Professional Documents
Culture Documents
Kelas A
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2021
A. Definisi, Sejarah, dan Fungsi Judicial Review
Judicial Review merupakan praktek ketatanegaraan dalam demokrasi yang telah
lama diadopsi secara formal oleh hampir seluruh negara di dunia. Judicial Review
merupakan suatu mekanisme pengujian Konstitusionalitas terhadap produk peraturan
perundang- undangan atas Undang-Undang Dasar. Maksud pengujian Konstitusionalitas
disini ialah pengujian nilai konstitusionalitas dari undang-undang tersebut, baik dari sisi
formiil maupun materiil. Oleh karenanya, di tingkat pertama, pengujian tersebut harus
divedakan dari pengujian legalitas.
Negara-negara yang menganut prinsip checks and balances yang terwujud
dalam asas Distribution of Power (pembagian kekuasaan) maupun Separation Of Power
(pemisahan kekuasaan) menerima ide Pengujian Konstitusionalitas tersebut dengan
corak masing-masing, baik secara kelembagaan, metode, maupun sifat putusannya.
Secara garis besar ada tiga (3) pola utama yang menjadi reprensentasi
konsepsional dari praktek pengujian konstitusionalitas, walaupun hampir semua negara
tidak memiliki pola utama yang serupa. Tiga (3) pola utama tersebut antara lain:
1. Gagasan pengujian konstitusionalitas ini di tanggapi dengan berbagai pola
pelembagaan antara lain; pola institusionalisasi, pola perluasan kewenangan
dan pola pengujian ekstra yudikatif.
2. Bentuk prosedur dan kewenangan yang diberikan dalam pelaksanaan
Pengujian Konstitusional diberbagai negara berbeda-beda.
3. Sifat putusan lembaga pengujian konstitusionalitas mengalami perbedaan
antara satu negara dengan negara lainnya. Hal itu disebabkan oleh bentuk
institusional kelembagaannya yang secara mendasar memiliki perbedaan-
perbedaan prinsip. Sebagai contoh, kewenangan tersebut diberikan kepada
lembaga yudikatif yang merupakan pelaksana kekuasaan kehakiman, pada
konteks yang lain kewenangan itu diberikan kepada lembaga politik.
Sejarah judicial review pertama kali muncul dalam praktek hukum di Amerika
Serikat melalui putusan Supreme Court (Mahkamah Agung) Amerika Serikat dalam
perkara “Marbury Vs Madison” pada tahun 1803. Pada perkara tersebut, ketentuan yang
memberikan kewenangan Supreme Court untuk mengeluarkan writ of mandamus pada
Pasal 13 Judiciary Act dianggap melebihi kewenangan yang diberikan konstitusi,
sehingga Supreme Court menganggap hal itu bertentangan dengan konstitusi
sebagai the supreme of the land.
Tetapi, di sisi lain juga dinyatakan bahwa William Marbury menurut hukum
berhak atas surat-surat pengangkatannya. Keberanian John Marshall dalam kasus
“Marbury Vs Madison” untuk mencari hukum baru bagi kasus tersebut menjadi preseden
baru dalam sejarah Amerika dan pengaruhnya meluas dalam pemikiran dan praktik
hukum di banyak negara. Setelah adanya kasus tersebut, banyak undang-undang
federal maupun undang-undang negara bagian di Amerika Serikat pada masa itu
dinyatakan bertentangan dengan konstitusi oleh Supreme Court (Mahkamah Agung).
Judicial Review memiliki fungsi yaitu untuk memberikan atau menolak
persetujuan pada suatu undang-undang yang disahkan sebagian mayoritas oleh
lembaga legislatif dan disetujui oleh lembaga eksekutif.