You are on page 1of 13

Jurnal Sosial Humaniora (JSH)

2020, Volume -, Ed.-


ISSN Online: 2443-3527
ISSN Print: 1979-5521

Efektivitas Media Komunikasi Pembelajaran Daring bagi Mahasiswa


ITS pada Masa Pandemi Covid-19
Hanif Ardian; Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian; Institut Teknologi Sepuluh
Nopember; Surabaya; 60111; Email: hnfardian@gmail.com1,
Azelia Putri Suwardani; Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian; Institut Teknologi
Sepuluh Nopember; Surabaya; 60111; Email: azelia.putriss@gmail.com2,
Skolastika Kinnari Cahyaning Sekar; Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian; Institut
Teknologi Sepuluh Nopember; Surabaya; 60111; Email: skolastikasekar3@gmail.com3
Aththur Irfan Mustika Sulistyawan; Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital; Institut Teknologi
Sepuluh Nopember; Surabaya; 60111; Email: irfanaththur92@gmail.com4
Andhika Jatikusuma; Fakultas Sains dan Analitika Data; Institut Teknologi Sepuluh Nopember;
Surabaya; 60111; Email: andhikajatikusuma@gmail.com5

Diterima: 5 Mei 2021 Subject Area : Language and Communication


Direview: 5 Mei 2021
Diterbitkan: 5 Mei 2021 Abstract
Hak Cipta © 2020 oleh Penulis (dkk) dan The implementation of distance learning due to the Covid-19
Jurnal Sosial Humaniora (JSH)
*This work is licensed under the Creative pandemic resulted in one of the institutions, namely
Commons Attribution International
License (CC BY 4.0).
educational institutions require the implementation of work
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 and learning activities remotely with using internet
/
technology for lecturers and students participating in
learning. Use of application instruments video
teleconferences in learning are considered to be closer to
representing the learning interaction process persuasively by
teachers to their students with virtual communication through
technological facilities and the internet with video
teleconferences. Yet one of the hallmarks of distance learning
is its isolation between teachers and students both in space
and time so that it requires systematic planning and consisting
of preparation and presentation of teaching materials,
supervision and support of student learning, which is
achieved by bridging the physical distance between students
and lecturers through appropriate technical media. Facts on
the ground, online learning via video teleconference is often
not fulfilled according to the number of study groups inside
one class due to a lack of student motivation, so that this
problem becomes an obstacle in conducting a comprehensive
assessment by the lecturer against students in a study group.
Reviewing the issue, it is necessary to know the impact of
virtual communication in online learning, exploring technical
obstacles and problems which are implemented using virtual
remote communication technology in real time or non-real
time as well identify learning patterns that are appropriate and
appropriate to the conditions of students.
Keywords: Online Learning; Virtual Communication.

1 - JSH
Pendahuluan

Semenjak kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan oleh Pemerintah Indonesia pada 2 Maret 2020,
Pemerintah Indonesia mengeluarkan beberapa kebijakan untuk dapat mengurangi penyebaran Covid-19, baik
berupa kebijakan pemerintah pusat maupun kebijakan pemerintah daerah. Respon pemerintah salah satunya
yaitu membentuk satuan gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 pada 13 Maret 2020 , yang tertera pada
Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 2020. Pembentukan satuan gugus tugas bertujuan untuk
meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah dan merespons Covid-19. Dengan adanya kebijakan
dari pemerintah, kegiatan perkuliahan yang seharusnya dilaksanakan tatap muka tidak dapat teralisasikan pada
masa pandemi ini. Sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Indonesia yang menjelaskan
bahwa, seluruh kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara daring. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
merespons dengan mulai menerapkan berbagai kegiatan perkuliahan yang dilaksanakan secara daring guna
mencegah penyebaran Covid-19.

Kebiasaan untuk berkomunikasi dan berhubungan satu sama lain dengan bertatap muka tidak lagi menjadi
keutamaan pada masa pandemi ini. Media komunikasi menjadi sarana agar tetap dapat melakukan komunikasi
satu sama lain walaupun dilakukan secara virtual. Kegiatan perkuliahan yang sifatnya tatap muka antara dosen
dan mahasiswa di kampus sekarang tergantikan dengan bekerja dari rumah masing-masing melalui berbagai
media komunikasi seperti aplikasi zoom, whatsapp, google meet, line dan lain-lain. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa setiap kegiatan komunikasi yang seharusnya dilakukan secara langsung atau tatap muka
diwajibkan untuk dilakukan di rumah masing-masing.

Penelitian ini didasari oleh kemajuan media komunikasi yang semakin maju dan modern yang seharusnya
dapat meningkatkan efektivitas penyampaian pesan ataupun pembelajaran secara daring, tetapi pada saat kritis
atau era pandemi seperti ini masih terdapat beberapa keterbatasan atau hambatan, baik berupa akses jaringan
maupun kemampuan teknologi pada tiap-tiap mahasiswa. Maka, penelitian ini bertujuan untuk menemukan
efektivitas media komunikasi dalam kegiatan perkuliahan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Tinjauan Pustaka

Pandemi Covid-19

Pandemi adalah wabah penyakit global. Ketika pandemi baru menyebar secara global di luar dunia, itu
dinyatakan sebagai penyakit yang berbahaya (Menurut World Health Organization). Seperti yang sedang
terjadi sekarang yaitu pandemi Covid-19. Pandemi ini hampir sama dengan virus yang diakui oleh WHO pada
12 Maret 2020. Wabah penyakit yang masuk dikatakan kategori penyakit menular dan dan infeksi yang
berkelanjutan. Pandemi diklasifikasikan sebagai epidemi terlebih dahulu yang penyebarannya masih dalam
lingkungan kecil seperti suatu wilayah ke wilayah tertentu.

2 - JSH
Kegiatan Komunikasi

Secara etimologi, komunikasi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yang asal katanya adalah
communication. Kata ini pertama kali dikenal melalui surat kabar Journalism, yang terbit di Amerika Serikat
(Roudhunah, 2007, p. 9). Sedangkan secara terminologi, komunikasi adalah setiap tindakan yang didorong oleh
upaya untuk menyampaikan dan menjelaskan pesan yang mengandung unsur subjek penyampai, hal yang
disampaikan, sarana penyampaian, hambatan dalam proses penyampaian, objek penyampaian pesan, dan
dampak yang dihasilkan (Lasswell, 1948, p. 117). Sedangkan komunikasi massa merupakan salah satu jenis
komunikasi yang memanfaatkan suatu media dalam penyampaian pesan kepada khalayak banyak. Komunikasi
massa juga sering disebut dengan komunikasi publik yang dapat terjadi secara lisan maupun tulisan (Arni,
2008, p. 7).

Kegiatan komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia dalam penyampaian keinginan berupa pesan terhadap
yang lain. Dengan cara ini, manusia dapat berinteraksi dengan yang lain, baik secara individu maupun secara
kelompok. Kebutuhan dasar manusia untuk berkomunikasi menjadikannya menjadi elemen penting dalam
kehidupan manusia yang terjadi di setiap kondisi dan tempat. Bahkan, komunikasi dapat menjadi ukuran relasi
sosial seseorang dalam sebuah komunitas. Karena jika seseorang menempuh komunikasi yang efektif, maka ia
akan lebih mudah untuk melakukan aktivitas kehidupannya, demikian juga sebaliknya (Arni, 2008, p. 1). Hal
yang sama juga berlaku dalam

proses komunikasi seseorang dengan kelompoknya dalam sebuah organisasi. Komunikasi ini melibatkan motif
untuk mempengaruhi kecenderungan kelompok untuk mengikuti apa yang hendak dicapai oleh orang yang
menyampaikan pesan. Dalam titik tertentu, komunikasi dapat dijadikan sarana untuk mengatasi masalah, bahan
pertimbangan mengambil keputusan, dan sarana untuk mengevaluasi perilaku secara efektif (Arni, 2008, p.
190).

Efektivitas Komunikasi Media pada Pandemi Covid-19

Permasalahan komunikasi media yang efektif pada pandemi Covid-19 adalah kapan pemerintah harus
memperhatikan efektivitas komunikasinya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, dalam manajemen
komunikasi pada masa krisis dikenal adanya empat tahapan, yaitu: prodromal, akut, kronis, dan resolusi
(Coombs & Holladay, 2010). Tahap prodromal mulai ketika ada tanda-tanda munculnya krisis. Tahap akut
adalah pada saat diumumkan terjadinya krisis, merupakan tahap terpendek. Tahap kronis adalah selama masa
terjadinya krisis. Tahap resolusi adalah tahap dimana krisis sudah mereda.

Pada keempat tahap itu, kelima kunci komunikasi media yang efektif harus terpenuhi untuk mencapai
komunikasi media yang efektif selama masa pandemi Covid-19. Komunikasi media yang efektif pada pandemi
Covid-19 menurut Matthew Seeger sebagaimana dikemukakan The Centers for Disease Controland
Prevention (CDC) mensyaratkan lima kunci, yaitu: sumber informasi yang kredibel, kejujuran dan keterbukaan

3 - JSH
informasi, bertujuan membujuk orang mengambil tindakan yang mengurangi bahaya tertular, disusun
berdasarkan pendapat para ahli, bukan amatiran, dan konsisten (Seeger, 2020).

Kredibilitas sumber pesan berkaitan dengan sumber yang dapat dipercaya dan memiliki keahlian.
Sementara kejujuran dan keterbukaan informasi dapat mengurangi terjadinya rumor, kecemasan dan kepanikan
yang tidak perlu. Kejujuran ini perlu juga dilakukan dalam mengomunikasikan apa yang diketahui dan tidak
diketahui terkait faktor resiko. Selain itu kejujuran dalam menyampaikan informasi harus menghindari upaya
menyembunyikan informasi dengan dalih menghindari terjadinya kepanikan dan menawarkan skenario yang
terlalu optimistis dan dilarang untuk membungkam suara-suara yang mengekspresikan kekhawatiran (Seeger,
2020). Salah satu catatan terpenting dalam keterbukaan informasi adalah pemerintah harus mampu melakukan
komunikasi yang meyakinkan tanpa berlebihan (Sandman, 2004).

Komunikasi media yang dilakukan pemerintah pada pandemi Covid-19, berdasarkan pengamatan masih belum
efektif. Hal itu disebabkan masih banyaknya pernyataan pihak pemerintah yang kerap berlebihan, misalnya
pernyataan Menkes yang menantang peneliti Harvard untuk membuktikan virus corona ada di Indonesia
(www.cnnindonesia.com, 11 Februari 2020), pernyataan Menkes yang menyatakan bahwa masyarakat
Indonesia dengan Difteri saja kita tidak takut, apalagi corona (www. vivanews.com, 2 Maret 2020) serta
berbagai pernyataan dari pejabat pemerintahan lainnya yang senada. Sebab lainnya adalah konsistensi dalam
pesan, misalnya silang sengkarut pernyataan pemerintah pusat terkait dengan ketentuan mudik. Hal ini akan
menimbulkan dampak yang kontra produktif terhadap upaya mencegah meluasnya pandemi Covid-19.

Komunikasi Massa dalam Institusi dan Lembaga

Komunikasi massa juga dapat dilakukan dengan melibatkan institusi dan lembaga yang disebut dengan
media massa. Media ini melakukan serangkaian kegiatan produksi budaya dan informasi yang dilaksanakan
oleh berbagai tipe komunikasi massa untuk disalurkan kepada khalayak sesuai dengan kebiasaan yang berlaku
(Uchjana, 2001, p. 79). Secara penyampaian, penggunaan media massa dapat menjadi sarana untuk
menyampaikan pesan secara mudah dan lebih meluas (Sunarjo & Sunarjo, 1983, pp. 70–71). Penyampaian
pesan dengan menggunakan media massa dapat ditujukan kepada sejumlah khalayak umum, dalam jumlah
yang banyak, dengan menggunakan sarana media cetak atau elektronik, sehingga jangkauan komunikasi dapat
mencapai berbagai unsur lapisan masyarakat. Efektifitas media massa dalam penyebaran informasi yang
dimaksud dalam komunikasi menjadikannya menjadi sumber kekuatan baru dalam mengontrol, memanajemen,
dan menginovasi masyarakat (McQuail, 1987, p. 3).

Inti dari proses komunikasi yang diharapkan adalah informasi yang dikirimkan oleh pengirim pesan
dapat diterima atau dicerna dengan baik oleh penerima pesan. Begitu pula, dalam komunikasi massa yaitu
memiliki tujuan utama untuk memberikan pemahaman kepada banyak orang sekaligus dalam satu atau dua
kesempatan saja. Sehingga waktu yang dibutuhkan dalam proses tukar menukar informasi dapat berlangsung
dengan cepat, efektif dan efisien.

4 - JSH
Kepekaan masyarakat dalam menanggapi informasi yang diperoleh melalui komunikasi massa juga menjadi
poin penting yang tetap menjadi perhatian bagi pengirim informasi atau pesan, sehingga diperlukan bahasa
yang sederhana namun lugas, harus menjadi pertimbangan ketika pesan tersebut dikirim kepada massa.
Mengingat, setiap individu dalam massa tersebut memiliki karakternya masing-masing. Dengan tingkat
kepekaan yang berbeda-beda, sehingga bahasa atau pesan yang ringan namun mudah dipahami menjadi hal
penting bagi pengirim pesan. Dalam menerjemahkan informasi yang hendak dikirim, pengirim pesan harus
mempertimbangkan tingkat kepekaan suatu massa yang disasar sebagai penerima pesan yang hendak
dikirimnya.

Metode Penelitian

Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu merupakan suatu cara untuk
menemukan sesuatu dan memahami phenomena, melalui suatu proses tau perspektif dan pandangan
orang yang terlibat didalamnya. Tidak mempunyai suatu set asumsi filosofis dasar dalam menetapkan
metodologi kualitatif (Meriam, 1998). Diawali dengan menentukan studi literatur lalu data yang
diperoleh dianalisis dengan metode deskriptif sehingga mendapatkan kesimpulannya. Penelitian ini
mengambil dari beberapa sumber seperti e-jurnal, teori-teori dan kumpulan artikel yang berkaitan
dengan masalah ini. Artikel ini juga menggunakan metode pengambilan data primer melalui
kuesioner yang diisi oleh subjek yang berkaitan, disini subjek yang digunakan adalah Mahasiswa aktif
ITS.

5 - JSH
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1.Karakteristik Sampel
Jumlah sampel yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 20 peserta didik yang
terdiri dari mahasiswa aktif ITS Surabaya.Sebagian besar responden berasal dari daera luar kota
surabaya.

Gambar 1.Domisili Mahasiswa

Selama pemberlakuan work from home ini, responden paling banyak menghabiskan waktu dalam
sehari dengan mengikuti perkuliahan secara daring, termasuk melaksanakan kegiatan diluar mata
kuliah,seperti mengerjakan tugas berkelompok ataupun rapat.Aktivitas lain yang mereka kerjakan
adalah bermain handphone. Mereka mengatakan selama WFH ini, mereka tidak bisa menahan diri
bermain handphone karena dalam mengerjakan tugas mereka menggunakan handphone. Jadi, disela
mengerjakan tugas itulah mereka main game, atau menggunakan media sosial untuk chatting dengan
temannya.
Kebanyakan mahasiswa masih menggunakan data seluler untuk tetap terhubung selama masa
daring perkuliahan dan Sebagian lagi menggunakan koneksi wifi dari rumah mereka.

Sumber Internet Mahasiswa


WIFI
25%

Data Seluler
75%

Gambar 2.Sumber Internet Mahasiswa

6 - JSH
Mereka yang menggunakan data seluler sebagai sarana untuk mendapatkan internet merasa
terbebani oleh kuota yang dibutuhkan untuk daring,terlebih data yang digunakan untuk platform
edukasi memakan kuota yang cukup tinggi.Tetapi terdapat beberapa responden yang menyatakan
dirinya mendapatkan kuota bantuan dari kemendikbud namun beberapa responden lainnya merasa
tidak mendapatkan bantuan kuota.Dapat dilihat dari diagram dibawah ini bahwa hanya 40% dari
jumlah respondenn yang mendaptkan kuota bantuan,kemungkinan terdapat kesalahan pendaftaran
nomor telfon yang didaftarkan yang menjadikan bantuan kuota tidak merata.

Penerima Bantuan Kuota

Mendaapat
Bantuan
Tidak kuota
Mendapat 40%
Bantuan
60%

Mendaapat Bantuan kuota Tidak Mendapat Bantuan

Gambar 3.Penerima Bantuan Kuota

2.Gambaran Tentang Pembelajaran Daring


Hasil penelitian deskriptif menggambarkan hanya sebagian peserta didik yang menyukai
pembelajaran menggunakan daring yakni sebesar 20%, dan yang menyukai model pembelajaran
blended (perpaduan tatap muka dengan daring) sebesar 30%, serta sebagian besar peserta didik
menyatakan menyukai pembelajaran dengan tatap muka yakni sebesar 50%.

Model Pembelajaran yang Disukai


Daring
20% Blended
30%

Tatap Muka
50%

Blended Tatap Muka Daring

Gambar 4.Model Pembelajaran

7 - JSH
Sebagian besar responden lebih memilih untuk mengikuti pembelajaran secara tatap muka ini bukan
tanpa alasan karena mereka mengakui bahwa pembelajaran melalui tatap muka membuat mereka
lebih memahami terhadap materi yang disampaikan ketimbang pembelajaran dengan daring.Mereka
menilai selain tidak banya uang yang dikeluarkan untuk membeli kuota internet,responden merasa
lebih terbiasa dengan pembelajaran tatap muka.

Penggunaan handphone dengan durasi yang terlalu lama dan intensitas yang terlalu sering
karena digunakan untuk pembelajaran daring mengakibatkan mereka mengalami keluhan fisik paling
banyak berupa mata kelelahan (45%). Mereka juga mengeluhkan sakit kepala (34%), , sulit istirahat
(3%), dan badan pegal (18%).

Keluhan Pengguna ponsel


3%
18%
34%

45%

Sakit Kepala Mata Lelah


Badan Pegal Kurang Istirahat

Gambar 5.Keluhan Pengguna Ponsel


Banyaknya keluhan yang dirasakan mahasiswa saat menjalani pembelajaran daring membuat tidak
efektivtas penyampaian materi melalui daring karena ketidak nyamannya responden dalam menerima
materi membuat materi yang terserap menjadi tidak maksimal.Tetapi beberapa responden menuturkan
bahwa mereka sudah mempunyai solusi-solusi jitu jika ha itu terjadi seperti memilih tempat yang
nyaman,penggunaan kacamata anti uv,dan membuat minuman aatau makanan kesukaan untuk
menemani pembelajaran daring

1. Efektivitas Komunikasi Virtual Pembelajaran Daring


Mengingat ciri-ciri dari pembelajaran efektif diantaranya adalah; aktif, kompleks,
perlakuan berbeda sesuai individu dan perlakuan berbeda sesuai konteks belajar. Dan
mengingat kriteria pembelajaran efektif adalah; kecermatan penguasaan materi, kecepatan
unjuk kerja, tingkat alih belajar, dan tingkat retensi yang tinggi (Reigeluth & Merril, 1989).
Maka pembuktian efektivitas komunikasi virtual Pembelajaran Daring bagi mahasiswa
yang mengikuti proses pembelajaran dalam jaringan secara daring yang diberikan oleh dosen.
Bahwa sebagian besar atau lebih banyak mahasiswa yang merasakan pengaruh kurang efektif
dari sistem pembelajaran jarak jauh daring dengan komunikasi virtual. Hal tersebut dianalisa
terjadi dipengaruhi karena berbagai faktor, baik dari faktor teknis fasilitas, konsep cara
pembelajaran dan motivasi, yaitu;

8 - JSH
a. Pengaruh Faktor Fasilitas / Sarana: Adanya peralatan kebutuhan Pembelajaran
Jarak Jauh Daring secara Komunikasi Virtual berupa perangkat Smartphone, Paket
Kuota Data Internet dalam jumlah yang cukup dan Jaringan Internet yang
terjangkau dan stabil untuk memastikan pembelajaran metode daring berjalan
dengan baik dan lancar.
b. Pengaruh Faktor Konsep Cara Pembelajaran: Adanya persiapan konsep
pembelajaran dari Guru pengajar yang sesuai dengan Pembelajaran Jarak Jauh
Daring secara Komunikasi Virtual agar bisa memanfaatkan fitur teknologi
secara tepat, efektif dan efisien. Sehingga fitur teknologi dapat digunakan
secara optimal untuk dapat meningkatkan kemampuan kreativitas siswa walau
pun belajar dari rumah saja.
c. Pengaruh Faktor Motivasi: Adanya dorongan kemauan atau motivasi baik
secara intrinsik yaitu sebuah kesadaran pribadi terhadap sebuah tanggungjawab
dan kewajiban, sehingga muncul perasaan untuk dapat melakukan pencapaian
dalam menyelesaikan tanggungjawab sebagai pelajar. Maupun secara ekstrinsik
yaitu adalah dorongan ikut serta dalam belajar hanya untuk menghindari sebab-
akibat sanksi atau demi memperoleh keinginan, tujuan atau cita-cita tertentu.
2. Kendala dan Permasalahan dalam Komunikasi Virtual Pembelajaran Daring
Komunikasi Virtual yang dilaksanakan oleh dosen pengajar untuk Pembelajaran Jarak
Jauh Daring kepada mahasiswanya dari rumah masing-masing dengan menggunakan
teknologi komunikasi jarak jauh baik secara serentak dan tidak serentak, dirasakan adanya
kendala dan permasalahan dalam pelaksanaannya. Kendala dan Permasalahan yang muncul
ditelusuri terjadi dari Internal dan Eksternal pada objek penelitian mahasiswa yang
berdasarkan pada penemuan:
a. Kendala Internal berupa rendahnya motivasi untuk mengikuti pembelajaran
daring dan kurang disiplin mengakibatkan permasalahan kurang jumlah siswa
yang ikut serta dalam pembelajaran jarak jauh daring, baik itu dalam bentuk
interaksi komunikasi secara virtual maupun interaksi data saja. Sehingga
penilaian oleh dosen pengajar terhadap mahasiswa menjadi kurang lengkap
dalam proses pembelajaran yang seharusnya dapat dilaksanakan secara optimal
jika seluruh siswa peserta didik yang mengikuti secara lengkap.
Analisa data menyebutkan hal tersebut terjadi karena sebagian besar mahasiswa
pembelajaran jarak jauh memberikan peluang bagi mahasiswa untuk mengulur
dan memperlakukan waktu rutinitas siswa secara bebas tanpa tekanan secara
langsung yang biasanya dapat berupa sanksi jika melakukan tindakan tidak
disiplin.
b. Kendala Eksternal berupa kurangnya sarana atau fasilitas alat dan bahan untuk
melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh daring secara Komunikasi
Virtual yang membutuhkan perangkat dengan teknologi yang memadai dan
Kuota Paket Data Internet yang mencukupi yang mengakibatkan permasalahan
kurang optimalnya pemahaman materi yang bisa didapatkan oleh mahasiswa
peserta didik karena terganggunya kelancaran jaringan ketika proses
pembelajaran daring komunikasi virtual sedang berjalan.

Simpulan

9 - JSH
Pembelajaran yang dilakukan ditengah pandemic covid19 saat ini memang mengharuskan
kita untuk melakukan pembelajaran via daring.Namun ada beberapa aspek yang harus
dipertimbangkan oleh pemerintah,kampus maupun mahasiswa untuk mendukungnya pembalajaran
daring yang nyaman dan efektiv.Seperti pemberian bantuan kuota yang tepat sasaran harus dikaji
ulang agar penerimaan bantuan kuota merata.Penyampaian materi oleh dosen yang didukung dengan
visualiasi digital dapat dijadikan pertimbangan dan referensi agar kepahaman dan antusiame
mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan menjadi meningkat.Penanganan atas keluhan fisik yang
diakibatkan dampak penggunaan ponsel dalam durasi yang lama menjadi tanggung jawab mahasiswa
untuk dapat menjadikan pembelajaran daring menjadi efektiv,Pembelajaran daring yang dilakukan
memang memiliki beberapa kekurangan tetapi bukan berarti tidak memiliki kelebihan,dengan
pembelajaran daring kita dapat mengimplementasikan teknologi digital dan sekaligus tetap terhubung
ditengah keadaan yang mengharuskan kita untuk tetap dirumah dan menjaga jarak.Keberhasilan
pembelajaran daring didukung dengan Kerjasama anatar aspek aspek yang berkaitan didalam
pembelajaran itu sendiri,setiap aspeknya tetap harus terhubung dan berkesinambungan demi
medukung keberhasilannya pembelajaran daring yang ditetapkan saat ini.

10 - JSH
Daftar Pustaka
Oktavian, R., & Aldya, R. F. (2020). Efektivitas Pembelajaran Daring Terintegrasi di Era Pendidikan 4.0. Didaktis:
Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Pengetahuan, 20(2), 129–135. https://doi.org/10.30651/didaktis.v20i2.4763
Ardiyanti, H. (2020). Komunikasi Media Yang Efektif Pada Pandemi Covid-19. INFO Singkat: KAJIAN SINGKAT
TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS DPR RI, Vol. XII (7), 25–30.
Syaipudin, L. (2019). Efektifitas Media Komunikasi di Tengah Pandemi : Respon Gugus Pendahuluan. Komunikasi, 1 (2),
165–178.
Yuliana, R., & Rahadi, D. R. (2021). Komunikasi Interpersonal Dalam Meningkatkan Motivasi Karyawan Di Masa
Pandemi Covid-19. Magisma: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis, 9(1), 27–35.
https://doi.org/10.35829/magisma.v9i1.133
Assyfa Putri, A. N., & Irwansyah, I. (2021). Efektivitas Komunikasi Dalam Pembelajaraan Online. Jurnal Teknologi Dan
Sistem Informasi Bisnis, 3(1), 54–63. https://doi.org/10.47233/jteksis.v3i1.184
Suni Astini, N. K. (2020). Tantangan Dan Peluang Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Pembelajaran Online Masa
Covid-19. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(2), 241–255. https://doi.org/10.37329/cetta.v3i2.452

11 - JSH
12 - JSH
13 - JSH

You might also like