You are on page 1of 7

MAKALAH

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


di Ruang Terbatas (confined spaces)

Di susun oleh:
ABD. KOMAR

PT. ACCESINDO SINADVENTURE ALARURI


MEI 2022
BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Berdasar pada Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, setiap aktifitas pekerjaan mewajibkan untuk melakukan
perlindungan terhadap keselamatan kerja bagi pekerja, orang lain dan sumber-
sumber produksi. Langkah-langkah penerapan, pembinaan dan evaluasi terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus dilakukan secara berkelanjutan untuk
meningkatkan kualitas hasil kerja dan unsur Keselamatan dan Kesehatan Kerja
terhadap pekerja, peralatan kerja dan lingkungan kerja.
Aktifitas atau pekerjaan dalam ruang terbatas adalah salah satu aktifitas
yang  mengandung potensi bahaya sehingga sangat dibutuhkan penerapan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk menjamin keselamatan dan kesehatan
bagi pekerja.
Makalah ini dibuat sebagai persyaratan administrasi dalam mengikuti TOT
level 3 BNSP dan juga Confined Space Rescue Kemenaker dan sebagai calon
instruktur K3 kami harus mengetahui dan memahami potensi bahaya apa yang akan
timbul apabila bekerja di dalam ruang terbatas serta bagaimana cara tindakan
pengendaliannya agar tidak terjadi kecelakaan akibat bekerja di dalam ruang
terbatas.
1.2. Batasan masalah
Dalam makalah ini akan dibahas secara umum materi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas (confined spaces) sebagai berikut:
 Pengertian Ruang Terbatas (confined spaces)
 Persyaratan K3 dalam ruang terbatas
 Contoh-contoh ruang terbatas
 Bahaya yang ada pada ruang terbatas

1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini nantinya diharapkan peserta dapat
memahami pengertian dari ruang terbatas, memahami persyaratan K3 dalam ruang
terbatas, mengetahui apa saja contoh-contoh ruang terbatas dan mmahami bahaya
yang ada pada ruang terbatas.

1.4. Manfaat
Dengan adanya makalah ini, semoga wawasan kita bertambah luas mengenai
potensi bahaya bekerja di ruang terbatas, sehingga angka kecelakaan kerja yang
terjadi di ruang terbatas dapat dicegah terlebih dahulu, melalui prosedur yang
nantinya akan menjadi SOP atau pedoman dalam bekerja di ruang terbatas.
BAB II
Pembahasan

2.1. Definisi Ruang Terbatas ( Confined Space )


Menurut Ir. Amri AK, ruang terbatas (confined space) adalah ruangan yang
mempunyai karakter-karakter sebagai berikut:
 Konstruksi ruangan yang mencukupi untuk seseorang memasukinya dan
melakukan pekerjaan di dalamnya,
 Berakses keluar masuk terbatas,
 Tidak dirancang untuk ruang kerja dan pekerjaan terus menerus.
Contoh-contoh ruang terbatas tersebut diantaranya adalah:
 Tanki penyimpanan air, bahan bakar atau tanki bahan-bahan kimia,
 Bunker,
 Terowongan,
 Sumur air konvensional,
 Saluran pembuangan, selokan, septic tank atau saluran limbah,
 Silo (gudang penyimpanan bahan-bahan tertentu),
 Container dan lain sebagainya.
Jenis aktifitas yang dapat menyebabkan seseorang masuk ke dalam ruang terbatas,
diantaranya:
 Perawatan atau pembersihan,
 Pemeriksaan,
 Pekerjaan panas ( pengelasan, penggerindaan, pemotongan ),
 Perbaikan atau pemasangan peralatan,
 Proses pertolongan pada korban di dalam ruang terbatas.
2.2. Bahaya Ruang Terbatas
Secara konstruksi ruangan, tingkat bahaya yang mungkin ditimbulkan dalam
ruang terbatas akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan resiko pekerjaan
ditempat terbuka. Beberapa contoh kasus kecelakaan kerja pada ruang terbatas
membuktikan bahwa faktor bahaya ruang terbatas dapat menyebabkan kematian.
Contoh kasus tersebut diantaranya adalah:
 Empat pekerja perusahaan rekanan Pertamina, PT Bukitafit Bumi Persada (BBP),
tewas di dalam tangki bahan kimia ketika sedang membersihkan saluran pipa di
lokasi pengeboran minyak di Dusun Wangun-reja, Desa Rancabango, Kec.
Patokbeusi. Menurut keterangan rekan korban dan salah seorang dokter di
Puskesmas Sukamandi, korban diduga keracunan setelah menghirup gas jenis
hidrogen sulfida (H2S).
 2 orang teknisi ITC Cempaka Mas Jakarta meninggal dunia ketika melakukan
pembersihan saluran limbah sedalam 3 meter. Diduga korban meninggal karena
kekurangan oksigen di dalam saluran limbah tersebut,
 Meninggalnya seorang pekerja ketika sedang melakukan
pengurasan/pembersihan sumur air konvensional, karena kekurangan oksigen
atau karena keracunan jenis-jenis gas berbahaya.
Faktor bahaya yang mungkin ditimbulkan pada ruang terbatas, diantaranya:
1. Faktor Fisik:
 Bahaya mekanik : adanya mesin-mesin atau perangkat-perangkat
mekanik yang berputar, penempatan benda-benda atau peralatan-
peralatan kerja,
 Bahaya elektrik : adanya sumber listrik yang tidak terisolasi dengan baik,
 Bahaya berkaitan dengan konstruksi ruangan : ruang bersekat-sekat /
berliku-liku, ruangan basah / licin, adanya benda-benda tajam, kontruksi
rapuh,
 Bahaya kondisi ruangan : suhu yang ekstrim, kebisingan dan terbatasnya
penerangan
2. Faktor Kimia :
 Gas beracun, misalnya : H2S, SO2,
 Kondisi oksigen yang tidak normal,
 Bau karena bahan-bahan kimia yang menyengat,
 Gas yang dapat terbakar ( flammable gas ),
 Paparan zat kimia berbahaya pada fisik manusia.
Berdasarkan bahaya-bahaya tersebut diatas, diketahui bahwa ruang
terbatas berpotensi menimbulkan kecelakaan dan kerugian pada pekerja, alat kerja
atau lingkungan. Akibat dari bahaya atau kecelakaan kerja yang mungkin terjadi di
dalam ruang terbatas, diantaranya:
 Luka karena terkena putaran mekanik,
 Benturan benda atau alat,
 Tersengat arus listrik,
 Terpeleset, terjatuh, tersayat benda atau dinding yang tajam,
 Terpapar suhu udara yang sangat panas,
 Iritasi, pingsan atau meninggal karena terpapar gas beracun,
 Lemas, pingsan atau meninggal karena kekurangan oksigen,
 Kebakaran,
 Iritasi kulit karena terpapar zat kimia tertentu.
Klasifikasi bahaya dalam ruang terbatas dibedakan menjadi 3 klasifikasi, yaitu:
 Ruang terbatas dengan kondisi tidak berbahaya, adalah suatu ruang yang
dikategorikan sebagai ruang terbatas tetapi tidak mengandung potensi
bahaya.
Contoh: adalah suatu lubang galian tanah dengan ketinggian tidak lebih dari
1,5 meter dengan tidak adanya penghalang antara lubang dengan udara luar
dan memungkinkan seseorang dapat keluar dari lubang dengan mudah.
Kondisi tersebut tidak membahayakan pekerja karena kondisi udara tidak
membahayakan seseorang dan tidak berpotensi pada bahaya lain.
 Ruang terbatas dengan kondisi bahaya yang dapat dikurangi atau
dihilangkan, adalah kondisi suatu ruang terbatas dengan potensi bahaya
tetapi dengan tindakan-tindakan tertentu, potensi bahaya tersebut dapat
diminimalisir atau dihilangkan.
Contoh:
 Ruang terbatas dengan potensi bahaya putaran mekanikal agitator,
potensi bahaya putaran agitator tersebut dapat dihilangkan dengan
mematikan electric motor dan memasang Lock Out Tag Out pada
sakelar,
 Potensi bahaya adanya gas yang dapat terbakar dapat dikurangi atau
dihilangkan dengan melakukan flushing dengan air atau purging
dengan nitrogen,
 Adanya bau yang menyengat dapat dikurangi dengan melakukan
sirkulasi udara dengan pompa hisap udara atau dengan blower,
 Ruang terbatas dengan kondisi bahaya tidak dapat dihilangkan, adalah
kondisi ruang terbatas dengan potensi bahaya tidak dapat dihilangkan sama
sekali, sehingga ketika suatu pekerjaan harus dilakukan di dalamnya, pekerja
harus dilengkapi dengan peralatan keselamatan kerja khusus.
Contoh:
 Ketika pekerja harus menutup valve dalam ruang terbatas yang
mengeluarkan gas H2S, kondisi bahaya tersebut tidak dapat
dihilangkan jika valve tersebut tidak tertutup, sehingga tindakan
yang harus dilakukan pekerja adalah melengkapi diri dengan alat
bantu pernafasan,
 Adanya endapan lumpur di dalam tanki lumpur pemboran, endapan
tersebut baru dapat dihilangkan dengan cara pengerukan langsung,
sehingga pekerja harus menggunakan alat bantu pernafasan, sepatu
karet, sarung tangan dan dilengkapi dengan life line rope.
 Potensi terjebak karena kontruksi ruangan yang bersekat-sekat
sehingga potensi bahaya konstruksi tersebut tidak dapat dihilangkan,
 Kondisi ruangan dengan komposisi oksigen kurang dan tidak
memungkinkan dilakukan flushing dengan udara bersih,
 Adanya sumber panas atau kebisingan yang tidak dapat dikurangi
atau dihilangkan.
BAB III
Penutup

3.1. Kesimpulan
Bekerja didalam ruang terbatas (confined spaces) mempunyai resiko
terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja di dalamnya. Oleh karenanya
diperlukan aturan dalam rangka memberikan jaminan perlindungan terhadap
pekerja dan aset lainnya, baik melalui peraturan perundang-undangan, program
memasuki ruang terbatas dan persyaratan ataupun prosedur untuk memasuki dan
bekerja di dalam ruang terbatas.
Seperti diketahui bersama, ruang terbatas (confined spaces) mengandung
beberapa sumber bahaya baik yang berasal dari bahan kimia yang mengandung
racun dan mudah terbakar dalam bentuk gas, uap, asap, debu dan sebagainya.
Selain itu masih terdapat bahaya lain berupa terjadinya oksigen defisiensi atau
sebaliknya kadar oksigen yang berlebihan, suhu yang ekstrem, terjebak atau
terliputi (engulfment), maupun resiko fisik lainnya yang timbul seperti
kebisingan, permukaan yang basah/licin dan kejatuhan benda keras yang
terdapat di dalam ruang terbatas tersebut yang dapat mengakibatkan kecelakaan
kerja sampai dengan kematian tenaga kerja yang bekerja di dalamnya.
Daftar pustaka

Sosialisasi dan Pembinaan Teknis Petugas K3 Ruang Terbatas (Confined Space),


Muhammad Yusuf, Dit. PNK3 Ditjen Binwasnaker, Depnakertrans RI, 2008.

Sosialisasi dan Pembinaan Teknis Petugas K3 Ruang Terbatas ( Confined Space ), Ir. Amri
AK, Dit. PNK3 Ditjen Binwasnaker, Depnakertrans RI, 2008.

You might also like