Professional Documents
Culture Documents
tent of vitamin C, vitamin E, and arginine which is bene icial for maintaining
healthy hair, helps improve circulation in the scalp, and softens and nour-
ishes hair. In this study, a rinse-off hair conditioner was formulated using ki-
wifruit extract with various types of fatty alcohols as thickening agent. The
fatty alcohols were cetyl alcohol, stearyl alcohol, setostearyl alcohol, and
behenyl alcohol with 4% concentration each. The conditioner preparation
was carried out using emulsi ication method by heating at a temperature of
70-80oC. Conditioner evaluation included organoleptic test, homogeneity,
type of emulsion, viscosity and rheology, centrifugation test, particle size,
and pH. The conditioners had lemon-white color, homogeneous O/W emul-
sion type, thixotropic low properties, stable, acidic pH, with varying viscos-
ity and particle size. In conclusion, fatty alcohols could affect the physical
properties of emulsions on the viscosity and particle size test parameters.
The longer the carbon chain of fatty alcohol, the viscosity increases and the
particle size gets smaller. Optimum formula for rinse-off hair conditioners
was showed as a formula that physically stable and has suitable viscosity.
435
indofenol (Lokal), parfum lemon oil (Lokal), air
suling.
Rambut memiliki fungsi proteksi dan fungsi
estetis (keindahan) bagi pemiliknya sehingga Alat
dianggap sebagai mahkota yang berharga. Timbangan analitik (AND tipe GR 200), alat-
Oleh karena itu, rambut harus tetap sehat dan alat gelas (Pyrex), penangas air (Memmert),
terhindar dari penyebab kerusakan. Salah stirer (Eurostar), termometer, viskometer
satu upaya dalam perawatan dan pencegahan (Brookfield tipe RV), pH meter (Methrohm tipe-
kerusakan rambut adalah dengan penggunaan 620), oven (Memmert), mikroskop okuler (Model
kondisioner yang dapat memberikan kelembutan, CHS, Olympus Optical Co, LTD), aluminium foil.
kekuatan, kilauan, dan membuat rambut menjadi
lebih mudah diatur (1,2). Salah satu buah Optimasi Kecepatan dan Waktu Pengadukan
yang bermanfaat untuk rambut adalah buah terhadap Homogenitas Emulsi Kondisioner
kiwi (Actinidia chinensis P.) yang mengandung Rambut
vitamin C, E, dan asam amino arginin yang dapat Polietilenglikol-20 setil/stearil eter, lemak
memberi kesehatan, nutrisi, dan kelembutan alkohol (setil, stearil, setostearil dan behenil),
pada rambut. Dengan demikian, pada penelitian dan campuran dikaprilil eter dan lauril alkohol
ini diformulasikan sediaan emulsi kondisioner dilebur dalam cawan uap di atas penangas
rambut bilas yang mengandung ekstrak buah air pada suhu 70o-80oC (fase 1). Gliserin,
kiwi (3,4). setrimonium klorida, dan air dipanaskan dalam
Untuk memperoleh sediaan emulsi beaker glass di atas penangas air pada suhu
kondisioner rambut bilas yang stabil dan memiliki 70o-80oC (fase 2). Fase 1 ditambahkan ke dalam
nilai viskositas yang sesuai, maka dilakukan fase 2, kemudian dihomogenkan dengan stirer
variasi jenis lemak alkohol sebagai pengental pada kecepatan pengadukan tertentu (200, 300,
pada kondisioner yang dibuat. Lemak alkohol 400 rpm) dan waktu tertentu (20, 30, 40 menit).
yang sering digunakan adalah lemak alkohol Diamati homogenitas emulsi dan ada tidaknya
dengan rantai karbon C16-C22. Berdasarkan hal busa yang dihasilkan. Kecepatan dan waktu
tersebut lemak alkohol yang dipilih adalah setil pengadukan yang didapat untuk menghasilkan
alkohol (C16H34O), stearil alkohol (C18H38O), homogenitas yang optimum digunakan untuk
setostearil alkohol (C18H38O.C16H34O), dan behenil pembuatan emulsi.
alkohol (C22H46O) (5). Formula kondisioner
tersebut kemudian di evaluasi secara fisik dan Formulasi Emulsi Kondisioner Rambut
kimia meliputi uji organoleptik, homogenitas, Untuk optimasi formula emulsi akan dibuat
tipe emulsi, viskositas dan sifat alir, sentrifugasi sebanyak 8 formula dengan rincian sebagai
dan ukuran partikel serta pH. berikut: pada formula I, III, V, dan VII tidak
ditambahkan ekstrak buah kiwi dengan tujuan
untuk mengetahui kestabilan basis emulsi
kondisioner rambut, serta sebagai pembanding
terhadap stabilitas formula II, IV, VI, dan VIII.
Bahan Pada formula I dan II digunakan setil alkohol,
Bahan-bahan yang digunakan adalah ekstrak pada formula III dan IV digunakan stearil alkohol,
buah kiwi (Gattefosse France), setrimonium pada formula V dan VI digunakan setostearil
klorida (Cognis), polietilenglikol-20 setil/stearil alkohol, dan pada formula VII dan VIII digunakan
eter (Cognis), setil alkohol (Cognis), stearil behenil alkohol sebagai pengental. Masing-
alkohol (Cognis), setostearil alkohol (Cognis), masing pengental digunakan dengan konsentrasi
behenil alkohol (Cognis), dikaprilil eter dan 4%, seperti tertera pada Tabel 1.
lauril alkohol (Cognis), gliserin (Lokal), butil
hidroksianisol (Lokal), butil hidroksitoluen Pembuatan Emulsi Kondisioner Rambut
(Lokal), natrium metabisulfit (Lokal), 5-bromo- Natrium metabisulfit dilarutkan dalam
5-nitro-1,3-dioksan (Cognis), baku pembanding ekstrak buah kiwi. Polietilenglikol-20 setil/
vitamin C (Shijiazhuang Pharma), diklorofenol stearil eter, lemak alkohol (setil, stearil,
436
Tabel 1. Formula sediaan kondisioner
Formula (%b/b)
Bahan
I II III IV V VI VII VIII
Ekstrak buah kiwi - 5 - 5 - 5 - 5
Setil alkohol 4 4 - - - - - -
Stearil alkohol - - 4 4 - - - -
Setostearil alkohol - - - - 4 4 - -
Behenil alkohol - - - - - - 4 4
437
kemudian diambil sebagian, diletakkan pada gelas ekstrak buah kiwi dan variasi jenis lemak alkohol
objek tipis, dan diamati dengan mikroskop yang tidak mempengaruhi warna dan bau dari emulsi
dilengkapi lensa okuler mikrometer. Pengamatan yang dihasilkan (8,9).
mikroskopik dilakukan dengan menggunakan
mikroskop okuler pada perbesaran 10 kali, tiap Homogenitas
sampel diukur sebanyak 300-500 buah partikel Semua formula emulsi memperlihatkan hasil
(6,7). yang homogen (Tabel 2). Hal ini disebabkan
karena sebelum formulasi terlebih dahulu
Pengukuran pH telah dilakukan optimasi kecepatan dan waktu
Pengukuran pH dilakukan dengan pengadukan. Penambahan ekstrak buah kiwi dan
menggunakan pH meter yang sebelumnya telah variasi jenis lemak alkohol tidak mempengaruhi
dikalibrasi dengan larutan pH 7 (dapar fosfat homogenitas dari emulsi (8,9).
ekimolal) dan pH 4 (dapar kalium biftalat) (6,7).
Tipe Emulsi
Diperoleh tipe minyak dalam air, hal ini sesuai
dengan tipe emulsi yang diinginkan berdasarkan
perbandingan komponen formula yaitu fase air
Optimasi Kecepatan dan Waktu Pengadukan lebih banyak (> 90%) dari pada fase minyak
terhadap Homogenitas Emulsi Kondisioner (Tabel 2). Penambahan ekstrak buah kiwi dan
Rambut variasi jenis lemak alkohol tidak mempengaruhi
Formula emulsi menunjukkan hasil yang tipe emulsi (10).
homogen dan tidak berbusa pada kecepatan
pengadukan 300 rpm selama 30 menit. Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir
Hasil evaluasi viskositas emulsi yang
Evaluasi Sifat Fisik Emulsi Kondisioner dilakukan menggunakan spindel no. 5 dan rpm
Rambut 10, dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 1.
Pemeriksaan organoleptik Semakin panjang rantai karbon dari lemak alkohol
Masing-masing formula berwarna putih (setil alkohol memiliki rantai karbon 16, stearil
susu dengan bau khas lemon (Tabel 2). Hal ini alkohol memiliki rantai karbon 18, setostearil
menunjukkan antioksidan natrium metabisulfit alkohol memiliki rantai karbon gabungan 16
yang ditambahkan pada ekstrak buah kiwi dan 18) maka viskositas dari emulsi semakin
serta antioksidan butil hidroksianisol dan butil tinggi. Akan tetapi pada formula VII dan VIII yang
hidroksitoluen yang ditambahkan ke dalam menggunakan behenil alkohol (yang memiliki
formula berfungsi dengan baik yaitu dapat rantai karbon 22) viskositasnya rendah (encer)
mencegah oksidasi dalam formula. Penambahan dibandingkan dengan formula yang lainnya.
438
B)
A)
Gambar 1. A) Diagram viskositas kondisioner rambut formula I-VIII. B) Rheogram emulsi kondisioner
rambut formula I-VIII
Pada formula I, III, V, VII yang tidak memiliki tahanan geser yang lebih kecil dari kurva
mengandung ekstrak buah kiwi, viskositas menaik. Dengan demikian menunjukkan bahwa
emulsi kondisioner rambut tidak menunjukkan dengan penambahan ekstrak buah kiwi dan
perbedaan dibandingkan dengan formula variasi jenis lemak alkohol tidak mempengaruhi
yang mengandung ekstrak buah kiwi dengan sifat alir dari emulsi kondisioner rambut. Pada
pengental yang sejenis. Dapat dikatakan gambar juga ditunjukkan bahwa formula VII dan
bahwa penambahan ekstrak buah kiwi tidak VIII memiliki perbedaan dengan formula I sampai
mempengaruhi viskositas emulsi. Vikositas VI, hal ini disebabkan emulsi yang dihasilkan
emulsi formula VII dan VIII adalah rendah encer (viskositas rendah) namun tetap memiliki
(emulsi encer), oleh karena itu formula VII dan sifat alir tiksostropi.
VIII bukan suatu emulsi kondisioner rambut yang
diinginkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa Sentrifugasi
behenil alkohol sebaiknya tidak digunakan Masing-masing formula memperlihatkan
sebagai pengental dalam emulsi. Pada formula I kestabilan pada uji sentrifugasi dengan kecepatan
sampai VI mempunyai viskositas yang optimum 2500 rpm selama 15 menit (Tabel 2). Hal ini
(emulsi kental). disebabkan karena dalam formulasi digunakan
Evaluasi sifat alir emulsi dapat dilihat bahan pengemulsi (polietilen-20 setil/stearil
berdasarkan rheogram pada Gambar 1. Pada eter) dan pengental (lemak alkohol). Bahan
rheogram tersebut terlihat sifat alir tiksotropi pengemulsi yang digunakan dari jenis surfaktan
untuk semua formula, dimana viskositasnya nonionik memiliki sifat yang netral dan dengan
dapat berkurang dengan meningkatnya penambahan pengental dapat meningkatkan
kecepatan geser. Bentuk kurva menurun terdapat kestabilan emulsi. Penambahan ekstrak buah
di sebelah kiri kurva menaik, yang menunjukkan kiwi dan variasi jenis lemak alkohol tidak
bahwa emulsi memiliki viskositas yang lebih mempengaruhi kestabilan dari emulsi.
rendah pada setiap harga kecepatan geser pada
kurva menurun dibandingkan kurva menaik. Ukuran Partikel
Ini menunjukkan adanya pemecahan struktur Hasil evaluasi ukuran partikel fase dalam
yang tidak terbentuk kembali dengan segera dari emulsi kondisioner rambut formula I
jika stress tersebut dikurangi atau dihilangkan. sampai formula VIII dapat dilihat pada Gambar
Pada rheogram terlihat bahwa kurva menurun 2. Hasil menunjukkan pada formula I sampai VI
439
Gambar 2. Gra ik distribusi ukuran partikel emulsi kondisioner rambut formula I-VIII
440
1. Barel OA, Paye M, Maibach IH. Handbook 7. Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. Teori dan
Cosmetic Science and Technology. New York: Praktek Farmasi Indrustri. Edisi Ketiga. Vol II.
Marcel Dekker Inc; 2001. p. 331-43, 588-9, Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: UI
614. Press; 1994. hal. 1062, 1068, 1076-87.
2. LS Mitchell. The Chemistry and Manufacture of 8. IT Retno, L Fatma. Buku pegangan ilmu
Cosmetics. Vol. 2. 3rd edition; Kobo Products pengetahuan kosmetik. Jakarta: PT Gramedia
Inc. 2002. p. 360-74, 388-92. Pustaka Utama; 2007. hal. 33-9.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 9. Wasitaatmadja SM. Penuntun Ilmu Kosmetik
Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Medik. Jakarta: Universitas Indonesia Press;
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan 1997. hal. 8.
Makanan; 1985. hal. 70-7, 269. 10. Baumann L, Weisberg E. Cosmetic
4. Wilkinson JB, Moore RJ, Gadwin G. Harry’s Dermatology Principles and Practice. New
Cosmeticology. 7th edition. New York: York: The McGraw-Hill Companies; 2002. hal.
Chemical Publishing Company; 1982. p. 506- 41-3, 50, 93-6.
18. 11. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
5. Cognis. Data Profile. Bangkok: Cognis Thai Kodeks Kosmetik Indonesia. Edisi II. Volume
2007. I. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan
6. Voigt R. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Obat dan Makanan; 1993. hal 429-30, 432,
Diterjemahkan oleh Soewandhi SN. 455
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press;
1995. hal. 418, 441, 557-8.
441