You are on page 1of 8

Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) e-ISSN: 2776-9089

Volume 2 Nomor 1 Oktober 2021 p-ISSN: 2745-4096

Analisis Kandungan Asam Lemak pada Minyak Ikan Belut


Analysis of Fatty Acid Content in Eel Fish Oil

1
Maruba Pandiangan, 2Delima Panjaitan, 3April Dion Bangun
1,2,3
Prodi Teknologi Hasil Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas, Medan
email:maruba.pandiangan@gmail.com

ABSTRACT

The quality of fats and oils is determined by the content of fatty acids and their
distribution in the glycerol molecule. This study aims to determine the fatty acid content
in eel fish oil. Fish oil is taken from the edible part of the fish, namely by extraction by
soxhletation using n-hexane as a solvent. After obtaining fish oil, the fatty acid
components were analyzed by GC and the physicochemical characteristics were
analyzed. The results showed that the content of unsaturated fatty acids was higher than
saturated fatty acids. Total saturated fatty acids were 40.438%, total unsaturated fatty
acids were 59.562% which consisted of MUFA of 16.298% and PUFA of 43.272%.
Found omega 3 fatty acids, namely linolenic acid, and omega 6 acids, namely linoleic
acid. From the analysis of the characteristics of the physical and chemical properties, it
was found that it was still within the required limits. The ratio of omega 3 and omega 6 in
eel fish oil is still within the recommended comparison range. Judging from the fatty acid
content of eel fish oil contains omega 3 and omega 6 fatty acids so it is very good to be
consumed to improve human health
Keywords: fatty acids, eel fish oil, omega 3 and 6

ABSTRAK

Kualitas lemak dan minyak ditentukan oleh kandungan asam lemak dan distribusinya
pada molekul gliserol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan asam lemak
pada minyak ikan belut. Minyak ikan diambil bagian ikan yang dapat dikomsumsi, yaitu
dengan diekstraksi dengan cara sokletasi menggunakan pelarut n-heksan. Setelah
diperoleh minyak ikan dilakukan analisis komponen asam lemak dengan GC dan analisis
karakteristik sifat fisika kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan asam
lemak tak jenuh lebih tinggi dibandingkan asam lemak jenuh. Total asam lemak jenuh
sebesar 40,438%, total asam lemak tak jenuh sebesar 59,562% yang terdiri dari MUFA
sebesar 16,298% dan PUFA sebesar 43,272%. Ditemukan asam lemak omega 3 yaitu
asam linolenat, dan asam omega 6 yaitu asam linoleat. Dari analisis karakteristik sifat
fisika kimia ditemukan masih dalam batas yang dipersyaratkan. Perbandingan omega 3
dan omega 6 pada minyak ikan belut masih dalam rentang syarat perbandingan yang
dianjurkan. Dilihat dari kandungan asam lemak minyak ikan belut mengandung asam
lemak omega 3 dan omega 6 sehingga sangat baik dikomsumsi untuk meningkatkan
kesehatan manusia.

Kata kunci: asam lemak, minyak ikan belut, omega 3 dan 6

Analisis Kandungan Asam Lemak pada Minyak Ikan Belut 102


Oleh: Maruba Pandiangan, Delima Panjaitan, April Dion Bangun
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) e-ISSN: 2776-9089
Volume 2 Nomor 1 Oktober 2021 p-ISSN: 2745-4096

PENDAHULUAN zat gizi lemak berfungsi sebagai sumber


energi dan sumber asam lemak esensial.
Indonesia sangat kaya akan keragaman Konsumsi seluruh lemak yang
sumber pangan hewani, salah satunya dianjurkan adalah tidak lebih 30% dari
adalah ikan belut (Monopterus albus). total energi jika konsumsi lebih dari 30%
Belut mempunyai potensi untuk dapat memicu munculnya berbagai
dikembangkan, karena selain mudah penyakit antara lain obesitas
untuk pembudidayaannya, nilai (kegemukan), peningkatan kolesterol
ekonomis ikan belut juga sangat tinggi di (cholesterolemia) yang merupakan salah
pasaran. Selain itu juga belut satu faktor resiko dari PJK dan stroke
mempunyai kandungan gizi yang tinggi (Boateng, et al., 2016).
dan mempunyai banyak manfaat bagi Ekstaksi minyak atau lemak adalah
kesehatan (Ahmad, et al., 2016) suatu cara untuk mendapatkan minyak
Daging belut merupakan sumber atau lemak dari bahan yang diduga
protein hewani yang dianjurkan. Hal ini mengandung minyak atau lemak.
karena daging belut memiliki kandungan Adapun ekstraksi minyak atau lemak itu
gizi yang lengkap. Bahkan zat yang bermacam-macam, yaitu dengan
terdapat pada daging belut ternyata lebih rendering (dry rendering dan wet
tinggi dibanding zat-zat gizi yang rendering), pengepresan mekanik dan
terdapat pada telur dan daging sapi pada ekstraksi dengan pelarut (Sinaga, 2018).
berat yang sama. Belut sawah Analisa komposisi asam lemak
mengandung protein 14 g, lemak 27 g, dilakukan dengan gas kromatografi
fosfor 200 mg, kalsium 20 mg, vitamin (GC). Gas kromatografi merupakan
A 1600 SI, vitamin B 0,1 mg, vitamin C suatu teknik pemisahan senyawa yang
2 mg (Junariyata, 2016). didasarkan pada distribusi antara dua
Minyak ikan adalah salah satu zat fase (fase diam dan fase gerak). Gas
gizi yang mengandung asam lemak kaya kromatografi dapat digunakan untuk
manfaat karena mengandung sekitar analisis asam lemak, baik secara
25% asam lemak jenuh dan 75% asam kualitatif maupun kuantitatif. Analisis
lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh kualitatif berarti penentuan sifat-sifat
ganda atau polyunsaturated fatty acid dari suatu komponen atau campuran
yang disingkat PUFA, diantaranya DHA komponennya. Hasil dari gas
(docosahexaenoic acid), ARA kromatografi dinyatakan dengan
(arachidonic acid), dan EPA parameter waktu detensi (Rt) yaitu
(eicosapentanoic acid) dapat membantu waktu yang digunakan untuk mengelusi
proses tumbuh kembangnya otak komponen cuplikan sampai
(kecerdasan), perkembangan indra menghasilkan kromatogram (Dolowy
penglihatan, dan sistem kekebalan tubuh dan Alina, 2015).
bayi balita. Kandungan minyak didalam Analisis komposisi asam lemak
ikan ditentukan beberapa faktor, yaitu: menggunakan GC melalui dua tahap
jenis ikan, jenis kelamin, umur (tingkat yaitu pertama esterifikasi asam lemak
kematangan), musim, siklus bertelur, menjadi metil ester asam lemak agar
letak geografis perairan dan jenis lebih mudah menjadi gas karena titik uap
makanan yang dikonsumsi ikan tersebut ester rendah. Setelah itu pemisahan asam
(Maria et al., 2019). lemak dalam GC dan diperoleh
Nilai gizi lemak ditentukan oleh kromatogram yang menunjukkan
komposisi dan distribusi asam-asam banyaknya senyawa yang terkandung
lemaknya pada molekul gliserol. Sebagai dalam minyak (Pandiangan, et al., 2020).

Analisis Kandungan Asam Lemak pada Minyak Ikan Belut 103


Oleh: Maruba Pandiangan, Delima Panjaitan, April Dion Bangun
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) e-ISSN: 2776-9089
Volume 2 Nomor 1 Oktober 2021 p-ISSN: 2745-4096

METODE PELAKSANAAN Ditambahkan 1 ml BF3 (Boron


Triflourida) dan tutup rapat kembali
Bahan dan Alat tabung, lalu dipanaskan dalam penangas
Bahan yang digunakan dalam air 100°C selama 5 menit. Kemudian
penelitian ini adalah ikan belut yang didinginkan hingga suhu 30-40°C lalu
diperoleh dari pasar Kota Medan, ditambahkan 1 ml n-heksan dan dikocok
Reagensia yaitu : metil ester, n-heksan, kuat selama 30 detik.
chloroform, larutan jenuh KI, reagen Ditambahkan 2 ml larutan NaCl
yodiumbromida, dan khorida. jenuh hingga terbentuk dua lapisan yaitu
Alat-alat yang digunakan dalam air dan lapisan n-heksan. Lapisan n-
penelitian ini adalah labu pisah, heksan yang terbentuk dipisahkan
timbangan analitik, rotary evaporator, sehingga yang tersisa hanya lapisan air.
pisau cutter, kromatografi gas Shimadzu Lapisan ini diekstraksi kembali dengan 1
GC-FID, beaker glass, gelas ukur, pisau, ml n-heksan. Lapisan n-heksan yang
buret, batang pengaduk, pipet tetes, oven terbentuk diambil dan disatukan dengan
vakum, telenan, kertas saring, sentrifuge. lapisan n-heksan yang pertama. Ekstrak
n-heksan ditambahkan 50 mg Na2SO4
Metode Penelitian anhidrat dan dibiarkan selama 15 menit.
Minyak ikan belut diperoleh Fase cair bebas air diinjeksikan
dengan sokletasi dengan pelarut n- sebanyak 1ml untuk dianalisis dengan
heksan. Sebanyak 250 g fillet daging menggunakan alat gas kromatografi
ikan dicuci hingga bersih lalu digiling (Senarath, et al, 2017). Instrumen GC
atau dihaluskan, ukuran daging ikan (Gas Chromatography) yang digunakan
belut yang telah di cincang (dihaluskan) adalah RTX-5 DB-23, panjang 30 meter,
sangat mempengaruhi lama pengeringan diatur suhu kolom yaitu 40-250°C laju
daging ikan belut, kemudian dioven kenaikan suhu 20°C/menit, suhu detector
vakum selama 3 jam pada suhu 70°C, 260°C, gas pembawa nitrogen, laju
kemudian di ekstaksi dengan pelarut n- kolom 0,72ml/menit laju alir 37,7
heksan. ml/menit (Zhang, et al, 2018).
Minyak ikan yang telah diperoleh
dimurnikan disentrifugasi dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
kecepatan 7000 rpm selama 20 menit
(Ivanov and Blumberga, 2017). Profil minyak ikan belut
Selanjutnya minyak ikan yang diperoleh ditunjukkan dengan analisis kualitatif
dikarakterisasi sifat fisika kimia, dan asam lemak tak jenuh dan asam lemak
komposisi asam lemak. Pengujian sifat jenuh yang menyusun minyak ikan belut
fisika: titik keruh, total padatan. menggunakan GC-FID. Kromatografi
Pengujian sifat kimia: bilangan gas yang berfungsi memisahkan
peroksida, bilangan penyabunan, kadar senyawa dalam bentuk gas berdasarkan
asam lemak bebas, bilangan iodium waktu retensinya terhadap fase diamnya.
(AOAC, 2016). Waktu retensi setiap senyawa
Minyak ditimbang sebanyak 25 mg berbeda-beda tergantung sifat dan
didalam tabung reaksi bertutup interaksi senyawa tersebut dengan fase
ditambahkan 1 ml larutan NaOH 0,5 N diamnya. Sebelum dimasukkan dalam
(dalam methanol), lalu digojog selama 1 kolom GC asam lemak harus diesterkan
menit. Tabung ditutup rapat dan terlebih dahulu menjadi metil ester asam
dipanaskan didalam penangas air 100°C lemak agar lebih mudah menjadi gas
selama 5 menit, kemudian didinginkan karena titik uap ester rendah. Setelah
hingga berkisar antara 30-40°C. dipisahkan dalam GC akan diperoleh

Analisis Kandungan Asam Lemak pada Minyak Ikan Belut 104


Oleh: Maruba Pandiangan, Delima Panjaitan, April Dion Bangun
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) e-ISSN: 2776-9089
Volume 2 Nomor 1 Oktober 2021 p-ISSN: 2745-4096

kromatogram yang menunjukkan


banyaknya senyawa yang terkandung Tabel 1. Komposisi asam lemak yang
dalam minyak dan kelimpahan senyawa- terkandung dalam minyak ikan
senyawa tersebut dalam bentuk belut
presentase area. Setiap komponen asam Asam Lemak Minyak Ikan Belut (%)
lemak dilakukan dengan 1 2 Rerata
membandingkan waktu retensinya Asam lemak jenuh (SFA)
Asam Miristat 1,826 1,660 1,743
dengan standar pada komposisi analisis Asam Palmitat 32,850 32,245 32,548
yang sama. Kromatogram minyak ikan Asam Stearat 4,507 3,565 4,036
belut dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2, Asam Arakidat 2,103 2,121 2,112
komposisi asam lemak yang terkandung ∑ 41.286 39.591 40.438
dalam minyak ikan belut dapat dilihat Asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA)
pada Tabel 1. Asam 2,802 4,247 3,524
Palmitoleat
Gambar 1. Kromatogram minyak Asam Oleat w-9 7,624 12,788 10,206
ikan belut 1 Asam 2,532 2,588 2,560
Eikosenoatw-9
∑ 12,958 19,623 16,290
Asam lemak tak jenuh ganda (PUFA)
Asam Linoleat 37,774 30,975 34,374
w-6

Asam 7,982 9,812 8,897


Linolenatw-3
∑ 45,756 40,787 43,272
Berdasarkan Gambar 1 dan 2 serta
Tabel 1, data yang diperoleh dari analisis
GC diketahui bahwa asam lemak jenuh
dan asam lemak tak jenuh memiliki
perbedaan yang cukup jauh, kandungan
asam lemak jenuh adalah 40,438%,
sedangkan kandungan asam lemak tak
jenuh adalah 59,562% yang terdiri dari
asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA)
16,290% dan asam lemak tak jenuh
jamak (PUFA) 43,272%. Dari data ini
dapat diambil kesimpulan bahwa
komponen terbesar pada minyak ikan
belut adalah asam lemak tak jenuh
dengan persentasi PUFA yang lebih
tinggi dibandingkan dengan MUFA. Hal
ini sesuai dengan pendapat bahwa pada
minyak ikan komponen asam lemak
yang lebih tinggi adalah asam lemak tak
jenuh PUFA dan MUFA dibandingkan
asam lemak jenuh (Tilami, et al., 2018;
Le, et al., 2019).
Kandungan asam lemak jenuh yang
banyak terkandung adalah asam palmitat
Gambar 2. Kromatogram minyak ikan (C:16-0) sebesar 32,548%. Asam lemak
belut 2 tak jenuh C:18-3 (asam linolenat)

Analisis Kandungan Asam Lemak pada Minyak Ikan Belut 105


Oleh: Maruba Pandiangan, Delima Panjaitan, April Dion Bangun
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) e-ISSN: 2776-9089
Volume 2 Nomor 1 Oktober 2021 p-ISSN: 2745-4096

merupakan omega 3, asam lemak tak masih memenuhi persyaratan


jenuh C:18-2 (asam linoleat) merupakan (Alagawany, et al., 2019).
omega 6, dan asam lemak tak jenuh Minyak ikan adalah salah satu zat
C:18-1 (asam oleat), C:20-1 (asam gizi yang mengandung asam lemak kaya
eikosenoat) merupakan omega 9. manfaat karena mengandung sekitar
Berdasarkan data dapat disimpulkan 25% asam lemak jenuh dan 75% asam
bahwa kandungan asam lemak omega 6 lemak tak jenuh. Salah satu metode yang
pada minyak ikan belut lebih tinggi dilakukan untuk menentukan nilai gizi
dibandingkan dengan asam lemak omega suatu minyak atau lemak adalah
3 dan omega 9. Hal ini sesuai dengan berdasarkan komposisi asam lemaknya
penyataan bahwa pada minyak ikan yaitu dengan menghitung persentasi
diketahui kandungan omega 6 lebih penyimpangan dari perbandingan
besar dibandingkan dengan omega 9 dan golongan asam lemak ideal dengan
3 (Demir and Sarogoz, 2019). persentase SFA : MUFA : PUFA yaitu
Perbandingan asam lemak omega-3, 33,33% : 33,33% : 33,33%. Nilai gizi
omega-6, dan omega-9 ikan belut dapat minyak ikan belut berdasarkan
dilihat pada Tabel 2. penyimpangan dari komposisi ideal
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 2. Perbandingan asam lemak
omega-3 dan omega-6 ikan Tabel 3. Nilai gizi minyak ikan belut
belut
Komposisi asam lemak Penyi
Sampel ∑ ∑ Perbandiang Sampel (penyimpangan) mpang
Omega Omega an (w-3/w-6) SFA MUFA PUFA an
3 6 (%) (%) (%) (%)
Minyak 8,897% 34,374% 1:3,9 Kompo 33,33 33,33 33,33 0,00
Ikan sisi (0,00) (0,00) (0,00)
Belut ideal
Minyak 40,438 43,272 16,290 34,09
Berdasarkan Tabel 2 didapat ikan (7,11) (9,94) (17,04)
perbandingan omega 3 dan omega 6 belut
pada minyak ikan belut yaitu (1:3,9), Berdasarkan Tabel 3 nilai gizi yang
dimana omega 6 lebih besar dari omega terkandung di dalam minyak ikan belut
3 sehingga masih memenuhi persyaratan yaitu pada kandungan asam lemak jenuh
yang dianjurkan. Untuk SFA berada pada angka 40,438 %, asam
mempertahankan status asam lemak tak lemak tak jenuh PUFA 43,272 % dan
jenuh rantai panjang yang sehat asam lemak tak jenuh MUFA 16,290 %
dianjurkan perbandingan antara omega 3 dengan total penyimpangan 34,09 %.
dan omega 6 yaitu (1:1) atau setidaknya Data ini menyatakan bahwa nilai
(2:1) yang merupakan perbandingan gizi minyak ikan belut belum memenuhi
optimal (Akerele and Cheema, 2016). komposisi ideal nilai gizi minyak ikan
Asupan omega 6 yang berlebihan jika dilihat dari tingginya angka
melebihi perbandingan (ώ-6:ώ -3) yaitu penyimpangan yang ditunjukkan,
(20:1) dapat memicu patogenesis dari dimana nilai komposisi ideal SFA,
inflammasi, meningkatkan resiko MUFA, dan PUFA minyak ikan adalah
terkena kanker, kerusakan penglihatan, 33,33 % dan total penyimpangan adalah
autoimun juga penyakit 0,00 %. Tetapi secara keseluruhan
neurodegeneratif. Disimpulkan minyak ikan belut sudah memenuhi
perbandingan omega 3 dan omega 6 komposisi SFA, MUFA dan PUFA yang
pada minyak ikan belut masih dalam bernilai gizi yang baik. Dimana total
rentang syarat perbandingan sehingga asam lemak tak jenuh MUFA dan UFA

Analisis Kandungan Asam Lemak pada Minyak Ikan Belut 106


Oleh: Maruba Pandiangan, Delima Panjaitan, April Dion Bangun
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) e-ISSN: 2776-9089
Volume 2 Nomor 1 Oktober 2021 p-ISSN: 2745-4096

lebih tinggi dibandingkan asam lemak Berdasarkan Tabel 4 diperoleh


jenuh (Le et al., 2019). kadar asam lemak bebas sebesar 4,49 mg
Sifat fisika dan kimia minyak ikan KOH/g, lebih besar dari standar angka
belut dianalisis dengan penentuan titik asam menurut BPOM yaitu 0,6 – 1,0 mg
keruh, total padatan, bilangan peroksida, KOH/g. Angka asam yang besar
menunjukkan terbentuknya asam lemak
bilangan penyabunan, kadar asam lemak
bebas yang besar dari hidrolisis minyak.
bebas, bilangan jodium disajikan pada Semakin besar angka asam maka
Tabel 4. kualitas minyak akan semakin rendah.
Tabel 4. Sifat fisika dan kimia minyak Bilangan peroksida menunjukkan
tingkat kerusakan dari suatu minyak
ikan belut
ikan, dimana semakin besar bilangan
Karakteristik Satuan Jumlah peroksida maka kualitas minyak ikan
semakin rendah (Pandiangan, et al.,
Sifat Fisika
o
2018). Bilangan peroksida minyak ikan
Titik Keruh C 36,50 belut sebesar 2,97 (meq/kg). Hal ini
o
Total Padatan Brix 33,00 menujukkan minyak ikan belut masih
Sifat Kimia tergolong baik dan layak konsumsi.
Kadar ALB Mg 4,49 Dalam spesifikasi minyak ikan yang
KOH/
meq/k ditetapkan oleh BPOM RI dan
Bilangan Peroksida 2,97
g
g Farmakologi Indonesia adalah lebih
Bilangan Penyabunan mg 105,19 kecil atau sama dengan 5 meq/kg, dan
KOH/
mg/10
Bilangan Iodium 46,96 menurut International Fish Oil Standard
g
0g (IFOS) nilai bilangan peroksida harus
Total padatan berkolerasi positif dibawah 3,75 meq/kg untuk masuk
dengan kekeruhan. Semakin tinggi nilai dalam kategori minyak ikan layak
padatan, nilai kekeruhan juga semakin konsumsi. Berdasarkan kedua ketentuan
tinggi. Tingginya total padatan pada tersebut dapat disimpulkan bahwa
minyak ikan belut dapat disebabkan minyak ikan belut sangat layak untuk
karena minyak yang dihasilkan masih dikonsumsi dan tergolong sangat baik.
merupakan minyak ikan kasar (Crude Bilangan penyabunan minyak ikan
Fish Oil), yang masih mengandung belut adalah 108,84 mg KOH/g,
bahan-bahan non minyak. menunjukkan lebih rendah dibandingkan
Semakin tinggi titik keruh suatu standar SNI yaitu 196-200 mg KOH/g.
minyak maka dapat dikatakan semakin Rendahnya bilangan penyabunan
banyak pengotor yang ada dalam minyak menunjukkan bahwa asam lemak yang
tersebut. Selain banyaknya pengotor, rantainya panjang dalam minyak rendah
titik keruh juga erat ikatanya dengan sehingga mempunyai berat molekul
kandungan asam lemak jenuh dalam besar dan angka penyabunan yang kecil
minyak, semakin besar kandungan asam (CAC, 2017).
lemak jenuh maka minyak semakin cepat Bilangan iodium minyak ikan belut
keruh. pada Tabel 4 adalah 46,96 (meg/100g)
Titik keruh pada minyak ikan yang menunjukkan sedikit lebih tinggi
belut belum memenuhi standar maka dibandingkan Standard Nasional
perlu dilakukan pemurnian berulang agar Indonesia (SNI) bilangan iodium yaitu
titik keruh pada minyak ikan berkurang 45-46 mg/100g. Bilangan iodin
dan memenuhi standar mutu. Semakin mencerminkan ketidakjenuhan asam
tinggi ketidak jenuhan maka semakin lemak penyusun minyak dan lemak.
rendah titik keruh (Ratih, et al., 2016). Maka dapat disimpulkan bahwa bilangan

Analisis Kandungan Asam Lemak pada Minyak Ikan Belut 107


Oleh: Maruba Pandiangan, Delima Panjaitan, April Dion Bangun
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) e-ISSN: 2776-9089
Volume 2 Nomor 1 Oktober 2021 p-ISSN: 2745-4096

iodium yang tinggi menunjukkan bahwa Alagawany M., Elnesr S. E., Farag M R,
minyak tersebut mengandung asam ElHack M. E. A., Khafaga A. F.,
lemak tak jenuh yang besar (Haile, et al., Taha A. E., Tiwari R., Yatoo M. I.,
2019). Bhatt P., Khurana S. K. and
KESIMPULAN Dhama K. 2019. Omega-3 and
omega-6 fatty acids in poultry
Pada minyak ikan belut diperoleh nutrition: effect on production
total asam lemak tak jenuh sebesar performance and health, Animals
59,562% yang terdiri dari MUFA 2019,9,573;
sebesar 16,298% dan PUFA sebesar doi:10.3390/ani9080573.
43,272%, total asam lemak jenuh sebesar
40,438%. Dari data ini dapat diambil Association of Official Analytical
kesimpulan bahwa komponen terbesar Chemists, 2016, Official Methods
pada minyak ikan belut adalah asam of Analysis of AOAC International
lemak tak jenuh dengan persentasi 20th Edition, Rockville, MD
PUFA yang lebih tinggi dibandingkan 20850-3250 USA.
dengan MUFA. Boateng L., Richard A., William B. O.
Dari hasil analisa GC terdapat and Matilda S. A. 2016. Coconut
asam lemak omega 3 yaitu asam oil and palm oil's role in nutrition,
linolenat (C18:3n3) sebesar 8,90%, asam health and national development:
lemak omega 6 yaitu asam linoleat A review, Ghana Med J. 50(3):
(C18:2n6c) sebesar 34,47%, dan 189–196.
diperoleh perbandingan antara asam
lemak omega 3 dengan asam lemak Codex Alimentarius Commission, 2017,
Standard for Fish Oil CXS 329-
omega 6 sebesar 1:3,9. Dilihat dari
kandungan asam lemak minyak ikan 2017, Food and Agriculture
Organization of the United Nations
belut mengandung asam lemak omega 3
dan omega 6 sehingga sangat baik WHO Roma Italy.
dikomsumsi untuk meningkatkan Demir D. and Sarogöz S. 2019. The
kesehatan manusia. Effects Of Different Feeding
Times And Diets On The Whole
DAFTAR PUSTAKA Body Fatty Acid Composition Of
Goldfish (Carassius auratus)
Ahmad, F. S., Dinar T. S. and Ridwan A. larvae. Food Sci. Technol,
2016. The Phenotypic Diversity Of Campinas. 39(1): 216-223.
Three Populations Of Asian
Dołowy M and Alina P. 2015.
Swamp Eel Monopterus Albus
Chromatographic Methods in the
(Zuiew 1793) From West Java And
Separation of Long-Chain Mono-
Biometrics Responses On Salinity,
and Polyunsaturated Fatty Acids,
Jurnal Iktiologi Indonesia Journal of Chemistry. Volume
Akerele O. A., and Cheema S. K. 2016. 2015.
A Balance of Omega-3 and Haile M., Duguma, H. T., Chameno, G.,
Omega-6 Polyunsaturated Fatty and Kuyu, C. G. 2019. Effects of
Acids Is Important In Pregnancy. Location and Extraction Solvent
Journal of Nutrition & on Physico Chemical Properties of
Intermediary Metabolism. 5. 23- Moringa Stenopetala Seed Oil,
33. Heliyon, Vol. 5.

Analisis Kandungan Asam Lemak pada Minyak Ikan Belut 108


Oleh: Maruba Pandiangan, Delima Panjaitan, April Dion Bangun
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) e-ISSN: 2776-9089
Volume 2 Nomor 1 Oktober 2021 p-ISSN: 2745-4096

Ivanovs, K., and Blumberga D. 2017, Ratih R. D., Handayani, W., dan
Extraction of fish oil using green Oktavianawati I., 2016,
extraction methods: a short review, Karakterisasi dan Penentuan
Energy Procedia 128. 477- 483. Komposisi Asam Lemak dari Hasil
Pemurnian Limbah Pengalengan
Junariyata, M. F., dan Dewi, T. Q., 2016,
Ikan Dengan Variasi Alkali Pada
Budidaya belut di berbagai wadah,
Proses Netralisasi, Berkala
Penebar Swadaya Grup, Jakarta.
Sainstek, vol. 4, no. 1, p. 19-23,
Le H. V., Nguyen D. V., Nguyen Q. V., nov. 2016. ISSN 2339-0069.
Malau-Aduli B. S., Nichols P. D.
Senarath S., Yoshinaga K., Nagai T.,
and Malau-Aduli A.E.O. 2019.
Yoshida A., Beppu F., Jayasinghe
Fatty acid profles of muscle, liver,
C., Devadawson C., dan Gotoh N.,
heart and kidney of Australian
2017. Quantitative Analysis Of
prime lambs fed diferent
The Distribution of Cis-Eicosenoic
polyunsaturated fatty acids
Acid Positional Isomers In Marine
enriched pellets in a feedlot
Fishes From The Indian Ocean,
system, Scientific Reports. 9:1238
J. Oleo Sci. Vol. 66 (2), 187-197.
Maria A. G., Graziano R., Gaspare
P. and Nicolantonio D’O. 2019. Sinaga J. R., 2018, Analisis Kandungan
Omega-3 Polyunsaturated Fatty Asam Lemak Omega-3 dan
Acids: Benefits and Endpoints in Omega-6 Pada Ikan Mas Keramba
Sport, Nutrients. 11(1):46. dan Ikan Mas Kolam, Skripsi
doi: 10.3390/nu11010046 Universitas Katolik Santo Thomas,
Pandiangan M., Kaban J., Wirjosentono Medan.
B., dan Silalahi J., 2018. Analisis Tilami S. K., Sampels S., Zajíc T.,
Asam Lemak Omega 3 dan Omega Krejsa J., Másílko J., and Mráz J.,
6 pada Minyak Ikan Mas 2018, Nutritional value of several
(Cyprinus Carpio) TALENTA commercially important river fish
Conference Series: Science & species from the Czech Republic.
Technology (ST), Volume 2 Issue Peer J. 6:e5729; DOI
1- 2018: 37-44. 10.7717/peerj.5729.
Pandiangan M., Kaban J., Wirjosentono Zhang H., Shen Y., Zhang Y., Li L. and
B., dan Silalahi J., 2020, Analisis Wang X. 2018. Regiospecific
Asam Lemak Omega 3 dan Omega Analysis of Fatty Acids And
6 pada Minyak Ikan Lele secara Calculation of Triglyceride
GC-FID, Jurnal Riset Teknologi Molecular Species in Marine Fish
Pangan dan Hasil Pertanian Oils, BioMed Research
(RETIPA) Volume 1 Nomor 1 International Volume 2018,
Oktober 2020: 22-29. Article ID 9016840.

Analisis Kandungan Asam Lemak pada Minyak Ikan Belut 109


Oleh: Maruba Pandiangan, Delima Panjaitan, April Dion Bangun

You might also like