You are on page 1of 9

JURNAL ANALIS FARMASI

Volume 2, No. 4 Oktober 2017 Hal 242-250

PENETAPAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS PADA MINYAK


KELAPA, MINYAK KELAPA SAWIT DAN
MINYAK ZAITUN KEMASAN SECARA
ALKALIMETRI

DETERMINATION OF THE FREE FATTY ACID


LEVELS IN COCONUT OIL, COCONUT OIL
OIL AND OLIVE OIL PACKAGING IN
ALKALIMETRY

Ade Maria Ulfa1, Agustina Retnaningsih1, Rizkina Aufa1

ABSTRACT
Oil or fat was an effective energy source than carbohydrates and protein.
Besides that it also used as a medium of heat and give a savory taste to the food. The
purpose of this study is what levels of free fatty acids in coconut oil, palm oil and olive
oil if the oil meets the quality requirements. Oil is often used by people are coconut
oil, palm oil, and olive oil. Oil contained in the free fatty acids, free fatty acids that can
cause low oil quality. The population in this sample is in the form of packaging
branded oil was coconut oil, palm oil, and olive oil circulating in supermarkets Bandar
Lampung based production code. Titration acid-base titration was a volumetric
titration using NaOH as a secondary standard solution and potassium hydrogen
phthalate as the primary standard solution and added indicators pp. Endpoint was
characterized by a color change solution becomes pink. The results were obtained free
fatty acid content in edible oil packaging. Coconut oil was equal to 0.1243%, 0.4305%
palm oil, olive oil and 0.2077%. The results showed that coconut oil, palm oil and olive
oil meets the requirements of ISO ie 0.2% coconut oil, palm oil 0.5%, and 1.8% olive
oil. Thus this study recommend people to prefer cooking oil in the form of branded
packaging.

Keywords: Oil, Fatty Acid Free, Titration Alkalimetry

ABSTRAK
Minyak atau lemak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan
dengan karbohidrat dan protein. Selain itu minyak juga digunakan sebagai media
penghantar panas dan memberikan rasa gurih pada makanan. Tujuan penelitian ini
adalah berapakah kadar asam lemak bebas pada minyak kelapa, minyak kelapa sawit
dan minyak zaitun apakah memenuhi persyaratan mutu minyak. Minyak yang sering
digunakan masyarakat adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak
zaitun. Dalam minyak terkandung asam lemak bebas, asam lemak bebas yang tinggi
dapat menyebabkan mutu minyak yang rendah. Populasi pada sampel ini adalah
minyak dalam bentuk kemasan bermerk yaitu minyak kelapa, minyak kelapa sawit,
dan minyak zaitun yang beredar di supermarket Bandar Lampung berdasarkan kode
produksinya. Titrasi asidi-alkalimetri adalah titrasi volumetri dengan menggunakan
NaOH sebagai larutan baku sekunder dan kalium hidrogen ftalat sebagai larutan baku
primer serta ditambahkan indikator pp. Titik akhir titrasi ditandai dengan adanya
perubahan warna larutan menjadi warna merah muda. Hasil penelitian diperoleh kadar
asam lemak bebas pada minyak goreng kemasan. Minyak kelapa adalah sebesar
0,1243%, minyak kelapa sawit 0,4305%, dan minyak zaitun 0,2077%. Hasil tersebut
menunjukan bahwa minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan minyak zaitun memenuhi
persyaratan SNI yaitu minyak kelapa 0,2%, minyak kelapa sawit 0,5%, dan minyak
zaitun 1,8%. Sehingga penelitian ini merekomendasikan masyarakat untuk lebih
memilih minyak goreng dalam bentuk kemasan bermerk.

Kata kunci : Minyak, Asam Lemak Bebas, Titrasi Alkalimetri.

1) Akademi Analis Farmasi Dan Makanan Putra Indonesia Lampung


Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Minyak Kelapa, Minyak Kelapa Sawit
Dan Minyak Zaitun Kemasan Secara Alkalimetri

PENDAHULUAN bilangan peroksida, dan asam lemak


Masyarakat Indonesia lebih dari bebas (SNI No. 01-3741-2013). Asam
95% menggunakan minyak yang lemak bebas merupakan kadar asam-
berasal dari minyak nabati. Minyak asam lemak bebas yang terkandung
nabati adalah minyak yang dihasilkan dalam lemak atau lemak yang telah
dari ekstrak kandungan asam lemak terlepas dari trigliseridanya. Asam
tumbuh-tumbuhan, minyak nabati yang lemak bebas ada dalam minyak karena
paling popular dikonsumsi manusia hidrolisis minyak yang disebabkan oleh
adalah hasil olahan dari sawit, kelapa, adanya air dalam minyak atau karena
kacang, kedelai, jagung dan zaitun [1]. saat pengolahan minyak dan
Minyak nabati merupakan sumber penyimpanannya [6]. Lemak yang baik
lemak bagi semua orang tanpa kecuali, adalah lemak yang banyak
semua sumber minyak nabati dapat mengandung asam lemak esensial
diekstrak untuk diambil minyaknya. dikatakan esensial karena dibutuhkan
Meskipun demikian, hanya bahan oleh tubuh sedangkan tubuh tidak
nabati tertentu saja yang diolah dapat mensistensinya [7], fungsi lemak
menjadi minyak. Sementara lemak esensial sangat penting karena tubuh
nabati yang tidak dapat kita konsumsi kita tidak dapat menghasilkan sendiri
antara lain lemak atau minyak dari biji sehingga harus memperolehnya dari
jarak, minyak cat dan sebagainya [2]. luar tubuh berupa makanan itulah salah
Lemak dan minyak merupakan satu tujuan mengkonsumsi lemak [2].
zat yang penting untuk menjaga Lemak berfungsi sebagai cadangan
kesehatan tubuh manusia. Selain itu energi didalam bentuk jaringan lemak
lemak dan minyak juga merupakan yang ditimbun di tempat-tempat
sumber energi yang lebih efektif tertentu, jaringan lemak juga berfungsi
dibanding dengan karbohidrat dan sebagai bantalan organ-organ tubuh
protein. Satu gram minyak dapat tertentu, seperti mata dan ginjal [8].
menghasilkan 9 kalori/gram sedangkan Berdasarkan SNI No. 01-7381-
karbohidrat dan protein hanya 2008 syarat asam lemak bebas pada
menghasilkan 4 kalori/gram. Lemak minyak kelapa yaitu maksimal 0,2%.
dan minyak juga berfungsi sebagai Berdasarkan SNI No. 01-2901-2006
media penghantar panas seperti syarat asam lemak bebas pada minyak
minyak goreng [3]. kelapa sawit yaitu maksimal 0,5%.
Minyak goreng merupakan Berdasarkan SNI No. 01-4474-1998
komponen yang cukup penting dalam syarat asam lemak bebas pada minyak
menu manusia dan mampu memenuhi zaitun yaitu maksimal 1,8%. Bahaya
fungsi gizi, menambah cita rasa gurih, asam lemak bebas dalam tubuh dapat
dan menambah kalori, minyak goreng menyebabkan kolesterol dan
yang digunakan sebaiknya berwarna penyempitan pembuluh darah[9].
jernih [4]. Minyak goreng merupakan Berdasarkan penelitian
bahan pangan dengan komposisi utama sebelumnya oleh Hutabarat, [10],
trigliserida berasal dari bahan nabati, diperoleh kadar asam lemak bebas
dengan atau tanpa perubahan kimiawi, pada minyak kelapa 0,2320% Hal ini
termasuk, pendinginan dan telah menyatakan minyak kelapa murni tidak
melalui proses pemurnian [5]. Minyak memenuhi persyaratan SNI No. 01-
goreng merupakan zat yang penting 7381-2008 yaitu maksimal 0,2%.
untuk menjaga kesehatan tubuh Berdasarkan penelitian sebelumnya
manusia (Ketaren, 1986). Secara oleh Sumiyati, diperoleh kadar asam
umum komponen utama minyak yang lemak bebas pada minyak kelapa sawit
sangat menentukan mutu minyak 0,0732% hal ini menyatakan minyak
adalah asam lemak karena asam lemak kelapa sawit memenuhi persyaratan
menentukan sifat kimia dan stabilitas SNI No. 01-2901-2006 yaitu maksimal
minyak [5]. 0,5%.
Syarat mutu minyak goreng Minyak kelapa dan minyak
dapat ditentukan dengan beberapa kelapa sawit mengandung asam lemak
analisis diantaranya analisis terhadap jenuh relatif tinggi dibandingkan
cemaran logam, timbal, bilangan asam, dengan minyak zaitun. Sehubungan

Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 4 Oktober 2017 243


Ade Maria Ulfa, Agustina Retnaningsih, Rizkina Aufa

dengan hal tersebut penulis tertarik 1. Analisis Bau


untuk mengadakan penelitian terhadap a. Sampel minyak dikocok lalu
minyak kelapa, minyak kelapa sawit, tutup wadah dibuka.
dan minyak zaitun yang dikonsumsi b. Cium contoh sampel minyak
sebagai minyak goreng dalam bentuk pada jarak kira- kira 5 cm dari
kemasan bermerk, dengan menentukan hidung lalu kebaskan kearah
kadar asam lemak bebasnya. hidung untuk mengetahui
Syarat mutu asam lemak bebas baunya.
pada minyak goreng harus memenuhi c. Jika tercium bau khas minyak
persyaratan Badan Standardisasi segar dan tidak tengik maka
Nasional yang telah ditetapkan, hasil dinyatakan normal,
sehingga produk tersebut dapat sebaliknya jika tercium bau
mencukupi kebutuhan di dalam tubuh. asing maka hasil dinyatakan
Metode Alkalimetri sesuai dengan tidak normal.
prinsipnya yaitu penetapan kadar asam
dengan menggunakan larutan standar 2. Analisis Rasa
basa. Minyak yang mengandung asam a. Tuangkan sampel minyak
lemak bebas hasil hidrolisa direaksikan kedalam sendok yang bersih
dengan NaOH sebagai titran dan dan rasakan dengan lidah.
fenolftalein sebagai indikator. dan b. Hasil dinyatakan normal jika
menggunakan pelarut organik seperti rasa khas minyak goreng.
etanol sering digunakan untuk Sebaliknya jika terasa asing
melarutkan analit sebelum maka hasil dinyatakan tidak
penambahan titran [11]. normal.

METODOLOGI PENELITIAN 3. Analisis Warna


Penelitian akan dilakukan di a. Pindahkan sampel minyak
Laboratorium Kimia Akafarma Putra kedalam tabung reaksi lalu
Lampung Indonesia Jalan Pramuka no. amati dengan mata.
27 Kemiling Bandar Lampung Kimia b. Jika tidak terdapat warna lain
Organik Universitas Lampung. atau kuning pucat maka hasil
Penelitian akan di lakukan pada bulan dinyatakan norma, sebaliknya
April 2016. Populasi pada sampel ini jika terlihat warna lain maka
adalah minyak dalam bentuk kemasan hasil dinyatakan tidak normal.
bermerk yaitu minyak kelapa, minyak
kelapa sawit, dan minyak zaitun yang Analisis Kualitatif
beredar di supermarket Bandar a. Analisis Kualitatif [1]
Lampung berdasarkan kode 1. Ditambahkan 2-3 tetes indikator
produksinya. Titrasi asidi-alkalimetri fenolftalein kedalam larutan
adalah titrasi volumetri dengan alkali NaOH sampai berwarna
menggunakan NaOH sebagai larutan merah muda (larutan A).
baku sekunder dan kalium hidrogen 2. Dilarutkan 3 ml dengan 5 ml
ftalat sebagai larutan baku primer serta eter supaya minyak larut dan
ditambahkan indikator pp. Titik akhir saat penambahan mudah
titrasi ditandai dengan adanya diamati ( larutan B).
perubahan warna larutan menjadi 3. Ditambahkan larutan A kedalam
warna merah muda larutan B.
4. Diamati jika terdapat asam
PROSEDUR KERJA PENELITIAN lemak bebas maka terjadi
Analisis Organoleptik perubahan warna dari warna
Analisis organoleptik terhadap merah muda menjadi tidak
minyak zaitun, minyak kelapa dan berwarna.
minyak kelapa sawit dilakukan dengan
pemeriksaan bau, rasa dan warna Analisis Kuantitatif
terhadap minyak zaitun, minyak kelapa 1. Standarisasi NaOH 0,1 N dengan
dan minyak kelapa sawit (SNI No. 01- kalium hidrogen ftalat [13]
7381-2008).

244 Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 4 Oktober 2017


Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Minyak Kelapa, Minyak Kelapa Sawit
Dan Minyak Zaitun Kemasan Secara Alkalimetri

a. Ditimbang seksama lebih kurang a. Timbang dengan seksama ±


100 mg kalium hidrogen ftalat 30 gram contoh ke dalam
yang sebelumnya telah erlenmeyer 250 ml.
dihaluskan dan dikeringkan b. Tambahkan 50 ml alkohol 95
pada suhu 120o C selama 2 jam % netral.
masukan dalam erlenmeyer. c. Tambahkan 2 - 3 tetes
b. indikator fenolftalein.
c. Dipipet 5 ml air bebas CO2. d. Titrasi dengan NaON 0,1 N
d. Ditambah 2 – 3 tetes indikator hingga warna merah jambu
fenolftalein. tetap.
e. Dititrasi dengan NaOH 0,1 N e. Kadar asam lemak bebas
sampai terjadi perubahan warna dinyatakan dalam persen (
merah muda konstan. % ) dan hitung dengan
f. Konsentrasi dapat dihitung rumus :
dengan menggunakan rumus :

Keterangan :
N= Normalitas.
BE=Berat Ekivalen Kalium hidrogen
ftalat.
V = Volume titran (liter).
HASIL PENELITIAN
2. Penetapan Kadar Asam Lemak Uji Organoleptik
Bebas [8]
Tabel 1.
Data Uji Organoleptik Minyak Goreng dalam Bentuk Kemasan Bermerk
konsentra
No Sampel Bau Rasa Warna pewadahan
si
Tertutup
Kuning
1. Lemak Gurih rapat, Cair
muda
transparan
Tertutup
Kuning
2. Lemak Gurih rapat, Cair
muda
transparan
Tertutup
Kuning
3. Minyak Kelapa Lemak Gurih rapat, Cair
muda
transparan
Tertutup
Kuning
4. Lemak Gurih rapat, Cair
muda
transparan
Tertutup
Kuning
5. Lemak Gurih rapat, Cair
muda
transparan
Tertutup
1. Lemak Gurih Kuning rapat, Cair
transparan
Tertutup
2. Lemak Gurih Kuning rapat, Cair
Minyak Kelapa transparan
Sawit Tertutup
3. Lemak Gurih Kuning rapat, Cair
transparan
Tertutup
4. Lemak Gurih Kuning rapat, Cair
transparan

Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 4 Oktober 2017 245


Ade Maria Ulfa, Agustina Retnaningsih, Rizkina Aufa

Tertutup
5. Lemak Gurih Kuning rapat, Cair
transparan
Tertutup
1. Lemak Gurih Kuning Cair
rapat, gelap
Tertutup
2. Lemak Gurih Kuning Cair
rapat, gelap
Tertutup
3. Minyak Zaitun Lemak Gurih Kuning Cair
rapat, gelap
Tertutup
4. Lemak Gurih Kuning Cair
rapat, gelap
Tertutup
5. Lemak Gurih Kuning Cair
rapat. gelap

Analisis Kualitatif goreng kemasan bermerk setelah


Data hasil analisa kualitatif ditambahkan indikator fenolftalein yang
asam lemak bebas dalam minyak telah ditetesi NaOH

Tabel 2.
Data hasil identifikasi asam lemak bebas pada minyak goring kemasan bermerk
secara kualitatif

No
Sampel Cara kerja Hasil Pengamatan Kesimpulan
.
3 ml
Warna merah muda
1. sampel+eter+ Positif ALB
minyak kelapa hilang selama 15
NaOH+
detik
indikator pp
3 ml
Warna merah muda
2. Minyak Kelapa sampe+eterl+ Positif ALB
hilang selama 15
Sawit NaOH+
detik
indikator pp
3 ml
Warna merah muda
3. sampel+eter+ Positif ALB
Minyak Zaitun hilang selama 15
NaOH+
detik
indikator pp
3 ml
Warna merah muda
sampel +eter
4. Kontrol (+) hilang selama 15 Positif ALB
+ NaOH +
detik
indikator pp
Eter + NaOH Warna merah muda
5. Kontrol (-) Negatif ALB
+ indikator pp tidak hilang

Keterangan :
Kontrol positif = minyak sawit dengan merk berbeda. Kontrol Negatif = reagen
yang digunakan.

Analisis Kuantitatif metode alkalimetri, maka didapat data


Setelah dilakukan analisa kadar asam lemak bebas dari minyak
kuantitatif terhadap kadar asam lemak goreng dalam kemasan tersebut, yang
bebas pada minyak goreng dalam disajikan dalam bentuk tabel.
kemasan dengan menggunakan

246 Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 4 Oktober 2017


Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Minyak Kelapa, Minyak Kelapa Sawit
Dan Minyak Zaitun Kemasan Secara Alkalimetri

Tabel 4.
Data hasil standarisasi NaOH dengan Kalium Hidrogen Ftalat

Berat sampel Normalitas Normalitas


No Sampel
Sampel rata-rata
1. 0,1040 N
Kalium
2. 100 mg 0,1164 N 0,1097 N
hidrogen ftalat
3. 0,1087 N

Tabel 5.
Data Hasil Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas pada Minyak Goreng Kemasan

Berat Kadar ALB


Kadar rata- Standa
No Sampel Sampel Minyak Goreng Kesimpulan
rata ALB r SNI
Uji Kemasan
1. 30 gram 0,1243 %
2. 30 gram 0,1097 %
Minyak
3. 30 gram 0,1389 % 0.1243 % 0,2 % MS
Kelapa
4. 30 gram 0,1170 %
5. 30 gram 0,1243 %
1. 30 gram 0,4680 %
2. Minyak 30 gram 0,4025 %
3. Kelapa 30 gram 0,5054 % 0,4305 % 0,5 % MS
4. Sawit 30 gram 0,3276 %
5. 30 gram 0,4493 %
1. 30 gram 0,2901%
2. 30 gram 0,1778 %
Minyak
3. 30 gram 0,2059 % 0,2077 % 1,8 % MS
Zaitun
4. 30 gram 0,1965 %
5. 30 gram 0,1684 %

Keterangan :
MS = Memenuhi Syarat

PEMBAHASAN bebas semakin tinggi. Asam lemak


Pada penelitian ini telah bebas yang terkandung dalam sampel
dilakukan uji organoleptik, identifikasi, dapat berasal dari proses hidrolisis atau
pembakuan dan penetapan kadar asam karena proses pengolahan yang kurang
lemak bebas dalam minyak goreng baik, proses hidrolisis dapat dilakukan
kemasan bermerk yang dijual di salah dengan proses pemanasan. Trigliserida
satu supermarket Bandar Lampung, (3 molekul asam lemak yang terikat
sampel yang diambil dari tiap jenis dengan gliserol) bereaksi dengan 3
minyak goreng dalam bentuk kemasan molekul air akan menghasilkan asam
dengan merk yang paling diminati, lemak bebas dan gliserol.
diambil satu berdasarkan kode Tahap analisis yang pertama
produksinya dengan menggunakan yang dilakukan adalah uji organoleptik
metode alkalimetri. Alkalimetri dengan membandingkan bau, rasa,
merupakan penetapan kadar secara warna, pewadahan dan konsistensi dari
kuantitatif terhadap senyawa-senyawa minyak goreng kemasan bermerk. Uji
yang bersifat asam dengan bau pada sampel minyak goreng yang
menggunakan baku basa [12]. dilakukan yaitu sampel minyak dikocok
Penentuan kadar asam lemak terlebih dahulu lalu tutup wadah pada
bebas digunakan untuk mengetahui minyak dibuka dan dicium sampel
jumlah asam lemak bebas yang minyak pada jarak kira-kira 5 cm dari
terdapat dalam minyak. Semakin besar hidung lalu kebaskan kearah hidung
angka berarti kandungan asam lemak untuk mengetahui bau dari sampel

Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 4 Oktober 2017 247


Ade Maria Ulfa, Agustina Retnaningsih, Rizkina Aufa

tersebut, setelah dilakukan pengujian masing-masing sampel yang diuji


tersebut dapat diketahui bahwa sampel didapat hasil bahwa sampel minyak
minyak kelapa, minyak kelapa sawit, kelapa, minyak kelapa sawit dan
dan minyak zaitun memiliki bau lemak minyak zaitun positif mengandung
yang khas sesuai dari sumber sampel asam lemak bebas yaitu terjadi
masing-masing perubahan warna dari warna merah
Sedangkan untuk uji rasa muda hilang selama 15 detik.
dilakukan dengan cara menuangkan Tahapan ketiga adalah uji
minyak pada sendok bersih dan standarisasi NaOH 0,1 N dengan kalium
rasakan dengan menggunakan lidah hidrogen ftalat yaitu dengan
setelah dilakukan pengujian tersebut menimbang 100 mg kalium hydrogen
dapat diketahui bahwa dari masing- ftalat yang sebelumnya telah
masing sampel minyak kelapa, minyak dihaluskan dan dikeringkan dengan
kelapa sawit, dan minyak zaitun suhu 120o C selama 2 jam masukan
memiliki rasa yang gurih. Untuk uji dalam erlenmeyer 250 ml, tambahkan
warna pada sampel minyak kelapa, 5 ml air bebas CO2 kedalam erlenmeyer
minyak kelapa sawit, dan minyak tambahkan 2-3 tetes indikator
zaitun dilakukan dengan cara fenolftalein, titrasi dengan
menuangkan sampel secukupnya ke menggunakan NaOH 0,1 N amati setiap
dalam 1 tabung reaksi untuk masing- tetes titran sampai terbentuk warna
masing sampel lalu amati dengan mata merah muda konstan yang tidak hilang
warna dari masing-masing sampel selama 15 detik. Setelah dilakukan
tersebut, sehingga didapat hasil minyak ditrasi di dapatkan kadar sebesar
kelapa memiliki warna kuning yang 0,1040 N. 0,1164 N. 0,1087 N dengan
lebih jernih dibandingkan dengan normalitas rata-rata 0,1097 N.
minyak kelapa sawit dan minyak Pada analisa kuantitatif dengan
zaitun, sedangkan untuk minyak kelapa metode alkalimetri yaitu menggunakan
sawit dan minyak zaitun memiliki indikator yang sesuai ditentukan Oleh
warna kuning yang lebih terang PH larutan pada titik ekivalen diatas 7,
dibandingkan dengan minyak kelapa. maka indikator yang sesuai yaitu
Pada uji pewadahan untuk fenolftalein dengan pH 8,0 sampai 9,6.
masing-masing sampel dapat diamati Sebagai pelarut sampel menggunakan
oleh mata langsung bahwa wadah alkohol netral 95% karena minyak dan
minyak kelapa memiliki wadah yang lemak dapat larut dalam pelarut
tertutup rapat dan transparan, untuk organik yang memiliki kecendrungan
minyak kelapa sawit memiliki wadah non polar, misalnya etanol, alkohol,
tertutup rapat transparan sedangkan ether maupun kloroform dan ketidak
untuk minyak zaitun wadah tertutup larutannya dalam air. Untuk titran
rapat dan gelap. Sedangkan untuk menggunakan NaOH 0,1 N. Penetapan
konsentrasi dari masing-masing sampel kadar asam lemak bebas pada minyak
minyak kelapa, minyak kelapa sawit kelapa, minyak kelapa sawit dan
dan minyak zaitun didapat hasil bahwa minyak zaitun dengan cara menimbang
konsentrasi dari minyak tersebut dengan seksama 30 gram sampel
adalah setengah padat. untuk masing-masing sampel, setiap
Tahapan kedua adalah uji sampel dilakukan pengulangan 5x
kualitatif untuk masing-masing sampel masukan dalam erlenmeyer 250 ml,
minyak kelapa, minyak kelapa sawit, tambahkan 50 ml alkohol 95% netral,
dan minyak zaitun dilakukan dengan tambahkan 2-3 tetes indikator
cara menambahkan 2-3 tetes indikator fenolftalein kedalam masing-masing
fenolftalein kedalam larutan alkali erlenmeyer lakukan titrasi dengan
NaOH sampai berwarna merah muda menggunakan larutan NaOH 0,1 N
(larutan A). Larutkan 3 ml sampel hingga berwarna merah muda yang
dengan 5 ml alkohol 95% supaya tetap.
minyak larut dan saat penambahan Dari penetapan kadar asam
larutan A mudah diamati (larutan B) lemak bebas dalam minyak goreng
kemudian tambahkan larutan A dalam bentuk kemasan bermerk
kedalam larutan B setelah diamati pada dengan menggunakan metode

248 Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 4 Oktober 2017


Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Minyak Kelapa, Minyak Kelapa Sawit
Dan Minyak Zaitun Kemasan Secara Alkalimetri

alkalimetri, didapat kadar asam lemak yaitu minyak kelapa, minyak kelapa
bebas pada minyak kelapa 0,1243%. sawit dan minyak zaitun. Pada
0,1097%. 0,1389%. 0,1170%. penelitian ini kadar asam lemak bebas
0,1243% dan diperoleh nilai rata-rata dalam setiap sampel minyak goreng
untuk minyak kelapa yaitu sebesar dalam bentuk kemasan bermerk, hal ini
0,1243%. minyak kelapa sawit dikarenakan perbedaan jenis asam
0,4680%. 0,4025%. 0,5054%. lemaknya, minyak kelapa dan minyak
0,3276%. 0, 4493% dan diperoleh nilai kelapa sawit merupakan asam lemak
rata-rata untuk minyak kelapa sawit jenuh tinggi, sedangkan untuk minyak
yaitu sebesar 0,4305%, dan minyak zaitun lemak jenuh tidak tinggi, dari
zaitun 0,2910%. 0,1778%. 0,2059%. hasil analisa diperoleh kadar yang
0,1965%. 0,1684%. Dan diperoleh nilai paling rendah yaitu minyak kelapa dan
rata-rata untuk minyak zaitun sebesar kadar yang paling tinggi yaitu sampel
0,20774%. Sehingga diperoleh minyak kelapa sawit hal ini dapat
kesimpulan kadar asam lemak bebas disebabkan oleh faktor produksi minyak
pada minyak kelapa, minyak kelapa yang kurang sempurna dan proses
sawit, dan minyak zaitun telah penyimpanan, minyak yang rusak
memenuhi persyaratan Badan akibat proses penyimpanan yang
Standardisasi Nasiolan sesuai dengan kurang benar yang disebabkan oleh
persyaratan masing-masing minyak kelembaban yang akan menyababkan
goreng yaitu minyak kelapa (SNI N0. hidrolisis pada minyak dan sinar
01-7381-2008) yaitu maksimal 0,2%. matahari langsung dalam jangka
Minyak kelapa sawit (SNI No. 01-2901- waktu tertentu dapat menyebabkan
2006) yaitu maksimal 0,5% dan pecahnya ikatan trigliserida pada
minyak zaitun (SNI No. 01-4474-1998) minyak lalu membentuk gliserol dan
yaitu maksimal 1,8% . Dari penelitian asam lemak bebas, selain itu dalam
ini dapat diketahui bahwa asam lemak jaringan yang mengandung minyak
bebas dari masing-masing sampel terdapat enzim lipase yang dapat
memenuhi persyaratan mutu minyak mempercepat reaksi hidrilosis minyak
dari masing-masing sampel dan baik sehingga kadar asam lemak bebas
untuk dikonsumsi dan digunakan dalam dalam minyak bertambah.
sehari-hari
Dari penelitian sebelumnya yang KESIMPULAN
dilakukan oleh [10], diperoleh kadar 1) Dari penetapan kadar asam lemak
asam lemak bebas pada minyak kelapa bebas dalam minyak goreng
sebesar 0,2320 % hal ini menyatakan kemasan bermerk yaitu minyak
bahwa kadar asam lemak bebas pada kelapa diperoleh kadar sebesar
minyak kelapa murni tidak memenuhi 0,1243% dengan standar maksimal
persyaratan (SNI No. 01-7381-2008) yaitu 0,2% (SNI No. 01-7381-
yaitu maksimal 0,2%. asam lemak 2008). Minyak kelapa sawit
bebas yang di dapat pada sampel 0,4305% dengan standar maksimal
minyak kelapa berlebih dapat terjadi 0,5% (SNI No. 01-2901-2006) dan
karena terhidrolisis. Dan berdasarkan minyak zaitun diperoleh kadar
penelitian selanjutnya oleh (Sumiati, sebesar 0,2077% (SNI No. 01-
2006) yaitu penetapan kadar asam 4474-1998).
lemak bebas pada minyak kelapa sawit 2) Dari hasil penetapan kadar asam
diperoleh kadar sebesar 0,0732% hal lemak bebas pada minyak kelapa,
ini menyatakan bahwa minyak kelapa minyak kelapa sawit, dan minyak
sawit telah memenuhi persyaratan (SNI zaitun dalam bentuk kemasan
No. 01-2901-2006) yaitu maksimal bermerk dapat disimpulkan bahwa
0,5%. Sehingga minyak kelapa sawit dari masing-masing sampel minyak
yang digunakan sebagai sampel goreng telah memenuhi standar
memeliki kualitas dan mutu yang baik. yang telah ditetapkan oleh Badan
Sampel minyak goreng yang Standardisasi Nasional untuk
dianalisis yaitu sampel yang terbuat masing-sampel minyak.
dari berbagai jenis bahan dasar yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat

Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 4 Oktober 2017 249


Ade Maria Ulfa, Agustina Retnaningsih, Rizkina Aufa

SARAN 5. Ayustaningawrno, F., Anggaraheni,


1. Untuk masyarakat hendaknya N., Retnaningrum, G., Rejeki,
memperhatikan tempat penyimpana M,S,W., Safitri, I., Suhardinata, F.,
minyak goreng, karena sangat Umami, Chomsatun., 2014,
mempengaruhi mutu dan kualitas Aplikasi Pengelola Pangan, CV Budi
minyak. Utama, Yogyakarta.
2. Disarankan sebaiknya para 6. Buckle, K,A., Edwards, R,A., Fleet,
pedagang minyak goreng G,H., Wotton, M., 2009, Ilmu
menyimpan minyak dengan cara Pangan, diterjemahkan oleh Hari
yang baik dan suhu yang sesuai, Purnomo Adiono, Universitas
karena cara penyimpanan minyak Indonesia PRESS, Jakarta.
yang kurang baik dapat 7. Almatsier, S., 2009, Prinsip Dasar
mempengaruhi kadar asam lemak Ilmu Gizi, PT, Gramedia Pustaka
yang tinggi. Utama, Jakarta.
3. Untuk penelitian selanjutnya 8. Sediaoetama, A,D., 2008, Ilmu
dilakukan penelitian tentang Gizi, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta.
perbandingan asam lemak bebas 9. Ketaren, S., 1986, Pengantar
minyak kelapa, minyak kelapa Teknologi Minyak dan Lemak. UI-
sawit, dan minyak zaitun yang PRESS, Jakarta.
sudah dipakai. 10. Hutabarat, S,C., 2014, Penetapan
Kadar Asam Lemak Bebas pada
DAFTAR PUSTAKA Minyak Kelapa Murni dan Minyak
1. Sumiyati., 2006, Penatapan Kadar Inti Kelapa, Universitas Sumatera
Asam Lemak Bebas dalam Minyak Utara, Medan.
Kelapa, Kelapa Sawit, Kedelai dan 11. Watson, D,G., 2013, Analisis
Jagung yang Beredar di Bandar Farmasi, Penerbit Buku Kedokteran
Lampung dengan Metode EGC, Jakarta.
Alkalimetri, (KTI) AKAFARMA Putra 12. Gandjar, I,G., Rohman, A., 2012,
Indonesia, Bandar Lampung. Kimia Farmasi Analisis, Pustaka
2. Lingga, L., 2012, Sehat dan Belajar, Yogyakarta.
Sembuh dengan Lemak, PT, 13. Farmakope Indonesia, 1995, Edisi
Grafika Mardi Yuana, Bogor. IV Direktorat Jendral Pengawasan
3. Winarno, F,G., 2002, Kimia Pangan Obat dan Makanan Farmakope
dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Indonesia, Departemen Kesehatan
Jakarta. Republik Indonesia, Jakarta.
4. Hambali, E., Suryani, A., 2005, 14. Badan Standardisasi Nasional,
Membuat Aneka Bumbu Instan 2008, SNI, 01-7381-2008, Minyak
Pasta, PT, Adev Prima Mandiri, Kelapa Virgin, Jakarta.
Bogor.

250 Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 4 Oktober 2017

You might also like