Professional Documents
Culture Documents
Vol. 12 (1): 50 - 65
Abstract
The rendement value of plywood industry is a benchmark of increasing efficiency in utilizing
raw materials. Raw materials from natural forests produced into plywood have a yield that is
not in accordance with P.15/PHPL-PPHH/2015. The detailed and sequential DMAIC method
can analyze the impact of the use of natural forest raw materials. The purpose of the research is
to elaborate the application of six sigma (DMAIC) in PT. XYZ and prove the use of six sigma
method can increase the yield of plywood production in PT. XYZ to conform to P.15/PHPL-
PPHH/2015. The research was conducted in September-November 2020. This research uses six
sigma method with DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve and Control) stages in each
plywood production process. The results showed that the rendemen increased by 2.14% by
applying the six sigma (DMAIC) method. These results were found based on the collection of
define and measure data (analysis of waste problems and rendemen of each production process
and interviews), processing of analyze and improve data (analysis of causes and proposed
problems of low rendemen value) and implementation of data control (analysis on three
production processes of low rendemen causes). The proposed improvement is minimalism
tearing of finir core at rotary process, so that there is an increase in plywood production
rendemen from 88.23% to 90.37%. The six sigma method proves that production yields can
increase up to 2%.
Keywords : six sigma (DMAIC), rendement, process, plywood
Abstrak
Nilai rendemen industri kayu lapis merupakan tolak ukur peningkatan efisiensi dalam
memanfaatkan bahan baku. Bahan baku dari hutan alam diproduksi menjadi kayu lapis
memiliki rendemen yang tidak sesuai dengan P.15/PHPL-PPHH/2015. Penerapan metode
DMAIC yang detail dan berurutan dapat menganalisa dampak dari penggunaan bahan baku
hutan alam. Tujuan penelitian adalah menguraikan penerapan six sigma model DMAIC di PT.
XYZ dan membuktikan penggunaan metode six sigma dapat meningkatkan rendemen produksi
kayu lapis di PT. XYZ agar sesuai dengan P.15/PHPL-PPHH/2015. Penelitian dilaksanakan
pada September-November 2020. Penelitian ini menggunakan metode six sigma dengan
tahapan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve dan Control) pada setiap proses produksi
kayu lapis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen meningkat sebesar 2,14% dengan
menerapkan metode six sigma (DMAIC). Hasil ini ditemukan berdasarkan pengumpulan data
define dan measure (analisis masalah limbah dan rendemen setiap proses produksi serta
wawancara), pengolahan data analyze dan improve (analisis penyebab dan usulan masalah
nilai rendemen rendah) serta implementasi data control (analisis pada tiga proses produksi
penyebab rendemen rendah). Perbaikan yang diusulkan adalah minimalisir penyobekan finir
core proses rotary, sehingga terjadi peningkatan rendemen produksi kayu lapis dari 88,23%
menjadi 90,37%. Metode six sigma membuktikan bahwa rendemen produksi dapat meningkat
hingga 2%.
Kata kunci : six sigma (DMAIC), rendemen, proses, kayu lapis
50
JURNAL TENGKAWANG (2022)
Vol. 12 (1): 50 - 65
51
JURNAL TENGKAWANG (2022)
Vol. 12 (1): 50 - 65
52
JURNAL TENGKAWANG (2022)
Vol. 12 (1): 50 - 65
53
JURNAL TENGKAWANG (2022)
Vol. 12 (1): 50 - 65
Core builder Volume Input : finir yang sudah kering (per `Rendemen menurut ILO
tumpukan) (1975), dihitung berdasarkan
Volume Output : finir yang sudah rumus :
disambung (per tumpukan) 𝑉𝑜
R = 𝑉𝑖 x 100%,
Repair Volume Input : finir sebelum diperbaiki (per Keterangan:
core,face/back lembar) R = Rendemen (%)
Volume Output : finit setelah diperbaiki (per Vo = Volume output
lembar) Vi = Volume input
54
JURNAL TENGKAWANG (2022)
Vol. 12 (1): 50 - 65
55
JURNAL TENGKAWANG (2022)
Vol. 12 (1): 50 - 65
56
JURNAL TENGKAWANG (2022)
Vol. 12 (1): 50 - 65
Berdasarkan hasil penelitian tahap rendemen dan nilai six sigma perusahaan
define pada Tabel 4, maka diperoleh secara keseluruhan per proses produksi
pernyataan masalah rendemen produksi dari bahan baku hutan alam jenis kayu
kayu lapis di PT. XYZ yakni disebabkan meranti merah.
oleh limbah pada proses produksi rotary Tahap Measure
dan core builder. Penyebab tersebut Tahap measure dilakukan pengukuran
didukung oleh hasil penelitian pada hasil rendemen, nilai DPMO dan nilai sigma
limbah produksi, kriteria kualitas, nilai perusahaan. Hasil penelitian
persentase waste dan hasil wawancara mengemukakan bahwa perhitungan rerata
VOC. Oleh karena itu, tahapan berikutnya rendemen sebesar 88,23% per proses
(measure) akan memastikan permasalahan produksi kayu lapis, nilai DPMO sebesar
tersebut dengan memperoleh nilai 56.878,09 dan nilai six sigma perusahaan
57
JURNAL TENGKAWANG (2022)
Vol. 12 (1): 50 - 65
sebesar 3,27 yang termasuk kriteria untuk Pernyataan tersebut sesuai dengan
produksi rerata industri USA. Kriteria penelitian yang dilakukan oleh Bernik, dkk
tersebut dikemukakan oleh buku karangan (2019) yang menyatakan bahwa angka
Soemohadiwidjojo (2017) bahwa jika nilai DPMO yang ideal sebesar 3,4 dan jika
six sigma 2-4 maka perusahaan termasuk belum mencapai nilai tersebut maka perlu
kedalam produksi rata-rata industri USA. dilakukan perbaikan pada proses produksi.
Berdasarkan nilai DPMO, maka perlu Hasil pada tahap measure disajikan pada
dilakukan perbaikan proses produksi. Tabel 5.
Tabel 5. Hasil pada tahap measure proses produksi kayu lapis di PT. XYZ (Yield of
measure phase process of plywood product in PT. XYZ)
No Proses Input Output Waste Persentase Rendemen DPMO Six
produksi (m3) (m3) (m3) waste (%) proses (%) Sigma
1. Log cutting 3,3353 3,2340 0,1013 3,6407 96,5620
2. Rotary 0,5627 0,4373 0,1255 29,1772 77,7145
3. Continuous
dryer 0,0026 0,0025 0,0001 4,5397 95,6173
4. Roller dryer 0,0010 0,0009 0,00091 10,1146 90,8673
5. Core builder 1,7320 1,0159 0,7161 72,1963 58,6547
6. Repair core 30 pcs 28 pcs 2 pcs 7,14 91,5556
56.878,09 3,27
7. Repair
face/back 30 pcs 27 pcs 3 pcs 12,52 90,0000
8. Glue
spreader 57,4 pcs 57 pcs 0,4 pcs 0,77 99,2519
9. Double sizer 6,317 94,0581
0,2126 0,2 0,0126
Rerata 16,2684 88,2350
Sumber : Analisis data, 2020
58
JURNAL TENGKAWANG (2022)
Vol. 12 (1): 50 - 65
tenaga kerja, dan teknologi yang rendah. Alat yang digunakan dalam tahap
digunakan. Proses identifikasi ini adalah diagram fishbone atau diagram
permasalahan dilakukan pada tahap sebab-akibat yang sesuai dengan hasil
analyze dengan analisis menggunakan pada tahap define dan measure untuk
diagram fishbone. melihat proses produksi dengan nilai
Tahap Analyze rendemen terendah (rotary dan core
Tahap analyze dilakukan dengan builder). Diagram fishbone tentang
menganalisa akar permasalahan rendemen rendemen yang rendah dapat dilihat pada
dan faktor penyebab kecacatan/rendemen Gambar 1.
59
JURNAL TENGKAWANG (2022)
Vol. 12 (1): 50 - 65
menunjukkan bahwa penggunaan diagram penyobekan finir core yang belum akurat
fishbone dapat membantu peneliti untuk karena dilakukan secara manual serta
menentukan akar permasalahan atau penyusunan tumpukan finir yang perlu
masalah utama penyebab kecacatan. dibedakan. Faktor-faktor tersebut
Berdasarkan tahap analyze, peneliti mempengaruhi kualitas finir yang akan
menemukan empat faktor penting yang berdampak pada nilai rendemen dan
mempengaruhi tingkat rendemen. Akar waste.
permasalahan rendemen di PT. XYZ Tahap Improve
terdapat pada faktor material (bahan baku), Tahap improve dilakukan dengan
manusia (pekerja), metode dan mesin pada memberikan usulan-usulan perbaikan dari
proses rotary dan core builder. Hal permasalahan yang ditemukan dari tahap
tersebut teridentifikasi dengan penelusuran analyze untuk melaksanakan peningkatan
sub sebab dari keempat faktor yang rendemen produksi kayu lapis.
dilakukan melalui wawancara internal. Berdasarkan hasil wawancara, peneliti
Bahan baku hutan alam serta jangka waktu memberikan usulan untuk meningkatkan
penyimpanan log menjadi akar rendemen melalui 4 faktor yaitu faktor
permasalahan pada faktor material, akar material, manusia, metode dan mesin.
permasalahan pada faktor manusia seperti Hasil wawancara tahap improve disajikan
kualitas pekerja dan akar permasalahan pada Tabel 6.
pada faktor metode adalah teknik
Tabel 6. Usulan perbaikan untuk meningkatkan rendemen kayu lapis di PT. XYZ
(Proposed improvements to increase rendement of plywood in PT. XYZ)
Faktor Masalah Usulan perbaikan
Manusia 1. Kualitas SDM yang menurun akibat faktor 1. Perlu mengganti SDM dengan usia
usia dan teknik bekerja muda dan pembaharuan teknik
2. Operator mesin kurang teliti pada proses bekerja secara jelas dan teratur
rotary 2. Memberikan peringatan kepada
3. Pekerja kurang terampil dan terburu-buru operator secara berkala
4. Jadwal pelatihan dan evaluasi kinerja 3. Perlu pengaturan jadwal pelatihan
tidak teratur dan evaluasi secara jelas dengan
berbagai pertimbangan
Material 1. Kondisi log lapuk/busuk pada bagian kulit 1. Perlu memperhatikan waktu
2. Kondisi log pecah/rapuh pengiriman log dengan
3. Kondisi finir kasar akibat pisau rotary mempertimbangan berbagai faktor
seperti cuaca dan transportasi
2. Seharusnya diberikan jadwal khusus
pergantian pisau
Metode 1. Hasil penyobekan finir core tidak sesuai 1. Perlu instruksi metode penyobekan
standar yang jelas agar meminimalisasi waste
2. Instruksi kerja yang tidak dipahami secara 2. Perlu dibedakan penumpukan finir
jelas berdasarkan asal jenis finir (kulit dan
3. Metode penumpukan finir yang tidak empulur).
membedakan asal jenis finir
Mesin 1. Kerusakan mesin 1. Perlu memberikan jadwal
2. Ketajaman mata pisau rotary menurun khusus perawatan mesin secara
berkala
2. Perlu mengasah pisau secara
rutin minimal 2 jam sekali
Sumber : Analisis data, 2021
60
JURNAL TENGKAWANG (2022)
Vol. 12 (1): 50 - 65
61
JURNAL TENGKAWANG (2022)
Vol. 12 (1): 50 - 65
62
JURNAL TENGKAWANG (2022)
Vol. 12 (1): 50 - 65
63
JURNAL TENGKAWANG (2022)
Vol. 12 (1): 50 - 65
64
JURNAL TENGKAWANG (2022)
Vol. 12 (1): 50 - 65
65