You are on page 1of 5

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Portal Jurnal Malahayati (Universitas Malahayati)

JURNAL ANALIS FARMASI


Volume 2, No. 4 Oktober 2017 Hal 258-262

PENETAPAN KADAR LEMAK MARGARIN MERK X DENGAN KEMASAN DAN


TANPA KEMASAN DENGAN METODE SOKLETASI

DETERMINATION OF FAT CONTENT MARGARINE BRAND X TO


PACKAGING AND PACKAGING WITH SOXHLETATION METHOD

Ade Maria Ulfa1, Diah Astika Winahyu1, Mia Jasuma1

ABSTRACT
Margarine was a water in oil emulsion with requirements containing no less
than 80% fat. The fats used are derived from vegetable fats such as head iol, palm oil,
soybean oil, and cottonseed oil. The margarine composition generally comprises
components of 80-81% fat, skim milk 14-16%, 3% salt, 0,5% emulsifier, and 2,5%
vitamin. Fat requirement was not stated in absolute terms, the Word Health
Organization (WHO) recommends the consumption of fat by 20-30% of total energy
needs is considered good for health. This study aimed to find out how much in fat
content in margarine without packaging and margarine packaging that function to
meet the nutritional needs of the body. Determination of fat content was done using
soxhletation using petroleum ether.
The results showed that the fat content in the margarine without packaging
was 82,74% while the fat content in the packaging margarine was 80,88%, the
average fat content of the x brand margarine with the packaging and without
packaging had met the Indonesia National Standard (SNI) 80% for its fat content.

Keywords : Margarine Packaging, Margarine Without Packaging , Fat, Soxhletation.

ABSTRAK
Margarin adalah emulsi air dalam minyak dengan persyaratan mengandung
tidak kurang dari 80% lemak. Lemak yang digunakan berasal dari lemak nabati
seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak kedelai, dan minyak biji kapas.
Komposisi margarin pada umumnya terdiri dari komponen-komponen yaitu lemak 80-
81%, skim milk 14-16%, garam 3%, emulsifier 0,5%, dan vitamin 2,5%. Kebutuhan
lemak tidak dinyatakan secara mutlak, World Health Organization (WHO)
menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 20-30% kebutuhan energi total dianggap
baik untuk kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahi berapa banyak
perbedaan kadar lemak yang ada pada margarin tanpa kemasan dan margarin
kemasan yang fungsinya untuk mencukupi kebutuhan gizi tubuh. Penetapan kadar
lemak dilakukan dengan menggunakan metode sokletasi dengan menggunakan
pelarut petroleum eter. Hasil penelitian menunjukkan kadar lemak dalam margarin
tanpa kemasan yaitu 82,74 % sedangkan kadar lemak dalam margarin kemasan yaitu
80,88 %, pada rata-rata kadar lemak margarin merk x dengan kemasan dan tanpa
kemasan sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu minimal 80%
untuk kadar lemaknya.

Kata kunci : Margarin Kemasan, Margarin Tanpa Kemasan, Lemak, Sokletasi.

PENDAHULUAN kedelai, dan minyak biji kapas. Minyak


Margarin adalah emulsi air nabati mengandung 50-72g / 100g
dalam minyak dengan persyaratan (Winarno, 2008). Komposisi margarin
mengandung tidak kurang dari 80% pada umumnya terdiri dari komponen-
lemak. Lemak yang digunakan berasal komponen yaitu lemak 80-81%, skim
dari lemak nabati seperti minyak milk 14-16%, garam 3%, emulsifier
kelapa, minyak kelapa sawit, minyak 0,5%, dan vitamin 2,5% [8].

1) Dosen Akademi Analis Farmasi Dan Makanan Putra Indonesia Lampung


PENETAPAN KADAR LEMAK MARGARIN MERK X DENGAN KEMASAN DAN
TANPA KEMASAN DENGAN METODE SOKLETASI

Lemak sebagai bahan pangan pada margarin yang fungsinya untuk


adalah salah satu yang paling banyak mencukupi kebutuhan gizi tubuh.
dan paling utama dalam kehidupan Metode Sokletasi yaitu metode
kita. Lemak sebagai bahan pangan ekstraksi dengan cara penarikan
dibagi menjadi dua golongan yaitu senyawa lemak bebas dengan
lemak yang siap konsumsi tanpa menggunakan pelarut non polar, lemak
dimasak terlebih dahulu (mentega, bersifat non polar sehingga lemak
margarin, dan lemak yang digunakan dapat tertarik dengan pelarut yang
dalam kembang gula) dan lemak yang digunakan karena ekstraksi terjadi
dimasak bersama bahan pangan, atau terus-menerus dengan adanya
dijadikan medium penghantar panas pendingin balik yang relatif konstan
dalam memasak bahan pangan dan penimbangan pada bobot ekstrak
(minyak goreng dan lemak babi). kering.
Dalam pengolahan bahan pangan,
lemak berfungsi sebagai penghantar METODOLOGI PENELITIAN
panas, seperti mentega, mentega Waktu dan Tempat Penelitian
putih, lemak, dan margarin. Di samping Penelitian dilaksanakan pada
itu penambahan lemak dimaksudkan Juni 2016 di Laboratorium Balai Riset
untuk menambah kalori serta dan Standardisasi Industri Bandar
memperbaiki tekstur dan cita rasa Lampung, Jalan Bypass Soekarno-Hatta
bahan pangan, seperti pada kembang KM.1 Raja Basa, Lampung.
gula, penambahan mentega putih pada
pembuatan kue-kue, dan lain-lain [8]. Alat dan Bahan
Kebutuhan lemak tidak Alat yang digunakan dalam
dinyatakan secara mutlak. World penelitian ini yaitu alat sokletasi, labu
Health Organization (WHO) (1990) lemak, oven, desikator, timbangan
menganjurkan konsumsi lemak analitik dan kertas whatman No. 42.
sebanyak 20-30% kebuthan energi Bahan-bahan yang digunakan dalam
total dianggap baik untuk kesehatan. penilitian ini yaitu Petroleum Eter.
Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan
asam lemak esensial dan untuk Sampel
membantu penyerapan vitamin larut- Teknik pengambilan sampel
lemak. Diantara lemak yang dilakukan dengan cara Purposive
dikonsumsi sehari dianjurkan paling sampling, yaitu pengambilan sampel
banyak 8% dari kebutuhan energi total berdasarkan kreiteria yang ditentukan
berasa dari lemak jenuh, dan 3-7% oleh peneliti yaitu margarin tanpa
dari lemak tidak jenuh-ganda. kemasan dan margarin kemasan yang
Konsumsi kolesterol yang dianjurkan dijual di Perumnas Wayhalim Bandar
adalah kurang dari ≤ 300 mg sehari Lampung. Didapatkan 2 (dua) sampel
[1]. yaitu : A, dan B.
Berdasarkan penelitian
terdahulu [8] dengan judul penetapan Penetapan Kadar Lemak [3]
kadar lemak dalam margarin metode Labu kosong yang sudah berisi batu
Sokletasi didapatkan hasil kadar lemak didih di oven pada suhu 1050C selama
sebanyak 82,24% hasil ini melewati 1 jam dimasukkan dalam desikator dan
batas kandungan minimal lemak pada ditimbang hingga bobot konstan.
margarin yang diizinkan oleh Sebanyak 150 ml petroleum eter
Departemen Kesehatan Republik dimasukkan ke labu alas datar yang
Indonesia dalam SNI 3541:2014 yaitu sudah berisi batu didih. Selongsong
80%. sampel dan labu alas datar
Berdasarkan fakta diatas peneliti dipasangkan pada alat sokletasi dan
ingin mengetahui kadar lemak total diekstraksi selama 4 jam pada suhu
pada margarin yang dijual di Pasar kurang dari 360C. Larutan petroelum
Perumnas Wayhalim Kota Bandar eter disulingkan dan ekstrak lemak
Lampung dengan metode Sokletasi dikeringkan pada suhu 1050C selama 1
karena peneliti ingin melihat berapa jam. Didinginkan dalam desikator dan
banyak kadar lemak total yang ada ditimbang sampai bobot konstan

Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 4 Oktober 2017 259


Nofita, Niken Feladita

HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji Organoleptis
Tabel 1.
Data Uji Organoleptis margarin
No. Sampel Bau Rasa Warna
1. A Normal Asin Kuning
2. B Normal Asin Kuning

Analisis Kuantitatif metode Sokletasi yang dilakukan


Setelah dilakukan penetapan dengan pengulangan tiga kali,
kadar lemak total pada margarin merk didapatkan hasil sebagai berikut :
A, dan merk B dengan menggunakan

Tabel 2.
Hasil Penetapan Kadar Lemak Total Pada Susu Kental Manis Cokelat

Sampel Pengulangan Kadar (%) Rata-rata Kadar (%) Kesimpulan


1 83,18
A 2 83,03 82,74 MS
3 82,01
1 82,09
B 2 80,52 80,88 MS
3 80,03

Syarat kadar lemak pada margarin mempertahankan bentuk organ tubuh


yaitu minimal 80% (SNI3541:2014) [1].
[4]. Metode yang digunakan peneliti
Keterangan : MS = Memenuhi Syarat, dalam penetapan kadar lemak total
TMS = Tidak Memenuhi Syarat pada yaitu margarin kemasan dan
margarin tanpa kemasan yaitu metode
PEMBAHASAN Sokletasi, karena metode Sokletasi
Pada penelitian ini dilakukan uji merupakan ekstraksi lemak bebas
organoleptis dan penetapan kadar secara terus-menerus menggunakan
lemak total pada margarin merk x alat khusus dan pelarut non polar
dengan kemasan dan tanpa kemasan dengan adanya pendingin balik.
yang dijual di pasar perumnas Sokletasi dapat digunakan untuk
Wayhalim dengan metode sokletasi. sampel yang lunak dan padat dengan
Peneliti mengambil sampel ini menggunakan pelarut yang baru
dikarenakan margarin lebih banyak dengan jumlah yang relatif konstan
digemari oleh masyarakat untuk bahan [10].
membuat kue atau tambahan pada kue Prinsip sokletasi Sokletasi
selain itu harganya yang terjangkau. merupakan proses ekstraksi dari
Sampel yang digunakan yaitu margarin senyawa kimia yang terdapat dalam
kemasan dan margarin tanpa kemasan. bahan alam menggunakan pelarut yang
Penetapan kadar lemak total ini mudah menguap dan dapat melarutkan
dilakukan untuk melihat pada sampel senyawa kimia yang terdapat dalam
manakah yang memenuhi Standar bahan tersebut dengan cara penyarian
Nasional Indonesia 3541:2014 yaitu berulang-ulang. Proses pemisahan
minimal 80%. Selain itu, penetapan pada sokletasi ini dengan cara
kadar lemak total ini juga bertujuan pemanasan, sehingga uap yang timbul
untuk menginformasikan kepada setelah dingin secara kontinyu akan
masyarakat bahwa lemak merupakan membasahi sampel secara teratur,
sumber energi yang lebih besar pelarut tersebut dimasukkan kembali
dibandingkan karbohidrat dan protein kedalam labu dengan membawa
dan lemak juga merupakan penyusun senyawa kimia yang akan diisolasi
terbesar dari membran sel yang tersebut. Pelarut yang telah membawa
fungsinya sangat penting dalam senyawa kimia pada labu [10].

260 Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 4 Oktober 2017


PENETAPAN KADAR LEMAK MARGARIN MERK X DENGAN KEMASAN DAN
TANPA KEMASAN DENGAN METODE SOKLETASI

Proses ekstraksi ini berlangsung SARAN


selama empat jam dengan 16 kali Dari hasil penelitian tersebut maka
siklus pada penelitian ini, hal tersebut disarankan untuk :
dilakukan agar ada lemak yang 1. Bagi masyarakat perlu nya
tertampung di dalam labu lemak. menjaga keutuhan dan cara
Setelah empat jam pelarut disulingkan penyimpanan margarin karena
dan lemak yang terkumpul di dalam dapat mengubah kualitas produk
labu maka di oven kembali pada suhu baik dari rasa, bau, warna dan
1050C untuk menghilangkan sisa menghindari dari mikrooganisme.
pelarut dan air yang tertinggal . Labu 2. Bagi peneliti selanjutnya
alas didinginkan dalam dry cabinet disarankan untuk melakukan
selama 30 menit, tujuan dari penetapan kadar lemak asam
pendinginan di dry cabinet adalah bebas pada margarin kemasan dan
untuk menyeimbangkan objek dan margarin tanpa kemasan.
menyerap uap air. Setelah labu lemak
dingin maka tahap terakhir yaitu DAFTAR PUSTAKA
menimbang labu dengan sampel lemak 1. Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar
yang telah terkumpul hingga bobot Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia
konstan [2]. Pustaka Utama.
dari ketiga sampel kadar lemak 2. Amelia, M.R., dkk, 2014, Analisis
total semua memenuhi persyaratan SNI Kadar Lemak Metode Soxhlet
3541:2014 yaitu minimal 80% untuk (AOAC 2005), Institut Pertanian
kadar lemaknya. Dari masing-masing Bogor, Bogor.
sampel didapatkan kadar lemak total, 3. Badan Standarisasi Nasional. 1992.
sampel bermerek A memiliki kadar SNI 01-2891-1992 Tentang Cara
rata-rata 82,74%, sampel bermerek B Uji Makanan dan Minuman.
memiliki kadar rata-rata 80,88%. Jakarta: BSN
Perhitungan untuk penetapan kadar 4. Badan Standarisasi Nasional. 2014.
lemak total dapat dilihat pada lampiran SNI 3541:2014 Tentang Margarin.
2. Hasil ini sesuai dengan hasil Jakarta: BSN
penelitian yang telah dilakukan 5. Bech, M.E. 2011. Ilmu Gizi dan
Hutagalung kadar lemak pada margarin Diet. Yogyakarta: yayasan Essentia
didapatkan hasil 82,24% yang juga Medica.
memenuhi SNI 3541:2014 yaitu 6. Cakrawati, Dewi. & NH, Mustika.
minimal 80%. 2012. Bahan Pangan, Gizi dan
Berdasarkan hasil penelitian, Kesehatan. Bandung: Alfabeta.
kadar lemak margarin merk x dengan 7. https://infoana.wordpress.com/201
kemasan dan tanpa kemasan memiliki 1/01/20/macam-macam-pelarut/
Kadda lemak rata-rata 82,74 % dan diperoleh tanggal 22 Maret 2017
80,88 % telah memenuhi Standar pukul 15:19 WIB.
Nasional Indonesia dengan kadar 8. Hutagalung, L.E. 2009. Penetapan
minimal 80% untuk kadar lemaknya. Kadar Lemak dalam Margarin
dengan Metode Ekstraksi Sokletasi
KESIMPULAN di Balai Besar Pengawasan Obat
Dari hasil penelitian penetapan dan Makanan Medan. Medan
kadar lemak total pada margarin Sumatra Utara: Universitas
dengan metode Sokletasi yang dijual di Sumatra Utara.
Pasar Perumnas Wayhalim Kota Bandar 9. Istiqomah. 2013. Perbandingan
Lampung dapat disimpulkan bahwa Metode Ekstraksi Maserasi dan
kadar rata-rata lemak total untuk Sokletasi terhadap Kadar Piperin
sampel merk A sebesar 82,74%, dan Buah Cabe Jawa (piperis retrofracti
sampel merk B sebesar 80,88% yang fructu). Jakarta: Universitas Islam
memenuhi Standar Nasional Indonesia Negeri Syarif Hidayatullah.
3541:2014 yaitu minimal 80% 10. Marjoni, Mhd.R. 2016. Dasar-Dasar
sehingga memenuhi hipotesa Ho Fitokimia.Jakarta: Trans Infi Media.
karena kadar lemak total yang terdapat
pada margarin memenuhi persyaratan.

Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 4 Oktober 2017 261


Nofita, Niken Feladita

11. Nasution, P.S. 2010. Karakterisasi 13. Sudibyo, Supardi & Suharman.
Simplisia, Skrining Fitokimia dan 2010. Metodologi Penelitian.
Uji Toksisitas dari Ekstrak Umbi Jakarta; Trans Info Media.
Keladi Tikus (Tuber typhpnii) 14. Tuminah, S., 2009, Efek Asam
Dengan Metode Brine Shrimp Lemak Jenuh dan Asam Lemak Tak
Lethality (BST), skripsi. Medan Jenuh “Trans” Terhadap
Sumatra Utara: Universitas Kesehatan, Artikel Media Penelitian
Sumatra Utara. dan Pengembangan Kesehatan
12. Sudarmadji, S., Haryono, B., Volume XIX Tahun 2009, Suplemen
Suhardi, 2010, Analisa Bahan II.
Makanan dan Pertanian, Liberty 15. Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan
Yogyakarta, Yogyakarta. dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka.

262 Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 4 Oktober 2017

You might also like