Professional Documents
Culture Documents
Perancangan Detail Engineering Design Gedung Bertingkat Berbasis Building
Perancangan Detail Engineering Design Gedung Bertingkat Berbasis Building
12871
Abstract
Rapid development of infrastructure requires the Indonesian nation to be able to evaluate the methods used as
control of construction work, which in its implementation really requires efficiency. There are several methods
in a construction work, such as conventional-based methods and Building Information Modeling (BIM) -based
methods. Using conventional-based methods will require more software because inter-disciplinary disciplines
are not mutually integrated. Meanwhile, by using the BIM-based method, only one software is needed because
the inter-disciplines are integrated with each other. The Sumatra Institute of Technology (ITERA) hostel is one
of the infrastructure facilities that will be built at ITERA which really needs efficiency in building and
controlling its development. The purpose of this study was to determine the benefits of the dimensions contained
in the BIM and to determine the efficiency in the design of the Detail Engineering Design (DED) of multi-
storey buildings based on BIM against conventional methods.
The DED design method uses BIM-based software, in this case the Autodesk Revit 2020 Student Version used
is adjusted to the results of the structural analysis design output. The results of the BIM-based DED design
will be more efficient because it is integrated between 2D, 3D (isometric model), 4D (scheduling), 5D (cost
estimation), and 6D (building analysis) because it can be done side by side. In terms of time, the BIM-based
DED design was obtained 20% faster than conventional-based DED planning.
Keywords: Detail Engineering Design (DED), Building Information Modeling (BIM), Efficiency, Integrated,
Autodesk Revit 2020 Student Version.
Abstrak
Pesatnya pembangunan infrastruktur menuntut bangsa Indonesia untuk dapat mengevaluasi metode yang
digunakan sebagai kontrol pekerjaan konstruksi yang dalam pelaksanaannya sangat membutuhkan keefisienan.
Terdapat beberapa metode dalam suatu pekerjaan konstruksi, seperti metode berbasis konvensional dan metode
berbasis Building Information Modeling (BIM). Dengan menggunakan metode berbasis konvensional akan
membutuhkan software yang lebih banyak dikarenakan antar disiplin ilmu saling tidak terintegrasi. Sedangkan
dengan menggunakan metode berbasis BIM hanya dibutuhkan satu software saja dikarenakan antar disiplin
ilmu yang saling terintegrasi. Asrama Institut Teknologi Sumatera (ITERA) merupakan salah satu sarana
infrastruktur yang akan dibangun di ITERA yang sangat membutuhkan keefisienan dalam membangun dan
mengontrol pembangunannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dimensi-dimensi
yang terdapat pada BIM dan mengetahui keefisienan dalam perancangan Detail Engineering Design (DED)
gedung bertingkat berbasis BIM terhadap metode secara konvensional.
Metode perancangan DED menggunakan software berbasis BIM dalam hal ini yang digunakan adalah
Autodesk Revit 2020 Student Version disesuaikan dengan hasil dari keluaran perancangan analisis struktur.
Hasil dari perancangan DED berbasis BIM akan menjadi lebih efisien dikarenakan saling terintegrasi antara
2D, 3D (isometric model), 4D (penjadwalan), 5D (estimasi biaya), dan 6D (building analysis) dikarenakan
dapat dikerjakan secara beriringan. Dalam segi waktu perancangan DED berbasis BIM didapatkan hasil lebih
cepat 20% dibandingkan dengan perencanaan DED berbasis konvensional.
Kata kunci: Detail Engineering Design (DED), Building Information Modeling (BIM), Efisien, Terintegrasi,
Autodesk Revit 2020 Student Version.
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Definisi Building Information Modeling
(BIM)
dikembangkan oleh perusahaan asal Amerika dalamnya melekat semua informasi bangunan
Serikat yang bernama Autodesk, Inc. seperti pada tersebut, yang berfungsi sebagai sarana untuk
gambar 3. Autodesk Revit merupakan software membuat perencanaan, perancangan, pelaksanaan
authoring tools yang berbasis BIM sehingga pembangunan, serta pemeliharaan bangunan
Autodesk Revit dapat digunakan untuk tersebut beserta infrastrukturnya bagi semua pihak
memodelkan suatu proyek konstruksi dengan baik. yang terkait di dalam proyek seperti owner,
Autodesk Revit dapat menghasilkan berbagai data konsultan, dan kontraktor seperti yang dapat terlihat
seperti gambar 2D, spesifikasi teknis, gambar 3D pada gambar 5 sebagai beikut.
quantity, dan building analysis (Autodesk Inc.,
2018).
Aplikasi BIM meniru proses bangunan sebenarnya, Tabel 1. Hasil Kuisioner Pada Perencanaan Gedung
dimana bangunan sebenarnya dimodelkan dari 20 Lantai
Analisa Waktu Analisa Sumber Daya
elemen konstruksi nyata seperti dinding, jendela, No Perusahaan Perencanaan Manusia Kelebihan BIM
Kekurangan
BIM
BIM Konvensional BIM Konvensional
lempengan dan atap, dan lain-lain. Pada aplikasi • Biaya
• Meminimalisir
BIM, semua objek yang digambar memiliki 3 s.d. 6 3 s.d. 12 5 s.d. 6 Minimal
revisi
pembelian
aplikasi relatif
PT. Total
informasi mulai dari material, dimensi, ketebalan Bangun
mahal
• Lebih baik
1 Persada • Mempermudah
dengan penggambaran langsung pada 3 dimensi. (Autodesk Bulan Bulan Personil 6 Personil koordinasi antar
memiliki
kemampuan
Revit) subkon
Karena sifatnya yang bi-directional relationship multi disiplin
• Biaya mock up
maka setiap objek gambar memiliki keterkaitan lebih efisien
• Pada saat
dengan objek lainnya. pendetilan
skala yang
kurang dari
5 s.d. 6 8 s.d. 12 5 s.d. 6 Minimal 1:20 jauh lebih
BIM juga dapat melakukan beberapa analisis dari PT. Wiratman
• Kesalahan
mudah
Semua data-data ini disimpan terpusat dan terpadu Sumber: Cinthia Ayu B.P., dkk., 2016
dalam model bangunan virtual. Dengan demikian, Kelebihan BIM berdasarkan data pada tabel 1.
BIM tidak hanya menawarkan peningkatan adalah mempermudah dan mengurangi revisi pada
produktivitas yang signifikan namun juga menjadi perencanaan proyek karena dengan menggunakan
dasar untuk desain yang terkoordinasi dengan lebih metode BIM kesalahan dapat ditemukan diawal
baik dan proses pembangunan berbasis model perencanaan yang mana hal ini sangat membantu
komputer. seperti yang dapat terlihat pada gambar 6 untuk menghindari kesalahan pada saat
sebagai berikut. pelaksanaan. BIM juga dapat mempermudah
koordinasi antara kontraktor dan sub-kontraktor,
hal ini disebabkan karena koordinasi melalui BIM
dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi BIM
yang terkoneksi langsung dengan internet bagi para
pemangku kepentingan proyek untuk mengakses
data perencanaan dan memberi koreksi apabila
diperlukan. BIM juga dapat meminimalisir biaya
mock up.
3.4. Permodelan Struktur, Arsitektur, Dan Building Information Modeling (BIM). Hasil dari
Komponen (Family/Template) Detail perancangan DED yang berbasis BIM berupa
Engineering Design (DED) Berbasis dimensi-dimensi yang berada pada parameter-
Building Information Modeling (BIM) parameter yang terdapat pada BIM yaitu 2D, 3D,
4D, 5D, 6D sesuai dengan lokasi gedung Asrama
Permodelan struktur bangunan gedung bertingkat Institut Teknologi Sumatera (ITERA) berada.
berbasis building information Modeling adalah
sebagai berikut: Struktur gedung Asrama ITERA dirancang dengan
1. Tahap pembuatan family/template struktur menggunakan struktur beton pracetak yang
fondasi. kemudian pada penelitian kali ini akan dijadikan
2. Tahap perencanaan struktur bawah (pondasi dan sebagai studi kasus penelitian. Berikut adalah
sloof). penjelasan atau deskripsi dari struktur yang
3. Tahap perencanaan struktur atas (kolom, balok, digunakan pada penelitian ini.
tangga, plat, rangka atap).
Struktur bangunan Gedung Asrama ITERA
Permodelan arsitektur bangunan gedung bertingkat memiliki 6 lantai (termasuk level ring balok). Jarak
berbasis building information Modeling adalah tinggi antar lantai yang direncanakan adalah 3.4
sebagai berikut: meter untuk ruangan utama yang diukur dari muka
1. Tahap pembuatan family/template pintu. lantai pada lantai yang dibawahnya hingga pada
2. Tahap pembuatan family/template jendela. muka lantai diatasnya. Pada arah memanjang
3. Tahap perencanaan lantai. (sumbu x) terbagi menjadi 14 grid dengan jarak
4. Tahap perencanaan dinding, pintu, dan jendela. antar grid sebesar 4 meter. Pada arah memendek
5. Tahap perencanaan plafon. terbagi menjadi 9 grid yang memiliki lebar masing-
6. Tahap perencanaan atap. masing antar grid sebesar 0.75 meter, 4 meter, 2
meter, 2 meter, 2 meter, 4 meter, 0.75 meter, dan 1.4
3.5. Kriteria Pemenuhan Syarat Dalam meter seperti yang dapat ditunjukkan pada gambar
Permodelan Berbasis Building Information 8 sebagai berikut.
Modeling (BIM)
2D BIM adalah suatu bagian dalam software yang 3D pada Building Information Modeling (BIM)
terintegrasi dengan Building Information Modeling adalah perwujudan dari bangun ruang. Dalam hal
(BIM) yang menampilkan salah satu bagian dari ini setelah memodelkan project pada 2D, maka
suatu benda sehingga permukaan yang lain tidak untuk wujud 3D langsung dapat terintegrasi.
ditampilkan pada bagian tersebut. Sehingga dalam perencanaannya akan menjadi
lebih efisien dikarenakan perancang tidak perlu
Keterangan-keterangan yang diperlukan atau untuk mendesain kembali gambar 3D yang akan
keterangan detail dari gambar 2D yang dirancang dimodelkan.
pada software yang terintegrasi dengan BIM
biasanya disertakan menggunakan lambang atau 4.4. Hasil Dari Perancangan 3D BIM
petunjuk yang jelas.
Hasil dari perancangan 3D BIM adalah bentuk 3D
Fungsi dari gambar dua dimensi adalah project dari perancangan 2D yang sebelumnya
memberikan informasi lengkap tentang suatu benda sudah dilakukan. Kemudian jika gambar 3D ingin
sehingga memudahkan baik pelaksana, pembaca, dibuatkan dalam bentuk 2D atau dalam Detail
maupun bagi orang yang berkepentingan pada Engineering Design (DED) dapat dilihat pada
gambar tersebut. Kelengkapan gambar sangat gambar 11 sebagai berikut.
berpengaruh dalam kecepatan pelaksanaan fisik.
Semakin baik dan lengkap sebuah gambar 2D maka
akan mempercepat proses penyelesaian pekerjaan
konstruksi.
progress project dapat menjadi lebih terkendali Tabel 5. Kebutuhan Besi Tulangan PC-B
KEBUTUHAN BESI PC-B
secara efisien. Animasi progress pembangunan Item Pekerjaan
Tipe Bar Diameter Total Bar
Quantity
Reinforcement Berat/m
Volume (m3)
project yang sudah diintegrasikan dengan software Pekerjaan Penulangan Pile Cap
Besi
B1
(mm)
22
Length (m)
77,221 12 0,0293
(kg)
230,314
Bexel Manager 2020 Student Version dapat dilihat Pekerjaan Penulangan Pile Cap
Pekerjaan Penulangan Pile Cap
B2
B3
22
22
96,57
1,13
24
1
0,0367
0,0004
288,023
3,370
pada gambar 12 sebagai berikut. Pekerjaan Penulangan Pile Cap
Pekerjaan Penulangan Pile Cap
B3
B3
22
22
1,13
1,13
1
1
0,0004
0,0004
3,370
3,370
Pekerjaan Penulangan Pile Cap B3 22 1,13 1 0,0004 3,370
Pekerjaan Penulangan Pile Cap B3 22 1,13 1 0,0004 3,370
Pekerjaan Penulangan Pile Cap B3 22 1,13 1 0,0004 3,370
Pekerjaan Penulangan Pile Cap B4 22 2,38 1 0,0009 7,098
Pekerjaan Penulangan Pile Cap B4 22 2,38 1 0,0009 7,098
Pekerjaan Penulangan Pile Cap B4 22 2,38 1 0,0009 7,098
Pekerjaan Penulangan Pile Cap B4 22 2,38 1 0,0009 7,098
Pekerjaan Penulangan Pile Cap B4 22 2,38 1 0,0009 7,098
Pekerjaan Penulangan Pile Cap B4 22 2,38 1 0,0009 7,098
Sedangkan dengan perancangan suatu project 3. Pada tahap perencanaan estimasi biaya (5D) pun
menggunakan metode berbasis konvensional, pada dengan menggunakan software yang terintegrasi
tahap perancangan desain, analisis struktur, dengan BIM akan menjadi lebih efisien
estimasi biaya, serta penjadwalan akan bekerja dikarenakan dapat dilakukan pada satu waktu
sendiri-sendiri. Hal ini dapat terjadi dikarenakan yang beriringan. Kemudian dalam
antar satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lain pelaksanaannya dapat meminimalisir adanya
tidak saling terintegrasi. Maka daripada itu dengan amandemen/addendum anggaran biaya, juga
melakukan perancangan suatu project dapat meminimalisir adanya Contract Change
menggunakan metode konvensional akan memakan Order (CCO) pada project.
waktu yang cukup lama seperti yang dapat 4. Pada tahap perencanaan building analysis (6D)
ditunjukkan pada tabel 7 sebagai berikut dengan dengan menggunakan software yang terintegrasi
tahap perancangan arsitektur awal sudah terdapat dengan BIM pun dapat dilakukan dalam satu
dalam aktifitas pengumpulan data. waktu yang beriringan.
Tabel 7. Durasi Perancangan DED Berbasis 5. Dari segi keefisienan waktu dalam perencangan
Konvensional DED berbasis BIM terhadap perancangan DED
Durasi (minggu)
Aktifitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
berbasis konvensional akan menjadi lebih cepat
Persiapan dalam perancangannya. Dikarenakan dalam
Pengumpulan data
Analisis struktur
prosesnya dapat dilakukan secara beriringan
Desain struktur dalam satu waktu yang bersamaan. Hal ini dapat
Estimasi kebutuhan bahan
Desain arsitektur akhir
terjadi dikarenakan antar satu disiplin ilmu
Ilustrasi perancangan berbasis konvensional dapat dengan disiplin ilmu yang lain saling
dilihat pada gambar 18 sebagai berikut. terintegrasi. Dimulai dari perancangan
permodelan 2D, 3D, kemudian perancangan 4D
(penjadwalan), lalu perancangan 5D (estimasi
biaya), dan perancangan 6D (building analysis).
8. Perkuntul 2K16 (Engkesz, Irsal, Erik, Abib Berlian P., Cinthia Ayu, Randy P. A., A. Hidayat,
Angek, Ngab Jep, Rizki, Vicky, Ajo Arkan, H. Nugroho. 2016. “Perbandingan Efisiensi
Alex Kaset, Santo, Sugab, AWE, Fadhil Jambi, Waktu, Biaya, Dan Sumber Daya Manusia
Lomok, Daniel Neptune Kubis) yang telah Antara Metode Building Information
memberikan semangat kepada penulis. Modeling (BIM) Dan Konvensional (Studi
9. Kongres Meja Kontrakan (Valen, Yoseph, Zul, Kasus: Perencanaan Gedung 20 Lantai)”
Kerri, Ariq, Toriq, Topik, Angling, Norman, dalam JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL,
Mamat) yang telah memberikan keceriaan Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman
kepada penulis. 220 - 229. Semarang: Universitas
10. Semua pihak yang telah membantu memberikan Diponegoro.
good vibes kepada penulis baik secara langsung Eastman, C. 2008. BIM Handbook: A Guide to
maupun secara tidak langsung yang belum bisa Building Information Modeling for Owners,
penulis sebutkan satu per satu. Managers, Designers, Engineers and
Contractors (1st ed.). Hoboken, New Jersey:
Daftar Pustaka John Wiley and Sons.
Gegana, G. A., S. Handjarinto, T. H. Pandjaitan.
Amalia, Aniendhita Rizki. 2010. Studi Literatur 2011. Study of Building Information
Tentang Program Bantu Autodesk Revit Modeling: Towards Multidiscipline
Structure. Surabaya: Program Sarjana, Integrated and Sustainable Design. Depok:
Institut Teknologi Sepuluh November Faculty of Engineering, University of
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Indonesia.
Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Sumber https://autodesk.com/. Diakses pada tanggal 3
Daya Air Dan Konstruksi. 2018. februari 2020
Permodelan 3D, 4D, 5D, 6D, Dan 7D Serta https://bexelmanager.com/. Diakses pada tanggal 1
Simulasinya Dan Level of Development agustus 2020.
(LOD). Bandung: Kementerian PUPR. Latersiya G., Karina. 2017. Investigasi Penerapan
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pusat Konsep Building Information Modeling
Pendidikan Dan Pelatihan Sumber Daya Air (BIM) Pada Proyek Konstruksi High Rise
Dan Konstruksi. 2018. Prinsip Dasar Sistem Building di Indonesia. Bandung: Universitas
Teknologi BIM Dan Implementasinya Di Katholik Parahiyangan.
Indonesia. Bandung: Kementerian Smith, D., 2007. An Introduction to Building
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat. Information Modeling (BIM), Journal of
Baskoro, Imam Agung. 2019. Penerapan Building Building Infromation Modeling, 4-12.
Information Modeling Menggunakan Tekla Walean, D., R. Mandagi, J. Tjakra, G. Malingkas.
Structures Dalam Perhitungan Volume Besi 2012. “Perencanaan dan Pengendalian
Tulangan Dan Bar Bending Schedule. Jadwal dengan Menggunakan Program
Jakarta: PT. Wijaya Karya Bangunan Microsoft Project 2010 (Studi Kasus: Proyek
Gedung Tbk. PT. Trakindo Utama)” dalam Jurnal Sipil
Statik Vol.1 No.1, November 2012 (22- 26).
Manado: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Sam Ratulangi.