You are on page 1of 11

doi: mkts.v22i2.

12871

PERANCANGAN DETAIL ENGINEERING DESIGN


GEDUNG BERTINGKAT BERBASIS BUILDING
INFORMATION MODELING
(Studi Kasus: Asrama Institut Teknologi Sumatera)
*
Ahmad Yudi1, M. Shoful Ulum2, M. Titan Nugroho3
1
Dosen, Program Studi Teknik Sipil, Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Institut
Teknologi Sumatera
2
Dosen, Program Studi Arsitektur, Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Institut
Teknologi Sumatera
3
Mahasiswa, Program Studi Teknik Sipil, Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan,
Institut Teknologi Sumatera
*)
Korespondensi: ahmad.yudi@si.itera.ac.id

Received: ……. Revised: …….. Accepted: ……..

Abstract

Rapid development of infrastructure requires the Indonesian nation to be able to evaluate the methods used as
control of construction work, which in its implementation really requires efficiency. There are several methods
in a construction work, such as conventional-based methods and Building Information Modeling (BIM) -based
methods. Using conventional-based methods will require more software because inter-disciplinary disciplines
are not mutually integrated. Meanwhile, by using the BIM-based method, only one software is needed because
the inter-disciplines are integrated with each other. The Sumatra Institute of Technology (ITERA) hostel is one
of the infrastructure facilities that will be built at ITERA which really needs efficiency in building and
controlling its development. The purpose of this study was to determine the benefits of the dimensions contained
in the BIM and to determine the efficiency in the design of the Detail Engineering Design (DED) of multi-
storey buildings based on BIM against conventional methods.

The DED design method uses BIM-based software, in this case the Autodesk Revit 2020 Student Version used
is adjusted to the results of the structural analysis design output. The results of the BIM-based DED design
will be more efficient because it is integrated between 2D, 3D (isometric model), 4D (scheduling), 5D (cost
estimation), and 6D (building analysis) because it can be done side by side. In terms of time, the BIM-based
DED design was obtained 20% faster than conventional-based DED planning.

Keywords: Detail Engineering Design (DED), Building Information Modeling (BIM), Efficiency, Integrated,
Autodesk Revit 2020 Student Version.

Abstrak

Pesatnya pembangunan infrastruktur menuntut bangsa Indonesia untuk dapat mengevaluasi metode yang
digunakan sebagai kontrol pekerjaan konstruksi yang dalam pelaksanaannya sangat membutuhkan keefisienan.
Terdapat beberapa metode dalam suatu pekerjaan konstruksi, seperti metode berbasis konvensional dan metode
berbasis Building Information Modeling (BIM). Dengan menggunakan metode berbasis konvensional akan
membutuhkan software yang lebih banyak dikarenakan antar disiplin ilmu saling tidak terintegrasi. Sedangkan
dengan menggunakan metode berbasis BIM hanya dibutuhkan satu software saja dikarenakan antar disiplin
ilmu yang saling terintegrasi. Asrama Institut Teknologi Sumatera (ITERA) merupakan salah satu sarana
infrastruktur yang akan dibangun di ITERA yang sangat membutuhkan keefisienan dalam membangun dan
mengontrol pembangunannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dimensi-dimensi
yang terdapat pada BIM dan mengetahui keefisienan dalam perancangan Detail Engineering Design (DED)
gedung bertingkat berbasis BIM terhadap metode secara konvensional.

Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00, September 2020


*Ahmad Yudi1, M. Shoful Ulum2, M. Titan Nugroho3
Perancangan Detail Engineering Design Gedung Bertingkat Berbasis Building Information Modeling
(Studi Kasus: Asrama Institut Teknologi Sumatera)

Metode perancangan DED menggunakan software berbasis BIM dalam hal ini yang digunakan adalah
Autodesk Revit 2020 Student Version disesuaikan dengan hasil dari keluaran perancangan analisis struktur.
Hasil dari perancangan DED berbasis BIM akan menjadi lebih efisien dikarenakan saling terintegrasi antara
2D, 3D (isometric model), 4D (penjadwalan), 5D (estimasi biaya), dan 6D (building analysis) dikarenakan
dapat dikerjakan secara beriringan. Dalam segi waktu perancangan DED berbasis BIM didapatkan hasil lebih
cepat 20% dibandingkan dengan perencanaan DED berbasis konvensional.

Kata kunci: Detail Engineering Design (DED), Building Information Modeling (BIM), Efisien, Terintegrasi,
Autodesk Revit 2020 Student Version.

1. Pendahuluan kesuksesan tim yang menuju kesuksesan proyek,


penyebaran risiko dan penghargaan, penentuan
Pesatnya pembangunan infrastruktur menuntut keputusan berdasarkan nilai dan pekerjaan yang
bangsa Indonesia untuk dapat mengevaluasi metode kapabilitas dan dukungan teknologi. Hasil akhirnya
yang digunakan sebagai kontrol pekerjaan adalah kesempatan untuk mendesain, membangun
konstruksi yang dalam pelaksanaannya sangat dan pengoperasian seefisien mungkin. Tujuan dari
membutuhkan keefisienan. diciptakannya suatu system Integrated Project
Delivery adalah untuk mengurangi kesalahan,
Perencanaan pembangunan sebuah sarana kerusakan dan biaya saat keseluruhan pelaksanaan
infrastruktur dapat menggunakan beberapa metode, desain, konstruksi dan proses pelaksanaan.
seperti metode berbasis konvensional dengan (Amalia, 2010).
menggunakan software bantu Autodesk Autocad,
Sketch Up, Microsoft Office, serta CSI dan dengan BIM dianggap lebih dari sekedar teknologi biasa,
metode berbasis Building Information Modeling melainkan cara baru untuk menangani proses
(BIM). Dengan menggunakan perencanaan berbasis pembangunan. Dengan menggunakan BIM dapat
BIM, dibutuhkan software yang saling berintegrasi. diperoleh 3D, 4D, 5D, 6D, dan 7D seperti pada
Sehingga dalam perencanaannya akan menjadi gambar 2. Dimana 3D berbasis obyek pemodelan
lebih efisien dan lebih mudah dalam mengontrol parametric, 4D adalah urutan dan penjadwalan
pembangunan sebuah sarana infrastruktur. Dalam material, pekerja, luasan area, waktu, dan lain-lain,
hal ini software BIM yang digunakan adalah 5D termasuk estimasi biaya dan part-lists, 6D
Autodesk Revit. mempertimbangkan dampak lingkungan termasuk
analisis energi dan deteksi konflik, dan 7D untuk
Asrama Institut Teknologi Sumatera merupakan fasilitas manajemen, biaya siklus hidup, dan
salah satu contoh sarana infrasruktur yang akan dampak lingkungan. Konsep ini sangat tergantung
dibangun di lokasi kampus Institut Teknologi pada teknologi software yang digunakan. Inti dari
Sumatera yang digunakan sebagai sarana penunjang konsep tersebut adalah bahwa model BIM berisi
untuk tempat tinggal mahasiswa Institut Teknologi informasi-informasi. Model suatu objek tidak hanya
Sumatera. Dalam studi kali ini, penulis akan geometris tetapi model tersebut juga berisi
merancang Detail Engineering Design (DED) informasi tentang bahan yang digunakan, berat,
bangunan gedung bertingkat Asrama Institut biaya, waktu dan bagaimana bagian dipasang, dan
Teknologi Sumatera yang berbasis pada Building lain-lain. (Baskoro, 2019)
Information Modeling (BIM).

2. Tinjauan Pustaka
2.1. Definisi Building Information Modeling
(BIM)

Building Information Modeling (BIM) atau yang


bernama lain disebut Intregrated Project Delivery
(IPD) adalah suatu permodelan untuk desain, Gambar 1. Dimensi BIM Dari 3D Sampai 7D
pelaksanaan dan penyampaian desain bangunan Sumber: Prinsip Dasar Sistem Teknologi BIM dan
dengan kolaborasi, penyatuan dan pengorganisasian Implementasinya Di Indonesia, 2018
tim yang produktif dari suatu sistem pengendalian
pelaksanaan proyek. Pembangunan di masa 2.1.1. Perangkat Lunak BIM
sekarang ini mengharapkan kontribusi dari semua
anggota tim yang dilandasi dengan prinsip Salah satu software/perangkat lunak BIM yang
kepercayaan, proses yang transparan, kolaborasi populer digunakan adalah Autodesk Revit.
yang efektif, keterbukaan penyebaran informasi, Autodesk Revit adalah software yang dibuat dan

Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00, September 2020


*Ahmad Yudi1, M. Shoful Ulum2, M. Titan Nugroho3
Perancangan Detail Engineering Design Gedung Bertingkat Berbasis Building Information Modeling
(Studi Kasus: Asrama Institut Teknologi Sumatera)

dikembangkan oleh perusahaan asal Amerika dalamnya melekat semua informasi bangunan
Serikat yang bernama Autodesk, Inc. seperti pada tersebut, yang berfungsi sebagai sarana untuk
gambar 3. Autodesk Revit merupakan software membuat perencanaan, perancangan, pelaksanaan
authoring tools yang berbasis BIM sehingga pembangunan, serta pemeliharaan bangunan
Autodesk Revit dapat digunakan untuk tersebut beserta infrastrukturnya bagi semua pihak
memodelkan suatu proyek konstruksi dengan baik. yang terkait di dalam proyek seperti owner,
Autodesk Revit dapat menghasilkan berbagai data konsultan, dan kontraktor seperti yang dapat terlihat
seperti gambar 2D, spesifikasi teknis, gambar 3D pada gambar 5 sebagai beikut.
quantity, dan building analysis (Autodesk Inc.,
2018).

Gambar 2. Logo Software Autodesk Revit


Sumber: www.autodesk.com/products/revit/overview, 2020
Sedangkan dalam permodelan 4D BIM, salah satu
software yang populer digunakan adalah Bexel
Manager seperti pada gambar 4. Bexel Manager
merupakan project review software yang dapat Gambar 4. Pihak-pihak Yang Terkait Dengan BIM
digunakan untuk project visualization, Sumber: Pemodelan 3D, 4D, 5D, 6D, Dan 7D Serta
documentation, progress tracking, clash detection, Simulasinya Dan Level of Development (LOD), 2018
quantity take off, pengurutan pekerjaan dan Konsep BIM membayangkan konstruksi virtual
penjadwalan proyek yang tentu saja sudah saling sebelum konstruksi fisik yang sebenarnya, untuk
terintegrasi dengan software BIM dalam hal ini mengurangi ketidakpastian, meningkatkan
software Autodesk Revit. keselamatan, menyelesaikan masalah, dan
(https://bexelmanager.com/open-bim/, 2020) menganalisis dampak potensial (Smith, 2007). BIM
berimplikasi memberi perubahan, mendorong
pertukaran model 3D antara disiplin ilmu yang
berbeda, sehingga proses pertukaran informasi
Gambar 3. Logo Software Bexel Manager menjadi lebih cepat dan berpengaruh terhadap
Sumber: https://bexelmanager.com, 2020 pelaksanaan konstruksi. (Eastman, 2008).
Menurut Eadie et al., 2013; Eastman et al., 2008
dalam Latersiya (2017). Keuntungan penggunaan 2.2. Perbedaan Metode BIM dengan Metode
konsep BIM adalah mempermudah dan Konvensional CAD
memperjelas sistem komunikasi. Sistem
komunikasi yang jelas dapat mempermudah deteksi Sistem CAD yang lebih lama menghasilkan
masalah, melakukan evaluasi, dan membuat data/geometri berdasarkan vector, yang
keputusan. BIM mempermudah pelaku konstruksi diasosiasikan dengan line types dan layer. BIM
untuk mendapatkan informasi RAB, kebutuhan bergantung pada yang disebut “parametric
jumlah volume material, serta estimasi biaya yang Modeling” untuk menghasilkan informasi proyek
lebih cepat dan akurat. Penggunaan BIM juga dapat yang terkoordinasi, konsisten, dan dapat dihitung
mengurangi kesalahan dan kelalaian, mengurangi (Gegana, et al., 2011).
durasi proyek, meningkatkan keuntungan, dan
memperkecil kemungkinan konflik. Kolaborasi Menurut Kementerian PUPR dalam Prinsip Dasar
antar stakeholders dapat meningkatkan kualitas Sistem Teknologi BIM Dan Implementasinya Di
proyek, mengurangi biaya dan waktu dengan Indonesia (2018). BIM dan CAD (Computer Aided
mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan Design) berangkat dari pendekatan yang berbeda.
selama proses desain. Aplikasi CAD meniru proses desain tradisional,
dimana desain dan dokumentasi bangunan dibuat
2.1.2. Pihak-pihak Yang Terlibat Pada BIM dari elemen grafis 2 dimensi seperti garis, hatch dan
teks, dll. Semua objek yang digambar hanya
Building Information Modeling (BIM) merupakan memuat informasi vektor (baik 2D atau 3D).
sistem, manajemen, metode atau runutan Gambar CAD diciptakan secara independen atau
pengerjaan suatu proyek yang diterapkan tidak ada keterkaitan antara objek-objek yang
berdasarkan informasi terkait dari keseluruhan digambar sehingga perubahan desain perlu
aspek bangunan yang dikelola dan kemudian ditindaklanjuti dan diterapkan secara manual pada
diproyeksikan ke dalam model 3 dimensi. Di setiap gambar CAD.

Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00, September 2020


*Ahmad Yudi1, M. Shoful Ulum2, M. Titan Nugroho3
Perancangan Detail Engineering Design Gedung Bertingkat Berbasis Building Information Modeling
(Studi Kasus: Asrama Institut Teknologi Sumatera)

Aplikasi BIM meniru proses bangunan sebenarnya, Tabel 1. Hasil Kuisioner Pada Perencanaan Gedung
dimana bangunan sebenarnya dimodelkan dari 20 Lantai
Analisa Waktu Analisa Sumber Daya
elemen konstruksi nyata seperti dinding, jendela, No Perusahaan Perencanaan Manusia Kelebihan BIM
Kekurangan
BIM
BIM Konvensional BIM Konvensional
lempengan dan atap, dan lain-lain. Pada aplikasi • Biaya
• Meminimalisir
BIM, semua objek yang digambar memiliki 3 s.d. 6 3 s.d. 12 5 s.d. 6 Minimal
revisi
pembelian
aplikasi relatif
PT. Total
informasi mulai dari material, dimensi, ketebalan Bangun
mahal
• Lebih baik
1 Persada • Mempermudah
dengan penggambaran langsung pada 3 dimensi. (Autodesk Bulan Bulan Personil 6 Personil koordinasi antar
memiliki
kemampuan
Revit) subkon
Karena sifatnya yang bi-directional relationship multi disiplin
• Biaya mock up
maka setiap objek gambar memiliki keterkaitan lebih efisien
• Pada saat
dengan objek lainnya. pendetilan
skala yang
kurang dari
5 s.d. 6 8 s.d. 12 5 s.d. 6 Minimal 1:20 jauh lebih
BIM juga dapat melakukan beberapa analisis dari PT. Wiratman
• Kesalahan
mudah

objek yang sudah selesai digambar misalnya analisa 2


& Associates
(Autodesk
teknis dapat
menggunakan
commad
ditemukan diawal
biaya material, akustik, termal dan lain sebagainya, Revit) CAD
• Dibutuhkan
sesuatu hal yang tidak dapat dilakukan oleh CAD. Bulan Bulan Personil 6 personil
spesifikasi
hardware
Selain itu, BIM dapat digunakan mulai dari proses yang
mumpuni
massing dan konsep, produksi, sampai pembuatan
PT. Pratiwi
• Mempermudah
BoQ (Bill of Quantity). 3 Putri Sulung
6 6 4 10
pekerjaan
-
(Tekla)
Bulan Bulan Personil Personil

Semua data-data ini disimpan terpusat dan terpadu Sumber: Cinthia Ayu B.P., dkk., 2016
dalam model bangunan virtual. Dengan demikian, Kelebihan BIM berdasarkan data pada tabel 1.
BIM tidak hanya menawarkan peningkatan adalah mempermudah dan mengurangi revisi pada
produktivitas yang signifikan namun juga menjadi perencanaan proyek karena dengan menggunakan
dasar untuk desain yang terkoordinasi dengan lebih metode BIM kesalahan dapat ditemukan diawal
baik dan proses pembangunan berbasis model perencanaan yang mana hal ini sangat membantu
komputer. seperti yang dapat terlihat pada gambar 6 untuk menghindari kesalahan pada saat
sebagai berikut. pelaksanaan. BIM juga dapat mempermudah
koordinasi antara kontraktor dan sub-kontraktor,
hal ini disebabkan karena koordinasi melalui BIM
dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi BIM
yang terkoneksi langsung dengan internet bagi para
pemangku kepentingan proyek untuk mengakses
data perencanaan dan memberi koreksi apabila
diperlukan. BIM juga dapat meminimalisir biaya
mock up.

Akan tetapi untuk kekurangan daripada BIM yaitu


pengguna BIM harus menguasai beberapa multi
disiplin agar penggunaan aplikasi BIM menjadi
Gambar 5. Contoh Perbedaan Proses Perancangan lebih optimal. Aplikasi BIM membutuhkan
dalam CAD dan BIM spesifikasi hardware yang mempuni, dan hal yang
Sumber: RDC Architects Pte Ltd, for a HDB project, 2011 paling berpengaruh dari kurangnya penggunaan
dalam BIM Essential Guide for Architectural Consultant, BCA
Singapore, 2013 aplikasi BIM di Indonesia adalah besarnya biaya
investasi yang dibutuhkan untuk membeli lisensi
2.3. Perbandingan Metode Konvensional dan aplikasi BIM.
Metode Building Information Modeling
(BIM) 2.4. Perbandingan Waktu Metode
Konvensional dan Metode Building
Cinthia Ayu B.P., dkk. melakukan penelitian Information Modeling (BIM)
Perbandingan Efisiensi Waktu, Biaya, Dan Sumber
Daya Manusia Antara Metode Building Information Penjadwalan dalam pengertian proyek konstruksi
Modeling (BIM) Dan Konvensional (Studi Kasus: merupakan perangkat untuk menentukan aktivitas
Perencanaan Gedung 20 Lantai) Tahun 2016 yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek
dengan menggunakan metode kuesioner yang dalam urutan serta kerangka waktu tertentu
dilakukan kepada 3 perusahaan pengguna BIM, (Walean, dkk., 2012).
antara lain PT. Total Bangun Persada, PT. Tahapan pada penggunaan aplikasi konvensional
Wiratman & Associates, dan PT. Pratiwi Putri lebih lama dibandingkan BIM, karena pada aplikasi
Sulung. Hasil dari kuesioner dapat dilihat dalam konvensional antara desain, struktur dan Mekanikal
Tabel 1. berikut. Elektrikal Plambing (MEP) tidak dapat dilakukan

Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00, September 2020


*Ahmad Yudi1, M. Shoful Ulum2, M. Titan Nugroho3
Perancangan Detail Engineering Design Gedung Bertingkat Berbasis Building Information Modeling
(Studi Kasus: Asrama Institut Teknologi Sumatera)

bersamaan, sedangkan pada BIM antara desain,


struktur dan MEP dapat dilakukan bersama
sehingga mempercepat perencanaan karena tidak
perlu menunggu salah satu disiplin untuk selesai
terlebih dulu. (Cinthia Ayu B.P., dkk., 2016).

Untuk perbandingan antara barchart aplikasi


konvensional dan aplikasi BIM dapat dilihat pada
tabel 2 dan 3 sebagai berikut.

Tabel 2. Barchart Perencanaan Dengan Aplikasi


Konvensional
Bulan
No Aktifitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan
2 Survey
3 Desain Arsitektur
4 Struktur
5 Mekanikal, Elektrikal, Plambing
6 Skejuling & RAB
7 Penyiapan Dokumen Lelang
Sumber: Cinthia Ayu B.P., dkk., 2016
Tabel 3. Barchart Perencanaan Dengan Aplikasi Gambar 7. Diagram Alir
BIM
Bulan
3.2. Pengumpulan Data
No Aktifitas
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan Data yang diperlukan dalam penyusunan tugas
2 Survey akhir ini diperoleh dari:
3 Desain Arsitektur
1. Produk Autodesk Revit 2020 Student Version.
4 Struktur
5 Mekanikal, Elektrikal, Plambing 2. Produk Bexel Manager 2020 Student Version.
6 Skejuling & RAB 3. Produk Microsoft Excel.
7 Penyiapan Dokumen Lelang 4. Produk Autodesk Insight.
Sumber: Cinthia Ayu B.P., dkk., 2016 5. Data perencanaan awal dari analisis struktur
Dari kedua barchart pada Tabel 2. dan 3. dapat pada program bantu analisis struktur.
diketahui lama waktu perencanaan antara aplikasi 6. Data perencanaan awal dari rancangan
konvensional dengan BIM. Waktu yang dibutuhkan bangunan melalui program bantu Autodesk
untuk perencanaan dengan menggunakan BIM 50% AutoCAD.
lebih cepat atau dua kali lipat dibandingkan dengan
perencanaan dengan menggunakan metode 3.3. Studi Literatur
konvensional.
Studi literatur merupakan dasar pedoman yang
diambil untuk menganalisis penelitian ini. Studi
3. Metode
literatur mencakup seluruh hal yang berhubungan
dengan permodelan bangunan gedung berbasis
3.1. Diagram Alir
Building Information Modeling (BIM).
Diagram alir dapat ditunjukkan pada gambar 7
Pedoman yang digunakan untuk penelitian ini
sebagai berikut:
adalah sebagai berikut:
1. Jurnal-jurnal dan penelitian-penelitian terbaru
yang berkaitan dengan program bantu Autodesk
Revit.
2. Informasi-informasi yang berasal dari website
resmi Autodesk.
3. Informasi-informasi dari forum-forum
pengguna program bantu Autodesk Revit.
4. Manual program Autodesk Revit dan program
Bexel Manager.

Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00, September 2020


*Ahmad Yudi1, M. Shoful Ulum2, M. Titan Nugroho3
Perancangan Detail Engineering Design Gedung Bertingkat Berbasis Building Information Modeling
(Studi Kasus: Asrama Institut Teknologi Sumatera)

3.4. Permodelan Struktur, Arsitektur, Dan Building Information Modeling (BIM). Hasil dari
Komponen (Family/Template) Detail perancangan DED yang berbasis BIM berupa
Engineering Design (DED) Berbasis dimensi-dimensi yang berada pada parameter-
Building Information Modeling (BIM) parameter yang terdapat pada BIM yaitu 2D, 3D,
4D, 5D, 6D sesuai dengan lokasi gedung Asrama
Permodelan struktur bangunan gedung bertingkat Institut Teknologi Sumatera (ITERA) berada.
berbasis building information Modeling adalah
sebagai berikut: Struktur gedung Asrama ITERA dirancang dengan
1. Tahap pembuatan family/template struktur menggunakan struktur beton pracetak yang
fondasi. kemudian pada penelitian kali ini akan dijadikan
2. Tahap perencanaan struktur bawah (pondasi dan sebagai studi kasus penelitian. Berikut adalah
sloof). penjelasan atau deskripsi dari struktur yang
3. Tahap perencanaan struktur atas (kolom, balok, digunakan pada penelitian ini.
tangga, plat, rangka atap).
Struktur bangunan Gedung Asrama ITERA
Permodelan arsitektur bangunan gedung bertingkat memiliki 6 lantai (termasuk level ring balok). Jarak
berbasis building information Modeling adalah tinggi antar lantai yang direncanakan adalah 3.4
sebagai berikut: meter untuk ruangan utama yang diukur dari muka
1. Tahap pembuatan family/template pintu. lantai pada lantai yang dibawahnya hingga pada
2. Tahap pembuatan family/template jendela. muka lantai diatasnya. Pada arah memanjang
3. Tahap perencanaan lantai. (sumbu x) terbagi menjadi 14 grid dengan jarak
4. Tahap perencanaan dinding, pintu, dan jendela. antar grid sebesar 4 meter. Pada arah memendek
5. Tahap perencanaan plafon. terbagi menjadi 9 grid yang memiliki lebar masing-
6. Tahap perencanaan atap. masing antar grid sebesar 0.75 meter, 4 meter, 2
meter, 2 meter, 2 meter, 4 meter, 0.75 meter, dan 1.4
3.5. Kriteria Pemenuhan Syarat Dalam meter seperti yang dapat ditunjukkan pada gambar
Permodelan Berbasis Building Information 8 sebagai berikut.
Modeling (BIM)

Kriteria untuk memenuhi syarat dalam perancangan


permodelan berbasis Building Information
Modeling (BIM) adalah sebagai berikut:
1. Perancangan permodelan struktur disesuaikan
dengan hasil dari perancangan permodelan pada
software analisis struktur.
2. Perancangan permodelan arsitektur disesuaikan
dengan hasil dari perancangan yang sudah
ditetapkan sebelumnya.
3. Perancangan penjadwalan disesuaikan dengan
penjadwalan yang sudah direncanakan. Gambar 8. Tampak 3D Sistem Struktur Gedung
4. Perancangan estimasi kebutuhan/biaya Asrama ITERA
konstruksi dengan memperhatikan setiap
elemen yang terdapat pada permodelan yang Semua struktur dimodelkan sesuai dengan
sudah dibuat dalam project pada software yang perencanaan dari analisis struktur gedung Asrama
terintegrasi dengan BIM. ITERA dengan dimensi dan mutu bahan yang sudah
5. Perancangan building analysis dengan direncanakan. Deskripsi struktur Gedung Asrama
memperhatikan nilai keluaran dari hasil analisis ITERA pada gambar 8 memiliki denah lantai seperti
program bantu Autodesk Insight. Dengan pada gambar 9 berikut ini.
memperhatikan nilai benchmark comparison
berada di bawah atau mendekati dari nilai
benchmark ASHRAE 90.1 dan ARCH 2030.

4. Hasil dan Pembahasan


Sebelumnya telah dijelaskan mengenai metode dan
tahapan penelitian ini. Selanjutnya, pada bab ini Gambar 9. Denah Lantai Sistem Struktur Gedung
akan membahas tentang hasil dari perancangan Asrama ITERA
Detail Engineering Design (DED) berbasis

Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00, September 2020


*Ahmad Yudi1, M. Shoful Ulum2, M. Titan Nugroho3
Perancangan Detail Engineering Design Gedung Bertingkat Berbasis Building Information Modeling
(Studi Kasus: Asrama Institut Teknologi Sumatera)

4.1. Deskripsi Perancangan 2D BIM 4.3. Deskripsi Perancangan 3D BIM

2D BIM adalah suatu bagian dalam software yang 3D pada Building Information Modeling (BIM)
terintegrasi dengan Building Information Modeling adalah perwujudan dari bangun ruang. Dalam hal
(BIM) yang menampilkan salah satu bagian dari ini setelah memodelkan project pada 2D, maka
suatu benda sehingga permukaan yang lain tidak untuk wujud 3D langsung dapat terintegrasi.
ditampilkan pada bagian tersebut. Sehingga dalam perencanaannya akan menjadi
lebih efisien dikarenakan perancang tidak perlu
Keterangan-keterangan yang diperlukan atau untuk mendesain kembali gambar 3D yang akan
keterangan detail dari gambar 2D yang dirancang dimodelkan.
pada software yang terintegrasi dengan BIM
biasanya disertakan menggunakan lambang atau 4.4. Hasil Dari Perancangan 3D BIM
petunjuk yang jelas.
Hasil dari perancangan 3D BIM adalah bentuk 3D
Fungsi dari gambar dua dimensi adalah project dari perancangan 2D yang sebelumnya
memberikan informasi lengkap tentang suatu benda sudah dilakukan. Kemudian jika gambar 3D ingin
sehingga memudahkan baik pelaksana, pembaca, dibuatkan dalam bentuk 2D atau dalam Detail
maupun bagi orang yang berkepentingan pada Engineering Design (DED) dapat dilihat pada
gambar tersebut. Kelengkapan gambar sangat gambar 11 sebagai berikut.
berpengaruh dalam kecepatan pelaksanaan fisik.
Semakin baik dan lengkap sebuah gambar 2D maka
akan mempercepat proses penyelesaian pekerjaan
konstruksi.

Gambar 2D yang disajikan pada penelitian kali ini


adalah
1. Gambar struktur yang meliputi: gambar denah
pondasi dan sloof, gambar denah kolom, gambar
denah balok, gambar denah pelat, gambar denah
ring balok, gambar denah rangka atap, dan
gambar detail daripada pembesian struktur.
2. Gambar arsitektur yang meliputi: gambar denah,
gambar tampak bangunan, gambar potongan, Gambar 11. Objek 3D Dalam Sheet 2D Pada
Software Autodesk Revit 2020 Student Version
gambar denah plafon, gambar site plan, dan
gambar detail.
4.5. Deskripsi Perancangan 4D BIM
4.2. Hasil Dari Perancangan 2D BIM
4D BIM adalah bagian dari dimensi Building
Hasil dari perancangan 2D BIM adalah berupa Information Modeling (BIM) yang mewujudkan
bentuk gambar Detail Engineering Design (DED) suatu penjadwalan proyek yang terintegrasi dengan
yang dapat dilihat pada Gambar 10 sebagai berikut. model project yang sudah dikerjakan. Dengan kata
lain 4D BIM adalah penggabungan dari 2D model
dengan 3D model serta scheduling atau
penjadwalan.

Dengan adanya dimensi 4D pada BIM, maka dalam


memonitoring persentase progress pelaksanaan
proyek akan menjadi lebih mudah serta lebih
efisien. Dan juga akan dapat meminimalisir
keterlambatan dalam pembangunan proyek.

4.6. Hasil Dari Perancangan 4D BIM

Hasil dari perancangan 4D BIM adalah berupa


Gambar 10. Tampilan Detail Engineering Design animasi progress pembangunan project
Pada Software Autodesk Revit 2020 Student berdasarkan diagram batang yang sudah
Version direncanakan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
pergerakan progress pembangunan dan diagram
batang atau gantt chart yang saling terintegrasi.
Maka, dalam usaha memonitoring pergerakan

Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00, September 2020


*Ahmad Yudi1, M. Shoful Ulum2, M. Titan Nugroho3
Perancangan Detail Engineering Design Gedung Bertingkat Berbasis Building Information Modeling
(Studi Kasus: Asrama Institut Teknologi Sumatera)

progress project dapat menjadi lebih terkendali Tabel 5. Kebutuhan Besi Tulangan PC-B
KEBUTUHAN BESI PC-B
secara efisien. Animasi progress pembangunan Item Pekerjaan
Tipe Bar Diameter Total Bar
Quantity
Reinforcement Berat/m
Volume (m3)
project yang sudah diintegrasikan dengan software Pekerjaan Penulangan Pile Cap
Besi
B1
(mm)
22
Length (m)
77,221 12 0,0293
(kg)
230,314
Bexel Manager 2020 Student Version dapat dilihat Pekerjaan Penulangan Pile Cap
Pekerjaan Penulangan Pile Cap
B2
B3
22
22
96,57
1,13
24
1
0,0367
0,0004
288,023
3,370
pada gambar 12 sebagai berikut. Pekerjaan Penulangan Pile Cap
Pekerjaan Penulangan Pile Cap
B3
B3
22
22
1,13
1,13
1
1
0,0004
0,0004
3,370
3,370
Pekerjaan Penulangan Pile Cap B3 22 1,13 1 0,0004 3,370
Pekerjaan Penulangan Pile Cap B3 22 1,13 1 0,0004 3,370
Pekerjaan Penulangan Pile Cap B3 22 1,13 1 0,0004 3,370
Pekerjaan Penulangan Pile Cap B4 22 2,38 1 0,0009 7,098
Pekerjaan Penulangan Pile Cap B4 22 2,38 1 0,0009 7,098
Pekerjaan Penulangan Pile Cap B4 22 2,38 1 0,0009 7,098
Pekerjaan Penulangan Pile Cap B4 22 2,38 1 0,0009 7,098
Pekerjaan Penulangan Pile Cap B4 22 2,38 1 0,0009 7,098
Pekerjaan Penulangan Pile Cap B4 22 2,38 1 0,0009 7,098

4.9. Deskripsi Perancangan 6D BIM

6D BIM merupakan bagian dari dimensi pada


Building Information Modeling (BIM) yang
Gambar 12. Animasi Tampilan Akhir Project
mewujudkan dari analisis pada suatu bangunan
4.7. Deskripsi Perancangan 5D BIM yang berkaitan dengan keberlanjutan
(sustainability) dari suatu project yang akan
5D BIM merupakan bagian dari dimensi Building dibangun. 6D BIM berguna untuk desain bangunan
Information Modeling (BIM) yang mewujudkan hijau karena dapat membantu untuk menguji,
dari estimasi biaya konstruksi yang diperlukan pada menganalisis, dan mengembangkan alternatif
project yang akan dibangun. Dengan kata lain 5D desain.
BIM adalah penggabungan dari 2D model, dengan
3D model, dengan 4D model, serta estimasi biaya Dengan adanya dimensi 6D pada BIM, maka dalam
konstruksi. memperhitungkan informasi-informasi yang
terdapat pada model project seperti geometri
Dengan adanya dimensi 5D pada BIM, maka dalam project (bentuk, layout), properti fisik dari material
memperhitungkan estimasi biaya konstruksi yang (lapisan dinding, thermal properties, visual
diperlukan akan menjadi lebih cepat serta lebih properties) jenis ruang/space di dalam bangunan,
efisien dalam perhitungannya. Sebab dalam 5D jalur pergerakan matahari, dan pola angin dapat
BIM, system teknis estimasi biaya konstruksi dilakukan dengan lebih efisien dikarenakan saling
berdasarkan permodelan real yang sudah dibuat terintegrasi dengan perencanaan dan keadaan
pada software dan menjadi otomatis terhitung sekitar project yang akan dibangun
karena saling terintegrasi. Kemudian pada 5D BIM
juga dapat meminimalisir adanya amandemen 4.10. Hasil Dari Perancangan 6D BIM
/addendum anggaran biaya, juga dapat
meminimalisir adanya Contract Change Order Hasil dari perancangan 6D BIM adalah berupa hasil
(CCO). dari analisis energi berdasarkan keluaran hasil dari
Autodesk Insight yang sudah terintegrasi dalam
4.8. Hasil Dari Perancangan 5D BIM software Autodesk Revit 2020 Student Version.
Hasil dari analisis energi dapat ditunjukkan pada
Hasil dari perancangan 5D BIM adalah berupa nilai gambar 13 dan gambar 14 sebagai berikut.
estimasi kalkulasi dari perhitungan kebutuhan
material bahan bangunan yang ada pada project.
Sebagai contoh, penulis menampilkan kebutuhan
dari besi tulangan dan volume beton yang
dibutuhkan pada bore pile tipe PC – B yang sudah
diintegrasikan ke dalam software Microsoft Excel
yang dapat ditunjukkan pada tabel 4 dan tabel 5
sebagai berikut:
Tabel 4. Kebutuhan Beton PC-B Gambar 13. Building Form
VOLUME BETON PONDASI PC-B
Tipe Pile Titik Bore Diameter Bore Volume
Item Pekerjaan
Cap Pile Pile (mm) (m3)
Bore Pile PC-B Titik A 500 2,01
Bore Pile Titik B 500 2,01
Compacted Sand 0,31
Lean Concrete 0,16
Pedestal 0,36
Pondasi 3,13
Total 7,98

Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00, September 2020


*Ahmad Yudi1, M. Shoful Ulum2, M. Titan Nugroho3
Perancangan Detail Engineering Design Gedung Bertingkat Berbasis Building Information Modeling
(Studi Kasus: Asrama Institut Teknologi Sumatera)

Gambar 14. Benchmark Comparison

4.11. Hasil Perbandingan Antara Perancangan


Detail Engineering Design (DED) Antara
Metode BIM dengan Metode Konvensional Gambar 16. Diagram Alir Proses Perancangan
CAD Project Menggunakan Metode Konvensional
Pada diagram alir dapat dilihat jika dalam
Hasil dari perbandingan yang sudah diperoleh perancangan suatu project dengan menggunakan
penulis antara metode Building Information metode berbasis Building Information Modeling
Modeling (BIM) dengan metode konvensional (BIM) akan dapat memangkas waktu lebih cepat
Computer Aided Design (CAD) dapat ditunjukkan dikarenakan dalam tahap proses perancangan untuk
pada diagram alir sebagai berikut: perencanaan Detail Engineering Design (DED),
scheduling atau penjadwalan, estimasi biaya, serta
building analysis dapat dilaksanakan secara
bersamaan dalam satu waktu seperti yang dapat
ditunjukkan pada tabel 6 sebagai berikut.
Tabel 6. Durasi Perancangan DED berbasis BIM
Durasi (minggu)
Aktifitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Persiapan
Pengumpulan data
Desain arsitektur
Desain struktur
Penjadwalan
Estimasi kebutuhan bahan
Building analysis

Hal ini dapat terjadi dikarenakan dalam


perancangan menggunakan perangkat lunak
berbasis BIM dalam hal ini software yang
digunakan adalah Autodesk Revit 2020 Student
Version, proses-proses tersebut akan menjadi saling
terintegrasi seperti yang dapat ditunjukkan pada
gambar 17 sebagai berikut.

Gambar 15. Diagram Alir Proses Perancangan


Project Menggunakan Metode BIM

Gambar 17. Ilustrasi Perancangan Berbasis BIM

Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00, September 2020


*Ahmad Yudi1, M. Shoful Ulum2, M. Titan Nugroho3
Perancangan Detail Engineering Design Gedung Bertingkat Berbasis Building Information Modeling
(Studi Kasus: Asrama Institut Teknologi Sumatera)

Sedangkan dengan perancangan suatu project 3. Pada tahap perencanaan estimasi biaya (5D) pun
menggunakan metode berbasis konvensional, pada dengan menggunakan software yang terintegrasi
tahap perancangan desain, analisis struktur, dengan BIM akan menjadi lebih efisien
estimasi biaya, serta penjadwalan akan bekerja dikarenakan dapat dilakukan pada satu waktu
sendiri-sendiri. Hal ini dapat terjadi dikarenakan yang beriringan. Kemudian dalam
antar satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lain pelaksanaannya dapat meminimalisir adanya
tidak saling terintegrasi. Maka daripada itu dengan amandemen/addendum anggaran biaya, juga
melakukan perancangan suatu project dapat meminimalisir adanya Contract Change
menggunakan metode konvensional akan memakan Order (CCO) pada project.
waktu yang cukup lama seperti yang dapat 4. Pada tahap perencanaan building analysis (6D)
ditunjukkan pada tabel 7 sebagai berikut dengan dengan menggunakan software yang terintegrasi
tahap perancangan arsitektur awal sudah terdapat dengan BIM pun dapat dilakukan dalam satu
dalam aktifitas pengumpulan data. waktu yang beriringan.
Tabel 7. Durasi Perancangan DED Berbasis 5. Dari segi keefisienan waktu dalam perencangan
Konvensional DED berbasis BIM terhadap perancangan DED
Durasi (minggu)
Aktifitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
berbasis konvensional akan menjadi lebih cepat
Persiapan dalam perancangannya. Dikarenakan dalam
Pengumpulan data
Analisis struktur
prosesnya dapat dilakukan secara beriringan
Desain struktur dalam satu waktu yang bersamaan. Hal ini dapat
Estimasi kebutuhan bahan
Desain arsitektur akhir
terjadi dikarenakan antar satu disiplin ilmu
Ilustrasi perancangan berbasis konvensional dapat dengan disiplin ilmu yang lain saling
dilihat pada gambar 18 sebagai berikut. terintegrasi. Dimulai dari perancangan
permodelan 2D, 3D, kemudian perancangan 4D
(penjadwalan), lalu perancangan 5D (estimasi
biaya), dan perancangan 6D (building analysis).

Ucapan Terima Kasih


Dalam penerbitan Jurnal Media Komunikasi Teknik
Sipil Volume 00, No. 00, Agustus 2020. Proses
penelaahan naskah melibatkan beberapa Mitra
Bestari. Untuk itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
Gambar 18. Ilustrasi Perancangan Berbasis rahmat dan hidayah sehingga dapat
Konvensional menyelesaikan laporan tugas akhir dengan baik.
2. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah
5. Kesimpulan mendukung dan memberikan doa kepada
penulis.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai 3. Bapak Ahmad Yudi, S.T., M.T., selaku Dosen
berikut: Pembimbing I yang telah meluangkan waktu,
1. Pada tahap perancangan permodelan 2D dan 3D memberikan banyak arahan dan memberikan
dengan menggunakan software yang terintegrasi banyak ilmu kepada penulis.
dengan BIM akan menjadi lebih cepat dan 4. Bapak M. Shoful Ulum, S.T., M.T., selaku
efisien dalam perancangannya, dalam hal ini Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
hasil dari perancangan permodelan 2D dan 3D waktu, memberikan banyak ilmu baru serta
berbasis BIM adalah gambar DED yang dalam arahan kepada penulis.
perancangannya 5. Ibu Siti Rahma S.T., M.T., selaku dosen
2. Pada tahap perencanaan pembimbing akademik yang telah memberikan
penjadwalan/scheduling (4D) dengan banyak saran dan masukan kepada penulis.
menggunakan software yang terintegrasi dengan 6. Himpunan Mahasiswa Sipil Institut Teknologi
BIM dalam hal ini software yang digunakan Sumatera yang telah memberikan banyak ilmu
adalah Bexel Manager 2020 Student Version tentang keorganisasian dan pembentukan
akan menjadi lebih efisien serta dalam karakter kepada penulis.
pelaksanaannya akan lebih mudah dalam 7. Seluruh teman-teman program studi teknik sipil
memonitoring progress pekerjaan pada project. angkatan 2016 Institut Teknologi Sumatera
Hal ini sudah tentu dapat meminimalisir akan yang telah memberikan motivasi kepada
adanya keterlambatan dalam pelaksanaan penulis.
pekerjaan.

Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00, September 2020


*Ahmad Yudi1, M. Shoful Ulum2, M. Titan Nugroho3
Perancangan Detail Engineering Design Gedung Bertingkat Berbasis Building Information Modeling
(Studi Kasus: Asrama Institut Teknologi Sumatera)

8. Perkuntul 2K16 (Engkesz, Irsal, Erik, Abib Berlian P., Cinthia Ayu, Randy P. A., A. Hidayat,
Angek, Ngab Jep, Rizki, Vicky, Ajo Arkan, H. Nugroho. 2016. “Perbandingan Efisiensi
Alex Kaset, Santo, Sugab, AWE, Fadhil Jambi, Waktu, Biaya, Dan Sumber Daya Manusia
Lomok, Daniel Neptune Kubis) yang telah Antara Metode Building Information
memberikan semangat kepada penulis. Modeling (BIM) Dan Konvensional (Studi
9. Kongres Meja Kontrakan (Valen, Yoseph, Zul, Kasus: Perencanaan Gedung 20 Lantai)”
Kerri, Ariq, Toriq, Topik, Angling, Norman, dalam JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL,
Mamat) yang telah memberikan keceriaan Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman
kepada penulis. 220 - 229. Semarang: Universitas
10. Semua pihak yang telah membantu memberikan Diponegoro.
good vibes kepada penulis baik secara langsung Eastman, C. 2008. BIM Handbook: A Guide to
maupun secara tidak langsung yang belum bisa Building Information Modeling for Owners,
penulis sebutkan satu per satu. Managers, Designers, Engineers and
Contractors (1st ed.). Hoboken, New Jersey:
Daftar Pustaka John Wiley and Sons.
Gegana, G. A., S. Handjarinto, T. H. Pandjaitan.
Amalia, Aniendhita Rizki. 2010. Studi Literatur 2011. Study of Building Information
Tentang Program Bantu Autodesk Revit Modeling: Towards Multidiscipline
Structure. Surabaya: Program Sarjana, Integrated and Sustainable Design. Depok:
Institut Teknologi Sepuluh November Faculty of Engineering, University of
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Indonesia.
Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Sumber https://autodesk.com/. Diakses pada tanggal 3
Daya Air Dan Konstruksi. 2018. februari 2020
Permodelan 3D, 4D, 5D, 6D, Dan 7D Serta https://bexelmanager.com/. Diakses pada tanggal 1
Simulasinya Dan Level of Development agustus 2020.
(LOD). Bandung: Kementerian PUPR. Latersiya G., Karina. 2017. Investigasi Penerapan
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pusat Konsep Building Information Modeling
Pendidikan Dan Pelatihan Sumber Daya Air (BIM) Pada Proyek Konstruksi High Rise
Dan Konstruksi. 2018. Prinsip Dasar Sistem Building di Indonesia. Bandung: Universitas
Teknologi BIM Dan Implementasinya Di Katholik Parahiyangan.
Indonesia. Bandung: Kementerian Smith, D., 2007. An Introduction to Building
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat. Information Modeling (BIM), Journal of
Baskoro, Imam Agung. 2019. Penerapan Building Building Infromation Modeling, 4-12.
Information Modeling Menggunakan Tekla Walean, D., R. Mandagi, J. Tjakra, G. Malingkas.
Structures Dalam Perhitungan Volume Besi 2012. “Perencanaan dan Pengendalian
Tulangan Dan Bar Bending Schedule. Jadwal dengan Menggunakan Program
Jakarta: PT. Wijaya Karya Bangunan Microsoft Project 2010 (Studi Kasus: Proyek
Gedung Tbk. PT. Trakindo Utama)” dalam Jurnal Sipil
Statik Vol.1 No.1, November 2012 (22- 26).
Manado: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Sam Ratulangi.

Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 00, No.00, September 2020

You might also like