pada proses penyusunannya. Hal ini
dapat dilihat dari pengutamaan legitimasi produk yang diukur dari rasa memiliki dan komitmen dari seluruh pemangku
kepentingan kabupaten/kota yang terlibat dalam proses penyusunan dan penerapannya;
★ Kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang disusun tidak dipandang sebagai
kebijakan dan strategi sektoral, melainkan mempertimbangkan keterkaitannya dengan pembangunan kawasan perkotaan
secara keseluruhan;
★ Kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan disusun dari skala kabupaten/kota sampai
dengan skala kawasan. Pada skala kawasan, penyusunannya dilakukan dengan mengacu pada kebijakan dan strategi skala
kabupaten/kota.
Fungsi SPPIP
1. Sebagai acuan bagi implementasi program pembangunan permukiman dan infrastuktur permukiman perkotaan,
sehingga dapat terintegrasi dengan program pembangunan lainnya
2. Sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral bidang permukiman di daerah, sehingga
fasilitasi APBN dalam penyediaan infrastruktur diprioritaskan pada daerah yang sudah memiliki Dokumen
SPPIP/RPKPP
3. Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM Cipta Karya
4. Sebagai sarana untuk mengintegrasikan semua kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan yang tertuang di berbagai dokumen
5. Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan skala kabupaten/kota

Strategi dan program yang menjadi keluaran dari SPPIP disajikan dalam peta spasial skala 1:25.000.
Dalam kondisi kabupaten/kota yang bersangkutan belum memiliki peta dengan skala tersebut, maka
dapat menggunakan skala minimum 1:50.000.
Kegiatan Penyusunan SPPIP
RKPP
(Rencana Pembangunan KawasanPermukiman Prioritas)
Merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan
permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur
permukiman pada kawasan prioritas di perkotaan.RPKPP ini
merupakan penjabaran dari SPPIP untuk kawasan permukiman
prioritas yang ditetapkan
Karakteristik Penyusunan RPKPP
RPKPP merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan permasalahan permukiman dan pembangunan
infrastruktur bidang cipta karya pada kawasan prioritas di perkotaan. RPKPP ini merupakan penjabaran dari SPPIP untuk
kawasan permukiman prioritas dengan tetap mengacu pada arah pengembangan kota untuk bidang permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan.

★ RPKPP berorientasi pada penanganan kawasan permukiman yang diprioritaskan pembangunannya


★ rencana pembangunan kawasan yang terdapat dalam RPKPP dilakukan secara logis dan bertahap sesuai
kebutuhan
★ rencana pembangunan kawasan yang dihasilkan memiliki tingkat implementasi yang tinggi karena dalam
penyusunannya melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait termasuk masyarakat yang terkena
dampak, serta mempertimbangkan kebijakan-kebijakan makro di atasnya
★ produk yang dihasilkan dari RPKPP dapat langsung diimplementasikan pada sebagian kawasan paling cepat pada
tahun berikutnya, karena RPKPP ini mencakup juga perencanaan detail untuk kawasan pembangunan tahap 1.
Fungsi RPKPP
01. Sebagai alat operasionalisasi dalam penanganan kawasan permukiman prioritas; dan
02. Sebagai masukan dalam penyusunan RPIJM.

RPKPP disusun pada lingkup wilayah perencanaan kawasan dan dengan kedalaman rencana
teknis yang dituangkan dalam peta skala 1:5.000 dan 1:1.000.
Kegiatan Penyusunan RKPP
Hubungan dan Perbedaan
SPPIP dan RPKPP
Keterkaitan SPPIP dan
RPKPP Dalam
Kerangka Kebijakan
Pembangunan Kota
03
Tautan Rencana
Perumahan
Permukiman
Dengan rencana tata ruang dan
pembangunan
Perumahan dan Permukiman Dalam
Rencana Spasial

RTRW Provinsi
RTRWN
Perda Jawa Timur No.5
Tahun 2012
PP No.26 Tahun 2008

RDTR
Permen PUPR No.20 Tahun
2011
RTRWN
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
( PP No.26 Tahun 2008 )
Kawasan permukiman adalah bagian dari
lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
baik berupa kawasan perkotaan maupun
perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan.

— PP No.26 Tahun 2008


Kriteria Kawasan Permukiman

Kawasan peruntukan permukiman ditetapkan dengan


kriteria:
1. Berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan
bencana;
2. Memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat di luar kawasan;
dan/atau
3. Memiliki kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas pendukung.
Peraturan Zonasi Kawasan Permukiman

Peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan permukiman


disusun dengan memperhatikan :
1. Penetapan amplop bangunan;
2. Penetapan tema arsitektur bangunan;
3. Penetapan kelengkapan bangunan dan lingkungan; dan
4. Penetapan jenis dan syarat penggunaan bangunan yang diizinkan.
RTRW
Provinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Jawa Timur Tahun 2011 - 2031
( Perda No.5 Tahun 2012 )
Strategi Pengembangan Kawasan Permukiman

Dalam Pasal 14 Ayat 11 Perda Jawa Timur No.5 Tahun 2012 tertulis beberapa hal yang
dikembangkan dalam strategi pengembangan kawasan permukiman dengan rincian sebagai
berikut :

● Kawasan permukiman perkotaan terutama pengembangan permukiman yang efisien


dan terintegrasi dengan sistem transportasi;
● Kawasan permukiman yang mendukung pengembangan agropolitan di kawasan
perdesaan
● Penyediaan perumahan dengan pola hunian berimbang;
● Penyediaan perumahan untuk semua lapisan masyarakat; dan
● Kawasan perumahan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dengan dukungan
sarana dan prasarana permukiman yang memadai.
Arahan Pengelolaan Kawasan Peruntukan
Permukiman
Permukiman Pedesaan Permukiman Perkotaan
● Pengelompokan lokasi permukiman ● Pengaturan perkembangan pembangunan
perdesaan yang sudah ada permukiman perkotaan baru;
● Pengembangan permukiman perdesaan ● Pengembangan permukiman perkotaan
sedapat mungkin menghindari dengan memperhitungkan daya tampung
terjadinya alih fungsi lahan produktif perkembangan penduduk, sarana, dan
prasarana yang dibutuhkan;
● Penanganan kawasan permukiman
● Penanganan kawasan permukiman kumuh
kumuh di pedesaan melalui perbaikan
perkotaan dapat dilakukan melalui
rumah tidak layak huni; dan pembangunan rumah susun; dan
● Penataan kawasan permukiman ● Penataan kawasan permukiman perkotaan
perdesaan melalui konsolidasi tanah. melalui konsolidasi tanah.
RDTR
Pedoman Penyusunan Rencana Detail
Tata Ruang
( Permen PUPR No.20 Tahun 2011 )
Definisi Perumahan dan Permukiman dalam Permen PU
No.20 Tahun 2011

● Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas


lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana,
utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di
kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
● Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari pemukiman,
baik perkotaan maupun pedesaan, yang dilengkapi dengan prasarana,
sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang
layak huni.
Zona Perumahan
Tujuan Penetapan
● Menyediakan lahan untuk pengembangan hunian dengan kepadatan yang
bervariasi;
● Mengakomodasi bermacam tipe hunian dalam rangka mendorong penyediaan
hunian bagi semua lapisan masyarakat; dan
● Merefleksikan pola-pola pengembangan yang diinginkan masyarakat pada
lingkungan-lingkungan hunian yang ada dan untuk masa yang akan datang, sesuai
kebutuhannya dapat termasuk penyediaan ruang hunian seperti rumah singgah,
rumah sosial, rumah sederhana sehat, lingkungan kampung dan perumahan
adat/tradisional
Zona Perumahan
No Zona Code Definisi Tujuan Kriteria Kriteria
Penetapan Performa Perencanaan

1 Rumah R-1 Peruntukan Menyediakan Tersedianya Zona dengan


kepadatan perumahan zona untuk unit hunian wilayah
sangat tinggi dengan pembangunan dengan perencanaan
perbandingan unit hunian tingkat yang memiliki
yang sangat dengan tingkat kepadatan kepadatan
besar antara kepadatan sangat tinggi bangunan
jumlah bangunan sangat tinggi. diatas 1000
rumah dengan (seribu)
luas lahan rumah/hektar
2. Rumah R-2 Peruntukan Menyediakan Tersedianya Zona dengan
kepadatan perumahan zona untuk unit hunian wilayah
tinggi dengan pembangunan dengan perencanaan
perbandingan unit hunian tingkat yang memiliki
yang besar dengan tingkat kepadatan kepadatan
antara jumlah kepadatan tinggi tinggi bangunan 100
bangunan rumah (seratus)-1000
dengan luas (seribu)
lahan rumah/hektar

3. Rumah R-3 Peruntukan Menyediakan Tersedianya zona dengan


kepadatan perumahan zona untuk unit hunian wilayah
sedang dengan pembangunan dengan perencanaan
perbandingan unit hunian tingkat yang memiliki
yang hampir dengan tingkat kepadatan kepadatan
seimbang kepadatan sedang bangunan
antara jumlah sedang 40 (empat
bangunan rumah puluh)-100
dengan luas (seratus)
lahan rumah/hektar
4. Rumah R-4 Peruntukan Menyediakan Tersedianya Zona dengan
kepadatan perumahan zona untuk unit hunian wilayah
rendah dengan pembangunan dengan perencanaan
perbandingan unit hunian tingkat yang memiliki
yang kecil antara dengan kepadatan kepadatan
jumlah bangunan tingkat rendah bangunan
rumah dengan kepadatan dibawah 10
luas lahan rendah (sepuluh)-40
(empat
puluh)
rumah/hektar

5. Rumah R-5 Peruntukan Menyediakan Tersedianya Zona dengan


kepadatan perumahan zona untuk unit hunian wilayah
sangat sangat kecil pembangunan dengan perencanaan
rendah antara jumlah unit hunian tingkat yang memiliki
bangunan rumah dengan tingkat kepadatan kepadatan
dengan luas kepadatan sangat rendah bangunan
lahan sangat rendah dibawah 10
(sepuluh)
rumah/hektar
Perumahan dan Permukiman Dalam
Rencana Pembangunan

RPJPN RPJMN
Undang Undang Republik Peraturan Presiden No.18
Indonesia No 17 Tahun 2007 Tahun 2020

RPJMD
Perda Jatim No.7 Tahun
2019
RPJPN
(Undang Undang Republik Indonesia No
17 Tahun 2007)
Pendahuluan Kondisi Umum
● RPJPN merupakan sebuah dokumen ● Sarana Prasarana
perencanaan pembangunan tingkat
nasional yang merupakan jabaran dari Seiring bertambahnya penduduk
tujuan dibentuknya Pemerintahan kebutuhan perumahan hingga tahun
Negara Indonesia yang tercantum 2020 diperkirakan mencapai lebih
dalam Pembukaan Undang-Undang dari 30 juta unit sehingga kebutuhan
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun rumah per tahun diperkirakan
1945. Penjabaran tersebut dijelaskan mencapai 1,2 juta unit.
dalam bentuk visi, misi, dan arah
pembangunan dalam kurun waktu 20
tahun dimulai tahun 2005 - 2025
Arah, Tahapan, dan Prioritas

● Terwujudnya pembangunan yang


lebih merata dan berkeadilan
Terpenuhi kebutuhan hunian yang
dilengkapi dengan prasarana dan
sarana pendukungnya bagi
seluruh masyarakat yang
didukung oleh sistem pembiayaan
perumahan jangka panjang yang
berkelanjutan, efisien, dan
akuntabel untuk mewujudkan
kota tanpa permukiman kumuh.
RPJMN
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional

( Peraturan Presiden No.18 Tahun 2020 )


Lingkungan dan Isu Strategis

Pelayanan Infrastruktur Dasar


● Penyediaan Akses Perumahan dan Permukiman Layak, Aman dan
Terjangkau
- Keterbatasan akses perumahan dan permukiman yang layak, aman, dan
terjangkau.
- Rendahnya kapasitas daerah, pengelola dan lembaga penyelenggara
untuk pengembangan layanan dasar permukiman
- Belum optimalnya implementasi kebijakan penyediaan layanan dasar
permukiman
- Belum optimalnya peningkatan akses layanan sanitasi layak dan aman.
Infrastruktur Kota
● Penyediaan Akses Perumahan dan Permukiman Layak, Aman, dan
Terjangkau di Perkotaan
- Pesatnya pertumbuhan penduduk akibat pertumbuhan alami dan urbanisasi
menyebabkan peningkatan kebutuhan hunian di perkotaan. Namun, belum
optimalnya sistem penyediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan
menengah ke bawah telah menyebabkan berkembangnya perumahan dan
permukiman yang tidak layak, tidak teratur, bahkan ilegal. Saat ini terdapat
sekitar 40,39 persen rumah tangga di perkotaan yang menempati hunian
tidak layak, dimana sebagian diantaranya menempati permukiman kumuh
atau ilegal
Arah Kebijakan dan Strategi

Pelayanan Infrastruktur Dasar


● Penyediaan Akses Perumahan dan
Permukiman Layak, Aman dan
Terjangkau
- Arah kebijakan dalam pembangunan
perumahan dan permukiman adalah
meningkatkan akses masyarakat secara
bertahap terhadap perumahan dan
permukiman layak dan aman yang
terjangkau untuk mewujudkan kota yang
inklusif dan layak huni.
Infrastruktur Kota
● Penyediaan Perumahan dan Permukiman Layak, Aman dan Terjangkau di
Perkotaan
- Arah kebijakan dan strategi ini adalah mengembangkan sistem perumahan
publik melalui penyediaan rumah susun sederhana sewa dan rumah susun
sederhana milik yang terintegrasi dengan sistem transportasi publik, dengan
pendekatan membentuk badan perumahan publik perkotaan di metropolitan
terkait dengan penyediaan tanah, pengelolaan aset, dan peremajaan kawasan
termasuk pengembangan kota baru (new town).
- Proyek prioritas yang mendukung penyediaan perumahan dan permukiman
layak, aman dan terjangkau di perkotaan adalah fasilitasi penanganan
permukiman kumuh perkotaan melalui peremajaan permukiman kumuh
RPJMD
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur
Tahun 2019-2024

( Perda Jatim No.7 Tahun 2019)


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Persentase capaian infrastruktur dasar perumahan dan


permukiman di Jawa Timur pada tahun 2015 sebesar
44,87 persen, kemudian meningkat pada tahun 2018
menjadi 73,72 persen. Semakin meningkatnya capaian
infrastruktur dasar perumahan dan permukiman di Jawa
Timur maka secara tidak langsung akan meningkatkan
berbagai kegiatan sosial dan ekonomi dalam skala
lingkungan perumahan permukiman.

Jumlah rumah tidak layak huni yang belum tertangani


sebanyak 94.488 unit rumah. Kebutuhan penanganan
kawasan permukiman kumuh seluas 1.792,59 Ha, dalam
kurun waktu 2016-2018 penanganan kawasan kumuh
perkotaan seluas 1.382,42 Ha, sehingga masih perlu
penanganan kawasan kumuh seluas 410,17 Ha yang
tersebar di Jawa Timur.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan
Minimal dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan II - 273 Rakyat Nomor
29/PRT/M/2018 Tentang Standar Teknis Standar Pelayanan Minimal Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat disebutkan bahwa jenis pelayanan dasar pada pemerintah provinsi
meliputi :

1. Penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana Provinsi.
Pemenuhan SPM penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban
bencana provinsi untuk tahun 2018 sebesar 100%, hal ini dilaksanakan pada saat
penanganan banjir Pacitan tahun 2017 telah direnovasi sebanyak 440 rumah korban
bencana di tahun 2018. Kemudian pasca bencana gempa bumi Sumenep tahun 2018
telah direnovasi sebanyak 500 rumah korban bencana di tahun 2018.
2. Fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang terkena relokasi
program Pemerintah Daerah Provinsi. Pemenuhan SPM fasilitasi penyediaan rumah
yang layak huni bagi masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah Daerah
provinsi untuk tahun 2018 sebesar n/a (not available), hal ini dikarenakan belum ada
rencana relokasi karena program pemerintah provinsi (Sempadan Rel KA, Daerah
Sempadan Sungai, Daerah SUTET, Kolong Jembatan, Permukiman Kumuh/Ilegal,
Daerah Rawan bencana).
Permasalahan dan Isu Strategis

Permasalahan Pembangunan Infrastruktur

1. Masih tingginya backlog rumah,


2. Masih rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan
terjangkau
3. Menurunnya kualitas permukiman sehingga tumbuh kawasan kumuh di
perkotaan.
4. Banyaknya kondisi rumah tidak layak huni yang memerlukan penanganan
utamanya di kantong-kantong kemiskinan dan kawasan pesisir.
Permasalahan dan Isu Strategis

Pembangunan Infrastruktur Yang Berwawasan Lingkungan dan


Berkelanjutan
Pemenuhan cakupan layanan dasar perumahan dan permukiman
antara lain penyediaan air minum regional, penyediaan sistem pengelolaan
air limbah perkotaan, dan Pembangunan TPA Regional. Disisi lain
pemenuhan Backlog rumah yang masih terbatas dan penanganan
kawasan kumuh masih belum optimal, hal ini dikarenakan penanganan
Kawasan kumuh belum dilaksanakan secara terintegrasi.
Hubungan antara RP4D
& RP3KP dengan
Rencana Spasial
RP4D dan RP3KP
RP4D
Mengacu kepada Keputusan Menteri Negara Perumahan dan Permukiman No. 09/KPTS/M/IX/1999
❖ RP4D sebagai acuan bagi seluruh pelaku pembangunan perumahan dan permukiman di daerah
❖ RP4D merefleksikan akomodasi terhadap aspirasi masyarakat dalam pembangunan perumahan dan
permukiman

RP3KP
Mengacu kepada peraturan perundang-undangan terbaru yang mengatur perumahan dan permukiman yaitu:
❖ UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
❖ UU No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
❖ Peraturan Menteri PUPR No 12 tahun 2014 tentang pedoman penyusunan RP3KP
❖ PP No. 14 Tahun 2016
Rencana Spasial
Hubungan antara Rencana
Spasial - Rencana
Pembangunan - Rencana
Permukiman
Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan
Pembangunan Kabupaten/Kota
Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan
Pembangunan Kabupaten/Kota Dari Sisi Waktu
- TERIMAKASIH -

You might also like