Professional Documents
Culture Documents
Wahyu Mushollaeni
PS. Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Abstract
Avocados had a fairly complete nutrient content and the price was quite affordable, so
that the processing of avocados worth to be developed. Fruit not only on consumption
in fresh condition, but with additional processing in order to get a new flavor or to get
varied diet and to get the benefits of the avocado fruit. To cope with the abundance of
the product during the main harvest, it would require further processing, so that the
economic value of the avocado fruit does not fall. Both of the processing to extend the
shelf life and processing for product diversification. Avocado in an optimal utilization
has not been done, then to overcome, given an alternative form of avocado fruit
processing, thereby increasing the range of dishes, namely margarine avocado.
Hopefully with a new product in the form of margarine avocado, can increase the
economic value of the avocado. In addition, more durable and can be used repeatedly
without reducing flavor. This study aims to determine the feasibility of the process and
financially household scale industries that produce margarine from avocado fruit. The
results showed that at the household scale industries, the use of glycerin in margarine,
avocados, can increase the value of consumer preferences, so that the margarine
produced can be marketed properly. The use of glycerin was limited at concentrations
of 10% for margarine and avocado consumers preferred feasible physically and
chemically. Financially, the effort is worth the effort or established with a value of
16.37% IRR and NPV Rp. 4,435,371.
Key words: avocado, margarine, glyserine
Pendahuluan
Margarin yang ada saat ini dibuat dari dikembangkan (Samson, 1986;
bahan pokok minyak nabati, selain itu Rahardjo, et. al., 2002; Utama dan
ada yang dari kacang-kacangan. Kacang- Rahardjo, 2006). Buah tidak hanya
kacangan mengandung lemak jenuh dikonsumsi dalam keadaan segar, tetapi
yang jika dikonsumsi terlalu banyak dengan pengolahan tambahan supaya
tidak baik untuk kesehatan mendapat citarasa baru atau menanbah
(Anonymous, 2008). Buah dan sayur variasi makanan maupun untuk
merupakan komoditi yang banyak mendapatkan manfaat dari buah alpokat
mengandung vitamin dan anti oksidan tersebut (Mandigo, 1986; Means, et. al.,
dan juga bisa cepat mengalami 1987; Rahardjo, 1996; Schmidt dan
kerusakan baik dari fisik maupun Means, 1986; Trout, et. al., 1990). Untuk
mekanis. Alpokat mempunyai mengatasi melimpahnya produk saat
kandungan gizi yang cukup lengkap dan panen raya, maka diperlukan
harganya cukup terjangkau, sehingga pengolahan lebih lanjut, agar nilai
pengolahan alpokat layak untuk ekonomi dari buah alpokat tidak turun.
46
Gambar 2. Hubungan antara penambahan gliserin terhadap daya oles margarin alpokat
48
Turunnya nilai daya oles pada tertinggi adalah 2,46 menit pada
penambahan gliserin 10% dibandingkan perlakuan 0% gliserin. Hasil analisa
dengan gliserin 8%, masih belum bisa ragam terhadap daya leleh margarin
dikatakan sebagai akibat perlakuan, diperoleh bahwa perlakuan
namun demikian perlu dikaji lebih jauh penambahan gliserin memberikan
mengenai optimasi penambahan gliserin pengaruh yang sangat nyata (tarap nyata
pada margarin alpokat yang 1%) terhadap daya leleh margarin
mendapatkan daya oles paling alpokat yang dihasilkan. Semakin
diharapkan oleh konsumen. Ciri-ciri banyak porsi gliserin yang diberikan
margarin yang menonjol adalah bersifat akan mempercepat daya leleh margarin.
plastis, padat pada suhu ruang, agak Hal ini karena penambahan gliserin
keras pada suhu rendah, teksturnya akan membuat margarin memiliki
mudah dioleskan, serta segera dapat struktur yang lebih lembek, sehingga
mencair di dalam mulut (Anonymous, kecepatan meleleh pada akan meningkat
2008). dibanding dengan struktur yang lebih
Daya leleh padat. Hubungan antara penambahan
gliserin dan daya leleh margarin alpokat,
Hasil pengamatan daya leleh margarin tertera pada Gambar 3.
alpokat rata-rata terendah adalah 2,18
menit pada perlakuan 10% gliserin dan
Gambar 3. Hubungan antara penambahan gliserin dan daya leleh margarin alpokat
Semakin tinggi penambahan gliserin pada suhu kamar, dan (4) mempertinggi
maka semakin meningkat daya leleh titik didih untuk memenuhi tujuan
margarin. Penambahan emulsifier penggorengan (Anonymous, 2002).
berfungsi untuk: (1) mengurangi daya Kesukaan terhadap warna
percik produk apabila digunakan untuk
menggoreng karena air yang ada di Hasil pengujian kesukaan terhadap
dalam produk diikat oleh lemak, (2) warna margarin alpokat dilakukan
memperpanjang daya simpan, sebab dengan menggunakan responding 20
produk dinyatakan rusak apabila terjadi orang. Nilai kesukaan terhadap warna
pemisahan komponen lemak dan air, (3) margarin tertendah adalah 2,9 pada
memperkeras tekstur agar tidak meleleh perlakuan 0% penambahan gliserin dan
tertinggi adalah 3,55 pada perlakuan
49
modal investasi fasilitas dan modal kerja nilai produksi atau volume produksi
yaitu Rp 43.250.000,- + Rp 33.089.940,- suatu usaha mencapai titik impas, yaitu
= Rp 76.339.940,- dengan bunga bank tidak untung dan tidak rugi.
12%/tahun maka biaya tahunan untuk Berdasarkan perhitungan nilai BEP
modal kerja (bunga bank) adalah Rp diperoleh pada posisi produksi 14.578
6.160.793,- (biasa disebut sebagai biaya unit/tahun. Karena kapasitas operasi >
modal). dari volume terjadinya BEP maka
Usaha pembuatan margarin proyek ini layak dijalankan. Net Present
alpokat ini direncakan berkapasitas 90 Value (NPV) adalah parameter
kg bahan/hari, dan 1 bulan dihitung kelayakan finansial yang
sebagai 25 hari kerja sehingga 1 tahun membandingkan antara pendapatan
adalah 300 hari kerja. Produk usaha – biaya usaha tahunan yang
direncanakan dalam bentuk kemasan dihitung nilai awal proyek usaha (present)
plastik yang berisi sekitar 200 gr bahan, dikurangi dengan total biaya investasi.
sehingga 90 kg bahan akan menjadi 11.2 Proyek usaha bisa diterima untuk
kg margarin. Jadi kapasitas produksi dijalankan jika NPV > 0. Berdasarkan
tahunan adalah 2.250 kg alpokat/bulan perhitungan nilai NPV pada usaha
sama dengan 280 kg margarin/bulan, margarin ini adalah Rp 4.435.371,-.
rendemen terhadap alpokat 12,4%. Karena nilai NPV perhitungan > 0,
Dengan kemasan 200 gr/bungkus maka proyek usaha produksi margarin
berarti = 1.400 bungkus/bulan = alpokat ini bisa layak dijalankan. Kriteria
16.800 sachet/tahun. finansial IRR adalah menggambarkan
Harga pokok produksi dihitung sejauh mana proyek menghasilkan
berdasarkan jumlah biaya tahunan yang tingkat diskonto. Kemudian tingkat
terjadi dibagi dengan jumlah produk diskonto yang dihasilkan dibandingkan
yang dihasilkan yaitu Rp 220.473.099,- dengan bunga bank. Jika diskonto
/16.800 = Rp 13.123,-/bungkus. proyek > bunga bank berarti layak, jika
Margarin hasil produksi rencananya < bunga bank, proyek tidak layak
akan dijual di wilayah Kota Malang, baik dijalankan. Berdasarkan hasil analisa
di pasar tradisional maupun pasar IRR diperoleh tingkat diskonto proyek
modern. Disamping itu juga dijual adalah 16,37%. Karena tingkat diskonto
keliling kepada toko-toko kebutuhan proyek lebih besar dari bunga bank,
harian di wilayah Kota Malang dengan maka usaha ini layak dijalankan.
menggunakan motor. Penjualan dengan
sistem tunai, bisa penjualan langsung, Kesimpulan
maupun melalui pengecer. Dari HPP
Rp 13.123,-/bungkus akan dijual senilai Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Rp 13.911,-/bungkus untuk pembelian pada industri skala rumah tangga,
partai, dan harga eceran adalah Rp penggunaan gliserin dalam margarin
14.250,-/bungkus. Harga ini alpokat, dapat meningkatkan nilai
diperkirakan akan bisa bersaing dengan kesukaan konsumen, sehingga margarin
baik dengan produk-produk tempe yang yang dihasilkan dapat dipasarkan
sudah ada. Target keuntungan yang dengan baik. Penggunaan gliserin ini
hanya sekitar 6% diharapkan agar bisa dibatasi pada konsentrasi 10% untuk
segera untuk penetrasi pasar yang ada. mendapatkan margarin alpokat yang
BEP merupakan alat analisis disukai konsumen dan layak secara fisik
yang digunakan untuk mengetahui batas dan kimia. Secara finansial, usaha ini
54
layak untuk diusahakan atau didirikan Rahardjo, S., Suparno, Supartono, W dan
dengan nilai IRR 16,37% dan NPV Rp. Utama, Z. 2002. Pengendalian
4.435.371,-. Pencoklatan Produk Hasil
Restrukturisasi Bubur Buah Tropis
menggunakan Bahan Tambahan
Daftar Pustaka Makanan. AGRITECH, Vol.22, No.3,
Anonymous. 2002. Mengenal Jenis-Jenis pp. 87-94.
Mentega. http://www.republika.co.id Samson, J. A. 1986. Tropical Fruits. 2nd
Anonymous. 2008. Jangan Takut Edition. Longman Scientific
Mengkonsumsi Mentega dan Margarin. &Technical. England.
http://www.depkes.go.id Schmidt, G. R. and Means, W. J. 1986.
Mandigo, R. W. 1986. Structuring of Process for Preparing Algin/Calcium
Muscle Foods. Food Technology, 40: Gel Structured Meat Product. U.S.
85. Patent 4.603.054.
Means, W. J., Clarke, A. D., Sofos, J. N and Trout, G. R., Chen, CM and Dale, S. 1990.
Schmidt, GR. 1987. Binding, Sensory Effect of Calcium Carbonate and
and Storage Properties of Sodium Alginate on the Textural
Algin/Calcium Structured Beef Steaks. Characteristics, Color and Color
J. Food Science, 52: 252-257. Stability of Restuctured Pork Chops. J.
Rahardjo, S. 1996. Gel Kalsium Alginat Food Science, 55: 38-42.
sebagai Bahan Pengikat pada Produk Utama, Z. dan Rahardjo, S. 2006. Formulasi
Daging Ayam. Buletin Teknologi dan untuk Memperbaiki Flavor Bubur Buah
Industri Pangan, 7(3): 41-48. Alpukat Hasil Restrukturisasi. Majalah
Ilmu dan Teknologi Pertanian. Vol
XXVI, No. 2., pp. 88-93.