Professional Documents
Culture Documents
Faik Agiwahyuanto - Analisis Posisi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit
Faik Agiwahyuanto - Analisis Posisi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit
DI KOTA SEMARANG
Abstract
The health provision care facilities including hospitals in order to improve health, health care,
disease treatment, and health recovery, in addition to being government responsibility is also right
for the community/private sector to participate. To answer the hospitals needs in Semarang City in
line with JKN program implementation from the government, the D and C hospitals ratio as FKRTL's
first referral and the number D and C of TT types with population is still less than ideal. The ratio of
type D and type C hospitals per unit of population is 1: 136,203, meaning that 1 hospital serves
136,203 residents, which ideally should serve 100,000 residents. Whereas ratio of TT hospitals with
type D and C with population is 1: 1,262 which ideally are 1: 1000. Estimated needs of RS TT type D
and C 1,634,428 / 1,000 = 1,635 TT. The research objective is to describe the feasibility of
establishing type General Hospital in Semarang City. This research is descriptive study that explains
the feasibility of establishing hospital in Semarang city. The analysis using demographic and
univariate with percentages. The results showed that North Semarang Subdistrict and Gunungpati
Subdistrict area. Type D/C hospital as first referral from FKTP is approximately 5 km coverage area
so ideally distance between type D/C hospitals is around 5-10 km. Distance needed by community to
go to hospital from their residence place in accordance with marketing research results is 1-5 km
from residence place can be taken <15 minutes with speed about <20km/hour.
Dari data yang ada dilihat dari f. Daerah kecamatan Genuk dengan
jumlah penduduk dan ketersediaan kepadatan penduduk sedang masih
rumah sakit tpe C/D sebagai rujukan memerlukan kesediaan 1 RS tipe
pertama FKRTL sesuai dengan C/D (walaupun ada RS Sultan
idealnya 1 RS melayani 100.000 Agung tapi merupakan RS tipe B
penduduk dan dari peta sebaran rumah saat ini masih bisa menerima
sakit di Semarang maka didapatkan rujukan langsung dari FKTP)
hasil : g. Daerah kecamatan Pedurungan
a. Daerah kecamatan Gunungpati dengan kepadatan penduduk padat
dengan kepadatan penduduk masih memerlukan tambahan
sedang memerlukan kesediaan 1 kesediaan 1 RS tipe C/D
RS tipe C/D. (walaupun ada RS RSJD Amino
b. Daerah kecamatan Semarang Gondohutomo tapi merupakan RS
Utara dengan kepadatan penduduk tipe B saat ini masih bisa
padat memerlukan kesediaan 2 RS menerima rujukan langsung dari
tipe C/D. FKTP)
c. Daerah kecamatan Tugu dengan Dari data peta sebaran rumah
kepadatan penduduk jarang sakit di Semarang terlihat kepadatan
memerlukan kesediaan 1 RS tipe rumah sakit terutama rumah sakit tipe
C/D. C/D sebagai rujukan pertama FKRTL
d. Daerah kecamatan Semarang berada di tengah kota sekitar
Barat dengan kepadatan penduduk kecamatan Gajahmungkur, Candisari,
padat masih memerlukan Semarang Selatan, Semarang Tengah,
kesediaan 2 RS tipe C/D Semarang Timur dan Gayamsari yang
(walaupun ada RS Columbia Asia rata-rata kepadatan penduduknya
tapi tidak melayani BPJS dan sedang dan jarang.
merupakan RS tipe B) Lokasi yang disarankan untuk
e. Daerah kecamatan Candisari pembangunan rumah sakit tipe C/D
dengan kepadatan penduduk adalah di wilayah kecamatan
sedang masih memerlukan Semarang Utara dan Gunungpati
kesediaan 1 RS tipe C/D dengan alasan :
(walaupun ada RS Elisabeth tapi a. Kecamatan Semarang Utara
merupakan RS tipe B saat ini merupakan wilayah yang
masih bisa menerima rujukan kepadatan penduduknya cukup
langsung dari FKTP) padat dengan luas wilayah 10,97
dan jumlah penduduknya 127.132 sekali tidak memiliki rumah sakit
serta sama sekali tidak memiliki sebagai rujukan pelayanan
rumah sakit sebagai rujukan kesehatan lanjut terutama rumah
pelayanan kesehatan lanjut sakit tipe C/D sebagai rujukan
terutama rumah sakit tipe C/D sehingga dari analisis perhitungan
sebagai rujukan sehingga dari kebutuhan rumah sakit tipe C/D
analisis perhitungan kebutuhan masih dibutuhkan pembangunan 1
rumah sakit tipe C/D masih rumah sakit tipe C/D untuk
dibutuhkan pembangunan 2 rumah memenuhi idealnya rasio jumlah
sakit tipe C/D untuk memenuhi rumah sakit dan jumlah penduduk.
idealnya rasio jumlah rumah sakit Sedangkan dari mini survey yang
dan jumlah penduduk. ditanyakan pada 50 responden untuk
b. Kecamatan Gunungpati meskipun lokasi yang diinginkan responden
tidak sepadat kecamatan untuk didirikan rumah sakit di wilayah
Semarang Tengah namun mereka adalah:
mengingat wilayahnya yang
cukup luas 54,11 dengan jumlah
penduduk 79.984 serta sama
Gambar 3.2. Grafik Analisa Letak atau Posisi yang tepat Pendirian RS
Khusus wilayah kecamatan SJSN tersebut di daerah di seluruh
Semarang Utara yang disarankan Indonesia, dampaknya antara lain
untuk didirikan rumah sakit tipe D/C terjadi peningkatan pengunjung baik
para responden mengharapkan rumah fasilitas rawat jalan maupun rawat
sakit yang akan didirikan dekat inap di berbagai rumah sakit di
dengan perumahan sedangkan untuk Indonesia, namun tidak diikuti dengan
kecamatan Gunungpati diharapkan peningkatan jumlah rumah sakit yang
pendirian rumah sakitnya dekat memadai sehingga terjadi
dengan kampus Unnes atau penumpukan pasien yang
perumahan sekitar Unnes dan dekat mengakibatkan pelayanan sedikit
pasar Gunungpati. terkendala. Terlebih dengan sistem
Kecamatan lain yang juga sama rujukan berjenjang yang berlaku.
sekali tidak memiliki rumah sakit Menurut Sistem Rujukan
adalah kecamatan Tugu. Meski Berjenjang diisi oleh tingkat 2 dengan
demikian karena wilayahnya tidak 3 tipe RS yaitu tipe D, C dan B
padat penduduk dan berdekatan sedangkan tipe A mewakili tingkat 3.
dengan kecamatan Ngaliyan yang Di lapangan BPJSK mengarahkan
telah memiliki 2 rumah sakit maka bahwa dari FKTP dirujuk ke FKRTL
pelayanan rujukan masih dapat secara berjenjang ke tipe D atau C
dikirim ke rumah sakit di wilayah lebih dulu baru ke tipe B,bila
kecamatan Ngaliyan. diperlukan baru ke tipe A. Oleh karena
2. Klasifikasi Kelas Rumah Sakit itu dari hasil analisis kebutuhan
Sejak ditetapkan Peraturan disarankan pembangunan rumah sakit
Menteri Kesehatan (Permenkes) No. tipe C/D sebagai rujukan pertama dari
28 tahun 2014 yang berisi tentang FKTP.
Pedoman Pelaksanaan Program Dengan asumsi bahwa dari
Jaminan Kesehatan Nasional. (7)
keseluruhan jumlah penduduk yang
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan memanfaatkan pelayanan
diberlakukan mulai 1 Januari 2014 rujukan pertama dari FKTP yaitu
dengan penyelenggara Badan rumah sakit tipe C/D adalah 30%
Penyelenggara Jaminan Sosial maka diasumsikan pula dari seluruh
Kesehatan (BPJS) yang merupakan pasien yang dirawat di rumah sakit
amanat dari UU No. 40 tahun 2004 tipe C/D ada 30% yang keadaannya
tentang Sistem Jaminan Sosial tidak dapat ditangani di rumah sakit
Nasional.(8) Maka Rumah Sakit tipe C/D dan harus dirujuk ke rumah
sebagai Faskes tingkat lanjutan, turut sakit tipe B dan begitu juga yang
merasakan dampak dari pelaksanaan dirujuk ke rumah sakit tipe A.
Dari asumsi tersebut dapat dengan syarat sistem rujukan
dianalisis kebutuhan Rumah Sakit tipe benar-benar dilaksanakan.
B dan A di kota Semarang sebagai d. Total RS tipe A yang ada di
berikut: Semarang adalah 2 rumah sakit.
a. Jumlah penduduk kota Semarang Rasio jumlah RS tipe A sebanyak
tahun 2016 sebanyak 1.634.428. 2 per penduduk adalah 1:73.550
Seperti asumsinya bahwa hanya artinya 1 RS melayani 73.550
30% yang akan dirujuk ke RS tipe qpenduduk. Sehingga dapat
B jadi sebanyak 490.328 dikatakan bahwa jumlah RS tipe
penduduk dan yang akan dirujuk A di Semarang sudah cukup ideal
ke RS tipe A sebanyak 147.099 untuk melayani kebutuhan
penduduk. rujukan pasien dari RS tipe B
b. Idealnya 1 RS melayani 100.000 dengan syarat sistem rujukan
penduduk. benar-benar dilaksanakan.
c. Total RS tipe B yang ada di a. Jarak Ideal Rumah Sakit
Semarang adalah 6 rumah sakit. Sebagai bangunan yang dibangun
Rasio jumlah RS tipe B sebanyak untuk melayani masyarakat, maka
6 per penduduk adalah 1:81.722 rumah sakit tipe D/C sebagai rujukan
artinya 1 RS melayani 81.722 pertama dari FKTP mempunyai
penduduk. Sehingga dapat daerah cakupan area sekitar 5 km jadi
dikatakan bahwa jumlah RS tipe idealnya jarak antar rumah sakit tipe
B di Semarang masih cukup ideal D/C adalah sekitar 5-10 km seperti
untuk melayani kebutuhan tampak pada gambar berikut :
rujukan pasien dari RS tipe C/D
Gambar 3.3. Peta Jangkauan Fasilitas Kesehatan Kota Semarang (RS Tipe C)
Bila jarak antar rumah sakit tipe Sedangkan untuk rumah sakit tipe
D/C sekitar 5-10 km maka dapat B di kota Semarang jumlahnya sudah
dilihat bahwa setiap kecamatan akan cukup hanya saja areanya tidak merata
memiliki 1 rumah sakit tipe D/C sebagai rujukan lanjutan dari rumah
sesuai kebutuhannya sebagai rujukan sakit tipe D/C seperti tampak pada
pertama dari FTKP terutama gambar berikut :
Puskesmas.
Gambar 3.4. Peta Jangkauan Fasilitas Kesehatan Kota Semarang (RS Tipe B)
Gambar 3.5. Peta Jangkauan Fasilitas Kesehatan Kota Semarang (RS Tipe A)
Untuk rumah sakit tipe A di kota tinggalnya sesuai dengan hasil riset
Semarang jumlahya sudah cukup dan pemasaran adalah 1-5 km dari tempat
letaknya sudah cukup center. Jarak tinggalnya dapat ditempuh waktu <15
yang dibutuhkan oleh masyarakat menit dengan kecepatam sekitar
untuk menuju rumah sakit dari tempat <20km/jam. Begitu pula jarak dari
FTKP ke rumah sakit tipe D/C sebagai tempat tinggalnya adalah <5km dan
rujukan pertama FTKP. sebanyak 27 responden mengharapkan
Hal itu sesuai dengan harapan 5-10 km dimana sebagian besar dari
masyarakat kota Semarang yang responden mengendarai transportasi
didapatkan dari mini survey 50 kendaraan pribadi dan sebagian
responden bahwa 23 responden mengendarai kendaraan umum dan
mengharapkan jarak rumah sakit dari berjalan kaki.